MAKALAH KEWARGANEGARAAN PENTINGNYA BELA pdf
MAKALAH
KEWARGANEGARAAN
PENTINGNYA BELA NEGARA
RISSA FUJITA SARI
D1A016277
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
2016-2017
BAB I
1. Latar Belakang
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada
NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorban demi
kedaulatan dan kesatuan NKRI.
BAB II
Pentingnya Bela Negara
Kemampuan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara merupakan kemampuan yang harus semua orang miliki. Pembahasan
ini memiliki kedudukan yang amat penting dalam upaya memberikan pengetahuan, pemahaman,
dan menanamkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam usaha membela negara di lingkungan
masing-masing.
1. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Bela Negara harus dipahami agar setiap warga negara memiliki pemahaman, kesadaran dan
kemauan berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Negara Indonesia memiliki area darat
dan laut yang sangat luas. Bahkan, area lautnya pun merupakan salah satu yang terluas di dunia.
Tidak kurang dari 13.600 pulau dan 220 juta penduduk mendiami wilayah darat Indonesia.
Dengan luas darat dan laut yang demikian besar, tanggung jawab untuk menjaga wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya berada di pundak pemerintah, tetapi juga
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya pembelaan negara yang
dilakukan oleh aparat pertahanan dan keamanan maupun oleh rakyat sendiri.
Bagaimanapun juga, seperti halnya kita memiliki rumah sendiri maka yang bertanggung jawab
untuk menjaganya adalah penghuninya sendiri. Rumah yang kita huni itu harus dijaga dari
kecelakaan dan tindak kriminal serta potensi-potensi ancaman lainnya yang berasal dari dalam
maupun dari luar rumah! Upaya pembelaan perlu dilakukan negara karena adanya negara yang
mesti dijaga.
Apa yang dimaksud usaha pembelaan negara?
Pernahkah melihat atau meraba wujud negara? Tentu sulit melihat atau meraba wujud negara,
karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, untuk mengetahui wujud negara
dapat ditelusuri dari unsur-unsur negara seperti penduduk, wilayah, pemerintah, dan pengakuan.
Unsur-unsur itulah yang setiap warga negara harus bela.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha
pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan
dalam undang-udang tersebut bukan ”usaha pembelaan negara” tetapi digunakan istilah lain yang
mempunyai makna sama yaitu ”upaya bela negara”.Dalam penjelasan tersebut ditegaskan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian upaya bela negara di atas, apabila warga negara pernah ikut serta
menjaga wilayah negara termasuk wilayah lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang
membahayakan keselamatan bangsa dan negara berarti warga negara tersebut sudah
berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Demikian pula sikap hormat terhadap bendera,
lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan negara RI
menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan negara.
Mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan?
Pernahkah kita memiliki barang yang diganggu atau akan diambil alih orang lain tanpa hak?
Apakah kita berusaha membela atau mempertahankannya? Pasti kita mempertahankannya
bukan? Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan
mempertahankan apa yang dia miliki dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat
disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi diri kita.
Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap orang
membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Apa yang akan terjadi jika tidak ada negara?
Thomas Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu ”manusia
merupakan serigala bagi manusia lainnya” (Homo Homini Lupus) dan ”perang manusia lawan
manusia” (Bellum Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak
akan ada ketertiban, keamanan, dan keadilan.
Supaya hidup tertib, aman, dan damai maka diperlukan negara. Negara akan tegak berdiri jika
dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting
dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara
penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:
1. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;
2. untuk menjaga keutuhan wilayah negara;
3. merupakan panggilan sejarah;
4. merupakan kewajiban setiap warga negara.
Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan dengan Pertama,
teori fungsi negara; Kedua, unsur-unsur negara; Ketiga, aspek sejarah perjuangan bangsa
(merupakan panggilan sejarah); dan Keempat, peraturan perundang-undangan tentang kewajiban
membela negara.
2. Fungsi Negara dalam kaitannya dengan Pembelaan Negara
Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda tergantung pada titik berat perhatian
dan latar belakang perumusan tujuan dan fungsi negara tersebut. Selain itu, penafsiran rumusan
fungsi negara dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut oleh negara atau ahli
tersebut. Namun demikian, Budiardjo (1978:46) menyatakan bahwa setiap negara, terlepas dari
ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:
1. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan
penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Bagi negara-negara baru,
fungsi ini dianggap sangat penting karena untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.
3. Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga
negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa
berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi negara
tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan, sehingga para ahli
seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.
Bagaimana keterkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya fungsifungsi negara tersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Namun salah satu fungsi
negara yang sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan
negara. Fungsi Pertahanan negara dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan negara
terhadap segala kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan
alat-alat pertahanan yaitu TNI dan perlengkapannya.
Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan terhadap negara sebagaimana
ditegaskan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2003 bahwa “ setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara” (Pasal 9 ayat 1). Hal ini mengandung makna bahwa partisipasi warga negara dalam
melaksanakan fungsi pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara.
Prinsip-prinsip yang menjadi landasan pembelaan negara sebenarnya sudah tercantum secara
jelas dalam Pembukaan maupun Batang Tubuh UUD 1945 terutama pasal 27 ayat 3 dan Bab XII
pasal 30, yaitu:
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27
ayat 3);
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara (pasal 30 ayat 1);
usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung (pasal 30 ayat 2);
TNI terdiri atas TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AL sebagai alat negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (pasal 30
ayat 3);
Polri sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum (pasal 30 ayat
4);
susunan dan kedudukan TNI, Polri, hubungan kewenangan TNI dengan Polri di dalam
menjalankan tugasnya, syarat- syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur
dengan undang-undang (pasal 30 ayat 5);.
kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan
(Pembukaan UUD 1945);
pemerintahan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial (Pembukaan UUD 1945);
Terkait dengan UUD 1945 Bab XII pasal 30 tersebut di atas, disebutkan ada beberapa kekuatan
atau komponen masyarakat dalam upaya pembelaan negara, yaitu sebagai berikut.
Komponen utama. Komponen utama ini ditempati oleh TNI, baik TNI-AD TNI-AL, TNIAU maupun Polri. Kekuatan utama ini berada di garis depan dalam usaha pembelaan
negara.
Komponen cadangan. Komponen ini terdiri atas seluruh warga negara, sumber daya
alam, serta sarana dan prasarana nasional yang dapat dikerahkan untuk mempertahankan
atau memperkuat komponen utama.
Komponen pendukung. Contoh komponen terakhir ini adalah keikutsertaan rakyat dalam
pembelaan negara dengan cara membentuk Sishankamrata (sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta), seperti:
o 1) Hansip (Pertahanan Sipil);
o 2) Wanra (Perlawanan Rakyat);
o 3) Kamra (Keamanan Rakyat);
o 4) Menwa (resimen Mahasiswa);
o 5) SAR, PMI, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan atau operasionalisasinya, pemerintah selain memiliki dan menentukan
prinsip-prinsip pembelaan negara juga menentukan landasan hukumnya, yaitu dengan
menetapkan:
Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara RI;
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri.
Serangan atau ancaman dari dalam negeri dapat datang dari warga negara Indonesia sendiri.
Misalnya, tindakan terorisme Bom Bali I dan II, bom Kuningan atau di Kedutaan Besar
Australia, bom Poso, dan lain-lain. Kasus-kasus tersebut sangat mengganggu keamanan di
negara kita. Bahkan, beberapa kali pemerintah Australia, Amerika Serikat, dan Inggris
menerapkan kebijakan Travel Warning atau melarang warganya untuk bepergian ke In donesia
karena dinilai tidak aman.
Adapun serangan dari luar dapat berupa ancaman yang bersifat isik atau militer, ideologi maupun
ancaman terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Seperti telah kamu ketahui bahwa dibandingkan dengan negara-negara lain, aparat
militer/TNI jumlahnya masih sangat sedikit. Begitu pula perangkat militer yang dimilikinya
untuk menjaga pertahanan di darat, laut, dan udara, masih jauh dari memadai. Perlengkapan dan
peralatan militer yang ada pun sebagian besar telah berusia tua.
Perlu diketahui bahwa fungsi keamanan dan ketertiban yang diemban oleh Polri berbeda dengan
fungsi pertahanan yang dibebankan kepada TNI (Tentara Nasional Indonesia). Tugas utama
aparat TNI adalah menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Mereka difungsikan
menjadi aparat teritorial dan tempur. Apabila ada gangguan dari dalam maupun dari luar negeri
yang mengancam kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI, prajurit TNI-lah yang pertama
dan terdepan dalam menghadapinya.
TNI melakukan pembelaan negara dengan cepat, misalnya, dalam kasus gerakan separatisme di
Timor Timur pada era 1970 sampai 1990-an dan kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di
Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang hendak memisahkan diri dari NKRI. TNI melakukan
tugasnya dengan berat. Pada akhirnya Provinsi Timor Timur lepas dari NKRI dan menjadi
sebuah negara merdeka dan berdaulat, menghadapi hal itu perjuangan TNI saat itu benar-benar
dihadapkan pada situasi sulit. Bahkan, beberapa perwira menengah dan tinggi TNI didakwa
melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Belum lagi dalam dua dasawarsa terakhir muncul pula
gerakan separatis OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Irian Barat dan RMS (Republik Maluku
Selatan) di Maluku. Di wilayah Poso, Sulawesi Tengah pun kerusuhan demi kerusuhan yang
mengancam keamanan dan keutuhan wilayah NKRI sampai tahun 2006 masih terus terjadi.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa potensi ancaman yang datang dari dalam negeri pun tidak
kalah mengkhawatirkannya dibanding ancaman dari luar. Ancaman dari luar, contohnya terjadi
pada tahun 2005 lalu. Ketika itu, kapal-kapal perang Angkatan Laut Diraja Malaysia melakukan
provokasi terhadap TNI-AL dengan memasuki wilayah Teluk Ambalat secara paksa. Sebelumnya
juga terjadi sengketa perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan. Untungnya setelah dihalau oleh
kapal-kapal perang TNI- AL, mereka akhirnya pergi meninggalkan perairan tersebut. Perairan
dan pulau-pulau tersebut sekaligus merupakan batas wilayah RI terluar dengan Malaysia dan
sekitarnya
Ketika itu, kapal-kapal perang Angkatan Laut Diraja Malaysia melakukan provokasi terhadap
TNI-AL dengan memasuki wilayah Teluk Ambalat secara paksa. Sebelumnya juga terjadi
sengketa perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan. Untungnya setelah dihalau oleh kapal-kapal
perang TNI-AL, mereka akhirnya pergi meninggalkan perairan tersebut. Perairan dan pulaupulau tersebut sekaligus merupakan batas wilayah RI terluar dengan Malaysia dan sekitarnya.
Tugas TNI bertambah lagi, terutama untuk menjaga wilayah- wilayah perbatasan dengan negara
lain. Misalnya, beberapa waktu lalu sedang terjadi krisis keamanan atau pergolakan di negara
tetangga kita yang baru memisahkan diri dari NKRI, yaitu Timor Timur. Kerusuhan tersebut
dipicu oleh penolakan atas pemecatan beberapa perwira tinggi angkatan bersenjata di sana.
Akibatnya, warga sipil yang terkena imbas dari bentrokan antara tentara perlawanan dengan
aparat keamanan banyak melakukan eksodus (keluar dari tempat yang tidak aman) melewati
perbatasan negara Indonesia dan Timor Timur di Atambua. Melihat kondisi seperti itu, aparat
TNI terus berjaga-jaga di sekitar Atambua, NTT sebagai antisipasi masuknya para perusuh dari
Timor Timur ke wilayah Indonesia. Tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai oleh jajaran TNI
ialah pernyataan pemerintah dan parlemen Australia yang menyebut-nyebut Indo nesia sebagai
ancaman serius terhadap wilayah Australia.
Dibanding dengan agresi militer Amerika Serikat terhadap Irak dan Afghanistan, serta Israel
terhadap Palestina, ancaman dari luar terhadap NKRI memang belumlah terlalu berat. Akan
tetapi, sikap waspada dan siaga tetap perlu dilakukan oleh TNI dan Polri hal itu karena ancaman
dapat berwujud dua, yaitu bisa secara terang-terangan dan frontal, tetapi bisa juga dilakukan
secara diam-diam melalui berbagai gerakan penyusupan melalui oknum, lembaga-lembaga,
LSM, partai politik, dan lain-lain.
Pemerintah perlu segera membangun kekuatan militer yang tangguh dan profesional yang
dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap dan canggih. Kekuatan militer Indo nesia sangat
dibutuhkan selain untuk menjaga kedaulatan NKRI, juga agar tercapainya stabilitas di kawasan
Asia Tenggara. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dikenal sebagai pemimpin kawasan dan
selalu menjadi tolak ukur stabilitas keamanan. Jika di Indonesia aman dan stabil maka di
kawasan Asia Tenggara pun stabil. Sebaliknya, jika di Indonesia tidak stabil atau mengalami
instabilitas politik dan keamanan maka dampaknya akan terasa sampai ke negara-negara di
kawasan Asia Tenggara.
Selain fungsi pertahanan, terdapat fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan
negara yaitu fungsi keamanan (ketertiban) untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat. Di negara kita untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut dibentuk lembaga yang kita
kenal POLRI.
Berdasarkan uraian di atas, fungsi negara yang sangat penting untuk memelihara ketertiban dan
menjamin kelangsungan hidup atau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan dan
ketertiban (keamanan). Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan tersebut selain
negara harus memiliki alat-alat pertahanan dan keamanan, juga diperlukan keikutsertaan segenap
warga negara untuk membela negara dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Dengan
demikian, keikutsertaan segenap warga negara dalam melaksanakan fungsi pertahanan dan
keamanan negara berkaitan dengan upaya membela negara.
Fungsi pertahanan dan keamanan negara sangat urgen dalam kehidupan negara dan merupakan
prasyarat bagi fungsi-fungsi lainnya, karena negara hanya dapat menjalankan fungsi-fungsi
lainnya jika negara mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dari luar maupun
dari dalam.
Pentingnya fungsi pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara dapat diibaratkan pada
kehidupan pribadi sehari-hari kita. Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau tidur dengan
nyenyak apabila tidak mampu menangkal dan mempertahankan diri dari gangguan atau ancaman
yang dihadapi? Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi, maka diperlukan
kemampuan untuk menangkal berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi.
Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan sangat penting karena
negara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan
keadilan, dan lain-lain jika tidak mampu mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar
maupun dari dalam.
Hal ini mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan megamankan negara bukan hanya
kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia
termasuk seluruh warga negara indonesia.
BAB III
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah memiliki sifat Bela Negara adalah hal yang
patut ditiru oleh semua warga negara, karena memiliki sifat Bela Negara berarti warga negara itu
sudah berterima kasih kepada negara yang ditempatinya dan memberikannya tempat hidup yang
layak sehingga timbul rasa timbal balik terhadap negara tersebut. Lalu dengan adanya sifat Bela
Negara, kita dapat membuat negara kita sendiri lebih maju karena kecintaan kita dengan negara
kita, juga dapat membuat kita menjadi orang yang nasionalisme dan disukai oleh warga negara
lain sehingga sifat bela negara adalah sifat yang harus dimiliki semua warga negara, bukan hanya
para aparat penegak saja yang melindungi negaranya.
KEWARGANEGARAAN
PENTINGNYA BELA NEGARA
RISSA FUJITA SARI
D1A016277
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM
2016-2017
BAB I
1. Latar Belakang
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan
mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada
NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorban demi
kedaulatan dan kesatuan NKRI.
BAB II
Pentingnya Bela Negara
Kemampuan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara merupakan kemampuan yang harus semua orang miliki. Pembahasan
ini memiliki kedudukan yang amat penting dalam upaya memberikan pengetahuan, pemahaman,
dan menanamkan kesadaran untuk berpartisipasi dalam usaha membela negara di lingkungan
masing-masing.
1. Pentingnya Usaha Pembelaan Negara
Bela Negara harus dipahami agar setiap warga negara memiliki pemahaman, kesadaran dan
kemauan berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Negara Indonesia memiliki area darat
dan laut yang sangat luas. Bahkan, area lautnya pun merupakan salah satu yang terluas di dunia.
Tidak kurang dari 13.600 pulau dan 220 juta penduduk mendiami wilayah darat Indonesia.
Dengan luas darat dan laut yang demikian besar, tanggung jawab untuk menjaga wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan hanya berada di pundak pemerintah, tetapi juga
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya pembelaan negara yang
dilakukan oleh aparat pertahanan dan keamanan maupun oleh rakyat sendiri.
Bagaimanapun juga, seperti halnya kita memiliki rumah sendiri maka yang bertanggung jawab
untuk menjaganya adalah penghuninya sendiri. Rumah yang kita huni itu harus dijaga dari
kecelakaan dan tindak kriminal serta potensi-potensi ancaman lainnya yang berasal dari dalam
maupun dari luar rumah! Upaya pembelaan perlu dilakukan negara karena adanya negara yang
mesti dijaga.
Apa yang dimaksud usaha pembelaan negara?
Pernahkah melihat atau meraba wujud negara? Tentu sulit melihat atau meraba wujud negara,
karena negara bersifat abstrak (in abstracto). Namun demikian, untuk mengetahui wujud negara
dapat ditelusuri dari unsur-unsur negara seperti penduduk, wilayah, pemerintah, dan pengakuan.
Unsur-unsur itulah yang setiap warga negara harus bela.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha
pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Istilah yang digunakan
dalam undang-udang tersebut bukan ”usaha pembelaan negara” tetapi digunakan istilah lain yang
mempunyai makna sama yaitu ”upaya bela negara”.Dalam penjelasan tersebut ditegaskan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian upaya bela negara di atas, apabila warga negara pernah ikut serta
menjaga wilayah negara termasuk wilayah lingkungan sekitar dari gangguan atau ancaman yang
membahayakan keselamatan bangsa dan negara berarti warga negara tersebut sudah
berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Demikian pula sikap hormat terhadap bendera,
lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing terhadap kedaulatan negara RI
menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan negara.
Mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan?
Pernahkah kita memiliki barang yang diganggu atau akan diambil alih orang lain tanpa hak?
Apakah kita berusaha membela atau mempertahankannya? Pasti kita mempertahankannya
bukan? Setiap manusia normal secara naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan
mempertahankan apa yang dia miliki dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat
disenangi, sangat penting, dan sangat berharga bagi diri kita.
Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap orang
membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Apa yang akan terjadi jika tidak ada negara?
Thomas Hobbes pernah melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu ”manusia
merupakan serigala bagi manusia lainnya” (Homo Homini Lupus) dan ”perang manusia lawan
manusia” (Bellum Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak
akan ada ketertiban, keamanan, dan keadilan.
Supaya hidup tertib, aman, dan damai maka diperlukan negara. Negara akan tegak berdiri jika
dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh karena itu, membela negara sangat penting
dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara
penting dilakukan oleh setiap warga negara Indonesia, diantaranya yaitu:
1. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;
2. untuk menjaga keutuhan wilayah negara;
3. merupakan panggilan sejarah;
4. merupakan kewajiban setiap warga negara.
Alasan-alasan pentingnya usaha pembelaan negara tersebut dapat dihubungkan dengan Pertama,
teori fungsi negara; Kedua, unsur-unsur negara; Ketiga, aspek sejarah perjuangan bangsa
(merupakan panggilan sejarah); dan Keempat, peraturan perundang-undangan tentang kewajiban
membela negara.
2. Fungsi Negara dalam kaitannya dengan Pembelaan Negara
Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda tergantung pada titik berat perhatian
dan latar belakang perumusan tujuan dan fungsi negara tersebut. Selain itu, penafsiran rumusan
fungsi negara dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut oleh negara atau ahli
tersebut. Namun demikian, Budiardjo (1978:46) menyatakan bahwa setiap negara, terlepas dari
ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak perlu yaitu:
1. Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan
penertiban atau bertindak sebagai stabilisator.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Bagi negara-negara baru,
fungsi ini dianggap sangat penting karena untuk mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.
3. Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga
negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa
berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi negara
tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan, sehingga para ahli
seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.
Bagaimana keterkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya fungsifungsi negara tersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Namun salah satu fungsi
negara yang sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan
negara. Fungsi Pertahanan negara dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan negara
terhadap segala kemungkinan serangan dari luar, sehingga negara harus diperlengkapi dengan
alat-alat pertahanan yaitu TNI dan perlengkapannya.
Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan terhadap negara sebagaimana
ditegaskan dalam Undang-undang nomor 3 tahun 2003 bahwa “ setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara” (Pasal 9 ayat 1). Hal ini mengandung makna bahwa partisipasi warga negara dalam
melaksanakan fungsi pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara.
Prinsip-prinsip yang menjadi landasan pembelaan negara sebenarnya sudah tercantum secara
jelas dalam Pembukaan maupun Batang Tubuh UUD 1945 terutama pasal 27 ayat 3 dan Bab XII
pasal 30, yaitu:
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27
ayat 3);
tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara (pasal 30 ayat 1);
usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung (pasal 30 ayat 2);
TNI terdiri atas TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AL sebagai alat negara yang bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (pasal 30
ayat 3);
Polri sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum (pasal 30 ayat
4);
susunan dan kedudukan TNI, Polri, hubungan kewenangan TNI dengan Polri di dalam
menjalankan tugasnya, syarat- syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur
dengan undang-undang (pasal 30 ayat 5);.
kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan
(Pembukaan UUD 1945);
pemerintahan negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial (Pembukaan UUD 1945);
Terkait dengan UUD 1945 Bab XII pasal 30 tersebut di atas, disebutkan ada beberapa kekuatan
atau komponen masyarakat dalam upaya pembelaan negara, yaitu sebagai berikut.
Komponen utama. Komponen utama ini ditempati oleh TNI, baik TNI-AD TNI-AL, TNIAU maupun Polri. Kekuatan utama ini berada di garis depan dalam usaha pembelaan
negara.
Komponen cadangan. Komponen ini terdiri atas seluruh warga negara, sumber daya
alam, serta sarana dan prasarana nasional yang dapat dikerahkan untuk mempertahankan
atau memperkuat komponen utama.
Komponen pendukung. Contoh komponen terakhir ini adalah keikutsertaan rakyat dalam
pembelaan negara dengan cara membentuk Sishankamrata (sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta), seperti:
o 1) Hansip (Pertahanan Sipil);
o 2) Wanra (Perlawanan Rakyat);
o 3) Kamra (Keamanan Rakyat);
o 4) Menwa (resimen Mahasiswa);
o 5) SAR, PMI, dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan atau operasionalisasinya, pemerintah selain memiliki dan menentukan
prinsip-prinsip pembelaan negara juga menentukan landasan hukumnya, yaitu dengan
menetapkan:
Undang-Undang No. 1 Tahun 1988 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara RI;
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri.
Serangan atau ancaman dari dalam negeri dapat datang dari warga negara Indonesia sendiri.
Misalnya, tindakan terorisme Bom Bali I dan II, bom Kuningan atau di Kedutaan Besar
Australia, bom Poso, dan lain-lain. Kasus-kasus tersebut sangat mengganggu keamanan di
negara kita. Bahkan, beberapa kali pemerintah Australia, Amerika Serikat, dan Inggris
menerapkan kebijakan Travel Warning atau melarang warganya untuk bepergian ke In donesia
karena dinilai tidak aman.
Adapun serangan dari luar dapat berupa ancaman yang bersifat isik atau militer, ideologi maupun
ancaman terhadap keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Seperti telah kamu ketahui bahwa dibandingkan dengan negara-negara lain, aparat
militer/TNI jumlahnya masih sangat sedikit. Begitu pula perangkat militer yang dimilikinya
untuk menjaga pertahanan di darat, laut, dan udara, masih jauh dari memadai. Perlengkapan dan
peralatan militer yang ada pun sebagian besar telah berusia tua.
Perlu diketahui bahwa fungsi keamanan dan ketertiban yang diemban oleh Polri berbeda dengan
fungsi pertahanan yang dibebankan kepada TNI (Tentara Nasional Indonesia). Tugas utama
aparat TNI adalah menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Mereka difungsikan
menjadi aparat teritorial dan tempur. Apabila ada gangguan dari dalam maupun dari luar negeri
yang mengancam kedaulatan negara dan keutuhan wilayah NKRI, prajurit TNI-lah yang pertama
dan terdepan dalam menghadapinya.
TNI melakukan pembelaan negara dengan cepat, misalnya, dalam kasus gerakan separatisme di
Timor Timur pada era 1970 sampai 1990-an dan kasus GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di
Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang hendak memisahkan diri dari NKRI. TNI melakukan
tugasnya dengan berat. Pada akhirnya Provinsi Timor Timur lepas dari NKRI dan menjadi
sebuah negara merdeka dan berdaulat, menghadapi hal itu perjuangan TNI saat itu benar-benar
dihadapkan pada situasi sulit. Bahkan, beberapa perwira menengah dan tinggi TNI didakwa
melanggar HAM (Hak Asasi Manusia). Belum lagi dalam dua dasawarsa terakhir muncul pula
gerakan separatis OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Irian Barat dan RMS (Republik Maluku
Selatan) di Maluku. Di wilayah Poso, Sulawesi Tengah pun kerusuhan demi kerusuhan yang
mengancam keamanan dan keutuhan wilayah NKRI sampai tahun 2006 masih terus terjadi.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa potensi ancaman yang datang dari dalam negeri pun tidak
kalah mengkhawatirkannya dibanding ancaman dari luar. Ancaman dari luar, contohnya terjadi
pada tahun 2005 lalu. Ketika itu, kapal-kapal perang Angkatan Laut Diraja Malaysia melakukan
provokasi terhadap TNI-AL dengan memasuki wilayah Teluk Ambalat secara paksa. Sebelumnya
juga terjadi sengketa perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan. Untungnya setelah dihalau oleh
kapal-kapal perang TNI- AL, mereka akhirnya pergi meninggalkan perairan tersebut. Perairan
dan pulau-pulau tersebut sekaligus merupakan batas wilayah RI terluar dengan Malaysia dan
sekitarnya
Ketika itu, kapal-kapal perang Angkatan Laut Diraja Malaysia melakukan provokasi terhadap
TNI-AL dengan memasuki wilayah Teluk Ambalat secara paksa. Sebelumnya juga terjadi
sengketa perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan. Untungnya setelah dihalau oleh kapal-kapal
perang TNI-AL, mereka akhirnya pergi meninggalkan perairan tersebut. Perairan dan pulaupulau tersebut sekaligus merupakan batas wilayah RI terluar dengan Malaysia dan sekitarnya.
Tugas TNI bertambah lagi, terutama untuk menjaga wilayah- wilayah perbatasan dengan negara
lain. Misalnya, beberapa waktu lalu sedang terjadi krisis keamanan atau pergolakan di negara
tetangga kita yang baru memisahkan diri dari NKRI, yaitu Timor Timur. Kerusuhan tersebut
dipicu oleh penolakan atas pemecatan beberapa perwira tinggi angkatan bersenjata di sana.
Akibatnya, warga sipil yang terkena imbas dari bentrokan antara tentara perlawanan dengan
aparat keamanan banyak melakukan eksodus (keluar dari tempat yang tidak aman) melewati
perbatasan negara Indonesia dan Timor Timur di Atambua. Melihat kondisi seperti itu, aparat
TNI terus berjaga-jaga di sekitar Atambua, NTT sebagai antisipasi masuknya para perusuh dari
Timor Timur ke wilayah Indonesia. Tidak kalah pentingnya untuk diwaspadai oleh jajaran TNI
ialah pernyataan pemerintah dan parlemen Australia yang menyebut-nyebut Indo nesia sebagai
ancaman serius terhadap wilayah Australia.
Dibanding dengan agresi militer Amerika Serikat terhadap Irak dan Afghanistan, serta Israel
terhadap Palestina, ancaman dari luar terhadap NKRI memang belumlah terlalu berat. Akan
tetapi, sikap waspada dan siaga tetap perlu dilakukan oleh TNI dan Polri hal itu karena ancaman
dapat berwujud dua, yaitu bisa secara terang-terangan dan frontal, tetapi bisa juga dilakukan
secara diam-diam melalui berbagai gerakan penyusupan melalui oknum, lembaga-lembaga,
LSM, partai politik, dan lain-lain.
Pemerintah perlu segera membangun kekuatan militer yang tangguh dan profesional yang
dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap dan canggih. Kekuatan militer Indo nesia sangat
dibutuhkan selain untuk menjaga kedaulatan NKRI, juga agar tercapainya stabilitas di kawasan
Asia Tenggara. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dikenal sebagai pemimpin kawasan dan
selalu menjadi tolak ukur stabilitas keamanan. Jika di Indonesia aman dan stabil maka di
kawasan Asia Tenggara pun stabil. Sebaliknya, jika di Indonesia tidak stabil atau mengalami
instabilitas politik dan keamanan maka dampaknya akan terasa sampai ke negara-negara di
kawasan Asia Tenggara.
Selain fungsi pertahanan, terdapat fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan
negara yaitu fungsi keamanan (ketertiban) untuk mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat. Di negara kita untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut dibentuk lembaga yang kita
kenal POLRI.
Berdasarkan uraian di atas, fungsi negara yang sangat penting untuk memelihara ketertiban dan
menjamin kelangsungan hidup atau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan dan
ketertiban (keamanan). Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan tersebut selain
negara harus memiliki alat-alat pertahanan dan keamanan, juga diperlukan keikutsertaan segenap
warga negara untuk membela negara dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Dengan
demikian, keikutsertaan segenap warga negara dalam melaksanakan fungsi pertahanan dan
keamanan negara berkaitan dengan upaya membela negara.
Fungsi pertahanan dan keamanan negara sangat urgen dalam kehidupan negara dan merupakan
prasyarat bagi fungsi-fungsi lainnya, karena negara hanya dapat menjalankan fungsi-fungsi
lainnya jika negara mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dari luar maupun
dari dalam.
Pentingnya fungsi pertahanan dan keamanan dalam kehidupan negara dapat diibaratkan pada
kehidupan pribadi sehari-hari kita. Apakah kalian bisa belajar dengan tenang atau tidur dengan
nyenyak apabila tidak mampu menangkal dan mempertahankan diri dari gangguan atau ancaman
yang dihadapi? Jadi jika ingin belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi, maka diperlukan
kemampuan untuk menangkal berbagai gangguan dan ancaman yang dihadapi.
Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan sangat penting karena
negara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat, meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan
keadilan, dan lain-lain jika tidak mampu mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar
maupun dari dalam.
Hal ini mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan megamankan negara bukan hanya
kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban setiap warga negara Indonesia
termasuk seluruh warga negara indonesia.
BAB III
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah memiliki sifat Bela Negara adalah hal yang
patut ditiru oleh semua warga negara, karena memiliki sifat Bela Negara berarti warga negara itu
sudah berterima kasih kepada negara yang ditempatinya dan memberikannya tempat hidup yang
layak sehingga timbul rasa timbal balik terhadap negara tersebut. Lalu dengan adanya sifat Bela
Negara, kita dapat membuat negara kita sendiri lebih maju karena kecintaan kita dengan negara
kita, juga dapat membuat kita menjadi orang yang nasionalisme dan disukai oleh warga negara
lain sehingga sifat bela negara adalah sifat yang harus dimiliki semua warga negara, bukan hanya
para aparat penegak saja yang melindungi negaranya.