LPSE Kabupaten Simeulue Gambar dan Spec

SYARAT –SYARAT TEKNI S
A. SPESI FI KASI UMUM
Pekerjaan : Pembangunan Pasar Kecamatan Simeulue Tengah

1. PETUNJUK DAN URAI AN UMUM
1.1. Peserta Lelang Pengadaan Jasa Konstruksi pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Simeulue Program
Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Sumber Dana Otsus
Tahun Anggaran 2013, harus membaca dan mempelajari seluruh
gambar kerja. Rencana kerja dan syarat ini dengan seksama untuk
memahami benar-benar maksud dan isi dokumen tersebut secara
keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan
dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak
membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan
dalam gambar, atau pernyataan kesalahpahaman apapun mengenai
arti dari isi dokumen ini.
1.2. Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum pada bestek ini. Penjelasan yang tidak
tercantum dalam syarat-syarat ini akan ditentukan kemudian oleh
Direksi Teknis yang ditunjuk atau ditugaskan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Simeulue
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan.

2. LI NGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya adalah kegiatan Program
Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Sumber Dana Otsus Tahun
Anggaran 2013, Pembangunan Pasar Kecamatan Simeulue Tengah
Kabupaten Simeulue.

3. PERATURAN TEKNI S BANGUNAN YANG DI GUNAKAN
Kecuali ditentukan lain dalam Syarat-Syarat Teknis ini, berlaku dan
mengikat ketentuan –ketentuan tersebut di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya:
3.1. Perpres No. 70 tahun 2012 beserta penjelasannya.
3.2. Peraturan

Peraturan
umum
mengenai
pelaksanaan

pembangunan di indonesia atau Algene voor warder voor de

Hal - 1

uitvoerig bij aanneming van openbare werken (AV) 1941.
3.3. Keputusan Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/ KPTS/ CK/ 1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3.4. Peraturan Beton Bertulang I ndonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.
1919.03.
3.5. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
3.6. Peraturan Muatan I ndonesia NI . 8 dan I ndonesia Loading Code 1987
(SKBI -1.2.53.1987).
3.7. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995.
3.8. Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987.
3.9. Peraturan Konstruksi Kayu di I ndonesia (PPKI ) NI 5.
3.10. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
3.11. Mutu Sirap SNI 03-3527-1984.
3.12. Peraturan Umum I nstalasi Listrik (PUI L) SNI 04-0225-1987.
3.13. Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 032398-1991.

3.14. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
3.15. Peraturan Semen Portland I ndonesia NI 8 tahun 1972.
3.16. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10.
3.17. Peraturan Plumbing I ndonesia.
3.18. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk rumah dan Gedung SNI 03-24071991.
3.19. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 032410-1991.
3.20. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. Apabila
penjelasan dalam syarat-syarat Teknis tidak sempurna atau belum
lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas,
maka Kontraktor wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang
disebutkan di atas.

4. PEKERJAAN PERSI APAN
4.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan :
4.1.1 Pembersihan lokasi sekeliling bangunan.
4.1.2 Pembongkaran gedung lama bila ada.
4.1.3 Pondok Kerja (Sewa).
4.1.4 Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.

4.1.5 Pemasangan bouwplank.

4.2. Persyaratan Bahan
4.2.1 Untuk menampung air kerja disiapkan drum penampung, air
harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam SK SNI T15.1991.03.

Hal - 2

4.2.2 Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu meranti
dan papan meranti dicat putih.
4.2.3 Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti 5/ 7 cm dan papan
meranti ukuran 2/ 20 cm.

4.3. Pedoman Pelaksanaan
4.3.1 Pembersihan lokasi sekeliling bangunan dan pembongkaran
gedung lama meliputi pembersihan semua tanaman yang tumbuh
termasuk pembongkaran akar – akar pohon yang diseluruh luas
site (lokasi pekerjaan), peralatan tanah / pembuatan terasering
jika diperlukan. Untuk pembongkaran gedung ditujukan khusus
ruangan yang terkena bongkaran sesuai dengan gambar bestek,

Hasil bongkaran termasuk diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.
4.3.2 Pondok Kerja.
Untuk gudang dan bangsal kerja disewa sekitar lokasi pekerjaan.
Pengadaan air untuk melaksanakan pekerjaan.
4.3.3 Pengadaan air untuk melaksanakan pekerjaan diambil dari
sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum – drum
yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah cukup selama
melaksanakan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang
tercantum dalam PBI 1971 NI .2.
4.3.4 Pemasangan Bouwplank
Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, Papan ditekan lurus
dan pada sisi atasnya dipasang waterpass (timbang air) dengan
sudut-sudutnya harus siku.

Hal - 3

B. SPESI FI KASI TEKNI S
1. PEKERJAAN TANAH / URUGAN


1.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan sudah
harus diperhatikan jenis tanah yang dijumpai di lapangan seperti :
tanah pasir, tanah gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain
sebagainya, yaitu :
1.1.1 Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi dan saluran
keliling bangunan)
1.1.2 Timbunan kembali galian tanah pondasi
1.1.3 Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran
termasuk pemadata nnya.
1.1.4 Perataan tanah sekeliling bangunan
1.1.5 Urugan tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai
yang disyaratkan.

1.2 Persyaratan Bahan
1.2.1 Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas
galian pondasi.
1.2.2 Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang
kualitas baik.
1.2.3 Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotorankotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya.


2. PEKERJAAN PONDASI
2.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
2.1.1 Pondasi pasangan batu karang.
2.1.2 Pondasi batu bata/ rollag
2.1.3 Pondasi Tapak.

2.2 Persyaratan Bahan
2.2.1 Untuk Pekerjaan Pondasi Tapak dilakukan dengan beton
bertulang Mutu K-25 kg / cm2.
2.2.2 Untuk pasangan batu Kali / belah digunakan batu Kali / belah
yang berukuran maksimum 10 cm –15 cm, berwarna abu – abu
hitam dan tidak berpori.
2.2.3 Untuk pondasi rollag bata digunakan jenis bata merah
setempat yang berkualitas baik.

Hal - 4

2.3 Pedoman Pelaksanaan

2.3.1 Sebelum
pondasi
dipasang
terlebih
dahulu
diadakan
pengukuran–pengkuran dari as ke as pondasi sesuai dengan
gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan galian.
2.3.2 Di dasar pondasi diurug dengan pasir pasang setebal 5 cm dan
didapatkan, sebagai lantai kerja. Di atas pasir, dipasang
aanstamping, untuk pondasi batu kali / batu belah, terdiri dari
batu kali dan pasir pasang (pasangan batu kosong). Lapisan ini
juga harus dipadatkan, dengan menyiram air di atasnya,
sehingga pasir – pasir akan mengisi rongga – rongga batu kali
tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail
pondasi.
2.3.3 Untuk lantai kerja pondasi tapak dibuat dari beton tumbuk
(pekerjaan yang ada pondasi tapak).
2.3.4 Untuk tanah berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/ cm2, dibawah

pondasi dipasang
2.3.5 cerucuk kayu gelam bakau atau sejenisnya yang ditumbuk
hingga mencapai kedalam tanah keras.
2.3.6 Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja
dan gambar detail. Campuran yang digunakan: Pondasi beton
cyclopen dibuat dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang diisi
30 % batu kali. Pondasi batu kali/ belah dipasang dengan
perekat 1 Pc : 3 Ps, Pondasi tapak dibuat sesuai mix design atau
mutu beton K-225 kg/ cm2. pondasi batu bata dipasang dengan
perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar dengan
campuran 1 Pc : 3 Ps.

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG

3.1 Lingkup Pekerjaan
Jenis beton bertulang terdiri dari 2 macam yaitu f’c 22,5 Mpa dan
f’c17,5 Mpa.
Beton bertulang Mutu f’c – 22,5 Mpa dibuat untuk bangunan Meliputi
3.1.1 Pondasi tapak.
Beton

3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5

Bertulang Mutu f’c –17,5 Mpa dibuat meliputi :
Kolom –kolom praktis
Balok lintel
Kolom dan balok sopi-sopi
Tempat –tempat yang mempergunakan beton bertulang sesuai
dengan gambar rencana.

Hal - 5

3.2 Bahan
3.2.1 Semen
 Digunakan Portland Cement Type I menurut NI –8 tahun 1972
dan memenuhi S –400 menurut standar Cement Portland
yang digariskan oleh Asosiasi Semen I ndonesia (NI 8 tahun
1972).

 Semen yang sudah mengeras sebagian dan seluruhnya
dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya
sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat semen yang lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30
cm dan tumpukan yang paling tinggi 2 m. Setiap semen
yang baru masuk harus dipisahkan dengan semen yang telah
ada (dengan menerapkan sistim FI FO) agar pemakaian
semen dapat dilakukan menurut urutan pengirim.

3.2.2 Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir –butir tajam dan keras, bebas
dari bahan –bahan organik, lumpur dan sejenisnya serta
memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat–syarat yang tercantum dalam SK SNI T-15. 1991.03.

3.2.3 K e r i k i l

 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
oleh SK SNI T-15.1991.03
 Timbunan kerikil dan pasir harus dipisahkan agar kedua jens
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan
beton dengan komposisi material yang akurat.

3.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan –bahan organik atau bahan –bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

3.2.5 Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu f’c
17,5 Mpa. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,

Hal - 6

lemak, minyak, karet lepas dan bahan lainnya.
Besi harus disimpan dengan baik, tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan pada ruangan terbuka dalam jangka waktu
panjang.
Membengkokkan dan meluruskan tulangan harus dilakukan
dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat
dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan
cacatan : harus ada persetujuan Direksi. Jumlah besi per
satuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab pemborong.
3.2.6 Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu
baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran
dan batas –batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan –
ketentuan didalam SK SNI T-15.1991.03
3.2.7 Mutu Beton
a. Mutu beton dibuat dengan adukan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr
b. Mutu beton untuk pekerjaan yang digunakan adalah
berdasar pada Mix Design dari laboratorium yang
disepakati antara Kontraktor dan Pemimpin Proyek.

3.3 Pedoman Pelaksanaan
3.3.1 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat –syarat
ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
3.3.2 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi
apabila ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi
dan gambar arsitektur.
3.3.3 Adukan Beton
Pengakuan adukan beton dari tempat
pengadukan dan
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan – bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu yang menyolok antara
pengikatan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor,
dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus

Hal - 7

memenuhi SK SNI T – 15.1991.03.
3.3.4 Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja
dilarang berdiri dan berjalan –jalan diatas penulangan. Untuk
dapat sampai ketempat –tempat yang sulit dicapai, harus
digunakan papan –papan berkaki yang tidak membebani
tulangan. Kaki –kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat beton dicor.
3.3.5 Pengecoran beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan
kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk
keperluan tersebut harus ditempatkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung –karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton pada saat proses curing.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti terjadi
keropos,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang
diinginkan, munculnya besi tulangan pada permukaan
beton, yang lain – lain tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar lagi sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera
atas resiko pemborong.

4. PEKERJAAN DI NDI NG

4.1 Lingkup Pekerjaan
4.1.1 Dinding bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan
pada seluruh dinding bangunan, seperti tertera dalam gambar
dan dijelaskan dalam gambar detail.

4.2 Persyaratan Bahan
4.2.1 Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis kelas I menurut NI 10
dengan bentuk standar batu bata adalah prisma empat
persegi panjang bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya
rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau
campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi
hingga tidak hancur bila terendam air.
4.2.2 Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir
harus bersifat masif, artinya tidak pecah atau hancur oleh

Hal - 8

pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat pasir.

4.2.3 Semen dan Air
Untuk persyaratan
kedua bahan
tersebut,
mengikuti
persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

4.3 Pedoman Pelaksanaan
4.3.1 Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
 Pasang kedap air (1 Pc : 2 Ps)
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai
setinggi 20 cm diatas lantai.
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan.
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan
lantai.
 Pasangan dinding Septic Tank.
 Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap
air tersebut.
4.3.2 Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di
dalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen
dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian
diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan
yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang
baru.
4.3.3 Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara
teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal) dan
pengukuran arus dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara, satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang
telah selesai.
4.3.4 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatas harus
berbeda setengah tebal bata. Potongan bata setengah tidak
dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata kecuali
pasangan bata sudut.
4.3.5 Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retak dikemudian hari. Pada tempat –tempat tertentu sesuai
gambar diberi kolom – kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan tebal dinding.
4.3.6 Lubang untuk alat – alat listrik dan pipa yang ditanam didalam

Hal - 9

dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa /
alat, harus ditutup dengan adukan plester yang dilaksanakan
secara sempurna, dikerjakan bersama – sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.
4.3.7 Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai
(plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi
perawatan/ curing dengan cara membasahinya secara terusmenerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.

5. PEKERJAAN PLESTERAN
5.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton
bertulang.

5.2 Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah
digariskan dalam pasal beton bertulang.

5.3 Pedoman Pelaksanaan
5.3.1 Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam
0,5 cm.
฀ Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar
bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
5.3.2 Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai
campuran 1 Pc : 2 Ps, sedangkan plesteran bata lainnya
dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
5.3.3 Ketebalan plesteran pada suatu bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis
dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara
1 cm sampai 1,5 cm. Untuk mencapai tebal plester yang rata
sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertikal.
5.3.4 Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang /
tidak
rata
harus diusahakan
memperbaikinya
secara
keseluruhan, bidang – bidang yang harus diperbaiki hendaknya
dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi
empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
5.3.5 Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya

Hal - 10

selama seminggu sejak permulaan plesteran (proses curing).
5.3.6 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa –pipa listrik
selesai dipasang.

6. PEKERJAAN LANTAI
6.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan,
selasar depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :
6.1.1 Lantai beton tumbuk atau beton rabat pada ruangan, emperan
samping kiri dan kanan, belakang dan depan bangunan .
6.1.2 Lantai keramik pada ruangan dan teras.

6.2 Bahan yang digunakan
6.2.1
6.2.2
6.2.3

6.2.4

Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr.
Keramik 40 x 40 cm kualitas terbaik merk I kad / setara untuk
ruangan dan selasar.
Lantai dimana keramik tersebut akan dipasang harus
dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti. Ketinggian (Peil)
harus diukur dari yang tetap, satu dan lain hal sesuai dengan
gambar rencana. Bila terdapat penyimpangan hal ini harus
segera diberitahukan kepada pengawas lapangan yang
kemudian akan memberi keputusannya.
Pemasangan keramik tersebut dengan perekat adukan 1 Pc : 2
Ps, siar (Nad) maximum 2 mm. Setelah selesai terpasang siarsiar diisi dengan kapur semen sampai siar-siar tadi tertutup
rapat. Setelah sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari pasangan
lantai tersebut baru boleh diinjak, kerusakan-kerusakan atau
cacat yang terjadi karena tidak mengindahkan spefisikasi ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.

6.3 Lingkup Pekerjaan
6.3.1

6.3.2

6.3.3

Dasar lantai
Untuk semua lantai dilapisi pasir pasang setebal 5 cm dan
dipadatkan. Pemeriksaan sebelum lantai dipasang, kontraktor
harus memeriksa semua pasangan pipa – pipa, saluran –
saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang
dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
Adukan
 Untuk beton tumbuk 1 Pc : Ps : 6 Kr dengan plesteran 1 Pc
: 2 Ps.
Pemasangan
 Lantai beton tumbuk dipasang dengan tebal 5 cm dan
diplester setebal 2 cm, Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc :

Hal - 11

3 Ps : 6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps

 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak,
noda dan cacat –cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada
lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar sampai
berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata
dengan sekitarnya.

7. PEKERJAAN KAYU
7.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan,
alat–alat bantu yang diperlukan, sampai pekerjaan konstruksi kayu
selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah :
7.1.1 Pekerjaan kosen pintu dan jendela
7.1.2 Daun pintu / jendela dan ventilasi
7.1.3 Lisplank, papan talang dan riuter

7.2 Persyaratan Bahan
7.2.1
7.2.2
7.2.3
7.2.4

Untuk semua rangka Kuda –kuda termasuk gording, lisplank
papan dan talang digunakan kayu kelas I dengan kualitas baik.
Untuk semua kayu kosen pintu dan jendela digunakan kayu
klas I dengan kualitas baik.
Daun pintu, jendela, dan papan ruiter digunakan kayu kelas I I
berkualitas terbaik.
Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran
terpasang. Kayu harus betul –betul kering, tidak keropos,
lurus, tidak cacat / bermata.

7.3 Pedoman Pelaksanaan
7.3.1

7.3.2

Kosen pintu.
 Ukuran kayu untuk kosen pintu adalah 5/ 10 (ukuran
setelah jadi dibuat)
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar,
ikatan perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang
sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan
lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.
 Setiap kosen pintu harus dilengkapi dengan angker
minimal 3 buah untuk setiap sisi kiri dan kanan, kanan
kosen yang melekat ketembok. Khusus untuk kosen pintu
dibawah kosen dilengkapi dengan dork yang diangker
kedalam neut beton.
 Semua Bidang kosen yang bersinggungan dengan dinding/
beton dibuat tali air, kemudian dibidang tersebut
diawetkan dengan cat meni 2 (dua) kali.
Lisplank

Hal - 12

Lisplank
dibuat
dari
papan
lebar
sesuai
gambar.
Pemasangannya
dipakukan
langsung
pada
gording.
Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban kontraktor.

8. PEKERJAAN RANGKA ATAP
8.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Rangka Atap meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan, alat –alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi rangka
kayu selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah :
8.1.1 Rangka Atap
8.1.2 Gording

8.2 Persyaratan Bahan
8.2.1 Untuk semua rangka atap ; kuda-kuda dan gording digunakan
kayu kelas I dengan kualitas baik

8.3 Pedoman Pelaksanaan
8.3.1 Rangka Atap
 Semua rangka atap dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, dan ukuran.

9. PEKERJAAN LANGI T – LANGI T
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah penutup semua bidang atap
bangunan.

9.2 Persyaratan Bahan
9.2.1 Rangka langit –langit induk dipakai kayu kelas I I ukuran 5/ 7
cm kualitas baik.
Rangka pembagi digunakan kayu kualitas baik ukuran 5/ 5 cm.
9.2.2 Untuk langit –langit bagian dalam ruangan dan selasar
digunakan multiplek 4 mm dengan ukuran seperti tertera
dalam gambar Produksi Dalam Negeri serta mempunyai
kualitas yang baik.

9.3 Pedoman Pelaksanaan
9.3.1 Rangka langit –langit induk dipasang dengan urutan pertama,
yang dipakukan pada gapit kuda –kuda (balok tarik). Rangka
ini kemudian dipakai penggantung dari papan kualitas baik ke

Hal - 13

kaki kuda –kuda dan gording. Setelah rangka induk terpasang,
dilanjutkan dengan pemasangan rangka pembagi dari kayu
meranti ukuran 5/ 5 cm.
9.3.2 Pemasangan rangka ini harus rapi dan rata dengan waterpass.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketidak rapian
pemasangan rangka ini.

10. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
10.1 Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang
atap bangunan.

10.2 Bahan yang digunakan
Untuk atap digunakan bahan Seng Multiroof Cat Pabrik 0,30 Warna
menurut persetujuan owner.

10.3 Penyimpanan
Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan
dengan tanah, semen dan sebaiknya disimpan pada tempat yang
beratap (ruangan yang tertutup).

10.4 Pembersihan
Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku dan kotoran
lain harus dibersihkan dari atap dan talang selama pekerjaan
berlangsung dan pada akhir pekerjaan.

10.5 Pedoman Pelaksanaan
10.5.1 Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang
berlawanan arah angin.
Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang
yang mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan arah
angin, kemudian baru ditimpa dengan atap yang bertepi
gelombang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran – lembaran berikutnya.
10.5.2 Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau
lebih tata peletakan / penyusunan atap selalu harus dipasang
mulai dengan pemasangan lajur bawah hingga selesai baru
dilanjutkan kejalur atas.
10.5.3 Pemasangan paku pada atap harus selalu pada puncak
gelombang dan dikunci hingga puncak gelombang tersebut
tidak dapat bergerak.
10.5.4 Pada saat pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang
bekerja harus mengalaskan papan yang dibuat seperti tangga

Hal - 14

yang diletakkan diatas gording untuk menghindari atap diinjak
langsung yang dapat mengakibatkan atap tersebut rusak.
10.5.5 Bubungan ditutup dengan bahan yang sama multiroof 0,3 mm
Tindisan antar satu lembar bubungan dengan lembaran
bubungan yang lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik.
10.5.6 Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat –syarat
sehingga
tidak
mengakibatkan
kebocoran
setelah
pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.

11. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGANTUNG

11.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan pengantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan
hak angin.

11.2 Persyaratan dan Bahan.
11.2.1 Engsel – engsel pintu dari ukuran 4 inci atau yang setara.
11.2.2 Kunci pintu dipasang 2 (dua) slag (dua kali putar).
11.2.3 Grendel (Sloot).

11.3 Pedoman Pelaksanaan
11.3.1 Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) Slang, yang
berkualitas baik.
11.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun
pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu,
tidak dibenarkan melengketkan engsel pada pintu dan kozen
dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat pada kayu yang dipasang.
11.3.3 Untuk alat – alat tersebut sebelum dipasang kontraktor wajib
mempersiapkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Direksi atau pemberi Tugas.
11.3.4 Apabila pada waktu pemasangan alat – alat tersebut tidak
sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak
menginstruksikan untuk membongkar kembali dan diganti
dengan alat –alat yang disyaratkan atas biaya kontraktor.
11.3.5 Grendel dipasang 1 (satu) buah untuk setiap daun pintu.
Pasangan harus rapi dan dapat digunakan dengan baik. Untuk
melengketkan grendel tersebut pada daun pintu harus
menggunakan mur seperti tersebut dalam ayat 12.3.2 pasal
ini.

Hal - 15

12. PEKERJAAN PERPI PAAN DAN PERLENGKAPAN SANI TASI

12.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan kloset, floor strainer, kran
air, pipa air bersih dan air kotor, sumur gali serta septic tank.

12.2 Bahan –bahan yang digunakan
12.2.1 Pipa PVC diameter ½ " untuk keperluan air bersih digunakan
sekualitas dengan tekanan kerja 7 Kg/ cm2. Alat penyambung
digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan untuk
pipa.

12.3 Pedoman Pelaksanaan
12.3.1 Pemasangan pipa –pipa didalam bangunan dipasang didalam
dinding (inbouw).
12.3.2 Pemasangan pipa –pipa tersebut harus vertikal atau
horizontal, tidak boleh dipasang miring.
12.3.3 Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus
dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor,
Pengawas
dan
Pemimpin
Proyek.
Pengujian
harus
menghasilkan tekanan hydraulik sebesar 10 kg/ cm2 selama
satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala cacat dan
kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian harus
diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan
pengujian menjadi tanggung jawab kontraktor.
12.3.4 Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun
kapasitas Septic tank dan sumur peresapannya harus
dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan. Tata letak
sumur peresapan (rembesan) sekurang kurangnya 8,00 m dari
sumber air (sumur gali) agar tidak terjadi pencemaran
terhadap sumber air tersebut.
12.3.5 Untuk lokasi pekerjaan yang sudah mempunyai jaringan PDAM
sumber air untuk kebutuhan bangungan diambil dari jaringan
PDAM tersebut. Segala biaya yang timbul dari penyambungan
air ini dibebankan kepada kontraktor sesuai dengan kontrak.

12.4 Persyaratan Pemasangan
12.4.1 Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
12.4.2 Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm diantara pipa –pipa atau dengan
bangunan dan peralatan.
12.4.3 Semua pipa dan sambungan pipa harus dibersihkan
dengan cermat dan teliti sebelum dipasang dari semua

Hal - 16

12.4.4
12.4.5

12.4.6

12.4.7

kotoran, benda –benda tajam / runcing serta penghalang
lainnya harus dibersihkan.
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan UNI ON atau FLANGE.
Sambungan
lengkung,
reduser
dan
expander
serta
sambungan -sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan
harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang kearah titik
buangan. Drainase dan vents harus mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
Pemasangan
dilakukan
secara
menurun
guna
mempermudah pengisian dan pengurasan.

12.5 Penyambungan Pipa - pipa
12.5.1 Sambungan ulir
 Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40
mm.
 Keadaan ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa diputar dengan tangan sebanyak 3 ulir.
 Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat
Henep dan Zinkwite dengan campuran minyak.
 Semua potongan pipa harus memakai pipe cutter dengan
pisau roda.
 Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari
bekas cutter dengan reamer.
 Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
12.5.2 Sambungan lem
 Penyambungan
antara
pipa
dan
fitting
PVC,
mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai
rekomendasi dari pabrik pipa.
 Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini
dipergunakan alat pres khusus. Selain itu pemotongan
pipa mempergunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat lurus terhadap batang pipa.
 Cara menyambung lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
12.5.3 Sambungan yang mudah terbuka.
 Sambungan ini dipergunakan alat – alat sanitair pada
lavatory faucet dan supply valve, waste fitting dan siphon.
 Pada sambungan ini kerapatan diperoleh adanya paking
dan bukan seal threat.

Hal - 17

12.6 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum di uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara atau metode yang disetujui sampai
semua benda –benda asing disingkirkan.

12.7 Pengujian
12.7.1 Sistem air bersih
 Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus di uji
dengan tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dari
tekanan kerja ditambah 50 % dalam jangka waktu 3 x 24
jam.
 Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus di
uji kembali.
 Peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas dari
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
12.7.2 Sistem air limbah
Pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar
3,0 meter diatas titik tertinggi salama 1 jam.

13. PEKERJAAN I NSTALI SASI LI STRI K
13.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan
instalasi didalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari
instalasi
PLN
(Perusahaan
Listrik
Negara)
atau Genset,
penyediaan bola lampu, kabel –kabel, pipa PVC, tiang listrik, dan
sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah titik lampu dan stop
kontak yang harus dipasang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam
Kontrak.
Titik lampu dan stop kontak diartikan sebagai tempat mata lampu dan
stop kontak yang telah dipasang kabel –kabel yang diperlukan
sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut. Untuk
wilayah yang tidak ada listrik maka item ini ditiadakan.

13.2 Bahan – bahan yang digunakan
13.2.1 Kabel NYM
Kabel dengan 3 inti untuk satu pass
I nti Copper dibungkus dengan isolasi PVS
I solasi 2 lapis menyelubungi inti
13.2.2 Kabelnya
I solasi PVC, luas penampung minuman yang boleh digunakan
2,5 mm 2.

Hal - 18

Kawat BC, Kawat tembaga yang telanjang.
13.2.3 Steker, Stop Kontak dan Saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
13.2.4 Bola lampu pijar, TL dan armaturenya adalah produksi National,
Merk Philips, Fuji, Tungsram atau yang sekualitas .

13.3 Penggunaan
13.3.1 Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan
didalam dinding.
13.3.2 Kabel NYA digunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
13.3.3 Grounding
Kawat grounding dapat
dipergunakan kawat telanjang
(BCC = Bare Copper Conductore)

13.4 Pedoman Pelaksanaan
13.4.1 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu / stop
kontak serta jenis armature lampu yang dipakai harus sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan
pipa – pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistim inbouw) dan penarik kabel (jaringan kabel) diatas
plafond di ikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau
1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC.
Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pertahanan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai
dan terandam air tanah).
13.4.2 Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direksi,
pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalateur) yang
telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau sebagai instalateur
yang masih berlaku dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini
sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk
biaya pengujian dengan pihak PLN.
13.4.3 Pengujian instalasi listrik dilakukan kontraktor pada beban
penuh salama 1 x 14 jam secara terus menerus. Semua biaya
yang timbul akibat pengujian jadi tanggung jawab kontraktor.
13.4.4 Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber
dari instalasi PLN.
Besarnya daya yang diperlukan adalah sesuai dengan
kebutuhan. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang
maka kontraktor harus menambah tiang beton pracetak.
Penambahan tiang dan kabel adalah beban kontraktor.

Hal - 19

14. PEKERJAAN PENGECATAN

14.1 Lingkup Pekerjaan
14.1.1 Menie kayu untuk bidang kosen yang melekat pada tembok,
sambungan – sambungan konstruksi kayu pada kuda –kuda,
tiang sandaran dan lain – lain.
14.1.2 Menie besi untuk baut –baut dan besi plat strip.
14.1.3 Cat kayu dan bidang –bidang kosen yang tampak, daun pintu
panel dan ventalasi kayu, lisplank dan lis eternit, serta dinding
papan yang dapat dibuka dan plafond papan rider.
14.1.4 Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang –bidang
beton.
14.1.5 Residu / teer untuk kayu kuda –kuda, gording dan rangka atap.

14.2 Bahan – bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti
14.2.1 Menie kayu dan besi sekualitas kuda terbang, Platon atau Ftalit.
14.2.2 Cat kayu sekualitas kuda terbang, Avian atau Ftalit.
14.2.3 Cat tembok merk Vinylex
14.2.4 Residu dengan kualitas baik dan tidak luntur.
14.2.5 Plamur kayu dan dinding sekualitas RJ.

14.3 Pedoman Pelaksanaan
14.3.1 Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan
plafond.
14.3.2 Pekerjaan cat menie, residu harus betul –betul rata, berwarna
sama, pengecatan minimal 2 kali.
14.3.3 Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang
digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 2 (dua) kali pekerjaan menie kayu / cat dasar.
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur.
 Penghalusan dengan amplas.
14.3.4 Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai
berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan
halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata
sama dan tidak terdapat belang –belang atau noda –noda
pengelupas.
14.3.5 Pengecatan harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.
 Pengecatan plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan
bidang pengecatan yang merata dan tidak terdapat belang –

Hal - 20

belang atau noda –noda pengelupas.
14.3.6 Warna yang digunakan
Ditentukan oleh Pemberi Tugas.

15. PEKERJAAN LAI N – LAI N
15.1 Sebelum pekerjaan diserah terimakan, kontraktor diwajibkan
membongkar gudang, bangsal – bangsal kerja, membersihkan
bahan–bahan bangunan, kotoran – kotoran bekas yang ada dalam
lokasi bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan
bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
15.2 Untuk lain –lain pekerjaan maupun persyaratan yang belum dan
tidak tercantum dalam Syarat-Syarat Teknis ini serta tidak
dijelaskan dalam rapat Penjelasan Pekerjaan, maka bagian –bagian
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan gambar bestek atau
instruksi.

Sinabang,

2013

Penawar,
PT/CV/FIRMA

Nama
Jabatan

Hal - 21

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN
UKM KABUPATEN SIMEULUE

GAMBAR BES TEK
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PASAR KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
LOKASI :
KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE

SUMBER DANA OTSUS
TAHUN ANGGARAN 2013

KONS ULTAN PERENCANA

CV. JAS A LINGKUNGAN ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

B
PEKERJAAN

2.00

2.00

2.00

2.00

1.50
LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

2.50

MENYETUJUI

4.00
3.00

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

3.00

11.50

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007

4.00

DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

A
2.00

1.00

4.00

4.00

4.00

4.00

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001

1.00

18.00
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

5

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

4

PEKERJAAN

4
3

3

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

2

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

2

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007

1
6

6

DIPERIKSA OLEH

5

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

5

1

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH PONDASI

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH PONDASI
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

6

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

S lo o f Uk. 1 5 / 2 0

S lo o f Uk. 1 5 / 2 0
PEKERJAAN

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

4.00

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

1.50

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

S lo o f Uk. 1 3 / 1 5

MENYETUJUI

11.50

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

S lo o f Uk. 2 0 / 2 5

S lo o f Uk. 2 0 / 2 5

4.00

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

S lo o f Uk. 2 0 / 2 5

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

2.00

1.00

4.00

4.00

4.00

4.00

1.00
FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001

18.00

KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH SLOOF

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH SLOOF
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

7

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

2.00

2.00
KP 1

1.50

KP 1

KP 2

K

KP 1

KP 1

K

2.00

2.00
KP 1

KP 1

KP 2

KP 2

KP 1

KP 1

K

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1
PEKERJAAN

KP 2

K

KP 1

KP 1

K

LO KAS I

KP 2

KP 2

KP 2

KP 2

4.00
KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KP 1

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

11.50

K

K

K

K

K

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

4.00
AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
K

K

K

K

DIPERIKSA OLEH

K

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

2.00

K

4.00

K

K

4.00

K

4.00

K

4.00

16.00
FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH KOLOM

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH KOLOM
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

8

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

2.00

2.00

2.00

2.00
PEKERJAAN

1.50

LO KAS I

2.50
4.00

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

9.50

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

4.00

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

4.00

4.00

4.00

4.00
FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH BALOK LATAI

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH BALOK LATAI
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

9

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

2.00

2.00

2.00

2.00

1.50

PEKERJAAN

LO KAS I

4.00

4.00

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

11.50
10.00
4.00

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

4.00

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

2.00

2.00

4.00

4.00

4.00

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

4.00

16.00
FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH RING BALK

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH RING BALK
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

10

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

2.00

2.00

2.00

2.00
PEKERJAAN

1.50

LO KAS I

+ 0,05

+ 0,05

+ 0,05

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

+ 0,05

4.00

MENYETUJUI

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

11.50

4.00

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
+ 0,025

+ 0,025

+ 0,025

DIPERIKSA OLEH

+ 0,025

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

2.00

1.00

4.00

4.00

4.00

4.00

1.00

18.00

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH KERAMIK DALAM RUANGAN

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH KERAMIK
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

11

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

2.00

2.00

2.00

2.00
PEKERJAAN

1.50
LO KAS I

2.50
4.00

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

11.50

4.00

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007

2.00

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

DIPERIKSA OLEH

1.00

4.00

4.00

4.00

4.00

1.00
FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001

18.00

KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur

DENAH KERAMIK LUAR RUANGAN

Nama Gambar

SKALA 1 : 100

DENAH KERAMIK
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

12

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE
1.00
2.50

0.15
1.00

0.41

PEKERJAAN
0.20

0.20

1.10

0.41

1.40

0.15

LO KAS I

0.15

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

0.15

2.20

MENYETUJUI

Denah Septitank + Resapan
SKALA 1 : 50

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

3LSDKDZD‘ LQFKL
3LSDKDZD‘ LQFKL
Ka ki b e t o n p e n g u a t
Tu t u p
ko n t ro l
Pla t b e t o n b e rt u la n g t = 1 0 cm

Pla t b e t o n b e rt u la n g t = 1 0 cm
0.32

3LSD39 &‘ GDUL. ORVHW

0.10

0.10

0.10

0.25

1.60

0.25

1.40

0.93

Din d in g co r b e t o n 1 : 3 : 5

0.12
0.45
0.13

0.20

0.12

KONSULTAN PERENCANA

0.13
0.15

0.25

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001

0.90

0.62

3LSD39 &‘ LQFK

Pa s ir
Pa s ir + Ke rikil
Ba t u Ko s o n g + Ba t a
Iju k

0.50

La n t a i s e p t ikt a n k
co r b e t o n 1 : 3 : 5

PENANGGUNG JAWAB
0.85
0.05

1.00

0.05

KASTURI, ST
Direktur

Potongan Septitank + Resapan

Nama Gambar

SKALA 1 : 50

DENAH SEPTITANK
+ RESAPAN
Skala

1 : 50

Digambar
NO. LEMBAR

20

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

1.00

PEKERJAAN

2.50

0.15
1.00

1.10

1.40

0.15

2.20
0.15

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

0.15

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur
Nama Gambar

DETAIL SEPTITANK
+ RESAPAN
Skala
Digambar
NO. LEMBAR

21

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

PEKERJAAN

Ke t e ra n g a n :
Bo x NCB
La m p u TL Ph ilip 4 0 Wa t t

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

La m p u Ph ilip 2 5 Wa t t
S a kla r Ga n d a

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

S a kla r Tu n g g a l
S t o p Ko n t a k

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

DENAH INSTALASI LISTRIK
SKALA 1 : 100

KASTURI, ST
Direktur
Nama Gambar

DENAH INSTALASI LISTRIK
Skala

1 : 100

Digambar
NO. LEMBAR

22

JLH LEMBAR

24

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

4.00
2.00

2.00
A- A

PEKERJAAN

1.50
LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

B- B

MENYETUJUI

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

Denah Kamar Mandi
SKALA 1 : 50

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

1.00

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

0.75
2.83

2.83

1.50

1.50
1.20

0.60
0.40

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001

0.40

KONSULTAN PERENCANA

0.85
2.00

2.00

1.50

4.00
PENANGGUNG JAWAB

Potongan A - A

Potongan B - B

SKALA 1 : 50

SKALA 1 : 50

KASTURI, ST
Direktur
Nama Gambar

DENAH DAN POTONGAN
KAMAR MANDI
Skala

1 : 50

Digambar
NO. LEMBAR

24

JLH LEMBAR

24

S lo o f Uk 2 0 / 2 5
Ke ra m ik Po lis h e d
Uk. 4 0 x 4 0
Ke ra m ik Un p o lis h e d
4 0 x 4 0 cm

Be t o n Tu m b u k
Uru g a n p a s ir
Uru g a n t a n a h

0.20

0.05
0.05

0.20

0.25
0.13

0.75

0.78

0.70

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

0.77

PEKERJAAN

0.05
0.05

0.30
0.40

0.30
0.60
0.70

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH

Pot. 1 - 1

MENYETUJUI

SKALA 1 : 25

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur
Nama Gambar

Skala
Digambar
NO. LEMBAR
JLH LEMBAR

24

0.90
0.05

0.80

0.75
0.05

0.05

0.65

0.05
0.10

0.10

PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

0.10
0.05
0.10

0.05

PEKERJAAN

2.00

2.05

LO KAS I

1.85 1.90

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
MENYETUJUI

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

Detail Pintu

Detail Pintu Kamar Mandi

SKALA 1 : 25

SKALA 1 : 25

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

3.82
0.05

1.81

0.05 0.05

1.81

0.05

0.05

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

2.65

2.70
PENANGGUNG JAWAB

KASTURI, ST
Direktur
Nama Gambar

DETAIL PINTU
Detail Folding Gate
SKALA 1 : 50

Skala

1 : 50

Digambar
NO. LEMBAR

19

JLH LEMBAR

24

0.15
PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
KOPERASI DAN UKM
KABUPATEN SIMEULUE

0.15

PEKERJAAN

LO KAS I

KECAMATAN SIMEULUE TENGAH
KABUPATEN SIMEULUE
PROVINSI ACEH
0.20

0.15

0.20

MENYETUJUI

0.13

Kepala Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UKM
Kabupaten Simeulue

AHMADLYAH, SH
Nip. 19650509 199203 1 007
DIPERIKSA OLEH

Pengelola Teknis Kegiatan
Staf Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Simeulue

FIKRIANTO, ST, MT
Nip. 19800321 200504 1 001
KONSULTAN PERENCANA

0.20
0.13

PENANGGUNG JAW