S PPB 1202685 Chapter 1

1

BAB I
PENDAHULUAN

Bab I menguraikan inti dari penelitian yang mencakup latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.

1.1

Latar Belakang Penelitian
Cara individu dalam memenuhi kebutuhan serta tugas perkembangannya

menunjukkan adanya keragaman pola penyesuaian, tidak terkecuali individu pada
fase remaja, individu adalah makhluk yang unik dan dinamik. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, unik berarti tersendiri bentuk atau jenisnya, lain daripada
yang lain dan tidak ada persamaan dengan yang lain sedangkan dinamik adalah
tumbuh dan berkembang, serta memiliki keragaman kebutuhan, baik dalam jenis,
level maupun intensitasnya.
Rentang usia remaja sendiri dapat bervariasi sesuai dengan budaya masingmasing. Budaya Amerika Serikat dan beberapa budaya lain, remaja dimulai pada

usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia akhir remaja. Awal masa remaja kira-kira
berada pada masa SMP dan remaja akhir kira-kira pada rentang setengah dari
dekade kedua kehidupan (Santrock, 2014: 16). Pendapat tersebut menyiratkan
bahwa usia remaja identik dengan usia sekolah menengah.
Jika rentang usia remaja identik dengan usia sekolah menengah, maka
sekolah menjadi salah satu hal yang mempengaruhi individu dalam pemenuhan
kebutuhan dan tugas perkembangannya, sejalan dengan pendapat Havighurst
(dalam Yusuf, 2007: 74) bahwa sekolah mempunyai tanggung jawab atau peranan
yang penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya.
Oleh karenanya, sekolah harus menciptakan iklim kondusif yang dapat
memfasilitasi siswa usia remaja untuk mencapai tugas perkembangan termasuk
tugas perkembangan sosial.
Salah satu aspek dalam perkembangan sosial yang harus dicapai oleh
seorang siswa pada fase remaja adalah kemampuan penyesuaian sosial yang tepat.
Penyesuaian sosial merupakan salah satu bagian dari penyesuaian diri

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


2

(Schneiders, 1964: 420). Penyesuaian sosial didefinisikan sebagai proses yang
mencakup respon mental dan perilaku didalam mengatasi tuntutan sosial yang
membebani dirinya dan dialami dalam hubungannya dengan lingkungan sosial
(Schneiders, 1964: 429).
Yusuf (2007: 76) mengemukakan bahwa penyesuaian sosial adalah
kemampuan untuk merespon secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan
hubungan sosial. Penyesuaian sosial itu sendiri terdiri dari tiga bentuk, salah
satunya adalah penyesuaian sosial di lingkungan sekolah. Penyesuaian sosial di
lingkungan sekolah mencakup aspek menjalin persahabatan dengan teman-teman
di sekolah; bersikap hormat kepada guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnnya;
partisipasi aktif dalam setiap kegiatan; bersikap hormat dan menerima peraturan
sekolah dan membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan. (Schneiders, 1964:
454)
Dikaitkan dengan konteks sekolah, lingkungan sosial adalah sekolah secara
keseluruhan bukan kelas. Remaja berinteraksi dengan banyak teman yang berbeda
dari latar belakang etnis dan sosial yang berbeda, dan perilaku sosial menjadi
sangat besar pengaruhnya. Siswa di sekolah menengah biasanya sadar sekolah
dalam sistem sosial dan dapat termotivasi untuk mengikuti dan menyesuaikan

sistem dan tantangan tersebut (Minuchin & Shapiro, 1983). Struktur sekolah
menengah mendorong siswa berinteraksi dengan banyak teman setiap harinya
(Wentzel, 2013).
Berbagai macam kenakalan remaja yang mengindikasikan adanya salah suai
dalam perkembangan sosial akhir-akhir ini secara terang-terangan ditunjukkan
oleh remaja seperti bolos sekolah, perkelahian, mabuk-mabukan, mengikuti geng,
dan lain sebagainya, Fenomena tersebut dianggap semakin membahayakan.
Seperti dilansir dalam republika.co.id bahwa “Puluhan Pelajar Terajaring Satpol
PP saat Bolos Sekolah” hal tersebut terjadi pada bulan Januari 2016, sebanyak 21
siswa dari empat sekolah berbeda di Bandung diamankan karena membolos
sekolah. Tentunya terdapat faktor yang mendukung remaja berperilaku demikian.
Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap masalah-masalah remaja tersebut
diantaranya faktor keluarga, teman, sekolah, status sosial ekonomi, kemiskinan,
dan lingkungan (McElhaney & Allen, 2012).

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


Faktor keluarga menjadi sangat penting dalam proses perkembangan sosial
remaja seperti dalam penelitian yang dilakukan di Universiti Kebangsaan
Malaysia mengenai penyesuaian sosial pada masa peralihan terhadap mahasiswa
di tingkat pertama ditemukan bahwa faktor dukungan keluarga tetap menjadi hal
yang paling positif terhadap pola penyesuaian sosial mahasiswa (Awang, Kutty &
Ahmad, 2014).
Salah satu bentuk dukungan keluarga terlihat dalam faktor latar belakang
status sosial ekonomi seperti pernyataan: keluarga, sekolah, dan lingkungan
remaja memiliki karakteristik sosial ekonomi (Bank, 2014; Doob, 2013; Evans &
Kim, 2013; Wright, dkk., 2012). Beberapa remaja memiliki orang tua yang
banyak uang yang bekerja dalam pekerjaan yang bergengsi, remaja ini tinggal di
rumah dan lingkungan yang mewah, tidak jarang mereka bisa pergi liburan ke luar
negeri dan kemping-kemping berkualitas tinggi dan bersekolah di tempat yang
memang memiliki lingkungan sosial ekonomi tinggi. Sedangkan di sisi lain ada
remaja yang memiliki orang tua tidak mampu yang bekerja dalam pekerjaan yang
biasa saja, remaja ini tidak tinggal dirumah dan lingkungan yang mewah, jarang
pergi liburan dan bersekolah di tempat dengan lingkungan sosial ekonomi rendah.
Hal-hal tersebut dapat memberi dampak pada penyesuaian sosial dan prestasi
siswa (Purtell & McLoyd, 2013).

Jika setiap aspek seperti keluarga, sekolah dan lingkungan remaja memiliki
karakteristik sosial ekonomi maka pemilihan lingkungan sekolah bisa dipengaruhi
oleh keadaan status sosial ekonomi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
SMA IIBS ditemukan bahwa kemampuan penyesuaian sosial siswa SMA IIBS
dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap aspek-aspek yang dimiliki sekolah
yaitu guru, teman, besar sekolah, lingkungan, fasilitas yang terangkum dalam
kualitas kehidupan sekolah, semakin baik kualitas kehidupan sekolah maka akan
semakin tinggi kemampuan penyesuaian sosial (Octyavera, Siswati, Sawitri,
2009).
Anak-anak dan remaja yang berlatar belakang status sosial ekonomi rendah
beresiko untuk memiliki prestasi yang rendah dan masalah emosional, serta
pencapaian kerja yang lebih rendah dimasa dewasa (Koppelman, 2014; Purtell &
McLoyd, 2013; Yoshikawa, Maori, & Beardslee, 2012). Dalam penelitian lain

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4


diadakan pemilihan dan ditemukan bahwa siswa dengan latar belakang sosial
ekonomi tinggi lebih dipilih daripada siswa dengan latar belakang sosial ekonomi
rendah (Lyndal Bond, Dean Lusher, Ian Williams, Helen Butler, 2007).
Sealain penelitian diatas, dalam proses studi pendahuluan yang telah
dilakukan oleh penulis dalam bentuk wawancara yang dilakukan dengan Guru BK
SMAN 2 Kota Bandung mengatakan bahwa siswa yang banyak memiliki masalah
salah suai sosial adalah siswa dengan latar belakang sosial ekonomi menengah
keatas.
Berbagai hasil penelitian tersebut mengindikasikan kekosongan yang masih
dapat

ditelusuri

lebih

lanjut,

yaitu

melakukan


penelitian

yang

dapat

mendeksripsikan penyesuaian sosial pada remaja ditelaah berdasarkan status
sosial ekonomi. Adapun sasaran utama yang dapat merasakan manfaat dari
penelitian ini adalah siswa agar memiliki penyesuaian sosial yang baik.

1.2

Rumusan Masalah Penelitian
Di banyak sekolah, pertemanan sangat dipisahkan menurut status sosial

ekonomi dan etnis (Way & Silverman, 2012). Di sisi lain, masa remaja adalah
masa dimana individu memiliki kebutuhan yang tinggi untuk disukai dan diterima
oleh teman-teman, sebaliknya remaja akan stress dan cemas ketika mereka
dikucilkan dan diremehkan oleh teman-teman (Santrock, 2014: 302).

Lingkungan sosial adalah sekolah secara keseluruhan bukan kelas. Remaja
berinteraksi dengan banyak teman yang berbeda dari latar belakang etnis dan
sosial yang berbeda, dan perilaku sosial menjadi sangat besar pengaruhnya
terhadap ekstrakurikuler, klub, dan masyarakat. Siswa di sekolah menengah
biasanya sadar sekolah dalam sistem sosial dan dapat termotivasi untuk mengikuti
dan menyesuaikan sistem dan tantangan tersebut (Minuchin & Shapiro, 1983).
Beberapa remaja memiliki orang tua banyak uang yang bekerja dalam
pekerjaan yang bergengsi dan bersekolah di tempat yang memang lingkungan
sosial ekonomi tinggi. Sedangkan di sisi lain ada remaja yang memiliki orang tua
tidak mampu yang bekerja dalam pekerjaan yang biasa saja dan bersekolah di
tempat dengan lingkungan sosial ekonomi rendah. Hal-hal tersebut dapat memberi
dampak pada penyesuaian sosial dan prestasi siswa (Purtell & McLoyd, 2013).

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Salah suai sosial dan masalah psikologis seperti depresi, rasa percaya diri

yang rendah, konflik dengan teman, dan kenakalan umumnya terjadi pada remaja
berlatar belakang sosial ekonomi rendah daripada remaja berlatar belakang sosial
ekonomi tinggi (Gibbs & Huang, 1989).
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam penelitian ini akan difokuskan pada
penelitian mengenai penyesuaian sosial siswa ditelaah berdasarkan status sosial
ekonomi.
Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi dalam sub-sub sebelumnya,
pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana profil penyesuaian
sosial siswa ditelaah berdasarkan status sosial ekonomi.
Sebagai

studi

pendahuluan

untuk

melakukan

penelitian


mengenai

penyesuaian sosial siswa ditelaah berdasarkan status sosial ekonomi, pertanyaan
penelitian tersebut di atas dirinci menjadi pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.2.1

Seperti apa profil penyesuaian sosial siswa kelas X tahun ajaran
2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung.

1.2.2

Seperti apa profil status sosial ekonomi siswa kelas X tahun ajaran
2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung berdasarkan data sekunder
dari sekolah.

1.2.3

Seperti apa penyesuaian sosial siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017
di SMAN 2 Kota Bandung ditelaah berdasarkan status sosial

ekonomi.

1.3

Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan

mendeskripsikan profil penyesuaian sosial siswa ditelaah berdasarkan status sosial
ekonomi.
Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.3.1

Memperoleh data empirik profil penyesuaian sosial siswa kelas X
tahun ajaran 2016-2017 secara umum di SMAN 2 Kota Bandung.

1.3.2

Memperoleh data empirik profil status sosial ekonomi kelas X tahun
ajaran 2016-2017 secara umum di SMAN 2 Kota Bandung.

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1.3.3

Memperoleh data empirik profil penyesuaian sosial siswa kelas X
tahun ajaran 2016-2017 ditelaah berdasarkan status sosial ekonomi
di SMAN 2 Kota Bandung berdasarkan data sekunder.

1.4

Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

mengenai profil penyesuaian sosial siswa ditelaah berdasarkan status sosial
ekonomi, serta membantu perkembangan teori penyesuaian sosial khususnya
dalam setting sekolah. Selain itu terdapat manfaat praktis, yaitu :
1.4.1

Bagi bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan hasil penelitian
ini dapat dijadikan salah satu data empiris untuk merancang dan
mengembangkan program layanan bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan penyesuaian sosial positif siswa sesuai dengan latar
belakang status sosial ekonomi.

1.4.2

Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan kajian dan pengetahuan yang
berhubungan penyesuaian sosial yang ditelaah berdasarkan status
sosial ekonomi, diharapkan peneliti selanjutnya meneliti lebih jauh
mengenai penyesuaian sosial siswa ditelaah dari aspek yang lain dan
mengembangkan

program

yang

efektif

untuk

meningkatkan

penyesuaian sosial positif pada siswa secara keseluruhan.

1.5

Strukur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi dituangkan guna memberikan gambaran utuh

serta memudahkan dalam penyusunan. Adapun bagian struktur organisasi tersebut
adalah sebagai berikut.
BAB I. Pendahuluan, yang memaparkan mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi
BAB II. Kajian Pustaka, yang memaparkan tentang penyesuian sosial siswa,
faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial siswa, dan faktor sosial ekonomi
sebagai salah satu yang mempengaruhi penyeuaian sosial siswa.

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

BAB III. Metode Penelitian, pada bagian ini membahas mengenai desain
penelitian, partisipan, populas dan sampel penelitian untuk menentukan jumlah
responden variable penelitian, validitas dan reliabilitas instrument serta metode
analisis data yang digunakan.
BAB IV. Temuan dan Pembahasan, yang disajikan dengan deskripsi hasil
penelitian serta pembahasan yang relevan.
BAB V. Penutup, yang terdiri dari simpulan, implikasi serta rekomendasi
dari temuan penelitian.

Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu