S PPB 1202685 Chapter 3
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III
menguraikan metode penelitian yang mencakup pendekatan dan
metode penelitian, partisipan, populasi dan sampel, definisi operasional variable,
instrument penelitian, prosedur dan teknik pengumpulan data serta prosedur
penelitian.
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran
penyesuaian sosial dan status sosial ekonomi siswa kelas X tahun ajaran 20162017 di SMAN 2 Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
metode ini bertujuan memperoleh gambaran penyesuaian sosial siswa di sekolah
dan status sosial ekonomi siswa. Gambaran indikator-indikator pada masingmasing aspek dalam variable penyesuaian sosial siswa dianggap sebagai
fenomena penyesuaian sosial siswa yang sebenarnya di sekolah. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119).
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain survey. Desain survey
adalah prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana dikelola sebuah survey atau
kuisioner untuk sekelompok kecil orang-orang atau disebut sampel untuk
mengidentifikasi sikap, pendapat, perilaku atau karakteristik dari kelompok yang
lebih besar (Creswell, 2012: 21)
3.2 Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di
SMAN 2 Kota Bandung. Pemilihan partisipan didasarkan kepada:
3.2.1
Siswa kelas X berada pada rentang usia 15-16 tahun, dalam lingkup
psikologi perkembangan siswa kelas X ini termasuk dalam kategori
remaja tengah, selain itu masa peralihan ke sekolah menengah baik itu
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
SMP atau SMA menjadi suatu hal yang sulit dan menegangkan bagi
banyak siswa (Anderman, 2012).
3.2.2
Siswa SMAN 2 Kota Bandung berasal dari keluarga yang heterogen
baik secara sosial maupun ekonomi
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 130).
Berdasarkan pengertian tersebut ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah
siswa kelas X di SMAN 2 Bandung tahun ajaran 2016/2017 sebagaimana
ditunjukkan dalam table 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
Siswa Kelas X SMAN 2 Kota Bandung
No.
Kelas
Anggota Populasi
1
X MIA 1
38
2
X MIA 2
38
3
X MIA 3
38
4
X MIA 4
38
5
X MIA 5
38
6
X MIA 6
39
7
X MIA 7
38
8
X MIA 8
38
9
X IIS 1
38
10
X IIS 2
37
Total
380
Sampel penelitian yang akan diteliti diambil menggunakan strategi stratified
sampling. Dalam stratified sampling, populasi dibagi pada beberapa karakteristik
tertentu dan kemudian menggunakan simple random sampling pada setiap
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
subgroup dari populasi, hal ini menjamin bahwa sampel akan mencakup
karakteristik tertentu yang diinginkan oleh peneliti (Creswell, 2012: 144).
Secara operasional, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
patokan apabila jumlah populasi dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar
50% dari populasi dan jika populasi berada diantara 100 sampai 1000, maka
digunakan sampel sebesar 15%-50% dari populasi (Riduwan, 2008: 65)
Untuk menghitung ukuran sampel, digunakan rumus Slovin (dalam Riduwan,
2005: 65)
n= N / (1 + N e2)
Keterangan:
n= sampel
N= populasi
e= batas toleransi kesalahan
dari jumlah populasi tersebut diatas sebanyak 380 siswa, dengan batas
toleransi kesalahan sebesar 5% maka sampel yang diambil adalah:
n= 380 / (1 + 380 x 0,052)
n= 380 / 1,95
n= 194, 871 dibulatkan menjadi 195
Berdasarkan teknik stratified sampling, populasi terlebih dahulu dibagi dalam
beberapa bagian dalam penelitian ini adalah bagian sosial ekonomi. Berdasarkan
data sekunder dari sekolah didapat hasil mengenai pembagian status sosial
ekonomi sebagai berikut:
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi
Populasi
Sampel
Atas
257
132
Menengah
72
37
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Bawah
51
26
Jumlah
380
195
Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebar diantara 9 kelas, X MIPA 2
sampai X IIS 2. Kelas X MIPA 1 adalah sampel untuk pengujian keterbacaan,
validitas dan reliabilitas.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1
Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial merupakan kapasitas untuk memberikan reaksi
secara efektif dan sehat terhadap realitas, situasi, dan hubungan sosial
(Schneiders, 1964: 460). Penyesuaian sosial didefinisikan sebagai proses yang
mencakup respon mental dan perilaku didalam mengatasi tuntutan sosial yang
membebani dirinya dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial
(Schneiders, 1964: 429).
Dengan demikian definisi penyesuaian sosial dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa untuk memberikan reaksi terhadap realitas, situasi
dan hubungan sosial di sekolah, juga proses yang mencakup respon mental
dan perilaku didalam mengatasi tuntutan lingkungan sekolah yang membenani
siswa dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial sekolah.
Kemampuan tersebut dapat terungkap melalui
karakteristik dan
indikator-indikator penyesuaian sosial peserta didik di lingkungan sekolah
yang merujuk pada pendapat Schneiders (1964: 454), sebagai berikut:
1) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah. Dalam aspek
ini terdapat tujuh indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Menerima teman apa adanya;
b) Mengendalikan diri;
c) Menyapa teman lebih dahulu;
d) Bersikap realistis; dan
e) Mempertahankan hubungan persahabatan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
2) Bersikap hormat kepada guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnnya.
Dalam aspek ini terdapat tiga indikator, yaitu kemampuan peserta
didik dalam:
a) Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi
dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya;
b) Menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, pemimpin sekolah,
dan staf lainnya; dan
c) Menjalin hubungan baik dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf
lainnya.
3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, dalam aspek ini terdapat dua
indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar); dan
b) Memiliki
minat
dan
partisipasi
aktif
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler.
4) Bersikap hormat dan menerima peraturan sekolah. Dalam aspek ini
terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Memiliki rasa hormat akan pentingnya peraturan sekolah; dan
b) Mematuhi peraturan yang ada di sekolah.
5) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan. Dalam aspek ini
terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); dan
b) Melaksanakan kewajiban sebagai peserta didik.
3.4.2
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang
atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat
pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status sosial ekonomi merupakan
pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tubuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2010: 50).
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Menurut Friedman dalam Suparyanto (2010) faktor yang mempengaruhi
status sosial ekonomi seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah yang lebih baik. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh
pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah symbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan
jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang
diinginkan
3) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang
telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang.
Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan
tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah, lebih konsumtif, dll.
Dengan demikian yang dimaksud status sosial ekonomi dalam
penelitian ini adalah gambaran tentang keadaan orang tua atau keluarga siswa
ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan
sebagainya. Status sosial ekonomi dapat terungkap memalui
pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan yang didapat oleh orang tua siswa.
3.5 Instrumen Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai kemampuan
penyesuaian sosial siswa kelas X di SMAN 2 Kota Bandung. Untuk memperoleh
data tersebut, maka diperlukan alat pengumpul data atau instrument penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket atau
kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh
responden (Sugiyono, 2009: 199).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket berstruktur dengan
bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pertanyaan dengan
cara memilih alternative respon yang telah disediakan. Adapun angket yang
digunakan adalah angket yang dikembangkan oleh peneliti.
3.5.1
Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Penyusunan kisi-kisi instrument bertitik tolak dari variable-variabel yang
dirumuskan dalam definisi operasional, yang selanjutnya ditentukan ke dalam
aspek yang akan diukur lalu diturunkan ke dalam indikator-indikator, dari
indikator tersebut dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan (Sugiyono, 2013:
149).
Angket atau kuisioner dalam penelitian ini dipergunakan untuk
memperoleh data tentang kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas X di SMAN
2 Kota Bandung. Terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrument berdasarkan
indikator yang memuat aspek (1) Menjalin hubungan yang baik dengan teman
teman di sekolah, (2) Bersikap hormat pada guru, pemimpin sekolah, dan staf
lainnya, (3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, (4) Bersikap hormat dan
menerima peraturan sekolah, (5) membantu sekolah dalam merealisasikan
tujuannya. Perumusan kisi-kisi instrument disajikan dalam table 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Intrumen Penyesuaian Sosial
Aspek
Menjalin
Menerima teman apa
(-)
∑
1, 3, 4, 6
6
8, 10, 11
7, 9
5
12
13
2
Bersikap realistis
14
15, 16
3
Mempertahankan
18, 20
17, 19, 21
5
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
(+)
2, 5
hubungan yang adanya
baik
Pernyataan
Indikator
dahulu
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
hubungan
persahabatan
Bersikap
Bertutur kata dengan
hormat
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
dan dengan
staf lainnya
guru,
22, 24
23
3
25, 26
27, 28
4
29, 30
31, 32
4
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
setiap partisipasi aktif dalam
kegiatan
KBM
(Kegiatan
33, 35, 38
34, 36, 37,
39
7
Belajar Mengajar)
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
41
40, 42, 43,
44
5
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 45, 47, 48
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
peraturan
49, 50,51
KBM 54, 56, 57
46
4
52, 53
5
55, 58, 59
6
Belajar
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
tujuan
Mengajar)
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 60, 61, 62
63
4
peserta didik
TOTAL
3.5.2
31
32
63
Uji Coba Alat Ukur
Angket atau kuisioner sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan
dalam penelitian ini telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:
1) Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrument bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrument
dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Uji kelayakan dilakukan oleh tiga dosen
ahli dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk mengetahui
kelayakan intrumen tersebut. Kelompok penguji terdiri dari Prof. Dr. Syamsu
Yusuf LN., M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr, Mubiar Agustin, M.Pd.
Masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat
pengumpul data yang dibuat. Hasil uji kelayakan dari dosen ahli tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil judgement instrumen Penyesuaian Sosial
Keterangan
No. item
Memadai
1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
28, 29, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 47,
48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 63
Revisi
7, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 27, 30, 33, 36, 45, 58
Tambah
62
Buang
5, 46
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah
47
14
1
2
36
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Sosial
(Setelah Uji Kelayakan)
Aspek
Menjalin
Pernyataan
Indikator
(+)
Menerima teman apa
hubungan yang adanya
baik
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
dahulu
Bersikap realistis
(-)
∑
2
1, 3, 4, 5
5
7, 9, 10
6, 8
5
11
12, 62
3
13
14, 15
3
17, 19
16, 18, 20
5
21, 23
22
3
24, 25
26, 27
4
28, 29
30, 31
4
Mempertahankan
hubungan
persahabatan
Bersikap
Bertutur kata dengan
hormat
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
dan dengan
staf lainnya
guru,
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
kegiatan
setiap partisipasi aktif dalam
KBM
(Kegiatan
32, 34, 37
33, 35, 36,
38
Belajar Mengajar)
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
37
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
39, 41, 42,
40
43
5
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 44, 45, 46
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
peraturan
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
tujuan
Mengajar)
KBM
Belajar
47
4
48, 49
50, 51
4
52, 54, 55
53, 56, 57
6
61
4
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 58, 59, 60
peserta didik
TOTAL
29
33
62
2) Uji Keterbacaan Item
Sebelum instrument penyesuaian sosial diuji secara empiris, instrument
terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada lima orang
siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan
instrumen. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dapat
dipahami kemudian di revisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti
oleh siswa kelas XI SMAN 2 Kota Bandung dan kemudian dilakukan uji validitas
eksternal.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan terdapat beberapa kosakata yang kurang
dapat dipahami dan dirasa ambigu oleh siswa, hal tersebut dijadikan landasan
untuk perbaikan dalam penyusunan pernyataan pada instrument yang akan diuji
cobakan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
3) Uji Validitas dan Reliabilitas
a) Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang
menunjukkan suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2011).
Validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal (validitas
isi dan konstruk) serta validitas eksternal (validitas kesejajaran dan prediksi).
Dalam penelitian, terutama penelitian dalam rangka tugas akhir studi, peneliti
lebih banyak menggunakan validitas internal dibandingkan validitas eksternal
(Widoyoko, 2014). Oleh karenanya, peneliti bermaksud menguji validitas
instrumen menggunakan validitas internal.
Dalam prosedur penyusunan tes, dilakukan terlebih dahulu prosedur
analisis item, dengan cara menguji karakteristik masing-masing item yang
akan menjadi bagian tes yang bersangkutan. Item-item yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari tes (Azwar,
2014). Data hasil uji coba instrumen diolah validitasnya menggunakan
bantuan software SPSS versi 20.0. Validitas item dilakukan dengan
menganalisis daya pembeda mengunakan prosedur pengujian Spearman's rho.
Sebagai kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total, digunakan
batasan koefisien >0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,3 daya pembedanya dinyatakan memenuhi syarat psikometrik
sebagai bagian dari tes (Azwar, 2014). Artinya apabila rxy lebih besar atau
sama dengan 0,3 (rxy > 0,3), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid.
Sebaliknya, apabila rxy lebih kecil dari 0,3 (rxy < 0,3), nomor butir tersebut
dikatakan tidak valid (Widoyoko, 2014). Melalui perhitungan dengan bantuan
software SPSS versi 23.0, hasil memperlihatkan dari ke-62 butir item yang
diujicobakan, diperoleh 45 item yang memiliki korelasi > 0,3 berdasarkan skor
total. Untuk uji validitas, instumen diuji cobakan pada 43 siswa kelas X tahun
ajaran 2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung. Gambaran hasil uji validitas
pada item instrument penyesuaian sosial dalam penelitian ini disajikan dalam
table berikut:
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrument Penyesuaian Sosial
Keterangan
Valid
No. item
2, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
40, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 53, 54, 56, 58, 59, 60,
61
1, 3, 6, 7, 10, 18, 24, 31, 39, 41, 42, 45, 51, 52, 55,
57, 62
Tidak Valid
Jumlah
45
17
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data (Arikunto, 2009: 221)
Pengujian reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan layanan program SPSS for
windows 20.0
Tabel 3.7
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Kriteria r
Kategori Derajat Keterandalan
0,81 – 1,00
Sangat tinggi
0,61 – 0,80
Tinggi
0,41 – 0,60
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
0,00 – 0,20
Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 75)
Uji reliabilitas dilakuakan terhadap instrument penyesuaian sosial untuk
menguji keterandalam instrument dalam mengungkapkan penyesuaian sosial
peserta didik. Berikut merupakan pemaparan hasil uji reliabilitas instrument
penyesuaian sosial.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial
Cronbach's Alpha
N of Items
0,920
45
Hasil uji reliabilitas instrument penyesuaian sosial menunjukkan bahwa
nilai reliabilitas adalah sebesar 0.920 artinya instumen ini dinyatakan memiliki
tingkat konsistensi atau derajat keterandalan yang sangat tinggi. Instrument
mampu menghasilkan skor konsisten pada setiap item serta layak digunakan
untuk penelitian.
Kisi-kisi instrument setelah uji validitas tersaji dalam table 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Kisi-kisi Instrumen setelah Uji Validitas
Aspek
Menjalin
Pernyataan
Indikator
(+)
Menerima teman apa
hubungan yang adanya
baik
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
dahulu
Bersikap realistis
(-)
∑
1
2, 3
3
5
4
2
6
7
2
8,
9, 10
3
12, 13
11, 14
4
15, 17
16
3
19
2
Mempertahankan
hubungan
persahabatan
Bersikap
hormat
Bertutur kata dengan
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
staf lainnya
dan dengan
guru,
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika 18
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
23
20, 21, 22
4
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
setiap partisipasi aktif dalam
kegiatan
KBM
(Kegiatan
24, 26, 29
25, 27, 28,
30
7
Belajar Mengajar)
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
31
32
2
35
3
36, 37
38
3
40
39, 41
3
45
4
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 33, 34
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
peraturan
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
tujuan
Mengajar)
KBM
Belajar
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 42, 43, 44
peserta didik
TOTAL
22
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
45
42
3.6 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Verifikasi data
Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang
diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilik data
yang memadai untuk diolah. Langkah-langkah
verifikasi dilakukan sebagai
berikut:
1) Memastikan jumlah angket yang sudah terkumpul sama dengan jumlah
angket yang sudah disebar
2) Mengurutkan data sesuai dengan tingkat status sosial ekonomi untuk
mempermudah tabulasi data
3) Melakukan tabulasi data yaitu rekapitulasi data yang diperoleh dari
peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bandung dengan tahap
penyekoran yang telah ditetapkan
4) Melakukan perhitungan statistic sesuai dengan analisis
yang
dibutuhkan
3.6.2
Penyekoran Data
Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor sesuai dengan
ketentuan. Metode penyekoran kuisioner pengungkap kompetensi menggunakan
metode skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2013: 134). Pada instumen penyesuaian sosial disediakan empat alternative respon
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS).
Keempat alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian
tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, tiap alternatif respons
mengandung arti dan nilai skor sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Likert
Pernyataan
Unfavourable (-)
Favourable (+)
SS
1
5
Skor 4 Alternatif Respons
S
KS
2
3
4
3
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TS
4
2
43
Penyekoran data mengenai penyesuaian sosial dilakukan sesuai dengan
skor skala Likert yang merupakan skala ordinal kemudian dilkukan uji skala untuk
mengubah skala ordinal menjadi skala interval. Transformasi dari skala ordinal ke
skala interval dilakukan apabila dalam penelitian terdapat uji regresi, yang
mensyaratkan skala pengukuran yang dugunakan minimal interval. Transformasi
skala juga dilakukan agar syarat distribusi normal bisa dipenuhi ketika
menggunakan statistika parametric saat pengolahan data.
Dalam menganalisis skala Likert digunakan uji – t dan menggunakan
aplikasi MSI untuk proses transformasi skala. Berikut adalah contoh transformasi
skala.
Tabel 3. 11
Transformasi Skala
Col
Category
1
1
3
0.015385
2
13
0.066667
3
4
81
98
0.415385
0.502564
3.6.3
Freq
Prop
Cum
Density
Z
Scale
0.015385 0.038703 2.16004
1
0.082051 0.151534 1.39141 1.823236
0.497436 0.398934 0.00643 2.920112
1
0
4.309502
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menghitung tingkatan penyesuaian sosial
berdasarkan aspek (1) menerima dan menghormati otoritas yang ada di sekolah,
(2) berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di sekolah, (3)
menjalin relasi yang sehat dengan teman, guru, dan personil sekolah lainnya, (4)
menerima keterbatasan dan tanggung jawab di sekolah, (5) membantu sekolah
dalam
mewujudkan
tujuannya.
Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan statistika deskriptif. Adapun pengolahan data dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Melakukan input data partisipan untuk menghitung tingkatan
penyesuaian sosial siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di SMAN 2
Kota Bandung.
2) Menghitung skor total setiap partisipan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
3) Menghitung rata-rata skor seluruh partisipan pada data secara
menyeluruh. Rumus rata-rata adalah:
Keterangan:
-rata data
∑X = jumlah semua nilai
N = besar sampel
4) Menghitung simpangan baku skor seluruh partisipan pada data secara
menyeluruh. Rumus simpangan baku adalah:
Keterangan:
S = simpangan baku
xi = data ke-i
= rata-rata
n = banyaknya data
3.6.4
Kategorisasi Data
Penentuan kategorisasi tingkat penyesuaian sosial dengan berpedoman
pada kategorisasi skor menurut Saifuddin Azwar (2014) dengan rentang dan
kategori yang disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.12
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Sosial
Rentang
≥ M + 1 SD
M - 1 SD ≤
< M + 1 SD
x < M – 1 SD
≥
138.25 ≤
x<
<
Kategorisasi
167.79
Tinggi
167.79
Sedang
138.25
Rendah
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
3.6.5
Prosedur Penelitian
1) Tahap persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Penyusunan proposal penelitian dan mempresentasikannya di hadapan
dosen mata kuliah metode riset dan rekan-rekan mahasiswa lainnya
sebelum diajukan kepada dewan skripsi. Selanjutnya, proposal
penelitian mendapat masukan dari dewan skripsi untuk melengkapi
bagian yang kurang berkenaan dengan latar belakang penelitian,
maksud dan tujuan penelitian, hingga ketepatan metodologi penelitian
yang digunakan. Hasil revisi proposal diajukan kembali kepada dewan
skripsi untuk disahkan.
b. Mengajukan permohonan pegangkatan dosen pembimbing skripsi
pada tingkat S-1.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari program
studi
bimbingan dan konseling ke tingkat fakultas. Selanjutnya mengajukan
permohonan penelitian pada sekolah yang sudah ditentukan.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data uji coba dengan menyebarkan instrumen pada
beberapa siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung tahun ajaran 20162017.
b. Menentukan sampel penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil uji
coba instrumen.
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen.
d. Penyebaran intrumen kepada sampel.
3) Tahap akhir
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk
peneliti selanjutnya.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III
menguraikan metode penelitian yang mencakup pendekatan dan
metode penelitian, partisipan, populasi dan sampel, definisi operasional variable,
instrument penelitian, prosedur dan teknik pengumpulan data serta prosedur
penelitian.
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran
penyesuaian sosial dan status sosial ekonomi siswa kelas X tahun ajaran 20162017 di SMAN 2 Kota Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
metode ini bertujuan memperoleh gambaran penyesuaian sosial siswa di sekolah
dan status sosial ekonomi siswa. Gambaran indikator-indikator pada masingmasing aspek dalam variable penyesuaian sosial siswa dianggap sebagai
fenomena penyesuaian sosial siswa yang sebenarnya di sekolah. Penelitian
deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982: 119).
Adapun desain penelitian yang digunakan adalah desain survey. Desain survey
adalah prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana dikelola sebuah survey atau
kuisioner untuk sekelompok kecil orang-orang atau disebut sampel untuk
mengidentifikasi sikap, pendapat, perilaku atau karakteristik dari kelompok yang
lebih besar (Creswell, 2012: 21)
3.2 Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di
SMAN 2 Kota Bandung. Pemilihan partisipan didasarkan kepada:
3.2.1
Siswa kelas X berada pada rentang usia 15-16 tahun, dalam lingkup
psikologi perkembangan siswa kelas X ini termasuk dalam kategori
remaja tengah, selain itu masa peralihan ke sekolah menengah baik itu
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
SMP atau SMA menjadi suatu hal yang sulit dan menegangkan bagi
banyak siswa (Anderman, 2012).
3.2.2
Siswa SMAN 2 Kota Bandung berasal dari keluarga yang heterogen
baik secara sosial maupun ekonomi
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010: 130).
Berdasarkan pengertian tersebut ditetapkan bahwa populasi penelitian adalah
siswa kelas X di SMAN 2 Bandung tahun ajaran 2016/2017 sebagaimana
ditunjukkan dalam table 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi
Siswa Kelas X SMAN 2 Kota Bandung
No.
Kelas
Anggota Populasi
1
X MIA 1
38
2
X MIA 2
38
3
X MIA 3
38
4
X MIA 4
38
5
X MIA 5
38
6
X MIA 6
39
7
X MIA 7
38
8
X MIA 8
38
9
X IIS 1
38
10
X IIS 2
37
Total
380
Sampel penelitian yang akan diteliti diambil menggunakan strategi stratified
sampling. Dalam stratified sampling, populasi dibagi pada beberapa karakteristik
tertentu dan kemudian menggunakan simple random sampling pada setiap
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
subgroup dari populasi, hal ini menjamin bahwa sampel akan mencakup
karakteristik tertentu yang diinginkan oleh peneliti (Creswell, 2012: 144).
Secara operasional, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
patokan apabila jumlah populasi dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar
50% dari populasi dan jika populasi berada diantara 100 sampai 1000, maka
digunakan sampel sebesar 15%-50% dari populasi (Riduwan, 2008: 65)
Untuk menghitung ukuran sampel, digunakan rumus Slovin (dalam Riduwan,
2005: 65)
n= N / (1 + N e2)
Keterangan:
n= sampel
N= populasi
e= batas toleransi kesalahan
dari jumlah populasi tersebut diatas sebanyak 380 siswa, dengan batas
toleransi kesalahan sebesar 5% maka sampel yang diambil adalah:
n= 380 / (1 + 380 x 0,052)
n= 380 / 1,95
n= 194, 871 dibulatkan menjadi 195
Berdasarkan teknik stratified sampling, populasi terlebih dahulu dibagi dalam
beberapa bagian dalam penelitian ini adalah bagian sosial ekonomi. Berdasarkan
data sekunder dari sekolah didapat hasil mengenai pembagian status sosial
ekonomi sebagai berikut:
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi
Populasi
Sampel
Atas
257
132
Menengah
72
37
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Bawah
51
26
Jumlah
380
195
Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebar diantara 9 kelas, X MIPA 2
sampai X IIS 2. Kelas X MIPA 1 adalah sampel untuk pengujian keterbacaan,
validitas dan reliabilitas.
3.4 Definisi Operasional Variabel
3.4.1
Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial merupakan kapasitas untuk memberikan reaksi
secara efektif dan sehat terhadap realitas, situasi, dan hubungan sosial
(Schneiders, 1964: 460). Penyesuaian sosial didefinisikan sebagai proses yang
mencakup respon mental dan perilaku didalam mengatasi tuntutan sosial yang
membebani dirinya dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial
(Schneiders, 1964: 429).
Dengan demikian definisi penyesuaian sosial dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa untuk memberikan reaksi terhadap realitas, situasi
dan hubungan sosial di sekolah, juga proses yang mencakup respon mental
dan perilaku didalam mengatasi tuntutan lingkungan sekolah yang membenani
siswa dan dialami dalam relasinya dengan lingkungan sosial sekolah.
Kemampuan tersebut dapat terungkap melalui
karakteristik dan
indikator-indikator penyesuaian sosial peserta didik di lingkungan sekolah
yang merujuk pada pendapat Schneiders (1964: 454), sebagai berikut:
1) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah. Dalam aspek
ini terdapat tujuh indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Menerima teman apa adanya;
b) Mengendalikan diri;
c) Menyapa teman lebih dahulu;
d) Bersikap realistis; dan
e) Mempertahankan hubungan persahabatan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
2) Bersikap hormat kepada guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnnya.
Dalam aspek ini terdapat tiga indikator, yaitu kemampuan peserta
didik dalam:
a) Bertutur kata dengan sopan dan santun ketika berkomunikasi
dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf lainnya;
b) Menjaga sikap ketika bertemu dengan guru, pemimpin sekolah,
dan staf lainnya; dan
c) Menjalin hubungan baik dengan guru, pemimpin sekolah, dan staf
lainnya.
3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, dalam aspek ini terdapat dua
indikator, yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Memiliki minat dan partisipasi aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar); dan
b) Memiliki
minat
dan
partisipasi
aktif
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler.
4) Bersikap hormat dan menerima peraturan sekolah. Dalam aspek ini
terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Memiliki rasa hormat akan pentingnya peraturan sekolah; dan
b) Mematuhi peraturan yang ada di sekolah.
5) Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan. Dalam aspek ini
terdapat dua indikator yaitu kemampuan peserta didik dalam:
a) Mendukung kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM); dan
b) Melaksanakan kewajiban sebagai peserta didik.
3.4.2
Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
masyarakat, status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang
atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat
pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status sosial ekonomi merupakan
pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tubuh kembang anak. Karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2010: 50).
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Menurut Friedman dalam Suparyanto (2010) faktor yang mempengaruhi
status sosial ekonomi seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah yang lebih baik. Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh
pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah symbol status seseorang di masyarakat. Pekerjaan
jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang
diinginkan
3) Pendapatan
Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang
telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang.
Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan
tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah, lebih konsumtif, dll.
Dengan demikian yang dimaksud status sosial ekonomi dalam
penelitian ini adalah gambaran tentang keadaan orang tua atau keluarga siswa
ditinjau dari segi sosial ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan
sebagainya. Status sosial ekonomi dapat terungkap memalui
pendidikan,
pekerjaan, dan penghasilan yang didapat oleh orang tua siswa.
3.5 Instrumen Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data mengenai kemampuan
penyesuaian sosial siswa kelas X di SMAN 2 Kota Bandung. Untuk memperoleh
data tersebut, maka diperlukan alat pengumpul data atau instrument penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket atau
kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh
responden (Sugiyono, 2009: 199).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket berstruktur dengan
bentuk jawaban tertutup. Responden hanya perlu menjawab pertanyaan dengan
cara memilih alternative respon yang telah disediakan. Adapun angket yang
digunakan adalah angket yang dikembangkan oleh peneliti.
3.5.1
Pengembangan Kisi-kisi Instrumen
Penyusunan kisi-kisi instrument bertitik tolak dari variable-variabel yang
dirumuskan dalam definisi operasional, yang selanjutnya ditentukan ke dalam
aspek yang akan diukur lalu diturunkan ke dalam indikator-indikator, dari
indikator tersebut dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan (Sugiyono, 2013:
149).
Angket atau kuisioner dalam penelitian ini dipergunakan untuk
memperoleh data tentang kemampuan penyesuaian sosial siswa kelas X di SMAN
2 Kota Bandung. Terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrument berdasarkan
indikator yang memuat aspek (1) Menjalin hubungan yang baik dengan teman
teman di sekolah, (2) Bersikap hormat pada guru, pemimpin sekolah, dan staf
lainnya, (3) Partisipasi aktif dalam setiap kegiatan, (4) Bersikap hormat dan
menerima peraturan sekolah, (5) membantu sekolah dalam merealisasikan
tujuannya. Perumusan kisi-kisi instrument disajikan dalam table 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Intrumen Penyesuaian Sosial
Aspek
Menjalin
Menerima teman apa
(-)
∑
1, 3, 4, 6
6
8, 10, 11
7, 9
5
12
13
2
Bersikap realistis
14
15, 16
3
Mempertahankan
18, 20
17, 19, 21
5
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
(+)
2, 5
hubungan yang adanya
baik
Pernyataan
Indikator
dahulu
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
hubungan
persahabatan
Bersikap
Bertutur kata dengan
hormat
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
dan dengan
staf lainnya
guru,
22, 24
23
3
25, 26
27, 28
4
29, 30
31, 32
4
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
setiap partisipasi aktif dalam
kegiatan
KBM
(Kegiatan
33, 35, 38
34, 36, 37,
39
7
Belajar Mengajar)
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
41
40, 42, 43,
44
5
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 45, 47, 48
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
peraturan
49, 50,51
KBM 54, 56, 57
46
4
52, 53
5
55, 58, 59
6
Belajar
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
tujuan
Mengajar)
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 60, 61, 62
63
4
peserta didik
TOTAL
3.5.2
31
32
63
Uji Coba Alat Ukur
Angket atau kuisioner sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan
dalam penelitian ini telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:
1) Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrument bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrument
dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Uji kelayakan dilakukan oleh tiga dosen
ahli dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk mengetahui
kelayakan intrumen tersebut. Kelompok penguji terdiri dari Prof. Dr. Syamsu
Yusuf LN., M.Pd., Dr. Ipah Saripah, M.Pd., dan Dr, Mubiar Agustin, M.Pd.
Masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat
pengumpul data yang dibuat. Hasil uji kelayakan dari dosen ahli tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil judgement instrumen Penyesuaian Sosial
Keterangan
No. item
Memadai
1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
28, 29, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 47,
48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 63
Revisi
7, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 27, 30, 33, 36, 45, 58
Tambah
62
Buang
5, 46
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah
47
14
1
2
36
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penyesuaian Sosial
(Setelah Uji Kelayakan)
Aspek
Menjalin
Pernyataan
Indikator
(+)
Menerima teman apa
hubungan yang adanya
baik
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
dahulu
Bersikap realistis
(-)
∑
2
1, 3, 4, 5
5
7, 9, 10
6, 8
5
11
12, 62
3
13
14, 15
3
17, 19
16, 18, 20
5
21, 23
22
3
24, 25
26, 27
4
28, 29
30, 31
4
Mempertahankan
hubungan
persahabatan
Bersikap
Bertutur kata dengan
hormat
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
dan dengan
staf lainnya
guru,
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
kegiatan
setiap partisipasi aktif dalam
KBM
(Kegiatan
32, 34, 37
33, 35, 36,
38
Belajar Mengajar)
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
37
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
39, 41, 42,
40
43
5
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 44, 45, 46
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
peraturan
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
tujuan
Mengajar)
KBM
Belajar
47
4
48, 49
50, 51
4
52, 54, 55
53, 56, 57
6
61
4
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 58, 59, 60
peserta didik
TOTAL
29
33
62
2) Uji Keterbacaan Item
Sebelum instrument penyesuaian sosial diuji secara empiris, instrument
terlebih dahulu diuji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada lima orang
siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan
instrumen. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dapat
dipahami kemudian di revisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti
oleh siswa kelas XI SMAN 2 Kota Bandung dan kemudian dilakukan uji validitas
eksternal.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan terdapat beberapa kosakata yang kurang
dapat dipahami dan dirasa ambigu oleh siswa, hal tersebut dijadikan landasan
untuk perbaikan dalam penyusunan pernyataan pada instrument yang akan diuji
cobakan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
3) Uji Validitas dan Reliabilitas
a) Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dapat mengukur apa
yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang
menunjukkan suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2011).
Validitas instrumen dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal (validitas
isi dan konstruk) serta validitas eksternal (validitas kesejajaran dan prediksi).
Dalam penelitian, terutama penelitian dalam rangka tugas akhir studi, peneliti
lebih banyak menggunakan validitas internal dibandingkan validitas eksternal
(Widoyoko, 2014). Oleh karenanya, peneliti bermaksud menguji validitas
instrumen menggunakan validitas internal.
Dalam prosedur penyusunan tes, dilakukan terlebih dahulu prosedur
analisis item, dengan cara menguji karakteristik masing-masing item yang
akan menjadi bagian tes yang bersangkutan. Item-item yang tidak memenuhi
persyaratan kualitas tidak boleh diikutkan sebagai bagian dari tes (Azwar,
2014). Data hasil uji coba instrumen diolah validitasnya menggunakan
bantuan software SPSS versi 20.0. Validitas item dilakukan dengan
menganalisis daya pembeda mengunakan prosedur pengujian Spearman's rho.
Sebagai kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total, digunakan
batasan koefisien >0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi
minimal 0,3 daya pembedanya dinyatakan memenuhi syarat psikometrik
sebagai bagian dari tes (Azwar, 2014). Artinya apabila rxy lebih besar atau
sama dengan 0,3 (rxy > 0,3), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid.
Sebaliknya, apabila rxy lebih kecil dari 0,3 (rxy < 0,3), nomor butir tersebut
dikatakan tidak valid (Widoyoko, 2014). Melalui perhitungan dengan bantuan
software SPSS versi 23.0, hasil memperlihatkan dari ke-62 butir item yang
diujicobakan, diperoleh 45 item yang memiliki korelasi > 0,3 berdasarkan skor
total. Untuk uji validitas, instumen diuji cobakan pada 43 siswa kelas X tahun
ajaran 2016-2017 di SMAN 2 Kota Bandung. Gambaran hasil uji validitas
pada item instrument penyesuaian sosial dalam penelitian ini disajikan dalam
table berikut:
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrument Penyesuaian Sosial
Keterangan
Valid
No. item
2, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22,
23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
40, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 53, 54, 56, 58, 59, 60,
61
1, 3, 6, 7, 10, 18, 24, 31, 39, 41, 42, 45, 51, 52, 55,
57, 62
Tidak Valid
Jumlah
45
17
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data (Arikunto, 2009: 221)
Pengujian reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach dengan memanfaatkan layanan program SPSS for
windows 20.0
Tabel 3.7
Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Kriteria r
Kategori Derajat Keterandalan
0,81 – 1,00
Sangat tinggi
0,61 – 0,80
Tinggi
0,41 – 0,60
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
0,00 – 0,20
Sangat rendah
(Arikunto, 2009: 75)
Uji reliabilitas dilakuakan terhadap instrument penyesuaian sosial untuk
menguji keterandalam instrument dalam mengungkapkan penyesuaian sosial
peserta didik. Berikut merupakan pemaparan hasil uji reliabilitas instrument
penyesuaian sosial.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penyesuaian Sosial
Cronbach's Alpha
N of Items
0,920
45
Hasil uji reliabilitas instrument penyesuaian sosial menunjukkan bahwa
nilai reliabilitas adalah sebesar 0.920 artinya instumen ini dinyatakan memiliki
tingkat konsistensi atau derajat keterandalan yang sangat tinggi. Instrument
mampu menghasilkan skor konsisten pada setiap item serta layak digunakan
untuk penelitian.
Kisi-kisi instrument setelah uji validitas tersaji dalam table 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Kisi-kisi Instrumen setelah Uji Validitas
Aspek
Menjalin
Pernyataan
Indikator
(+)
Menerima teman apa
hubungan yang adanya
baik
dengan Mengendalikan diri
teman teman di Menyapa teman lebih
sekolah
dahulu
Bersikap realistis
(-)
∑
1
2, 3
3
5
4
2
6
7
2
8,
9, 10
3
12, 13
11, 14
4
15, 17
16
3
19
2
Mempertahankan
hubungan
persahabatan
Bersikap
hormat
Bertutur kata dengan
pada sopan
dan
santun
guru, pemimpin ketika berkomunikasi
sekolah,
staf lainnya
dan dengan
guru,
pemimpin sekolah dan
staf lainnya
Menjaga sikap ketika 18
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
bertemu dengan guru,
pemimpin sekolah, dan
staf lainnya
Menjalin
baik
hubungan
dengan
guru,
pemimpin sekolah, dan
23
20, 21, 22
4
staf lainnya
Partisipasi aktif Memiliki minat dan
dalam
setiap partisipasi aktif dalam
kegiatan
KBM
(Kegiatan
24, 26, 29
25, 27, 28,
30
7
Belajar Mengajar)
Memiliki minat dan
partisipasi aktif dalam
kegiatan
31
32
2
35
3
36, 37
38
3
40
39, 41
3
45
4
ekstrakurikuler
Bersikap
Memiliki rasa hormat
hormat
dan akan
pentingnya 33, 34
menerima
peraturan sekolah
peraturan
Mematuhi
sekolah
yang ada di sekolah
Membantu
Mendukung
sekolah
peraturan
dalam kelancaran
merealisasikan
(Kegaiatan
tujuan
Mengajar)
KBM
Belajar
Melaksanakan
kewajiban
sebagai 42, 43, 44
peserta didik
TOTAL
22
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23
45
42
3.6 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Verifikasi data
Verifikasi data merupakan langkah pemeriksaan terhadap data yang
diperoleh dalam rangka pengumpulan data untuk menyeleksi atau memilik data
yang memadai untuk diolah. Langkah-langkah
verifikasi dilakukan sebagai
berikut:
1) Memastikan jumlah angket yang sudah terkumpul sama dengan jumlah
angket yang sudah disebar
2) Mengurutkan data sesuai dengan tingkat status sosial ekonomi untuk
mempermudah tabulasi data
3) Melakukan tabulasi data yaitu rekapitulasi data yang diperoleh dari
peserta didik kelas X SMAN 2 Kota Bandung dengan tahap
penyekoran yang telah ditetapkan
4) Melakukan perhitungan statistic sesuai dengan analisis
yang
dibutuhkan
3.6.2
Penyekoran Data
Data yang ditetapkan untuk diolah kemudian diberi skor sesuai dengan
ketentuan. Metode penyekoran kuisioner pengungkap kompetensi menggunakan
metode skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2013: 134). Pada instumen penyesuaian sosial disediakan empat alternative respon
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS).
Keempat alternatif respons tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian
tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, tiap alternatif respons
mengandung arti dan nilai skor sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pola Skor Opsi Alternatif Respons Skala Likert
Pernyataan
Unfavourable (-)
Favourable (+)
SS
1
5
Skor 4 Alternatif Respons
S
KS
2
3
4
3
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TS
4
2
43
Penyekoran data mengenai penyesuaian sosial dilakukan sesuai dengan
skor skala Likert yang merupakan skala ordinal kemudian dilkukan uji skala untuk
mengubah skala ordinal menjadi skala interval. Transformasi dari skala ordinal ke
skala interval dilakukan apabila dalam penelitian terdapat uji regresi, yang
mensyaratkan skala pengukuran yang dugunakan minimal interval. Transformasi
skala juga dilakukan agar syarat distribusi normal bisa dipenuhi ketika
menggunakan statistika parametric saat pengolahan data.
Dalam menganalisis skala Likert digunakan uji – t dan menggunakan
aplikasi MSI untuk proses transformasi skala. Berikut adalah contoh transformasi
skala.
Tabel 3. 11
Transformasi Skala
Col
Category
1
1
3
0.015385
2
13
0.066667
3
4
81
98
0.415385
0.502564
3.6.3
Freq
Prop
Cum
Density
Z
Scale
0.015385 0.038703 2.16004
1
0.082051 0.151534 1.39141 1.823236
0.497436 0.398934 0.00643 2.920112
1
0
4.309502
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menghitung tingkatan penyesuaian sosial
berdasarkan aspek (1) menerima dan menghormati otoritas yang ada di sekolah,
(2) berminat dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan di sekolah, (3)
menjalin relasi yang sehat dengan teman, guru, dan personil sekolah lainnya, (4)
menerima keterbatasan dan tanggung jawab di sekolah, (5) membantu sekolah
dalam
mewujudkan
tujuannya.
Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan statistika deskriptif. Adapun pengolahan data dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Melakukan input data partisipan untuk menghitung tingkatan
penyesuaian sosial siswa kelas X tahun ajaran 2016-2017 di SMAN 2
Kota Bandung.
2) Menghitung skor total setiap partisipan.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
3) Menghitung rata-rata skor seluruh partisipan pada data secara
menyeluruh. Rumus rata-rata adalah:
Keterangan:
-rata data
∑X = jumlah semua nilai
N = besar sampel
4) Menghitung simpangan baku skor seluruh partisipan pada data secara
menyeluruh. Rumus simpangan baku adalah:
Keterangan:
S = simpangan baku
xi = data ke-i
= rata-rata
n = banyaknya data
3.6.4
Kategorisasi Data
Penentuan kategorisasi tingkat penyesuaian sosial dengan berpedoman
pada kategorisasi skor menurut Saifuddin Azwar (2014) dengan rentang dan
kategori yang disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.12
Kategorisasi Tingkat Penyesuaian Sosial
Rentang
≥ M + 1 SD
M - 1 SD ≤
< M + 1 SD
x < M – 1 SD
≥
138.25 ≤
x<
<
Kategorisasi
167.79
Tinggi
167.79
Sedang
138.25
Rendah
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
3.6.5
Prosedur Penelitian
1) Tahap persiapan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Penyusunan proposal penelitian dan mempresentasikannya di hadapan
dosen mata kuliah metode riset dan rekan-rekan mahasiswa lainnya
sebelum diajukan kepada dewan skripsi. Selanjutnya, proposal
penelitian mendapat masukan dari dewan skripsi untuk melengkapi
bagian yang kurang berkenaan dengan latar belakang penelitian,
maksud dan tujuan penelitian, hingga ketepatan metodologi penelitian
yang digunakan. Hasil revisi proposal diajukan kembali kepada dewan
skripsi untuk disahkan.
b. Mengajukan permohonan pegangkatan dosen pembimbing skripsi
pada tingkat S-1.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari program
studi
bimbingan dan konseling ke tingkat fakultas. Selanjutnya mengajukan
permohonan penelitian pada sekolah yang sudah ditentukan.
2) Tahap pelaksanaan
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data uji coba dengan menyebarkan instrumen pada
beberapa siswa kelas X SMAN 2 Kota Bandung tahun ajaran 20162017.
b. Menentukan sampel penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil uji
coba instrumen.
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen.
d. Penyebaran intrumen kepada sampel.
3) Tahap akhir
Tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi untuk
peneliti selanjutnya.
Anisa Yumi Gusniarti, 2016
Penyesuaian Sosial Siswa ditelaah Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu