Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository

AMTU$
JURNAL ILMU SLIHRAGA & KE$EHATAilI

6\J

F{
A

\=/

s\l
trl

J
-t {

a

el

HX

O U'.

EN
oo\
El

niF
Hl a
E6{

4
=
'{

F==

/

rr{


4
xn
vur

{, ,f.jf
-t=fr
{'A

'{=l**

Diterbitkan oleh :
Program Studi Pendidikan Josmani Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan
Universitos Sriwijoya

V--

ALTIUS, Volume 2, Nomor 2, Juli2012
ISSN 2078 - 927X
oleh Progam

Jumal Ilmu Olahr aga dan Kesehatan ALTIUS diterbitkan
Universitas Sriwijaya' Jumal
Stu,Ji pendidikan Jasmani 6luhrugu dan Kesehatan
aplikasi teori, gagasan konseptual'
Lni memuat tulisan hasil penelitiai, t Ft3'94 )' (2) There are
drills,,to the result running of 100-mJtu, 6tt 16-810
"high motivation.^'.1"d "low motivation" to
the dffirences bettveen thi eifect of
3.94 fA, Q) There are the dffirences
the resutt running oi tOO-*"iir. (Fh S.OgO>
Lncl "low nutrient status" to the
between the infl,ence of "high nutrient status"
g.381> Ft i.g4), (4) There are the interactions
result running of 1\\-metnrTrrt
the "achievement motivation" to the
between the "sprint training method" and
There are the interactions
result running of 1\0-meter (Fh 4.ss5; its.gq ), 6)
"nutritional status" to the result
between the "sprint training method" and


runningofl\|-meter(Fhl.nz>|tj.94),(6)Therearetheinteractionsbetween
to the result running of
the "achievement motivation" and "nutiftlonol status"
because based
was rejected'
1\\-meter (Fh 1.710 < Ft 3.g4). The sixth hypothesis
between them' (7)
interaction
no
ts
on the results oJ the hypothesis testing theri
"sprint training method", "motivation"'
There are the interactions between tte
,,nutritionar status,, to the resurt runniig of 1\T-meter (Fh 4.317> Ft 3'94)
and

nutritional status, and
Key word s : Method of sprint training, motivation,
results of running 100 meters'


26

)wrwaL

tLvww

oLahraga daw Ktsehataw

the

_*

ALTII4.S

:.12

Volume 2, Nomor 2,IuLi2012

DAN

L{

PENDAHULUAN
1) Latar Belakang

G

Atletik

merupakan

cabang
usianya.
Kompetisi atletik lebih dari 2000 tahun
i ang lalu di Yunani. Orang Yunani
kunc adalah atlet-atlet dunia yang
lerlama. Mereka berlari cepat dan kuat
dalam perlombaan ketahanan serta
mahir dalam lempar cakram dan tolak
pe1uru (Fred Mc Mane,2008:7).

Gerakan yang terdapat dalam olahraga
ini merupakan gerak dasar yang
dilakukan manusia, misalnya: jalan,
1ari, lompat dan lempar. Seiring dengan
bertambahnya kemajuan dan perubahan
kebudayaan manusia gerakan-gerakan
tadi berubah menjadi suatu kegiatan
atau aktifitas yang dilombakan dan
digunakan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani.
Atietik merupakan suatu cabang
olahraga yang dilombakan, baik di
tingkat regional maupun internasional,
karena atletik merupakan cabang
olahraga yang terbagi dalam beberapa
nomor pertandingan. Salah satunya
adalah nomor lari jarak pendek atau
dikenal dengan istilah sprint. Menurut
Kosasi (1993:70), sprint adalah
perlombaan lari dimana semua pesefta

berlari depgan kecepatan penuh
menempuh jarak 100, 200, atau 400
meter. Dalam cabang olalvaga atletik,
jika berlatih bersungguh-sungguh,

olahraga yang paling

nl00

m

r ry'pe of
th.e

study
Ihe test
r:rs; the
: tnd to

t::on of

t

sample

b:s and
i-arian

tatte of

'rsily.

Vrences

7 "wall
Ere are
Nit:t1 "
to
's"ences

' :o the

c:tions
'

:o the
s;rions
result
g:J'een

u'tg of
'iased

n

(7)

E:.on ",

9tt
ui the


Nomor
100 m
400 m

tua

seseorang akan mencapai hasii yang
baik. Di Sekolah telah diajarkan
tentang teknik dasar atletik. Salah satu
cabang atletik yang diiombakan dalam
kejuaran adalah lari 100 meter. Dalam
pengertian sederhana, seorang peiari

cepat harus memperoleh kecepatan
tinggi dalam waktu sesingkat mungkin
agar berhasil dalam perlombaan (Fred
Mc Mane, 2008:15).
Kemajuan prestasi seseorang

merupakan akibat langsung dari
kwalitas kerja yang dicapainya dalam
latihan. Prinsip peningkatan bertahap
beban latihan, merupakan dasar untuk
semua perencanaan latihan oiahraga.
Dalam meningkatkan prestasi olahraga
termasuk lari 100 m dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor tersebut,
yaitu : fisik, teknik, taktis dan psikis

(Sajoto:i995). Berdasarkan

hasil
POMDA SUMSEL ke IV, Universitas
Bina Darma mendapatkan hasil
diperingkat ke empat umum, dengan
peroleh medali 7 emas, 8 perak, dan 17
perunggu. Pomda ke IV merupakan
POMDA yang kedua Universitas Bina
Darma. Namun hasil yang didapatkan
pada Atletik nomor 100 m belum
memuaskan, " karena belum dapat
mencapai hasil yang maksimal. Dan
belum menghasilkan medali. Waktu
hasil lari yang didapatkan, belum dapat
bersaing dengan yang lain. Hasil
POMDA pada cabor Atletik nomor lari:

Tabel 1. Hasil POMDA cabor Atletik
Perolehan
Waktu
Perak
11.5 detik
Perungzu Putra
58 detik
Perunszu Putri
75 detik

z1
JvtrwaL tLv"v, oLahraga daw Ktsehataw

ALTIIA.S

Volume 2, Nomor

2.Iuli2012

Dalam meningkatkan prestasi
olahraga banyak faktor yang ikut
berpengaruh. Adapun faktor-faktor
yang dimaksud adalah: 1) faktor
internal adalah faktor yang terdapat

dorongan dari dalam diri atlet untuk
melakukan suatu tugas atau perilaku

minat,
motivasi dan bakat serta kemampuan
awal. 2) faktor eksternal adalah faktor
penyebab diluar individu yang terdiri
dari: sarana dan prasarana, pelatih,
program yang baik, manajemen Yang
baik, serta didudukung dengan dana

pemberian hadiah, penghargaan, dan
sebagainya. Dari motivasi yang ada
akan mendukung mahasiswa dalam
melakukan aktifitas lari 100 m. Belum

pada individu anlaralain

yang memadai. Apabila

hal-ha1

tersebut terpenuhi, maka selanjutnya

keberhasilan dilapangan

adalah

merealisasikan program iatihan yang
dij alankan oleh pelatih.

Masalah yang terdapat pada
mahasiswa Bina Darma yang terjadi
dilapangan, terdapat beberapa faktor
yang tidak dapat terpenuhi, antara lain
sarana dan prasaran. Sarana lintasan
lari yang sesuai untuk kegiatan lari
nomor 100 m masih belum terpenuhi.
Namun untuk mengatasi masalah yang
ada penggunaan lintasan yang memiliki
karakteristik yang menyerupai dapat
dipakai. Dalam melakukan metode

latihan, pelatih dapat

menerapkan
beberapa metode latihan lari cepat yang
telah ada.
Pemanfaatan metode latihan
yang ada masih terlihat kurang.
Dikarenakan sarana dan prasarana
yang merupakan fakfor eksternal.
Dalam faktor internal mahasiswa

sendiri dapat terjadi masalah. Yaitu
dalam bentuk motivasi dan status gizi.
Motivasi yang dimiliki mahasiswa
dalam melakukan kegiatan atletik pada

nomor lari 100 m

berbeda-beda,

Menurut Lilik Sudarwati (2007:33),
motivasi terbagi atas dua bentuk, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

tertentu. Motivasi ekstrinsik

adalah

motivasi yang ditimbulkan dari
berbagai sumber dari luat, seperti

diketahui apakah motivasi

yang
mahasiswa, memang
dimiliki
merupakan motivasi berprestasi yang
ada didalam diri, atau mendaPat
dorongan dari luar.
Gizi merupakan salah satu yang
dapat mendukung prestasi dalam
berolahraga. Tidak terkecuali pada
nomor lari. Secara logika mahasiswa
yang memiliki gizi yang baik, maka

akan dapat melakukan aktifitas fisik

yarLg maksimal, sehingga akan
mendapatkan hasil yang maksimal.

Sedangkan mahasiswa yang memiliki
gizi yang kurang, maka dalam
melakukan aktifitas fisik akan
terganggu dan mendapatkan hasil
kurang maksimal. Dikarenakan asupan
gszi yang diperlukan oleh tubuh akan
terganggu, kemudian mengakibatkan
kerja pada system tubuh akan
terganggu.
Untuk mengatasi masalah
sarana dan prasarana yang ada, pelatih
dapat mengatasinya dengan program
latihan yang baik. Meningkatkan daya
output seseorang. Menurut Andrew
Harydk (2000:18), Para pelari tercepat
adalah mereka atlet yang
menghabiskan waktu kurang pada
tanah, yang sangat ditentukan oleh
kekuatan atlet dan kekuasaan dalam
kaitannya dengan komposisi tubuh
mereka Meskipun kecepatan
maksimal jarang dicapai dalam
olahraga, mekanik lari kecepatan yang

28
)vtrwaL tLw,t oLahraga daw Ke,sehataw

d

ffi
ffir

ro
@

ilnidf,

JM
fiilIiuU

:fuunn

fimlln
-JJEL"

u

Fr'Tlll

i

5e$;

l=
1:
=:
:,-:'

ALTII4S

Volume 2, Nomor 2,JuIi2012

L:::: dan pelatihan akan meningkatkan

tentu s?ja jika ditunjang

*";,.eratan olahraga setiap atlet.

kemampuan teknis dan kemampuan
fisik yang memadai. Dalam melakukan
aktivitas, motavasi seseorang dapat
sangat mempengaruhi hasil dalam
aktivitas tersebut. Namun motivasi

Sayangnya, banyak orang
-::ganggap dengan filosofi bahwa
i;;epatan lahir, bukan dibuat. Ini orang
*:.:k menyetujui gagasan bahwa itu
''"=lah membuang-buang waktu untuk

::!-:fn

mengeJar

program

:e:uembangan kecepatan

suara.

-;freorang? kelincahan, percepatan, dan
-::.xsimum kecepatan lari bisa dan

-:n

diperbaiki dengan pelatihan yang

:s:at. Ada banyak komponen yang
::mbentuk kecepatan lari maksimal di
,:-ar potensi genetik mumi. Kita akan
:elihat bahan-bahan penting, termasuk
-::nj ang langkah, fiekuensi langkahnya,
sekuatan, kekuasaan, fungsional
:reiiputi
pedoman untuk
:eneembangan kecepatan, latihan
r.:ntuk

pencapaian

kecepatan

:raksimum, serta daerah lain penting
r-ang berkontribusi untuk mempercepat

perbaikan. Beberapa model latihan lari
cepat yang dapat diterapakan seperti
\Ienurut Furqon (1993:6), metode-

metode latihan tersebut

dapat

dikemukakan antara lain adalah latihan
sirkuit (circuti training), latihan
interval (interual training), latihan lari

cepat (sprint training),

lari

cepat

akselerasi (acceleration sprint), Ia/-

cepat hollow (hollow sprint),

dan

sebagainya.

Selain dari saran dan prasarana,
faktor internal juga berpengaruh salah
satunya adalah motivasi. Motivasi
dapat didefenisikan sebagai penggerak
atau pendorong seseorang melakukan

sesuatu (Ali

Maskun,2008:50).

Penampilan seorang atlet tidak bisa
dilepaskan da/r daya dorong yang dra
miliki. Sederhananya, semakin besar

daya dorong yang dimiliki, maka
penampilan akan semakin optimal,

dengan

dalam melakukan kegiatan dapat
berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan
keinginan yang akan dicapai. Salah
satunya dalam melakukan lari 100 m.
Ada beberapa aspek psikologis yang
dapat mempengaruhi performa seorang
atlet dalam menghadapi pertandingan,
anatara lain keyakinan diri, motivasi
berprestasi, stress, emosi, dan goal
setting (Lilik sudarwati, 2007:7)
Menurut Lilik Sudarwati
(2007:33), motivasi terbagi atas dua
bentuk, yaitu motivasi intrinsic dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah dorongan dari dalam diri atlet
untuk melakukan suatu fugas atau
perilaku tertentu. Motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang ditimbulkan dari
berbagai sumber dari luar, seperti
pemberian hadiah, penghargaan, dan
sebagainya Atlet dengan motivasi
intrinsik biasanya bertanggung jawab,

tekun, bekerja keras, teratur dan
disiplin dalam menjalani aktivitas.
Selain Motivasi, Status gizi juga dapat
berpengaruh dalam hasil lari yang
didapat Mahasiswa Univeritas Bina
Darma. Secara logika, apabila seorang
mahasiswa memiliki status gizi yang
baik maka aktivitas yang dijalaninya
akan baik dan mendapatkan hasil yang
baik, sedangkan apabila mahasiswa
memiliki status gizi yang buruk maka
aktifitas yang dijalaninya akan menjadi
kurang, dan akan mendapatkan hasil
yang tidak diharapkan. Status gizi
merupakan kondisi gizi sesorang yang
dipengaruhi oleh asupan gizi yang
didap atkan dari makanannya.
29

)wrwaL tLwtu oLahraTa daw Ktsehataw

ALXIA.S

Volume 2, Nomor 2,Iuli2012

2) Tujuan Penelitian
a) Mengetahui perbedaan Pengaruh
antara metode latihan lari cePat
lighy Speed dan latihan wall drills
terhadap hasil lari 100 meter.
b) Menegtahui Perbedaan Pengaruh
anlara motivasi berprestasi tinggi
dan sedang terhadaP hasil lari 100
meter.

c) Mengetahui perbedaan Pengaruh
anlara status grzi baik dan sedang
terhadap hasil lari 100 meter.
d) Mengetahui interaksi antara metode
latihan lari cePat dan motivasi
berprestasi terhadap hasil lari 100
meter.

e) Mengetahui interaksi antara metode
latihan lari cePat dan status gtzi
terhadap terhadaP hasil lari 100
meter.

f) Mengeatuhi interaksi

antara

motivasi berprestasi dan status gizi
terhadap hasil lari 100 meter.

g) Menegetahui interaksi antara
metode latihan lari cepat, motivasi
berprestasi dan status gizi terhadap
hasil lari 100 meter.

3) Tinjauan Pustaka
Lari Sprint
Lari jarak Pendek atau sering
dikatakan dengan lari cepat (Sprint)
menurut (Syarifuddtn:I992:4l) adalah
suatu cara lari di mana si atlet harus

penuh sepanjang jarak Yang harus
ditempuh. Sampai dengan jarak 400

meter, dapat digolongkan lari sprint.
Lari nomor 100 meter, meluPakan
nomor lomba yang memePerlombakan

kecepatan. Seorang Pelari harus
memperoleh kecepatan tinggi dalam
waktu sesingkat mungkin agar berhasil
dalam perlombaan dengan jarak 100 m.

Menurut Javer dalam RollY.

E.
ada

(1983:13-14) mengatakan bahwa
tiga batasan tentang lari jarak pendek
yaitu: 1) Sprinting adalah lari
sepenuhnya atau mendekati kecepatan

maksimum selama

kemamPuan

memungkinkan dengan jarak 100 m
sampai dengan 400 m. 2) SPrinting
adalah kualitas alami dan kemampuan
lari secepatnya dengan ketrampilan
yang dimiliki, Yang memungkinkan
untuk mencapai kecepatan maksimum
dengan segala potensi. Dan 3)Sprinting
adalah aktivitas yang eksplosif dengan

qffitu

r@

iitfi@r

1M

,ilruw

m

iIfrfl

kecepatan tungkai.

;!u

Unsur Gerak Lari

\l

IJnsur-unsur gerak Pada nomor
lari menurut Nadisah (1991 :135-137),
yaitu: (1) Gerakan Tungkai. Gerakan
tungkai merupakan modal utama agar
seorang pelari dapat melaju, mulai dari
garis keberangkatan hingga garis akhir.
Agar pelari memPeroleh kecePatan
melaju ke depan, tolakan kaki tumpuan

"1!

menempuh seluruh jarak dengan sebelum meninggalkan tanah
kecepatan semaksimal mungking' memegang peranan penting. Pada saat
Artinya harus melakukan lari Yang kaki tumpu melakukakn tolakan,
tungkai diusahakan 1ur-us mulai dari
secepat-eep atny a dengan mengerahkan
se1uruh kekuatannya mualai awal pergelangan kaki, lutut dan sendi
(mulai dari Start) samoai dengan panggul. (2) Gerakan Lengan.
melewati garis akhir (finis). yang lebih
jauh. Menurut
Departemen
Pendidikan dan Kebud ayaan (1'97 5 :32)
sprint adalah semua perlombaan lari
dimana peserta lari dengan kecepatan

@
,fffi

Bersamaan dengan gerakan tungkai,
kedua lengan juga digerakan untuk

memelihara keseimbangan badan
ketika melaju ke dePan. Lengan dan

tungkai yang berlawanan

30
)u,rwaL lLruw oLahraga daw K4slhataw

dial'un

':
i

--rl t/t.s

Volurne 2. Nomor 2. Juli 2012

-::1 gerak selaras. Jika tungkai
---:,- diayunkan kedepan, maka
, - -.: kiri yang diay'unkan kedepan,
:

-='.* sebaliknya. Lengan diayunkan
: :-uko dan ke belakang dengan

-:

:-.-i.n

rileks, sementara siku ditekuk

:: 90 derajat. Jari-jari tangan agak
- :.;:alkan. Pada waktu lengan
- . -:rJian ke depan, arahnya agak
: ,:g ke tengah. (3) Sikap Badan,
:-s badan diperlahankan tetap
- ': _:hadap ke depan dan agak
::-,

- : rrng ke depan. Untuk

-

apa hal ini

'.:ukan? Sikap badan seperti itu
=:-ungkinkan titik berat badan selalu
-:. :r? didepan. Dalam lari jarak
--:,;ek sikap . badan jauh lebih

Latihan Light Slede

Tujuan iatihan lari

menggunakan metode

berlujuan untuk

menjalankan
meningkatkan kekuatan dan kekuasaan

dan paryang langkah. Latihan ini
menggunakan beban luar, yaitu ban.
Ban akan diikat dan ditarik saat berlari.
Motivasi

Motivasi adalah

aktualisasi sumber
pendorong tingkah

proses
penggerak dan

laku

individu
memenuhi kebutuhan mencapai tujuan
tertentu (Haucksen dalam Sudibyo,
1998:24). Menurut Singgih D
Gunarsah (1989:1 10), motivasi

olahraga adalah keseluruhan daya

,- - ,,ndongkan.

\Ietode Latihan Lari Cepat

penggerak di dalam diri individu (atlet)
yang menimbulkan kegiatan latihan,
menjamin kelangsungan latihan, dan
memberi arah pada kegiatan latihan
untuk mencapai tujuannya. Menurut
Ibrahim (2001:23), motivasi ini muncul
karena adanya kebutuhan, sebagai

didefenisikan
waktu,
:-,saln_va 60 km perjam atau 30 m per
-.:ik. Secara psikologis kecepatan
-::at diartikan sebagai kemampuan,
:::dasarkan kemudahan bergerak,
::,rses sistem saraf dan perangkat otot

berkekurangan dalam

-::uk melakukan gerak dalam satuan
:kru tertentu. (Krempel:1987 :20).

bersifat fisiologis

Kecepatan

,

=:asai jarak per satuan

-"

l''letode Latihan

light

cepat
slede

lari

cepat

adalah

::ereka atlet yang menghabiskan waktu

.,'rrang pada lana}t, yang sangat
riientukan oleh kekuatan atlet dan
.:ekuasaan dalam kaitannya dengan

akibat dari

Kebutuhan

suatu kondisi
diri individu.

ini berupa

kebutuhan
(seperti:makan,
minum, oksigen, istirahat, seksual dan
sebagainya), dan kebutuhan bersifat
psikoiogis (seperti:rasa kasih sayang,

rasa aman, hubungan sosial, ingin
berprestasi dan sebagainya)

iomposisi tubuh mereka.
Status Gizi

Latihan l4'all Drills

Status

Pdrcepatan Teknik Dasar Dril1s,

rujuan Latihan ini

Meningkatkan
kekakuan otot di kompleks pergelangan
kaki dan meningkatkan kekuatan eiastis

dari tubuh bagian bawah.latihan ini
merupakan latihan tahanan utuk
memperkuat otot-otot flexor dan
extensor lutut.

grzi adalah keadaan

kesehatan tubuh sekelompok orang

yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan dan penggunaan zat gizt
makanan (Nasoetion,1995). Status gizi
merupakan suafu kondisi dari setiap
individu yang dipengaruhi oleh
penggunaan zaI makanan yang
dikonsumsi seseorang merupakan
31

_)wrwaL tLvu,t oLahraga d,aw Ktsehataw

ALT1I4.S

Volume 2, Nomor

indikator dari status

{zi.

Makan
makanan yang bergizi berguna untuk

hidup, berkembang, kesehatan

dan

mempunyai enegi untuk belajar dan
bermain. Gizi merupakan faktor yang
sangat penting bagi kehidupan dan
kesehatan manusia.

HASIL DAN

2,Iuli2012

PEMBAIIASAN

PENELITIAN
1) Hasil Penelitian

Hasil penelitian

pengaru
metode latihan lari cepat, motivasi, dan
status g1ziterhadap hasil lari 100 meter
pada mahasiswa Universitas Bina

Darma Palembang, dapat

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
penelitian eksperimen dengan desain

faktorial 2x2x2, yaitu untuk
mengetahui pengaruh variabel dengan
berbagai faktor utama, dan kombinasi
taraf variable maupun pengaruh
interaksi antara faktor-faktor terhadap
hasil lari 100 rneter. Dengan terlibatnya
ttga variabel yang masing-masing
memiliki dua taraf, maka disebut
dengan faktorial 2 x 2 x 2. mahasiswa
putra Pendidikan Olahraga Universitas
Bina Darm a yangberjumlah I 12 orang.
Kemudian kelompok sampel dibagi
menjadi delapan kelompok, masingmasing kelompok berjumlah 14 orung,
sehingga jumlah sampelseluruhnya
menjadi 112 siswa putera. Penelitian
ini dilakukan di Universitas Bina
darma Palembang.
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini,
antara lain: 1) pengukuran tingkat
motivasi melalui angket, 2) pengukuran
tingkat status gizi, 3) pengukuran
kemampuan lari 100 meter, 4)
pemberian latihan lari cepat 3 kali per
minggu, dan 5) pengukuran hasil lari
100 meter sebagai hasil dari peneltian
(post test). Teknik analisa data dalam
penelitian ini, data yang telah dikumpul
dianaiisis dengan teknik analisis
statistik, dengan menggunak an analysis
of variance disingkat ANO-|/A.

ditarik

kesimpulan sebagai berikut:
1) Ada perbedaan pengaruh metode
latihan lari cepat light speed dan
latihan wall drills terhadap lari 100
m. Dari hasil pengujian hipotesis
pertama dapat diketahui bahwa ada
perbedaan pengaruh metode latihan
lari cepat light speed dan latihan
wall drills terhadap lari 100 m. Hasil

tes lari metode latihan lari

cepat

light speed lebih baik danpada wall
drills terhadap lari 100 m. Hal ini
berarti mahasiwa yang melakukan
metode latihan lari cepat light speed
lebih baik dalam melakukan latihan
dibandingkan metode .uall drills
sehingga hasil lari cepal light speed
menjadi lebih optimal.
2) Ada perbedaan pengaruh motivasi
berprestasi tinggi dan motivasi
rendah terhadap hasil lari 100 m.
Dari hasil pengujian hipotesis kedua

dapat diketahui bahwa

perbedaan hasil

mahasiswa dengan

berprestasi

ada

lari cepat arfiara
motivasi

tinggi dan

rendah.

Mahasiswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi lebih baik apabila
dibandingkan dengan motivasi
rendah. Ha1 ini berarti mahasiswa
yang memiliki motivasi tinggi untuk
berprestasi telah berupaya dalam

mengoptimalkan latihan sehingga
peningkatan hasil lari cepat lebih

baik

dibandingkan

dengan

mahasiswa yang memiliki motivasi
rendah.
32
*)ttrwaL tLnur oLahraga daw Ktsehataw

ALT]I4S

i_

L{SAN

lngaru
;i, dan
meter
Bina
titarik
etode
dan

i i00
rtesis
ada

L

:ihan

ihan
{asil
epat

'rall
ini
I

.iian

eed
han

ills
zed
asl
asi
m.
ua
da
Iq

si
h.

si
a

:l
D

\
l
I
I

-:

Volume 2, Nomor

{da perbedaan pengaruh status gizi
rrnggi dan gizi rendah terhadap hasil
lari 100 meter. Dari hasil pengujian
hipotesis ketiga dapat diketahui
bahwa ada perbedaan hasil lari cepat
antara mahasiswa status gizi tinggi
dan mahasiswa status gizi rendah.
Mahasiswa yang memiliki gizi
tinggi mampu melakukan latihan
yang diberikan dengan hasil optimal
dibandingkan dengan mahasiswa
yang memillki gizi rendah.
-l i Ada interaksi antara metode latihan
lari cepat dan motivasi berprestasi
terhadap hasil lari 100 meter. Dari
hasil pengujian hipotesis kelima
dapat.diketahui bahw a ada interaksi
antara metode latihan lari cepat dan
motivasi betprestasi terhadap hasil
lari 100 meter. Hal ini berarti
mahasiswa yang memiliki motivasi
berprestasi, mampu melakukan
latihan lari cepat dengan baik dan
menghasilkan hasil lari yang
optimal. Model apapun bentuk
latihannya mahasjwa mau menerima
dan melakukannya dengan sebaikbaiknya untuk peningkatan prestasi.
5) Ada interaksi antara metode latihan
lari cepat dan status gizi terhadap
hasil lari 100 meter. Dari hasil
pengujian hipotesis keenam dapat
diketahui bahwa ada interaksi antara
metode latihan lari cepat dan status
gizi terhadap hasil laf. 100 meter.
Hal ini berarti ada hubun gan antara
metode latihan lari cepat dan status
gizi mahasiswa. Mahasiswa yang
memiliki status gizi tinggi mampu
melaksanakan latihan-latihan yang
diberikan untuk meningkatkan
kemampuan lari cepat dibandingkan
dengan masahiswa yang memiliki
status gizi rendah.

2,Iuli

2012

6) Tidak Ada interaksi antara motivasi
berprestasi dan status gizi terhadap

hasil lari 100 meter. Dari hasil
pengujian hipotesis keenam dapat
diketahui bahwa tidak ada interaksi
antara motivasi berprestasi dan
statug grzi terhadap hasil lari 100
meter. Hal ini berarti mahasiswa

yang memiliki motivasi

untuk
tidak
mempennasalahkan masalah gizi.
Dengan status gizi yang ada mereka
semua melaksanakan latihan yang
diberikan untuk mencapai
peningkatan prestasi.
7) Ada interaksi antara metode latihan
lari cepat, motivasi, dan status gizi
terhadap hasi lari 100 meter. Dari
hasil pengujian hipotesis ketujuh
dapat diketahui bahwa ada interaksi
ar$ara antara metode latihan lari
cepat, motivasi, dan status gizi
terhadap hasi lari 100 meter. Hal ini
berarti peningkatan prestasi dalam
lari cepat dapat dilakukan dengan
menggunakan metode latihan lari,
motivasi berprestasi dan status gizi.
Semakin baik metode latihan lari,
motivasi berprestasi dan status gizi
maka hasil lari cepat akan menjadi
lebih baik pula.
berprestasi

2) Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan interaksi antara anlaxa
metode latihan lari cepat, motivasi, dan
status gizi terhadap hasi lari 100 meter.
Hal ini berarti peningkatan prestasi
dalam lari cepat dapat dilakukan
dengan menggunakan metode latihan
lari, motivasi berprestasi dan status gizi.
Semakin baik metode latihan lan,
motivasi berprestasi dan status gizi
maka hasil lari cepat akan menjadi
lebih baik pula. Sehingga d,apat

)vtrwaL Ln*w oLahraga d,aw Ktsehataw

a1
JJ

ALT-I

disimpulkan bahwa metode latihan lari,

motivasi, dan status gtzi

daPat
100

lari

meningkatkan kemamPuan
meter pada Mahasiswa Universitas

penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Baley, James.A. 1990. Pedoman Atlet:
P

akarta D eP artemen Kes ehatan
:

Olahragrt

yang
interaksi
didapatkan menunjukkan
antara antara metode latihan lari cepat,
motivasi, dan status gizi terhadap hasi
lari 100 meter. Kondisi ini berarti
peningkatan prestasi dalam lari cepat
dapat dilakukan dengan menggunakan
metode latihan latr, motivasi
berprestasi dan status grzi. Semakin
baik metode 'latihan lari, motivasi
berprestasi dan status gizi maka hasil
lari cepat akan menjadi lebih baik pu1a.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
metode latihan lari, motivasi, dan stafus
gizi dapat meningkatkan kemampuan
lari 100 meter Pada Mahasiswa
Universitas Bina Darma Palembang.

Tetcnik

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.I99T '
Gizi Olahraga Untuk Prestasi'
Gunarsa, Singgih

KESIMPULAN

eningkatan Ketangkas an
Dahara

dan Satmina. Jakarta:
Prtze

Bompa,T.O, 1983. Theory and
MethodologY of Training. The
Key to Athletic Performance.
Dubuqe, lowa/ Hunt Publishing
Company.
2000. Total Training .for

Young ChamPions.

York

University: Human Kinetics. 1
Brown, Lee and Vance Ferrigno, 2000.
Training for SPeed, agilitY, and
quiclorcss. United States: Human
Kinetics.
Cholick, Toho dan Rusli Lutan, 1988'
Pendidikan Jasmani dan
Kesehaan.Penerbit
34

)vtrwaL

lLlr.;,;r't

Pendidikan

Depademen
Nasional.

J

Bina Darma Palembang.

Hasil

.ALTl

Volume 2, Nomor 2,luli2072

IA..S

D,

1989. Psikologi
.Jakarta :PT BPK

Gunung Mulia

Hairy, Junusul, 1999.

Dasar-dasar

Kesehatan Olahraga, Jakarta

- ii:a
i-)-

:

Universitas Terbuka
Harsono, 1997. Prinsi-Prinsip Latihan
dan Latihan Kondisi Fisik,
Jakarta:KONI

Ibrahim, Rusli, 2001.

Landasan
Psikologis Pendidikan Jasmani di
Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Jendral Olahraga
Depdiknas

Jonath,U, E.Haag, and R.KremPel,
1987. Atletik terjemahan
Soeparmo, Jakarta'. PT.Rosda
Jayaputra Offset
Lutan Rusli, et al, 2000. Seri Bahan
Kuliah Olahraga di ITB"
Manusia dan Olahraga Bandung
ITB dan FPOK-UPI
Khomsin.201 1. Atletik I : Buku
Petuniuk (Jmum Guru Penjas,
Pelatih, Siswa, Mahasiswa, dan
Atlit. Semaratg

Kosasih, Engkos.1993. Olahraga
Teknik Dan Program Latihan,
Akademika Kressindol
Jakarta

Lutan Rusli, et al, 2000. Seri Bahan
Kuliah Olahraga di ITB:
Manusia dan Olahraga Bandung
ITB dan FPOK-UPI
Jarver, Jess, 1986. Belaiar dan Berlatih
Attetik Penerbit CV. Pionir
Jaya.Bandung

Maskun , Ali, 2008' Psikologi
Olahrctga Teori dan APlikasi,
Surabaya: Unesa UniversitY Press

oLahraga d,aw Klsehataw

Pr

_a'-

: -, -

--:

l

I
-

:-=.

!

I

ALT|IA..S

Volume 2, Nomor 2. Juh 2012

Ilmu Gizi,
Jakarta: Penerbit Bhiratara Karya
Aksara
\Iuhadi dan AIP Syarifuddin, 1992
Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan,
Penerbit
Departemen Pendidikan
Nasional
\ossek, Jossef. 1982. General Theory
Of Training, Lagos : Pan Afi:ican
)"foehji,Sjahmien, 1980.

t97.
asi.
a

ogi
PK
lQr

an

ik,
zn

dI
a:
,a
)l'
m

la

n
1..

o

Press

Ltd

R. 1993. Scientific
Foundation of Coaching (Dasardasar llmiah Kepelatihan)
Semarang :IKIP Semarang press
Proverawati, Atikah dan Siti asufah,
20A9. Gizi Untuk Kebidanaan,
Yogyakarta: Nuha Medika
Pyke, Frank S and Geofrfiey G Watson.
1978. Focun On running.
London : PELHAM BOOK LTD
Rolly.E.1983. Pengaruh Latihan
Keterampilan Terhadap Prestasi
Lari 100 Meter, Murid-Murid
Patte, Russel

SMP kelas satu di Kabupaten

Minahasa penelitian proyek p3T
IKIP Negeri Manado.

Rothing, Peter dan Stefen Grossing,
2004. Pengetahuan Training
Olahraga alih bahasa Syafruddin.
Padang: UNP Press

Soetedjo, Sarwoto dan

Siti asufah,

1992. Pendidikan Kesehatan dan
Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
Setyobroto, Sudibyo.1998. Psikologi
Olahraga, Jakarta: PT.Anem
Kosong Anem
Sidik, Dikdik Z. 2010. Mengajar dan
Melatih Atletk, Bandung: PT
Remaj a Rosdakarya Offset
Subana,M, dan Sudrajat,2005. Dasardasar Penelitian Ilmiah,
CV.Pustaka Setia
Suharsini Arikunto,2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Reneke Cipta
Syafruddin, 20II. Ilmu Kepelatihan
Olahraga : Teori dan
Pelalcsanaan dalam Pembinaan
Olahraga .Padang :Penerbit
Univeritas Negeri Padang press
Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Jakarta:

P3P,

Departemen Pendidikan

dan

Kebudayaan

)v,rwaL

tLvwu,

oLahraga daw Ktsehataw

35