Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Rasio pada PT Bank Central Asia Tbk Periode 2006-2015

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis,
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak
akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan
seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi
perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana
(kas) perusahaan dalam periode tertentu.
Menurut Munawir (2004:2) pengertian laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.
Selain itu, menurut Harahap (2002:7) laporan keuangan merupakan pokok

atau hasil akhir dari suatu proses akuntasi yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan
juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya.

6
Universitas Sumatera Utara

7

Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1
(IAI:2004:04) Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun
menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status
keuangan dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisis laporan
keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah
disusun. Tujuan laporan keuangan menurut Bernstein (1983) adalah sebagai

berikut:
1. Screening
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah
yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain
dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

8

5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola

perusahaan.
Disamping tujuan tersebut di atas, analisis laporan keuangan juga dapat
digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Dengan
melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan
keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan
pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan
perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.
2.1.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Rudianto (2012:17) Laporan Keuangan terdiri dari:
1. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Statement of Comprehensif Income) yaitu
laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama suatu periode akuntansi atau satu tahun.
2. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity) yaitu laporan
yang menunjukkan perubahan hak residu atas asset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban.
3. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position) yaitu daftar yang
menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi
dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) yaitu laporan yang
menunjukkan aliran uang yang diterima dan yang digunakan perusahaan

selama satu periode akuntansi beserta sumber-sumbernya.

Universitas Sumatera Utara

9

5. Catatan atas Laporan Keuangan yaitu informasi tambahan yang harus
diberikan menyangkut berbagai hal yang terkait secara langsung dengan
laporan keuangan yang disajikan entitas tertentu seperti kebijakan akuntansi
yang digunakan perusahaan, dan berbagai informasi yang relevan dengan
laporan keuangan tersebut.
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif (menyajikan
kembali pos-pos laporan keuangan) atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya.
2.2. Kinerja Keuangan
2.2.1. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau
perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja

keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
sumberdaya yang dimilikinya.
Menurut Jumingan (2011:239) Kinerja keuangan merupakan gambaran
kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas perusahaan.
Menurut Mahmudi (2010:87) keberhasilan kinerja dapat dinilai dari aspek
ekonomi terkait dengan penggunaan sumber daya secara hemat, efisiensi terkait
dengan kesesuaian pelaksanaan dengan anggaran, dan efektivitas terkait dengan
ketercapaian target.

Universitas Sumatera Utara

10

2.2.2. Tujuan Kinerja Keuangan
Menurut Jumingan (2011:239) tujuan kinerja keuangan bagi perusahaan
yaitu:
1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan terutama
kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam
tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

2. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan semua
asset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:4) analisis kinerja keuangan
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus
kas dari sumber daya yang ada dan bermanfaat dalam perumusan pertimbangan
tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
2.2.3. Cara menilai Kinerja Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2014:3), terdapat lima tahap dalam menilai kinerja
keuangan yaitu:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan, bertujuan agar laporan
keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah
yang berlaku umum dalam dunia akuntansi sehingga hasil laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan, penerapannya disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh, hasil
hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan

Universitas Sumatera Utara


11

dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Terdapat dua metode
yang paling umum dipergunakan dalam melakukan perbandingan yaitu:
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar
periode.
b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan
secara bersamaan.
Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat
dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada
dalam kondisi sangat baik, baik, normal, tidak baik, dan sangat tidak baik.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang
ditemukan, yang bertujuan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan
kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan, setelah ditemukan berbagai permasalahan yang
dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan

agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan
diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap
review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi
terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Universitas Sumatera Utara

12

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan
tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu menurut
Jumingan (2011:242):
1. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan
cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan
menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam
persentase (relatif).
2.


Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3.

Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik analisis
untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua
periode waktu yang dibandingkan.
5.

Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu
periode waktu tertentu.

6.


Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan dis antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

Universitas Sumatera Utara

13

8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan adalah analisis rasio keuangan dan trend.
1. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengevaluasi posisi keuangan perusahaan yang berguna untuk membantu
perusahaan dalam menentukan estimasi dan prediksi mengenai kondisi dan
kinerja keuangan perusahaan pada periode mendatang.
2. Analisis Trend

Menurut Harahap (2007:244), Analisis trend bertujuan untuk mengetahui
kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan di masa yang akan datang
baik kecenderungan naik, turun maupun tetap. Analisis ini bermanfaat untuk
menilai situasi “trend” perusahaan yang telah lalu serta dapat memprediksi
trend perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan garis trend yang
sudah terjadi.
2.3. Rasio Keuangan
2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2007:297) Rasio Keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok
Produksi dengan total Penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim
digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

14

Rasio

keuangan

ini

hanya

menyederhanakan

informasi

yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan
dapat membandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian.
2.3.2. Keunggulan Analisis Rasio
Menurut Harahap (2009:298) Analisis rasio ini memiliki keunggulan
dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi modle-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score).
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.
Adapun jenis analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2007:301) Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini

Universitas Sumatera Utara

15

dapat menghitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos
aktiva lancar dan utang lancar.
a. Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan, giro,
tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling liquid yang dimiliki
oleh suatu bank.
=







%

b. Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu rasio untuk mengukur komposisi
jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan dana pihak ketiga.
=

2. Rasio Rentabilitias/Profitabilitas





%

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.
a. Returns on Total Assets (ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang
dikuasainya untuk menghasilkan berbagai pendapatan. Semakin tinggi
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset.
=





%

b. Net Interest Margin (NIM) yaitu perbandingan antara pendapatan bunga
bersih dengan aktiva produktif (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

Universitas Sumatera Utara

16

6/23/dpnp tanggal 31 Mei 2004). Sedangkan pendapatan bunga bersih
diperoleh dari pendapatan bunga yang diperoleh bank dikurangi biaya
bunga bank yang menjadi beban.

c. Biaya



=

Operasional


dan

Pendapatan



Operasional

%

(BOPO)

yaitu

perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio
ini sering juga disebut sebagao rasio efisiensi yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank ada dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.

2.4. Bank

=





%

2.4.1. Pengertian Bank
Pengertian Bank menurut undang-undang N0. 10 tahun 1998 yang
merupakan perubahan dari undang-undang N0.7 tahun 1992 tentang perbankan,
menyatakan bahwa:
“Bank adalah bank usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup orang rakyat
banyak.”

Universitas Sumatera Utara

17

Menurut Kasmir (2012:12) Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.4.2. Jenis Bank
1. Dilihat dari segi fungsinya
Berdasarkan Undang-Undang RI. Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan
menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
diberikan adalah umum dalam artian dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan seluruh wilayah. Bank umum sering disebut juga Bank
Konvensional.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan usaha
secara konvensional atau berdasar prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini
kegiatan bank perngkreditan rakyat jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Jenis Bank dilihat dari segi kepemillikannya adalah sebagai berikut: Pertama,
Bank Milik Pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya
dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula. Kedua, Bank Milik Swasta Nasional Merupakan Bank yang

Universitas Sumatera Utara

18

seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya

pun

didirikan

oleh

swasta,

begitu

pula

pembagian

keuntungannya diambil oleh swasta pula. Ketiga, Bank Milik Asing
merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing
maupun pemerintah asing suatu Negara. Keempat, Bank milik Campuran
merupakan Bank yang kepemilikan seharusnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga Negara Indonesia.
3. Dilihat dari Segi Status
Bank Devisa adalah Bank yang berstatus devisa atau Bank Devisa merupakan
bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke
luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan
pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.
Persayaratan untung menjadi Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia
setelah semua persyaratan yang ditetapkan. Bank non devisa Bank dengan
status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, jadi Bank non devisa merupakan
kembalikan daripada Bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas suatu Negara.
2.4.3. Usaha Bank
Dalam Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan,
menjelaskan bahwa usaha Bank Umum meliputi:

Universitas Sumatera Utara

19

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan / atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
4. Membeli, menjual atau meminjam atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atau perintah nasabah.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjam dana kepada
bank lain, baik menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel atau sarana lainnya.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antara pihak ketiga.
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga.
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
kontrak.
10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek Indonesia.
11. Membeli melalui pelelangan guna baik semua maupun sebagian dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank, dengan ketentuan agumen
yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat.

Universitas Sumatera Utara

20

13. Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat juga
melakukan usaha berdasarkan prinsip syariah.
2.4.4. Fungsi dan Tujuan Bank
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:67) terdapat 3 fungsi utama bank
dalam pembangunan ekonomi, yaitu: Bank sebagai lembaga yang menghimpun
dana masyarakat dalam bentuk simpanan, Bank sebagai lembaga yang
menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, Bank sebagai lembaga
yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. Sedangkan menurut
Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 fungsi utama Perbankan Indonesia adalah
sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat. Sedangkan Perbankan
Indonesia bertujuan memanjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kea rah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2.5.Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan oleh Irfa Ummul Chasanah dengan judul Analisis
rasio keuangan dan trend untuk menilai kinerja keuangan PT Kimia Farma
(PERSERO) Tbk periode 2007-2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja keuangan PT Kimia Farma Tbk periode 2007-2013
berdasarkan keputusan Menteri BUMN Nomor:KEP-100/MBU/2002, dan
untuk mengetahui trend rasio keuangan PT Kimia Farma Tbk periode 20072013.

Universitas Sumatera Utara

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan selalu mendapatkan kategori
sehat predikat AAA. Akumulasi total skor selalu mengalami peningkatan
kecuali tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Siti Aminah dengan judul Analisis Common Size
Statement dan Trend untuk menilai kinerja keuangan PT KAI. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) periode tahun 2009 – 2014 dengan metode analisis
Common size statement dan analisis Trend.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Analisis trend dari tingkat kesehatan
BUMN (aspek keuangan) menunjukkan trend cenderung meningkat dan
BUMN mendapatkan predikat sehat. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan perusahaan dari aspek keuangan semakin baik dari tahun ke tahun.
3. Penelitian ini dilakukan oleh Anggria Dwi Silvana Hariyati dengan judul
Analisis Komparatif dan Trend atas Laporan Keuangan (Studi Analisis atas
laporan keuangan PT. Bank Mandiri dan PT. Bank Syariah Mandiri tahun
2008-2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan
dan pertumbuhan perbankan konvensional dan perbankan syariah.
Hasil dari analisis trend menunjukkan bahwa laporan keuangan neraca PT.
Bank Mandiri di dalam pos aktiva mempunyai kenaikan sebesar 110,4% pada
tahun 2008 sampai 2009 dan 120,8% pada tahun 2009-2010, sementara untuk
laporan laba rugi mempunyai kenaikan laba sebesar 126,6% dan 166,6% pada
tahun 2008 sampai 2009 dan 2009 sampai 2010. Sedangakn untuk laporan
keuangan PT Bank Syariah Mandiri di dalam pos aktiva mempunyai kenaikan
sebesar 129,1% pada tahun 2008 sampai 2009 dan 190,2% pada tahun 2009-

Universitas Sumatera Utara

22

2010, sementara untuk laporan laba rugi mempunyai kenaikan laba sebesar
150,4% dan 208,8% pada tahun 2008 sampai 2009 dan 2009 sampai 2010.
4. Penelitian ini dilakukan oleh Andriyanto Wijaya dengan judul Perbandingan
Analisis Tren Laporan Keuangan untuk memprediksi Kinerja Perusahaan di
masa yang akan datang (Penelitian pada kelompok industry semen yang
terdaftar di BEJ). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana

penggunaan

teknik

analisis

tren

dalam

membandingkan

kemampuan atau kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang
sejenis dari tahun ke tahun agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan
pada masing-masing perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan selama waktu 4
tahun kinerja industri semen mengalami pemulihan setelah sebelumnya
sempat mengalami krisis yang diakibatkan pada kelalaian perusahaan dalam
kegiatan pendanaannya. Kinerja terbaik dimiliki PT Semen Gersik, dan
Kinerja terburuk adalah pada PT Semen Cibinong.
5. Penelitian ini dilakukan oleh Audri Ayuwardani Parathon, Dzulkirom, Devi
Farah dengan judul Analisis Rasio Keuangan Perbankan sebagai alat ukur
Kinerja Keuangan Bank (Studi kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur, Tbk periode 2009-2012). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kinerja keuangan bank berdasarkan hasil analisis rasio
keuangan perbankan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis rasio likuiditas menunjukkan
kondisi keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur termasuk
kategori baik. Rata-rata loan to deposit rasio sebesar 78,485% telah memenuhi

Universitas Sumatera Utara

23

standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Pada analisis rentabilitas, kondisi
kinerja keuangan dapat dikatakan baik, rata-rata ROA sebesar 4,431%, ROE
sebesar 30,549% dan BOPO sebesar 63,403% telah memenuhi standar Bank
Indonesia. Pada hasil rasio solvabilitas kondisi kinerja keuangan dapat di
katakan baik karena perolehan rata-rata pada capital adequacy ratio sebesar
21,033% telah memenuhi standar Bank Indonesia.
2.6. Kerangka Pikiran
Berdasarkan Laporan keuangan tahunan Bank BCA tbk periode 20062015, penulis memperoleh angka-angka yang kemudian diolah untuk memperoleh
rasio likuiditas dan rentabilitas. Angka rasio tersebut kemudian dibandingkan
dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004
sehingga dapat diketahui kinerja Bank BCA pada periode tersebut. Kemudian
digunakan analisis trend untuk mengetahui perkembangan rasio keuangan
perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

24

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
PT. Bank BCA Tbk

Laporan Keuangan Periode 20062015

Analisa Laporan Keuangan
Likuiditas

Rentabilitas
Analisis Kinerja Bank SEBI No.
6/23/DPNP/2004

Analisis Trend

Kinerja Keuangan Bank BCA Tbk

Sumber : Penulis (2017).

Universitas Sumatera Utara