Masjid Raya Johor

TUGAS AKHIR (TKA – 490)

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Medan yang
sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kompleks perumahan,
pemukiman, dan pendidikan saat ini telah mengalami pertumbuhan. Tetapi, pertambahan
penduduk ini tidak diikuti dengan menambah fasilitas untuk menunjang kegiatan
masyarakat tersebut. Salah satu fasilitas yang kurang adalah fasilitas peribadatan, yaitu
masjid. Masjid di kecamatan medan Johor masih kurang. Sehingga, apabila akan
melakukan shalat hari raya idul fitri, idul adha, shalat jum’at, masyarakat harus
berdesakan dan menempuh masjid yang jauh.
Maka, dari latar belakang masalah tersebut, seharusnya di kecamatan Medan
Johor harus dibangun Masjid Raya/Besar yang dapat menampung kegiatan masyarakat
di kecamatan tersebut. Karena

selain sebagai bangunan sentral dalam Islam untuk


beribadah, masjid juga berperan sebagai sebuah ruang pertemuan besar, forum politik,
serta ruang pendidikan. Kebutuhan untuk shalat berjamaah secara fisik telah terpenuhi
dengan tersedianya masjid lengkap dengan tempat beribadah dan berandanya yang
beratap, tempat wudhu, mimbar, dan mihrab. Sedangkan, kebutuhan politis terpenuhi
dengan adanya gambar dan hiasan yang indah.
Masjid menjadi refleksi hubungan antara dan hubungan internasional dalam
sejarah perkembangan peradaban Islam ketika itu. Dapat dikatakan, arsitektur masjid
merupakan contoh yang jelas untuk melukiskan perpaduan budaya antara Islam dan
daerah sekitar tempat masjid itu berdiri. Selain dipengaruhi oleh budaya daerah setempat,
seni arsitektur masjid juga dipengaruhi oleh bahan baku yang tersedia saat itu di wilayah
tersebut, yaitu batu, batu bata, ataupun tanah liat.
Phillip K Hitty dalam bukunya, History of the Arabs, mengatakan, Masjid Nabawi di
Madinah merupakan prototipe umum arsitektur mas jid-masjid besar pada abad pertama
Islam. Arsitektur masjid ini se derhana, hanya terdiri dari pelataran terbuka yang dikelilingi
oleh dindingdinding yang terbuat dari tanah liat yang dikeringkan. Untuk menghalangi
sinar matahari, ditambahkan atap untuk menutup seluruh ruang yang terbuka. Atap
tersebut terbuat dari batang pohon kurma yang juga dimanfaatkan sebagai tiang
penyangga.

INDRA KESUMA – 090406031


1
Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR (TKA – 490)

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM

Tak hanya itu, batang kurma juga diletakkan di atas tanah yang kemudian
digunakan Nabi Muhammad sebagai mimbar. Pada awalnya, mimbar merupakan tempat
duduk yang ditinggikan atau singgasana yang digunakan oleh penguasa dan tidak terkait
dengan peribadatan. Namun, dalam perkembangan arsitektur Islam, khususnya masjid,
mimbar dijadikan sebagai tempat untuk me nyampaikan khutbah dan hal ter sebut dimulai
dari Masjid Nabawi.

Tidak lama menggunakan batang pohon kurma, Nabi Muhammad kemudian
mengganti mimbar dengan sebuah podium dari kayu cedar bertangga tiga. Dari bangunan
Masjid Nabawi yang sederhana, gambaran umum arsitektur sebuah masjid terdiri dari tiga
hal, yaitu beranda atau pelataran, atap, dan mimbar.
Namun, dalam realitas kehidupan muslim, tidak dapat dipungkiri adanya degradasi

keimanan, kesolehan, dan kebaikan. Pada akhirnya hal ini melahirkan penyimpangan dan
kesesatan dalam kehidupan. Kondisi dan fenomena ini pernah dialami oleh kaum
sebelum kita. Secara eksplisit, Al-Qur`an menggambarkannya dalam ayat berikut ini.
“Maka, datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.” (Maryam: 59)
Oleh karena itu, munculnya generasi terbiasa menyia-nyiakan shalat dan
mengikuti hawa nafsu—seperti yang disebutkan dalam ayat di atas, disebabkan oleh tidak
adanya

perhatian

dari

generasi

sebelumnya.

Pendahulunya


tidak

memberikan

pemahaman dan pembinaan terhadap mereka secara kontinyu. Karena, apabila manusia
tidak memiliki pemahaman yang baik tentang agamanya, ia cendrung mengikuti apa yang
diinginkan hawa nafsunya. Itulah sebabnya, ketika ia memiliki pemahaman yang tidak
baik, atau adanya intervensi syubhat dalam paradigma pemikirannya, atau adanya
dominasi syahwat yang berlebihan, ia akan mempunyai kecendrungan meyimpang dari
jalan kebenaran.
Salah satu alasan bagi mereka yang malas atau tidak mau melakukan ibadah
shalat adalah bahwa ia tidak merasakan dampak dan manfaat apapun dari shalat yang
dia lakukan. Memang sering terjadi, sesuatu yang semestinya cukup menjadi tidak cukup,
kematian misalnya, yang semestinya cukup menjadi sebuah nasehat namum kerap kali
seseorang tidak mampu menghadirkan nasehat itu kedalam relung jiwanya.

INDRA KESUMA – 090406031

2
Universitas Sumatera Utara


TUGAS AKHIR (TKA – 490)

1.2 Maksud dan Tujuan

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM

Maksud dan tujuan studi proyek kasus ini adalah:
 Sebagai fasilitas ibadah umat islam dan pusat kegiatan masyarakat
 Mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW
 Memberikan alternatif rancangan masjid yang dapat mengakomodasi kegiatan
keagaman umat islam
 Menuntaskan degradasi moral yang terjadi dengan memaksimalkan fungsi
masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat
pendidikan moral.
1.3 Rumusan masalah
Masalah yang ada dalam merancang Masjid Raya Johor adalah:
-

Mengaplikasikan dan menyelaraskan simbolisme yang sesuai dasar ajaran islam.


-

Bagaimana merancang suatu Masjid yang memiliki fungsi utama sebagai tempat
ibadah dan fasilitas pendukung lain (perpustakaan, BAZIS, ruang pengelola, pasar
islam, dll) yang menjadi satu kesatuan perencanaan yang baik.

-

Memecahkan sistem struktur yang tepat agar memaksimalkan ruang yang ada
tanpa menyisakan ruang mati.

-

Bagaimana menyelaraskan antara bangunan masjid sebagai pusat dakwah dan
pendidikan islam dengan landsekap sebagai pusat interaksi masyarakat.

1.4 Metode Pendekatan
Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses
perencanaan dan perancangan Masjid Raya Johor ini, maka dilakukan berbagai

pendekatan, terdiri dari :
1. Pendekatan Fungsi :


Menyediakan suatu fasilitas pendidikan yang dapat meningkatkan moral
masyarakat.



Menyediakan ruang untuk interaksi masyarakat.

2. Pendekatan Desain


Mendalami dan mengetahui fungsi Masjid



Merancang bangunan yang menerapkan hasil analisa dari perilaku lebah
pada berbagai bagian bangunan masjid ini.




Menciptakan desain ruang yang efisien dengan fungsi yang banyak.

INDRA KESUMA – 090406031

3
Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR (TKA – 490)

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek

Penyelesaian permasalahan dibatasi pada:
 Perancangan yang dilakukan adalah bangunan yang memiliki fasilitas ibadah
(utama) dan fasilitas pendukung seperti perpustakaan, pasar, dll.
 Bagaimana menyelaraskan hubungan antara fungsi ibadah (masjid) dengan

fasilitas pendukung lainnya.
Batasan- batasan dalam mendesain adalah:
 Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini, yaitu
Arsitektur Islma.
 Menerapkan Arsitektur Islamyang sesuai dengan ajaran agama Islam ke
dalam Masjid Raya Johor ini.
1.6 Asumsi
Asumsi-asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut :


Asumsi tapak yang terutama berkaitan dengan kondisi dan topografi.



Asumsi-asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan
pengadaan ruang dan penentuan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan
tertetu.




Asumsi pengguna (user) dari fungsi-fungsi bangunan.

INDRA KESUMA – 090406031

4
Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR (TKA – 490)

1.7 Kerangka Berfikir

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM
JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul Proyek: Masjid Raya Johor
Tema

: Arsitektur Islam

LATAR BELAKANG
-


Perbedaan fungsi masjid pada saat sekarang dan zaman Rasulullah SAW
Semakin tingginya degradasi moral masyarakat.

MAKSUD dan TUJUAN

Feed back

-

Menyediakan fasilitas untuk dakwah dan pendidikan.
Menurunkan degradasi moral yang ada pada masyarakat.
Mengembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah SAW.

PERMASALAHAN
-

Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur Islam.
Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan
dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna.

STUDI LITERATUR dan
STUDI BANDING
-

Fasilitas masjid.
Kajian tema dengan
bentuk bangunan.

PENGUMPULAN
DATA
-

Studi literatur.
Studi banding.
Studi pustaka.

STUDI SITE
-

Ukuran site.
Peraturan Pemerintah
Sempadan bangunan
Batas bangunan.
Potensi.

v
ANALISA
-

Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa matahari, vegetasi, view dari dan ke site, vegetasi
Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar
ruang
Analisa penerapan struktur pada bangunan.

v
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
Berdasarkan analisa, Peraturan Pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan

Tabel 1.1. Kerangka Berfikir

v
DESAIN

INDRA KESUMA – 090406031

5
Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR (TKA – 490)

MASJID RAYA JOHOR – ARSITEKTUR ISLAM

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari
dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan
sistematika laporan.
Bab 2 Deskripsi Proyek
Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek,
tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis,
kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek.
Bab 3 Elaborasi Tema
Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema,
dan studi banding tema sejenis.
Bab 4 Analisa
Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa
nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan
ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu
konsep perancangan untuk kasus proyek ini.
Bab 5 Konsep Perancangan
Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak,
konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi,
konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan
diterapkan pada perancangan.

INDRA KESUMA – 090406031

6
Universitas Sumatera Utara