Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

BAB I
PENDAHULUAN

H. Latar Belakang
Pembangunan nasional adalah serangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang bermaktub
dalam pembukaan Undang–Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945)
Alinea IV bahwa Negara melindungi segenap bangsa dan Negara Indonesia, untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan
Undang–Undang Dasar 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan
Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Salah satu prinsip dasar dalam Negara Republik Indonesia adalah Negara
Kesatuan yang menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah, hal ini searah
dengan Pasal 18 UUD 1945, didalamnya bahwa pembagian daerah di Indonesia
terdiri atas daerah besar dan daerah kecil dengan bentuk dan susunan
pemerintahan ditetapkan dengan suatu undang-undang.1


1

H. Faried Ali, dkk, Studi Analisa Kebijakan (Konsep, Teori dan Aplikasi Sampel
Teknik Analisa Kebijakan Pemerintahan, (Bandung: Aditama, 2012), hal 138

Universitas Sumatera Utara

Seiring dengan undang-undang Otonomi Daerah, dimana daerah diberi
kebebasan untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang membagi atas daerahdaerah propinsi dan propinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yaitu tiap-tiap
propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang. Adapun bentuk dan susunan pemerintah di daerah
tersebut diatur dengan Undang–Undang Nomor 32 dan 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
menetapkan bahwa Pinjaman Daerah merupakan salah satu sumber Pemerintah
Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, yang dicatat dan dikelola dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah

(PAD)


Kabupaten

Serdang

Bedagai

berusaha

mengintensifkan

penghasilan daerah, salah satunya adalah Retribusi Penggantian Biaya Cetak
Dokumen Kependudukan Dan Catatan Sipil. Berdasarkan undang-undang Nomor
34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahwa Retribusi
Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Setiap Negara modern masa kini banyak sekali campur tangan penguasa
Negara ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, yakni campur tangan
dibidang politik, dalam bidang ekonomi, dalam bidang sosial budaya, kehidupan


Universitas Sumatera Utara

keluarga, perkawinan, perhimpunan, hiburan, kesenian, olahraga, dalam bidang
agama dan kepercayaan serta teknologi.2
Keluarnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan merupakan suatu kebijakan yang di keluarkan pemerintah untuk
menaggulangi permasalahan di bidang kependudukan, Sesuai Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, tujuan dan manfaat diwajibkannya
setiap warga memiliki dokumen kependudukan diatas adalah memberikan
keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen kependudukan,
memberikan perlindungan status hak sipil setiap penduduk dan merupakan
pengakuan negara bagi setiap penduduk. Oleh karena itu untuk menerapkan
amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan, pemerintah pusat sesuai dengan surat Menteri
Dalam Negeri Nomor: 471.13/4141/SJ, tertanggal 13 Oktober 2010, perihal
Penerbitan NIK dan Penerapan e-KTP Tahun 2011, penerapan e-KTP berada
diseluruh Indonesia, meliputi 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota dan
ditahun 2012 berada di 3886 di kecamatan dan 300 di kabupaten/kota. Untuk
mensukseskan program dalam hal ini penerbitan e-KTP oleh Kementrian Dalam

Negeri, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten
yang ditunjuk melaksanakan program ini, Bupati Serdang Bedagai mengeluarkan
surat edaran mengenai penerbitan KK Nasional dan KTP dengan pengurusan
kedua dokumen diatas gratis (tidak dipungut biaya), dikarenakan KK dan KTP
merupakan instrumen penting dan juga sebagai syarat untuk pengurusan
2

Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995),

hal 25

Universitas Sumatera Utara

penerbitan e-KTP, hal ini berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2011
tentang pembebasan retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan
Kartu Keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Serdang Bedagai.
Retribusi penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Kartu
Keluarga di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Serdang Bedagai dipilih peneliti untuk dijadikan Jaringan Dokumentasi dan

Informasi

Hukum

Pemerintah

Kabupaten

Serdang

Bedagai,

kebijakan

pembebasan retribusi penggantian biaya cetak KTP dan KK ini merupakan
kebijakan penggantian retribusi yang pertama kalinya di Pemerintah Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai. Kebijakan ini dimulai pada tanggal 21 November
2011 hingga 15 Oktober 2013.
Namun dalam pelaksanaan kebijakan ini terdapat banyak fenomenafenomena yang tidak sesuai dengan rencana awal diturunkannya kebijakan ini.
Pengurusan KTP dan KK gratis terus dipertanyakan, penggratisan itu merupakan

kebijakan emosional, sebab pada saat warga mengurus KTP dan KK masih ada
oknum petugas yang meminta uang dengan dalih untuk uang lembur. Seharusnya
jika Bupati Serdang Bedagai berani menggratiskan pengurusan KTP dan KK
harus dibarengi dengan anggaran yang memadai. Warga berharap Peraturan
Bupati Nomor 26 Tahun 2011 dilaksanakan secara konsekuen objek penelitian
karena dokumen kependudukan seperti KTP dan KK adalah dokumen penting
yang wajib dimiliki oleh setiap warga Negara wajib KTP dan merupakan identitas
diri setiap warga negara, selain itu kebijakan ini bertujuan agar masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Serdang Bedagai lebih mudah untuk menyiapkan data kependudukannya pada saat
pengurusan dan pembuatan e-KTP.
Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa yang menjadi sumber
Pendapatan Asli daerah antara lain adalah dari sektor retribusi penggantian biaya
cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil. Dengan demikian perlu adanya
suatu komitmen dari semua pihak dari unsur pemerintah maupun masyarakat
sebagai wajib retribusi dalam menyikapi bagaimana melakukan manajemen
retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil yang
ada sehingga betul-betul dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pendapatan asli daerah. Maka dalam hal ini perlu ditunjang dengan pelaksanaan
manajemen yang baik, karena manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang
bekerja sama (organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama 3. Untuk itu
diperlukan adanya manajemen retribusi penggantian biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil secara optimal, efisien dan efektif, supaya apa
yang direncanakan bisa tercapai dalam pelaksanaan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai perlu memikirkan secara serius masalah-masalah yang erat
hubungannya dengan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan
dan catatan sipil, dan berusaha melakukan upaya demi mengoptimalkan
peningkatan penerimaan Retribusi sehingga retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil dapat memberi kontribusi yang besar

3

Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hal 29

Universitas Sumatera Utara

dalam meningkatkan retribusi Daerah secara khusus dan Pendapatan Asli Daerah

secara umum.
Berdasarkan latar belakang di atas merasa tertarik memilih judul tinjauan
yuridis tentang pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai Nomor 19 Tahun 2008.

I. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimanakah pengaturan retribusi penggantian biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Serdang Bedagai?
2. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008?
3. Apakah kendala dalam pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008?

J. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang dituliskan di atas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

a. Untuk mengetajhui pengaturan retribusi penggantian biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil di Kabupaten Serdang Bedagai.
b. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008.
c. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan retribusi penggantian biaya
cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008.
2. Manfaat penulisan
Dari tujuan di atas diharapkan penelitian ini dapat bermanfat:
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu karya ilmiah
yang dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai
bahan masukan yang dapat mendukung bagi peneliti maupaun pihak
lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama.

b. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan bagi pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai tentang pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil
K. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas
masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.

Universitas Sumatera Utara

Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang tinjauan yuridis tentang
pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan
catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang bedagai nomor 19
Tahun 2008, belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian,
jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat
dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata
dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan
sepenuhnya.


L. Tinjauan Kepustakaan
1. Kependudukan
Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas

dan

kualitas

serta

ketahanannya

yang

menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.4
2. Catatan sipil
Catatan Sipil (Burgelijke Stand) artinya catatan mengenai peristiwa
perdata yang dialami oleh seseorang atau untuk memastikan status perdata
seseorang. Ada lima peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu
dilakukan pencatatan, yaitu :

4

Graziabrigita.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-kependudukan-dan-pengertian.html
(diakses tanggal 7 Januari 2016).

Universitas Sumatera Utara

1) Kelahiran, menentukan status hukum seseorang sebagai subyek hukum
pendukung hak dan kewajiban.
2) Perkawinan, menentukan status hukum seseorang sebagai suami atau isteri
dalam ikatan perkawinan menurut hukum.
3) Perceraian, menentukan status hukum seseorang sebagai janda atau duda
yang bebas dari ikatan suatu perkawinan.
4) Kematian, menentukan status hukum seseorang sebagai ahli waris, sebagai
janda atau duda dari almarhum/almarhumah.
5) Penggantian nama, menentukan status hukum seseorang dengan identitas
tertentu dalam hukum perdata.5
Fungsi Catatan Sipil ialah untuk memperoleh kepastian hukum tentang
status perdata seseorang yang mengalami peristiwa hukum. Kepastian hukum
sangat penting dalam setiap perbuatan hukum, apakah ada hak dan kewajiban
hukum yang sah antara pihak-pihak yang berhubungan hukum tersebut. Kepastian
hukum mengenai Kelahiran, menentukan status perdata seseorang apakah sudah
dewasa atau belum dewasa. Kepastian hukum mengenai Perceraian menentukan
status perdata seseorang untuk bebas mencari pasangan hidup. Kepastian hukum
mengenai Kematian, menentukan status perdata seseorang sebagai ahli waris
maupun keterbukaan ahli waris.
3. Sumber penerimaan daerah
Lahirnya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang kemudian diubah
menjadi UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan salah
5

http://tidakdijual.com/content/pengertian-dan-fungsi-catatan-sipil (diakses tanggal 7
Januarin 2016)

Universitas Sumatera Utara

satu upaya mutakhir dari Pusat untuk mengatur pola hubungan keuangan antara
Pusat dan Daerah. Namun yang jelas, UU tersebut dalam ukuran yuridis formal
telah memberikan harapan baru bagi daerah untuk memperoleh kesempatan guna
mewujudkan kemandiriannya dalam mengelola dan memanfaatkan sumbersumber pendapatan yang dimiliki dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 6
Berdasarkan Undang-undang No.33 tahun 2004 (sebagai pengganti UU
No.25 Tahun 1999), sumber-sumber penerimaan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi meliputi; pendapatan daerah dan pembiayaan.
Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.Pendapatan Asli Daerah
merupakan salah satu sumber pembiayaan daerah yang utama dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Karena penyelenggaraan pemerintahan di daerah akan
terlaksana dengan baik apabila didukung oleh dana yang memadai, disamping
dana yang berasal pusat. Namun demikian meskipun terdapat bantuan transfer
dana dari pusat, daerah diharapkan tidak selalu bergantung kepada pusat dalam
artian daerah harus mampu menggali sumber-sumber pembiayaan yang berasal
dari daerahnya sendiri. Sumber-sumber penerimaan daerah yang potensial harus
digali secara maksimal namun tetap dalam koridor peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam rangka menggali sumber-sumber keuangan daerah terutama dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah harus berusaha

6

Muhammad Fauzan, Hukum Pemerintahan Daerah; Kajian Tentang Hubungan
Keuangan antara Pusat dan Daerah, (Yogyakarta: UII Press, 2006), hal. 11

Universitas Sumatera Utara

mencarisumber-sumber keuangan yang potensial yaitu pajak daerah dan retribusi
daerah. Kewenangan daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah
diatur dengan UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 18 Tahun 1997 dan ditindaklanjuti
peraturan pelaksananya dengan PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan
PP No. 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Pajak daerah dan retribusi
daerah

merupkan

salah

satu

bentuk

peran

serta

masyarakat

dalam

penyelenggaraan otonomi daerah.
4. Retribusi Daerah
Sebagaimana halnya pajak daerah, retribusi diharapkan menjadi salah satu
sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,
untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Pasal 1 ayat (28) UU No. 34 Tahun 2000 :
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka retribusi tidak lain merupakan
pemasukan yang berasal dari usaha-usaha Pemerintah Daerah untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan warga
msyarakat baik individu maupun badan atau koorporasi dengan kewajiban
memberikan pengganti berupa uang sebagai pemasukan kas daerah. Daerah
kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali sumber-sumber keuangannya

Universitas Sumatera Utara

dengan menetapkan jenis retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Retribusi dapat digolongkan atas tiga golongan, yaitu Retribusi Jasa
Umum; Retribusi Jasa Usaha; dan Retribusi Perizinan Tertentu.7
a. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan tau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Jenis Retribusi Jasa Umum antara lain; Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan Kebersihan/Persampahan; Retribusi Penggantian
Biaya Cetak Kartu Penduduk dan Akte Catatan Sipil dan lain-lain.
b. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada
dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jenis retribusi jasa
usaha antara lain; Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; Retribusi Pasar
Grosir dan/atau Pertokoan; Retribusi Tempat Pelelangan dan lain-lain.
c. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu
Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau
badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan, atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumberdaya
alam, sarana, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan
umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi Perizinan
Tertentu terdiri dari; Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan; Retribusi Ijin
7

Suparman Zen Kemu, Analisis Usulan Pembentukan Perda Mengenai Retribusi
Perijinan Pembuangan Limbah Cair Sebagai Langkah Pencegahan Polusi Limbah Cair di
Daerah, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol.9 No.4, hal. 96, Desember 2005.

Universitas Sumatera Utara

Tempat Penjualan Minuman Beralkohol; Retribusi Ijin Gangguan; dan
Retribusi Ijin Trayek.

Namun demikian berdasarkan PP No.66 Tahun 2001 tentang Retribusi
Daerah, daerah dapat menerapkan berbagai jenis retribusi lainnya sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang. Jenis retribusi lainnya, misalnya
adalah penerimaan negara bukan pajak yang telah diserahkan kepada daerah.8
Ketentuan inilah yang membuka peluang bagi daerah untuk menerbitkan berbagai
jenis retribusi yang pada akhirnya dibatalkan oleh Pemerintah Pusat karena
dianggap mengganggu iklim investasi di daerah dan memberatkan pelaku usaha.
Tim gabungan yang terdiri dari perwakilan Departemen Keuangan dan
Departemen Dalam Negeri, telah membatalkan dan merevisi 111 peraturan daerah
(perda) bermasalah dari 193 perda tentang pajak dan retribusi yang diterima tim
sepanjang 2005. Sejak 2001 tim telah membatalkan dan merevisi total 448 perda
dari 4.574 perda yang diterima. dari total 448 perda itu, yang dibatalkan sebanyak
404 perda dan yang direvisi 44 perda dari berbagai sektor. Sektor

yang

terbanyak adalah pertanian dan peternakan (87), industri dan perdagangan (68),
dan perhubungan (66). 9

M. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa
dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten.
Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu; sistematis adalah
8

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia ,
(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2002), hal.63
9
Tempo Interaktif, Pemerintah Batalkan 448 Perda Bermasalah, Edisi Jum’at 29 April
2005.

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang
bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.10
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai metode pendekatan
yuridis normatif untuk mengkaji peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan
catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai nomor 19
Tahun 2008. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan perpustakaan atau data sekunder
belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acuan dalam
bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. 11 Maka pendekatan yang
dilakukan adalah pendekatan peraturan hukum yang berlaku baik itu dalam
peraturan perundang-undangan hukum nasional terutama Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang bedagai nomor 19 Tahun 2008.
2. Sifat penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis.
Dikatakan bersifat deskriptif karena dalam penelitian ini diharapkan memperoleh
gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis mengenai pelaksanaan
retribusi penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun

10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 2008), hal. 42

11

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), hal .33

Universitas Sumatera Utara

2008. Bersifat analitis maksudnya bahwa penelitian ini tidak hanya memaparkan
apa yang telah diteliti.
3. Sumber data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari hasil penelaahan kepustakaan atau
penelaahaan terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan
masalah atau materi penelitian yang sering disebut sebagai bahan hukum.
Data sekunder berasal dari penelitian kepustakaan (library research) yang
diperoleh dari :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari :
1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
4) Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah
5) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
6) Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
7) Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 tahun 2008
tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan
Catatan Sipil.

Universitas Sumatera Utara

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, seperti rancangan undang-undang, hasl-hasil penelitian, hasil karangan
dari kalang hukum, dan seterusnya. 12
c. Bahan hukum tersier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder; contohnya adalah
kamus dan seterusnya 13
4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara menghimpun data yang berasal dari kepustakaan, berupa peraturan
perundang-undangan, buku-buku atau literatur, jurnal ilmiah, majalah-majalah
artikel, putusan Pengadilan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti serta
tulisan-tulisan yang terkait dengan pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008.
5. Analisis data
Keseluruhan data atau bahan yang diperoleh dianalisis secara kualitatif,
yaitu dengan memberi penilaian terhadap hasil penelitian berdasarkan peraturan
perundang-undangan, pendapat para ahli, dan akal sehat dengan uraian kalimatkalimat dan tidak menggunakan angka-angka. Analisis data ini bertolak dari teoriteori dan konsep yang telah disusun dan dikemukakan dalam kerangka teori dan
kerangka konsepsional.
12
13

Ibid., hal 13.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan
menyeluruh tentang objek permasalahan yang diteliti. Berdasarkan analisis yang
dilakukan kemudian ditarik generalisasi tentang permasalahan dan kemudian
diambil konklusi guna memberikan jawaban tentang permasalahan yang
dikemukakan.

N. Sistematika Penulisan
Didalam penulisan skripsi ini dikemukakan sistematika agar dapat
diperoleh suatu kesatuan pembahasan yang saling berhubungan erat bab satu
dengan bab yang lainnya. Adapun Skripsi ini menggunakan sistematika sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penelitian dan sistematika penulisan

BAB II

PENGATURAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK
DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
Bab ini berisikan tinjauan umum tentang retribusi, Retribusi
Pengganti Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil
sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah, Dasar Hukum
Pengganti Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil di
Kabupaten Serdang Bedagai

Universitas Sumatera Utara

BAB III

PROSEDUR

PELAKSANAAN

RETRIBUSI

PENGGANTIAN

BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN
SIPIL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2008
Bab ini berisikan mengenai gambaran umum Kabupaten Serdang
Bedagai, proses pemungutan retribusi pengganti biaya cetak dokumen
kependudukan dan catatan sipil, pengawasan pelaksanaan retribusi
penggantian biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil
BAB IV

KENDALA

DALAM

PELAKSANAAN

RETRIBUSI

PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN
DAN

CATATAN

SIPIL

BERDASARKAN

PERATURAN

DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19
TAHUN 2008
Bab ini merupakan hasil dari pembahasan yang berisikan tentang
kendala dalam pelaksanaan retribusi penggantian biaya cetak
dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008 dan
upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan retribusi penggantian
biaya cetak dokumen kependudukan dan catatan sipil berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun
2008.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara

Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari seluruh bab
pembahasan yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

1 7 82

Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 16 Tahun 1998 Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk, dan Akte Catatan Sipil (Studi Implementasi Pen

0 0 7

Buol nomor 7 TAHUN 2008 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil

0 0 1

L.D. Tahun 2012 No. 2 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP Akta Catatan Sipil

0 0 7

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

0 3 8

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

0 0 1

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

0 2 16

Tinjauan Yuridis Tentang Pelaksanaan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Dokumen Kependudukan dan Catatan Sipil Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 19 Tahun 2008

0 0 2

Tahun 2008 Nomor 05 Tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk Dan Akta Catatan Sipil 1

0 0 28

Seri C Nomor 5 Tahun 2010 ================================================================ PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN

0 0 14