MAKALAH HAMA PENYAKIT PENTING TANAMAN BU

,MAKALAH HAMA PENYAKIT PENTING TANAMAN BUNGA
HAMA PENYAKIT TANAMAN ANGGREK
1.1 Pendahuluan
1.2 IsI
Hama adalah serangan masal hewan pengganggu pada tanaman. Yang mana dapat
menyebabkan pertumbuhan terganggu, bahkan bisa menyebabkan tanaman mati. Pada
tanaman anggrek serangan hama dapat terjadi. Namun tanaman anggrek cenderung lebih
tahan terhadap serangan hama. Terutama tanaman angggrek dengan perawatan yang baik.
Kondisi kebersihan tanaman dan lingkungan terpelihara dengan baik. Pertumbuhan tanaman
terawat dan terkontrol dengan baik.
Tanaman anggrek yang terserang hama, menunjukkan bahwa tanaman tersebut kurang
mendapat perhatian dari pemiliknya. Pemberantasan hama jangan menunggu sampai meluas.
Bila terlihat cepat diatasi. Sehingga pengaruh buruk dari serangan hama dapat dihindari.
Dengan kontrol dan pengawasan setiap hari, gejala awal serangan hama dapat cepat
terditeksi. Sehingga langkah pengendalian cepat dilakukan. Lebih baik mengadakan
pencegahan sebelum serangan hama terjadi. Hama penting pada tanaman bunga anggrek,
antara lain sebagai berikut :
1. Semut
a. Klasifikasi semut
Kingdom


: Hewan (animalia)

Divisi

: Holometabola (Metamorfosis sempurna)

Kelas

: Insecta (Serangga)

Ordo

: Hymenoptera (Lebah-lebah)

Famili

: Formicidae

Genus


: Lacius

Spesies

: Lacius Fuliginosus

b. Morfologi Semut Hitam :
Secara umum semut terdiri dari tiga bagian yaitu : kepala, dada, dan perut.
Kepala semut dilengkapi oleh sepasang antenna , sepasang rahang, dan mata semut.
Dada semut dilengkapi dengan tiga kaki tang kokoh dan sepayang sayap untuk
semut jantan.Sedangkan bagian ujung belakang perut dilengkapi dengan sengat
sebagai alat perlindungan diri.
c. Gejala serangan
Semut suka berbondong-bondong datang, saat tanaman anggrek sedang
bertunas atau mulai mengeluarkan kuncup bunga. Semut akan menggigit tunas muda
maupun kuncup bunga. Sehingga melukai bagian tersebut. Cairan sel yang keluar dari
luka tersebut sebagai makanan semut. Dengan demikian tanaman anggrek tersebut
akan kekurangan cairan sel. Juga luka yang timbul memberikan peluang jamur dan
bakteri masuk. Yang akan menyebabkan busuk tunas. Semut juga merusak sistem
perakaran, dengan menggigit ujung-ujung akar. Kebiasaan semut membawa kutu

putih, juga merusak tanaman. Cara terbaik menghindari serangan semut dengan
menggantung pot. Dapat juga dengan menyiram dengan larutanmethadex. Bila semut
sudah bergerombol dalam pot dapat dilakukan dengan perendaman pot dalam air.
2. Kutu perisai (Myzus persicae Sulzer)
a. Klasifiksi
Nama umum : Myzus persicae Sulzer (1776)
Klasifikasi : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Subordo : Sternorrhyncha
Superfamili : Aphidoidea
Famili : Aphididae
Genus : Myzus
Spesies : Myzus persicae Sulzer
b. Morfologi

Nimfa dan imago mempunyai antena yang relatif panjang/sama panjang dengan
tubuhnya. Nimfa dan imago yang bersayap mempunyai sepasang tonjolan pada ujung
abdomen yang disebut kornikel. Ujung kornikel berwarna hitam. Imago yang

bersayap warna sayapnya hitam, ukuran tubuh 2 - 2,5 mm, nimfa kerdil dan umumnya
berwarna kemerahan. Imago yang tidak bersayap tubuhnya berwarna merah atau
kuning atau hijau berukuran tubuh 1,8 - 2,3 mm. Umumnya warna tubuh imago dan
nimfa sama, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam, perut berwarna hijau
kekuningan. Siklus hidup 7 - 10 hari. Temperatur mempengaruhi reproduksi ( > 25 - <
28,5 °C mengurangi umur imago dan jumlah keturunan, > 28,5 OC reproduksi
terhenti). Berkembang biak secara partenogenesis. Seekor kutu menghasilkan
keturunan 50 ekor. Lama hidup kutu dewasa dapat mencapai 2 bulan.
c. Gejala serangan
Kutu ini menyerang daun dan menghisap cairan sel. Kutu perisai sangat
tahan dan merupakan musuh utama hobiis angggrek. Biasanya menempel pada
tepi daun bagian atas dan bawah. Daun yang terserang akan menguning, lama
kelamaan akan coklat, lalu daun mati. Pengendalian hama ini bisa dilakukan
dengan penyemprotan insektisida.
3. Kutu daun (aphis)
a. Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas


: Insekta

Ordo

: Hemiptera

Famili

: Aphididae

Genus

: Aphis

Spesies : Aphis gossypii
b. Morfologi

Serangga dewasa berwarna hitam dan berkilau. Tubuh lunak berbentuk buah
pear, badan tertutup tepung seperti mengandung lilin, panjang tubuh 4-8 mm. Antena
panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan ramping, tidak untuk melompat,

mempunyai bangunan seperti tanduk sangat kecil di ujung abdomen. Ada yang
bersayap ada yang tidak.
c. Gejala serangan
Kutu ini akan merusak kuncup-kuncup bunga. Disamping juga daun-daun
muda. Kutu daun merupakan pengganggu tetap tanaman anggrek. Namun tidak
banyak menimbulkan kerusakan. Kutu daun meninggalkan kotoran yang melekat pada
batang dan daun. Ian pada kotoran tersebut akan ditumbuhi oleh jamur, yang
menyebalian hama ini dbkan warna hitam seperti jelaga. Pengendalian hama ini dapat
dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
4. Kutu putih
a. Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class


: Insecta

Order

: Hemiptera

Family

: Pseudococcidae

Genus

: Pseudococcus

Species

:Pseudococcus viburni

b. Morfologi

Kutunya kecil dan berwarna kelabu kemerahan. Terdapat pada titik tumbuh,
diketiak daun dan pada akar gantung. Biasanya kutu ini melindungi dirinya dengan
bahan halus seperti kapas berwarna putih. Hidupnya bersymbiosis dengan semut.
Pengendaliannya dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
Abstrak kutu putih menunjukkan tingkat tinggi dimorfisme seksual; betina
terbang, lebih besar, dan lebih lama-hidup daripada laki-laki bersayap, yang tidak bisa
makan dan mati segera setelah kawin.


Betina
Tubuh nymphal dan dewasa kutu putih jelas wanita persegi panjang, dengan
anterior bulat dan berakhir posterior. betina dewasa berkisar antara 1-5mm

panjang. Seperti semua kutu putih, kutu putih mengaburkan yang menutupi
tubuhnya dalam sekresi, putih berlilin yang menumpuk di sepanjang filamen
tipis rumpun menonjol dari exoskeleton nya. Sekresi ini clumpy meminjamkan
kutu putih tampilan karakteristik bertepung nya.


Jantan

mengaburkan kutu putih jantan kecil, serangga rapuh dengan antena panjang
dan

satu

pasang

sayap. Mereka

memiliki

kemiripan

yang

kuat

untuk rumah biasa lalat, tetapi memiliki dua filamen lilin ekor putih.
c. Gejala serangan
5. Siput (bekicot)

a. Klasifikasi
Kingdom:Animalia
Subphylum : Avertebrata
Phylum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Pulmonata
Ordo : Stylomatophora
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica
b. Morfologi
Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup
di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan
semata-mata ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh
factor suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan, banyak
ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana.
c. Gejala serangan
Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan siput adalah cukup besar.
Akar-akar muda, tunas baru, dan kuncup bunga adalah makanan paling lezat bagi
siput ini. Anggrek bulan merupakan tanaman anggrek yang paling sering diserang

oleh siput ini. Biasanya melancarkan serangannya pada malam hari.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam pot dalam larutan Diderin 25

P. Atau bisa dengan Methadex powder. Dengan menaburnya disekitar pot, atau
pada tempat-tempat persembunyiannya

Rekomendasi Pengendalian OPT Anggrek secara Umum :
1. Fisik
Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar tanaman bebas dari OPT yang dapat
ditularkan melalui media tumbuh. Untuk menghindari penularan virus, usaha sanitasi harus
dilakukan meliputi sterilisasi alat-alat potong. Setelah dicuci bersih alat-alat potong
dipanaskan dalam oven pada suhu 149oC selama 1 jam.
2.

Mekanis

Pengendalian secara mekanis dilakukan bilamana serangga hama dijumpai dalam jumlah
terbatas. Misalnya pada pagi dan sore hari kumbang gajah dapat dijepit dengan jari tangan
dan dimatikan. Demikian pula kutu tempurung pada daun anggrek dapat didorong dengan
kuku, tetapi harus dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan. Pengendalian secara mekanis
juga dilakukan pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala serangan penyakit, yaitu
dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang terserang.
3. Kultur Teknis
Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman,
sehingga tanaman dapat tumbuh lebih subur. Penyiraman, pemupukan dan
penambahan atau penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Secara tidak langsung pemeliharaan yang berkelanjutan dapat memantau
keadaan tanaman dari serangan OPT secara dini.
Penyiraman dilakukan apabila diperlukan dan dilakukan pagi hari sehingga siang
harinya sudah cukup kering. Pelihara tanaman dari serangan atau kehadiran
serangga yang dapat menjadi pembawa atau pemindah penyakit. Udara dalam
pertanaman sebaiknya dijaga agar tidak terlalu lembab, sehingga penyakit tidak
mudah berkembang.
Tanaman yang baru atau diketahui menderita penyakit diisolasi selama 2-3 bulan,
sampai diketahui bahwa tanaman tersebut betul-betul sehat. Tanaman yang akan
dibudidayakan sebaiknya juga berasal dari induk yang telah diketahui bebas
penyakit.
4.

Kimiawi

Untuk pengendalian OPT anggrek dapat dipilih jenis pestisida yang tepat
sesuai dengan organisme pengganggu tumbuhan yang akan dikendalikan. Formulasi
pestisida dapat berupa cairan (emulsi), tepung (dust) pasta ataupun granula.
Konsentrasi dan dosis penggunaan biasanya dicantumkan pada tiap kemasan. Sebagai
pencegahan, pot atau wadah lainnya, alat-alat seperti pisau dan gunting stek,
sebaiknya setiap kali memakai alat-alat tersebut, disucihamakan dengan formalin 2 %
atau desinfektan lainnya.
5. Hayati
Dilakukan dengan menggunakan :


Predator tungau : Phytoseiulus persimilis Athias Heniot dan Typhodiromus sp.
(Phytoseiidae)



Predator kutu daun : Kumbang Koksi (Coccinelidae), lalat Syrpidae, dan labalaba Lycosa sp.



Predator kutu putih : Scymnus apiciflavus.



Parasitoid Thrips : Famili Eulophidae



Parasitoid kutu daun : Aphidius sp. dan Encarsia sp.



Parasitoid

pengorok

daun

Gonophora

xanthomela

:

Achrysocharis

promecothecae (Eulophidae).


Pemanfaatan

agens

antagonis Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan

Pseudomonas fluorescens untuk penyakit layu Fusarium sp. dan Ralstonia
solanacearum

Untuk siput sendiri merupakan hama penting atau musuh utama anggrek yang sering muncul
dan merusak tanaman anggrek untuk itu Pengendalian siput pada anggrek sendiri adalah
sebagai berikut :
Predator Siput Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan bakteri
Aeromonas liquefacicus. Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat ditangkap pada
malam hari dan dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan gulma, maka keong tidak
mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi.
Pengendalian Siput Setengah Telanjang (Parmarion sp) Rekomendasi :
Siput dewasa berukuran 10 - 12 mm, diameter 14 - 18 mm
dengan 5 - 6 alur-alur lingkaran, solid, buram, berwarna
cokelat kemerahan, atau hijau kekuningan, kadang-kadang
mempunyai strip cokelat kemerahan sekeliling bagian
luarnya. Siput memiliki cangkang yang kecil dan sedikit
menonjol, berukuran panjang

5 cm, berwarna cokelat

kekuningan atau cokelat keabuan. Pada siang hari siput bersembunyi di tempat yang teduh,
dan aktif mencari makan pada malam hari.
Pengendalian :
Predator Siput Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan bakteri
Aeromonas liquefacicus. Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat ditangkap pada
malam hari dan dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan gulma, maka keong tidak
mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi.