Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Hukum
adalah peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap
berlaku oleh dan untuk orang banyak. 1
Seperti yang dikatakan oleh Van Apeldoorn 100 tahun terakhir belumlah
ditemukan defenisi hukum yang memuaskan semua pihak. Namun demikian,
sebagai pegangan dapat dipilih satu dari sekian banyak perumusan seperti:
keseluruhan kaidah (norma) nilai mengenai suatu segi kehidupan masyarakat,
yang maksudnya mencapai kedamaian dalam masyarakat. 2
Menurut E. Utrecht Hukum adalah himpunan petunjuk hidup, perintah dan
larangan yang mengatur tatatertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati
oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap
petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau
penguasa masyarakat itu. 3
Menurut isinya Hukum dapat dibedakan atas:
1. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum yang
menyangkut kepentingan umum.


1

W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
1976), hal. 363.
2
Andi Hamzah, Kamus Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hal. 242.
3
Ojak Nainggolan, Pengantar Ilmu Hukum, (Medan: Fakultas Hukum Universitas HKBP
Nomensen, 2008), hal. 12.

1

Universitas Sumatera Utara

2

2. Hukum privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum yang
menyangkut kepentingan pribadi.
3. Pemisahan hukum atas hukum privat dan hukum publik berasal dari sistem

Hukum Romawi. Hukum privat mengatur sekalian perkara yang berisi
hubungan antara sesama warga negara seperti perkawinan, pewarisan, dan
perjanjian. Hukum Publik mengatur kepentingan umum, seperti hubungan
antara warga negara dengan negara, masalah kenegaraan dan bagaimana
negara melaksanakan tugasnya. 4
Bidang hukum yang termasuk kedalam hukum privat salah satunya hukum
perdata, hukum perdata adalah aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan
pembatasan dan oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingankepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan
yang satu dengan yang lain dari orang-orang di dalam suatu masyarakat tertentu,
terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas.
Pembagian hukum perdata menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(selanjutnya disebut sebagai KUHPerdata) adalah sebagai berikut:
1. Hukum tentang orang (buku I)
2. Hukum tentang benda (buku II)
3. Hukum tentang perikatan (buku III)
4. Hukum tentang pembuktian dan kadaluwarsa (buku IV). 5

3 Ibid., hal. 98.
4 Ibid., hal. 105-106.


Universitas Sumatera Utara

3

Dari yang telah dijelaskan di atas, maka penulis memaparkan tentang
Pelaksanaan lelang dan badan-badan hukum mengenai lelang tersebut di dalam
KUHPerdata, Penjualan lelang tidak secara khusus diatur dalam KUHPerdata,
tetapi termasuk perjanjian bernama di luar KUHPerdata. Penjualan Lelang
dikuasai oleh ketentuan-ketentuan KUHPerdata mengenai jual beli yang diatur
dalam KUHPerdata.
Buku III tentang Perikatan Pasal 1319 KUHPerdata berbunyi, semua
perjanjian baik yang mempunyai nama khusus, maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan umum. Pasal 1319
KUHPerdata membedakan perjanjian atas perjanjian bernama (nominaat) dan
perjanjian tidak bernama (innominaat). Pasal 1457 KUHPerdata, merumuskan
jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang
dijanjikan. Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibuat antara pihak
penjual dan pembeli. Di dalam perjanjian itu pihak penjualan berkewajiban untuk
menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak menerima harga dan

pembeli berkewajiban untuk membayar harga dan berhak menerima objek
tersebut. Lelang mengandung unsur-unsur yang tercantum dalam defenisi jual beli
adanya subjek hukum, yaitu penjual dan pembeli, adanya kesepakatan antara

Universitas Sumatera Utara

4

penjual dan pembeli tentang barang dan harga; adanya hak dan kewajiban yang
timbul antara pihak penjual dan pembeli. 6
Secara yuridis pengertian “lelang” dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal
1 angka 17 UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2000, yang menyatakan
bahwa “lelang” adalah “ setiap penjualan barang di muka umum dengan cara
penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan
peminat atau calon pembeli”. 7
Mengenai pengertian lelang di dalam kamus hukum juga disebutkan
bahwa : “lelang ialah penjualan di muka umum dengan penawaran yang
bersaing, dipimpin oleh juru lelang”. 8 Hal serupa juga disebutkan dalam Kamus
Bahasa Indonesia yang berbunyi : “Lelang ialah penjualan barang dihadapan

banyak orang dengan tawar-menawar, siapa yang tertinggi menawarnya dia
berhak membeli barang tersebut”. 9
Sementara dalam Pasal 1 Undang-Undang nomor 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan (selanjutnya disebut sebagai UUHT) menyebutkan pengertian
dari Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut sebagai UUPA),

6

Dikutip dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21495/3/Chapter%20II.pdf,
Ketentuan Hukum Lelang Melalui Balai Lelang Swasta, [Diakses Pada 04 Februari 2016 Pukul
00.09 WIB].
7
Rachmadi Usman, Hukum Lelang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hal. 21.
8
Andi Hamzah, op.Cit, hal. 349.
9
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Gita Media Press), hal.
489.


Universitas Sumatera Utara

5

berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan
tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. 10
UUHT No. 4 Tahun 1996 dibentuk sebagai pelaksanaan dari Pasal 51
UUPA No. 5 Tahun 1960 yang menggantikan berlakunya ketentuan-ketentuan
mengenai hypotheek yang diatur dalam KUHPerdata dan Credietverband yang di
atur dalam Staatsblad (selanjutnya disebut sebagai Stbl) 1908 No. 542
sebagaimana telah diubah dengan Stbl. 1937 No. 190. 11 Hak Tanggungan
merupakan salah satu jenis jaminan kebendaan yang meskipun tidak dinyatakan
dengan tegas adalah jaminan yang lahir dari suatu perjanjian. Jika dilihat dari
ketentuan yang diatur dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 UUHT No. 4 Tahun
1996 dapat diketahui bahwa pada dasarnya pemberian Hak Tanggungan hanya
dapat dimungkinkan jika dibuat dalam bentuk perjanjian.
Landasan hukum eksekusi Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 20 UUHT
No. 4 Tahun 1996, dimana dalam Pasal tersebut dapat diketahui bahwa pada

dasarnya eksekusi atau penjualan hak atas tanah yang dibebani dengan Hak
Tanggungan dapat dilaksanakan melalui 2 cara :
1. Lelang berdasarkan ketentuan Pasal 6 UUHT No. 4 Tahun 1996 apabila
debitur cedera janji, pemegang Hak Tanggungan pertama mempunyai hak
untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui

10

Supriadi, Hukum Agraria, (Jakarta: Sinar Grafika,2007), hal. 173.
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok Dan
Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan, (Bandung: Alumni, 1999), hal. 1-2.
11

Universitas Sumatera Utara

6

pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil
penjualan tersebut.
2. Lelang berdasarkan Pasal 20 Ayat (1) huruf b jo. Pasal 14 Ayat (2)

rumusan Pasal 14 ayat (2) UUHT No. 4 Tahun 1996 secara jelas
menyatakan bahwa sertifikat Hak Tanggungan mempunyai kekuatan
eksekutorial sebagaimana halnya suatu putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap.
Melalui penjualan secara lelang, seorang pembeli akan terjamin kepastian
hukumnya atas kepemilikan objek lelang (tanah) tersebut, karena dari setiap
pelaksanaan lelang akan diterbitkan risalah lelang yang merupakan acte autentik
dari pembelian suatu barang melalui proses penjualan secara lelang, sehingga
dengan alat bukti risalah lelang tersebut hak kepemilikan atas objek lelang (tanah)
akan jatuh kepada pihak pemenang lelang, meskipun belum secara sempurna
mendapat hak atas tanah tersebut, karena hak atas tanah tersebut harus
didaftarkan, guna memperoleh legitimasi yang sempurna akan hak atas tanah
tersebut kepada Kantor Pertanahan. 12
Lembaga lelang yang diatur melalui sistem hukum dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Setidaknya terdapat tiga tujuan diaturnya
lelang dalam hukum. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan penjualan lelang, yang
diatur dalam banyak peraturan perundang-undangan. Kedua, untuk memenuhi

12


Ita Sucihati, Bambang Winarno, Amelia Sri Kusuma D, Perlindungan Hukum Bagi
Pemenang Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Atas Penguasaan Objek Lelang (Analisis Yuridis
Atas Putusan Pengadilan Negeri Kediri Nomor 61/Pdt.G/2012/PN.Kdr), Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya, April 2014. hal. 8.

Universitas Sumatera Utara

7

atau melaksanakan putusan Peradilan atau lembaga penyelesaian sengketa
berdasarkan undang-undang dalam rangka penegakan keadilan (law enforcement).
Ketiga, untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha pada umumnya, produsen atau
pemilik barang pribadi dimungkinkan melakukan penjualan pelelangan. 13
Dunia yang semakin modern dan berkembang dewasa ini telah membuat
banyak kemudahan bagi manusia. Salah satunya kemudahan dalam jual-beli
melalui lelang. Bertitik tolak pada perkembangan situasi dan kondisi diatas
menimbulkan keinginan penulisan untuk membahas bagaimana “Tinjauan
Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi di
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) MEDAN)”.


B. Permasalahan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini
permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan lelang eksekusi di Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) Medan?
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap Pembeli Lelang eksekusi Hak
Tanggungan yang beriktikad baik?
3. Apa yang menjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan lelang eksekusi
Hak Tanggungan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
(KPKNL) Medan dan bagaimana solusi mengatasi hambatan tersebut?

13

Purnama Tiora Sianturi, Perlindungan Hukum terhadap Pembeli Barang Jaminan
Tidak Bergerak Melalui Lelang, (Bandung: CV.Mandar Maju, 2013) hal. 1.

Universitas Sumatera Utara

8


C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan lelang eksekusi Hak Tanggungan di
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (selanjutnya disebut
KPKNL) Medan.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap Pembeli Lelang eksekusi
Hak Tanggungan yang beriktikad baik.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan lelang eksekusi Hak
Tanggungan di KPKNL Medan serta mengetahui solusi dalam mengatasi
hambatan tersebut.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini yaitu secara teoretis
maupun praktis, yakni :
1.

Secara Teoretis
Secara teoretis diharapkan pembahasan terhadap permasalahan yang

diajukan dapat menambah pengetahuan dan melahirkan pemahaman bahwa
pentingnya memberikan perhatian khusus mengenai pelaksanaan lelang eksekusi
Hak Tanggungan. Sehingga masyarakat tidak ragu lagi dalam menggunakan jasa
KPKNL di Medan dan masyarakat juga tidak bingung lagi dalam mengikuti
proses pelaksanaan lelang.
2.

Secara Praktis

Universitas Sumatera Utara

9

Secara Praktis dalam pembahasan ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi Pejabat lelang dalam memberikan pelayanan lelang yang efisien,
transparan, akuntabel, adil dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang
mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat sebagaimana yang diamanatkan
Pasal 6 UUHT No. 4 Tahun 1996.

E. Keaslian Penulisan
Karya tulis ini merupakan hasil dari buah pemikiran penulis yang
berdasarkan dari literatur-literatur yang telah ada, baik dari buku-buku yang
berhubungan dengan judul baik yang dimiliki penulis sendiri maupun dari
perpustakaan dan dari sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya dan serta
yang mendukung dalam menjawab permasalahan yang timbul dalam penulisan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini adalah murni dikerjakan sendiri dengan topik yang
belum pernah dibahas oleh orang lain menurut data yang dilakukan oleh pihak
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila ternyata terdapat topik yang
sama serta perumusan permasalahan yang sama dengan karya penulis ini, maka
penulis dapat mempertanggungjawabkannya.

F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang jelas dan memuaskan mengenai
pelaksanaan lelang eksekusi Hak Tanggungan di KPKNL Medan, bagaimana
perlindungan hukum hak Pembeli Lelang eksekusi Hak Tanggungan yang

Universitas Sumatera Utara

10

beriktikad baik dan apa saja hambatan-hambatan serta solusi dalam pelaksanaan
lelang eksekusi Hak Tanggungan di KPKNL Medan, maka metode yang
digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian yuridis
empiris atau lapangan (field research) dan yuridis normatif atau penelitian
kepustakaan (library research). Jenis penelitian yuridis empiris atau lapangan ini
menunjukkan penelitian ini mendapatkan data primer dan mengidentifikasi hukum
sebagai perilaku yang mempola. Dimana pendekatan ini ditujukan untuk
memperoleh keterangan, penjelasan dan data mengenai pelaksanaan lelang
eksekusi Hak Tanggungan dan melihat langsung penerapannya di KPKNL
Medan.
Penulis juga menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research).
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menunjukkan perpustakaan sebagai
tempat dilaksanakannya suatu penelitian. Sebenarnya suatu penelitian mutlak
menggunakan kepustakaan sebagai sumber data sekunder. 14 Pada pendekatan
bersifat yuridis normatif ini, hukum diidentifikasi sebagai norma peraturan atau
undang-undang yang mengikat dan memiliki konsekuensi hukum yang jelas.
Melalui pendekatan normatif ini diharapkan kita dapat memahami peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Khususnya dalam penelitian ini merujuk pada
peraturan perundang-undangan yang membahas tentang lelang.

14

Tampil Anshari Siregar, Metode Penelitian Hukum : Penulis Skripsi, (Medan: Multi
Grafika, 2007), hal. 21.

Universitas Sumatera Utara

11

2. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penyelesaian skripsi ini meliputi:
a. Data Primer
Data yang diperoleh langsung melalui penelitian di KPKNL Medan.
Data primer ini diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Cabang
KPKNL Medan.
b. Data Sekunder
Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur
yang relevan dengan judul ini, dokumen-dokumen, pendapat para ahli
hukum dan hasil penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data, penulis melakukan beberapa metode
yaitu:
a. Wawancara.
Wawancara adalah teknik pengumpulan informasi dan data dengan
cara mengajukan sejumlah pertanyaan langsung kepada Kepala
Cabang KPKNL Medan yang bertugas pada saat itu.
b. Dokumentasi.
Metode Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data berkaitan dengan penerapan proses pelaksanaan lelang eksekusi
Hak Tanggungan.
c. Studi Kepustakaan

Universitas Sumatera Utara

12

Studi Kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dari referensireferensi yang mendukung terhadap penelitian ni berupa dokumen,
literatur, peraturan perundang-undangan, serta artikel-artikel yang
memiliki kaitan dengan permasalahan. Kemudian menjadi bahan
masukkan dalam melengkapi analisis dalam permasalahan ini.
4. Analisis Data
Analisis

data

merupakan

suatu

proses

untuk

menafsirkan,

merumuskan, atau memaknai suatu data. Analisis data merupakan tindak
lanjut proses pengolahan data yang dilakukan peneliti yang memerlukan
kecermatan, ketelitian, dan pencurahan daya pikir yang optimal. Hasil analisis
data ini diharapkan mampu memberikan jawaban dari permasalahan yang
dikemukakan dalam skripsi ini. Adapun metode analisis data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif yaitu menggambarkan secara lengkap kualitas dan karakteristik dari
data-data yang sudah terkumpul, dilakukan pengolahan data

kemudian

disimpulkan.

G. Sistematika Penulisan
Penulisan ini di buat secara terperinci dan sistematis, agar memberikan
kemudahan bagi pembacanya dalam memahami makna dan memperoleh
manfaatnya. Keseluruhan sistematika ini berupa satu kesatuan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain yang dapat dilihat sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

13

Bab I

Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang hal-hal dasar yang akan dijelaskan pada babbab berikutnya yaitu latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian, sistematika
penulisan.

Bab II Tinjauan Umum Tentang Lelang
Bab ini berisikan mengenai tinjauan umum tentang Lelang yaitu memuat
sejarah lelang, pengertian lelang, peraturan tentang lelang, fungsi dan
manfaat lelang, klasifikasi lelang, prosedur lelang, risalah lelang,
pembukuan lelang, laporan lelang.
Bab III Tinjauan Umum Tentang Hak Tanggungan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum tentang Hak
Tanggungan yaitu pengertian Hak Tanggungan, peraturan tentang Hak
Tanggungan, asas-asas Hak Tanggungan, objek dan subjek Hak
Tanggungan, pemberi Hak Tanggungan, lahir dan berakhirnya Hak
Tanggungan, eksekusi Hak Tanggungan, pengertian eksekusi, eksekusi
Hak Tanggungan di dalam Lembaga Keuangan, dan cara pelaksanaan
eksekusi Hak Tanggungan.
Bab IV Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Di KPKNL Medan
Bab ini tentang profil KPKNL Medan, pelaksanaan lelang eksekusi Hak
Tanggungan di KPKNL Medan, bab ini berisikan perlindungan hukum
hak Pembeli Lelang eksekusi Hak Tanggungan yang beriktikad baik, bab
ini berisikan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan lelang eksekusi

Universitas Sumatera Utara

14

Hak Tanggungan di KPKNL Medan dan solusi dalam mengatasi
hambatan-hambatan

dalam

pelaksanaan

lelang

eksekusi

Hak

Tanggungan di KPKNL Medan.
Bab V

Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang rangkuman dari seluruh pembahasan yang
dilakukan penulis pada bab-bab sebelumnya. Bab ini berisikan
kesimpulan dan akhirnya penulis mencoba memberikan beberapa saran
kepada pihak-pihak yang terkait sehingga dapat mendorong pelaksanaan
lelang eksekusi Hak Tanggungan di KPKNL Medan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

8 140 218

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat Dengan Hak Tanggungan (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara (Kp2ln) Medan), 2003

0 22 231

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DENGAN KREDITUR BANK PEMERINTAH DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG(KPKNL) SEMARANG

6 85 94

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

7 68 142

PELAKSANAAN PEMBATALAN LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN KARENA PELUNASAN UTANG DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG BUKITTINGGI.

0 0 6

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 11

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 1

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 49

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 5

PELAKSANAAN LELANG PARATE EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2