Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Kerapatan Alur Sidik Jari
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi
2.1.1 Defenisi
Identifikasi adalah usaha pengenalan kembali korban yang tidak dikenal,
baik masih hidup ataupun telah mati, dari yang masih utuh dan belum mengalami
pembusukan sampai tinggal sisa jaringan.2 Identifikasi forensik merupakan
upaya
yang
dilakukan
dengan
tujuan
membantu
penyidik
untuk
menentukan identitas seseorang pada tubuh seseorang yang tidak dikenal,
baik yang masih hidup ataupun sudah mati. Penentuan identitas personal dapat
menggunakan metode identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan
perhiasan, medik, gigi, serologik dan secara eksklusi. Akhir-akhir ini
dikembangkan pula metode identifikasi DNA.1,4,12
2.1.2 Metode identifikasi
Metode identifikasi pada dasarnya dibagi atas 2 bagian, yaitu identifikasi
primer dan identifikasi sekunder. Metode identifikasi primer meliputi pemeriksaan
sidik jari (finger print), identifikasi gigi (odontologi) dan DNA, sedangkan metode
identifikasi sekunder meliputi medik (antara lain data tinggi badan, berat badan,
warna rambut, warna mata, cacat/kelainan khusus, tato) dan properti (antara lain
wajah/foto, dokumen, pakaian dan perhiasan). Identitas seseorang dipastikan
Universitas Sumatera Utara
dengan minimal salah satu dari identifikasi primer dan atau didukung dengan
minimal 2 dari identifikasi sekunder.1,4,12,13
2.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan keadaan antara perempuan dan laki-laki,
didapat dari hasil pengamatan. Pada korban yang masih utuh biasanya mudah
menentukan jenis kelamin yaitu dengan melihat genitalia externa dan
perkembangan sex secunder seperti payudara, jakun, pertumbuhan rambut pubis
dan lain-lain. Pada korban yang tidak utuh, keadaan tulang, otot, kulit, rambut
kepala, rambut pada kulit dan linea albicans dapat membantu dalam penentuan
jenis kelamin. Kadang-kadang penentuan jenis kelamin menjadi sulit pada
hermaprodit atau pada mayat yang sudah mengalami pembusukan lanjut. Pada
pembusukan lanjut uterus pada wanita dan prostat pada laki-laki, dapat diperiksa
karena organ-organ tersebut lama baru membusuk.2
Pada kasus anak yang hermaprodit kadang-kadang masih susah untuk
mengenali jenis kelaminnya. Jenis kelamin tersebut dapat dengan pasti diketahui
apabila ia sudah memasuki usia dewasa (pubertas), karena pada usia tersebut
mulai terjadi menstruasi pada wanita atau terjadinya pengeluaran air mani pada
laki-laki.
Perbedaan lain yang dapat dikenal yaitu pada laki-laki bahu lebih lebar
dari panggul, sebaliknya pada perempuan panggul lebih besar dari bahu. Linea
albicans bisa dijumpai pada abdomen perempuan dan striae pada perut dan paha
yang menunjukkan perempuan yang pernah melahirkan. Pada laki-laki rambut
Universitas Sumatera Utara
pubis lebat sampai ke umlilikus, pada perempuan horizontal menuju ke bawah.
Kulit laki-laki kasar, kulit perempuan halus. Selain itu papilla mammae, aerola
mammae dan Montgomary’s tubercle dapat membantu menentukan jenis kelamin
perempuan. Laring dan trakea lebih panjang pada laki-laki dari perempuan. Jakun
lebih menonjol pada laki-laki.2
2.3 Sidik Jari
2.3.1 Defenisi
Daktiloskopi ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan
kembali (identifikasi) orang. Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari,
baik yang sengaja diambil atau dicapkan dengan tinta maupun bekas yang
ditinggalkan pada benda karena pernah terpegang atau tersentuh dengan kulit
telapak (friction skin) tangan atau kaki.1,4
Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal
pergelangan sampai ke semua ujung jari, dan kulit pada bagian telapak kaki mulai
dari tumit sampai ke semua ujung jari, di mana terdapat garis-garis halus yang
menonjol keluar, satu sama lainnya dipisahkan dengan celah atau alur yang
membentuk lukisan-lukisan tertentu.4
Gambar2.1 Sidik jari dengan diagram alur (ridge)
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari:
http://m.infospesial.net/955/4-kasus-pembunuhan-tersadis-di-indonesia/ dan
http://arisaputra2000.blogdetik.com/index.php/archives/36 (diakses pada 8 Maret 2015).
2.3.2 Sejarah sidik jari
Sidik jari manusia telah banyak ditemukan pada benda-benda peninggalan
zaman purba kala dan bersejarah. Walaupun penemuan ini telah membuktikan
bahwa orang pada zaman dahulu telah menyadari keunikan sidik jari pada setiap
orang, namun barulah di akhir abad ke-16 ilmu sidik jari yang modern mulai
diprakarsai.18Di tahun 1686, Marcelle Malpighi, guru besar Anatomi pada
Universitas Bologna menyatakan dalam tulisannya bahwa pada bagian ujung jari
terdapat garis-garis yang berbentuk loop dan spiral. Sejak saat itu, sejumlah besar
penelitian dilakukan untuk mempelajari sidik jari.4,14
Henry Fauld, pada tahun 1880, adalah yang pertama sekali menyarankan
penggunakan sidik jari untuk keperluan identifikasi di masa-masa yang akan
datang. Pada saat yang sama, Herschel menegaskan bahwa beliau telah 20 tahun
(1860-1880) mempraktekkan pengenalan dengan mempergunakan sidik jari.
Penemuan-penemuan ini yang kemudian menetapkan dasar perumusan sidik jari
modern. Pada akhir abad ke-19, Sir Francis Galton melakukan penelitian yang
mendalam; beliau memperkenalkan detail fitur-fitur untuk membandingkan sidik
jari pada tahun 1888. Kemajuan penting dalam perumusan sidik jari kemudian
dibuat pada tahun 1899 oleh Edward Henry, yang menetapkan sistem klasifikasi
sidik jari yang dikenal dengan nama “Sistem Henry”.4,14
Universitas Sumatera Utara
Pada awal abad ke-20, perumusan sidik jari telah diterima secara resmi
sebagai suatu “metode identifikasi personal yang sah dan menjadi standart rutin di
bidang forensik”. Badan-badan yang mengidentifikasi sidik jari didirikan di
seluruh dunia dan dibuatkan database sidik jari para perlaku kriminal.4,14
2.3.3 Anatomi Dan Perkembangan kulit
Kulit di telapak kaki dan telapak tangan berkerut oleh alur yang sempit yang
dikenal sebagai alur sidik jari dan bebas dari rambut dan kelenjar sebasea. Namun,
memiliki banyak kelenjar keringat. Sidik jari mulai terbentuk pada usia janin 1216 minggu intrauterin dan dianggap telah berkembang penuh pada usia janin 6
bulan.Sidik jari yang terbentuk pada periode janin tersebut tidak akan mengalami
perubahan selama seluruh kehidupan invidual sampai akhirnya hancur oleh
pembusukan.15
Kulit telapak terdiri dari dua lapisan:
1. Lapisan dermal (kulit jangat) sering juga dinamakan kulit yang sebenarnya
karena lapisan inilah yang menentukan bentuk dari garis-garis yang
terdapat pada permukaan kulit telapak. Apabila lapisan dermal terluka atau
cacat, maka bekas luka atau cacat itu akan permanen sifatnya.4,9
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar di mana terdapat garis-garis
halus menonjol keluar (yang selanjutnya disebut garis-garis papilair).
Terhadap lukisan-lukisan yang dibentuk oleh garis-garis papilair itulah
perhatian kita tertujukan, untuk menentukan bentuk pokok, perumusan dan
pemeriksaan perbandingan sidik jari.4
Universitas Sumatera Utara
Cacat pada sidik jari dapat berupa:
1. Cacat sementara adalah cacat pada lapisan kulit luar (epidermis). Garisgaris yang rusak karena cacat ini akan kembali sebagai semula.
2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis-garis
yang sampai pada lapisan dermal.
Baik cacat sementara maupun cacat tetap (kecuali keseluruhan ruas ujung
jari itu dirusakkan sama sekali) biasanya tidak mempengaruhi identifikasi
terhadap jari itu, yang hanya dapat mempengaruhi perumusannya saja. Kegunaan
yang sebenarnya dari garis papilair itu adalah untuk memperkuat pegangan (grip)
sehingga benda-benda yang dipegang tidak mudah tergelincir.4,14
Gambar 2.2 Diagram anatomi kulit
Dikutip dari: http://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:HumanSkinDiagram.jpg
(diakses pada 9 Maret 2015).
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Prinsip dasar dari sidik jari
1. Setiap jari mempunyai ciri-ciri garis tersendiri ditinjau dari segi detailnya,
dan tidak sama dengan yang lain.4,16 Seperti semua hal yang ada pada
tubuh manusia, alur pada sidik terbentuk melalui kombinasi faktor-faktor
genetik dan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sidik jari
pada orang kembar sekalipun berbeda.14 Dan kemungkinan dua orang
memiliki sidik jari yang sama adalah satu di antara 64 juta populasi.2,17
2. Ciri-ciri garis itu, sudah mulai terbentuk sejak janin berusia kira-kira 12-16
minggu di dalam kandungan ibu, dan tidak berubah selama hidup, sampai
hancur akibat pembusukan setelah meninggal dunia. Jika cedera mencapai
cukup dalam dan mengakibatkan kerusakan kulit, bekas luka yang
permanen akan terbentuk. Hal ini dapat terjadi bila luka menembus 1-2
mm di bawah permukaan kulit. Kehadiran bekas luka yang permanen akan
menjadi karakteristik baru dan menjadi tambahan untuk tujuan
identifikasi.4,16
3. Seperangkat sidik jari dapat dirumuskan, sehingga dapat diadministrasikan
(disimpan dan dicari kembali).4,16
2.3.5 Klasifikasi sidik jari
Sidik jari dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:
1. Arch (busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya
datang
Universitas Sumatera Utara
dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain
dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah, kecuali
tented arch (tiang busur) yang akan diterangkan lebih lanjut. Dijumpai
50% dari seluruh sidik jari terdiri dari bentuk arch.
Golongan arch ini terbagi lagi atas:
a) Plain arch
b) Tented arch (tiang busur).
2. Loop (sangkutan) adalah bentuk pokok sidik jari di mana satu garis atau
lebih
datang dari salah satu sisi lukisan, melengkung menyentuh suatu garis
bayangan (imaginary line) yang ditarik antara delta dan core dan berhenti
atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula. Dijumpai 60-65% dari
seluruh sidik jari terdiri dari bentuk loop.
Golongan loop ini terbagi lagi atas:
a) Ulnar loop
b) Radial loop.
3. Whorl (lingkaran) adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai paling
sedikitnya 2 buah delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau
melingkar di hadapan kedua delta. Dijumpai 30-35% dari seluruh sidik jari
terdiri dari bentuk whorl.
Golongan whorl ini terbagi lagi atas:
a) Plain whorl
b) Central pocket loop whorl (suku tengah)
Universitas Sumatera Utara
c) Double loop whorl (sangkutan kembar).
d) Accidental (combination of more than one pattern).4,16
Gambar 2.3 Subgolongan dari pola sidik jari.
Dikutip
dari:
http://sites.bergen.org/forensic/fingerprint_files/image004.jpg
(diakses pada 8 Maret 2015).
2.3.6 Tipe-tipe sidik jari yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Bentuk dari sidik jari yang ditemukan di TKP dapat dibedakan atas tiga
jenis, yaitu:
1. Visible impression, yaitu sidik jari yang langsung dapat terlihat tanpa
mempergunakan alat-alat tambahan, seperti sidik jari yang diambil dengan
Universitas Sumatera Utara
tinta, demikian pula sidik jari bekas darah, bekas cat yang masih basah,
dsb., yang sering tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).
2. Latent impression, yaitu sidik jari latent yang biasanya tidak langsung
dapat terlihat, dan memerlukan beberapa cara pengembangan terlebih
dahulu untuk membuatnya nampak jelas, seperti sidik jari yang selalu ada
kemungkinannya untuk tertinggal di TKP.
3. Plastik impression, yaitu sidik jari yang berbekas pada benda-benda yang
lunak seperti sabun, gemuk, lilin, permen karet, dsb.4,16
2.3.7 Perumusan Sidik Jari (Fingerprint Classification)
Perumusan sidik jari adalah proses penentuan rumus sidik jari dengan
membubuhkan angka dan huruf-huruf tertentu yang menyatakan bentuk pokok
serta perincian garis-garis dari seperangkat sidik jari.4
2.3.8 Identifikasi Sidik Jari (Fingerprint Identification)
Identifikasi sidik jari adalah proses penentuan dua atau lebih sidik jari
berasal dari jari yang sama dengan membandingkan garis-garis papilairnya. Garisgaris papilair yang terdapat pada ruas yang kedua dan ketiga dari jari-jari,
demikian pula pada telapak tangan (palm) dan telapak kaki beserta jari-jarinya,
mempunyai nilai identifikasi yang sama dengan garis-garis papilair pada ruas
ujung jari tangan, yaitu dapat diperbandingkan untuk menentukan kesamaanya.4
Universitas Sumatera Utara
2.3.9 Sistem Sidik Jari (Fingerprint System)
Sistem sidik jari adalah suatu keseluruhan pengaturan/penyusunan kartukartu sidik jari, agar supaya pemanfaatan sidik jari efektif dalam penyidikan yang
mencakup tata urut penyimpanan, pengklasifikasian/penyusunan, pemeliharaan
dan penggunaan.
Pada dasarnya, sistem sidik jari terdiri dari sistem 10 jari (deca dectylair
system/ten fingerprint system) dan sistem 1 jari (mono dectylair system/single
fingerprint system). Di samping itu, ada pula sistem 5 jari (single five system)
yang biasa digunakan sebagai pengganti sistem satu jari.
a. Pengolahan secara manual
1. Sistem 10 jari
Tujuan utama sistemini adalah untuk mengkonfirmasikan identitas dan
catatan kriminal dari tersangka atau pemohon SKKB/ SIM/ dll. Dalam
sistem 10 jari, kesepuluh jari tersangka atau pemohon SKKB/ SIM/ dll
diambil (direkam) pada satu kartu kemudian disimpan menurut cara
tertentu dalam lemari file. Bila suatu waktu ada tersangka yang ditahan
atau ada pemohon SKKB/ SIM/ dll, maka kebenaran identitas dan catatan
kriminal dapat segera dikonfirmasikan dengan cara mengambil sidik jari
yang bersangkutan dan mengirimkannya ke tempat penyimpanan file 10
jari.
2. Sistem 1 jari dan sistem 5 jari
Tujuan utama sistem 1 jari dan sistem 5 jari adalah untuk mendeduksi/
mengidentifikasi identitas penjahat melalui sidik jari laten. Pada sistem 1
Universitas Sumatera Utara
jari, tiap-tiap sidik jari tersangka/penjahat diambil (direkam) pada kartu
yang berlainan kemudian disimpan menurut cara tertentu dalam lemari
file; sedangkan pada sistem 5 jari, kelima sidik jari tiap tangan tersangka/
penjahat diambil (direkam) pada kartu yang berlainan kemudian disimpan
menurut cara tertentu dalam lemari file. Bila terjadi suatu kasus, maka
identitas tersangka/penjahat dapat dideduksi (identifikasi) dengan cara
mengirimkan sidik jari laten yang ditemukan di TKP ke tempat
penyimpanan file satu jari atau file lima jari.
b. Pengolahan dengan komputer (AFIS)
Proses klasifikasi sidik jari dilakukan secara otomatis. Bentuk lukisan,
jarak core-delta; minusi dibaca secara otomatis oleh “Fingerprint Reader”
dalam bentuk digital dan diteruskan ke “Search Processor”/ komputer.
Proses pencarian sidik jari dilakukan secara otomatis oleh komputer
(Search Processor) berdasarkan minusi. Sistem ini dikenal dengan nama
AFIS (Automated Fingerprint Identification System).4
2.3.10 Pemeriksaan sidik jari
Tiap jari tangan, telapak tangan, jari kaki dan telapak kaki setiap orang memiliki
garis-garis papilair dengan bagian-bagian kecil yang unik dan berbeda. Bagianbagian kecil garis-garis papilair yang unik tersebut (biasa disebut karakteristik
garis-garis jari atau “Galton detail”) berbentuk sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Galton detail
Dikutip dari:
http://www.dartmouth.edu/~chance/chance_news/for_chance_news/ChanceNews11.03/os
terburg2.jpg (diakses pada 8 Maret 2015).
“Galton detail” dan hubungan posisinya satu sama lain menetapkan
individualitas dari setiap jari. Agar dapat ditentukan bahwa dua sidik jari adalah
sama, maka faktor-faktor yang membedakan hubungan posisi “Galton detail”
antara kedua sidik jari tersebut harus dapat dijelaskan.4
Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai jumlah titik
persamaan (“Galton detail” yang sama posisi dan hubungan) untuk menentukan
bahwa dua sidik jari berasal dari jari yang sama. Ada yang berpendapat bahwa
yang penting adalah keunikan dari bagian-bagian garis papilair (“Galton detail”)
Universitas Sumatera Utara
daripada jumlah titik persamaan itu sendiri. Bagaimana pun, kedua-duanya sama
penting untuk menentukan kesamaan dua sidik jari.
Umumnya dua sidik jari dinyatakan identik (berasal dari jari yang sama)
bila:
a. Terdapat minimal enam titik persamaan yang memiliki ciri-ciri yang unik.
b. Terdapat minimal dua belas titik persamaan tanpa keunikan.4
2.3.11 Pengambilan sidik jari
Sidik jari direkam pada sehelai kartu sidik jari di mana terdapat kolomkolom untuk sidik jari yang tidak digulingkan (rolled impression), kolom untuk
sidik jari yang tidak digulingkan (plain impression), dan kolom untuk informasi
beserta identitas orang yang diambil sidik jarinya.
Hasil pengambilan harus bagus dan bersih karena rekaman sidik jari itu
akan menjadi rekaman yang permanen dari orang yang bersangkutan apakah ia
seorang pembunuh, atau seorang yang ditahan karena melakukan suatu tindak
pidana, seorang pelamar pekerjaan, pekerja atau pegawai dan sebagainya, untuk
dimanfaatkan dikemudian hari, sebagai sarana pengenalan kembali terhadap
mereka di kemudian hari, baik untuk maksud-maksud penyidikan, memperkuat
pembuktian, maupun untuk kepastian mengenai diri seseorang (personal
identification).
Apabila tidak diambil dengan teliti, sidik jarinya tidak akan dapat
dirumuskan untuk disimpan, atau dicari kembali pada waktu diperlukan.4
Sidik jari dapat diambil dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
1. Digulingkan (rolled impression)
2. Tidak digulingkan (plain impressions).4,16
2.4 Suku
Kelompok etnis atau suku adalah suatu golongan manusia yang anggotaanggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan
garis keturunan yang dianggap sama.13 Identitas suku ditandai oleh pengakuan
dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa,
agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Penduduk kota Medan memiliki beragam
etnis (suku) asli yaitu antara lain suku Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, Aceh
dan Nias.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi
2.1.1 Defenisi
Identifikasi adalah usaha pengenalan kembali korban yang tidak dikenal,
baik masih hidup ataupun telah mati, dari yang masih utuh dan belum mengalami
pembusukan sampai tinggal sisa jaringan.2 Identifikasi forensik merupakan
upaya
yang
dilakukan
dengan
tujuan
membantu
penyidik
untuk
menentukan identitas seseorang pada tubuh seseorang yang tidak dikenal,
baik yang masih hidup ataupun sudah mati. Penentuan identitas personal dapat
menggunakan metode identifikasi sidik jari, visual, dokumen, pakaian dan
perhiasan, medik, gigi, serologik dan secara eksklusi. Akhir-akhir ini
dikembangkan pula metode identifikasi DNA.1,4,12
2.1.2 Metode identifikasi
Metode identifikasi pada dasarnya dibagi atas 2 bagian, yaitu identifikasi
primer dan identifikasi sekunder. Metode identifikasi primer meliputi pemeriksaan
sidik jari (finger print), identifikasi gigi (odontologi) dan DNA, sedangkan metode
identifikasi sekunder meliputi medik (antara lain data tinggi badan, berat badan,
warna rambut, warna mata, cacat/kelainan khusus, tato) dan properti (antara lain
wajah/foto, dokumen, pakaian dan perhiasan). Identitas seseorang dipastikan
Universitas Sumatera Utara
dengan minimal salah satu dari identifikasi primer dan atau didukung dengan
minimal 2 dari identifikasi sekunder.1,4,12,13
2.2 Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan keadaan antara perempuan dan laki-laki,
didapat dari hasil pengamatan. Pada korban yang masih utuh biasanya mudah
menentukan jenis kelamin yaitu dengan melihat genitalia externa dan
perkembangan sex secunder seperti payudara, jakun, pertumbuhan rambut pubis
dan lain-lain. Pada korban yang tidak utuh, keadaan tulang, otot, kulit, rambut
kepala, rambut pada kulit dan linea albicans dapat membantu dalam penentuan
jenis kelamin. Kadang-kadang penentuan jenis kelamin menjadi sulit pada
hermaprodit atau pada mayat yang sudah mengalami pembusukan lanjut. Pada
pembusukan lanjut uterus pada wanita dan prostat pada laki-laki, dapat diperiksa
karena organ-organ tersebut lama baru membusuk.2
Pada kasus anak yang hermaprodit kadang-kadang masih susah untuk
mengenali jenis kelaminnya. Jenis kelamin tersebut dapat dengan pasti diketahui
apabila ia sudah memasuki usia dewasa (pubertas), karena pada usia tersebut
mulai terjadi menstruasi pada wanita atau terjadinya pengeluaran air mani pada
laki-laki.
Perbedaan lain yang dapat dikenal yaitu pada laki-laki bahu lebih lebar
dari panggul, sebaliknya pada perempuan panggul lebih besar dari bahu. Linea
albicans bisa dijumpai pada abdomen perempuan dan striae pada perut dan paha
yang menunjukkan perempuan yang pernah melahirkan. Pada laki-laki rambut
Universitas Sumatera Utara
pubis lebat sampai ke umlilikus, pada perempuan horizontal menuju ke bawah.
Kulit laki-laki kasar, kulit perempuan halus. Selain itu papilla mammae, aerola
mammae dan Montgomary’s tubercle dapat membantu menentukan jenis kelamin
perempuan. Laring dan trakea lebih panjang pada laki-laki dari perempuan. Jakun
lebih menonjol pada laki-laki.2
2.3 Sidik Jari
2.3.1 Defenisi
Daktiloskopi ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan
kembali (identifikasi) orang. Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak-tapak jari,
baik yang sengaja diambil atau dicapkan dengan tinta maupun bekas yang
ditinggalkan pada benda karena pernah terpegang atau tersentuh dengan kulit
telapak (friction skin) tangan atau kaki.1,4
Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal
pergelangan sampai ke semua ujung jari, dan kulit pada bagian telapak kaki mulai
dari tumit sampai ke semua ujung jari, di mana terdapat garis-garis halus yang
menonjol keluar, satu sama lainnya dipisahkan dengan celah atau alur yang
membentuk lukisan-lukisan tertentu.4
Gambar2.1 Sidik jari dengan diagram alur (ridge)
Universitas Sumatera Utara
Dikutip dari:
http://m.infospesial.net/955/4-kasus-pembunuhan-tersadis-di-indonesia/ dan
http://arisaputra2000.blogdetik.com/index.php/archives/36 (diakses pada 8 Maret 2015).
2.3.2 Sejarah sidik jari
Sidik jari manusia telah banyak ditemukan pada benda-benda peninggalan
zaman purba kala dan bersejarah. Walaupun penemuan ini telah membuktikan
bahwa orang pada zaman dahulu telah menyadari keunikan sidik jari pada setiap
orang, namun barulah di akhir abad ke-16 ilmu sidik jari yang modern mulai
diprakarsai.18Di tahun 1686, Marcelle Malpighi, guru besar Anatomi pada
Universitas Bologna menyatakan dalam tulisannya bahwa pada bagian ujung jari
terdapat garis-garis yang berbentuk loop dan spiral. Sejak saat itu, sejumlah besar
penelitian dilakukan untuk mempelajari sidik jari.4,14
Henry Fauld, pada tahun 1880, adalah yang pertama sekali menyarankan
penggunakan sidik jari untuk keperluan identifikasi di masa-masa yang akan
datang. Pada saat yang sama, Herschel menegaskan bahwa beliau telah 20 tahun
(1860-1880) mempraktekkan pengenalan dengan mempergunakan sidik jari.
Penemuan-penemuan ini yang kemudian menetapkan dasar perumusan sidik jari
modern. Pada akhir abad ke-19, Sir Francis Galton melakukan penelitian yang
mendalam; beliau memperkenalkan detail fitur-fitur untuk membandingkan sidik
jari pada tahun 1888. Kemajuan penting dalam perumusan sidik jari kemudian
dibuat pada tahun 1899 oleh Edward Henry, yang menetapkan sistem klasifikasi
sidik jari yang dikenal dengan nama “Sistem Henry”.4,14
Universitas Sumatera Utara
Pada awal abad ke-20, perumusan sidik jari telah diterima secara resmi
sebagai suatu “metode identifikasi personal yang sah dan menjadi standart rutin di
bidang forensik”. Badan-badan yang mengidentifikasi sidik jari didirikan di
seluruh dunia dan dibuatkan database sidik jari para perlaku kriminal.4,14
2.3.3 Anatomi Dan Perkembangan kulit
Kulit di telapak kaki dan telapak tangan berkerut oleh alur yang sempit yang
dikenal sebagai alur sidik jari dan bebas dari rambut dan kelenjar sebasea. Namun,
memiliki banyak kelenjar keringat. Sidik jari mulai terbentuk pada usia janin 1216 minggu intrauterin dan dianggap telah berkembang penuh pada usia janin 6
bulan.Sidik jari yang terbentuk pada periode janin tersebut tidak akan mengalami
perubahan selama seluruh kehidupan invidual sampai akhirnya hancur oleh
pembusukan.15
Kulit telapak terdiri dari dua lapisan:
1. Lapisan dermal (kulit jangat) sering juga dinamakan kulit yang sebenarnya
karena lapisan inilah yang menentukan bentuk dari garis-garis yang
terdapat pada permukaan kulit telapak. Apabila lapisan dermal terluka atau
cacat, maka bekas luka atau cacat itu akan permanen sifatnya.4,9
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar di mana terdapat garis-garis
halus menonjol keluar (yang selanjutnya disebut garis-garis papilair).
Terhadap lukisan-lukisan yang dibentuk oleh garis-garis papilair itulah
perhatian kita tertujukan, untuk menentukan bentuk pokok, perumusan dan
pemeriksaan perbandingan sidik jari.4
Universitas Sumatera Utara
Cacat pada sidik jari dapat berupa:
1. Cacat sementara adalah cacat pada lapisan kulit luar (epidermis). Garisgaris yang rusak karena cacat ini akan kembali sebagai semula.
2. Cacat tetap adalah cacat yang disebabkan karena ikut rusaknya garis-garis
yang sampai pada lapisan dermal.
Baik cacat sementara maupun cacat tetap (kecuali keseluruhan ruas ujung
jari itu dirusakkan sama sekali) biasanya tidak mempengaruhi identifikasi
terhadap jari itu, yang hanya dapat mempengaruhi perumusannya saja. Kegunaan
yang sebenarnya dari garis papilair itu adalah untuk memperkuat pegangan (grip)
sehingga benda-benda yang dipegang tidak mudah tergelincir.4,14
Gambar 2.2 Diagram anatomi kulit
Dikutip dari: http://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:HumanSkinDiagram.jpg
(diakses pada 9 Maret 2015).
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Prinsip dasar dari sidik jari
1. Setiap jari mempunyai ciri-ciri garis tersendiri ditinjau dari segi detailnya,
dan tidak sama dengan yang lain.4,16 Seperti semua hal yang ada pada
tubuh manusia, alur pada sidik terbentuk melalui kombinasi faktor-faktor
genetik dan lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sidik jari
pada orang kembar sekalipun berbeda.14 Dan kemungkinan dua orang
memiliki sidik jari yang sama adalah satu di antara 64 juta populasi.2,17
2. Ciri-ciri garis itu, sudah mulai terbentuk sejak janin berusia kira-kira 12-16
minggu di dalam kandungan ibu, dan tidak berubah selama hidup, sampai
hancur akibat pembusukan setelah meninggal dunia. Jika cedera mencapai
cukup dalam dan mengakibatkan kerusakan kulit, bekas luka yang
permanen akan terbentuk. Hal ini dapat terjadi bila luka menembus 1-2
mm di bawah permukaan kulit. Kehadiran bekas luka yang permanen akan
menjadi karakteristik baru dan menjadi tambahan untuk tujuan
identifikasi.4,16
3. Seperangkat sidik jari dapat dirumuskan, sehingga dapat diadministrasikan
(disimpan dan dicari kembali).4,16
2.3.5 Klasifikasi sidik jari
Sidik jari dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:
1. Arch (busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya
datang
Universitas Sumatera Utara
dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain
dari lukisan itu, dengan bergelombang naik di tengah-tengah, kecuali
tented arch (tiang busur) yang akan diterangkan lebih lanjut. Dijumpai
50% dari seluruh sidik jari terdiri dari bentuk arch.
Golongan arch ini terbagi lagi atas:
a) Plain arch
b) Tented arch (tiang busur).
2. Loop (sangkutan) adalah bentuk pokok sidik jari di mana satu garis atau
lebih
datang dari salah satu sisi lukisan, melengkung menyentuh suatu garis
bayangan (imaginary line) yang ditarik antara delta dan core dan berhenti
atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula. Dijumpai 60-65% dari
seluruh sidik jari terdiri dari bentuk loop.
Golongan loop ini terbagi lagi atas:
a) Ulnar loop
b) Radial loop.
3. Whorl (lingkaran) adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai paling
sedikitnya 2 buah delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau
melingkar di hadapan kedua delta. Dijumpai 30-35% dari seluruh sidik jari
terdiri dari bentuk whorl.
Golongan whorl ini terbagi lagi atas:
a) Plain whorl
b) Central pocket loop whorl (suku tengah)
Universitas Sumatera Utara
c) Double loop whorl (sangkutan kembar).
d) Accidental (combination of more than one pattern).4,16
Gambar 2.3 Subgolongan dari pola sidik jari.
Dikutip
dari:
http://sites.bergen.org/forensic/fingerprint_files/image004.jpg
(diakses pada 8 Maret 2015).
2.3.6 Tipe-tipe sidik jari yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Bentuk dari sidik jari yang ditemukan di TKP dapat dibedakan atas tiga
jenis, yaitu:
1. Visible impression, yaitu sidik jari yang langsung dapat terlihat tanpa
mempergunakan alat-alat tambahan, seperti sidik jari yang diambil dengan
Universitas Sumatera Utara
tinta, demikian pula sidik jari bekas darah, bekas cat yang masih basah,
dsb., yang sering tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).
2. Latent impression, yaitu sidik jari latent yang biasanya tidak langsung
dapat terlihat, dan memerlukan beberapa cara pengembangan terlebih
dahulu untuk membuatnya nampak jelas, seperti sidik jari yang selalu ada
kemungkinannya untuk tertinggal di TKP.
3. Plastik impression, yaitu sidik jari yang berbekas pada benda-benda yang
lunak seperti sabun, gemuk, lilin, permen karet, dsb.4,16
2.3.7 Perumusan Sidik Jari (Fingerprint Classification)
Perumusan sidik jari adalah proses penentuan rumus sidik jari dengan
membubuhkan angka dan huruf-huruf tertentu yang menyatakan bentuk pokok
serta perincian garis-garis dari seperangkat sidik jari.4
2.3.8 Identifikasi Sidik Jari (Fingerprint Identification)
Identifikasi sidik jari adalah proses penentuan dua atau lebih sidik jari
berasal dari jari yang sama dengan membandingkan garis-garis papilairnya. Garisgaris papilair yang terdapat pada ruas yang kedua dan ketiga dari jari-jari,
demikian pula pada telapak tangan (palm) dan telapak kaki beserta jari-jarinya,
mempunyai nilai identifikasi yang sama dengan garis-garis papilair pada ruas
ujung jari tangan, yaitu dapat diperbandingkan untuk menentukan kesamaanya.4
Universitas Sumatera Utara
2.3.9 Sistem Sidik Jari (Fingerprint System)
Sistem sidik jari adalah suatu keseluruhan pengaturan/penyusunan kartukartu sidik jari, agar supaya pemanfaatan sidik jari efektif dalam penyidikan yang
mencakup tata urut penyimpanan, pengklasifikasian/penyusunan, pemeliharaan
dan penggunaan.
Pada dasarnya, sistem sidik jari terdiri dari sistem 10 jari (deca dectylair
system/ten fingerprint system) dan sistem 1 jari (mono dectylair system/single
fingerprint system). Di samping itu, ada pula sistem 5 jari (single five system)
yang biasa digunakan sebagai pengganti sistem satu jari.
a. Pengolahan secara manual
1. Sistem 10 jari
Tujuan utama sistemini adalah untuk mengkonfirmasikan identitas dan
catatan kriminal dari tersangka atau pemohon SKKB/ SIM/ dll. Dalam
sistem 10 jari, kesepuluh jari tersangka atau pemohon SKKB/ SIM/ dll
diambil (direkam) pada satu kartu kemudian disimpan menurut cara
tertentu dalam lemari file. Bila suatu waktu ada tersangka yang ditahan
atau ada pemohon SKKB/ SIM/ dll, maka kebenaran identitas dan catatan
kriminal dapat segera dikonfirmasikan dengan cara mengambil sidik jari
yang bersangkutan dan mengirimkannya ke tempat penyimpanan file 10
jari.
2. Sistem 1 jari dan sistem 5 jari
Tujuan utama sistem 1 jari dan sistem 5 jari adalah untuk mendeduksi/
mengidentifikasi identitas penjahat melalui sidik jari laten. Pada sistem 1
Universitas Sumatera Utara
jari, tiap-tiap sidik jari tersangka/penjahat diambil (direkam) pada kartu
yang berlainan kemudian disimpan menurut cara tertentu dalam lemari
file; sedangkan pada sistem 5 jari, kelima sidik jari tiap tangan tersangka/
penjahat diambil (direkam) pada kartu yang berlainan kemudian disimpan
menurut cara tertentu dalam lemari file. Bila terjadi suatu kasus, maka
identitas tersangka/penjahat dapat dideduksi (identifikasi) dengan cara
mengirimkan sidik jari laten yang ditemukan di TKP ke tempat
penyimpanan file satu jari atau file lima jari.
b. Pengolahan dengan komputer (AFIS)
Proses klasifikasi sidik jari dilakukan secara otomatis. Bentuk lukisan,
jarak core-delta; minusi dibaca secara otomatis oleh “Fingerprint Reader”
dalam bentuk digital dan diteruskan ke “Search Processor”/ komputer.
Proses pencarian sidik jari dilakukan secara otomatis oleh komputer
(Search Processor) berdasarkan minusi. Sistem ini dikenal dengan nama
AFIS (Automated Fingerprint Identification System).4
2.3.10 Pemeriksaan sidik jari
Tiap jari tangan, telapak tangan, jari kaki dan telapak kaki setiap orang memiliki
garis-garis papilair dengan bagian-bagian kecil yang unik dan berbeda. Bagianbagian kecil garis-garis papilair yang unik tersebut (biasa disebut karakteristik
garis-garis jari atau “Galton detail”) berbentuk sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Galton detail
Dikutip dari:
http://www.dartmouth.edu/~chance/chance_news/for_chance_news/ChanceNews11.03/os
terburg2.jpg (diakses pada 8 Maret 2015).
“Galton detail” dan hubungan posisinya satu sama lain menetapkan
individualitas dari setiap jari. Agar dapat ditentukan bahwa dua sidik jari adalah
sama, maka faktor-faktor yang membedakan hubungan posisi “Galton detail”
antara kedua sidik jari tersebut harus dapat dijelaskan.4
Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai jumlah titik
persamaan (“Galton detail” yang sama posisi dan hubungan) untuk menentukan
bahwa dua sidik jari berasal dari jari yang sama. Ada yang berpendapat bahwa
yang penting adalah keunikan dari bagian-bagian garis papilair (“Galton detail”)
Universitas Sumatera Utara
daripada jumlah titik persamaan itu sendiri. Bagaimana pun, kedua-duanya sama
penting untuk menentukan kesamaan dua sidik jari.
Umumnya dua sidik jari dinyatakan identik (berasal dari jari yang sama)
bila:
a. Terdapat minimal enam titik persamaan yang memiliki ciri-ciri yang unik.
b. Terdapat minimal dua belas titik persamaan tanpa keunikan.4
2.3.11 Pengambilan sidik jari
Sidik jari direkam pada sehelai kartu sidik jari di mana terdapat kolomkolom untuk sidik jari yang tidak digulingkan (rolled impression), kolom untuk
sidik jari yang tidak digulingkan (plain impression), dan kolom untuk informasi
beserta identitas orang yang diambil sidik jarinya.
Hasil pengambilan harus bagus dan bersih karena rekaman sidik jari itu
akan menjadi rekaman yang permanen dari orang yang bersangkutan apakah ia
seorang pembunuh, atau seorang yang ditahan karena melakukan suatu tindak
pidana, seorang pelamar pekerjaan, pekerja atau pegawai dan sebagainya, untuk
dimanfaatkan dikemudian hari, sebagai sarana pengenalan kembali terhadap
mereka di kemudian hari, baik untuk maksud-maksud penyidikan, memperkuat
pembuktian, maupun untuk kepastian mengenai diri seseorang (personal
identification).
Apabila tidak diambil dengan teliti, sidik jarinya tidak akan dapat
dirumuskan untuk disimpan, atau dicari kembali pada waktu diperlukan.4
Sidik jari dapat diambil dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
1. Digulingkan (rolled impression)
2. Tidak digulingkan (plain impressions).4,16
2.4 Suku
Kelompok etnis atau suku adalah suatu golongan manusia yang anggotaanggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan
garis keturunan yang dianggap sama.13 Identitas suku ditandai oleh pengakuan
dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa,
agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. Penduduk kota Medan memiliki beragam
etnis (suku) asli yaitu antara lain suku Melayu, Jawa, Batak, Minangkabau, Aceh
dan Nias.
Universitas Sumatera Utara