Status Pekerjaan Ibu sebagai Prediktor Kemampuan Bahasa Lisan Anak Usia 4-5 Tahun | Rahmawati | KUMARA CENDEKIA 8561 18064 1 PB

STATUS PEKERJAAN IBU SEBAGAI PREDIKTOR
KEMAMPUAN BAHASA LISAN ANAK USIA 4 - 5 TAHUN
Aisah Nur Rahmawati1, Yudianto Sujana1, Muh. Munif Syamsuddin1
1
Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret
Email: aisrahmawatii@student.uns.ac.id, yudianto.sujana@gmail.com, wandamunif@yahoo.com

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status pekerjaan ibu dengan kemampuan bahasa
lisan anak usia 4-5 tahun serta dapat atau tidaknya status pekerjaan ibu dijadikan sebagai prediktor kemampuan
bahasa lisan anak usia 4–5 tahun. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif non eksperimen yang
menggunakan analisis regresi model dummy. Sampel sebesar 59 anak usia 4-5 tahun yang berasal dari empat sekolah
TK di Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo diambil dengan menggunakan teknik
proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk mengetahui status
pekerjaan ibu, dan tes untuk mengetahui kemampuan bahasa lisan anak usia 4-5 tahun. Selanjutnya data dianalisis
menggunakan regresi linier dengan bantuan SPSS 15 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan anak dari ibu pekerja sehari penuh mempunyai kemungkinan untuk memiliki bahasa
lisan 3,32 kali lebih baik daripada anak dari ibu yang tidak bekerja (OR = 3,32 dan p=0,029), sedangkan anak dari
ibu pekerja paruh waktu mempunyai kemungkinan untuk memiliki bahasa lisan 3,88 kali lebih baik daripada anak
dari ibu yang tidak bekerja (OR = 3,88 dan p=0,026) dan secara simultan, status pekerjaan ibu dapat memprediksi
sebesar 11,7% kemampuan bahasa lisan anak usia 4-5 tahun (R2 = 0,117).
Kata kunci : status pekerjaan ibu, bahasa lisan anak.


ABSTRACT This research aims to find out the relation between mothers’ job status with the oral language ability
of the children aged 4-5 years old and to find out whether mothers’ job status can be used as a predictor of children’s
oral language ability aged 4-5 years old. This research is a non-experimental quantitative research using dummy
model of regression analysis. Samples were taken from 59 children aged 4-5 years old who are from four
Kindergartens in Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo. The samples were taken using proportionate stratified random
sampling technique. The data were collected using questionnaire to get the information of mothers’ jobs status and
using test to get to know the ability of oral language from children aged 4-5 years old. Then the data were analyzed
using linear regression with the help of SPSS 15 for Windows.
The results show that children from full time job mothers have the chance to have 3.32 times better oral language
compared to children from unemployed mothers (OR = 3.32 and p=0.029). Meanwhile, children from part time job
mothers have the chance to have 3.88 times better oral language compared to children from unemployed mothers (OR
= 3.88 and p=0.026) and simultaneously, mothers’ jobs can predict 11.7 % oral language ability of children from 45 years old. (R2 = 0.117).
Keywords: mother’s job status, children’s oral language.

PENDAHULUAN
Salah satu aspek perkembangan yang krusial bagi anak usia dini adalah perkembangan bahasa.
Pentingnya perkembangan bahasa bagi anak juga disadari oleh pemerintah Indonesia yang
kemudian diwujudkan dengan ditetapkannya sebuah standar bagi tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Permendikbud) Nomor 137 Tahun 2014 yang berisi tentang kaidah pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini yang memiliki rentang usia nol (sejak lahir) sampai enam tahun.
Lingkup perkembangan bahasa yang menjadi salah satu bagian penting dalam Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak atau STTPA dibagi menjadi tiga aspek yaitu memahami bahasa,
mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa secara umum
merupakan sesuatu yang sangat luas sehingga masih harus dibagi menjadi beberapa kategori.

American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) mendefinisikan bahasa sebagai suatu
sistem yang kompleks dan dinamis dari simbol-simbol konvensional yang digunakan dalam
berbagai model untuk pemikiran dan komunikasi (www.asha.org). Selain itu, ASHA
mendefinisikan, “Language as a code made up of rules that include what words mean, how to
make words, how to put them together, and what word combinations are best in what situations”
(Dahlgren, 2008). Maksud dari pernyataan tersebut, bahasa merupakan sebuah kode yang terdiri
dari aturan yang menyertakan apa kata berarti, bagaimana untuk membuat kata-kata, bagaimana
untuk menempatkan mereka bersama-sama, dan apa kombinasi kata yang terbaik dalam sebuah
situasi.
Kompleksitas bahasa mengharuskan adanya sebuah pengerucutan dalam sebuah pengkajian, maka
ditentukan fokus penelitian ini adalah kemampuan bahasa oral atau bahasa lisan anak. “Oral
language is the system through which we use spoken words to express knowledge, ideas, and
feelings” (Lessaux, Marietta, & Galloway, 2014). Maksudnya, bahasa lisan adalah sistem ketika

kita menggunakan kata-kata yang diucapkan untuk mengekspresikan pengetahuan, gagasan, dan
perasaan. Bruner (1983) menyatakan bahwa kemahiran dalam bahasa lisan memberikan anak-anak
sebuah alat vital untuk berpikir. Tanpa bahasa lisan yang fasih dan terstruktur, anak-anak akan
sangat sulit untuk berpikir (Dahlgren, 2008). Menurut ASHA, berbicara merupakan bentuk lisan
dari sebuah bahasa, (Dahlgren, 2008). Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa lisan
bagi anak sangat penting karena berkaitan dengan penyampaian bahasa.
Kemampuan bahasa lisan anak akan dikaitkan dengan status pekerjaan ibu yang diprediksikan
menjadi aspek yang berpengaruh dalam perkembangan bahasa lisan anak. “Orang tua dan
pengasuh lainnya memainkan peran penting pada setiap tahap perkembangan bahasa” (Papalia,
Old & Feldman, 2010) sehingga peran ibu sangat dibutuhkan dalam perkembangan bahasa anak.
Peran dalam hal ini erat kaitannya dengan keberadaan ibu yang akan berdampak pada seberapa
sering ibu berinteraksi dengan anaknya. Pada kenyataannya, tidak sedikit anak yang kehilangan
waktu untuk menjalin interaksi yang intensif dengan ibu mereka disebabkan karena ibu yang
bekerja. Hal tersebut disebabkan karena ibu yang bekerja harus membagi waktu untuk
menyelesaikan kewajiban kerja dan mengurus anak.
Indonesia sebagai negara berkembang, memungkinkan warga negaranya baik pria maupun wanita
untuk bekerja. Dari sebanyak 625.187 orang yang masuk dalam daftar pemenuhan tenaga kerja,
sekitar 46,2% dari jumlah tersebut adalah wanita (Data Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dikutip dari publikasi statistik Indonesia, 2014). Banyaknya tenaga kerja wanita
tersebut memungkinkan wanita untuk memainkan peran ganda. Di rumah mereka berperan sebagai

ibu dan di tempat bekerja mereka berperan sebagai pekerja atau pegawai dengan sekian jam beban
kerja yang tentu menyita waktu mereka.
Beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan pengaruh status pekerjaan ibu terhadap
perkembangan anak. hasil penelitian Buehler & O’Brien (2011) menunjukkan bahwa ibu pekerja
paruh waktu yang diamati menjadi lebih sensitif dalam interaksi dengan anak-anak usia prasekolah
mereka daripada ibu-ibu lain. Berlawanan dengan hal tersebut, sebuah penelitian yang dilakukan
di Pakistan oleh Almani, Kazi, & Old (2012) hasilnya menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak
memiliki pengaruh pada perkembangan bahasa.
Berdasarkan uraian mengenai pentingnya perkembangan bahasa lisan anak, perbedaan hasil
penelitian mengenai pekerjaan ibu dan pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa anak, serta
hasil pengumpulan data mengenai status pekerjaan ibu dari anak usia 4 – 5 tahun pada empat

sekolah di Desa Makamhaji Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo melalui pengisian angket
yang menunjukkan adanya berbagai jenis pekerjaan ibu yang berkaitan dengan status fulltime,
parttime, dan ibu rumah tangga maka peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan bahasa lisan
anak usia 4 – 5 tahun yang dikaitkan dengan status pekerjaan ibu.
Peneliti memilih kelompok usia 4 – 5 tahun karena sesuai dengan bidang ilmu peneliti yaitu
tentang pendidikan anak usia dini. Selain itu, anak dengan kelompok usia 4 – 5 tahun merupakan
anak-anak yang baru memasuki dunia awal pra sekolah yang biasanya berada di kelas atau pun
kelompok A Taman Kanak-Kanak. Maka dari itu ditentukan judul penelitian ini adalah “Status

Pekerjaan Ibu sebagai Prediktor Kemampuan Bahasa Lisan Anak Usia 4 – 5 Tahun.”

METODE
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif non eksperimen yang menggunakan
analisis regresi model dummy karena variabel independen (X) dalam penelitian ini bersifat kategori
atau kualitatif. Regresi variabel yang bersifat kategori harus dinyatakan dalam bentuk dummy
dengan memberi kode 0 (nol) atau 1 (satu).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada anak usia 4-5 tahun menunjukkan status pekerjaan ibu berhubungan langsung
dengan bahasa lisan anak. Sumbangan efektif prediktor status pekerjaan ibu secara simultan
terhadap bahasa lisan anak usia 4-5 tahun yaitu sebesar 11,7% Hasil perhitungan sumbangan
efektif prediktor dapar ditampilkan sebagai berikut :
Sumbangan Efektif Prediktor Terhadap Bahasa Lisan
Anak Usia 4 - 5 Tahun

11,7%
Status Pekerjaan Ibu

88,3%


Variabel di Luar
Penelitian

Gambar 1. Sumbangan Evektif Variabel Prediktor
Meskipun data menunjukkan status pekerjaan ibu berhubungan langsung dengan kemampuan
bahasa lisan anak, namun sumbangsih status pekerjaan ibu dapat dibilang kecil. Hal tersebut
karena ada banyak variabel lain di luar penelitian yang juga berpengaruh terhadap bahasa lisan
anak yang dapat dijelaskan dengan hasil penelitian Johnston (2005) yang menunjukkan bahwa
perkembangan bahasa anak mencerminkan interaksi faktor di setidaknya lima domain yaitu sosial,

persepsi, proses kognitif, konseptual dan linguistik. Status pekerjaan ibu yang dikaitkan dengan
intensitas interaksi anak dan ibu hanya bisa dikaitkan dengan salah satu domain yaitu sosial.
Dilihat dari nilai signifikansi variabel dummy yang semuanya lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel dummy terhadap variabel bahasa lisan anak. Dengan
demikian penelitian ini mendukung hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara status pekerjaan ibu dengan bahasa lisan anak usia 4 – 5 tahun sehingga status pekerjaan
ibu dapat dijadikan sebagai prediktor kemampuan bahasa lisan anak usia 4–5 tahun. Ada beberapa
hal yang melandasi bahwa status pekerjaan ibu berhubungan langsung dengan bahasa lisan anak
yaitu :

Pertama, pendapat Papalia, Old dan Feldman (2010) menyatakan bahwa orang tua dan pengasuh
lainnya memainkan peran penting pada setiap tahap perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan
karena bahasa merupakan suatu tindakan sosial. Lebih lanjut, Huttenlocher, Hiaght, Bryk, Seltzer,
dan Lyons (Papalia dkk, 2010) menyatakan bahwa sebuah hubungan kuat telah muncul antara
frekuensi pengucapan beberapa kata dalam perkataan ibu dan urutan di mana si anak mempelajari
kata.
Kedua, simpulan Munandar (1985) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan ialah
segala pengaruh yang diterima individu sejak lahirnya, bukan sejak ia masuk sekolah. Dengan
demikian, jelas bahwa bahasa juga merupakan sebuah pendidikan yang dipelajari melalui sebuah
proses panjang yang dimulai dari sebuah keluarga. Lebih lanjut, Munandar (1985) menyatakan,
data penelitian menunjukkan bahwa yang paling tepat untuk macam-macam kegiatan belajar dan
untuk merangsang dasar-dasar belajar adalah pada saat-saat jauh sebelum anak masuk sekolah.
Maka jika para ibu diberikan pengertian mengenai proses-proses belajar di masa dini, maka
mereka dapat membantu merangsang kesenangan belajar anak untuk seumur hidupnya sekaligus
meningkatkan kecerdasannya.
Berdasarkan hasil analisis tabel koefisien, dapat diambil kesimpulan bahwa anak dari ibu pekerja
paruh waktu atau parttime memiliki bahasa lisan paling baik. Penelitian ini mendukung hasil
penelitian Buehler dan O’Brien (2011) yang menunjukkan bahwa ibu pekerja paruh waktu yang
diamati menjadi lebih sensitif dalam interaksi dengan anak-anak usia prasekolah mereka daripada
ibu-ibu lain. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang mengungkapan bahwa anak dari

ibu pekerja paruh waktu memiliki kemampuan bahasa lisan paling baik dibandingkan dengan anak
dari ibu lainnya. Angka menunjukkan, anak dari ibu pekerja paruh waktu memiliki kemungkinan
untuk memiliki bahasa lisan yang 3,88 kali lebih baik daripada anak dari ibu yang tidak bekerja
atau ibu rumah tangga sedangkan anak dari ibu pekerja sehari penuh hanya memiliki bahasa lisan
yang 3,32 kali lebih baik daripada anak dari ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga. Hasil
penelitian Buehler dan O’Brien (2011) juga menunjukkan bahwa ibu pekerja paruh waktu
melakukan proporsi perawatan anak dan pekerjaan rumah tangga yang lebih tinggi daripada ibu
yang bekerja sehari penuh.
Hasil analisis data mengenai tingkat kemampuan bahasa lisan anak usia 4-5 tahun dalam penelitian
ini akan ditampilkan dengan membandingkan kemampuan bahasa lisan anak dari masing-masing
status pekerjaan ibu yang digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

nilai B pada tabel coefficient

Kemampuan Bahasa Lisan Anak
4
3,5
3
2,5
2

1,5
1
0,5
0

Kemampuan Bahasa
Lisan Anak

Tidak
Bekerja

Bekerja
Parttime

Bekerja
Fulltime

1

3,88


3,32

Gambar 2. Kemampuan Bahasa Lisan Anak berdasarkan Status Pekerjaan Ibu
Melalui hasil analisa penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa anak dari ibu yang tidak bekerja
atau ibu rumah tangga memiliki bahasa lisan yang paling rendah dibandingkan dengan anak dari
ibu pekerja sehari penuh atau pun paruh waktu. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat Munandar
(1985) yang menyatakan bahwa seorang ibu mungkin saja berada di rumah dekat anaknya, akan
tetapi selama tidak ada kontak dalam arti kata sesungguhnya antara ibu dan anak, mungkin anak
diserahkan begitu saja kepada pembantu untuk diurus, atau ibu demikian terlibat dengan
kesibukannya sendiri, sehingga hal tersebut membuat perhatian ibu tidak kepada anak walaupun
anaknya ada di dekatnya. Hal tersebut menyebabkan di antara ibu dengan anak kurang terjalin
hubungan erat dan mesra yang memberi rasa puas dan aman pada anak.
Munandar (1985) menjelaskan bahwa yang terpenting dalam hubungan ibu dan anak bukanlah
banyaknya waktu semata-mata yang diberikan kepada anak, tetapi bagaimana waktu itu
digunakan. Pendapat tersebut mendukung hasil penelitian Almani, Kazi, & Old (2012) yang
menunjukkan bahwa hubungan antara ibu dan anak dibuat lebih kuat dengan waktu yang
berkualitas bersama-sama, bukan kuantitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun
anak merasa agak ragu dengan tidak adanya ibu tapi segera setelah anak-anak mendapatkan cinta
dan perhatian dari ibu ketika ibu mereka kembali, mereka lupa dengan ketidakhadiran ibu dan

setelah itu hubungan antara ibu dan anak menjadi lebih kuat.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan kemampuan bahasa lisan
anak usia 4 – 5 tahun. Hal ini ditunjukkan dengan angka signifikansi pada uji ANOVA yaitu 0,031
(p ≤ 0.05). Selanjutnya, status pekerjaan ibu memiliki sumbangan efektif sebagai prediktor
kemampuan bahasa lisan anak usia 4 – 5 tahun sebesar 11,7%. Sisanya, yaitu sebesar 88,3%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.
Anak dari ibu pekerja paruh waktu memiliki kemampuan bahasa lisan paling baik dibandingkan
dengan anak dari ibu lainnya. Angka menunjukkan, anak dari ibu pekerja paruh waktu memiliki
kemungkinan untuk memiliki bahasa lisan yang 3,88 kali lebih baik daripada anak dari ibu yang

tidak bekerja atau ibu rumah tangga sedangkan anak dari ibu pekerja sehari penuh hanya memiliki
bahasa lisan yang 3,32 kali lebih baik daripada anak dari ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah
tangga. Artinya, anak dari ibu yang tidak bekerja dilaporkan memiliki kemampuan bahasa lisan
yang paling rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Almani, A. S., Kazi, E., & Old, C. (2012). Study of the Effects of Working Mothers on the
Development of Children in Pakistan Faculty of Education Cadet College Petaro.
International Journal of Humanities and Social Science, 2(11), 164–171.
American Speech-Language-Hearing Association. (2008). Retrieved Maret 20, 2016, from
www.asha.org
Buehler, C., & O’Brien, M. (2011). Mothers’ Part-Time Employment : Associations With Mother
and Family Well-Being. Journal of Family Psychology, 25(6), 895–906.
http://doi.org/10.1037/a0025993
Dahlgren, M. (2008). Oral Language and Vocabulary Development Kindergarten & First Grade.
In Reading First National Conference. Oklahoma.
Data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dikutip dari publikasi statistik Indonesia tahun
2014.
Johnston, J. (2005). Factors that Influence Language Development. Encyclopedia on Early
Childhood Development, 1–6.
Lessaux, N. K., Marietta, S. H., & Galloway, E. P. (2014). Language Diversity & Literacy
Development. Harvard Graduate School of Education.
Munandar, S. U. (1985). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia : Suatu
Tinjauan/Psikologis. Jakarta: UI Press.
Papalia, Old, & Feldman. (2010). Human Development : Versi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kencana.
Shiel, G., Cregan, Á., McGough, A., & Archer, P. (2012). Oral Language in Early Childhood and
Primary Education ( 3-8 years ). Commissioned Research Report, (14), 1–380.

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3