D PLS 0907638 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Program Usaha Peningkatan dan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang
dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK dengan sasaran kaum perempuan
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan daya beli masyarakat baik
melalui usaha kelompok maupun perorangan dengan memanfaatkan sumber daya
alam dan lingkungan yang dimilikinya. Sebagai subjek pembangunan, tentu saja
perempuan mempunyai kesempatan untuk

dapat berkiprah dalam berbagai

aktivitas, khususnya dibidang ekonomi. Secara makro, kegiatan ekonomi kaum
perempuan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam perekonomian
Nasional,

walaupun tergolong dalam usaha mikro

dan usaha kecil yang


pengelolaannya langsung dilakukan oleh kaum perempuan.
Iswarati, dkk (2012) dalam presentasinya di BKKBN pada kegiatan
Aksesibilitas

Modal di Kalangan Kelompok

UPPKS,

menjelaskan bahwa

peningkatan kesejahteraan melalui pemberdayaan keluarga, merupakan terobosan
untuk mempercepat transformasi kegiatan non social ekonomi menjadi usaha
ekonomi.

Salah

keejahteraan

satu


keluarga

program
melalui

Pemerintah

peningkatan

dalam

usaha

upaya

meningkatkan

ekonomi adalah

melalui


Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga–PKK (UP2K-PKK) yang
sudah dimulai sejak tahun 1985. Namun program ini dirasa masih belum optimal
dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Terdapat beberapa kendala
yang menyebabkan pelaksanaan program UP2K-PKK belum memperoleh hasil
yang optimal. Pokja II, selaku penanggung jawab pelaksanaan Program UP2KPKK menemui beberapa kendala antara lain yang disebabkan oleh rendahnya
pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para pelaku usaha
itu sendiri yaitu kelompok pelaksana (Poklak) serta para pendamping program
Maria Fitriana, 2016
MOD EL PELATIHAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN D ALAM MENINGKATKAN KEBERD AYAAN
KAD ER UP2K PKK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

2

yaitu para kader yang tergabung dalam kelompok khusus (Poksus), khususnya
pemahaman mengenai kewirausahaan yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
program ini.

Sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Pengelolaan UP2K-PKK bahwa
Poksus antara lain mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kelancaran
pengelolaan UP2K yang dilaksanakan oleh Poklak serta melaksanakan pembinaan
kepada poklak-poklak yang ada di bawahnya. Para Kader yang tergabung dalam
Kelompok Khusus (Poksus) mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dan
berat dalam upaya memajukan dan mengembangkan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh Kelompok Pelaksana (Poklak). Mereka dibebani tanggung jawab
dalam membantu kelancaran kegiatan usaha yang dilakukan oleh Poklak sejak
dari awal perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Permasalahan lain yang
cukup sulit adalah karena sasaran dari program ini adalah keluarga-keluarga yang
berpenghasilan rendah atau biasa disebut dengan istilah Pra KS (Pra Keluarga
Sejahtera) yang biasanya juga diikuti dengan tingkat pendidikan yang rendah. Hal
ini membutuhkan teknik

dan cara tersendiri agar sasaran tersebut dapat

memahami program-program yang disampaikan oleh Poksus.
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa kader di Kelurahan Cigugur
Tengah berlatar belakang tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan sebagian besar
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata keikutsertaan mereka dalam

kepengurusan PKK di Kelurahan Cigugur Tengah sudah cukup lama, berkisar
antara 2-12 tahun. Tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap wawasan
dan pengalaman yang dimiliki oleh para kader tersebut. Awal keikutsertaan para
kader pada umumnya karena mereka sudah cukup aktif dalam kegiatan di RW nya
masing-masing, dan kemudian sering mengikuti kegiatan yang diselengarakan di
Kelurahan.

Tidak

ada

pesyaratan

khusus

pada

saat

bergabung


dalam

kepengurusan TP.PKK di Tingkat Kelurahan. Hanya kesediaan secara lisan untuk
mau membantu PKK di wilayahnya.
Sejak

awal,

para kader sudah menyadari bahwa bergabung dalam

kepengurusan TP.PKK bukan atas dasar untuk mencari keuntungan, tetapi
merupakan kegiatan sosial. Akan tetapi dengan ikut serta dalam kegiatan ini

3

mereka juga dapat memperoleh manfaat sehingga selain dapat memberdayakan
orang lain, tentu saja dapat memberdayakan dirinya sendiri. Sehingga ada
keinginan mereka untuk ikut berusaha dengan bekal kompetensi kewirausahaan
yang dimilikinya. Dengan kompetensi kewirausahaan inilah para kader terus

dikembangkan agar pelaksanaan pendampingan terhadap anggota Poklak dapat
berjalan dengan baik.
Berdasarkan kondisi empiris tersebut, diperoleh analisis SWOT yang oleh
peneliti susun sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya program, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Ada beberapa faktor internal yang diidentifikasi menjadi kekuatan program
pemberdayaan dilokasi penelitian, antara lain:
a. Kader memiliki komitmen yang kuat dalam membantu para anggota poklak
dalam menjalankan usahanya;
b. Komunikasi yang berjalan sangat baik antara kader Poksus dengan Poklak
maupun dengan Pengurus TP.PKK Kelurahan;
c. Pengalaman yang cukup karena sudah cukup lama tergabung dalam kegiatan
PKK;
d. Perhatian dan dorongan Ketua TP.PKK yang selalu memberikan motivasi
kepada seluruh pengurus, khususnya kepada kader Poksus.
2. Weakness (kelemahan)
Faktor internal yang menjadi kelemahan program pemberdayaan, antara lain:
a. Akses pemasaran terbatas, sehingga usaha-usaha tertentu yang dihasilkan oleh
masyarakat tidak terorganisir dengan baik dalam penjualan hasil produksi
b. Keterbatasan


fasilitas

penunjang

usaha

menyebabkan

proses

penjualan

mengalami kendala
c. Tingkat pendidikan rata-rata rendah, sehingga kurang memiliki wawasan untuk
menjadi wirausaha yang maju dan bersaing
d. Terbatasnya

aksebilitas


pengembangan usaha
3. Opportunities (peluang)

terhadap

modal

menyebabkan

terbatasnya

4

Faktor eksternal yang menjadi peluang pengembangan program dilokasi
penelitian antara lain:
a. Dukungan kebijakan pemerintah merupakan dasar yang baik bagi masyarakat
untuk mengembangkan potensi sumberdaya usaha yang ada
b. Lokasi yang menunjang dalam mengembangkan beberapa produksi, karena
berada di beberapa lingkungan industry.
c. Berkedudukan


didaerah

padat

penduduk,

sehingga

potensial

untuk

mengembangkan beberapa jenis usaha
4. Threat (ancaman)
Faktor eksternal yang menjadi ancaman program dilokasi penelitian antara
lain:
a. Banyaknya sektor usaha yang telah berkembang dan berdiri sejak lama
(bertahun-tahun), menjadi persaingan dalam mendirikan usaha baru
b. Harga tidak stabil, karena kondisi ekonomi dan harga BBM mempengaruhi

penjualan
Dengan kondisi tersebut, dalam kajian keberhasilan program UP2K-PKK
di Kelurahan Cigugur Tengah, nampak bahwa TP.PKK Kelurahan Cigugur
Tengah telah melakukan pelatihan bagi para kader Poksus UP2K-PKK dimana
materi pelatihan yang dikembangkan dimodifikasi oleh penyelenggara didasarkan
pada esensi softskill (entrepreneurship dan empowerment people) tidak terbatas
pada materi administrasi teknis saja. Hal tersebut cukup berbeda dengan
Kecamatan Cimahi Utara dan Kecamatan Cimahi Selatan, yang pelaksanaan
pelatihannya lebih mengutamakan materi teknis. Kelurahan Cigugur Tengah lebih
fokus pada upaya bagaimana meningkatkan keberdayan kader agar para kader
tersebut lebih mampu untuk berkiprah dalam pelaksanaan kegiatan khususnya
terkait dengan pengembangan program UP2K yang dijalankan di wilayahnya.
Dalam prakteknya, keberdayaan kader dapat dilihat dari keberhasilan
kader tersebut dalam melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap Poklak
sebagai sasaran program, antara lain dapat terlihat dengan meningkatnya jumlah
anggota Poklak dan meningkatnya strata Poklak berdasarkan tahapan stratifikasi
UP2K-PKK. Sebelum pelaksanaan pelatihan jumlah anggota Poklak adalah

5

berjumlah 40 kelompok. Dengan stratifikasi 28 kelompok UP2K Pemula, 1
kelompok UP2K Madya, 10 kelompok UP2K Utama dan 1 kelompok UP2K
Mandiri. Perbandingan perkembangan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Perkembangan Poklak UP2K-PKK
PERKEMBANGAN POKLAK

JUMLAH
AWAL

AKHIR

40

44

Pemula

28

29

Madya

1

0

Utama

10

12

Mandiri

1

3

Jumlah Kelompok
Strata Kelompok

Sumber : Laporan Perkembangan UP2K Kelurahan Cigugur Tengah, 2016

Dari data di atas dapat di asumsikan bahwa Kader Poksus UP2K-PKK
yang berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator sudah memiliki
kemampuan untuk dapat mengarahkan anggota Poklak sehingga anggota Poklak
tersebut usahanya menjadi lebih meningkat.

Dalam menjalankan tugasnya itu,

tentunya Poksus harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan
berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menjalankan tugas.
Selain hal diatas, gambaran lain yang dapat menunjukkan bahwa para
Kader di Kelurahan Cigugur Tengah telah mampu melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya dengan baik adalah dilihat dari : 1) Frekwensi kehadiran dalam setiap
kegiatan terlihat cukup tinggi, antara 80-90%, 2) Mampu merencanakan dan
mengantisipasi berbagai perubahan kedepan, dengan kegiatan rapat dan kordinasi
yang konsisten dilaksanakan setiap 1 bulan sekali atau jika kondisi dianggap
urgen, 3) Berbagai permasalahan berkaitan dengan kelompok, dipecahkan melalui
musyawarah

mufakat,

4)

Kemampuan

bargaining yang baik,

yaitu selalu

berkomunikasi atau melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah, pihak swasta

6

ataupun pengusaha, 5) Mampu mencari dan menangkap informasi serta bertindak
sesuai dengan situasi, 6) Selama proses, dilakukan secara berkesinambungan
dengan mengoptimalkan partisipasi secara bertanggungjawab.
Memperhatikan berbagai hal di atas, terutama yang berkaitan dengan
peran kader Poksus yang sangat strategis dalam pengembangan peningkatan usaha
ekonomi,

khususnya

Program UP2K-PKK

di Kelurahan Cigugur Tengah

Kecamatan Cimahi Tengah, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk
mengetahui bagaimana model program pelatihan kompetensi kewirausahaan yang
telah dilaksanakan di Kelurahan Cigugur Tengah tersebut dapat meningkatkan
keberdayaan Poksus UP2K-PKK, sehingga pada akhirnya Poksus UP2K-PKK
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Model ini diperlukan agar output
hasil pendalaman dapat direkomendasikan sebagai bentuk pelatihan bagi kader
Poksus UP2K lainnya.

B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Kader Poksus UP2K-PKK sebagai agent of change mempunyai peran
strategis yaitu sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator bagi Poklak dalam
mengelola

bidang

usahanya.

Berdasarkan

studi

pendahuluan,

teridentifikasi

bahwa keberdayaan kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah mengalami
peningkatan

setelah

mengikuti

pelatihan

kompetensi

kewirausahaan

yang

diselenggarakan bagi kader Poksus UP2K-PKK oleh TP.PKK Kelurahan Cigugur
Tengah. Hal tersebut dapat teridentifikasi sebagai berikut :
a. Sebagai

fasilitator,

memberikan

para

kemudahan

kader

mampu

anggota

dalam

membimbing
melakukan

dan

membantu

proses

interaksi

pembelajaran, proses berusaha / wirausaha, dan melakukan kerjasama dalam
mengatasi kesuliatan ke arah kemandirian berwirausaha.
b. Sebagai dinamisator, para kader mampu melakukan pengawasan atas perilaku
anggota kelompok
kelompok

ke

pihak

(controling group behavior), mejadi juru
luar,

memelihara kohesifitas kelompok

bicara
(group

7

cohosivcness), serta memelihara rasa persatuan dan kesatuan, dan semangat
kelompok (group sprit).
c. Sebagai Motivator, para kader memiliki kemampuan memberikan dorongan,
menggerakan, para anggota poklak untuk melakukan kegiatan usahanya.
Dalam hal ini seseorang hendaknya mengetahui kegiatan yang hendak
dilakukan dan cara-cara untuk melaksanakan kegiatan ini.
Berdasarkan gambaran di atas dapat terlihat bahwa keberdayaan kader
mengalami

peningkatan

yang

cukup

signifikan

setelah

mengikuti pelatihan

mengenai kewirausahaan.

2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasar latar belakang masalah dengan melihat permasalahan yang paling
pokok adalah upaya peningkatan keberdayaan kader Kelompok Khusus (Poksus)
selaku

pendamping Kelompok Pelaksana (Poklak), perlu digali bagaimana

gambaran pelaksanaan model pelatihan yang dilaksanakan di Kelurahan Cigugur
Tengah sehingga dapat meningkatkan keberdayaan kader Poksus UP2K-PKK,
khususnya dalam memahami kewirausahaan yang menjadi dasar pelaksanaan
sebuah usaha. Oleh karena itu masalah pokok yang perlu diteliti dirumuskan
sebagai berikut: Bagaimana model pelatihan berbasis kompetensi kewirausahaan
yang dilakukan mampu meningkatkan keberdayaan Kader Poksus UP2K-PKK di
Kelurahan Cigugur Tengah Kec.Cimahi Tengah ?
Secara operasional pertanyaan penelitian

dalam penelitian

ini adalah

sebagai berikut :
1. Bagaimana keberdayaan Kader Poksus UP2K Kelurahan Cigugur Tengah?
2. Apa saja kompetensi kewirausahaan yang dikembangkan pada pelatihan
UP2K-PKK dalam meningkatkan keberdayaan kader Poksus di Kelurahan
Cigugur Tengah?
3. Bagaimanakah model pelatihan yang selama ini dilaksanakan di Kelurahan
Cigugur Tengah?

8

4. Bagaimana konstruksi model pelatihan berbasis kompetensi kewirausahaan
dapat meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur
Tengah?

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bermaksud menelusuri

model program

pelatihan UP2K-PKK untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan Kelompok
Khusus (Poksus) selaku pendamping Kelompok Pelaksana (Poklak). Secara
khusus tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan keberdayaan Kader Poksus UP2K di Kelurahan Cigugur
Tengah
2. Menggambarkan

tentang

kompetensi kewirausahaan yang dikembangkan

dalam program pelatihan UP2K-PKK dalam meningkatkan keberdayaan
kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah
3. Menggambarkan

pelatihan yang telah dilaksanakan Kader Poksus UP2K-

PKK di Kelurahan Cigugur Tengah
4. Menggambarkan

konstruksi

model

pelatihan

kompetensi kewirausahaan

dalam meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur
Tengah

D. Manfaat Penelitian
Paradigma

ilmu

Pendidikan

Luar

Sekolah

dewasa

ini

senantiasa

dikembangkan dengan merujuk pada tugas-tugas pendidikan sebagai bagian dari
tugas pemerintahan,

sehingga dalam tatanan teori dan praktek pendidikan

senantiasa berubah setiap saat. Implikasinya terhadap masalah yang diteliti
diharapkan bermanfaat dalam segi :
1. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat
memberikan sumbangan

konseptual pada bidang Pendidikan Luar Sekolah

9

(PLS), khususnya dalam upaya mengembangkan program pendidikan berbasis
masyarakat

di bidang

kewirausahaan.

Sebagaimana

disampaikan

bahwa

Program Pendidikan Luar Sekolah merupakan sebuah studi yang bersifat
aplikatif,

sehingga

substansial

studi

terhadap

ini

studi

diharapkan

dapat

pengembangan

memberikan

masyarakat,

sumbangan

pengembangan

pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi serta peningkatan kompetensi
kewirausahaan kader, sehingga dapat membantu dalam proses penyusunan
program maupun strategi dalam mempercepat proses adopsi inovasi.
2. Manfaat empiris penelitian ini memberikan sumbangan bagi program UP2KPKK dalam meningkatkan keberdayaan kader Poksus, sehingga mampu
memberikan kontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan
kader Poksus UP2K dalam melakukan tugasnya sebagai penanggung jawab
pelaksana program UP2k-PKK.
3. Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan pendidikan non formal melalui konsep pelatihan, kompetensi,
pemberdayaan masyarakat, serta konsep kewirausahaan. Memberikan masukan
yang tepat baik bagi pemerintah, TP.PKK serta masyarakat pada umumnya
tentang pengembangan program pelatihan yang dapat membantu meningkatkan
kompetensi kewirausahaan Kader Kelompok Khusus UP2K-PKK.

E. Struktur Organisasi Disertasi
Dalam

penyusunan

disertasi

ini

peneliti

mengurutkan

sistematika

penulisan yang terdiri atas :
BAB

I,

identifikasi

Pendahuluan
dan

yang

perumusan

membahas
masalah,

tentang

tujuan

latar

penelitian,

belakang

penelitian,

manfaat

penelitian,

struktur organisasi disertasi.
BAB

II,

diantaranya:

Landasan Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian
1)

Konsep

Kompetensi;

2)

Konsep

Kewirausahaan; 4) Konsep Pemberdayaan Masyarakat.

Pelatihan;

3)

Konsep

10

BAB III, Metode Penelitian, membahas beberapa komponen diantaranya: Desain
Penelitian, Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisis
Data.
BAB IV, Temuan dan Pembahasan hasil penelitian yang bertujuan untuk:
1) Menggambarkan keberdayaan Kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah;
2)

Menggambarkan

kompetensi

kewirausahaan

yang

dikembangkan;

3) Menggambarkan pelatihan kompetensi kewirausahaan yang dilaksanakan di
Kelurahan Cigugur Tengah; 4) Menggambarkan konstruksi model pelatihan
dalam meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur
Tengah.
BAB V, Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang menyajikan penafsiran
terhadap

hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran dan

masukan yang dapat dimanfaatkan sebagai rekomendasi dari penelitian.