Makalah Botani Ekonomi Hortikultura Tent
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki aneka tanaman buah yang sangat beragam. Akan tetapi keragaman tanaman buah di Indonesia tidak didukung dengan produksi buah yang baik. Hal ini terutama untuk tanaman buah yang berumur panjang atau tahunan, seperti durian, mangga, rambutan, kedondong, dan sebagainya.
Rendahnya produksi buah di Indonesia mengakibatkan kekurangan pasokan buah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka Indonesia harus mengimpor beberapa jenis buah dari luar negeri, seperti anggur, apel, durian, jeruk, dll. Jika dilihat dari posisi strategis Indonesia yang berada di daerah tropis, sebetulnya kekurangan kebutuhan buah dalam negeri tersebut bisa diatasi dengan meningkatkan produksi buah nasional. Tentu saja para petani harus mengetahui tatalaksana pemeliharaan yang benar sehingga bisa meningkatkan produksi tanaman buah.
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain, karena ituuntuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan pomologi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, adalah :
-
Apa yang dimaksud dengan buah-buahan?
-
Apakah fungsi tanaman buah-buahan?
-
Bagaimana potensi tanaman ekonomi buah-buahan?
-
Bagaimana fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah?
-
Apa saja faktor yang menyebabkan kegagalan tanaman berbuah?
-
Bagaimana penanggulangan terhadap kegagalan tanaman berbuah?
-
Bagaimana cara perbanyakan (pembibitan) tanaman buah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dibuat adalah :
-
Untuk mengetahui pengertian dari buah-buahan.
-
Untuk mempelajari fungsi dari tanaman buah-buahan.
-
Untuk mengetahui potensi ekonomi buah-buahan.
-
Untuk memahami fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah.
-
Untuk mempelajari faktor yang menyebabkan kegagalan tanaman berbuah.
-
Untuk mengetahui penanggulangan terhadap kegagalan tanaman berbuah.
-
Untuk mempelajari cara perbanyakan tanaman buah-buahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Buah-buahan
Buah-buahan merupakan salah satu sumber bahan pangan yang potensial dan banyak mengandung zat gizi terutama vitamin. Selain sebagai sumber vitamin, buah-buahan juga mengandung mineral dan pada jenis buah-buahan tertentu juga menghasilkan cukup banyak energi.
Buah adalah jenis makanan yang memeiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual di toko-toko, buah jauh lebih aman tanpa efek samping yang berbahaya, serat dari sisi harga umumnya jauh lebih murah dibanding suplemen yang memiliki fungsi yang sama.
Buah-buahan diartikan sebagai buah-buahan dari pohon atau berri. Buah-buahan pohon digolongkan ke dalam buah yang berasal dari pohon buah-buahan yang menggugurkan daun-daunnya pada musim gugur dan pohon-pohon yang menggugurkan daunnya pada musim semi.
2.2 Budidaya Tanaman Buah-Buahan
Beberapa jenis tanaman buah-buahan diantaranya, adalah :
1 . Buah Tomat
Tanaman tomat berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998)
A.Manfaat Budidaya Tanaman Buah Tomat
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Dalam buah tomat juga terdapat zatpembangun jaringan tubuh dan zat yang dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa buah tomat ini juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam masakan. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus. Buah tomat sangat baik untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit, seperti sariawan karena mengandung vitamin C. Selain sebagai buah segar yang langsung dapat konsumsi. Berbagai macam kegunaan tersebut dapat memberikan keuntungan, baik bagi konsumen, produsen, maupun masyarakat pada umumnya.
B. Potensi Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Tomat
Gambaran peluang agribisnis buah tomat sebagai salah satu komoditas yang mempunyai prospek pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah tomat yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Potensi pasa buah tomat juga dapat dilihat dari harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga membuka peluang lebih besar terhadap serapan pasar. Peningkatan jumlah penduduk, berpendidikan, kesadaran gizi dan meningkatnya pendapatan masyarakat juga akan meningkatkan kebutuhan buah tomat. Selain itu, meningkatnya kemajuan di bidang industri pengolahan akan berperan terhadap besarnya serapan pasar buah tomat dan meningkatnya kemajuan di bidang transportasi akan lebih menunjang pemasarannya.
C. Kendala Budidaya Tanaman Buah Tomat
Selama proses budidaya buah tomat ini banyak kendala yang dihadapi, salah satunya harga komoditi tomat pada musim penghujan umumnya lebih tinggi dari musim kemarau. Hal ini disebabkan rendahnya produksi akibat dari serangan hama dan penyakit, sedangkan permintaan tetap tinggi. Oleh karena itu biaya produksi tanaman tomat yang ditanam pada musim penghujan lebih tinggi dari tanamam tomat yang ditanam pada musim kemarau. Jenis - jenis hama dan penyakit pada tanaman tomat sangat banyak. dan ini biasanya disebabkan oleh kerusakan akibat faktor biotis, seperti sebangsa jamur, bakteri, insekta (hama), virus, bakteri (penyakit) dan gulma. Jenis hama pada budidaya buah biasanya ulat buah tomat, kutu daun apish hijau, lalat putih, kutu daun thrips, dll. Sedangkan penyakit yang biasa muncul adalah penyakit layu fusarium, kapang daun, bercak coklat, dll.
D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Tomat
* Keadaan Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.
* Media Tanam
1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.
2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat.Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton.
3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
* Ketinggian Tempat& Penggunaan Varietas Unggul
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai berikut:
-Pembibitan
Di dalam pembibitan dilakukan adanya persyaratan benih dan penyiapan benih.
- Penyapihan
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3 helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari penyapihan. Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit. Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari.Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati. Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian yaitu sistem cabut dan sistem putar.
- Pengolahan Media Tanam
Pengolahan media tanam meliputi persiapan, pengolahan tanah,pembentukan bedengan, pemupukan
-Teknik Penanaman
Adapun teknik penanaman meliputi penentuan pola tanam, pembuatan
lubang tanam, dan cara penanaman.
- Pemeliharaan Tanaman
Adapun pemeliharaan tanaman tomat melalui penyulaman, penyiangan, pembubunan, perempelan, pemupukan, penyiraman, pemasangan ajir, pemangkasan cabang
* Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tomat
Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida. Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma digunakan herbisida.
E.Ciri dan Umur Panen Tanaman Buah Tomat
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
a) Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan.
b) Bagian tepi daun tua telah mengering.
c) Batang tanaman menguning/mengering.
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang.
F.Panen &Pasca Panen Tanaman Buah Tomat
Tomat bisa mulai dipanen setelah berumur 70-90 hari setelah pindah tanam. Umur panen tergantung pada varietas, tingkat kesuburan tanah, lokasi serta tingkat kematangan yang diinginkan. Tingkat kematangan tomat yang diinginkan harus memperhatikan jarak tempuh sumber produksi dengan lokasi pemasaran atau lama waktu penyimpanan maksimal yang diinginkan. Panen tomat dilakukan secara satu persatu pada buah yang sudah memenuhi kriteria panen. Buah yang matang tidak selalu berwarna merah, bisa orange kemerahan tergantung pada varietas. Buah tomat yang masih berwarna hijau dan kecil ditinggalkan di tanaman untuk dipanen beberapa hari kemudian ketika sudah memenuhi kriteria panen. Panen tomat tidak dilakukan secara sekaligus melainkan secara bertahap 3-5 hari sekali.
Umur petik tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hariuntuk mengurangi respirasi buah tomat.Letakkan buah tomat yang dipanen di bawah bayang-bayang pohon jangan sampai terkena sinar matahari secara langsung. Diusahakan buah yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat menjadi sumber masuknya bibit penyakit. Jika mulai dari panen sampai penyimpanan bagus, buah tomat bisa bertahan selama 7-8 hari di rantai pemasaran. Jika penanganan panen dan pascapanen tidak bagus, dalam waktu beberapa hari saja buah tomat akan kehilangan vigornya, terlihat mengkerut atau berair membusuk. Hindari menutup buah tomat menggunakan plastik saat dikumpulkan di wadah, karena respirasi tomat cukup tinggi bisa menyebabkan cepat tumbuh jamur dan membusuk.
Kapasitas wadah kemasan untuk mengangkut hasil panen harus diperhatikan. Jika terlalu berat, orang cenderung membanting kemasan transport serta buah yang terdapat di bagian bawah tertekan oeh tumpukan buah diatasnya. Kondisi tersebut bisa menyebabkan buah mengalami kerusakan mekanik sehingga meningkatkan kehilangan pascapanen.
Beberapa dasar yang dipakai untuk membedakan varietas tomat di antaranya adalah bentuk, tandan, ketebalan daging dan kandungan airnya. Berdasarkan bentuk atau penampilannya, buah tomat digolongkan sebagai berikut:
1. Tomat Biasa (Lycopersicum commune). Bentuk buahnya bulat pipih, lunak, tidak beraturan, dan sedikit beralur di dekat tangkainya.
2. Tomat Apel (Lycopersicum pyriforme). Bentuk buah bulat, kompak, sedikit keras menyerupai buah apel.
3. Tomat Kentang (Lycopersicum grandifolium). Buah berbentuk bulat, besar, kompak, dengan ukuran lebih kecil dari tomat apel.
4. Tomat Keriting (Lycopersicum validum). Buah berbentuk agak lonjong, keras. Daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau kelam.
Buah yang baru dipanen biasanya dipisah-pisahkan berdasarkan ukuran dan mutunya (grading). Penentuan mutu buah didasarkan kepada kesehatan, ketegaran, kebersihan ukuran, bobot, warna, bentuk, kemasakan, kebebasan dari bahan asing dan penyakit, serta kerusakan oleh serangga dan luka-luka mekanik. Kategori mutu yang umum digunakan adalah kelas ekstra, kelas 1 dan kelas 2.
Setelah disortir, tomat harus segera dibersihkan dan dicuci untuk membuang kotoran yang menempel pada buah. Kotoran umumnya berupa percikan tanah, debu dan zat-zat kimia (obat-obatan dan pupuk semprot). Selain memberi kesan kotor, percikan tanah juga dapat membawa penyakit dan sejumlah mikroba berbahaya. Zat-zat kimia yang menempel pada buah, khususnya pestisida, jika terdapat dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan keracunan.
Penyimpanan buah tomat harus dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi, biasanya dilakukan pada suhu kamar. Namun, alangkah lebih baiknya jika tomat disimpan pada suhu yang lebih rendah, yaitu pada lemari pendingin. Suhu tinggi bisa merusak mutu simpan buah tomat. Proses penyimpanan dingin dapat memperlambat kematangan, memperkecil kerentanan terhadap serangan mikroba, mengurangi kehilangan air dan mempertahankan kadar vitamin C.
G. Pemasaran Tanaman Buah Tomat
Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu diperhitungkan lama perjalanan sampai ditujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah).
Berikut penjualan hasil produksi tomat oleh petani yang seringdilakukan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
-
Kiloan. Penjualan secara kiloan umumnya dilakukan apabila panen telahselesai. Penentuan harga jual dilakukan berdasarkan harga kiloan yangberlaku. Pada umumnya penentuan harga ditentukan di lokasi panenantara petani dan bandar. Hal yang mempengaruhi harga adalahpermintaan pasar dan jumlah tomat dipasaran. Pembayaran sesuaidengan produksi yag dihasilkan pada saat panen.
-
Tebasan. Tebasan merupakan cara penjulan yang dilakukan berdasarkantaksiran hasil produksi. Umumnya penjualan secara tebasan dilakukansaat akan dipanen, sedangkan pemeliharaan selanjutnya menjaditanggung jawab pembeli. Sistem tebasan biasanya baru dilakukan olehpetani apabila harga cukup bagus. Pada sistem tebasan, petani dan bandar melakukan tawar menawar dalammenentukan harga. Hal ini dilakukan karena jumlah hasil panen tomat belum dapat dipastikan. Biasanya harga sudah menjadi resiko bandar karena setelah terjadi kesekatan harga bandar yang bertanggung jawabterhadap pemeliharaan tanaman tomat.
-
Grading (penggolongan). Buah-buah tomat tersebut kemudian dilakukan grading sesuaidengan warna dan ukurannya untuk tujuan pasar tertentu atau untukpemilahan konsumen yang berbeda. Grading menurut warna lebihbertujuan untuk lama pendistribusian tomat ke konsumen. Semakin hijaubuah tomat maka semakin jauh jarak transportasi yang dapat ditempuh.Sedangkan grading ukuran lebih berdasarkan permintaan pasar.
2. Buah Naga
Buah Naga adalah salah satu buah yang tidak asing lagi bagi pertanian di Indonesia. Budidaya buah naga secara organik, dapat menghasilkan buah berkualitas lebih baik. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi.
A. Manfaat Budidaya Tanaman Buah Naga
Kandungan manfaat dan kahsiat buah naga merah sangat dibutuhkan dipasaran, dengan kandungan serat pada buah naga merah yang tinggi dan kaya fiber, tubuh dapat melawan dan mencegah beberapa jenis penyakit seperti serangan jantung, stroke, serta penyakit kardiovaskular lainnya. Kandungan betakarotennya yang tinggi juga mampu mengaktifkan kinerja Vitamin A sehingga dapat memperbaiki kualitas penglihatan, reproduksi serta metabolisme tubuh.Pembudidayaan tanaman Buah Naga bisa dibilang relatif mudah, bahkan bagi pemula sekalipun karena tanaman ini sangat kuat dalam berbagai kondisi lahan dan cuaca. Juga bisa dibilang tahan serangan hama dan penyakit.
B. Potensi Ekonomi Tanaman Buah Naga
Buah naga merupakan salah satu komoditas yang dikenal memiliki nilai ekonomis tinggi. Popularitas tanaman yang awalnya dibudidayakan sebagai tanaman hias ini mulai melambung saat diketahui bahwa buah naga memiliki khasiat dan manfaat yang luar biasa besar bagi kesehatan manusia. Proses budidaya buah naga yang tidak begitu sulit, dan hasil yang diperoleh dari penjualan buah naga sangat menguntungkan. Popularitas buah naga tersebut tentu saja berimbas pada meningkatnya permintaan konsumen terhadap buah naga. Permintaan yang besar tersebut belum sepenuhnya terpenuhi oleh produksi buah naga. Sehingga tidak mengherankan jika buah berkulit seperti sisik naga tersebut dijual di pasaran dengan harga yang relatif mahal. Fenomena tersebut tentu sangat menarik minat para petani untuk mencoba membidik usaha bisnis budidaya buah naga. Disamping harganya yang relatif tinggi, produktivitas tanaman buah naga juga tergolong sangat tinggi sebagai komoditas pertanian. Oleh karena itu, banyak elemen masyarakat yang berbondong-bodong membudidayakan buah naga, baik di pekarangan rumah maupun dalam skala yang lebih luas.
C. Kendala Budidaya Tanaman Buah Naga
Kendala budidaya tanaman buah naga lagi-lagi disebabkan oleh hama seperti hama tungau, kutu kebul, kutu sisik, kutu bacok, bekicot, semut, dan burung. Sedangkan penyakit yang biasa muncul pada saat budidaya seperti busuk pangkal batang, busuk bakteri, dan fusarium (jamur).
D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Naga
Pesyaratan untuk penanaman buah naga meliputi unsur-unsur iklim, yaitu ketinggian tempat, temperatur, curah hujan, intensitas cahaya, kelembapan udara, dan kecepatan angina. Sifat tanah yang perlu diperhatikan antara lain: struktur tanah, tekstur tanah, kemasaman tanah (pH), salinitas, dan bahan organik.
Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah.Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-36 derajat C.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan air.
Adapun cara-cara budidaya buah nagaadalah sebagai berikut:
* Persiapan Lahan Budidaya Buah Naga
Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena umur tanaman buah naga yang panjang.
* Pembersihan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan dari semak, gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.
* Pengolahan lahan Dan Pemupukan Dasar
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga. Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan baik.Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.
* Persiapan Pembibitan Tanaman Buah Naga
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang berkualitas. Bibit yang bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal. Jumlah kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah naga.
Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.
* Penanaman buah Naga
Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati.Penanaman yang tidak benar akan mengakibatkan bibit stress dan pertumbuhannya terhambat. Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami kerusakan akar.Selain itu, kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman yang terlalu dalam akan membuat bibit mudah terserang penyakit busuk batang.
* Pemeliharaan Tanaman Buah Naga
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
* Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi hari.
* Penyulaman Tanaman
Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain.
Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman berumur 2 bulan.
* Pengikatan Batang Atau Cabang
Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman.Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan.Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan batang atau cabang melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas.Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan.Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan membentuk angaka 8.Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah.Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.
* Pemupukan
Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan.Frekuensi pemberian pupuk dilakukan sedikitnya dua bulan sekali.
* Pemangkasan Tanaman Buah Naga
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang pertumbuhan yang baik.Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus.
* Seleksi bunga dan buah
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada cabang produktif.Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga.Seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk perkembangan bunga yang dibuang.
* Sanitasi Kebun
Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma atau tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan.Tujuan dari Snitasi tersebut adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit, menjaga kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara antara tanaman buah naga dengan gulma.
E.Ciri dan UmurPanen
Berikut ciri-Ciri buah naga siap panen adalah sebagai berikut:
-
Umur buah mencapai 50-55 hari sejak setelah muncul bunga.
-
Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan.
-
Mahkota buah telah mengecil.
-
Kedua pangkal buah keriput dan kering.
-
Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.
Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00. Pemanenan buah naga dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. Hindari panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen pada saat penyimpanan.
F. Panen &Pasca Panen Tanaman Buah Naga
Pemanenan tanaman buah naga dilakukan apabila sudah menunjukkan ciri khasnya yaitu warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Saat yang tepat untuk memanen buahnya sebaiknya ditunggu sampai buah benar-benar matang dan menimbulkan bau wangi dan di anginkan beberapa waktu sebelum siap dikonsumsi. Buah yang mengalami conditioning ini akan menambah rasa manis buahnya pada saat dikonsumsi. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menggunting tangkai buahnya dengan hati-hati. Pada suhu kamar buah naga dapat bertahan hingga 14 hari penyimpanan, walau kulitnya mulai mengering tetapi isi buah naga tetap segar. Kesegaran buah naga disebabkan antara lain karena pada bagian kulit terdapat lapisan lilin yang menyelimuti kulit buah secara alami. Pada kondisi penyimpanan dengan suhu ruang lebih dari 20° C, buah naga dapat bertahan hingga 2 (dua) bulan lebih. Buah naga yang sudah dipanen akan mengalami kehilangan air yang tidak dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungannya. Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat digantikan, sehingga menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut. Buah naga setelah melalui proses panen, kemudian buah naga dipilih atau disortir berdasarkan ukuran buahnya. Sortasi atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Untuk mengemas buah naga dilakukan dengan menggunakan kardus yang kokoh dengan kapasitas berisi sekitar 20 kg buah naga. Buah naga yang telah dikemas tadi, dapat di distribusikan berdasarkan lokasi tujuan pasarnya, apakah untuk dipasok ke Supermarket atau toko buah. Untuk harga buah naga biasa dijual dengan kisaran Rp 20.000,. - Rp 30.000,. /kg nya. Bahkan untuk yang lebih eksotik seperti buah merah hitam, kuning, merah bias melampaui harga jual tersebut.Harga buah naga tergantung pula dari mutu yang ditampilkan oleh buah naga tersebut, semakin baik kualitasnya maka harga yang ditawarkan juga akan semakin tinggi.
G. Pemasaran Tanaman Buah Naga
Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.Pemasaran buah naga mempunyai jalur yang sangat sederhana, salah satu diantaranya yaitu produksi dari petani buah naga dikumpulkan oleh pedagang untuk dijual ke toko buah segar, supermarket atau langsung di pasarkan ke konsumen. Bagi petani yang baru memulai bisnis buah naga, biasanya pemasarannya melalui cara dengan mendatangi dan menawarkan kepada toko-toko buah, supermarket, pedagang-pedagang di pasar tradisional, atau dapat juga bergabung di asosiasi atau paguyuban-paguyuban petani buah naga. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai media antara lain melalui koran, majalah pertanian atau melalui internet, survey di beberapa supermarket dan pasar tradisional. Sebaiknya kelompok tani sudah memiliki populasi tanaman buah naga yang cukup besar, dengan sendirinya para pedagang akan datang dan bersaing harga dengan pedagang lainnya. Pemasaran buah naga semakin sukses apabila buah naga yang akan dipasarkan mempunyai kualitas prima, yang diperoleh melalui pola budidaya yang baik dan benar. Dengan adanya saluran dan lembaga pemasaran maka produksi buah naga yang dihasilkan dapat didistribusikan kepada para konsumen. Melalui lembaga pemasaran produsen dapat menjual buah naga dan konsumen akan dapat memenuhi kebutuhan akan buah.
Mengingat aspek permintaan buah naga semakin hari semakin meningkat karena selain untuk kebutuhan konsumsi, buah naga juga dibutuhkan untuk dijadikan bahan baku makanan olahan, kosmetik, serta bahan baku kesehatan. Sehingga tujuan pasar buah naga tidak hanya di dalam negeri tetapi juga untuk pemenuhan permintaan ekspor, adapun negara tujuan ekspor buah naga antara lain seperti Belanda, USA, Israel, Swiss, bahkan Jepang, China dan Taiwan masih kekurangan untuk substitusi musim panen di negaranya.
3 . Buah Manggis
A.Manfaat Budidaya Tanaman Buah Manggis
Manfaat buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan.
B. Potensi Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Manggis
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi 100-125 tanaman untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di Jawa Barat.
-
Biaya produksi tahun ke-0
-
Bibit stek sambung 125 batang Rp. 1.875.000,-
-
Pupuk
-
-
Pupuk kandang 3 ton @ Rp 150.000,- Rp. 450.000,-
-
Urea 50 kg @ Rp 1.500,- Rp. 75.000,-
-
SP-36 25 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 45.000,-
-
KCl 20 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 33.000,-
Tanam
-
Pembuatan lubang tanam 10 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 70.000,-
-
Penanaman 5 HKP @ Rp. 7000,- Rp. 35.000,-
Biaya produksi tahun ke-1 s.d. ke-6
-
Sewa lahan 6 tahun Rp. 12.000.000,-
-
Pupuk
-
Urea 375 kg @ Rp 1.500,- Rp. 562.500,-
-
SP-36 300 kg @ Rp 1.800,- Rp. 540.000,-
-
KCl 240 kg @ Rp. 1 650,- Rp. 396.000,-
Pestisida
-
Insektisida 120 kg @ Rp. 50.000,- Rp. 6.000.000,-
-
Fungisida 120 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 7.800.000,-
Alat
-
Keranjang 50 buah Rp. 150.000,-
-
Cangkul 10 buah Rp. 100.000,-
-
Hand sprayer 2 buah @ Rp 350.000,- Rp. 700.000,-
Tenaga kerja
-
Penyiangan 60 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 420.000,-
-
Pemupukan 90 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 630.000,-
-
Penyemprotan 480 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 3.360.000,-
-
Panen/pasca panen pertama 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
Biaya tak terduga 10% Rp. 3.559.150,-
Biaya produksi tahun ke-7 s.d. ke-20
-
Sewa lahan selama 14 tahun Rp. 28.000.000,-
-
Pupuk
-
Urea 875 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 1.312.500,-
-
TSP 700 kg @ Rp. 3.500,- Rp. 2.450.000,-
-
KCl 560 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 924.000,-
-
NPK 350 kg @ Rp 2.400,- Rp. 840.000,-
-
Pupuk kandang 42 ton @ Rp. 150.000,- Rp. 6.300.000,-
Pestisida
-
Insektisida 140 kg @ Rp. 50.000,- Rp 7.000.000,-
-
Fungisida 140 liter @ Rp. 65.000,- Rp. 9.100.000,-
Alat
-
Keranjang 200 buah Rp. 600.000,-
Tenaga kerja
-
Penyiangan 140 HKP @ Rp 7.000,- Rp. 980.000,-
-
Pemupukan 210 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 1.470.000,-
-
Penyemprotan 1.120 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 7.840.000,-
-
Panen dan pasca panen 10.000 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000.000,-
Biaya tak terduga 10% Rp. 13.436.650,-
-
Jumlah biaya produksi 20 tahun Rp. 186.953.800,-Rata-rata biaya produksi/tahun Rp. 9.347.690,-
Pendapatan:
-
Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buah/pohon Rp. 562.500,-
-
Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buah/pohon Rp. 3.750.000,-
-
Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buah/pohon Rp. 15.000.000,-
-
Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buah/pohon Rp. 16.875.000,-
-
Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 28.125.000,-
-
Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buah/pohon Rp 32.812.000,-
-
Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000 buah/pohon Rp. 37.500.000
-
Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buah/pohon Rp. 10.500.000 -
-
Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon Rp. 32.812.000,-
-
Produksi selama 20 th hasil dari 100 ph 2.243.000 buah Rp. 336.450.000
-
Keuntungan
-
Keuntungan selama 20 tahun Rp. 149.496.200 -
-
Keuntungan per tahun Rp. 7.474.810,-
-
-
Parameter kelayakan usaha 1. Output/Input rasio = 1,8
Keterangan: HKP hari kerja pria, Keuntungan baru diraih tahun ke 11. Perkiraan tanaman produktif adalah 100 pohon/tahun, Harga jual rata-rata Rp. 60/buah. (tingkat petani, tahun 1999).
C. Kendala Ekonomi Budidaya Tanaman Buah Manggis
Perkembangan buah manggis menghadapi beberapa kendala, diantaranya, pertumbuhan tanaman yang lambat, rambut akar yang sedikit, buah yang bersifat musiman, dan biji yang dihasilkan per buah sedikit. Perbanyakan secara In Vitro dianggap menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan bahan tanam manggis. Perbanyakan In Vitro adalah perbanyakan bakal biji di dalam gelas.
D. Tekhnik Budidaya Tanaman Buah Manggis
Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam 25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan tanah galian di sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah dicampur 20-30 kg pupuk kandang. Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi.
2) Cara Penanaman
Dengan jarak tanam 10x 10 m atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar. Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut:
-
Siram bibit di dalam polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan dengan mudah.
-
Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan pisau/gunting tajam.
-
Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam, timbun dengan tanah sampai batas akar dan padatkan tanah perlahan-lahan.
-
Siram sampai tanah cukup lembab.
-
Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya, pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai pelindung alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan Lamtoro.
E. Ciri & Umur Panen Tanaman Buah Manggis
Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen dapat dilihat berikut ini :
-
Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm.
-
Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
-
Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
-
Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat 80-130 gram; diameter 55- 60 mm.
-
Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130 gram; diameter 55-65 mm.
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
F. Panen & Pasca Panen Tanaman Buah Manggis
-
Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yang umurnya dapat lebih dari 25 tahun.
-
Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai Maret tahun berikutnya.
-
Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata 30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon. Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir atau sekitar 20 ton buah.
-
Pascapanen
-
Pengumpulan : Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman.
-
Penyortiran dan Penggolongan : Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang busuk dalam wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
-
Penyimpanan : Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai 33 hari.
G. Pemasaran Tanaman Buah Manggis
2.2 Fungsi Tanaman Buah-buahan
Fungsi utama tanaman buah adalah untuk menghasilkan buah, sebagai tanaman pelindung, untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis, serta untuk mencegah erosi. Selain itu, tanaman buah yang ditanam di pekarangan rumah juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai tanaman hias, tanaman pelindung atau peneduh, dan tanaman penahan angin.
2.3 Potensi Ekonomi Buah-buahan
Sebagai negara agraris, Indonesia kaya akan ragam jenis buah Keanekaragaman jenis ini tampak dari rasanya yang manis, asam, sepat, maupun pahit, dari bentuknya yang bulat mapun lonjong, dari ukurannya yang kecil maupun besar, dari tekstur kulit luarnya yang mulus, berlekuk, maupun berduri, bahkan dari warnanya yang hijau, kuning, jingga, maupun merah. Walaupun Indonesia kaya akan jenis buah, namun banyak penduduknya tidak peduli akan kekayaan itu.
Suatu jenis buah yang disebut unggul karena biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Produktivitas buah per pohon dalam suatu musim panen melebihi produktivitas tanaman buah lain yang sejenis
b. Dibandingkan dengan jenis lainnya, tanaman sudah mampu berproduksi walaupun umurnya relatif lebih muda.
c. Tanaman harus tahan hama penyakit, karena tanaman yang tumbuh sehat dan normal akan mengahasilkan buah yang sehat dengan penampilan yang menarik
d. Kelezatan aroma buah di atas rata-rata varietas lainnya.
e. Bentuk, ukuran, dan warna buah seragam sehingga berpotensi ekspor.
Hampir semua orang pernah mengalami kesukaran memperoleh buah-buahan terbaik. Sering terjadi buah-buahan yang dipasarkan telah mengalami kerusakan selama pemrosesan atau selama perjalanan mulai dari kerusakan kecil, memar, atau bahkan hancur sama sekali. Yang terpenting adalah bagaimana memilih buah-buahan serta mengerti cara merawat dan menyimpan agar buah dapat disajikan dalam kondisi terbaik.
Buah yang dipetik sebelum masak, perkembangannya belum penuh. Buah seperti ini tidak mampu mengembangkan rasa manis atau lezatnya dan aromanya dengan penuh. Oleh karena itu, petani yang baik akan memetik buah-buahannya pada waktu yang paling tepat dan baik untuk dimakan. Meskipun buah sama-sama berasal dari satu pohon, waktu masaknya berbeda-beda. Petani yang baik hanya akan memetik buah yang sudah masak di pohon dan membiarkan yang masih belum cukup umur.
Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimiawi yang sangat kompleks. Selama proses, warna, rasa, tekstur, dan aroma buah mengalami perubahan. Pisang misalnya, mula-mula kuning keemasan, lambat-laun berubah kecoklatan, kemudian layu, melunak, terlalu masak dan akhirnya busuk. Buah yang masih muda berwarna hijau karena mengandung klorofil. Pada waktu buah menjadi tua, klorofil berubah menjadi pigmen alamiah yang berwarna kuning, merah, atau lainnya sesuai dengan jenis buah.
Warna merupakan petunjuk tingkat kemasakan buah. Warna hijau menandakan buah yang masih muda, kecuali apel hijau, melon, anggur, gosberi, sejenis mangga, plum hijau, dan pisang. Warna yang menyala kekuning-kuningan, merah muda, atau merah tua meruapakn tanda bahwa kualitas buah bagus.
Melihat perkembangan konsumsi masyarakat dewasa ini,nampak jelas bahwa komoditas buah-buahan mempunyai peluang yang besar dan sangat potensial bila dijadikan usaha utama bagi petani atau masyarakat. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan keseimbangan pangan dalam tubuh, membuat permintaan akan buah-buahan semakin meningkat.
Peningkatan permintaan berdampak kepada terbukanya peluang usaha buah-buahan, sehingga memicu motivasi masyarakat untuk mengusahakan tanaman buah-buahan secara intensif. Tarikan sisi hilir ini dengan dorongan sisi hulu perkembangan dan ketersediaan teknologi serta komitmen aparat, akan mempercepatproses tercapainya tujuan pembangunan yang direncanakan.Satu hal lagi yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan kualitassumberdaya manusia terkait, baik sebagai pelaku budidaya buahbuahanmaupun sumberdaya manusia penyalur atau pedagangbuah-buahan serta sumberdaya aparat yang membina usaha dankelembagaan petani. Program yang efektif dan gerakan terobosanyang tepat sangat dibutuhkan untuk menggapai itu semua.
2.4 Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Buah
Fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah seperti tanaman pada umumnya. Fase tersebut dibedakan menjadi dua fase, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Sekalipun kedua fase tersebut berbeda, akan tetapi kedua fase tersebut berjalan bersama tetapi lebih dominan pada salah satu fase.
Fase generatif merupakan fase pertumbuhan dimana tanaman menimbun karbohidrat untuk pembentukan bunga, buah, biji, serta pemasakan buah. Sedangkan fase vegetatif adalah fase dimana tanaman menggunakan sebagian besar karbohidrat untuk membentuk akar, batang, daun, pucuk tanaman, dan pembesaran tanaman.
Syarat Agar Tanaman Buah Lebih Produktif
Agar tanaman mampu berbuah dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka dibutuhkan beberapa syarat yang mendukung kondisi tanaman untuk berbuah. Berikut ini syarat-syarat tanaman untuk berbuah :
-
Lingkungan tempat tumbuh tanaman harus memenuhi syarat-syarat pertum-buhan tanaman bersangkutan, baik suhu, kelembaban, cuaca, ketinggian tempat, curah hujan, maupun intensitas sinar matahari yang masuk. Suatu tanaman tidak akan tumbuh dengan baik apabila kondidi lingkungan yang cocok untuk tanaman tersebut tidak terpenuhi. Sebagai contoh, tanaman yang cocok ditanam di dataran tinggi tidak akan tumbuh dengan baik jika ditanam di dataran rendah. Begitu pula tanaman yang cenderung berbuah pada musim kemarau maka tidak akan menghasilkan buah pada musim hujan. Kondisi lingkungan tersebut dikenal dengan istilah kondisi makroklimat
-
Selain kondisi makroklimat, pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga dipengaruhi oleh kondisi mikroklimat, yaitu lingkungan tanah tempat tumbuh tanaman tersebut. Kondisi mikroklimat juga harus memenuhi syarat masing-masing jenis tanaman, sehingga tanaman tersebut bisa tumbuh optimal dan berbuah sesuai dengan target kita. Kondisi mikroklimat diantaranya adalah pH tanah, kelembaban tanah, struktur tanah, keadaan air tanah, kandungan unsur hara dalam tanah, kandungan bahan organik dalam tanah, dan banyaknya mikroorganisme dalam tanah.
-
Faktor lain yang mempengaruhi tanaman untuk berbuah adalah sifat tanaman. Sifat tanaman sangat terkait dengan genetika tanaman. Sifat tanaman tersebut harus betul-betul merupakan tanaman unggul. Sekalipun semua kondisi atau persyaratan sudah terpenuhi, tetapi jika tanaman buah yang kita tanaman ternyata memiliki sifat mandul, maka jangan berharap banyak tanaman kita mampu berbuah sesuai dengan harapan. Bahkan bisa jadi tidak berbuah sama sekali.
-
Syarat lain yang mempengaruhi kecepatan tanaman berbuah adalah kesehatan tanaman. Pastikan bahwa tanaman buah tersebut tidak terserang hama atau penyakit. Selain itu juga harus dihindari penyakit fisiolongis akibat ketidakseimbangan unsur hara yang diberikan
Jika persyaratan atau kondisi di atas bisa dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah mempercepat tanaman untuk memasuki fase generatif atau fase pembuahan. Manipulasi tersebut bisa dilakukan dengan cara pemangkasan, pelukaan batang, pemupukan, pengaturan pemberian air, atau dengan pemberian Hormon Tumbuhan.