pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela terhadap kualitas laba

PENGARUH TINGKAT KETAATAN PENGUNGKAPAN WAJIB DAN LUAS
PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP KUALITAS LABA
( STUDI PADA PERUSAHAAN PUBLIK SEKTOR MANUFAKTUR)
SOVI ISMAWATI RAHAYU
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS YARSI
Abstract
The objectives of the research is to find out the impact of mandatory disclosures
and voluntary disclosures on earnings quality. The population of this study was public
manufacturing companies listed at Jakarta Stock Exchange in 2005 period. There were
31 manufacturing companies meet the criteria was chosen as sample.
This research is explanatory research, and the data analysis were treated as
cross-section. Mandatory disclosure were measured by mandatory disclosure index,
while voluntary disclosure were measured by voluntary disclosure index, and earnings
quality were measured by earnings response coefficient (ERC). Earning persistence,
systematic risk, company growth, leverage and company size which in prior studies
described ERC variation, in this research used as controlling variable. The research
hypothesis were tested using the multiple regression analysis.
The result of this research before and after use the which described ERC
variation show that: (a) mandatory disclosure had no impact on earnings quality, (b)
voluntary disclosure had significantly negative influence on earnings quality, and (c)
mandatory disclosure and voluntary disclosure were simultance had no impact on

earning quality.
Keywords: Mandatory Disclosures, Voluntary Disclosures, Earnings Quality, Earnings
Response Coefficient
1.PENDAHULUAN
Laporan tahunan dan laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang
secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak
manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang
memungkinkan bagi pihak-pihak diluar manajemen, mengetahui kondisi perusahaan.
Namun sejauh mana informasi yang dapat diperoleh sangat tergantung pada tingkat
pengungkapan (disclosure) dari laporan tersebut.
Pengungkapan dalam laporan keuangan akan membantu pengguna laporan
keuangan untuk memahami isi dan angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
1

Kegagalan dalam memahami laporan keuangan mengakibatkan beberapa perusahaan
mengalami kesalahan penilaian (misvalued), baik undervalued maupun overvalued,
seperti kasus Enron, Worldcom, dan Kimia Farma. Sehingga muncul pertanyaan
mengenai transparansi, pengungkapan informasi, dan peran akuntansi dalam
menghasilkan informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya, sehingga pemakai
informasi akuntansi menerima sinyal tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Pricewaterhouse Coopers melakukan penelitian mengenai adanya information
gap, menunjukkan bahwa Indonesia pada urutan yang sangat rendah untuk bidang
pengungkapan dan transparansi. Berikutnya pada tahun 2002 dengan responden investor
institusional di Jakarta menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Indonesia masih
berada pada urutan yang rendah dalam persepsian standar akuntabilitas, pelaksanaan
auditing dan ketaatannya, serta pengungkapan dan transparansi (Khomsiyah, 2005).
Hasil penelitian Desi (2004) terhadap laporan tahunan 90 emiten manufaktur
tahun 1998,

menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan sukarela rata-rata sebesar

14,6% sampai 15,6% dari 82 item. Wiwik (2005) juga meneliti pengungkapan sukarela
untuk perusahaan publik sektor manufaktur rata-rata sebesar 43,65% ( skor maksimal
85,98% dan minimal 18,77%) dari 44 item. Sedangkan Khomsiyah (2005) dalam
penelitiannya terhadap perusahaan publik di Indonesia tahun 2003 dengan sampel 41
emiten menemukan bahwa tingkat pengungkapan wajib rata-rata sebesar 74,97% dan
pengungkapan sukarela rata-rata sebesar 47,16% dari 49 item.
Hasil penelitian tersebut cukup bervariasi karena dasar acuan yang dipakai
untuk mengukur tingkat pengungkapan tidak sama dan juga obyek penelitiannya yang
berbeda. Namun hasilnya menunjukkan bahwa praktek pengungkapan wajib relatif

sudah banyak ditaati oleh emiten, sebaliknya kesediaan emiten untuk memberikan
pengungkapan sukarela masih relatif rendah.

2

Bagi investor, laporan laba dianggap mempunyai informasi untuk menganalisis
saham yang diterbitkan oleh emiten. Kualitas laba penting bagi mereka yang
menggunakan laporan keuangan untuk tujuan kontrak dan pengambilan keputusan
investasi (Schipper dan Vincent, 2003). Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba
akuntansi yang mempunyai sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsi
(perceived noise) didalamnya dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan
yang sesungguhnya. Ayres (1994) menyatakan bahwa laba akuntansi dikatakan
berkualitas

apabila

elemen-elemen

yang


membentuk

laba

tersebut

dapat

diinterprestasikan dan dipahami secara memuaskan oleh pihak yang berkepentingan.
Dalam praktek, kualitas laba akuntansi tersebut sulit untuk diukur. Oleh karena
itu, masing-masing peneliti menggunakan pendekatan yang berbeda untuk mengukur
kualitas laba akuntansi. Earnings Response Coefficient (ERC) merupakan salah satu
ukuran atau proksi yang digunakan untuk mengukur kualitas laba.
Perubahan harga saham akibat perubahan laba seharusnya dipengaruhi pula oleh
informasi yang dimiliki investor. Pengungkapan dilaporan tahunan maupun laporan
keuangan, mencerminkan proksi informasi publik yang dimiliki investor, selain
informasi lainnya (berita dimedia massa, laporan analis, dan lainnya). Beberapa peneliti
kemudian menggabungkan penelitian tentang pengungkapan (disclosure) dengan ERC.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk mengetahui bagaimana
pengaruh tingkat ketaatan


pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan luas

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) terhadap kualitas laba pada perusahaan
publik sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian ini,
pengungkapan wajib berdasarkan Lampiran 1 Surat Edaran Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal SE-02/PM/2002, tanggal 27 Desember 2002, tentang Pedoman Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri

3

Manufaktur. Pengungkapan sukarela berdasarkan instrumen yang dikembangkan dan
digunakan oleh Khomsiyah (2005) yang berjumlah 49 item. Sedangkan kualitas laba
diukur dengan ERC, serta menggunakan beberapa faktor yang dalam penelitian
sebelumnya mempengaruhi ERC sebagai variabel kontrol. Yaitu: persistensi laba
(persistence), risiko sistematis (beta), pertumbuhan perusahaan (growth), struktur modal
(leverage), besaran perusahaan (size).
2.KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, DAN HIPOTESIS
2.1.Pengungkapan Informasi (Disclosure)
Pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan dan langkah

akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statemen keuangan. Evans (2003) membatasi pengertian pengungkapan hanya
pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat
kabar atau media masa lain serta informasi diluar lingkup pelaporan keuangan tidak
termasuk dalam pengertian pengungkapan. Sementara itu, Wolk, Tearney, dan Dodd
(2001) memasukkan pula statemen keuangan segmental dan statemen yang merefleksi
perubahan harga sebagai bagian dari pengungkapan.
Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu:
1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure)
Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar pengungkapan informasi bagi
perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik yaitu,
Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan
No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan
Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya diubah melalui Keputusan
4

Ketua Bapepem No. Kep-38/PM/1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah
melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Peraturan tersebut diperbaharui

dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk
setiap jenis industri.
2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui
pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam memahami
strategi bisnis manajemen. Pengungkapan Sukarela merupakan pengungkapan butirbutir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan
yang berlaku.
Sedangkan dari sumber PSAK dapat disimpulkan bahwa informasi lain atau
informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang
mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian,
laporan mengenai lingkungan hidup, laporan nilai tambah) adalah merupakan
pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka
memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai.
Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial budaya suatu negara, teknologi
informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
lembaga yang berwenang. Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan,
yaitu:
1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)
3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

5

2.2.Pengukuran Tingkat Pengungkapan
Pengukuran tingkat pengungkapan menggunakan indeks pengungkapan.
Penelitian terdahulu yang menggunakan indeks pengungkapan untuk mengukur tingkat
pengungkapan perusahaan dibagi dalam dua kelompok, yaitu penelitian yang
menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan dan penelitian yang
menggunakan indeks pengungkapan dengan pembobotan. Kedua jenis indeks
pengungkapan ini dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti atau dikembangkan
lembaga tertentu.
Dari beberapa penelitian, dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang
pengungkapan wajib menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan, sedangkan
penelitian tentang pengungkapan sukarela terbagi menjadi dua kelompok yaitu,
menggunakan indeks pengungkapan tanpa pembobotan dan menggunakan indeks
pengungkapan dengan pembobotan.
2.3.Kualitas Laba
Laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang mempunyai sedikit

atau tidak mengandung gangguan persepsi (perceived noise) didalamnya dan dapat
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Chandrarin,2003)
dalam Sekar (2004), sedangkan Ayres (1994) menyatakan bahwa laba akuntansi
dikatakan berkualitas apabila elemen-elemen yang membentuk laba tersebut dapat
diinterprestasikan dan dipahami secara memuaskan oleh pihak yang berkepentingan.
Conservatism index (C-score) sebagai proksi konservatisme neraca, earnings
quality indicator (Q-score) untuk menghitung tingkat konservatisme laporan rugi laba,
dan earnings Response Coefficient (ERC) merupakan ukuran atau proksi yang
digunakan untuk mengukur kualitas laba. Pada penelitian ini kualitas laba diukur

6

dengan menggunakan ERC, karena pada penelitian-penelitian dipasar modal, untuk
mengukur besarnya reaksi pasar terhadap informasi laba digunakan ERC.
Beberapa peneliti telah mengukur kualitas laba dengan ERC antara lain Balsam
et al (2003), Teoh dan Wong (1993), Fan dan Wong (2003), Choi dan Jeter (1990) dan
Warfield et al (1998). Lev (1989), Bandyopadhyay (1994),

Sekar (2004), Agung


(2005), Gideon (2005), menyatakan bahwa besaran ERC menunjukkan kualitas
earnings perusahaan. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari
tingginya ERC, menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Sebaliknya, lemahnya
reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari rendahnya ERC, menunjukkan
laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas.
ERC dari setiap sekuritas berbeda-beda besarannya karena terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi ERC. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi ERC seperti persistensi laba (Kormendi dan Lipe,
1987; Easton dan Zmijweski,1989), risiko sistematis (Collins dan Kothari ,1989),
pertumbuhan perusahaan (Collins dan Kothari ,1989), struktur modal (Dhaliwal et al ,
1991; Biddle dan Seow ,1991; Kim et al,2000) , besaran perusahaan (Easton dan
Zmijweski,1989; Chaney dan Jeter,1991; Baginski,1999) .
2.4.Pengukuran ERC
Scott (2000) menyatakan bahwa ERC mengukur besarnya abnormal returns
saham (CAR) dalam merespon komponen kejutan dari earnings yang dilaporkan
perusahaan (UE).
CAR adalah total penjumlahan dari abnormal returns untuk periode tertentu
disekitar pengumumman suatu informasi.
ARit = Rit – E(Rit)
Rit = (Pit-Pit-1)/Pit-1


7

Sedang return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan
Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003), mengestimasi return ekspektasi menggunakan
model estimasi mean-adjusted model, market model dan market adjusted model. Dalam
penelitian ini, untuk mengestimasi return ekspektasi digunakan market adjusted model,
karena menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut.
ARit = Rit – Rmt.
UE atau earnings surprise merupakan selisih antara earnings harapan dengan
earnings sesungguhnya yang diumumkan oleh perusahaan. Laba ekspektasian
diestimasi dengan model langkah acak (random walk model) Model langkah acak
mengestimasi laba periode berjalan sama dengan laba periode sebelumnya. Laba
kejutan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
UE = (EPSit - EPSit-1)/ Pit-1
2.5.Pengungkapan Informasi Dan Kualitas Laba
Kualitas disclosure merupakan dimensi yang sangat penting dari kualitas
akuntansi

perusahaan.

Dan

kualitas

informasi

akuntansi

yang

tinggi

akan

menggambarkan seberapa bagus kualitas laba yang dihasilkan dari proses akuntansi.
Biasanya perusahaan yang banyak mengungkapkan informasi (high disclosure firms)
adalah perusahaan yang memiliki kabar baik (good news). Basu (1997) menemukan
bahwa good news firms memiliki laba yang lebih persisten dan ERC yang lebih tinggi
bad news firm. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas pengungkapan akan
mempengaruhi kualitas laba, semakin tinggi kualitas pengungkapan maka, akan
semakin bagus kualitas laba yang dihasilkan.
Ketika diasumsikan disclosure terhadap laporan keuangan maupun laporan
tahunan dipandang kredibel oleh investor, dan dapat memberikan informasi tentang

8

prospek perusahaan dimasa datang, maka semakin rendah ketidakpastian prospek
perusahaan. Keberadaan kualitas pengungkapan dalam laporan keuangan maupun
laporan tahunan memungkinkan investor mendapat informasi tambahan untuk menilai
laba perusahaan dengan lebih akurat, sehingga informasi laba memberikan respon
kepada pasar. Dan kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba atau kekuatan respon
(power of response) menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Seperti yang
dinyatakan oleh Bandyopadhyay (1994) bahwa besaran ERC menunjukkan kualitas
earnings perusahaan. Akhirnya dapat dikatakan bahwa kualitas pengungkapan akan
mempengaruhi kualitas laba, yang diukur dengan ERC. Semakin tinggi kualitas
pengungkapan maka akan semakin tinggi ERC
2.6.Penelitian Terdahulu
Penggabungan isu penelitian tentang pengungkapan dengan ERC ini antara lain
dilakukan oleh Gelb dan Zarowin (2000), yang menguji hubungan antara luas
pengungkapan sukarela dengan future ERC dan menemukan bahwa future ERC untuk
perusahaan high disclosurers secara signifikan lebih besar dari pada future ERC
perusahaan low disclosurers.
Di Indonesia, Harjanti (2002) menguji pengaruh luas pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan terhadap current ERC. Dalam penelitiannya Harjanti (2002)
mengajukan hipotesis bahwa luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
berpengaruh negatif terhadap current ERC, dan hasil penelitiannya tidak mendukung
hipotesis ini. Desi (2004) melakukan penelitian tingkat keluasan pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan dan hubungannya dengan current ERC. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa skor pengungkapan dengan penbobotan dengan yang tanpa
pembobotan ditemukan berbeda secara signifikan, dan tingkat keluasan pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan berhubungan positif dengan current ERC.

9

2.7.Hipotesis
H1

: Tingkat ketaatan pengungkapan wajib berpengaruh positif terhadap
Earnings Response Coefficients (ERC).

H2

: Luas pengungkapn sukarela berpengaruh positif terhadap Earnings
Response Coefficients (ERC).

H3

: Tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela
berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficients (ERC).

3.METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini termasuk explanatory research, karena penelitian ini bertujuan
menjelaskan antar variabel yang diuji. Berkaitan dengan formasi data, penelitian ini
disusun dalam bentuk cross-sectional . Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistika sebagai
alat analisis yang utama.
3.1.Metode Penarikan Sampel
Penarikan sampel berdasarkan proporsional stratified

sampling, dimana

populasi sasaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Berada pada industri manufaktur pada tahun 2005
2. Mempunyai tahun buku yang berakhir 31 Desember 2005 .
3. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan tidak melebihi 31 Maret 2006
4. Mempublikasikan laporan tahunan tidak melebihi 31 Mei 2006
5. Tidak mengalami kerugian pada tahun 2005
6. Mempunyai nilai buku ekuitas positip pada tahun 2005.
7. Mempunyai laporan tahunan pada tahun 2005
8. Mempunyai data lengkap (harga saham harian, IHSG, nilai kapitalisasi pasar)
9. Mempunyai data laba triwulanan tahun 2003 – 2005

10

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 42 perusahaan yang menjadi populasi sasaran
(lampiran-1). Dari 42 perusahaan yang menjadi populasi sasaran, diambil sampel
sebesar 30 perusahan (n = N/(Nd2 + 1), d = 0.1), kemudian ditentukan proporsinya ke
dalam tiga kategori (lampiran-2).
3.2. Sumber Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh
melalui berbagai sumber seperti Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Indonesian
Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Exchange (JSX) Statistics, Pusat Data
Pasar Modal (PDPM) IBII, PDPM PPA UGM, serta publikasi lain yang mendukung
penelitian ini.
3.3.Operasionalisasi Variabel
3.3.1.Variabel Dependen
Variabel dependen adalah kualitas laba yang diproksikan dengan ERC. ERC merupakan
efek setiap dolar unexpected earning terhadap return saham, biasanya diukur dengan
slope koefisien dalam regresi abnormal return saham dan unexpected earnings (Cho
and Jung, 1991)
CAR = α + β (UE) + e
CAR = Cumulative abnormal returns
β

UE = Unexpected earnings

= Koefisien hasil regresi (ERC)

Estimat ERC merupakan slope koefisien yang diperoleh dengan melakukan
regresi cross-sectional antara CAR dan UE (Teets & Wasley, 1996).
(1). Menghitung CAR masing-masing perusahaan sample.
t+1
CAR =

ΣARit
t-1
11

CAR = Cumulative abnormal returns
ARit = Abnormal returns saham i pada hari ke t
t-1

= 1 hari sebelum pengumuman laporan keuangan atau laporan tahunan

t+1

= 1 hari setelah pengumuman laporan keuangan atau laporan tahunan

CAR untuk menguji H1 menggunakan window 3 (tiga) hari, yaitu: 1 hari
sebelum pengumuman laporan keuangan sampai 1 hari setelah pengumuman laporan
keuangan. CAR untuk menguji H2 menggunakan window 4 (tiga) hari, yaitu: hari pada
saat penyampaian laporan tahunan sampai 3 hari setelah penyampaian laporan tahunan.
CAR untuk menguji H3 menggunakan window 4 (tiga) hari, yaitu: hari pada saat
penyampaian laporan tahunan sampai 3 hari setelah penyampaian laporan tahunan.
(2). Menghitung UE masing-masing perusahaan.
Unexpected earnings atau earnings surprise merupakan proksi laba akuntansi
yang menunjukkan kinerja intern perusahaan. UE diukur sesuai dengan penelitian
Kallapur (1994), dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
UEit = (EPSit – EPSit-1)/ Pit-1
UEit

= Unexpected Earnings perusahaan i pada tahun 2005

EPSit

= Earnings per share perusahaan i pada tahun 2005

EPSit-1 = Earnings per share perusahaan i pada tahun 2004
Pit-1

= Harga saham perusahaan i akhir tahun 2004

3.3.2.Variabel Independen
Pengungkapan Wajib (X1)
Pengungkapan wajib diukur berdasarkan Lampiran 1 Surat Edaran Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal SE-02/PM/2002, tanggal 27 Desember 2002, tentang Pedoman
Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik
Industri Manufaktur. Secara garis besar, yaitu perkelompok butir pengungkapan wajib

12

dapat dilihat pada lampiran-3. Tingkat ketaatan pengungngkapan wajib ditunjukkan
dengan indeks pengungkapan wajib. Perhitungan indeks dilakukan dengan rumus (Zaki
et al, 2001):
∑ butir informasi yang di ungkapkan
Indeks Pengungkapan wajib = ------------------------------------------------------∑ semua butir informasi – Informasi NA
Pengungkapan Sukarela (X2)
Luas pengungkapan sukarela diukur berdasarkan instrumen yang dikembangkan
dan digunakan oleh Khomsiyah (2005) yang berjumlah 49 item. Daftar item/butir
pengungkapan sukarela secara lengkap disajikan dalam lampiran-4. Luas pengungkapan
sukarela ditunjukkan dengan indeks pengungkapan sukarela, dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Σ ( P x B)
Indeks Pengungkapan Sukarela = ----------Σ ( S x B)
P = Butir informasi yang di ungkap(1 jika diungkap, 0 jika tidak diungkap)
S = Semua butir pengungkapan sukarela
B = Bobot setiap informasi pengungkapan sukarela
3.3.3.Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang dimasukkan dalam model pada penelitian ini merupakan
beberapa variabel yang ditemukan menjelaskan variasi ERC pada penelitian
sebelumnya. Variabel

tersebut

meliputi:

persistensi

laba

(persistence),

beta,

pertumbuhan perusahaan (growth), strutur modal (leverage), besaran perusahaan (size).
Persistensi Laba (Persistence)
Eit = α + βEit-1 + e

13

Eit

= laba perusahaan i pada periode t

Eit-1

= laba perusahaan i pada periode t - 1

β

= persistensi laba

Risiko Sistematis (Beta)
Pada penelitian beta diestimasi menggunakan model pasar selama setahun yaitu
dari t0 sampai t-setahun, yang dihitung berdasarkan persamaan :
Ri = αi + βiRm + e
Ri

= return perusahaan i

Rm

= return pasar

βi

= beta perusahaan i

Pertumbuhan (Growth)
Market capitalization
Market-to-book ratio = ---------------------------------Book value of equity
Struktur Modal (Leverage) Lev = TU/TA
Besaran perusahaan (Size).

SIZE = Log MCit

Ringkasan Operasionalisasi dapat dilihat pada lampiran-5
3.4.Metode Analisis
Untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan terhadap koefisien respon laba
adalah dengan model regresi cross-sectional (CRSM) yang dikembangkan Teets dan
Wasley (1996). Hipotesis yang diajukan diatas, akan diuji dengan analisis regresi
berganda dengan model interaksi. Dengan menggunakan model interaksi, maka variabel
individual dalam persamaan regresi tidak di interprestasikan . Untuk menguji pengaruh
tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela terhadap ERC,
ditentukan dengan melihat arah dan signifikansi koefisien interaksi (β dari UE*MDISC
dan UE*VDISC). Model yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
CARLK = α1 + β1(UE) + β2(MDISC) + β3(UE*MDISC) + e1..........(1)

14

CARLK = α2 + β4(UE) + β5(MDISC) + β6(GROWTH) + β7(LEVR) + β8 (PERST) + β9 (SIZE) +
β10(BETALK) + β11(UE*MDISC) + β12(UE*GROWTH) +

β13(UE*LEVR) + β14

(UE*PERST) + β15 (UE*SIZE) + β16 (UE*BETALK) + e2..........(2)
CARLT = α3 + β17(UE) + β18(VDISC) + β19(UE*VDISC) + e3........(3).
CARLT = α4 + β20(UE) + β21(VDISC) + β22(GROWTH) + β23(LEVR) + β24 (PERST) + β25 (SIZE)
+ β26(BETALK) + β27(UE*VDISC) + β28(UE*GROWTH) +

β29(UE*LEVR) + β30

(UE*PERST) + β31(UE*SIZE) + β32 (UE*BETALK) + e4..........(4)
CARLT = α5+β33(UE) + β34(MDISC) + β35 (VDISC) +β36(UE*MDISC) + β37(UE*VDISC) + e5...(5)
CARLT = α5 + β38(UE) + β39(MDISC) + β40(VDISC) + β41(GROWTH) + β42(LEVR) + β43 (PERST)
+

β44

(SIZE)

+

β48(UE*GROWTH) +

β45(BETALK)

+

β46(UE*MDISC)

+

β47(UE*VDISC)

+

β49(UE*LEVR) + β50 (UE*PERST) + β51(UE*SIZE) + β52

(UE*BETALK) + e6..........(6)

CAR

= Cumulatif abnormal return

UE

= Unexpected earnings

VDISC = Voluntary disclosure

MDISC = Mandatory disclosure

PERS

BETA = Risk/Beta

= Persistence

LEVR = Leverage
SIZE

GROW = Growth

= Size

4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Statistik Diskriptif
Deskripsi Statistik Tingkat Pengungkapan Wajib (lampiran-6)
Perusahaan sampel memiliki tingkat ketaatan sebesar rata-rata 81% dengan nilai
maksimum sebesar 95% dan nilai minimum sebesar 68%. Perusahaan yang memiliki
indeks pengungkapan wajib tertinggi adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, sebesar
95%

Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks pengungkapan wajib terendah

adalah PT. Intanwijaya International Tbk sebesar 68%.

15

Deskripsi Statistik Tingkat Pengungkapan Sukarela (lampiran-7)
Pada luas pengungkapan sukarela dengan pembobotan, perusahaan sampel
memiliki tingkat pengungkapan sukarela sebesar rata-rata 40% dengan nilai maksimum
sebesar 77% dan nilai minimum sebesar 11%. Perusahaan yang memiliki indeks
pengungkapan sukarela tertinggi adalah PT. Kimia Farma Tbk (77 % dengan
pembobotan dan 78% tanpa pembobotan). Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks
pengungkapan sukarela terendah adalah PT. Alakasa Industrindo Tbk ( 11% dengan
pembobotan dan 10% tanpa pembobotan).
Deskripsi Statistik CAR dan UE (lampiran-8)
Perusahaan yang memiliki CAR disekitar pengumuman laporan keuangan
(CARLK) tertinggi adalah PT. Branta Mulia Tbk, sebesar 0.089, sedangkan terendah
adalah PT. Pyridam Farma Tbk sebesar -0.1074. CAR disekitar pengumuman laporan
tahunan (CAR LT) tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk, sebesar 0.181, sedangkan
terendah adalah PT. Pelangi Indah Canindo Tbk sebesar -0.126
Perusahaan yang memiliki UE tertinggi adalah PT. Sekar Laut Tbk, sebesar
3.9356. Sedangkan perusahaan yang memiliki UE terendah adalah PT. Berlina Tbk
sebesar -0.1248.
Deskripsi Statistik Variabel Kontrol (lampiran-9)
4.2.Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji KolmogorovSmirnov dan Jarque-Bera. Uji Kolmogorov-Smirnov (output SPSS), memiliki distribusi
normal jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05.

Hasil tersebut menunjukan bahwa

variabel yang memiliki distribusi normal adalah MDISC, VDISC, CARLK, CARLT,
SIZE, LEVR, BETALK, dan BETALT. Sedangkan variabel yang tidak berdistribusi
normal adalah UE, GROWTH dan PERST (lampiran-10).

16

Sedangkan uji Jarque-Bera (output Eviews) memiliki distribusi normal jika nilai
Probability < 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persamaan model 1, 2, 3, 5
berdistribusi normal. Sedangkan persamaan model yang tidak memiliki distribusi
normal adalah persamaan model 4 dan 6, (lampiran-10).
4.3.Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Q boxpierce (jika nilai AC < 0.5, maka data terbebas dari multikolinieritas). Hasil uji Q boxpierce untuk setiap model persamaan menunjukkan nilai AC 0.05 (lampiran-13).
4.4.Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis 1 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol
konsisten, yaitu tingkat pengungkapan wajib tidak berhubungan terhadap ERC
(lampiran-14). Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan
pengungkapan wajib berpengaruh positif terhadap ERC

17

Hasil pengujian hipotesis 2 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol
konsisten, yaitu tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC
(lampiran-15). Hasil

penelitian

ini tidak

mendukung

hipotesis

bahwa

luas

pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC
Hasil pengujian hipotesis 3 sebelum dan setelah dimasukkan variabel kontrol,
tingkat pengungkapan wajib tidak berpengaruh terhadap ERC. Sedangkan tingkat
pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC, namun setelah dimasukkan
variabel kontrol, tingkat pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap ERC
(lampiran-16) . Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis bahwa tingkat ketaatan
pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela berpengaruh secara bersamasama terhadap ERC.
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Tanpa variabel kontrol

Variabel
MDISC

Dengan variabel kontrol

MDISC

Tanpa variabel kontrol

Variabel
VDISC

Dengan variabel kontrol

VDISC

Tanpa variabel kontrol

Dengan variabel kontrol

Variabel
MDISC
VDISC
MDISC
VDISC

Hipotesis 1
Hipotesis
Hasil
Positif
Negatif
Positif

Negatif

Hipotesis 2
Hipotesis
Hasil
Positif
Negatif
Positif

Negatif

Hipotesis 3
Hipotesis
Hasil
Positif
Positif
Positif
Negatif
Positif
Positif

18

Negatif
Negatif

Signifikansi
Tidak signifikan

Kesimpulan

Tidak signifikan

H0 diterima

Signifikansi
Signifikan

Kesimpulan

Signifikan

H0 ditolak

Signifikansi
Tidak signifikan
Tidak signifikan

Kesimpulan

Tidak signifikan
Signifikan

H0 diterima

5.KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Penelitianini tidak berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa tingkat
ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial
berpengaruh positif terhadap kualitas laba yang diukur dengan ERC. Peneliti juga tidak
berhasil membuktikan bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas
pengungkapan sukarela secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas laba yang
diukur dengan ERC. Hasil penelitian tersebut tetap konsisten sebelum dan setelah
dimasukkan variabel kontrol.
Dengan demikian hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Harjanti (2002)
dan Desi (2004) bahwa luas pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC
Perbedaan hasil penelitian ini diduga karena periode pengamatan yang berbeda, dimana,
penelitian Harjanti (2002) dengan periode pengamatan tahun 1995 dan Desi (2004) pada
periode pengamatan 1998. Pada periode pengamatan tersebut ditemukan nilai UE ratarata negatif, penelitian Desi (2004) ditemukan 61% dari sampel mempunyai nilai UE
negatif. Sedangkan pada penelitian ini ditemukan rata-rata nilai UE positif (68% nilai
UE positif),
Nilai UE negatif diartikan EPS tahun ini lebih kecil dari pada tahun sebelumnya,
sebaliknya, nilai UE positif diartikan EPS tahun ini lebih besar dari pada tahun
sebelumnya (terjadi kenaikan). Dapat disimpulkan, ketika terjadi penurunan EPS, luas
pengungkapan sukarela berpengaruh positif terhadap ERC, namun ketika terjadi
kenaikan EPS, luas pengungkapan sukarela tidak berpengaruh terhadap ERC.
Menurut dugaan peneliti, hal ini disebabkan

karena masyarakat pemakai

laporan keuangan khususnya investor relatif akan memberikan respon terhadap
informasi laba ketika terjadi penurunan earnings per share (EPS) yang ditunjukkan

19

dengan nilai unexpected earnings (UE) negatif, dengan memperhatikan voluntary
disclosure. Demikian pula sebaliknya masyarakat pemakai laporan keuangan relatif
tidak memperhatikan voluntary disclosure ketika terjadi kenaikan EPS. Sedangkan
penilaian tentang mandatory disclosure, investor mempercayakan kepada auditor
dengan memperhatikan laporan auditor independen.
5.2.Saran
Penelitian berikutnya diharapkan mempertimbangkan dalam penilaian luas
ungkapan sukarela dengan current issue dan dengan memberi bobot pada tingkat
kerincian suatu butir informasi yang diungkapkan, sehingga indeks pengungkapan
menjadi up to date dan lebih teliti. Penelitian berikutnya juga diharapkan menggunakan
metode pengukur kualitas laba selain Earnings Response Coefficient (ERC), dan metode
pengukur return ekspektasi dalam menentukan abnormal return selain market adjusted
model.

20

REFERENSI
A.A.A. Ratna Dewi, 2004, Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap
Earnings Response Coefficient, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7, No. 2,
hal. 207-223.
Aida Ainul Mardiyah, 2002, Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost
of Capital, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No.2, hal. 229-256
Ayres, F.L, 1994, Perception of Earnings Quality: What Manager Need to Know,
Management Accounting, pp. 27-29
Badyopadhyay. S, 1994, Market Reactions to Earnings Announcemants of SE dan FC
firm in The Oil and Gas Industry, The Accounting Review (October): 657-674.
Balsam, S.,2003, Krishnan, J., dan Yang, J.S., Auditor Industry Specialization and
Earnings Quality, Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol. 22, pp. 71-97.
Bapepam, 2002, Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik, Lampiran 1 Surat Edaran Ketua Bapepam No : SE02/PM/2002, http://www.bapepam.go.id.
Binsar H. Simanjutak, Lusy W., 2004, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.7, No.3.
Botosan, Christine A, 1997,Disclosure Level and the Cost of Equity Capital, The
Accounting Review, pp 323-349.
Bryan, Daniel., Liu, M.H. Carol.,Tiras, Samuel l., 2003, The Influence Of Independent
And Effective Audit Committees On Earnings Quality, http://papers.ssrn.com.
Cho, L.Y., and K. Jung, 1991, Earnings Response Coefficients: A Syinthesis of Theory
and Empirical Evidence, Journal of Accounting Literature, Vol 10, p. 85-116.
Choi, Frederik, D.S, 1999, International Accounting, Third Edition, Prentice-Hall Inc,
New Jersey.
Chow, Chee W., & Adrian Wong Boren, 1987, Voluntary Financial Disclosure by
Mexican Corporation, Accounting Review, pp. 533-541
Collins, D. dan S. Kothari, 1989, An Analysis of the Intertemporal and Cross-sectional
Determinants of Earnings Response Coefficients, Journal of Accounting and
Economics 11, pp. 143-182.
Collins, W.A., W.S. Hoopwood, and J.C. Mackeowmn, 1984, The Predictability of
Interm Earnings Over Alternative Quarters, Journal of Accounting Research,
Vol.22, No.2.p. 467-479.
21

Cooper, Donald R and Emory, C William, 1995, Business Research Methods, 5 th ed,
Richard D. Irwin, Inc.
Courtis, John K , 1992, The Reliability of Perception-based Annual Report Disclosure
Studies, Accounting & Business 23 (Winter), pp 31-43.
Desi Adhariani, 2004, Tingkat Keluasan pengungkapan Sukarela dalam Laporan
Tahunan dan Hubungannya dengan Current Earnings Response Coefficient,
Tesis S2, Magister Manajemen, Universitas Indonesia.
ECFIN, 2007, Indonesian Capital Market Directory 2006, Jakarta,
Enwistle, Gary M., Phillips, Fred., 2003, Relevance, Reliability, and the Earnings
Quality Debate, Issues in Accounting Education, Vol. 18, No. 1.
Espahbodi, Reza, 2001, On the Factors Influencing Return-Earnings Relationship, Style
Sheet, http://papers.ssrn.com.
Evans, Thomas G, 2003, Accounting Theory: Contemporary Accounting Issues,
Thomson, South Western, Australia.
Fan, J.P.H., Wong, T.J., 2002,Corporate ownership Structure and the Informativeness of
Accounting Earnings in East Asia, Journal of Accounting and Economics 33,
p.401-425.
Financial Accounting Standards Boards (FASB), 1983, Accounting Standards:
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) 1-5, McGraw-Hill Book
Company, USA.
Gelb, D., and P. Zarowin, 2000, Corporate Disclosure Policy and the Informativeness of
Stock Prices, Working Paper, Seton Hall University and New York University.
Ghosh, Aloke., Gu, Zhaoyang., 2005, Sustained Earnings And Revenue Growth,
Earnings Quality, And Earnings Response Coefficients, http://papers.ssrn.com.
Harjanti Widiastuti, 2002, Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan
Terhadap Earnings Response Coefficient, Tesis S2, Universitas Gadjah Mada.
Healy, P.M., A.P. Hutton, and K.G. Palepu, 1993, The Effect of Firms Financial
Disclosure Strategies on Stock Prices, Accounting Horizons, p.1-11.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat.
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 2005, Semarang,
Penerbit: Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Imhoff, E, and G.J. Lobo, 1992, The Impact of Ex Ante Earnings Uncertainty on
Earnings Response Coefficient, The Accounting Review 67 (April): 427-439.

22

Jakarta Stock Exchange, 2006, JSX Monthly Statistics February 2006, Volume 15 No.2,
Jakarta, JSX Research Development Division.
Jaswadi, 2004, Dampak Earnings Reporting Lags terhadap Koefisien Respon Laba,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 3.
Jogiyanto H.M., 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 3, Yogyakarta,
Penerbit BPFE.
Kallapur, Sanjay, 1994, Deviden Payout Ratio as Determinants of Earnings Response
Coefficient, Journal of Accounting and Economics 17: 359-375.
Khomsiyah, 2005, Analisis Hubungan Struktur Dan Indeks Corporate Governance
Dengan Kualitas Pengungkapan, Disertasi S3, Universitas Gadjah Mada.
Kormendi, Roger and Lipe, 1987, Earnings Innovations, Earnings Persistence and Stock
Returns, Journal of Business, Vol.60, No.3, july, p.323-345.
Kothari, S, 1992, Price Earnings Regression in the Presence of Prices Leading Earnings,
Journal of Accounting and Econimics 15, pp. 173-202.
Lang, M. dan R. Lundholm, 1993, Cross-sectional Determinants of Analyst Rating of
Corporate Disclosures, Journal of Accounting Research 31, pp. 246-271.
Lobo, Gerald J. dan Jian Zhou, 2001, Disclosure Quality And Earnings Management,
Social Science Research Network Electronic Paper Collection.
Lougee, Barbara A., Marquardt, Carol A., 2002, Earnings Quality and Strategic
Disclosure: An Empirical Examination Of `Pro Forma` Earnings,
http://papers.ssrn.com.
Marston, C.L., dan P.J. Shrives, 1991, The Use of Disclosure Indices in Accounting
Research: A Review Article, British Accounting Review 23, pp.195-210.
Palepu, Krisna G., Healy, Paul M., Bernard Victor L., 2004, Business Analysis and
Valuation, Third Edition, South-Western, USA.
Schipper, Khaterine and Linda Vincent 2003, Earnings Quality, Accounting Horizons,
Vol.17, Supplement, p.97-110.
Scott, William R.,2003, Financial Accounting Theory, Third Edition, Prentice Hall
International.
Sekar Mayangsari, 2004, Bukti Empiris Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap
Earnings Response Coefficient, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No.2.

23

Singhvi, Surendra S. and Desai, Harsha B., 1971, An Empirical Analysis of the Quality
of Corporate Financial Disclosure, The Accounting Review 73, p 129-138.
Siti Asiah Murni, 2004, Pengaruh Luas Ungkapan Sukarela dan Asimetri Informasi
Terhadap Cost of Equity Capital pada Perusahaan Publik di Indonesia, Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia, Vol 7, No. 2, hal. 192-206.
Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE,
Yogyakarta.
Teets, W.R. and Wasley, C.E., 1996, Estimating Earnings Response Coefficients: Pooled
versus Firm Specific Models, Journal of Accounting Ecconomics 21, Juni, hal.
279-295
Teoh, S. H. dan Wong, T. J., 1993, Perecieved Auditor Quality and the Earnings
Response Coefficient, Journal Accounting Review, Vol.66, No.2, p. 346-366.
Tjakradinata, Emma Siamuljati, 2000, Studi Empiris atas kualitas Pengungkapan
(Disclosure) Laporan Tahunan dan Pengeruhnya terhadap Dispersi Harga Saham
Perusahaan yang Tercatat pada Bursa Efek Jakarta, Tesis Pascasarjana,
Universitas Indonesia.
Wallace, R.O.S., et al, 1994, The Relationship between the comprehensiveness of
corporate annual reports and firm characteristics in Spain, Accounting and
Business Research, Vol 25, No. 97, p. 41-53.
Warfield,T.D.,Wild, J.J.,danWild, K.L., 1995, Manajerial Ownership, Accounting
Choice and Informativeness of Earnings, Journal of Accounting & Ecconomics
20, p. 61-91.
White, Gerald I., Shondhi, Ashwinpaul C., Fried, Dov., 2003, The Analysis And Use of
Financial Statements, Third Edition, John Wiley & Sons, USA.
Wiwik Utami, 2005, Dampak Pengungkapan Sukarela Dan Manajemen Laba Terhadap
Biaya Modal Ekuitas Dengan Informasi Asimetri Sebagi Variabel Intervening,
Disertasi S3, Universitas Padjajaran.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, and James L. Dodd, 2001, Accounting Theory: A
Conceptual and Institusional Approach, South Western College Publising.
Yunita F Juniarti, 2003, Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, No. 2, Nofember 2003, hal 152-170.
Zaki Baridwan, Mas`ud Machfoedz, dan M.G. Tearney, 2001, An Evaluation of
Disclosure of financial Information by Public Companies in Indonesia, Laporan
Penelitian SIAGA-UGM dan Pusat Pengembangan Akuntansi Universitas
Gadjah Mada.

24

LAMPIRAN
Lampiran 1

Populasi Sasaran

Lampiran 2

Jumlah Sampel

Lampiran 3

Daftar item/butir pengungkapan wajib

Lampiran 4

Dartar item/butir pengungkapan sukarela

Lampiran 5

Ringkasan Operasionalisasi variabel

Lampiran 6

Deskripsi Statistik Tingkat Pengungkapan Wajib

Lampiran 7

Deskripsi Statistik Tingkat Pengungkapan Sukarela

Lampiran 8

Deskripsi Statistik CAR dan UE

Lampiran 9

Deskripsi Statistik Variabel Kontrol

Lampiran 10 Uji Normalitas
Lampiran 11 Uji Multikolinieritas
Lampiran 12 Uji Autokorelasi
Lampiran 13 Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 14 Uji Hipotesis (H1)
Lampiran 15 Uji Hipotesis (H2)
Lampiran 16 Uji Hipotesis (H3)

25

LAMPIRAN-1
Populasi sasaran
Kriteria
Perusahaan manufaktur
Tahun buku tidak berakhir 31 Desember 2005
Tanggal publikasi LK diatas 31 Maret 2006
Tanggal publikasi LT diatas 31 Mei 2006
Mengalami kerugian pada tahun 2005
Nilai buku ekuitas negatif pada tahun 2005
Data tidak lengkap
Populasi sasaran (terdiri 3 kategori)
1. Industri dasar kimia
2. Aneka industri
3. Industri barang konsumsi

Jumlah
138
2
24
25
25
1
19
42
18
7
17

LAMPIRAN-2
Jumlah sampel
Kriteria
Jumlah sampel awal
1. Industri dasar kimia (18/42 x 30 = 12.85)
2. Aneka industri (7/42 x 30 = 5)
3. Industri barang konsumsi ( 17/42 x 30 = 12.15)
Jumlah sampel akhir

Jumlah
30
13
5
13
31

PERUSAHAAN SAMPEL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kode
A
AMFG
ARNA
ALKA
CTBN
PICO
BUDI
INCI
SRSN
UNIC
BRNA
CPIN
BRPT
FASW
B

Emiten
Industri dasar dan kimia
Asahimas Flat Glass Co. Ltd. Tbk.
Arwana Citramulia Tbk.
Alakasa Industrindo Tbk.
Citra Tubindo Tbk.
Pelangi Indah Canindo Tbk.
Budi Acid Jaya Tbk.
Intanwijaya International Tbk.
Sarasa Nugraha Tbk.
Unggul Indah Cahaya Tbk.
Berlina Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
Barito Pacific Timber Tbk.
Fajar Surya Wisesa Tbk.
Aneka Industri

26

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

BRAM
PBRX
RICY
BATA
IKBI
C
DLTA
INDF
MLBI
MYOR
SHDA
SKLT
SMAR
HMSP
KAEF
MERK
PYFA
UNVR
LMPI

Branta Mulia Tbk.
Pan Brothers Tbk.
Ricky Putra Globalindo Tbk.
Sepatu Bata Tbk.
Sumi Indo Kabel Tbk.
Industri makanan dan minuman
Delta Djakarta Tbk.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Multi Bintang Indonesia Tbk.
Mayora Indah Tbk.
Sari Husada Tbk.
Sekar Laut Tbk.
Smart Corporation Tbk.
H.M. Sampoerna Tbk.
Kimia Farma Tbk.
Merck Tbk.
Pyridam Farma Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
Langgeng Makmur Industri Tbk.

LAMPIRAN-3
Kelompok Butir Pengungkapan Wajib
No
1
2
3
4
5

Kelompok Informasi
Gambaran umum perusahaan
Penawaran umum efek perusahaan
Karyawan, direksi, dan komisaris
Ikhtisar kebijakan akuntansi
Pengungkapan atas pos-pos laporan keuangan dan
pengungkapan lainnya
Jumlah butir

Jumlah Butir
5
4
2
47
391
449

LAMPIRAN-4
Kelompok Butir Pengungkapan Sukarela
No
1
2
3
4

Kelompok Informasi
Informasi umum perusahaan
Informasi dewan komisaris dan direksi
Prospek bisnis
Penelitian dan Pengembangan
27

Jumlah Butir
7
7
5
5

5
6
7
8

Informasi karyawan
Tanggung jawab sosial
Peningkatan Produk dan Jasa
Informasi penerapan GCG
Jumlah butir

10
6
3
6
49

LAMPIRAN-5
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Variabel dependen
Kualitas Laba

Konsep variabel

Indikator

Laba yang dapat mencerminkan

Koefisien β dari model

kinerja keuangan perusahaan yang

CAR = α + βUE + e

Skala

sesungguhnya, tidak mengandung
gangguan
memiliki

persepsi
power

of

sehingga

Rasio

response

terhadap pasar yang tercermin dari
tingginya ERC

Variabel Independen
Pengungkapan

Merupakan

wajib

minimum yang disyaratkan oleh

pengungkapan
Indeks pengungkapan wajib =

peraturan

∑ butir informasi yang di ungkap

yang

berlaku

(SE-

∑ semua butir informasi – informasi NA

02/PM/2002).Kel informasi :
- Gambaran umum perusahaan
-Penawaran umum efek perusahaan

Dimana:

- Karyawan, direksi, dan komisaris

Skor 1 jika butir informasi diungkap

- Ikhtisar kebijakan akuntansi

Skor 0 jika butir informasi tidak diungkap

Rasio

-Pengungkapan atas pos pelaporan
Pengungkapan

keuangan& pengungkapan lainnya
Pengungkapan
atas
laporan

Sukarela

keuangan yang tidak diharuskan

Indeks pengungkapan sukarela =

oleh Standar Akuntansi Keuangan

∑ (P x B)

dan Peraturan
hanya

bersifat

Bapepam,

yang

∑ (S x B)

anjuran

serta

Dimana:

praktiknya diserahkan sepenuhnya

P = butir informasi yang diungkap

kepada emiten. Dengan kelompok

(1 jika informasi diungkap,

informasi berikut:

0 jika informasi tidak diungkap)

- Informasi umum perusahaan

S = semua butir pengungkapan sukarela

- Informasi komisaris dan direksi

B = Bobot setiap informasi

- Prospek bisnis
- Penelitian dan pengembangan
- Informasi karyawan
- Tanggung jawab social
- Peningkatan Produk dan Jasa
- Informasi penerapan GCG

Variabel Kontrol
suatu ukuran yang menjelaskan
Persistence
kemampuan

perusahaan

untuk

28

Koefisien β dari model
Eit = α + βEit-1 + e

Rasio

Beta

Leverage

mempertahankan jumlah laba yang

(menggunakan periode estimasi laba

diperoleh saat ini sampai masa

triwulanan selama 12 triwulan dari

mendatang

tahun 2003-2005)

pengukur risiko sistematik dari

Koefisien β dari model

suatu sekuritas terhadap risiko

Ri = αi + βiRm + ei

pasar, yang tidak dapat dihilangkan

(menggunakan

karena diversifikasi.

selama setahun/t0 sampai t-setahun)

rasio total hutang dengan total aset
perusahaan.

Growth

prospek pertumbuhan perusahaan

Ukuran perusahaan

estimasi

Rasio

Total Hutang
Total Aktiva
Market to book ratio =

dimasa mendatang.

Size

periode

Rasio

Rasio

Market capitalization

Rasio

Book value of equity
Log Market capitalization

Rasio

LAMPIRAN-6
Tingkat Pengungkapan Wajib Berdasarkan Kelompok Pengungkapan
Kelompok pengungkapan
1. Gambaran umum perusahaan
2. Penawaran umum efek perusahaan
3. Karyawan, direksi, dan komisaris
4. Ikhtisar kebijakan akuntansi
5. Pengungkapan atas pos-pos LK
dan pengungkapan lainnya
Tingkat Pengungkapan Wajib

Rata-rata
0.99
0.90
0.94
0.88
0.79

Maksimum
1.00
1.00
1.00
0.97
0.95

Minimum
0.80
0.00
0.50
0.72
0.67

0.81

0.95

0.68

LAMPIRAN-7
Tingkat Pengungkapan Sukarela Berdasarkan Kelompok Pengungkapan
(Tanpa bobot)
Kelompok pengungkapan
1. Informasi umum perusahaan
2. Informasi direksi dan komisaris
3. Prospek bisnis
4. Penelitian dan pengembangan
5. Informasi karyawan
6. Tanggung jawab sosial
7. Peningkatan produk dan jasa
8. Informasi penerapan GCG
Tingkat Pengungkapan Sukarela

Rata-rata
0.64
0.56
0.32
0.20
0.25
0.31
0.54
0.38
0.39

Maksimum
0.86
1.00
0.80
0.60
0.70
1.00
1.00
1.00
0.78

Minimum
0.29
0.00
0.20
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.10

Tingkat Pengungkapan Sukarela Berdasarkan Kelompok Pengungkapan
(Dengan bobot)
Kelompok pengungkapan
1. Informasi umum perusahaan

Rata-rata
0.64

29

Maksimum
0.86

Minimum
0.29

2. Informasi direksi dan komisaris
3. Prospek bisnis
4. Penelitian dan pengembangan
5. Informasi karyawan
6. Tanggung jawab sosial
7. Peningkatan produk dan jasa
8. Informasi penerapan GCG
Tingkat Pengungkapan Sukarela

0.56
0.31
0.21
0.26
0.33
0.53
0.38
0.40

1.00
0.80
0.61
0.70
1.00
1.00
1.00
0.77

0.00
0.19
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.11

LAMPIRAN-8
Deskripsi Statistik CAR LK
Rata-rata
-0.00764
-0.01034
0.03000
-0.02000

Total
Industri dasar dan kimia
Aneka industri
Industri barang konsumsi

Maksimum
0.08879
0.02000
0.09000
0.03000

Minimum
-0.10737
-0.03000
-0.01000
-0.11000

Deskripsi Statistik CAR LT
Rata-rata
0.00776
-0.01004
0.02489
0.01897

Total
Industri dasar dan kimia
Aneka industri
Industri barang konsumsi

Maksimum
0.18121
0.09170
0.08224
0.18121

Minimum
-0.12561
-0.12561
-0.04098
-0.09347

Deskripsi Statistik UE

Total
Industri dasar dan kimia
Aneka industri
Industri barang konsumsi

Rata-rata
0.3067
0.1816
0.0605
0.5265

Maksimum
3.9356
0.9000
0.2150
3.9356

Minimum
-0.1248
-0.1247
-0.0561
-0.0425

LAMPIRAN-9
Deskripsi Statistik Variabel Kontrol
Variabel Kontrol
Growth
Size
Leverage
Persistence
Beta LT
Beta LK

Rata-rata
2.6148
5.7145
0.4825
0.4704
-0.1638
-0.3762

LAMPIRAN-10
30

Maksimum
15.0071
7.5912
0.8478
5.8531
0.0630
1.9410

Minimum
0.3794
4.3490
0.1062
-0.5482
-0.6750
-6.4770

UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GROWTH
N
Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences

SIZE

LEVR

PERST

BETALK

BETALT

31

31

31

31

31

31

Mean

2.615

5.715

0.482

0.470

-0.164

-0.376

Std. Deviation

3.524

0.874

0.214

1.056

0.175

1.337

Absolute

0.299

0.091

0.096

0.302

0.187

0.218

Positive

0.299

0.302

0.102

0.178

Negative

0.083
0.096

-0.263

0.091
0.063

-0.276

-0.187

-0.218

Kolmogorov-Smirnov Z

1.664

0.509

0.537

1.683

1.041

1.212

Asymp. Sig. (2-tailed)

0.008

0.958

0.935

0.007

0.229

0.106

a

Test distribution is Normal.

b

Calculated from data.

UJI NORMALITAS

MODEL 1

MODEL 2

Series: Residuals
Sample 1 31
Observations 31
Mean
-3.65E-17
Median -0.002873
Maximum 0.085553
Minimum -0.103435
Std. Dev. 0.032723
Skewness 0.029928
Kurtosis 6.465075
Jarque-Bera 15.51334
Probability 0.000428

Series: Residuals
Sample 1 31
Observations 31
Mean
5.29E-17
Median -0.002361
Maximum 0.086313
Minimum -0.067418
Std. Dev. 0.025101
Skewness 0.760729
Kurtosis 6.947510
Jarque-Bera 23.11782
Probability 0.000010

MODEL 3

MODEL 4

Series: Residuals
Sample 1 31
Observations 31
Mean
5.15E-18
Median -0.005405
Maximum 0.1