PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER DI KOTA TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR BESERTA MEDIA PENDUKUNGNYA | Khristianti | Jurnal DKV Adiwarna 582 1043 1 SM

Neural Network Based System Identification of an Axis
[Dirman Hanafi, et al]

1

PERANCANGAN BUKU PANDUAN WISATA KULINER
DI KOTA TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR
BESERTA MEDIA PENDUKUNGNYA
Merry Khristianti, Bing Bedjo Tanudjaja, Baskoro Suryo
1. Desain Komunikasi Visual, Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra,
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
2. Perancangan, Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Email: [email protected]

Abstrak
Budaya Indonesia tidak hanya sekedar adat, baju daerah, tarian, nyanyian, bahasa dan aksara.
Kuliner atau makanan khas suatu daerah juga termasuk di dalam sebuah kebudayaan yang
telah diwariskan oleh leluhur untuk bangsa Indonesia. Kuliner kota Tulungagung merupakan
salah satu budaya yang berasal dari Jawa Timur, yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan oleh
generasi muda bangsa. Buku panduan wisata kuliner ini dirancang khusus untuk

memperkenalkan kuliner kota Tulungagung pada masyarakat khususnya generasi muda agar
mengenal kuliner khas kota Tulungagung sebagai salah satu budaya dan ikut serta untuk
melestarikannya
Kata kunci: Buku

Panduan, Kuliner, Wisata, Tulungagung, Jawa Timur.
Abstract

Title: Designing Travel Guidebook of Cullinary in Tulungagung City – East Java and Its Media Supporters

Indonesian culture is not just a tradition, the dress, dance, song, language and literacy.
Culinary or food typical of a region is also included in a culture that has been handed down
by the ancestors of the Indonesian nation. Tulungagung’s culinary is one of the cultures that
originated from East Java, which needs to be maintained and preserved by the nation's youth.
This culinary tour guidebook designed specifically to introduce Tulungagung’s culinary in
public, especially for the younger generation to know about Tulungagung’s culinary as one of
the cultural and participated to preserve it
Keywords: Handbook, Guidebook, Culinary, Tourism, Tulungagung, East Java.

daerahnya lebih dari 1.150 Km2 dengan jumlah

penduduk sekitar 1 juta jiwa. Secara umum mata
pencaharian penduduknya adalah pertanian dan
peternakan. Secara geografis kota Tulungungagung
berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri, Blitar,
dan Nganjuk di sebelah utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Samudara Hindia/Indonesia,
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Trenggalek dan Ponorogo, sedangkan sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Kota ini
memiliki fauna identitas kotanya yaitu kera ekor
panjang atau biasa disebut juga dengan kera warek

Pendahuluan
Nama kota Tulungagung tentu tidak terlalu asing
bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya bagi
masyarakat yang berprofesi sebagai kontraktor atau
pemilik toko bahan bangunan. Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan Tulungagung dikenal sebagai
kota kecil penghasil marmer berkualitas baik yang ada
di Jawa Timur.

Tulungagung adalah sebuah kota kecil yang indah
di daerah Jawa Timur, terletak kurang lebih 154 Km
ke arah Barat Daya dari Surabaya. Luas keseluruhan

1

1

2
(Macaca
fascicularis).
Adapun
Tulungagung
memiliki potensi daerah yang sangatlah bagus baik
dari segi obyek wisata, kesenian daerah, potensi
pertambangan, produk unggulan, kuliner, dll
(Kabupaten Tulungagung, par 1).
Meski sudah terkenal dengan potensi sebagai kota
penghasil marmer, sebenarnya Tulungagung memiliki
potensi lain yaitu beragam makanan khas

Tulungagung. Banyak sekali makanan khas yang ada
di Tulungagung, seperti misalnya saja nasi tahu, soto
garang asem, soto ayam kampung khas tulungagung,
sop ayam, gempol, sumpil, punten pecel, ayam lodho
dll. Selain makanan khas, Tulungagung juga memiliki
beragam oleh-oleh khas
seperti misalnya saja
kerupuk rambak, kue ledre pisang, kue kembang
goyang, jenang sabun, kue geti dll. Keanekaragaman
kuliner dengan sentuhan khas daerah sekitarnya
sangat mudah ditemukan di kota Tulungagung. Hal itu
dapat membuat kuliner kota Tulugagung menjadi hal
yang menonjol dibandingkan wisata lainnya.
Di Tulungagung ini sendiri, ada beberapa tempat
tersebar di berbagai daerah yang mempunyai kuliner
bercitarasa tinggi dan layak untuk dicoba. Namun,
karena keterbatasan aktifitas promosi sehingga kurang
diketahui oleh masyarakat.

Gambar 1. Salah satu makanan khas Tulungagung

Tiap tempat mempunyai jenis kuliner yang
berbeda-beda dan setiap kuliner yang ditawarkan
mempunyai keunikan tersendiri yang membuat kita
tertarik menikmatinya. Keunikan disini adalah
citarasa, mungkin jenis makanan tidak berbeda
dengan apa yang sudah ada, namun ada citarasa
tersendiri yang tidak dapat didapatkan di tempat lain.
Keunikan kuliner Tulungagung di sini dapat dilihat
dari berbagai aspek yaitu dari rasa, bahan baku dan
cara pembuatannya. Selain citarasanya yang unik,
kuliner Tulungagung ini juga menggunakan bahanbahan alami tanpa bahan buatan dalam tiap
hidangannya. Bumbu yang digunakan pun alami dan
kombinasi bumbu dari sajian tersebut menghasilkan
citarasa yang berbeda meskipun sebenarnya jenis
makanan ini sama dengan makanan yang sudah ada.
Lalu selain dari aspek rasa yang unik dan bahan alami
yang digunakan, kuliner Tulungagung ini memiliki
keunikan lain yaitu cara memasaknya yang masih
menggunakan cara tradisional. Mayoritas dari kuliner
Tulungagung masih menggunakan kompor arang

dalam proses memasaknya sehingga rasa yang
dihasilkan pun pasti berbeda dengan kuliner yang
dimasak menggunakan kompor gas. Hal ini juga

merupakan pembeda lain antara kuliner Tulungagung
dan kuliner lainnya.
Kuliner Tulungagung ini perlu untuk diketahui
oleh orang banyak khususnya generasi muda dan para
wisatawan karena kuliner Tulungagung merupakan
salah satu aset budaya bangsa yang harus dilestarikan
dan dipertahankan. Kuliner ini merupakan warisan
dari leluhur atau yang biasa juga disebut sebagai
heritage. Bukti dari heritage ini adalah kuliner
Tulungagung yang mayoritas telah berjualan cukup
lama antara 10-30 tahun. Seperti misalnya, nasi pecel
Mbok Modin yang telah berjualan selama 55 tahun,
sejak tahun 1958 atau nasi Sop Ayam Kampung Bu
Sumirah yang telah berjualan selama 41 tahun, sejak
tahun 1972, dan lain sebagainya. Oleh karena kuliner
Tulungagung ini merupakan salah satu aset budaya,

maka wisata kuliner Tulungagung perlu digalakkan
sebagai salah satu usaha pelestarian aset budaya dan
juga sebagai salah satu akses wisata.
Wisata kuliner ini memerlukan media informasi
yang tepat dan komunikatif karena informasi tentang
wisata kuliner ini hanya terbatas pada rekomendasi
orang ataupun referensi kerabat, jadi hanya sedikit
orang yang datang untuk menikmati berbagai kuliner
ini. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan wisata
kuliner tersebut diperlukan media-media informasi
yang tepat dan komunikatif.
Buku ini dibuat sebagai salah satu bentuk usaha
pengenalan potensi kuliner Tulungagung kepada
masyarakat, khususnya generasi muda sehingga
masyarakat mengetahui mengenai makanan khas dan
oleh-oleh khas Tulungagung dan dapat ikut
melestarikannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana strategi pembuatan buku panduan yang
cocok bagi masyarakat di kota besar Indonesia. Secara

faktual, penelitian ini menjembatani kebutuhan antara
produsen yang menginginkan agar produknya dapat
dikenal oleh masyarakat luas serta pemerintah kota
yang menginginkan agar dapat menaikkan pendapatan
daerahnya lewat usaha wisata kuliner dan juga
melestarikan aset budaya bangsa yang berupa
makanan khas daerah. Selain itu penelitian ini juga
menjembatani kebutuhan konsumen, khususnya
pecinta kuliner, yang menginginkan informasi
mengenai makanan khas daerah yang belum pernah
diketahui sebelumnya.

Metode Penelitian
Dalam tugas akhir Perancangan Buku Panduan Wisata
Kuliner di Kota Tulungagung-Jawa Timur beserta
media pendukungnya ini peneliti menggunakan
beberapa metode perancangan diantaranya sebagai
berikut:
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk menyusun Perancangan

Buku Panduan Wisata Kuliner di Kota Tulungagung-

3
Jawa Timur beserta media pendukungnya ini berasal
dari sumber data primer dan sekunder. Sumber primer
adalah sumber data dari pihak yang langsung
bersangkutan ataupun dari wawancara terhadap
koresponden. Sedangkan data sekunder adalah data
yang berasal dari sumber data yang telah
dipublikasikan ke umum seperti buku atau dokumen.
Proses pengumpulan data ini menggunakan beberapa
metode diantaranya :
a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Wawancara mendalam akan dilakukan terhadap
para produsen atau pemilik tempat kuliner untuk
mengetahui informasi paling mendasar mengenai
kuliner khas dan informasi yang dibutuhkan untuk
dituangkan dalam buku panduan. Selain
wawancara dengan pemilik tempat kuliner, juga
akan dilakukan wawancara dengan beberapa

warga asli Tulungagung sehingga dapat diketahui
makanan khas apa saja yang perlu diinformasikan
dalam buku panduan wisata kuliner.
b. Observasi
Selain wawancara, metode observasi juga akan
digunakan. Metode observasi akan dilakukan pada
kedua pihak, baik pemilik tempat kuliner dan
konsumen sehingga dalam pengumpulan data akan
didapatkan sumber data yang menunjang
perancangan buku. Pada pemilik tempat kuliner,
metode observasi dilakukan dengan melihat
bagaimana perilaku penjual dan bagaimana
suasana tempat kuliner. Lalu untuk konsumen,
metode observasi dilakukan dengan melihat
perilaku konsumen, bagaimana selera buku yang
dikehendaki, dan lain sebagainya.
c. Metode Kepustakaan (Library Research)
Media cetak dalam hal ini juga sangat berperan
dalam penyusunan buku panduan wisata kuliner di
Kota Tulungagung karena melalui media buku dan

majalah kuliner maka dapat diketahui bagaimana
buku yang dijual di took buku dan buku yang
bagaimana yang disukai oleh masyarakat. Lewat
metode kepustakaan ini, peneliti belajar mengenai
buku kuliner dan majalah kuliner yang disukai
masyarakat sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam mendesain buku.
d. Media Massa
Media massa yang digunakan oleh penulis sebagai
sumber informasi adalah internet (media online)
yang berkenaan dengan kuliner khas Tulungagung
dan tempat kuliner khas Tulungagung dijual.
Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam perancangan
buku panduan wisata kuliner di kota Tulungagung ini
ialah metode penelitian kualitatif, yaitu pencarian dan
pengumpulan data melalui sumber referensi tertulis,
wawancara secara langsung terhadap sasaran
perancangan dan orang yang berkenaan dengan
sasaran perancangan, dan juga dengan melakukan
observasi langsung. Untuk perancangan website
interaktif ini digunakan analisa 5W1H :

a. What : Apa yang menjadi focus utama dari buku
panduan wisata kuliner ini? Fokus utama dari
buku panduan wisata kuliner ini adalah
makanan/kuliner. Kuliner yang dibahas khususnya
adalah makanan khas kota Tulungagung.
b. Who : Who di sini dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
sisi pelaku / produsen / penjual dan dari sisi
konsumen / pembeli / wisatawan. Jika ditinjau dari
segi pelaku atau produsen, buku panduan ini
merupakan salah satu alat promosi secara tidak
langsung bagi usahanya. Dengan demikian buku
ini dapat menguntungkan pihak produsen agar
masyarakat mengenal produk kulinernya dan
tertarik untuk dating menikmati kuliner tersebut.
Lalu apabila ditinjau dari segi konsumen atau
wisatawan, buku ini merupakan sumber informasi
bagi para pecinta kuliner mengenai makanan khas
di daerah yang mungkin belum pernah diketahui.
Dengan buku ini maka para pecinta kuliner dapat
mendapatkan informasi yang diperlukan dengan
mudah dan efektif. Buku ini nantinya diharapkan
dapat menjadi pegangan bagi para wisatawan
pecinta kuliner untuk menjelajah mengelilingi kota
Tulungagung dan mencicipi kuliner yang lezat dan
berbeda dengan kuliner yang ada di kota lain.
Adapun sasaran perancangan dari perancangan ini
adalah masyarakat Indonesia dengan usia 18 - 40
tahun.
c. Where : Isi dari buku panduan kuliner
Tulungagung ini adalah meliputi kuliner yang ada
di Tulungagung dan sekitarnya. Buku panduan ini
nantinya akan didistribusikan dalam kota
Tulungagung dan juga luar kota Tulungagung.
Pendistribusian luar kota Tulungagung akan lebih
diutamakan mengingat target audience utamanya
adalah wisatawan yang tertarik untuk mencoba
kuliner daerah. Lalu untuk pendistribusian dalam
kota Tulungagung juga dilakukan dengan tujuan
memberi pengetahuan pada masyarakat kota
Tulungagung sendiri mengenai kuliner di
daerahnya dan bagaimana kuliner tersebut
penting untuk dilestarikan sebagai salah satu
asset budaya bangsa.
d. When : Buku ini akan dipublikasikan sesegera
mungkin sehingga informasi yang ada dalam buku
ini dapat segera tersampaikan pada masyarakat.
Buku ini akan dipublikasikan kepada masyarakat
pada pertengahan tahun 2014. Buku ini
dipublikasikan mendekati masa-masa liburan
sehingga masyarakat mendapatkan alternative lain
dalam berlibur dengan keluarganya (khususnya
bagi keluarga pecinta kuliner) yang murah dan
terjangkau. Pertengahan tahun dipilih karena
seperti yang diketahui, pertengahan tahun
merupakan masa liburan bagi anak-anak sekolah
sehingga dapat pergi berlibur dengan keluarga.
e. Why : Buku panduan ini perlu untuk dibuat karena
merupakan salah satu media yang mengakomodasi
dan melestarikan kuliner yang ada di kota
Tulungagung. Buku ini perlu utnuk dibuat karena

4
belum pernah ada buku panduan yang membahas
mengenai kuliner daerah Tulungagung hingga saat
ini. Topic ini penting untuk diangkat karena
kuliner khas Tulungagung merupakan salah satu
aset budaya bangsa yang juga merupakan warisan
budaya yang harus dilestarikan, khususnya oleh
generasi muda selayaknya generasi penerus
bangsa.
f. How : Cara untuk mengakomodasi dan
melestarikan makanan khas Tulungagung ini
adalah dengan cara membuat buku panduan wisata
kuliner ini beserta media pendukungnya. Dengan
buku panduan ini diharapkan masyarakat
mendapatkan informasi mengenai makanan khas
Tulungagung dan dapat ikut ambil andil dalam
usaha melestarikannya sebagai salah satu aset
budaya bangsa. Media pendukungnya dibuat
sebagai pendukung promosi yang nantinya
diharapkan dapat mena rik masyarakat untuk
membeli buku panduan ini.

Tinjauan Teori
Tinjauan Literatur tentang Buku
Studi Literatur berdasarkan pada bacaan
mengenai teori penelitian dan jenis-jenis dokumen
(contohnya adalah : website, koran, majalah dan
sumber lainnya). Dengan adanya beberapa media
pendukung tersebut maka informasi yang didapat
akan lebih mudah dicari dan akurat serta dengan latar
belakang yang menyebabkan kepekaan terhadap
fenomena yang diteliti.
Dalam Perancangan Buku Wisata Kuliner Kota
Tulungagung, Jawa Timur ini sebagian besar data
yang dikumpulkan dan diperoleh dengan studi
literatur atau pustaka yang juga didapat dengan media
elektronik, yang mengemukakan mengenai buku
bacaan, buku makanan dan buku fotografi serta data
lain yang menunjang dengan perancangan buku
wisata kuliner ini. Lalu sebagai literatur dari
perancangan buku wisata kuliner ini maka buku Jogja
Culinary Recomended dan 100 Tempat Makan
Legendaris di Malang digunakan menjadi referensi
utama dari perancangan. Kedua buku ini digunakan
sebagai referensi karena merupakan buku panduan
kuliner yang memang telah diterbitkan di toko buku
dan telah dibeli oleh masyarakat sebagai buku
panduan kuliner. Dengan adanya kedua buku ini
sebagai referensi, maka perancangan buku panduan
wisata kuliner ini menjadi terarah dan terdapat
gambaran apa yang harus ada pada suatu buku
panduan wisata kuliner. Buku referensi ini juga
berguna
untuk
dianalisis
kelebihan
dan
kekurangannya sehingga nantinya dapat diterapkan
pada perancangan buku panduan wisata kuliner
Tulungagung ini. Perancangan buku panduan wisata
kuliner Tulungagung ini nantinya diharapkan dapat
mencontoh kelebihan dari buku referensinya atau
bahkan dapat lebih baik serta juga menghindari

kekurangan yang ada pada buku referensinya
sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Fungsi dan Peranan Buku dalam Masyarakat
Menurut Richard Whitlock, pecinta buku abad
XVII, “Buku adalah penasehat yang bebas biaya,
buku tidak menolak permintaan nasihat, buku adalah
permata, buku adalah sahabat yang baik” (dikutip
dalam Purwono, par 1). Dari paparan ini dapat
dipahami betapa pentingnya peranan buku dalam
upaya memajukan kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara. Sebab didalam buku terkandung
permata berharga bagi masyarakat. Untuk itu buku
perlu dimasyarakatkan. Buku yang memasyarakat ini
terasa semakin urgen eksistensinya. Buku merupakan
salah satu penyimpan informasi terbaik, bahkan
sampai saat inipun. Dilihat dari perspektif tata dunia
baru, di mana kemajuan peradaban pikir semakin
tinggi, maka buku mungkin salah satu sarana yang
tidak dapat sepenuhnya tergantikan oleh sarana
penyimpan informasi yang lain. Tentu saja sarana
penyimpan ini akan selalu mengalami perubahan
media penyimpannya, baik media kertas, media non
kertas, terekam dalam bentuk analog, terbacakan
mata, atau terbacakan mesin (elektronik atau virtual).
Di kalangan intelektual, telah disadari bahwa buku
berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kalangan ini menjadi konsumen pertama buku-buku
baru. Selain karena kehidupannya memang relatif
sudah mapan, kalangan ini memang harus selalu
membaca buku untuk meng – up to date pengetahuan
mereka. Bagi masyarakat justru terdengar aneh bila
kalangan ini kurang banyak menggeluti buku-buku.
Walaupun tidak sedikit pula ditemukan keanehankeanehan itu. Misalnya saja, banyak mahasiswa,
pelajar, bahkan dosen, tidak gemar membaca.
Kekuatan utama suatu buku bukan saja terletak
pada fisiknya, tetapi juga pada nilai informasinya
yang terkandung dalam pustaka itu. Oleh karena itu,
bentuk fisik dan informasi yang dikandungnya perlu
dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya
dan sejarah kehidupan bangsa. Rekaman budaya dan
produk intelektual ini akan menjadi kebanggaan dan
acuan dalam pengembangan budaya bangsa dan
pembangkit nasionlisme di masa mendatang. Buku
yang dikenal orang sebagai berkas kertas yang dijilid,
biasanya diisi karangan literer, terbukti merupakan
sarana yang sangat efektif bagi penyebarluasan atau
pemencaran, sekaligus pelestarian informasi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya.. Buku
memegang peran penting dalam mencerdaskan
kehidupan manusia. Namun tentu saja, ini berbalik
kepada manusianya sendiri.
Di samping sebagai sarana informasi tidak kalah
pentingnya pula peranan buku sebagai sarana
komunikasi.
Melalui
buku
orang
dapat
mengkomunikasikan dirinya dengan orang lain yang
tidak terbatas jarak dan waktunya. Atau dengan
kalimat lain dikatakan bahwa, buku adalah sebuah
dunia ide, yang mampu merangkum dan

5
mengabadikan
pengalaman
manusiawi
untuk
melindungi batas-batas sejarah, di mana gagasan,
pemikiran, penemuan, serta perasaan manusia
dikomunikasikan dengan manusia lain, di tempat lain
dan di waktu yang lain. Dari buku-buku itulah
cakrawala pengetahuan manusia akan bertambah.
Salah satu isi buku terpenting sejak semula adalah
sebagi wadah ajaran-ajaran suci, sebagai buku suci.
Semua agama besar mentradisikan ajaran-ajaran
mereka melalui buku. Agama-agama Samawi:
Yahudi, Kristen dan Islam disebut agama buku karena
mereka semua memiliki Kitab Suci sebagai dasar
identitas religius mereka. Ditemukannya buku
menjadi langkah penting dalam perkembangan cara
manusia berfikir, khususnya dalam cara ia memahami
diri dan realitas seluruhnya. Sementara itu dengan
munculnya tradisi tulis dengan media buku sistem
pewarisan ilmu pengetahuan berlangsung di
lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, tanpa
media tulis dan tanpa buku yang memungkinkan
tulisan dalam komunitas besar disatukan dan
disimpan, pengetahuan abstrak universal-struktural
tidak mungkin berkembang. Ilmu pengetahuan dalam
arti yang sebenarnya, sebagai usaha serta menyimpan
hasil usaha, untuk secara sistematik mengetahui
struktur,kaitan-kaitan, hukum-hukum yang mendasari
peristiwa-peristiwa konkrit singular tidak mungkin
tanpa buku. Buku adalah prasyarat muncul dan
perkembangan ilmu pengetahuan dalam semua
dimensi (dikutip dalam Purwono, par 3-5).
Bentuk dan Jenis Buku
Ada berbagai macam bentuk dan jenis buku yang
beredar di dunia. Akan tetapi dari sekian banyak jenis
dan bentuk buku tersebut, dapat dikelompokkan
jenisnya menurut konten (isinya) dan bentuk fisiknya
sebagai berikut.
a. Menurut Konten (Isinya)
Secara umum, buku dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu buku fiksi dan non fiksi. Bukan berarti buku
hanya terbatas pada pembagian ini, tetapi pembagian
ini merupakan pembagian yang sering ditemukan di
sebagian besar dari koleksi, perpustakaan, dan toko
buku.
1. Fiksi
Banyak dari buku-buku yang diterbitkan sekarang
ini adalah cerita fiktif. Buku ini di sebagian atau
sepenuhnya memiliki isi yang tidak benar atau
fantasi. Secara historis, produksi kertas dianggap
terlalu mahal untuk digunakan untuk hiburan.
Namun oleh karena adanya peningkatan
keaksaraan
global
dan
teknologi
cetak
menyebabkan peningkatan publikasi buku untuk
tujuan hiburan. Biasanya fiksi dikategorikan
menurut genre. Adapun buku yang termasuk
dalam kelompok fiksi antara lain adalah:
• Novel
Novel ini adalah bentuk paling umum dari buku
fiksi. Novel adalah cerita yang biasanya



menampilkan plot, pengaturan, tema dan karakter.
Cerita dan narasi tidak terbatas pada topik apapun,
sebuah novel bisa aneh, serius atau kontroversial.
Novel ini memiliki dampak besar pada pasar
hiburan dan penerbitan (Mcdowell, Edwin).
Novella adalah istilah kadang-kadang digunakan
untuk prosa fiksi biasanya antara 17.500 dan
40.000 kata, dan novel antara 7.500 dan 17.500.
Sebuah cerita pendek mungkin setiap panjang
hingga 10.000 kata, tetapi panjang kata tidak
universal ditetapkan.
Komik atau Novel Grafis
Komik atau novel grafis adalah buku-buku di
mana cerita divisualisasikan. Karakter dan
pencerita menggunakan gelembung pembicaraan
atau pikiran untuk mengekspresikan bahasa
verbal.

2. Non-fiksi
Buku Non Fiksi di sini adalah buku yang
berisikan hal-hal sesuai dengan fakta yang ada
sehingga
dapat
dipertanggung
jawabkan
kebenarannya. Buku non-fiksi dapat dilihat
macamnya sebagai berikut.
• Autobiografi
Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh
seorang tokoh tentang kehidupannya dan tentang
perjalanan hidup yang dilaluinya. Umumnya
ditulis mulai dari masa kecil sampai waktu yang
ditentukan oleh penulis autobiografi itu sendiri.
Menurut Sallie Mcfaqua, autobiografi dan tulisan
semacamnya perlu diperhatikan dan dinikmati
karena di dalamnya terdapat sebuah kisah
kehidupan yang nyata (dikutip dalam Perbedaan
Biografi dan Autobiografi, par 5).
• Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata
bios yang berarti hidup dan graphien yang berarti
tulis. Jadi biografi adalah suatu tulisan tentang
kehidupan seseorang, atau sebuah kisah riwayat
hidup seseorang. Sebuah biografi singkat hanya
memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan
seseorang dan peran pentingnya dalam suatu
masalah atau peristiwa. Biografi singkat hanya
memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan
seseorang dan peran pentingnya dalam suatu
masalah atau peristiwa.
• Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah sebuah buku atau set buku
dirancang untuk memiliki lebih mendalam artikel
tentang banyak topik.
• Handbooks and manuals
Sebuah buku referensi yang lebih spesifik dengan
tabel atau daftar data dan informasi tentang topik
tertentu, seringkali ditujukan untuk penggunaan
profesional, sering disebut buku pegangan. Buku
dengan informasi teknis tentang bagaimana
melakukan sesuatu atau bagaimana menggunakan
beberapa peralatan disebut instruksi manual.
• Kamus

6



Kata daftar buku, mereka etimologi, makna, dan
informasi lainnya disebut kamus.
Atlas
Sebuah buku yang merupakan kumpulan dari peta
adalah atlas.

b. Menurut Format Fisiknya
1. Hard Cover
Buku hardcover adalah jenis buku yang memiliki
cover keras dan ikatan yang kuat dan kaku.
2. Paperback (Softcover)
Buku-buku bersampul memiliki lebih murah,
meliputi fleksibel yang cenderung kurang tahan
lama. Sebuah alternatif untuk paperback adalah
penutup mengkilap, atau dikenal sebagai penutup
debu, ditemukan di majalah, dan buku komik.
3. Spiral Bound Books
Spiral-bound buku terikat oleh spiral yang terbuat
dari logam atau plastik. Contoh spiral terikat buku
meliputi: manual guru dan buku teka-teki (tekateki silang, sudoku).
Jadi dari teori yang telah dipaparkan di atas, buku
panduan wisata kuliner ini dapat dikategorikan
sebagai buku non-fiksi dengan jenis manual book /
buku pegangan karena berisi panduan untuk
melakukan sesuatu (dalam hal ini adalah panduan
dalam melakukan jelajah wisata kuliner di
Tulungagung). Lalu bila ditinjau dari format fisiknya
merupakan buku hard cover dan soft cover karena
nantinya buku panduan akan dicetak dalam dua versi
yaitu buku collectable yang menggunakan sampul
hard cover dan buku panduan biasa yang
menggunakan sampul soft cover.
Elemen Buku
Dalam buku terdapat dua elemen yang menjadi
unsur penting yang menjadi dasar pembentuk buku
sehingga buku itu menarik untuk dibaca. Kedua unsur
tersebut adalah verbal dan visual. Berikut merupakan
penjelasan kedua elemen tersebut.
a. Elemen Verbal
Elemen verbal adalah elemen yang lebih
mengarah kepada tata tulis, kalimat dan jenis
teks yang digunakan.
b. Elemen Visual
Elemen visual adalah elemen yang lebih
mengarah
pada
gambar-gambar
yang
mendukung penjelasan dari elemen verbal.
Dalam buku panduan wisata kuliner kota
Tulungagung ini persentase penggunaan elemen
verbal dan visualnya adalah sekitar 60 : 40 persen
dimana elemen visual akan lebih banyak digunakan
daripada elemen verbal. Adapun elemen verbal dalam
buku ini meliputi data-data serta informasi yang
berhubungan dengan tempat kuliner yang dibahas
dalam buku sedangkan elemen visualnya meliputi
fotografi kuliner yang dibahas serta ilustrasi
pendukung dari buku wisata kuliner ini.

Proses Perancangan Buku
Adapun proses perancangan buku dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut.
a. Pemilihan Topik/ Tema yang ingin diangkat
dalam buku
Adapun topic untuk buku ini telah dipilih yaitu
mengenai wisata kuliner yang ada di kota
Tulungagung sebagaimana telah dijelaskan
dalam bagian latar belakang masalah. Wisata
kuliner Tulungagung dipilih karena kuliner
Tulungagung memiliki potensi yang cukup
bagus untuk diperkenalkan kepada para
wisatawan karena belum banyak masyarakat
yang mengetahui mengenai berbagai macam
kuliner Tulungagung ini. Selain itu, topik ini
dipilih dikarenakan dengan pembuatan buku ini
diharapkan wisatawan dapat mengenal dan
semakin banyak wisatawan yang datang ke
Tulungagung untuk menikmati kulinernya.
Dengan demikian kuliner Tulungagung yang
merupakan aset budaya dapat dilestarikan serta
pendapatan masyarakat Tulungagung dapat
meningkat.
b. Pemilihan Objek
Pemilihan Objek disini adalah objek yang akan
dimasukkan dalam buku yaitu kuliner khas
Tulungagung. Objek kuliner yang dipilih adalah
kuliner yang khas dari Tulungagung sehingga
masyarakat mengetahui citarasa asli kuliner
Tulungagung itu seperti apa. Selain memilih
kuliner khas, juga dipertimbangkan untuk
memilih tempat yang menyajikan makanan
kuliner yang terkenal enak dan juga lokasinya
mudah ditemukan, khususnya oleh para
pendatang yang baru pertama kali mengunjungi
Tulungagung.
c. Pengambilan Gambar
Tahap selanjutnya adalah pengambilan gambar
dimana pengambilan gambar dilakukan dengan
menggunakan teknik fotografi. Fotografi
makanan
dilakukan
untuk
menampilkan
visualisasi makanan yang menarik pada buku
sehingga menarik masyarakat untuk melihat dan
mencoba kuliner tersebut. Setelah melakukan
pemotretan makanan, maka proses berikutnya
adalah melakukan proses editing untuk semakin
menyempurnakan gambar makanan yang telah
diambil.
d. Pembuatan Ilustrasi
Setelah melakukan pengambilan gambar kuliner
dengan menggunakan fotografi, kemudian
dilakukan tahap pembuatan ilustrasi pendukung
yang mendukung visualisasi dari buku. Adapun
ilustrasi pendukung yang dibuat berupa maskot
yang berperan sebagai tour guide dan juga
beberapa ilustrasi pendukung lain yang
berbentuk vector.
e. Proses Layout
Setelah pengambilan gambar dan pembuatan
ilustrasi selesai dilakukan maka kemudian

7

f.

dilakukan proses layouting. Proses layouting ini
adalah pengaturan tata letak dari elemen-elemen
yang ada dalam buku sehingga tercipta suatu
desain yang menarik dan komunikatif. Adapun
elemen yang harus diatur tata letaknya adalah
elemen verbal dan visual dimana elemen
verbalnya merupakan penjelasan dari kuliner
sedangan elemen visualnya merupakan fotografi
kuliner yang diangkat dan ilustrasi pendukung.
Desain Final
Desain final adalah desain hasil jadi akhir dari
buku yang dibuat, merupakan hasil output akhir
dari proses perancangan yang telah dilakukan.

Konsep Perancangan
Perancangan Tugas Akhir ini menggunakan buku
sebagai media utama untuk memperkenalkan kuliner
khas Tulungagung kepada masyarakat Indonesia
khususnya generasi muda agar kuliner khas yang juga
merupakan salah satu asset budaya bangsa ini dapat
dilestarikan dan dijaga. Adapun dalam buku panduan
ini digunakan bahasa yang mudah dimengerti. Dalam
buku ini menggunakan gaya penulisan naskah
dramatis yaitu dialog dimana maskot dalam buku
panduan mengajak pembaca ikut bertualang kuliner
bersamanya. Selain bahasa yang mudah diresap, buku
ini juga didukung dengan visualisasi yang terdiri dari
vektor dan foto sehingga inforrnasi dapat mudah
diresap oleh pembaca.

Topik dan Tema (Pokok Bahasan)
Adapun isi dari buku kuliner ini menguraikan dan
mengelompokan jenis-jenis makanan berdasarkan atas
beberapa kelompok kategori yang bertujuan
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
informasi
yang
diperlukan.
Adapun
pengelompokkannya adalah berdasarkan jenis
makanannya yaitu makan berat dan makanan ringan.
Dalam makanan berat, makanan dikelompokkan lagi
berdasar bahannya yaitu sayur dan daging. Selain
pengelompokan makanan berat dan makanan ringan,
buku ini juga berisi mengenai hal-hal seputar
Tulungagung , bagaimana cara mencapai kota ini,
transportasi apa saja yang ada di kota ini serta tipstips yang mungkin diperlukan dan dapat membantu
para wisatawan.
Lalu tema dari buku panduan ini adalah Wisata
Kuliner Tulungagung sebagai salah satu aset budaya
yang ada di kota Tulungagung. Oleh karena itu, dalam
buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian bab
besar yang akan membahas tentang kuliner khas yang
ada di Tulungagung, membahas tempat kuliner yang
ada, perkiraan harga, alat transportasi yang dapat
digunakan dan juga tips-tips dalam menemukan
tempat kuliner serta bagaimana menikmati kuliner
yang ada di Tulungagung.

Tujuan Kreatif
Setelah membaca buku panduan ini, diharapkan
agar Pembaca atau target audience dapat lebih
mengenal kuliner kota Tulungagung dan tempat
kuliner dimana dapat menemukan kuliner tersebut,
serta diharapkan juga tergerak untuk mengembangkan
usaha-usaha kuliner sejenis yang belum terekspose
dan upaya-upaya untuk melestarikannya. Dengan
buku ini diharapkan Pembaca dapat terbantu dalam
melakukan wisata kuliner di Tulungagung dan dengan
mudah menemukan tempat kulinernya. Selain itu
diharapkan media pendukung dari buku panduan ini
dapat menarik Pembaca untuk mengetahui kuliner
Tulungagung karena selain mendapatkan informasi
mengenai kuliner Tulungagung, Pembaca juga
mendapatkan bonus menarik yang menyertai paket
buku panduan wisata kuliner ini.

Karakteristik Target Audience
Target audience primer untuk buku ini adalah
pria dan wanita yang berusia 18 tahun sampai 40
tahun, berpendidikan, tinggal di kota besar, kelas
sosial menengah ke atas, penikmat kuliner serta
memiliki ketertarikan untuk mencoba kuliner baru
khususnya kuliner khas daerah-daerah di Indonesia.
Dengan usia yang sudah cukup dewasa, maka target
audience diharapkan dapat datang ke Tulungagung
dan benar-benar mencoba kuliner yang diperkenalkan
lewat buku ini. Di usia ini pula, target audience sudah
dapat mengerti dan menangkap isi dan maksud dari
buku tersebut, mengerti betapa pentingnya kuliner
Tulungagung sebagai salah satu aset budaya untuk
dilestarikan dan dikembangkan sehingga tidak punah
dan dapat diteruskan ke generasi-generasi berikutnya.
Target audience sekunder untuk buku ini adalah
pria dan wanita yang melingkupi usia 10-17 tahun
serta usia 41-65 tahun sebagaimana informasi yang
disampaikan dalam perancangan ini merupakan
pengetahuan umum sehingga siapa pun yang
membutuhkan dapat menggunakan informasi tersebut.

Strategi Kreatif
Dalam menyusun suatu perancangan untuk
mengenalkan kuliner khas kota Tulungagung pada
masyarakat, dibutuhkan strategi kreatif agar
pengenalan yang dilakukan menyenangkan dan
menarik agar tidak membosankan bagi masyarakat
namun tetap memberikan pengetahuan untuk
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menikmati
proses pengenalan tersebut.

Konsep
Konsep kreatif dari buku panduan wisata kuliner di
kota Tulungagung ini adalah mengenalkan kuliner
khas kota Tulungagung dengan media utama buku
dimana dalam buku panduan terdapat maskot buku
yang memandu perjalanan para pecinta kuliner dalam
menjelajahi tempat-tempat kuliner yang ada di
Tulungagung. Dalam buku panduan akan disajikan
informasi-informasi penting yang mungkin akan

Pembahasan

8
dibutuhkan para pecinta kuliner dalam melakukan
wisata kulinernya di Tulungagung seperti tips menuju
ke sana, tips dalam menikmati hidangan dan lain
sebagainya.
Format dan Ukuran Buku Panduan
Media utama dari perancangan ini akan berupa
buku yang berisikan informasi-informasi berupa
tulisan maupun gambar yang dicetak dalam jumlah
yang cukup banyak. Ukuran buku dalam posisi
tertutup adalah 16 cm x 11 cm. Buku ini memiliki
ukuran yang cukup kecil dikarenakan target utama
dari perancangan ini adalah wisatawan khususnya
para pecinta kuliner, sehingga dengan ukuran buku
yang kecil akan memberikan kepraktisan bagi
wisatawan dalam membawanya.
Buku akan dibuat dalam dua versi, versi pertama
adalah buku panduan yang bersifat collectable dengan
penggunaan bahan kertas dan binding yang lebih
mahal, bonus-bonus khusus serta dikemas dengan
kesan lebih eksklusif dibandingkan dengan buku versi
lainnya, yaitu buku yang harganya lebih terjangkau
oleh masyarakat umum yang disertai dengan
penggunaan bahan-bahan yang lebih murah.
Isi dan Tema Cerita Buku Panduan
Adapun isi dari buku kuliner ini menguraikan
dan mengelompokan jenis-jenis makanan berdasarkan
atas beberapa kelompok kategori yang bertujuan
memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
informasi
yang
diperlukan.
Adapun
pengelompokkannya adalah berdasarkan jenis
makanannya yaitu makan berat dan makanan ringan.
Dalam makanan berat, makanan dikelompokkan lagi
berdasar bahannya yaitu sayur dan daging. Selain
pengelompokan makanan berat dan makanan ringan,
buku ini juga berisi mengenai hal-hal seputar
Tulungagung , bagaimana cara mencapai kota ini,
transportasi apa saja yang ada di kota ini serta tipstips yang mungkin diperlukan dan dapat membantu
para wisatawan.
Lalu tema dari buku panduan ini adalah Wisata
Kuliner Tulungagung sebagai salah satu aset budaya
yang ada di kota Tulungagung. Oleh karena itu, dalam
buku ini akan dibagi menjadi beberapa bagian bab
besar yang akan membahas tentang kuliner khas yang
ada di Tulungagung, membahas tempat kuliner yang
ada, perkiraan harga, alat transportasi yang dapat
digunakan dan juga tips-tips dalam menemukan
tempat kuliner serta bagaimana menikmati kuliner
yang ada di Tulungagung.
Media Pendukung
Untuk mendukung promosi buku panduan
tersebut, dibutuhkan juga beberapa media pendukung
seperti gantungan kunci, notes, bolpoin, stiker
komentar, pembatas buku, pin dan juga book case
dimana book case ini sendiri terbagi 2 macam, yaitu
hard case dan soft case.

Hardcase adalah book case yang terbuat dari
bahan yang lebih keras yaitu karton yang kemudian
dilapis dengan kertas pelapis sehingga terlihat lebih
eksklusif. Pada hard case ini nantinya akan diletakkan
buku panduan serta media pendukungnya. Buku
panduan dan media pendukung akan ditata dengan
sedemikian rupa sehingga terlihat lebih eksklusif dan
elegan daripada buku panduan yang tidak collectable.
Lalu yang kedua adalah soft case adalah book
case yang terbuat dari bahan lunak yaitu dari bahan
kain blancu yang dicetak dengan teknik sablon. Soft
case ini nantinya akan berbentuk seperti tas kecil yang
mudah dibawa-bawa oleh wisatawan. Soft case ini
nantinya juga akan dilengkapi dengan tali panjang
yang dapat dipasang pada pegangannya sehingga
dapat diselempangkan dan praktis dibawa kemanamana. Pada soft case ini nantinya akan berisi buku
panduan wisata kuliner, pembatas buku, notes dan
bolpoin. Tidak lupa juga pada soft case akan
ditambahkan kantong tambahan sehingga wisatawan
dapat membawa uang ataupun kartu identitas dalam
soft case tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada buku
yang sifatnya collectable akan diberikan bonus
lengkap sehingga meningkatkan kesan eksklusifnya.
Sedangkan untuk buku versi lainnya bonus yang
diberikan hanya sebatas notes, bolpoin dan stiker
komentar.
Program Kreatif Buku
Judul Buku ini adalah “Tulungagung, destinasi
kuliner yang berbeda”. Buku ini memiliki storyline
sebagai berikut. Isi dari buku panduan ini akan dibagi
menjadi 3 bagian besar dimana bagian yang pertama
akan membahas mengenai Tulungagung lalu bagian
kedua akan membahas mengenai kuliner khas
Tulungagung khususnya makanan berat lalu bagian
ketiga akan membahas kuliner khas Tulungagung
khususnya untuk makanan ringan atau snack. Bagian
pertama merupakan pengantar sebelum kemudian
masuk ke bagian utama dari buku ini yaitu bagian
kedua dan ketiga.
Pada bagian yang pertama akan dijelaskan secara
sekilas mengenai kota Tulungagung. Hal yang akan
dibahas adalah meliputi sekilas kota, potensi yang
dimiliki oleh kota Tulungagung, transportasi yang
dapat digunakan untuk pergi ke sana, transportasi
umum yang dapat digunakan, hotel yang ada di
Tulungagung dan juga peta Tulungagung secara
umum.
Lalu pada bagian keduanya ini nantinya akan
membahas mengenai makanan khas yang ada di
Tulungagung khususnya makanan berat. Makanan
berat di sini maksudnya adalah makanan yang
mengenyangkan biasanya berbasis nasi, lontong,
ketan, mie, dan lain sebagainya. Untuk bagian
makanan berat ini nanti akan dibagi menjadi 2 sub
bagian. Pembagian sub bagian ini nantinya akan
dibagi sesuai dengan bahan dasar makanannya yaitu

9
makanan berbasis daging atau makanan berbasis
sayur.
Lalu pada bagian ketiga akan dibahas mengenai
makanan khas Tulungagung khususnya makanan kecil
atau snack. Makanan kecil di sini maksudnya adalah
makanan selingan di kala waktu bersantai ataupun
ketika belum terlalu lapar untuk makan makanan
berat. Selain makanan kecil, juga akan dibahas
mengenai
pusat
pembelian
oleh-oleh
khas
Tulungagung beserta sedikit penjelasan mengenai
macam-macam oleh-oleh khas Tulungagung.
Sebagai pelengkap informasi nantinya pada tiap
bagian kuliner akan diberikan tips yang mungkin
dapat membantu para wisatawan dalam menemukan
dan menikmati kuliner khas yang ada di Tulungagung.
Dengan adanya tips-tips ini diharapkan para
wisatawan pecinta kuliner dapat lebih mudah
menemukan lokasi tempat kuliner dan juga dapat
menikmati kelezatan maksimal dari kuliner khas yang
ada di Tulungagung.
Gaya Layout
Gaya layout yang digunakan adalah gaya modern
yang menggunakan sedikit ornamen. Untuk
penataaanya lebih merujuk kepada gaya scrapbook
dimana dalam penataan elemen visualnya tidaklah
simetris tetapi lebih ekspresif
sesuai dengan
karakteristik scrapbook. Elemen visualnya ditata
sedemikian rupa sehingga tampak seperti foto yang
ditempel pada halaman buku. Setiap halaman
memiliki layout yang berbeda sehingga tidak berkesan
monoton dan memiliki perubahan suasana. Tujuannya
adalah agar Pembaca mendapatkan new experience
tiap membuka lembaran-lembaran baru dalam buku
ini. Perpaduan gaya modern scrapbook ini dibutuhkan
sehingga nantinya dapat dihasilkan desain buku
panduan wisata kuliner yang estetik dan komunikatif.
Tone Warna
Tone warna atau yang biasa disebut dengan value
adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua
muda warna yang disebut pula dengan istilah
lightness atau ke-terang-an warna. Value merupakan
nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman
karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut
suatu gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan
pancaran warna suatu objek. Value adalah tingkatan
ke-terang-an hue dalam perbandingannya dengan
warna-warna akromatis hitam-putih. Value adalah alat
untuk mengukur derajat ke-terang-an suatu warna,
yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika
dibandingkan dengan skala value atau tingkatan
value: tint, tone, shade ( Sanyoto, 61-62 ).
Untuk perancangan buku panduan wisata kuliner
Tulungagung ini, tone warna yang digunakan adalah
warna-warna alam seperti cokelat dan kuning dimana
cokelat digunakan untuk menunjukkan kesan tua dan
antik serta kehangatan lalu kuning yang merupakan
simbol pengharapan dan juga merupakan pasangan
warna yang pas untuk digabungkan dengan warna

cokelat untuk memperoleh kesan antik (heritage) dan
tradisional. Kesan tradisional dan antik diperlukan
karena buku ini menonjolkan kesan heritage dari
kuliner khas Tulungagung (karena usia kuliner yang
sudah cukup lama). Selain warna coklat dan kuning,
juga digunakan warna-warna lain dalam lingkaran
warna sehingga menimbulkan kesan warna-warni
pada buku, dimana warna-warni ini untuk
menyimbolkan keanekaragaman dari kuliner khas
Tulungagung yang memiliki beragam cita rasa. Akan
tetapi penggunaan warna-warni tidak sedominan
penggunaan warna cokelat dan kuning yang menjadi
mayoritas warna yang digunakan.

Sumber: Figuring Out the Best Colors for Your Skin
Tone
Gambar 2. Contoh tone warna

Proses Desain
Penjaringan Ide
Layout desain secara keseluruhan menggunakan
konsep modern scrapbook dimana gambar disusun
sedemikian rupa sehingga mirip dengan foto yang
ditempelkan
pada
halaman
kertas.
Layout
menggunakan lebih banyak unsur visual dibandingkan
dengan unsur verbal, hal ini dikarenakan gambar lebih
menarik bagi masyarakat daripada membaca tulisan
yang panjang. Dengan banyaknya unsur gambar
diharapkan masyarakat tidak mudah bosan dalam
membaca buku panduan ini. Selain mengandung
banyak unsur gambar, buku juga dibuat memiliki
layout yang berbeda pada tiap halamannya dengan
tujuan agar masyarakat mendapatkan new experience
tiap membuka halaman buku panduan.
Desain Akhir Buku Panduan

10
Gambar 3. Desain cover buku panduan
Gambar 7. Desain hardcase
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 3. Desain halaman dalam buku panduan

Gambar 4. Desain halaman pembatas dalam buku
panduan

Gambar 8. Desain pin
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 9. Desain notes
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 10. Desain bolpoin
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 5. Desain gantungan kunci
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 11. Desain stiker komentar
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 6. Desain softcase
sebagai media pendukung buku panduan

Gambar 12. Desain pembatas buku
sebagai media pendukung buku panduan

11

9.

Gambar 13. Desain poster launching buku
sebagai media pendukung buku panduan

laporan ini sehingga laporan ini dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu
dan semua yang telah membantu,
Desainer mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya
Akhir kata, Desainer yakin Tuhan akan
membalas segala kebaikan yang
diberikan sebagai bentuk dukungan
kepada Desainer dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Semoga laporan Tugas
Akhir ini dapat berguna bagi banyak
orang dan mohon maaf apabila Desainer
pernah berbuat salah serta masih ada
rekan-rekan yang memberikan dukungan
tetapi belum Desainer sebutkan.

Ucapan Terima Kasih
Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah terlibat
baik langsung maupun tidak langsung dalam
membantu penyelesaian penulisan laporan ini. Untuk
itu, dalam kesempatan ini Penulis bermaksud untuk
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Tuhan YME, karena berkat, rahmat dan
perlindungan-Nyalah Penulis dapat
menyelesaikan karya Tugas Akhir dan
laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan
tepat waktu
2. Orang tua, karena restu dan doa
merekalah Penulis dapat menyelesaikan
karya Tugas Akhir dan menyelesaikan
laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan
tepat waktu
3. Universitas Kristen Petra, karena telah
memberikan pengantar dan kesempatan
bagi Penulis untuk melakukan dan
menyelesaikan karya Tugas Akhir
dengan baik dan tepat waktu
4. Ibu Ani Wijayanti S. Sn., M. Med. Kom.
selaku ketua jurusan DKV, atas semua
bantuan dan masukkan yang diberikan
kepada Desainer
5. Ibu Maria Nala Damayanti, S. Sn. selaku
Koordinator TA yang telah memberikan
bantuan dan masukan selama pembuatan
Tugas Akhir ini
6. Bapak Andrian Dektisan H., S. Sn, M.
Si. selaku Ketua tim penguji yang telah
memberikan banyak masukan kepada
Desainer
7. Bapak Drs. Bing Bedjo Tanudjaja, M.
Si. dan Drs. Baskoro Suryo B., M. Sn.,
karena
bimbingan
Beliau
dalam
pembuatan laporan Tugas Akhir ini
sehingga laporan ini dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu
8. Teman-teman DKV’09, karena bantuan
dan dukungannya dalam mengerjakan

Daftar Pustaka
Babad Tulungagung (Sejarah Kota Tulungagung )
diunduh pada Rabu, 2 Januari 2013 dari
http://tulungagungkita.blogspot.com/2011/06
/babad-tulungagung-sejarah-kota.html
Cara Membuat Buku. diunduh pada Kamis, 28 Maret
2013 dari http://carapedia.com/
buku_menulis_buku_info3085.html
Diehl, Edith. (1980). Bookbinding: Its Background
And Technique. New York : Dover
Publications
Friesner. Tim. History of SWOT Analysis. diunduh
pada Senin, 14 Januari 2013 dari
http://www.marketingteacher.com/swot/histo
ry-of-swot.html#
Heller, Steven. Seymour Chwast. (1988). Graphic
Style: From Victorian to Post Modern.
New York: Harry N. Abrams, Inc.
Joachim. Martin D. Historical Aspects of Cataloguing
and Classification. United States : Haworth
Press 2003, p. 452.
Kabupaten Tulungagung. diunduh pada Jumat, 4
Januari 2013 dari http://www.eastjava.com/
tourism/tulungagung/ina/
Mcdowell, Edwin. (1989). "The Media Business;
Publishers Worry After Fiction Sales
Weaken". New York Times October 30. 200801-25. < http://en.wikipedia.org/wiki/Book >
Peta Tulungagung diunduh pada Kamis, 3 Januari
2013 dari http://www.tulungagung.go.id
/index.php/peta
Profil Kabupaten Tulungagung diunduh pada Kamis,
3 Januari 2013dari http://www.tulungagung.
go.id/index.php/profil?start=2
Purwono. Buku Dan Perpustakaan : Catatan Memori
Bangsa Pembangkit Nasionalisme diunduh
pada Senin, 11 Maret 2013 dari http://www.
lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/purwono
2.pdf

12
Ruslan, Rosady. (2004). Metode Penelitian Public
Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Nirmana Dasardasar Seni dan Desain. Yogyakarta:
Jalasutra.
Varkki, Natalja. Type of Books. diunduh pada Kamis,
28 Maret 2013 dari http://prezi.com/637fhoqqz1x/types-of-books/
Visi dan Misi Dinas Pertanian Tulungagung. diunduh
pada Jumat, 4 Januari 2013 pukul 20.10 dari
http://diperta-tulungagung.com/
index.php/visi-misi
Wisata Kuliner diunduh pada Jumat, 4 Januari 2013
Dari http://seputartulungagung.blogspot.
com/2007/03/tulungagung-untuk-berwisatakuliner.html
Wawancara dengan Pemilik Nasi Pecel Mbok Modin
pada Kamis, 27 Desember 2012
Wawancara dengan Pemilik Sop Ayam Bu Sumirah
pada Selasa, 25 Desember 2012