JDIH TAPINKAB 1 PERBUP 11 THN 2017

BI'PATI TAPIIT
PROVIilSI I{ALIMANTAIT SELATAIT
PERATURAN BUPATI TAPIN
NOMOR 11 TAIIUN 2OL7
TEITTANG

PENGENDALHIT GRATIFII(ASI
DI LINGKI'NGAIT PEMERINTAII I{ABUPATEIY TAPIN
DENGAIT RAIIMAT TUIIAN YAITG MAIIA ESA

BT'PATI TAPIIT,

Menimbang :

a.

bahwa dalam rangka penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan yang baik di lingkr-rngan
Pemerintah Kabupaten Tapin yang bersih dan
bebas dari kompsi, kolusi dan nepotisme, perlu


mengatur Pengendalian Gratifikasi

di

Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapin;
b.

Mengingat

1

2.

3.

batrwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam hurlf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tapin;


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah [.aut,
Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II
Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 27561;
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Irmbaran
Negara Republik Indonesia Talrun L999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
Undang-Undang Nomor 31 Tahun L999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 14O, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 38741, sebagaimana

telah diubatr dengan Undang-Undang Nomor 2O
Tahun 2OOl tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OOl Nomor 134, Tambatran Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 415O);

,4

-2-

4.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO2 Nornor 1.37, Tambahan l,embaran Negara
Republik Indonesia Nomor +25O), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1O
Tahun 2OLS tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Perubatran Atas UndangUndang Nomor 30 Tahun 2OO2 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Konrpsi
(I-embaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 31, Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 5661);
5.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OLl tentang
Pembentukan Peraturan Pemndang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

20ll

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara


Republik lndonesia Nomor 523+);
6.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5a9al;

7.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244,
Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang


Nomor 9 Tahun 2075 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
8.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2Ol4 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2OO4
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 141, Tambahan

kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
aaa9l;

-3-

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OOS Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a578);

11.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO8 Nomor 127, Tarrbahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor a89O);

L2.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2OLO
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OIO Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);

13.

Perattrran Pemerintah Nomor 12 Tahun 2Ol7

tentang Pembinaan dan Pengawasan
PenyelenggarEran Pemerintahan Daerah

(Lenobaran Negara Republik Indonesia Tahun

Negara
Republik Indonesia Nomor 6Oal);

2AI7 Nomor 73, Tarnbahan Irmbaran

t4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaal
Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengal Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2OlI
tentang Perubahan Kedua atas Perahrran
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daeratr;

15.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60
Tahun 2072 tentang Pedoman Pembangunan

7-ona Integritas Menuju Wilayah Bersih dari
Kompsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayarri di Linglmngan Kementeianfl*mbaga
dan Pemerintah Daerah;

16.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80
Tahun 2Ol5 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah;

-4-

17. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara

Nomor 2L Tahun 2O1O tentang Petunjuk

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2O1O tentang Disiplin Pegawai Negeri

Sipil;
18.

Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi
Nomor 02 Tahun 2Ol4 tentang Pedoman
Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi,
sebagairnana telah diubah dengan Peraturan
Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 06 Tahun
2Ol5 tentang Perubatran Atas Peraturan Komisi
Pemberantasan Korupsi Nomor 02 Tatrun 2Ol4
tentang Pedoman Pelaporan dan Penetapan
Status Gratifikasi;

19.

Peraturan Daeratr Kabtrpaten Tapin Nomor O5
Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Tapin, sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Tapin Nornor O9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Tapin;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor O 1
Tahun 2OI2 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Tapin;

2r. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 12
Tatrun 2OL2 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 09
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah;

23. Peraturan Bupati Tapin Nomor 25 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, T\rgas
dan F\rngsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Tapin;

-5-

MEMUTUSKAT{

:

Menetapkan : PERATURAN BITPATI TEITTANG PENGENDALIAI{
GRATIEII(ASI DI LINGKT'TGAIT PTMIRIITTAII
KABUPATEII TAPIIY.
BAB

I

I(EIENTUAIT I'MIIM
Pasal

1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan
1. Daerah adalah Kabupaten Tapin.

2.

:

Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah Otonom.

3. Bupati adalah Bupati Tapin4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tapin.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin.
6. Inspekttrr adalah Inspektur Kabupaten Tapin.
7. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Tapin.
8. Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya disebut KPK
adalah Lembaga Negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan yang berwenang di Bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

9.

Satuan Keda Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD
adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan Perwakilan Ratcyat
Daerah dalam penyelengga.raan Umsan Pemerintahan yang
menjadi Kewenangan Daerah.
10. Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten Tapin yang selanjutnya
disebut Pejabat/Pegawai adalah Bupati, Wakil Bupati, Pegawai
Negeri Sipil Daerah, Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pegawai
pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Pegawai Tidak Tetap,
Pegawai Harian, Pegawai yang bekerja untuk dal atas nama
Pemerintah Kabupaten Tapin.
ll.Unit Pengendalian Gratjfikasi yang selanjutnya disingkat UPG
adalah suatu unit yang dibentuk r.rntuk melakukan tugas dan
fungsi proses pengendalian terhadap penerimaan, penolakan dan
pemberian gratifikasi serta pelaporannya.
12. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yaitu meliputi
penerimaan atau pemberian uang/setara uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapar,r, perjalanan wisata, pengobatan curna-cultrla,
dan fasilitas lainnYa.

-6-

13.

Gratifikasi yang dianggap Suap adalah gratifikasi yang diterima

oleh Pejabat/Pegawai Pemerintah Daeratr, yang berhubungan
dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya.
14.

Kedinasan adalah seluruh aktivitas resmi Pejabat/Pegawai
Pemerintah Daerah yang sah dalam pelaksanaan tugas, fungsi

dan jabatannya.

Gratifikasi adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi secara transparan
dan akuntabel melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan
partisipasi aktif badan pemerintahan, dunia usaha dan

15. Pengendalian

masyarakat untuk membentuk lingkungan pengendalian
gratifikasi.

16.

Pihak Ketiga adalah orang, badan atau lemb"ga lainnya yang
akan dan/atau sedang menjalin hubungan kerja dengan
Pejabat/Pegawai.

BAB

II

MAItSt D, T&IItrAII, RUAIfe LIIteKIrp DAII PRIMIP
Baglan Kesatu
Maksud dan Tqiuan
Pasat 2

(1) Peraturan Bupati ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
kepada Pejabat/Pegawai dalam memahami, mengendalikan dan
mengelola gratifrkasi di lingkungan Pemerinta-h Daerah.
(2) Peraturan Bupati ini bertujuan

:

a. meningkatlan pengetahuan

dan

pemahaman

Pej abat/ Pegawai tentang gratilikasi;

b. meningkatkan kepatuhan Pejabat/Pegawai terhadap
ketentuan gratifrkasi

;

c. menciptakan lingkungan kerja dan budaya kerja
d.

yang
transparan dan akuntabel di linglnrngan Pemerintah Daerah;
membangun integritas Pejabat/Pegawai yang bersih dan
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; dan

e. meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik
penyetrenggaraan layanan di Pemerintatr Daerah"

atas

-7

-

Bagian Kedua
Prinsip Dasar
Pasal 3

(1) Setiap Pejabat/Pegawai wajib menolak gratifrkasi yang diketahui
sejah awal berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, aurfiara lain :
a. terkait dengan pemberian layanan pada masyarakat ditruar
penerimaan yang sah;

b. terkait dengan tugas dalam proses penJrusunEln
c.
d.

anggaran

diluar penerimaan Yang sah;
terkait dengan tugas dalam proses pemeriksaan, audit,
rnonitoring dan evaluasi diluar penerimaan yang sah;
terkait dengan pelaksanaan perjalanan dinas diluar
penerimaan yang sah/resmi dari Pemerintah Daerah;
dalam proses penerimaan/promosi/mutasi pegawai;

e.
f. dalam proses komunlkasi, negosiasi dan

pelaksanaan
kegiatan dengan Pihak Ketiga terkait dengan pelaksanaan
tugas dan kewenangzrnnya;

dari
akibat
Perjanjian
gan
Ketiga;
Pihak
den
kesepakatan
kontrak/
kerj asama/
h. sebagai ung!