T PKH 1404608 Chapter1

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial dituntut untuk dapat berinteraksi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Manusia membutuhkan orang lain
dalam kehidupannya untuk mendukung dan memenuhi kelangsungan
kehidupannya dan dalam melakukan hubungan sosial setiap individu
membutuhkan keterampilan sosial agar interaksi mereka di lingkungan dapat
berjalan dengan baik. Keterampilan sosial merupakan

keterampilan yang

digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain sesuai
peran dalam struktur sosial yang ada.
Sofinar (2012) mengemukakan bahwa “manusia sebagai mahluk sosial
dituntut untuk dapat berpatisipasi aktif, kreatif dan berdaya guna
dilingkungan, sebagai mahluk sosial individu selalu memenuhi tuntutannya
secara alamiah yang diwujudkan dalam perilaku sosial yang sesuai dengan
tuntunan dalam masyarakat”. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai

kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang dilingkungan seperti orang
tua, guru dan teman serta orang lain proses ini lazim disebut sosialisasi.
Pentingnya keterampilan sosial dikemukakan oleh Behestifar &
Norozy (2013) bahwa “social skill are important because they allow us to
interact with each other with predictability, so that we can more readly
understand each other and be understand”. Dikatakan bahwa keterampilan
sosial sangat penting untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga kita dapat
belajar saling memahami. Sejalan dengan ini Bremer & Smith (2004)
“membangun keterampilan sosial dapat membantu siswa yang mengalami
hambatan membangun hubungan yang kuat dan positif disekolah”.
Keterampilan

sosial

dapat

membawa

siswa


untuk

lebih

berani

mengeekspresikan diri, mengungkapkan perasaan atau permasalahan yang
dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptatif, sehingga mereka

Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2
tidak mencari pengalihan masalah ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan
diri sendiri dan orang lain.
Parker et al (1995) menjelaskan bahwa anak yang terlambat menguasai
keterampilan sosial serta kompetensi sosial dan perilaku sosial rendah ketika
memasuki sekolah formal,s ecara signifikan diyakini dapat terus berlangsung

ke masa dewasa dan terkontribusi pada masalah yang berkenanan dengan
emosi seperti kecemasan, depresi, perilaku anti sosial seperti penyalah gunaan
obat. Tidak berkembangnya keterampilan sosial dapat menyebabkan beberapa
masalah kejiwaan seperti depresi, kecemasan sosial dan kesendirian (Murphy ;
2005, Rashid ; 2010, Tsang & Lak ; 2012 ) Hasil observasi juga
memperlihatkan bahwa siswa terlihat lebih asik main sendiri dan kurang
mampu mengeksplosari lingkungan sekolahnya.
Menurut Dodge et al (Robinson & Garber 1995) perkembangan
keterampilan sosial juga dipengaruhi oleh kemampuan sosial kognitif yaitu
keterampilan memproses semua informasi yang ada dalam proses sosial
seperti isyarat sosial. Bagi anak tunagrahita proses ini mengalami hambatan
karena intelegensi mereka yang dibawah rata-rata sehingga mereka sulit
memahami isyarat sosial dan menginterprestasikannya di lingkungan.
Tunagrahita merupakan individu yang memiliki hambatan intelektual
sehingga banyak berdampak dalam kehidupannya. AAMD (American
Associasion on Mental Deficiency) mengungkapkan bahwa tunagrahita adalah
kelainan yang ditandai dengan adanya keterbatasan yang signifikan dalam
aspek fungsional intelektual dan perilaku adaptif. Beberapa hambatan yang
dimiliki siswa tunagrahita menurut AAIDD (Katz & Ponce, 2008 ; Wehmeyer,
2003) meliputi (1) komunikasi (2) merawat diri (3) kehidupan pribadi (4)

keterampilan sosial (5) kehidupan berkelompok (6) penyesuaian diri (7)
kesehatan dan keselamatan (8) kemampuan akademik (9) pemanfaatan waktu
luang dan (10) pekerjaan. Salah satu aspek yang dapat ditemukan adalah
keterampilan sosial siswa tunagrahita yang rendah. Sehingga mereka sering
mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3
Pengembangan perilaku adaptif bagi tunagrahita sangat penting karena
membantu siswa untuk memiliki tanggung jawab sosial, norma sesuai dengan
norma yang berlaku. Karena siswa tunagrahita mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengartikan norma lingkungan, sehingga mereka sering
bertindak tidak sesuai dengan norma yang ada dilingkungan akibatnya mereka
sering terasing dari lingkungannya.
Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh Gumpel ( Pinar et al 2012)
bahwa keterbatasan kognitif dianggap faktor paling signifikan untuk

keterampilan sosial siswa dengan ketunagrahitaan. Maka dapat disimpulkan
bahwa masalah intelegensi siswa tunagrahita yang ada dibawah rata-rata
membuat siswa tunagrahita mengalami hambatan dalam belajar menyesuaikan
diri serta interaksi dengan lingkungan yang membutuhkan fungsi kognitif
untuk mempelajari perilaku yang bersifat abstrak. Lebih lanjut Michelson et al
(1983 hal 1) mengatakan bahwa “social skill are generally regarded as a set
of complex interpersonal behavior”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
belajar keterampilan sosial merupakan hal yang komplek. Sedangkan siswa
tunagrahita memiliki keterbatasan dalam berfikir abstrak. hal ini sesuai yang
dikemukakan oleh oleh Moh. Amin (1995) bahwa tunagrahita kurang cakap
dalam memikirkan hal-hal yang abstrak.
Schaloch, Gardner & Bardley dalam Assunta,(2012) mengatakan
bahwa kehidupan sosial salah satu yang menentukan kualitas hidup dari
seseorang tuangrahita dengan ketunagrahitaan. Meningkatkan keterampilan
sosial seorang tunagrahita dapat membantu kualitas hidup mereka menjadi
lebih baik dan kenyamanan ketika menghadapi situasi yang berbeda. Jika tidak
maka siswa tunagrahita akan mengalami hambatan dalam kehidupan sosialnya
dimana akan timbul sikap menarik diri dari lingkungan.
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan melalui observasi dan
wawancara di SLB Agro Industri Kab Bandung Selatan menemukan anak

tunagrahita yang teridentifikasi mememiliki masalah keterampilan sosial.
Siswa mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri di sekolah terlihat siswa
masih bermain sendiri, terlihat menjauh ketika didekati. Tetapi siswa mampu
Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4
memahami perintah dan bercakap-cakap secara sederhana walaupun dengan
bahasa yang terbatas.
Siswa tunagrahita merupakan bagian dari masyarakat yang juga harus
mengikuti aturan, norma yang ada di lingkungan masyarakat. Kelly dalam
Ramdhani (2012) mengatakan keterampilan sosial merupakan keterampilan
yang diperoleh individu melalui proses belajar yang digunakan dalam
berhubungan dengan lingkungannya dengan baik dan tepat. Keterampilan
sosial semakin memiliki peran penting ketika siswa memasuki lingkungan
sekolah. Sejalan dengan pernyataan di atas Karra (2013) mengemukakan
bahwa “keterampilan sosial penting untuk pembelajaran akademik, hidup
masyarakat dan latihan vocasional bagi anak tunagrahita oleh karena itu guru

dan orang tua harus fokus dalam pembelajaran keterampilan sosial sebagai
bagian dari kurikulum untuk pengembangan kemampuan anak tunagrahita”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merasa perlu kajian secara
mendalam

untuk menyelidiki keterampilan sosial siswa tunagrahita dan

program keterampilan sosial yang ada di sekolah saat ini.

B. Fokus Penelitian
Memahami siswa tunagrahita tidak lepas dari pemahaman bahwa
sebagian besar mereka memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata
sehingga berdampak kepada semua aspek kehidupan mereka salah satunya
dalam keterampilan sosial sehingga mereka kesulitan dalam menyesuaikan
diri di lingkungannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu individu
yang mengalami ketunagrahitaan adalah dengan memberikan bimbingan dan
latihan keterampilan sosial. Seperti yang kemukakan oleh Assunta (2013)
bahwa

latihan


keterampilan

sosial

dapat

membantu

untuk

melatih

keterampilan, namun demikian latihan dan bimbingan keterampilan sosial jika
tanpa disertai oleh perencanaan dan program yang baik maka pelaksanaan
latihan dan bimbingan tidak akan mencapai tujuan yang optimal. Maka fokus
penelitian ini adalah “Bagaimanakah rumusan program keterampilan sosial
bagi siswa tunagrahita ringan di SLB Agro Industri Kab Bandung Barat”.
Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

C. Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian kemudian diuraikan dalam pertanyaan penelitian :
1. Bagaimanakah kondisi objektif keterampilan sosial siswa tunagrahita
ringan?
2. Bagaimanakah program keterampilan sosial yang dilaksanakan di sekolah
saat ini?
3. Bagaimanakah rancangan program keterampilan sosial bagi siswa
tunagrahita ringan?
4. Bagaimanakah keterlaksanaan program keterampilan sosial bagi siswa
tunagrahita ringan?

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan program keterampilan
sosial yang dapat diterapkan kepada siswa tunagrahita ringan di SLB Agro

Industri Kab. Bandung Barat
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan

kondisi

objektif

keterampilan

sosial

siswa

tunagrahita ringan
b. Mengetahui program keterampilan sosial bagi siswa tunagrahita ringan
yang digunakan saat ini
c. Merancang program keterampilan sosial yang sesuai untuk siswa
tunagrahita ringan
d. Mengetahui keterlaksanaan program keterampilan sosial bagi siswa

tunagrahita ringan

E. Maanfaat Penelitian
1. Sekolah

Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6
Program keterampilan sosial ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan dalam pembelajaran dan pengembangan keterampilan sosial bagi
anak tunagrahita di sekolah
2. Guru
Mengembangkan

dengan

menerapkannya

dalam

pembelajaran

keterampilan sosial siswa tunagrahita ringan.

3. Peneliti
Memperkaya pengalaman tentang program pengembangan keterampilan
sosial siswa tunagrahita
4. Siswa
Meningkatkan keterampilan sosial siswa sehingga mampu bersosialisasi
dengan baik di lingkungannya.

Yeni Oktavia, 2016
PROGRAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SOSIALISASI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB AGRO INDUSTRI KAB. BANDUNG BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu