Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI Periode 2010-2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana
penundaan konsumsi masa sekarang dimaksudkan untuk konsumsi dimasa yang
akan datang dan menghasilkan lebih dari satu unit konsumsi di masa yang akan
datang(Hartono, 2008:5). Pemodal (investor) yang akan melakukan investasi
harus terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap perusahaan
yang akan dipilih untuk mendapatkan keuntungan dan hasil yang positif dari
investasinya.
Dalam setiap pengambilan keputusan investasi, investor selalu dihadapkan
pada ketidakpastian. Investor tidak dapat mengetahui dengan pasti tingkat
keuntungan investasi yang akan diperolehnya atau bahkan tingkat kerugian yang
akan dihadapinya. Oleh karena adanya ketidakpastian tersebut, investor juga harus
mempertimbangkan risiko yang harus dihadapinya tersebut.
Secara umum ada 2 (dua) macam bentuk investasi (Gumanti, 2011:4 ),
yaitu investasi real assets dan investasi financial assets. Invetasi financial assets
merupakan investasi yang dilakukan di pasar uang dan pasar modal. Salah satu
bentuk investasi dalam pasar modal adalah saham. Saham memiliki risiko yang
paling tinggi di antara instrumen investasi lainnya, namun dengan analisis yang

tepat risiko yang tinggi tersebut tersebut sebanding dengan tingginya return yang
dapat diperoleh. Menurut Tandeilin (2010:392), ada 2 (dua) macam analisis yang

Universitas Sumatera Utara

dapat digunakan oleh investor untuk saham perusahaan (emiten) yang tepat dalam
berinvestasi, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan
kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang
merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efisiensi
perusahaan mencapai sasarannya. Dalam melakukan investasi dan bukan trading,
analisis fundamental lebih cocok digunakan daripada analisis teknikal karena
pengumpulan datanya memiliki rentang waktu yang lebih panjang (May,
2014:34). Informasi fundamental secara umum dapat digambarkan sebagai
informasi yang berkaitan dengan keadaan historis keuangan suatu perusahaan.
Informasi mengenai laba perusahaan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan
dapat dijadikan sebagai salah satu kunci bagi investor maupun kreditur dalam
mengambil keputusan investasi jika dilakukan analisis fundamental yang tepat
terhadap informasi tersebut.
Menurut Fahmi (2015:50), untuk mengevaluasi kondisi kinerja finansial

suatu perusahaan dibutuhkan penilaian rasio keuangan yang pasti. Melalui
evaluasi

kinerja

tersebut

akan

menghasilkan

informasi-informasi

yang

mempengaruhi keputusan bagi perusahaan, kreditur, maupun investor. Analisis
fundamental dapat dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio keuangan yaitu,
yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas/Leverage, Rasio Profitabilitas, dan
Rasio Pasar (Van Horne dan Wachowicz, 2008:212).
Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi likuiditas

Universitas Sumatera Utara

perusahaan, maka semakin baik kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan tepat waktu (Sugiono et al, 2008:62). Hal ini akan
memberi dampak positif terhadap harga saham karena apabila likuiditas
perusahaan baik, maka akan menimbulkan reaksi positif dari investor sehingga
mendorong kenaikan harga saham. Pernyataan ini didukung oleh penelitian
Setiyawan (2014), dimana dalam hasil penelitiannya rasio likuiditas yang diukur
dengan Current Ratio menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
harga saham.
Rasio Solvabilitasdigunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan
menggunakan uang yang dipinjam (hutang). Melalui rasio ini, investor bisa
menganalisa komposisi antara hutang dan modal serta kemampuan perusahaan
dalam membayar bunga dan beban tetap lainnya (Sugiono et al, 2008:63). Arista
(2012) melakukan penelitian untuk melihat pengaruh rasio solvabilitas terhadap
return saham yang diukur dengan Debt to Equity Ratio dan menemukan bahwa
DER berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil penelitian ini
mengindikasikan apabila perusahaan terlalu banyak bergantung pada hutang, akan

memberi respon negatif terhadap penilaian investor yang berujung pada
menurunnya harga saham perusahaan.
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). Kemampuan menghasilkan laba
merupakan perhatian utama investor dalam berinvestasi. Semakin tinggi
profitabilitas perusahaan, akan meningkatkan permintaan terhadap saham
sehingga harga saham akan meningkat. Pernyataan tersebut didukung oleh

Universitas Sumatera Utara

penelitian Ulupui (2007) yang menemukan pengaruh positif profitabilitas yang
diukur dengan Return on Asset terhadap meningkatkan harga saham.
Rasio Pasar digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap nilai
buku berdasarkan sudut pandang investor. Rasio pasar dapat diukur dengan Price
Earning Ratio. Semakin tinggi rasio PER maka menunjukkan reaksi pasar yang
baik terhadap harga saham, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham
tersebut (Sugiono et al, 2008:73). Pernyataan serupa juga ditemukan dalam
penelitian Stella (2009), yang menunjukkan pengaruh PER yang positif dan
signifikan terhadap harga saham.
Ketika investor membuat keputusan dalam pembelian suatu saham maka

mengharapkan mendapat imbal hasil (return saham) yang tinggi. Tetapi disisi lain
investor juga harus memperhatikan dan bersedia menanggung risiko yang tinggi
pula. Atas dasar hal itu, maka dalam berinvestasi di pasar modal selain analisis
terhadap faktor-faktor fundamental, investor juga harus mempertimbangkan faktor
risiko. Adapun risiko yang dihadapi dapat berasal dari pasar disebut juga risiko
pasar (market risk) dan risiko dari perusahaan emiten itu sendiri. Risiko yang
berasal dari pasar dapat juga disebut Risiko Sistematis. Risiko Sistematis
(Systematic Risk) adalah faktor-faktor risiko yang mempengaruhi pasar secara
keseluruhan, seperti perubahan ekonomi suatu negara, perubahan pajak oleh
dewan, atau perubahan situasi energi dunia. Semua itu adalah risiko yang tidak
dapat didiversifikasi (Van Horne dan Wachwowicz, 2008:155). Faktor risiko
sistematis dalam berinvestasi dapat diukur dengan Beta.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan manufaktur adalah salah satu sektor yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Perusahaan sektor manufaktur diantaranya adalah
perusahaan industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor barang
konsumsi. Pada tahun 2010, perusahaan sektor manufaktur memiliki jumlah 128
perusahaan dari 404 perusahaan yang terdaftar di BEI. Sedangkan sampai akhir

tahun 2014, perusahaan sektor manufaktur berjumlah 141 perusahaan dari 509
perusahaan yang terdaftar di BEI (www.sahamok.com).
Sektor manufaktur nasional

merupakan

salah

satu

sektor

yang

pertumbuhannya akan terus meningkat menurut Kementrian Perindustrian.
Menurut Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto,
prediksi pertumbuhan sektor manufaktur nasional pada tahun 2015 bisa mencapai
6% dan akan banyak investasi yang akan masuk ke Indonesia maupun
pertumbuhan dari dalam negeri (www.bisnis.com, 23 Desember 2014). Oleh
karena itu, sektor manufaktur bisa menjadi sektor yang menjanjikan untuk

investasi jangka panjang.
Menurut May (2014:4), seorang investor lebih menekankan pada
pertumbuhan laba dan value perusahaan serta deviden dalam jangka panjang.
Faktor yang dapat digunakan investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi di
saham perusahaan sektor manufaktur adalah pertumbuhan laba perusahaan,
karena laba yang tinggi akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham
dalam hal pembagian deviden. Laba dan saham beberapa perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI disajikan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
Laba Beberapa Perusahaan Manufaktur
Terdaftar di BEI
Laba Perusahaan (dalam jutaan rupiah)
Kode
Emiten
2010
2011
2012

2013
1
INTP
3.224.942
3.601.516
4.763.388
5.012.000
2
GDYR
66.58
37.213
64.538
56.864
3
GGRM
4.146.282
4.958.102
3.042.704
4.328.736
Sumber : ICMD (data diolah)

No

Tabel 1.2
Harga Saham Perusahaan Manufaktur
Terdaftar di BEI
Kode
Emiten
2010
1
INTP
15.988
2
GDYR
12.245
3
GGRM
35.392
Sumber : ICMD (data diolah)
No


Tabel

1.1

menunjukkan

Harga Saham (dalam rupiah)
2011
2012
15.692
19.604
9.204
12.116
49.471
54.567

pertumbuhan

laba


beberapa

2013
21.438
18.979
45.581

perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai 2014. Dengan
perusahaan emiten yang sama, Tabel 1.2 menunjukkan perkembangan harga
saham perusahaan dari tahun 2010 sampai 2014. Apabila membandingkan data
dari kedua tabel, kita bisa melihat pada Tabel 1.2 harga rata-rata tahunan saham
perusahaan emiten cenderung fluktuatif selama 5 tahun meskipun laba perusahaan
mengalami peningkatan.
Contohnya pada PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP). Tahun
2011 terjadi peningkatan laba perusahaan dari Rp3.224.942 juta (tahun 2010)

Universitas Sumatera Utara

menjadi Rp3.601.516 juta, namun harga saham perusahaan mengalami penurunan
nilai dari Rp15.988 menjadi Rp15.692.
Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi padaPT Goodyear Indonesia Tbk
pada tahun 2012 hingga 2013 dimana terjadi penurunan laba perusahaan dari
Rp64.538 juta menjadi Rp56.864 juta, namun harga saham perusahaan malah
mengalami kenaikan yang lumayan tinggi dari Rp12.116 menjadi Rp18.979.
begitu juga dengan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) pada tahun 2012 hingga
2013. Laba PT Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan dari Rp3.042.704 juta
menjadi Rp4.328.736 juta, namun harga saham perusahaan mengalami penurunan
dari Rp54.567 menjadi Rp45.581.
Fenomena yang terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan tidak bisa
selalu menjadi dasar bagi investor dalam melakukan investasi. Banyak
pertimbangan dan faktor lainnya yang perlu dicermati dalam berinvestasi,
misalnya keadaan internal dan kinerja perusahaan maupun risiko-risiko yang
mungkin muncul di dalam pasar. Oleh karena itu diperlukan sutu dasar penilaian
atau analisis yang tepat sebelum melakukan investasi pada saham, salah satu nya
melalui analisis fundamental.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis fundamental melalui
analisis terhadap rasio-rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Rasio-rasio keuangan yang dipilih
dalam penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu dimana ada perbedaan

Universitas Sumatera Utara

hasil antara penelitian yang satu dengan yang lain walaupun menggunakan rasio
yang sama. Rasio keuangan tersebut meliputi Rasio Likuiditas diwakili oleh
Current Ratio (CR), Rasio Solvabilitas diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER),
Rasio Profitabilitas yang diwakili oleh Return on Assets (ROA), dan Rasio Pasar
diwakili Price Earning Ratio (PER).
Adanya fenomena perubahan fluktuatif harga saham perusahaan yang
tidak sejalan dengan peningkatan laba perusahaan dan perlunya suatu pemahaman
dasar untuk berinvestasi dalam saham menjadi dasar ketertarikan peneliti untuk
membahas lebih lanjut tentang pengaruh faktor fundamental dan risiko sistematis
terhadap harga saham dalam skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematis terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode Tahun 2010-2014”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Faktor Fundamental (dalam hal ini terdiri dari Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return on Asset, Price Earning Ratio) berpengaruh terhadap
harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20102014?
2. Apakah Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014?
3. Apakah Faktor fundamental (dalam hal ini terdiri dari Current Ratio, Debt to
Equity Ratio, Return on Asset, Price Earning Ratio) dan Risiko Sistematis

Universitas Sumatera Utara

(Beta) secara serempak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Faktor fundamental (dalam hal
ini terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Price
Earning Ratio) terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Risiko Sistematis (Beta)
terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2010-2014.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Faktor fundamental (dalam hal
ini terdiri dari Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Price
Earning Ratio) dan Risiko Sistematis (Beta) secara serempak terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan saat berinvestasi di pasar modal.
2. Bagi Peneliti

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan mengenai pasar modal terutama mengenai analisis fundamental dan
pengaruh risiko sistematis terhadap saham.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi
serta literatur dibidang keuangan, sehingga dapat bermanfaat untuk penelitian
terkait dan sejenis lainnya.

Universitas Sumatera Utara