MAKALAH MOBILE LEARNING

MAKALAH
MOBILE LEARNING
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Teknologi Informasi dan
Komunikasi

Dosen Pengampu
Dr. Cepi Riyana, M. Pd.

Disusun Oleh:
Alvina Fatma Lestari (1200295)
Shylvia Desty Gazella (1200349)
Wafiqa Raffa Abqari (1202606)
Yusni Eka Lestari (1204919)

Kelas
5A-Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta karunia-Nya, sehi gga ka i dapat

e yelesaika

akalah ya g erjudul Mobile Learning

tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Dasar Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Dalam makalah ini kami mencoba membahas mengenai konsep dan pengertian Mobile
Learning, sejarah perkembangan Mobile Learning, karakteristik Mobile Learning, fungsi dan
manfaat Mobile Learning, kelebihan dan kekurangan Mobile Learning, serta implementasi Mobile
Learning dalam pembelajaran di sekolah (mulai dari cara pembuatan/pengembangan, cara
penggunaan, hingga penerapan Mobile Learning dalam proses pembelajaran di kelas).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dan
mendukung dalam proses penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Dr. Cepi Riyana, M.

Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan yang telah turut
membantu dan mendukung dalam proses penyusunan makalah ini baik dari segi ilmu, materi
ataupun yang lainnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini untuk kedepannya. Semoga Allah meridhai dan membalas semua kebaikan serta usaha
kita. Aamiin.

Bandung, Desember 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi yang sangat pesat telah mempengaruhi sistem


pembelajaran di sekolah, baik sekolah tingkatan dasar, sekolah menengah, hingga perguruan
tinggi. Pesatnya kemajuan teknologi menjadikan implementasi ICT/TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) di sekolah dianggap menjadi suatu keharusan. Implementasi ICT/TIK di
sekolah dinilai dapat menjadi salah satu indicator dari kemajuan/keberhasilan sekolah
tersebut. Selain itu, implementasi ICT/TIK juga dinilai dapat membantu para pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran sehingga mempermudah peserta didik dalam
menerima materi yang disampaikannya. Mengingat hal tersebut, maka para pendidik sudah
seharus ya

elek terhadap tek ologi.

Pembelajaran dengan berbasis internet dewasa ini telah menjadi tren di setiap
instansi pendidikan. Pembelajaran berbasis internet ini dikenal dengan istilah online
learning. Untuk menerapkan proses pembelajaran dengan sistem online learning tentu
diperlukan suatu media elektronik yang akan mendukung penggunaan online learning
tersebut. Pembelajaran dengan penggunaan media elektronik seperti komputer dan berbasis
pada online learning dikenal dengan istilah Electronic Learning (E-Learning).
Dewasa ini, sistem pembelajaran E-Learning dikembangkan menjadi sistem
pembelajaran Mobile Learning (M-Learning). Dalam sistem pembelajaran M-Learning

ditekankan pada penggunaan perangkat media portable seperti handphone, smartphone, PC
Tablet, IPhone, dan perangkat media portable bergerak lainnya yang dapat dengan mudah
dibawa kemana saja. Sistem pembelajaran dengan menggunakan M-Learning yang masih
terbilang baru, membuat kami untuk mengkaji lebih lanjut mengenai penerapan sistem
pembelajaran M-Learning.

B.

C.

Rumusan Makalah
1.

Apakah yang dimaksud dengan Mobile Learning?

2.

Bagaimanakah sejarah perkembangan Mobile Learning?

3.


Bagaimanakah karakteristik Mobile Learning?

4.

Bagaimanakah fungsi dan manfaat dari Mobile Learning?

5.

Apakah kelebihan dan kekurangan dari Mobile Learning?

6.

Bagaimanakah penerapan Mobile Learning di sekolah?

Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1.

Mengetahui konsep dan pengertian Mobile Learning


2.

Mengetahui sejarah perkembangan Mobile Learning

3.

Mengetahui karakteristik Mobile Learning

4.

Mengetahui fungsi dan manfaat Mobile Learning

5.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan Mobile Learning

6.

Mengetahui cara penerapan Mobile Learning di sekolah (mulai dari cara

pembuatan/pengembangan, cara penggunaan, hingga penerapan Mobile
Learning dalam proses pembelajaran di kelas)

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian Istilah M-Learning
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn [Quinn 2000] sebagai : The

intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are,
strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and
performance-based assessment. ELearning independent of location in time or space.
Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut
mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat
dan visualisasi materi yang menarik. Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap
materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.
Istilah mobile learning (m-Learning) mengacu kepada penggunaan perangkat/divais

teknologi informasi (TI) genggam dan bergerak, seperti PDA, telepon genggam, Laptop dan
tablet PC, dalam pengajaran dan pembelajaran. Mobile Learning (m-Learning)merupakan
bagian dari electronic learning (e-Learning) sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan
bagian dari distance learning (d-Learning)
Beberapa kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran
m-Learning adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain (terutama
komputer), kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk
merealisasikan komunikasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. M-Learning adalah
pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan
dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini akan
meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi
pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran sepanjang hayat
(lifelong learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran konvensional, m-Learning

memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk kolaborasi secara ad hoc dan
berinteraksi secara informal diantara pembelajar.
Mobile learning merupakan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model
pembelajaran ini muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat
belakangan ini. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais komunikasi bergerak

adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan sehari-hari aktor pembelajaran
seperti pengajar dan siswa. Aplikasi mobile lerning saat ini masih berada dalam tahap
pengembangan dan dikaji oleh para pakar.

B.

Sejarah dan Perkembangan
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh

universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis
komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1.

Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi elearning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi
materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) dalam format mov,
mpeg-1, atau avi.

2.


Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3.

Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT
Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

4.

Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan

perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

C. Karakteristik Mobile Learning
Mobile Learning memiliki karakteristik, diantaranya yaitu sebagai berikut :
• Mobile learning cenderung menggunakan perangkat mobile atau media portable seperti
handphone, smartphone, I-Phone, PC Tablet untuk mengakses sistem pembelajaran
online
• Memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak
• Praktis di bawa kemanapun, sehingga mobile learning memiliki ketertarikan tersendiri
• Dengan mobile yang terkoneksi dengan internet, maka pengguna dapat menjelajah
du ia

ter asuk dalam mencari bahan ajar yang mendukung kegiatan proses

pembelajaran
• Peran guru adalah jembatan penghubung, pendukung atau fasilitator, atau untuk
memberikan bimbingan dalam belajar
• Ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang
menarik
• Penggunaan mobile learning tidak terbatas pada ruang dan waktu
Menurut Soekawarti (2003) karakteristik dari mobile learning antara lain adalah:
• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta didik, antar peserta
didik sendiri, atau antar pendidik-pendidik, dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;
• Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di
dalam ponsel atau komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik
kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; dan

• Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di ponsel atau
komputer.
Mobile learning merupakan istilah lain dari e-learning yang digunakan dalam dunia
tren terbaru saat ini. Mobile learning merupakan bagian atau bentuk lain dari e-learning.
Penggunaan perangkat mobile atau media portable dalam mobile learning menjadikan elearning ke dalam bentuk yang lebih praktis. E-learning cenderung menggunakan Personal
Computer (PC) dan internet sebagai media utamanya, sedangkan mobile learning cenderung
menggunakan perangkat mobile seperti handphone, smartphone, I-Phone, PC Tablet, dan
sebagainya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan
terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam sistem e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang
memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning)
sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi
komunikasi bergerak.
Mobile learning dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan indikatorindikator sebagai berikut (Georgiev, 2005):
• Jenis mobile device yang didukung: notebook, Tablet PC, PDA, smartphone, atau
telepon seluler
• Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran dan
informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA
• Dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna dapat
berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau asinkron (e-mail, SMS)
dengan pengajar
• Dukungan terhadap standar e-learning
• Ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem mobile learning
dengan pengguna
• Lokasi pengguna
• Akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administrative

D. Fungsi dan Manfaat E-Learning
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus
berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk
pembelajaran

yang

khusus

memanfaatkan

perangkat

dan

teknologi

komunikasi

bergerak.Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang
relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat
komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan
penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam
belajar, yangmembentuk paradigma mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
dan hasil belajar peserta didik di Indonesia.
1. Jaringan dari M-Learning
Program mobile learning yang
dimaksud dalam tulisan ini adalah
program media pembelajaran berbasis
ponsel/HP/mobile yang terdapat pada
situs

m-edukasi.net.

Penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi di
dalam

dunia

pendidikan

terus

berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk
pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Tingkat penetrasi perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif
mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat computer

personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan
atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam pendidikan.
2. Cara kerja dari M-learning

E. FUNGSI DAN MANFAAT M LEARNING
Terdapat tiga fungsi Mobile Learning dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas
(classroom instruction), yaitu sebagai suplement (tambahan) yang sifatnya pilihan (opsional),
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
1.

Suplemen (tambahan)
Mobile Learning berfungsi sebagai suplement (tambahan), yaitu: peserta didik

mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi Mobile Learning atau
tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses
materi Mobile Learning. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2.

Komplemen (pelengkap)
Mobile Learning berfungsi sebMobile Learning berfungsi sebagai komplemen

(pelengkap), yaitu: materinya diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang

diterima peserta didik di dalam kelas. Di sini berarti materi Mobile Learning diprogramkan
untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
3.

Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternative

model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didik /siswanya. Tujuannya agar para
peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu
dan aktifitas sehari-hari peserta didik. Ada tiga alternative model kegiatan pembelajaran
yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
1) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet
3) Sepenuhnya melalui internet.
Mobile Learning juga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan pendidik/instruktur maupun
antara sesama peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagi
hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta
didik.Pendidik/instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh
para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat pula memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal
ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu
tertentu.
F. Kelebihan dan Kekurangan M-learning
Beberapa kelebihan m-learning dibandingkan dengan pembelajaran lain adalah :
1. Dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.
2. Kebanyakan device bergerak memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding harga PC
desktop.
3. Ukuran perangkat yang kecil dan ringan daripada PC desktop.

4. Diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pebelajar karena m- learning
memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
M-learning memiliki keterbatasan-keterbatasan terutama dari sisi perangkat/media
belajarnya. Keterbatasan perangkat bergerak antara lain sebagai berikut :
1. Kemampuan prosesor
2. Kapasitas memori
3. Layar tampilan
4. Catu daya
5. Perangkat I/O
Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi khususnya
dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor pada device
semakin lama semakin baik, sedangkan kapasitas memori, terutama memori eksternal, saat
ini semakin besar dan murah.
Layar tampilan yang relatif kecil akan dapat teratasi dengan adanya kemampuan
device untuk menampilkan tampilan keluaran ke TV maupun ke proyektor. Masalah media
input/output yang terbatas (hanya terdiri beberapa tombol) akan teratasi dengan adanya
teknologi layar sentuh (touchscreen) maupun virtual keyboard. Keterbatasan dalam
ketersediaan catu daya akan dapat teratasi dengan pemanfaatan sumber daya alternatif
yang praktis, mudah didapat dan mudah dibawa, seperti baterai cair, tenaga gerak manusia,
tenaga matahari dan lain-lain.
Konten pembelajaran dalam m-learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten
sangat terkait dengan kemampuan device untuk menampilkan atau menjalankannya.
Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik device maupun pengguna.
Kebanyakan device saat ini telah mendukung penggunaan teks. Hampir semua telepon
seluler yang beredar saat ini telah mendukung penggunaan SMS. Kebutuhan memori yang
relatif kecil memuat konten berbasis teks lebih mudah diimplementasikan. Namun,
keterbatasan jumlah karakter yang dapat ditampilkan harus menjadi pertimbangan dalam
menampilkan konten pembelajaran sehingga perlu strategi khusus agar konten

pembelajaran dapat disampaikan secara tepat dan efektif meskipun dengan keterbatasan
ini. Salah satu contoh aplikasi pembelajaran berbasis teks/SMS adalah Study TXT yang
dikembangkan di salah satu Universitas di Selandia baru.
Device bergerak yang ada sekarang telah banyak mendukung pemakaian gambar.
Kualitas gambar yang dapat ditampilkan dapat beragam dari tipe monokrom sampai gambar
berwarna berkualitas tinggi tergantung kemampuan device. File gambar yang didukung oleh
device umumnya bertipe PNG, GIF, JPG. Penggunaan gambar sebagai konten pembelajaran
biasanya digabungkan dengan konten lain, misalnya teks.
Banyak perangkat bergerak saat ini telah mendukung penggunaan audio. Beberapa
tipe file yang biasanya digunakan di lingkungan device bergerak antara lain rm, mp3, amr
dan lain-lain. Oleh karena file audio biasanya memiliki ukuran yang cukup besar,
menyebabkan file audio tersebut harus diolah terlebih dahulu sehingga dapat digunakan di
lingkungan device bergerak yang memiliki kapasitas memori yang relatif kecil.
Meski dalam kualitas dan ukuran yang terbatas, beberapa tipe device bergerak telah
mampu memainkan file video. Format file yang didukung oleh device bergerak antara lain
adalah 3gp, MPEG, MP4, dan lain-lain. Sama seperti file audio, kebanyakan file video
memiliki ukuran yang cukup besar sehingga harus dikonversi dan disesuaikan dengan
keterbatasan device.
Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada
device. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah
dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan
konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis
aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java,
aplikasi Symbian, dan lain-lain.
M-learning akan cukup tepat jika diterapkan di lingkungan dimana komputer aided
learning tidak tersedia. Hal ini dikarenakan pengguna yang telah terbiasa dengan
penggunaan PC sebagai media belajarnya, ternyata lebih suka tetap memakai PC, sedangkan
mereka yang tidak familiar dengan PC merasa penggunaan device bergerak lebih atraktif dan
lebih dapat diterima. Sistem yang optimal adalah menggabungkan m-learning dengan e-

learning, dimana ada alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan perangkat komputer
dan device bergerak atau digabungkan dengan sistem tradisional.

G. Implementasi Mobile Learning

1. Dengan exelearning dan phonegap
• eXelearning adalah aplikasi untuk membuat bahan ajar interaktif berbasis web, nah
hasilnya digabungkan dengan Phone Gap maka dapat dihasilkan mobile learning yang
dapat dijalankan pada OS Android, ataupun mobile device lainnya.
• Phone Gap adalah framework yang dapat digunakan untuk membuat mobile web app
sehingga menjadi aplikasi native yg dapat dijalankan diberbagai sistem operasi mobile
de i e, seperti IO“, A droid, Bla k erry dll. Kutipa dari situs ya: Pho eGap

erupaka

framework gratis dan open source yang memungkinkan Anda untuk membuat aplikasi
mobile menggunakan API web standar untuk platfor

ya g A da pedulika .

2. Adobe Air
Adobe AIR, kependekan dari Adobe Integrated Runtime, adalah sebuah crossplatform runtime environment keluaran Adobe yang berguna untuk menjalankan aplikasi
berbasis Flash. Adobe AIR dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi berbasis AIR. Kalau
saya menganalogikan, Adobe AIR ini mirip seperti Adobe Flash Player. Adobe Flash Player
kita butuhkan untuk menjalankan file Flash yang berekstensi .swf , begitu pula dengan
Adobe AIR. Adobe AIR kita butuhkan untuk menjalankan aplikasi berbasis AIR. Adobe AIR
sendiri, sampai saat ini telah tersedia dalam AIR for Desktop, AIR for Android dan AIR for
iOS
Berbeda dengan File Flash, produk aplikasi berbasis Adobe AIR mirip dengan aplikasi
pada umumnya yang berekstensi .exe untuk Desktop ataupun .apk untuk Android.
Aplikasi berbasis Adobe AIR dapat dibuat dengan menggunakan software Adobe Flash
Professional ataupun Adobe Flash Builder dengan bantuan bahasa pemrograman
ActionScript 3-nya.

3. Appsgeyser
Appsgeyser adalah layanan berbasis online (Web) yang memungkinkan para
pengguna membuat Aplikasi Android mereka dari konten sebuah Website, lebih tepatnya
mungkin kita sebut Launcher. Singkat kata, melalui Appsgeyser dapat dengan mudah
mendistribusikan konten dari Website, Blog dan file-file tertentu yang ingin kita bagikan
melalui Aplikasi Android.
Cara membuat :
1. Silahkan kunjungi situs Appsgeyser, dan langsung mulai bangun Aplikasi anda dengan
klik to

ol Create No

. “ela jut ya klik to

atau klik U‘L i i http://

ol Create No . U tuk

kita buat silahkan kita klik piliha
. “etelah klik to

.appsgeyser. o / reate/start

elihat piliha Aplikasi apa saja ya g isa

ore optio s .

ol We site silahka kita isi field-field yang kosong sesuai dengan

konten Website yang akan kita gunakan. Apabila semua field atau kolom selesai diisi,
langsu g saja klik to
. “etelah klik to

ol Create .

ol Create kita aka di peri tahka u tuk

e daftar atau sign up,

silahkan mendaftar terlebih dahulu. Setelah proses sign up selesai, kita akan langsung
di arahkan ke halaman Aplikasi yang kita buat tadi.
Setelah mendapatkan tampilan Aplikasi seperti di atas, kita bisa langsung
mengunduh Aplikasi buatan kita yang berekstensi .APK dan mendistribusikannya secara
gratis.
Selain dapat mendistribusikan Aplikasi buatan kita secara bebas, Appsgeyser juga
memberikan opsi bagi Aplikasi kita untuk dapat di publikasikan ke Google Play apabila
Aplikasi kita tersebut memenuhi syarat-syarat yang di tentukan oleh pihak Google, dan
opsi Monetize yang tentunya juga harus memenuhi syarat-syarat yang sudah di tentukan
dari pihak Appsgeyser.
Namun tentu saja karena merupakan aplikasi instan, hasilnya juga terbatas pada
fitur yang sudah disediakan oleh Appsgeyser saja. Tetapi ini tidak menjadi masalah jika
memang yang ingin kita buat hanyalah aplikasi sederhana.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Pembelajaran m-Learning adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan
lain (terutama komputer), kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan
untuk merealisasikan komunikasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. M-Learning
adalah pembelajaran yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran,
arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus
berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke
dalam sistem e-Learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat
elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk
pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak.
Sistem yang optimal adalah menggabungkan m-learning dengan e-learning, dimana
ada alternatif proses pembelajaran dilakukan dengan perangkat komputer dan device
bergerak atau digabungkan dengan sistem tradisional.
M-Learning ini cukup baik dan memiliki banyak kelebihan bila digunakan dalam
pembelajaran. Bila menggunakan M-Learning ini dapat sangat mudah diakses dimana saja
dan kapan saja. Namun tetap saja M-Learning ini memiliki kekurangan, maka dari itu MLearning juga harus digunakan sesuai dengan situasi dann kondisi tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
Aulidi. (2014). Manfaat Mobile Learning. [Online]. Tersedia:
http://animaulidi.blogspot.com/2014/07/manfaat-mobile-learning-bagi.html. Diakses pada
19 November 2014
Husada. (2012). Konsep Mobile Learning dan Strategi Penerapannya pada Perkuliahan.
[Online]. Tersedia: http://husada-indah.blogspot.com/2012/01/konsep-mobilelearning-dan-strategi.html. Diakses pada 21 November 2014
Lms301. (2011). Mobile Learning dalam Pengajaran. [Online]. Tersedia:
http://lms301.wordpress.com/2011/05/18/mobile-learning-dalam-pengajaran/.
Diakses pada 21 November 2014
Mobile Learning. (2010). Manfaat Mobile Learning. [Online]. Tersedia:
http://matematikamobilelearning.blogspot.com/2010/04/beberapa-kelebihan-mlearning.htmlDiakses pada 19 November 2014
Majid, Abdul. (2012). Mobile Learning. Tersedia:
http://jurnal.upi.edu/file/Mobile_Learning_ok.pdf. Diakses pada 19 November 2014.
Zulkifli. (2012). Karakteristik dan Klasifikasi Mobile Learning. [Online]. Tersedia:
https://blogzulkifli.wordpress.com/2012/01/21/karakteristik-klasifikasi-mobilelearning/. Diakses pada 19 November 2014