Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kontrasepsi
2.1.1. Defenisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti “mencegah” atau “melawan”
dan kontrasepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan (BKKBN, 2007). Kontrasepsi suntik
adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara di suntikkan melalui intramuscular
(IM) daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswososudarmo, 2006).Kontrasepsi
adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat sperma
mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah
ovum yang dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan
linhkungan uterus yang tak cocok) (Anonim, 2008).
2.1.2. Macam-macam Kontrasepsi
Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, antara
lain:
Metode Kontrasepsi Sederhana yang meliputi; (1) Metode kalender, metode
ini didasarkan pada suatu perhitungan yang diperoleh dari informasi yang

dikumpulkan dari sejumlah menstruasi secara berurutan. Untuk mengindentifikasi
hari subur, dilakukan pencatatan waktu opulasi dari data haid selama 6-12 bulan
terakhir untuk menjadi efektifitas maksimal (Hartanto, 2011).(2) Metode Amenorea
Laktasi (MAL),merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian asi secara
ekslusif digunakan sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh.

Universitas Sumatera Utara

7

Selama klien belum mendapatkan haid dan waktunya kurang dari 6 bulan
pasca persalinan.Efektifnya dapat mencapai 98%.Mal efektif bila menyusui lebih dari
delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan perlaktasi (Saroha, 2009); (3).
Motede suhu tubuh, saat ovulasi peningkatan progesterone menyebabkan
peningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar 0,2ᵒC -0,5ᵒC. peningkatam suhu tubuh
adalah indikasi bahwa telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya
(memperhitungkan waktu ekstra dalam masa hidup sel telur) diperlukan pantang
berhubungan intim.Motode suhu mengindetifikasi akhir masa subur bukan awalnya
(Hartanto, 2010); (4) Sanggama terputus (koitus interuptus) adalah metode keluarga
berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina

sebelum pria mencapai ejakulasi.Efektifitas bergabung pada kesediaan pasang untuk
melakukan sanggama terputus, setiap pelaksanaannya (angka kegagalan 1623kehamilan per 100 perempuan) (Hartanto, 2010).
Metode Kontrasepsi Modern, menurut Saifuddin (2006) meliputi; (1)
kontrasepsi pil, merupakan jenis kontrasepsi oral yang harus diminum setiap hari yang
bekerja mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma terdapat 2 macam
yaitu kontrasepsi kombinasi atau sering disebut pil kombinasi yang mengandung
progesterone dan estrogen, kemudian kontrasepsi pil progestin yang sering disebut
dengan mini pil yang mengandung hormon progesterone; (2) kontra sepsi implan
adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis porgesteron levengestrol yang
ditanamkan di bawah kulit, yang bekerja mengurangi trasnprotasi sperma. (3) Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam
rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke tuba falopi.

Universitas Sumatera Utara

8

(4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP) adalah suatu cara permane baik pada pria dan pada
wanita, dilakukan dengan tindakan mengoklusi tuba falopi (mengikat atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovom (tubektomi) atau

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa defensia
sehingga alur trasportasi sperma terhambat dan proses vertilisasi tidak terjadi
(vasektomi); (5) kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara
disuntikkan secara intramuscular (IM) di daerah otot pantat (gluteus maximus).
2.2. Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan ialah jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan.
Jenis kontrasepsi suntikan yang berdaya kerja lama tetapi masih banyak digunakan
yaitu: Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) atau Depo Provera. Diberikan
setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikkan secara intramuscular didaerah otot
pantat.Jenis Kontrasepsi selanjutnya yaitu Norethidrome Enanthate(NET-EN) atau
Noresterat. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8
minggu untuk 6 bulan pertama (3 kali suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali
setiap 12 minggu (Hartanto, 2010). Jenis kontrasepsi lain yaitu kontrasepsi suntikan
kombinasi. Kontrasepsi jenis ini mengandung 25 mg Depo Medroksi Progesteron
Asetat (DMPA) dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuskular
sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Nerotindron Enantat dan 5 mg Estradiol
Valerat yang diberikan dengan injrksi intramuscular sebulan sekali (Saifuddin, 2010).
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penatrasi sperma. Hormon tersebut juga
mencegah pelepasan sek telur yang dikeluarkan tubuh wanita.


Universitas Sumatera Utara

9

Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada
penggunaan Depo Provera, Endomertium menjadi tipis dan atropi dengan
berkurangan aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon
estrogen pada suntikan Cyclofem akan merasngsang timbulnya haid setiap bulan
(Saifuddin, 2006).
2.2.1. Efektivitas Kontrasepsi Suntikan
Memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan / tahun, asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang di
tentukan (Saifuddin, 2006).Efek samping komponen kontrasepsi hormonal paling
sering adalah gangguan haid, mual mungkin akan timbul pada awal penggunaan
peningkatan tekanan darah, rasa sakit di kelenjar mamae, gangguan toleransi
glukosa pada diabetes, trombo emboli. Kemponen progestin dapat menyebabkan
sakit kepala, gangguan kardio vaskuler umunya lebih sering terjadi pada wanita
usia lebih dari 35 tahun, perokok, atau mempunyai faktor resiko misalnya
obesitas, diabetes yang terapinya kurang baik atau hipertensi.

2.2.2. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan
Menurut Saifuddin (2006) keuntungan kontrasepsi suntikan antara lain:
Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa
penyebab penyakit radang panggul, dapat digunakan wanita usia >35 tahun.

Universitas Sumatera Utara

10

Sampai perimenopause, pada suntikan Cyclofem terdapat hormon estrogen dalam
dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan.
2.2.3. Kerugian Kontrasepsi Suntikan
Menurut Saifuddin (2006) kerugian kontrasepsi suntikan antara lain: Pola
haid yang normal dapat berunah menjadi amnorrhea, menoragia, metroragia dan
spotting. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakai.Klien sangat
tergantung pada sarana pelayanan kesehatan oleh sebab itu tidak dapat dihentikan

sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.Kontrasepsi suntik juga tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.Juga dapat terjadi berat badan yang berubah.
Kemudian akan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.
2.2.4. Indikasi Kontrasepsi Suntikan
Indikasi kontrasepsi suntikan antara lain: usia reproduksi, nulipara dan
yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang
memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai,
setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen (kontrasepsi progestin),
sering lupa memakai pil, dan mendekati usia menopause yang tidak mau atautidak
boleh menggunakan pil kombinasi (kontrasepsi progestin) (Saifuddin, 2006).
2.2.5. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik
Kontraindikasi kontrasepsi suntik yaitu: Hamil atau dicurigai hamil,
perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima
terjadinya gangguan haid terutama amenorrhea (suntikan progestin).

Universitas Sumatera Utara

11


Kemudian yang mempunyai riwayat penyakit jantung, kanker payudara, stroke,
dan diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi (Safuddin, 2006).
2.2.6. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik
Menurut Saifuddin (2006) waktu pemberian kontrasepsi suntik yaitu: Setiap
saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, kemudian muali hari pertama
sampai hari ke-7 siklus haid, selanjutnya pada ibu yang tidak haid, penyuntikan
pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil
dan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan, pada
ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi
suntikan, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu
tersebut tidak hamil, dan pada ibu yang sedang menggunbakan AKDR dan ingin
ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama
sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus
haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.
2.2.7. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan diberikan dengan cara disuntik intramuskular di
daerah otot pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja efektif. Berikan kulit yang
akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi etil isopropil alcohol 60-90%.

Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik
(Saifuddin, 2006).
2.2.8. Efek Samping Kontraspsi Suntik
Efek samping Kontra Suntik DMPA Menurut Saifuddin (2006) yaitu:

Universitas Sumatera Utara

12

Gangguan haid, gejala/ keluhan yang sering terjadi seperti: Tidak
mengalami haid (amenorhea), perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak
(spotting), perdarahan di luar siklus haid (metroragia/ breakthroughbleeding),
perdarah haid yang lebih lama dan lebih banyak dari pada biasanya (menoragia).
Penyebab gangguan haid dikarenakan adanya ketidakseimbangan hormon
sehingga endometrium mengalami perubahan histologi terutama pada bulan-bulan
pertama penggunaan. Siklus haid akan kembali normal setelah 3-6 bulan
penggunaan kb suntik di hentikan.
Mual/ sakit kepala/ migraine, keluhan yang dirasakan sakit kepala yang
sangat pada salah satu sisi atau seluruhan bagian kepala dan tersa berdenyut
disertai rasa mual yang amat sangat dan keluhan ini akan hilang setelah suntikan

kedua atau ketiga penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap
pregesteron.
Perubahan berat badan keluhan yang dirasakan yaitu naiknya berat badan,
rata-rata dalam stahun bervariasi antara 1-5 kg atau berat badan berkurang/ turun.
Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara lain 1,6-1,9 kg. Kenaikan
berat

badan,

kemungkinkan

disebabkan

karena

hormon

progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak.Sehingga lemak

dibawah kulit bertambah, selain itu hormon progrsteron juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan mnenurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemakaian suntik
dapat menyebabkan berat badan bertambah, dalam tahun pertama penggunaan.
Keputihan adalah adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari
liangsenggama dan terasa mengganggu.

Universitas Sumatera Utara

13

Ini jarang terjadi pada peserta kontrasepsi suntik, tidak berbahaya kecuali bila
berbau, panas, atau terasa gatal sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lengkap
untuk mengetahui adanya infeksi, jamur, atau candida.Keputihan atauFluor Albus
merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.Keputihan yang disebabkan oleh
infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir
vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan antara lain bakteri, virus,
jamur atau parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke
saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat penderita buang air kecil
(Suratun, 2008).Gejala keputihan antara lain keluarnya cairan berwarna putih
kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau

kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal
sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu. Pada penderita tertentu, disertai
dengan rasa gatal.Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa
gatal.jerawat, keluhan adalah timbul jerawat pada wajah. Penyebabnya adalah
hormon progestin terutama 19-nonprogestin menyebabkan peningkatan kadar
lemak.Kenaikan Tekanan Darah, Menurut Sanger, (2008) bahwa terdapat
pengaruh suntikan depo medroxy progesteron asetat terhadap profil lipid.Dimana
didapatkan terjadi penurunan kadarHDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian.
Terjadinya

penurunan

kadarHDL-kolesterol

akan

meningkatkan

resiko

meningkatnya tekanan darah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saifuddin (2006),
yang mengatakan bahwa salah satu kerugian dari pemakaian KB suntikan
depoprovera yaitu terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.

Universitas Sumatera Utara

14

2.3. Tekanan Darah
2.3.1. Defenisi
Tekanan darah di tentukan oleh dua faktor utama, yaitu curah jantung dan
resistensi. Curah jantung merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung
dengan isi sekuncup, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena
(venous return) dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi perifer ditentukan
oleh tonus otot polos pembuluh darah, elastisitas dinding pembuluh darah dan
viskositas darah (Anonim, 2007).
Selama systole ventrikuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk
aorta, tekanan naik sampai puncak, yang disebut tekanan sistolik. Selama diastolik
tekanan turun, nilai terendah yang tercapai disebut tekanan diastolik (Guyton,
2008). Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi
ventrikel masuk kedalam arteri yang telah terenggang. Selama diastole arteri
masih tetap menggembung karena tahanan perifer dari arteriol-arteriol
menghalangi semua darah semua darah mengalir kedalam jaringan.
Maka tekanan darah sebagian tergantung kepada kekuatan dan volume
darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kekuatan dan volume
darah yang dipompa oleh jantung, dan sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam
dinding arteriole. Kontraksi ini dipertahankan oleh syaraf vasokonstriktor, dan ini
dikendalikan oleh pusat vasomotorik dalam medulla oblongata (Anonim, 2007).
Pusat vasomotorik mengatur tekanan perifer untuk mempertahankan agar
tekanan darah relative konstan.Tekanan darah mengalami sedikit perubahan
bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik seperti waktu

Universitas Sumatera Utara

15

latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena adanya kecemasan dan
emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan.Karena itu sebaiknya tekanan darah
diukur selalu sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebiknya dalam sikap
rebahan (Guyton, 2008). Kenaikan tekanan darah dapat diakibat oleh kelainan
ginjal, kelainan endokrin, misalnya aldosetromisme primer, sindromchusing,
feokromasitoma dan laim-lain. Juga dapat disebabkan beberapa obat misalnya
kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, simpatomimetik, kokain, siklosporin, dan
eritropoetin. Kecuali itu tekanan darah juga dapat meningkat tanpa diketahui
penyebabnya (Mansjoer, 1999).
2.3.2. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa (mm Hg)
karena alat yang paling umum digunakan dan telah dipakai sejak lama sebagai
rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah adalah manometer air raksa atau
spyghmomanometer. Posisi yang terbaik untuk melakukan pengukuran tekanan darah
adalah dengan duduk atau berbaring dan pasien dalam keadaan rileks.
Setelah pengukuran diambil tekanan sistolik dan diastolik diperolehi dan perbedaan
kedua tekanan tersebut dipanggil tekanan denyut. Setelah itu, penggolongan tekanan
darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan spigmomanometer untuk tekanan
sistolik dan diastolik. (Guyton dan Hall, 2008). Pada anak-anak pengukuran tekanan
darah rutin dimulai saat umur 3 tahun. Tekanan darah patutnya diukur di tangan
kanan anak yang dalam posisi duduk dan relaks. Pengukuran tekanan darah dengan
auskultasi adalah baku emasnya.

Universitas Sumatera Utara

16

Tekanan darah yang diukur dengan peralatan otomatis dan diikuti dengan
pengukuran dengan auskultasi dapat membantu menghilangkan kesalahan
pembacaan. Pada anak-anak dan remaja, kisaran normal tekanan darah ditentukan
oleh ukuran tubuh dan. Standar tekanan darah yang didasarkan pada jenis kelamin,
usia, dan tinggi memberikan klasifikasi yang lebih tepat untuk tekanan darah sesuai
dengan ukuran tubuh. pendekatan ini menghindari kesalahan pada pengklasifikasian
anak-anak yang sangat tinggi atau sangat pendek. (Ganong, 2012).
2.3.3. Pemeriksaan/ Pengukuran Tekanan Darah
Menurut Moerdowo (1984) Pada penentuan diagnosis hipertensi esensial
biasanya diterapkan esklusi, artinya apaila dengan segala usaha tidak dapat ditemukan
etiologi yang jelas, berupa penyakit ginjal, renovaskuler, endokrin, atau kelainan
pembuluh darah seperti coarctation aortae, dapat diterapkan sebagai hipertansi
esensial. Biasanya hipertensi ini mempunyai faktor herediter, turun temurun dalam
satu keluarga. Klasifikasi menurut WHO (1999) disebut bahwa yang dikatakan
tekanan darah meningkat

apabila mempunyai tekanan darah sistoliknya ≥ 1 20

mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥80 mmHg.
Dalam menentukan diagnostik juga diperlukan anamnese. Sedapat mungkin
dalam anamnese, dilakukan penelitian tentang keluarganya ( family history ). Apakah
dalam salah satu keluarganya memiliki gejala-gejala dan keluhan hipertensi, atau
sudah pernah di diagnosa oleh dokter karena menderita hipertensi.Kenaikan tekanan
darah sering merupakan satu-satunya tanda klinishipertensi esensial sehingga
diperlukan tekanan darah yang akurat. Berbagai faktor dapat mempengaruhi hasil
pengukuran seperti faktor pasien, faktor alat, maupun tempat pengukuran.

Universitas Sumatera Utara

17

Pada seseorang yang baru tidur, akan didapatkan tekanan darah yang paling
rendah yang dinamakan tekanan darah basal.Tekanan darah yang di ukur setelah
berjalan kaki atau aktifitas fisik lain, akan memberi angka yang lebih tinggi dan
disebut tekanan darah kasual. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya
di lakukan pada pasienistirahat yang cukup, yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5
menit. Menurut Joint National Committeon Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of Hight Blood Pressure (1997) juga menyebutkan bahwa pengukuran
tekanan darah dianjurkan pada posisi duduk setelah beristirahat selama 5 menit dan
30 menit bebas rokok atau minum kopi. Ukuran manset harus cocok dengan ukuran
lengan atas. Manset harus melingka paling sedikit

2/3 kali panjang lengan atas.

Sedangkan alat ukur yang di pakai adalah Sphygmomanometer kompas (anaroid).
Menurut Gray(2005) Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada
keadaan, akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stress, dan turun selama
tidur. Oleh sebab itu, diagnosis hipertensi dapat diterapkan dengan pengukuran
berulang paling tidak pada tiga kesempatan yang berada selama 4-6 minggu.
Banyak alat yang dapat di gunakan untuk pengukuran tekanan darah yang
dinamakantensimeter kompas (anaroid). Alat tensimeter ini terdiri dari beberapa
komponen utama, yaitu :Manset (Cuff) dari karet, yang dibungkus kain, Stetoskop,
Pompa karet, Pipa karet atau selang, dan Ventil bundar.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset pada tangan
lengan atas, kira-kira 4 cm diatas lipatan siku. Jari tangan diletakkan di lipatan siku
untuk meraa denyut pembuluh nadi, pompa karet diletakkan dengan tangan kanan
agar udara masuk ke dalam, sampai denyut pembuluh tidak teraba lagi.

Universitas Sumatera Utara

18

Kemudian, stetoskop dipasang dilipatan siku sambil ventil putar dibuka sedikit secara
perlahan untuk merununkan tekanan udara dalam manset. Dengan memperhatikan
turunnya jarum pada kompas petujuk tekan manometer (yang menunjukkan tekanan
dalam manset). Pada saat tekanan udara dalam manset naik sampai nilai tekanan lebih
dari tekanan rendah, maka suara denyut pembuluh nadi menghilang.
2.4. Hubungan Kontrasepsi Suntik dengan Tekanan Darah
Pada wanita yang memakai alat kontrasepsi hormonal seperti kontrasepsi
suntik maka adapat menyebabkan terjadinya perubahan tekanan darah.Perubahan
tekanan darah disebabkan adanya pengaruh hormon Gonadotropin dan hormon
Progesteron.Sehingga dapat membuat jantung memompa lebih kuat, arteri besar
kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku dalam bersirkulasi sehingga dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.Begitu pula sebaliknya, apabila
aktivitas mompa jantung berkurang dan arteri mengalami pelebaran dalam
sirkulasi, maka dapat menyebabkan tekanan darah menurun.
Oleh karena itu, perlu dideteksi secara dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan
darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau
pada saat periksa ke bidan.
Kemiripan sifat dari hormon-hormon estrogenik terhadap hormon-hormon
adrenokorteks telah diketahui. Estrogen seperti aldosterone dan beberapa hormon
adrenokorteks yang lainnya, dapat menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal (Guyton, 2008). Penggunaan estrogen + progestin pernah
dihubungkan dengan meningkatnya.

Universitas Sumatera Utara

19

Hubungan resiko terjadinya infarkmiokard dan stroke, trombosis vena dan emboli
paru. Bila timbul gejala atau ada suspek penyakit tersebut penggunaannya harus
segera dihentikan (Anonim, 2007).
Mekanisme kenaikan tekanan darah tersebut adalah sebagai berikut: Renin
yang dikeluarkan oleh ginjal akan mengubah angiotensin yang merupakan suatu
protein plasma menjadi angiotensin I. kemudian karena pengaruh converting
enzyme, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Pengaruh vasokonstriksi
terutama pada arteriol dan dalam tingkat yang lebih rendah pada vena yang
disebabkan oleh Angiotensin II. Akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah perifer
dan venous retrun sehingga tekanan darah meningkat (Guyton, 2008).Retensi air
dan elektrolit juga dapat terjadi karena efek angiotensin.Angiotensin mempunyai
efek langsung terhadap ginjal yaitu menurunkan ekskresi garam dan air. Selain itu
akan merangsang korteks adrenal mensekresi aldosteron, yang juga berefek
menurunkan eksresi garam dan air (Guyton,2008).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB HORMONAL SUNTIK DAN PIL DENGAN MASA RENTANG TERJADINYA MENOPAUSE PADA AKSEPTOR KB DI DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAJINAN KABUPATEN MALANG

3 10 23

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN.

1 1 9

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 1 9

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 1 2

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 0 6

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Chapter III VI

0 0 22

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 0 2

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 1 17

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SETELAH PENGGUNAAN KB SUNTIK KOMBINASI SELAMA 4 BULAN DI PUSKESMAS UNGARAN BARAT

0 0 14

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONJONG I GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Penggunaan KB Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Po

0 0 19