Studi Kasus Audit Maintenance Belt Conveyor dan Whell loader Di Pabrik Kertas (Pulp) PT TOBA PULP LESTARI Tbk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance)
Perawatan (maintenance) pertama sekali dipopulerkan di Jepang pada

tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance). Sebelum
mengenal PM (preventive maintenance), Perawatan peralatan di Jepang
menggunakan cara Perawatan lama/metode klasik yaitu dengan memakai sistem
breakdown maintenance

(BM), dimana perawatan dilakukan setelah timbul

kerusakan.
Sebelum mengenal PM (preventive maintenance) industri-industri di
Jepang mendapatkan kesulitan dengan kerusakan yang diharapkan, sehingga
perawatan hanya akan segera dilakukan setelah mesin/peralatan mengalami
kerusakan, hal ini juga yang menyebabkan para insinyur perawatan tidak punya
waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan dasar dalam

usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut karena kesibukan dengan
pekerjaan memperbaiki. Namun dengan semakin bertambahnya produksi disaat
ini, maka sejarah sejarah breakdown maintenance telah ditinggalkan, sehingga
industry di Jepang maupun diseluruh dunia

pada saat ini telah melakukan

perawatan peralatan denga sistem preventive maintenance.
Pengertian perawatan (maintenance) menurut JIS adalah semua
pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga dan memelihara suatu
peralatan pada kondisi siap operasi atau dengan memperbaikinya sehingga bebas
dari kerusakan.

Universitas Sumatera Utara

Perawatan mesin dan peralatan menjadi sangat penting peranannya
dalam menjaga kondisi mesin dan peralatan agar dapat beroperasi dengan baik
saat diperlukan. Mesin – mesin dan peralatan yang digunakan dalam kualitas
waktu yang cukup tinggi akan cepat mengalami kerusakan apabila mengabaikan
bentuk – bentuk perawatan pada mesin dan peralatan itu sendiri. Kerusakan kecil

hingga kerusakan besar dapat menghambat aktivitas pabrik yang akhirnya akan
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk memperbaiki atau penggantian
mesin dan peralatan
Tujuan utama dari perawatan adalah :
1. Kemampuan produksi dapat dipenuhi sesuai dengan rencana dan target
produksi yang diinginkan.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat.
3. Membantu mengurangi pemakian dan penyimpanan yang di luar batas dan
menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan.
4. Mencapai tingkat biaya yang serendah – rendahnya.
5. Mengadakan kerjasama yang erat dengan fungsi – fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan.
6. Memperpanjang umur dari asset (mesin, peralatan, bangunan, dan fasilitas
lainnya yang digunakan untuk produksi).
7. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Perawatan merupakan kombinasi berbagai aktifitas dalam pencegahan
kerusakan mesin dan peralatan agar umur mesin dan peralatan tersebut dapat
bertahan lebih lama.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Pembagian Sistem Pemeliharaan
2.2.1 Pemeliharaan Terencana (Planed Maintenance)
Planed Maintenance (Pemeliharaan Terencana) adalah pemeliharaan
yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian
dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.Oleh
karena itu program maintenance yang akan dilakukan harus dinamias dan
memerlukan pengawasan dan pengendalian secara efektif dan bagian maintenance
melalui imformasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.
Konsep Planed Maintenance ditujukan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi Manejer dengan pelaksanaan kegitan maintenance. Komunikasi
dapat diperbaiki dengan informasi yang dapat memberikan data yang lengkap
untuk mengambil keputusan . Adapun data yang penting untuk kegiatan
maintenance antara lain laporan permintaan pemeliharaan, laporan perbaikan,dan
lain-lain.
Keuntungan dilakukannya Planed Maintenance antara lain:
a. Mengurangi Downtime Maintenance dan menaikkan up time
b. Memperpanjang interval waktu overhaul dan umur mesin /peralatan.
c. Meningkatkan efisiensi mesin/peralatan serta penjadwlan tenaga kerja
lebih efektif

d. Mengurangi jumlah mesin untuk stand by dan jumlah persediaan suku
cadang.
e. Distribusi pekerjaan antara tenaga kerja secara lebih seimbang
f. Mengurangi jam lembur (over time).

Universitas Sumatera Utara

g. Dapat menstandarkan prosedur kerja, biaya dan waktu menyelesaikan
pekerjaan.
h. Dapat meningkatkan produksi dan penghematan biaya Maintenance.
Kerugian dilaksanakannya planed maintenance antara lain adalah:
a. Biaya awal untuk pembentukan preventive maintenance yang tinggi.
b. Dengan planed Maintenance mesin/peralatan akan lebih sering
diperiksa/ditangani,

dan

jika

salah


penanganan,

justru

dapat

menimbulkan kerusakan
c. Pemakaian suku cadang ternyata lebih banyak, karena komponen yang
kondisinya menurun tidak ditunggu samapi betul-betul rusak.
Perawatan Terencana Merupakan kegiatan pencegahan atau perbaikan
bagian mesin dan peralatan yang dilakukan secara terencana dan jelas, baik waktu
dan metoda perawatannya. Perawatan terencana terbagi atas :
a.

Preventive Maintenance
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dapat
menghambat proses produksi. Preventive maintenance merupakan kegiatan
yang paling banyak dilakukan dan dititik beratkan untuk mencegah
kerusakan yang lebih besar. Dengan menghindari kerusakan yang lebih besar

akan menurunkan biaya produksi, baik perbaikan kecil maupun perbaikan
besar atau pun over houl dapat dikurangi. Preventive maintenance meliputi
kegiatan : perbaikan, pembersihan, inspeksi dan penyetelan, pemeriksaan
kondisi, penggantian serta tes fungsi. Untuk itu diperlukan semacam daftar
atau penjadwalan pemeliharaan tersusun dengan baik agar perawatan dapat
dilakukan dengan sistematis.Seberapa sederhana pun bentuk perawatan oleh

Universitas Sumatera Utara

suatu mesin, hal itu tidak dapat diabaikan begitu saja, karena kerusakan besar
dari mesin merupakan akumulasi dari kerusakan – kerusakan kecil.
Perawatan pencegahaan dapat dilakukan secara terjadwal, tidak
terjadwal dan perawatan yang disesuaikan dengan kondisi. Menurut
waktunya, perawatan terjadwal dapat terbagi atas :
1.

Perawatan harian

2.


Perawatan mingguan

3.

Perawatan bulanan

4.

Perawatan tiga bulanan

5.

Perawatan tahunan.

Menurut tempatnya perawatan dibagi atas :
1.

Perawatan dilapangan

2.


Perawatan di labor atau bengkel

Titik pengamatan yang perlu dilakukan dalam perawatan ini adalah :
1.

Kebocoran

2.

Kotoran berupa tanah

3.

Penampilan seperti adanya gangguan pada bentuk cat, karat
dan sebagainya

4.

Getaran dan Kebisingan


5.

Kekenduran penyambung bagian – bagian mesin

6.

Kekenduran pemasangan / assembling

7.

Perubahan temperature

8.

Kegagalan atau fatique

Universitas Sumatera Utara

b. Corrective Maintenance

Perawatan korective adalah kegiatan pada waktu – waktu tertentu,
ketikan peralatan atau fasilitas mengalami kerusakan. Yang termasuk
kedalam kegiatan ini adalah perbaikan, rehabilitasi, penyetelan modifikasi
atau renovasi.
Hal – hal yang diperlukan agar pemeliharaan efisien adalah ;
1.

Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki
perusahaan

2.

Harus ada perencanaan dan penjadwalan

3.

Harus ada surat perintah tertulis

4.


Harus dijaga agar onderdil atau sparepart, alat – alat dan
bahan – bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup
dan investasi yang minimum.

c.

5.

Harus ada catatan

6.

Harus ada laporan pengawasan dan analisa.

Predictive Maintenace
Prediktive maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam
hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance).
Peneteksian ini dapat dievaluasi dari indikator – indikator yang terpasang
pada instalasi suatu alat dan juga melakukan pengecekan vibrasi dan aligment
untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.

d. Breakdown Maintenance
Breakdown maintenace merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa
adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak

Universitas Sumatera Utara

pada suatu alat/ produk yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan
kerusakan bahkan hingga alat tidak dapat beroperasi contoh kerusakan pada
bantalan karena kegagalan pada pelumas. Terlepasnya couple penghubung
antara poros pompa dan poros penggeraknya akibat kurang kencangnya baut
– baut yang tersambung, Macetnya impeler karena terganjal benda asing.
2.2.2

Perawatan Tidak Terencana ( Emergency )
Kegiatan ini dilakukan dengan segera untuk mencegah berhentinya proses

produksi, kerusakan yang lebih besar terhadap mesin dan peralatan atau akan
menimbulkann kecelakaan kerja yang berakibat fatal dan hal – hal yang tidak
diinginkan’
Disamping itu ada istilah mengenai perawatan jalan dan perawatan
berhenti. Perawatan jalan merupakan perawatan yang dapat dilakukan selama
mesin beroperasi. Sedangkan perawatan berhenti merupakan kegiatan perawatan
yang hanya dapat dilakukan pada saat mesin berhenti.
2.3

Organisai Bagian Pemeliharaan Pabrik
Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu

perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,
adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yng
diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan
pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh perawatn pabrik.
Bagian pemeliharaan tidak terlepas sama sekali dari bagian produksi
karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses
produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan
baik dan efektif, misalkan karena mesin – mesin yang rusak terlambat atau tidak

Universitas Sumatera Utara

diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akanterhenti
atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan adanya
suatu pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya
kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi.
Oleh karena itu, pada umumya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik
merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik
atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian
pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaah
tersebut memgunakan mesin – mesin yang serba otomatis dalam proses
produksinya.
Besar kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya
perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mein – mesin yang digunakan.
Perusahaan besar mempunyai tenaga kerja yang besar dibagian pemeliharaan dan
mempunyai struktur organisasi yang lebih konpleks dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Jenis – jenis pekerjssn pemelihsrssn ysng umumnys dilakukan
oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:
a.

Pemeliharaan Bangunan

b.

Pemeliharaan peralatan pabrik

c.

Pemeliharaan peralatan elektrik

d.

Pemeliharaan pembangkit (power palnt)

e.

Pemeliharaan penerangan dan ventilasi pabrik

f.

Pemelihraan peralatan material handling dan transportasi

g.

Pemeliharaan peralatan service

h.

Pemeriharaan peralatan gudang

Universitas Sumatera Utara

Direktur

Tata Usaha

Staff

Ka Bagian Teknik

Ka seksi

Pekerja

Ka Bagian
Mintenance

Ka seksi

Pekerja

Gambar 2.1 Strukur Organisasi bagian mainteanace PT TOBA PULP
LAESTARI Tbk
2.4

Prosedur Pemeliharaan
Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan

prinsip program pemeliharaan pencegahan pada umumnya diketahuindan
dimengerti oleh kebanyakan manager yang berpandangan luas, dan tidak ragu lagi
di praktekkan dalam cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara menangani
perencanaan dan pelaksanaan sistem pabrik serta bagaimana bekerjanya sistem
pengendalian pemeliharaan tersebut.
Langkah pertama ialah menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini
meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan – bahan dan mengenai
pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan

Universitas Sumatera Utara

pemeliharaan dan merupakan satu – satunya alasan yang bisa dipertanggung
jawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
Langkah kedua menentukan bagaimana asset atau sarana ini
dipelihara. Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau
peralatan yang telah ditentukan akan mendapatkan pencegahan terencana.
Sesudah mempersiapkan jadwal, selanjutnya harus menyusun
spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan dan merupakan
suatu cara komunikasi insinyiur ke pekerja pemelihara. Spesifiksi ini
dipersiapkan terpisah masing – masing kegiatan dan frekwensi pemeriksaan.
Jika suatu kerusakan ditemukan pada waktu pemeriksaan dan tidak
dapat diperbaiki selama waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan sesuai
program, maka perlu dilakukan salah satu dari dua alternatif berikut:
1. Jika digunakannya mesin tersebut dapat menyebabkan kerusakan
terhadap mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan,
maka mesin tersebut harus segera diperbaiki dan pekerjaan
dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan untuk kerusakan
darurat.
2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa
menyebabkan kerusakan atau keruguan maka kepala seksi
pemeliharaan

melaporkannya

dan

menulis

permintaan

pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih lanjut
diwaktu yang tidak menganggu produksi.
Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk meningkatkan standar
pemeliharaan dan keefiktifan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan analisi

Universitas Sumatera Utara

kritis hasil – hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan
sebagai hasil dari analisi tersebut.
Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan:
1. Pemeliharaan tidak cukup
2. Pemeliharaan tidak benar
3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai.
Hal ini berarti perlu menaikkan frekwensi pemeliharaan, mengubah
jadwal untuk meyakinkan bahwah telah dilakukan pemeriksaan yang memadai
terhadap bagian – bagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat. Di lain
pihak, jika hanya sedikit atau tidak da kerusakan yang dilaporkan pada waktu
pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak
ekonomis maka dianjurkan untuk menhurangi jumlah atau jenis pemeriksaan
yang dilakukan.
2.5

Kegiatan Pemeliharaan
Kegiatam pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari kelima tugas

pokok berikut:
a. Kegiatan inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan pengecekan atau pemeriksaan
secara berkala (rountine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik
sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan
terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan –
laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

b. Kegiatan Teknik
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru
di beli dan kegiatan pengembangan peraalatan atau komponen peralatan
yang perlu diganti, serta melakukan penelitian – penelitian terhadap
kemungkinan pengembangan tersebut.
c. Kegiatan Produksi ( Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya,
yaitu memperbaiki dan meresparasi mesin – mesi dan perlatan. Secara
fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam
kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegitan service dan lubrikasi.
Kegiatan produksi ini dimaksud agar kegiatan pengplahan pabrik dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperluas usaha – usaha
perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan
d. Kegiatan Aadministrasi (Administration)
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan – pencatatan mengenai biaya – biaya yang berhubungan
dengan kegiatan pemeliharaan, komponen ( spare part) yang dibutuhkan,
progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilaksanakanya
inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut, serta imformasi
komponen suku cadang yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi, dalam
kegiatan pemeliharaan ini termasuk penyusunan planning dan schedulling,
yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di service dan dreparasi

Universitas Sumatera Utara

2.6

Pekerjaan Pemeliharaan

2.6.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,
pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum dioperasikan.
Peranan utama dari perawatan rutin termasuk
1. Perawatan rutin dari peralatan mesin agar tetap berdaya guna
2. Menciptakan mesin selalu siap operasi
3. Penjagaan bagian – bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau
overhoul
4. Kontrol bagian – bagian mesin hasil perawatan dan penjualan
( jasa perawatan)
5. Kontrol mutu dari hasil kerja kelompok perawatan
Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya
untuk aktifitas produksi, Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan
pada manajemen yang lebih tinggi tentang “kapan” kiranya masing – masing dari
bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, seta pembiayaan bisa
dirancang untuk itu.
2.6.2

Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1
(satu) minggu sekali, lalu meningkat 1 (bulan) sekali, dan akhirnya setiap satu
tahun sekali.

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan berkala dapat juga dilakukan dengan menggunakan
lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal
kegiatan, misalnya setiap 100 jam kerja mesin, pada umumnya, sebuah pabrik
memisahkan jadwal pemeliharaan yaitu:








2.6.3

Pelumasan untuk mesin – mesin pengolahan
Pemeliharaan alat – alat listrik
Mesin maupun alat – alat pengolahan
Mesin – mesin pembangkit tenaga

Repair
Repair korekttif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak

diinginkan yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari
alat – alat berat siap operasi.
Repair yang dimaksud adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang
“tidak terjadwal” karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal – hal
kecil sebagai contoh karena endapan air didalam tangki bensin. Bisa juga hal itu
terjadi karena tersumbatnya selang hidrolik dan lain – lainnya.
2.6.4

Overhoul
Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau

perawatan besar adalah menyangkut: perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari
penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap – tiap bagian mesin.
Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atu lebih bagian – bagian atau titik
patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali sera pengetesan
hasilnya.

Universitas Sumatera Utara

Disamping relatif untuk mesin – mesin, juga bisa dipakai fasilitas
serta yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar –
benar berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan
kontrol dan test dari berbagai bagian mesin didalam kaitan agar mesin benar –
benar semuanya serba baru atau siap untuk dioperasikan dengan kondisi seperti
halnya pada saat awal mesin dioperasikan. Semua perencanaan turun mesin harus
bisa dihitung berapa total habisnya material dan onderdil – onderdil secara
lengkap.
2.6.5

Rekontruksi
Pada beberapa pekerjaan maintenace, strategi dari dasar perawatan

juga dimungkinkan pula dengan pekerjaan – pekerjaan membangun atau
mengkontruksikan seperti misalnya mengkontruksikan bagian – bagian dari
engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi
listrik, instalasi kontroler elektronik dan lain – lain.
Didalam menganalisa perancangan organisai perawatan perlu
memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual. Terdapat dua tipe dasar
untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan. Perawatan
menetap

termasuk

mengkontruksi,

pelurusan,

pemasangan

instalasi

hidrolik/listrik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik.
Sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian
perawatan dikarenakan dalam keadaan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan
bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaanya dari suatu
proses ke proses lain.

Universitas Sumatera Utara

2.7

Laporan Pemeliharaan
Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhoul), haruslah

memuat hal – hal sebagai berikut:
1.

Tanggal Pelaksanaan
Hal ini diperlukan untuk:




Membandingkan pelaksanaan dengan rencananya.
Jika ada penyimpangan terhadap rencana, haruslah dijelaskan
penyebabnya.



Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kaili ini dengan
pelaksanaan pemeliharaan sebelumnya. Perlu dicatat selang
waktunya (time betwen overhoul) serta kecenderungan –
kecenderungan yang tamampak, misalnya tampak bahwah
beberapa poros peralatan yang memerlukan penggantian bantalan
yang lebih tebal.

2.

Pekerjaan – pekerjaan yang Dilaksanakan
Pekerjaan pemeliharaan umumnya sebagai berikut:


Membongkar/ membuka bagian – bagian tertentu dari mesin/
peralatan.



Memeriksa secara visual atau menggunakan instrument terhadap
bagian – bagian yang telah dibuka.



Melakukan pembersihan bagian – bagian mesin/peralatan, baik
secara manual maupun menggunakan alat atau menggunakan
bahan kimia, misalnya membersihkan bagian – bagian mesin.

Universitas Sumatera Utara



Melakukan penggantian suku cadang (spare part) tertentu untuk
melakukan perbaikan – perbaikan, misalnya pergantian perapat
(seal), cincin pengisap (piston ring), dan bantalan – bantalan.



Melakukan penyetelan alat – alat ukur, alat – alat control, dan alat
– alat proteksi.





Menutup kembali bagian – bagian yang dibuka.
Melakukan uji coba dan membandingkan kinerja dari unit sebelum
dan sesudah menjalani pemeliharaan.

3.

Penggunaan suku cadang (spare part) serta maerial dalam melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan, volume maupun harganya.

4.

Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik
harinya, pekerjanya beserta klasfikasi dan biayanya.

5.

Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.
Berdsarkan laporan pemeliharaan ini, maka pihak manajemen akan

menentukan langkah – langkah selanjutnya, misalnya unit tersebut masih tetap
dipergunakan atau diganti dengan yang lain. Pertimbangan ini juga mencakup
perkembangan teknologi unit yang lebih efisien/ekonomis.
2.8

Laporan Kerusakan
Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi

kenyataanya dilapangan, Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis
penyebabnya agar tidak terulang kembali (dapat dihindari).
Untuk dapat menganalisis penyebab kerusakan, diperlukanya laporan
kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal – hal sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1.

Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan.

2.

Situasi sistem dari unit mesin/peralatan sewaktu terjadinya kerusakan
tersebut. Hal ini terutama diperlukan apabila yang mengalami
kerusakan adalah suatu alat yang beroperasi dalam sistem
interkoneksi,

3.

Data imformasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi
sebelumnya.

4.

Parameter – parameter sepert: tegangan, putaran, daya dan tekanan
yang berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah terjadi
kerusakan.

5.

Jika menyangkut kerusakan yang kritis, maka laporan pemeliharaan
besar (overhoul) yang terakhir perlu dilampirkan.
Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu

dianalisis penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu
sudah ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah – langkah
pencegahan terulangnya kerusakan yang serupa.
Beberapa kerusakan berat beserta penyebab umum terjadinya pada
Mesin pemindah bahan yaitu belt conveyor dan wheel loader antara lain:
a.

Belt putus
Penyebab kerusakan:
-

Naiknya temperatur pada motor sehingga kinerja penggerak
tidak maksimal

-

Putusnya belt akibat adanya material tajam yang menyangkut
pada belt, seperti besi

Universitas Sumatera Utara

b.

Kurangnya pelumasan pada pulley sehingga gesekan terlalu besar

Cylinder Head Mesin diesel retak
Penyebab kerusakan:


Pengabut BBM (fuel injection) berfungsi kurang baik
eshingga pengabutan BBM dalam silinder tidak sempurna
dan terjadi Hot spot pada cylinder head yang menimbulkan
keretakan.



Air pendingin cylinder head yang kurang bersih sehingga
timbul kerak dalam lubang – lubang air pendingin cylinder
tersebut. Hal ini menyebabkan pendingin cylinder head
terganggu sehingga timbul hot spot yang selanjutnya
menyebabkan keretakan.

2.9 Audit Mintenance
Audit adalah suatu kegiatan untuk meninjau kembali dari fungsi
pemeliharaan

dalam

suatu

perusahaan

secara

keseluruhan

dengan

mempertimbangkan semua dari fungsi perusahaan tersebut. Salah satu tujuan dari
audit maintenance adalah untuk mendapatkan strategi dari suatu system
pemeliharaan, yang bertujuan untuk memberikan fungsi perbaikan pada fungsi
pemeliharaan umum, menyediakan komunikasi yang lebih jelas dan untuk
mengembangkan suatu set best practices untuk fungsi pemeliharaan.
Audit maintenance ini sangat penting didalam suatu perusahaan,
karena bisa mempengaruhi kinerja mesin-mesin produksi yang ada pada
perusahaan atau bisa juga dikatakan pencapain produk tidak sesuai dengan yang

Universitas Sumatera Utara

diinginkan perusahaan dan konsumen. Contoh pengaruh tidak adanya audit
maintenance pada sebuah perusahaan/pabrik:


Target produksi tidak sesuai karena mesin banyak mengalami
kerusakan.







Rasio kerusakan untuk pemeliharaan terencana sangat tinggi
Pembelihan suku cadang yang berlebihan
Mesin/peralatan tidak terawat dengan baik sehingga berpengaruh
terhadap kinerja mesin sehigga produk yang dihasikan tidak
maksimal ( Mutu kurang baik)

2.10 Tujuan Audit Maintenance
Tujuan sistem audit pemeliharaan dan prosedur yang digunakan oleh
sebuah industri dalam mengontrol seluruh asetnya, tidak melibatkan individu dan
kinerja mereka, meskipun itu menilai dan melatih personil atau pekerja secara
individu. Sistem Audit menangani tujuh aspek fungsi pemeliharaan , adapun
bagian-bagian yang ditangani tersebut adalah :
1. Manajemen
a. Komitmen manajemen dan kepemimpinan
b. Kebijakan manajemen
c. Peningkatan program pemeliharaan (maintenance)
d. Pengendalian keuangan
e. Penjaminan kualitas
f. Peninjauan program perawatan (maintenance)
g. Kesehatan, keselamatan, dan pelatihan manajemen

Universitas Sumatera Utara

2. Manajemen Suku Cadang
a. Pengadaan suku cadang
b. Pengelolaan gudang suku cadang
3. Personel
a. Struktur organisasi
b. Partisipasi dan keterlibatan tenaga kerja
c. Program pengembangan tenaga kerja
4. Optimasi proses perawatan (maintenance)
a. Analisa operasi
b. Rencana perawatan (maintenance) dan strategi pengembangan
c. Siklus manajemen
d. Pabrik dan pemantauan kondisi peralatan
e. Standar prosedur dan instruktur kerja
f. Pabrik dan perlengkapan analisis pekerjaan
g. Perawatan sistem manajemen
h. Sistem pengendalian dokumen
2.11 Strategi Perawatan (Maintenance Strategi)
Pada umumnya strategi pemeliharaan (Maintenance Strategi) terdapat
dua bagian yaitu, pemeliharaan yang direncanakan (Planed Maintenance) dan
dan pemeliharaan diluar dari maintenance (Unplaned Maintenance), dimana
perencanaan pemeliharaan (planed maintenance) dilakukan secara rutin (
Preventive Maintenance)
(Scheduled

Maintenance)

dengan
ataupun

jadwal pemeliharaan
predictive

yang ditentukan

maintenance,

sedangkan

pemeliharaan diluar perencanaan ( Unplaned Maintenance) adalah pemelihraan

Universitas Sumatera Utara

darurat yang tidak diinginkan (Emergency Maintenance) yang terjadi diluar
dugaan tetapi harus segera di perbaiki kembali (Correktive Mintenance), sebab
hal tersebut sangat berpengaruh dengan proses produksi. untuk lebih jelas dapat
kita lihat pada diagram berikut :

MAINTENANCE

i.

PLANNED

UNPLANNED

j.
MAINTENANCE

MAINTENANC

PREVENTIVE
k.

EMERGENCY

MAINTENANCE

MAINTENANCE

SCHEDULED
l.
MAINTENANCE
m.

PREDICTIVE

CORRECTIVE

MAINTENANCE

MAINTENANCE

Gambar 2.2 Grafik Strategy Maintenance

2.12 Failure Definision
Failure definition adalah merupakan gambaran tentang pengaruh
kerusakan terhadap performance/level condition sebuah mesin terhadap waktu
(umur sebuah mesin). Failure definition ini biasanya ditunjukkan dalam grafik
yaitu sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara

Tidak

Ya

Sumber, usurespository.com
Grafik 2.3 Failure definition

Universitas Sumatera Utara

Keterangan grafik :
Initial condition

: Merupakan batas keadaan awal/kondisi awal dari
sebuah mesin sebelum pemakaian (kondisi baik).

Potential failure condition

: Merupakan batas terjadinya kerusakan atau
keausan pada sebuah mesin yang diakibatkan
oleh pemakaian normal.

Functional condition

: Merupakan batas terjadinya cacat (defect) pada
sebuah mesin yang diakibatkan oleh diluar
pemakaian normal.

Dari grafik failure definition diatas maka dapat kita lihat bahwa
pemeliharaan/perawatan sudah harus dilakukan pada saat batas Potential failure
condition tanpa harus menunggu terjadinya kerusakan/cacat (Functional failure
condition). Sehingga dengan demikian performance/level condition akan kembali
kekeadaan semula dan umur mesin akan semakin panjang.
2.13 Instruksi- intruksi Umum Dalam Maintenance
Intruksi – intruksi umum dalam perawatan suatu pabrik dapat dilihat dari
segi pentingnya pekerjaan perawatan. Perawatan mesin yang beroperasi secara terus
menerus (continue), pemeliharaan langsung dan tidak langsung, Manpower, Manhour,
Equipment, Tool, Material dan comsumable.

2.13.1 Pentingnya Pekerjaan Maintenance
Produksi yang tinggi, mesin beroperasi secara kontinu dan pada
kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan yang tidak hanya untuk pabrik
tetapi pada masyarakat sekitar. Oleh sebab itu orang yang terlibat pada operasi
pabrik harus berusaha dengan segala upaya agar menjaga dan merawat
kesinambungan dari beroperasinya mesin-mesin di pabrik.

Universitas Sumatera Utara

Untuk mendapatkan operasi pabrik yang paling ekonomis maka
faktor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Memastikan kapasitas operasi sesuai dengan perencanaan dan
perawatannya.
b) Menjaga kesinambungan operasi dan perawatan.
c) Mengefisiensikan operasi dan perawatan
Didalam merencanakan perawatan, haruslah

memiliki lima (5) unsur yang

terkandung didalamnya, yaitu :
1. Sasaran
a. Mengurangi pekerjaan ulang dalam dua tahun kedepan sebanyak
10% dari tahun lalu sambil mempertahankan keadaan nihil
keluhan pelanggan.
b. Keberadaan peralatan siap diopresikan sebesar 85%
c. Rasionalisasi pemakaian suku cadang yang banyak dipakai.
2. Sandaran
a. Rencana manajemen tahunan
b. Kebijakan perusahaan dalam hal kesadaran akan anggaran.
c. Kebijakan perusahaan dalam hal sumber daya manusia (SDM)
3. Sarana
a. Manusia
b. Material
c. Mesin
d. Modal
e. Metode

Universitas Sumatera Utara

4. Sistem/Strategi
a. 5W + 1H (what, where, when, who, why, and how)
b. SMART (specific, measurable, attanaible, reasonable, time
oriented).
5. Saat perawatan
Pelatihan yang berkesinambungan pada bagian perawatan merupakan
hal yang penting untuk mendapatkan pengalaman dan pengumpulan
informasi untuk merencanakan perawatan mesin maupun pabrik yang
lebih sistematis.
2.13.2 Perawatan Mesin Yang Beroperasi Terus Menerus
Untuk mendapatkan produktivitas tahunan yang tinggi, maka
kelangsungan operasi sepanjang tahun harus tetap dijaga. Dimana seluruh jajaran
manajemen

harus

meningkatkan

teknik-teknik

pengawasan

pabrik

dan

memberikan pelatihan pada para pekerja dengan teknik-teknik perawatan dan
operasi. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan operasi
dan perawatan yang baik pada suatu pabrik, yaitu :
1. Organisasi dan sistematisi dari perawatan dan operasinya.
2. Pengawasan operasi mesin dan pabrik tersebut.
3. Pengawasan perawatan mesin.
4. Pengawasan keselamatan kerja.
5. Pengawasan gudang (suku cadang, bahan, pelumas)
6. Pegawasan personel (pekerja)

Universitas Sumatera Utara

2.13.3 Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan
perawatan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik
akan mempunyai persoalannya sendiri dan berbeda antara pabrik satu dengan
pabrik yang lain. Hubungan antara orang dengan jumlah waktu operasional
personal, kaitan antara pekerja-pekerja perawatan yang bisa diperoleh, merupakan
kajian yang sangat penting bagi direksi, sedikit jumlah tenaga kerja dengan
kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
Dalam manajemen produksi khususnya bagi perawatan pabrik, man
power,merupakan bidang keputusan yang sangat penting, hal ini disebabkan
bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa adanya man
power yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.
2.13.4

Man Hour
Dalam praktik perawatan dan pemeliharaan pabrik, man hour adalah

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan sangat bergantung
pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal tersebut, dimana pengalaman
memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai,
yaitu :
a. Waktu yang maksimal untuk pekerjaan yang khusus
b. Mengunakan data standar yang berskala dari konsultan, maupun jurnal
pendukung yang releven.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadwal. Tenaga kerja bagian perawatan biasanya tersedia untuk pekerjaan yang
terjadwal, perbedaan antara jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadwal

Universitas Sumatera Utara

disebut sebagai persentase jam rutin yang ada. Indikator pengawasan merupakan
jam kerja yang sebenarnya dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan
dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan
informasi yang penting sebab semua laporan pengawasan berdasarkan jam kerja
yang dilaporkan.
2.13.5 Perawatan Langsung dan Tidak Langsung
a.

Perawatan langsung

adalah pekerjaan yang berhubungan dengan

perawatan dan perbaikan dari mesin/peralatan produksi. Dalam defenisi
ini termasuk hal-hal sebagai berikut :
1. Pembongkaran berskala besar dari peralatan maupun mesinmesin produksi
2. Perbaikan berskala dari sebuah peralatan maupun mesin yang
penting dalam keadaan terjadwal.
3. Perawatan skala kecil, perawatan rutin seperti perbaikan dan
penyetelan yang kecil, pemeriksaan, pekerjaan servis yang
terjadwal.
b.

Perawatan tidak langsung dapat didefenisikan sebagai pekerjaan
perawatan yang berhubungan dengan peralatan/mesin produksi, tetapi
tidak langsung mempengaruhi operasi itu sendiri. Dalam defenisi ini
termasuk hal-hal sebagai berikut :
1. Peremajaan dari peralatan maupun mesin seperti mengecat dan
mengisolasi.
2. Memperbaharui fasilitas-fasilitas, menukar peralatan, mengatur
tata letak peralatan, dan memindahkan peralatan.

Universitas Sumatera Utara

3. Penambahan kecil seperti pemasangan peralatan untuk mesin
cadangan.
2.13.6

Equipment, Tool, Material and Consumable
Equipment adalah peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil,

Derek, Dll. Tool adalah peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, dan yang
lainnya. Material adalah bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing,
bantalan, dan yang lainnya. Consumable adalah bahan-bahan yang habis pakai,
seperti minyak, oli, sabun, dan yang lainnya. Setiap jenis peralatan biasanya
ditempatkan pada tempat-tempat strategis agar pada saat diperlukan dengan cepat
dapat langsung digunakan. Setiap pemakaian dari peralatan tersebut harus
memiliki laporan baik secara lisan maupun tulisan,

hal ini dilakukan untuk

pengontrolan.
2.13.7 Gambaran Hubungan Manpower dan Manhour
Seorang perencana harus mengetahui jumlah manpower yang ada dan
manhour yang diperlukan untuk suatu pekerjaan perawatam. Sedikit jumlah
tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja dan waktu pengerjaan yang
sesuai adalah tujuan dari perawatan yang maksimal. Tiap-tiap tenaga kerja untuk
bisa menyelesaikan satu objek pekerjaan tidaklah sama kecekatan hasil
pekerjaanya. Bila perbedaan-perbedaan itu dikaji sehingga diperoleh gambaran
tentang waktu persatuan unit kerja perawatan mesin untuk personal yang berbedabeda, maka dapat diperoleh rata-rata waktu bagi pekerja (dengan kualisifikasi
pendidikan dan pengalaman yang sama) diperoleh untuk tiap-tiap satuan hasil
kerja.

Universitas Sumatera Utara

Rata-rata dari waktu tadi merupakan bahan yang penting untuk
mmperhitungkan total waktu guna menyelesaikan suatu pekerjaan dengan waktu
tertentu merupakan suatu dasar untuk memperhitungkan standart ongkos harian
pekerja. Mereka yang lebih rata-rata diperhitungkan sebagai intensif dan yang
belum bisa mencapai rata-rata gaji hariannya diperhitungkan mengikuti dari gaji
standart harian rata-rata, jadi tergantung dari prestasinya. Berdasarkan analisa dan
perhitungan diperoleh hubungan man power, man hour, tool, equipment, material
dan consumable adalah berbanding lurus dengan biaya. Semakin banyak/besar
man power, man hour, tool, equipmen, material dan consumable yang dipakai
maka semakin besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Di bawah ini adalah rumus untuk menghitung Total Workgroup (
yang terdiri atas Mechanics, Civils, Electricals, Contractor dan sebagainya ) yang
diperlukan dalam satu kali shutdown dan hubunganya dengan jumlah manpower
dan manhour untuk waktu pekerjaan yang telah ditentukan (hours work) yaitu :
Total Man Power =

Man Power × Hours
Hours Work

Manpower

: Tenaga kerja

Hours

: waktu

Hours Work

: waktu kerja yang ditentukan

Universitas Sumatera Utara