Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tradisi Rokok Kretek di Indonesia | Lopulalan | Jurnal DKV Adiwarna 544 973 1 SM

1

PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TRADISI
ROKOK KRETEK DI INDONESIA

M. Alicia Lopulalan 1
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra,
Siwalankerto 121-131 , Surabaya 60236, Email: alicialopulalan@gmail.com

Abstrak
Dewasa ini, perokok dilabeli oleh masyarakat luas dengan berbagai stigma negatif. Maka masyarakat
akhirnya hanya mengetahui sisi negatif dari keberadaan rokok. Padahal tidak dapat dipungkiri bahwa rokok
memiliki sisi lain terutama bila ditinjau dari eratnya hubungan rokok kretek dengan sejarah dan tradisi lokal
Indonesia. Namun ironinya, rokok kretek yang sedang diperjuangkan untuk menjadi salah satu warisan budaya
dunia asli Indonesia ini kurang populer dan bahkan tidak mendapat dukungan yang signifikan dari masyarakat
Indonesia sendiri.
Kata kunci: Rokok Kretek, Tradisi Indonesia, Warisan Budaya Dunia, Iklan Layanan Masyarakat.

Abstract
Tradition of Kretek Cigarette in Indonesia.
Nowadays, smoker are generally labelled by the community with all negative stigma. Therefore,

community only know negative side of cigarette’s existence. Whereas it can’t be denied that cigarette has a
whole different perspective particularly kretek cigarette in terms of its close relationship with the history and
local tradition of Indonesia. Ironically, kretek cigarette that is being fought for being one of world cultural
heritage native to Indonesia is less popular, even doesn’t get that support needed from its own community,
Indonesian.
Keywords: Kretek Cigarette, Tradition of Indonesia,

World Cultural Heritage, Public Service

Announcements.

Pendahuluan
Dewasa ini, perokok dilabeli oleh masyarakat luas
sebagai orang yang merusak kesehatannya sendiri dan
juga sebagai perusak kesehatan orang di sekitarnya.
Pelabelan ini berujung pada stigma negatif pada citra
seorang perokok. Dengan banyaknya stigma negatif
yang telah beredar, maka masyarakat pada dewasa ini
hanya mengetahui satu sisi dari keberadaan rokok
yakni sisi negatifnya. Padahal tidak dapat dipungkiri

bahwa rokok memiliki sisi lain terutama bila ditinjau
dari eratnya hubungan rokok dengan tradisi lokal
Indonesia.
Rokok yang menjadi subyek utama dari perancangan
ini ialah rokok kretek. Rokok kretek adalah rokok
yang tidak hanya menggunakan bahan baku
tembakau, tetapi juga menggunakan beberapa bahan
tambahan seperti cengkeh dan saus yang memberi
rasa tertentu. Dengan bentuk yang nyaris sama,
perbedaan rokok kretek dengan rokok putih memang

terutama dilihat dari sisi bahan baku isinya. Tetapi di
sisi lain, rokok kretek memiliki keunikan memberikan
bunyi yang terdengar seperti ‘kretek-keretek’ saat
disulut, menjadikan hal ini sebagai asal usul namanya.
Dengan ini, rokok kretek merupakan salah satu aset
budaya Indonesia yang sangat unik dan patut
dilestarikan. Sayangnya, rokok kretek yang sedang
diperjuangkan untuk menjadi salah satu warisan
budaya dunia asli Indonesia ini kurang populer dan

bahkan tidak mendapat dukungan yang signifikan dari
masyarakat Indonesia sendiri. Masyarakat sendiri
tidak tahu dan kurang berperan dalam upaya
pelestarian kretek. Masyarakat Indonesia yang telah
terpengaruh stigma negatif rokok tidak terpikir untuk
mencari tahu lebih lanjut mengenai rokok kretek dan
kaitannya pada kebudayaan Indonesia, dan sebaliknya
para perokok pun hanya menikmati rokok tanpa tahu
mengenai unsur tradisi yang terkandung dalam
kebiasaan merokok, khususnya rokok kretek.
Perokok merasa dengan merokok kretek, mereka telah

2

berperan dalam pelestarian kretek tanpa mengetahui
latar belakang sejarah dan tradisi kretek bagi
Indonesia. Para non-perokok secara luas juga telah
melabel rokok sebagai hal yang negatif dan harus
dihindari, dan dengan itu tidak mau tahu akan rokok
terutama rokok kretek secara lebih lanjut, padahal

masih banyak sisi lain dari kretek yang menarik,
terutama dari sisi peran kretek dalam sejarah dan
tradisi masyarakat Indonesia.
Masalah yang ada saat ini adalah ketidak pedulian
masyarakat secara luas terhadap upaya-upaya
pelestarian kretek. Walaupun telah ada upaya minim
dari pemerintah terhadap upaya pelestarian kretek,
banyak dari masyarakat yang belum terjangkau oleh
upaya tersebut. Adanya Museum Kretek adalah wujud
nyata wacana pemerintah menjadikan kretek sebagai
produk aset budaya Indonesia. Dijadikannya tanggal
pendirian Museum Kretek pada tanggal 3 Oktober
sebagai Hari Kretek Nasional merupakan langkah
awal dalam pelestarian kretek sebagai bagian penting
dari sejarah dan tradisi Indonesia. Tetapi upaya nyata
dari pemerintah dalam masyarakat tertekan oleh
besarnya pemberitaan mengenai bahaya merokok.
Maka dari itu, salah satu cara untuk mengedukasi
masyarakat tentang sisi kebudayaan rokok kretek
adalah dengan gerakan kampanye melalui Iklan

Layanan Masyarakat (ILM). ILM digunakan agar
dapat mengedukasi masyarakat secara umum
mengenal lebih jauh tradisi rokok kretek di Indonesia
dan akhirnya melestarikan pengetahuan mengenai
tradisi ini sebagai aset budaya Indonesia.
Sampai saat ini, banyak gerakan-gerakan yang
digalakkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang berusaha memperkenalkan rokok kretek
terhadap masyarakat untuk mengangkat kembali
kretek sebagai rokoknya bangsa Indonesia. LSM
tersebut seperti misalnya Komunitas Kretek,
Kretekpedia, maupun Laskar Kretek. LSM ini biasa
berkampanye lewat media social maupun acara-acara
gathering yang memungkinkan mereka untuk berbagi
sudut pandang mereka terhadap situasi rokok kretek
di Indonesia. Berikut adalah contoh interaksi LSM
dengan penggemar kretek:

Sumber: ensiklopediakretek.com,
twitter.com/KomunitasKretek

Gambar 1. Media Bagi LSM untuk
Mengkampanyekan Rokok Kretek

Perbedaannya, LSM-LSM ini lebih terfokus untuk
mengajak perokok untuk lebih memilih menikmati
kretek daripada rokok lainnya agar industri rokok
kretek Indonesia yang telah membentuk kebudayaan
di Indonesia tetap lestari. Sedangkan dalam
perancangan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini,
akan lebih difokuskan untuk mengangkat sejarah dan
pengaruh kretek terhadap tradisi-tradisi bangsa
Indonesia, agar akhirnya dapat terwujudkan wacana
pelestarian kretek sebagai aset budaya Indonesia.

Metode Penelitian
Dalam tugas akhir Perancangan Iklan Layanan
Masyarakat Tradisi Rokok Kretek di Indonesia ini
peneliti menggunakan beberapa metode perancangan
diantaranya sebagai berikut:
Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk menyusun Perancangan
Iklan Layanan Masyarakat Tradisi Rokok Kretek di
Indonesia ini berasal dari sumber data primer dan
sekunder. Sumber primer adalah sumber data dari data
kepustakaan dan data-data lapangan melalui metode
wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data
yang berasal dari data lapangan melalui metode
kuesioner.
Proses pengumpulan data ini menggunakan beberapa
metode diantaranya :
a. Wawancara Mendalam (Depth Interview)
Wawancara mendalam akan dilakukan terhadap
pihak-pihak yang ahli dalam bidang rokok
kretek seperti pada ahli tembakau untuk
mengetahui spesifikasi pembeda rokok kretek
dan rokok lainnya secara lebih spesifik.
Di samping itu, wawancara akan dilakukan pula
terhadap LSM partner untuk keperluan
penyaluran media perancangan.
b. Wawancara Kuesioner

Metode wawancara kuesioner juga dilakukan
kepada para penggemar kretek sebagai salah satu
sasaran perancangan potensial karena mengingat
banyak gerakan pelestarian kretek dimulai dari
para penggemar kretek. Sehingga dalam
pengumpulan data akan lebih efektif untuk
melihat sisi sejarah dan tradisi kretek yang
menarik terhadap penggemar kretek.
c. Metode Kepustakaan (Library Research)
Media cetak dalam hal ini juga sangat berperan
dalam pengumpulan data mengenai kretek yang
akan disertakan dalam Iklan Layanan
Masyarakat rokok kretek dan juga berperan
sebagai stock images. Data yang dikumpulkan
berkenaan dengan kretek, apakah kretek itu,
sejarah dan perkembangan kretek dan
industrinya di Indonesia dan lain sebagainya.

3


d.

Media Massa
Media massa yang digunakan oleh penulis
sebagai sumber informasi adalah internet (media
online) yang berkenaan dengan rokok kretek dan
sasaran perancangan.

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam perancangan Iklan
Layanan Masyarakat rokok kretek ini ialah metode
penelitian kualitatif, yaitu pencarian dan pengumpulan
data melalui sumber referensi tertulis, wawancara
secara langsung terhadap sasaran perancangan dan
orang yang berkenaan dengan sasaran perancangan,
dan juga dengan melakukan observasi langsung.
Untuk perancangan website interaktif ini digunakan
analisa 5W1H :
a. What : Obyek yang dibahas yaitu pengedukasian
mengenai rokok kretek dari sisi sejarah dan

pengaruh rokok kretek terhadap tradisi-tradisi
masyarakat Indonesia dimana hal tersebut masih
tidak popular di mata masyarakat Indonesia saat
ini.
b. Why : Perancangan dilakukan karena masyarakat
Indonesia cenderung tidak mengenal rokok kretek
selain dari cara menikmati rokok kretek secara
langsung. Oleh karena itu, dengan mengenal
kretek dan akhirnya menghargai kretek sebagai
sebuah tradisi, masyarakat akan secara tidak
langsung telah ikut melestarikan kretek dan sedikit
demi sedikit mewujudkan wacara kretek sebagai
aset budaya Indonesia.
c. Who : sasaran perancangan dari perancangan ini
adalah masyarakat secara umum, tidak terbatas
usia.
d. Where : Perancangan Iklan Layanan Masyarakat
Tradisi Rokok Kretek di Indonesia ini mencakup
wilayah Surabaya.
e. When : Rancangan akan ditempatkan sampai

waktu yang tidak bisa ditentukan, selama
rancangan masih dapat dijangkau oleh sasaran.
f. How : Penyelesaian masalah dilakukan dengan
perancangan Iklan Layanan Masyarakat tradisi
rokok kretek untuk masyarakat sebagai rangkaian
media yang mengedukasi masyarakat mengenai
rokok kretek. Tujuannya agar masyarakat
Indonesia dapat lebih menghargai kretek dan
akhirnya terlibat dalam usaha pelestarian kretek
dan terus bangga terhadap keragaman sejarah dan
tradisi bangsanya.
Konsep Perancangan
Perancangan Tugas Akhir ini menggunakan media
out-of-home sebagai media utama untuk mengedukasi
masyarakat mengenai rokok kretek dari sisi sejarah
dan kaitannya terhadap tradisi masyarakat Indonesia.
Konsep dari media ambient dan media-media
penunjang lainnya ialah untuk membentuk suatu
proses pengedukasian kepada masyarakat secara
interaktif. Masyarakat yang melihat dan berinteraksi

dengan ambient media akan mendapatkan real-life
experience akan pengalaman belajar mereka.

Pembahasan
Tujuan Kreatif
Adapun tujuan dari digunakannya media-media dalam
Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tradisi
Rokok Kretek di Indonesia adalah agar media-media
yang digunakan dapat menjangkau berbagai segmen
sasaran dari seluruh lapisan masyarakat perkotaan
besar khususnya Surabaya. Diharapkan dengan
tersosialisasikannya kampanye ILM ini, awareness
masyarakat akan pentingnya mengenal kretek sebagai
bagian dari aset budaya Indonesia, sekaligus
mengedukasi masyarakat agar mereka dapat lebih
mengapresiasi kretek dapat terbentuk dengan baik.
Strategi Kreatif
Dalam menyusun suatu perancangan untuk mengasah
kemampuan menggambar anak-anak, dibutuhkan
strategi kreatif agar pembelajaran yang dijalankan
menyenangkan dan menarik agar tidak membosankan
bagi anak namun tetap memberikan pengetahuan
untuk anak. Sehingga mereka dapat menikmati
program pembelajaran tersebut.
Topik dan Tema (Pokok Bahasan)
Tujuan kreatif media Iklan Layanan Masyarakat ini
adalah rokok kretek sebagai aset budaya Indonesia.
Dalam ILM diberikan beberapa fakta sejarah juga
contoh pengaruh kretek terhadap tradisi di Indonesia,
juga masyarakat akan diberi kesempatan untuk
mengenal rokok kretek secara langsung lewat baunya
yang memang menjadi ciri khas rokok kretek ini
sendiri dibandingkan rokok lainnya. ILM ini nantinya
akan menjadi rangsangan untuk masyarakat agar
mencari tahu lebih lanjut tentang rokok kretek dan
akhirnya menerima kretek sebagai salah satu asset
budaya milik Indonesia.

Karakteristik Sasaran Perancangan
Karena masyarakat secara umum merupakan sasaran
dari perancangan ini, dan mereka dapat digolongkan
dalam berbagai unsur sebagai berikut:
a. Demografis:
- Masyarakat usia 10 tahun hingga tak terbatas
- Laki-laki dan perempuan
- Strata Ekonomi Sosial C hingga A.
b. Geografis:
- Wilayah perkotaan
- Surabaya, Jawa Timur
c. Psikografis
Merupakan masyarakat yang tidak tahu
mengenai sisi sejarah dan kaitannya terhadap
tradisi yang dimiliki oleh kretek dan biasanya
hanya ikut menikmati rokok kretek secara

4

d.

langsung. Maupun masyarakat non-perokok
yang biasanya memiliki pola pikir negatif
terhadap kretek, yang memiliki stigma negatif
terhadap kebiasaan merokok dan tidak tahu
bahwa sesungguhnya terdapat sisi lain dari
rokok kretek yang dapat dipelajari dan juga
dapat memukau dalam proses pembelajarannya.
Behaviour
Ditujukan pada mereka yang tertarik pada ILM
dan akhirnya ingin diedukasi mengenai rokok
kretek.

c.

Selain itu, masyarakat haruslah dapat membaca dan
sudah dapat menelaah informasi yang diberikan
secara mandiri.
Konsep
Tujuan yang ingin dicapai melalui pendekatan kreatif
dari perancangan ILM ini adalah untuk menarik
perhatian masyarakat, membuat masyarakat sebagai
sasaran melihat dan memahami pesan yang
disampaikan lewat ILM, juga untuk mengedukasi
masyarakat sehingga menciptakan suatu perubahan
pandangan dalam melihat kretek terutama dalam
perannya sebagai aset budaya Indonesia.

d.

e.
Jenis Media yang Akan Dirancang
Rancangan ILM ini dibuat berupa kampanye edukasi
kepada masyarakat untuk mengetahui lebih banyak
mengenai tradisi rokok kretek. Perancangan visual
dilakukan menggunakan pendekatan-pendekatan yang
dapat dimengerti dengan jelas oleh sasaran. Macam
pendekatan yang digunakan:
a. Ambient Media – diletakkan sebagai alat peraga
untuk kegiatan umum LSM dan keperluan
kampanye, yang dapat digunakan bebas oleh
masyarakat untuk menjadi media interaktif
edukasi masyarakat.
b. Brosur – dibagikan kepada masyarakat yang
sedang bergerak (on-the-go) agar memilliki
waktu untuk membacanya kemudian.
c. Kartu pos – dapat ditempatkan secara bebas
sekaligus sebagai alat pos untuk menyampaikan
informasi bagi penerimanya.
d. Merchandise – digunakan sebagai keperluan
kampanye.
e. Media Sosial – digunakan untuk menjangkau
masyarakat secara lebih luas, dan juga menjadi
media interaktif antara pembuat kampanye dan
masyarakat.
Format Desain
a. Ambient Media
Berguna sebagai media utama penyampai pesan
yang efektif kepada masyarakat karena sifatnya
yang interaktif dan sangat menarik perhatian.
Masyarakat yang melihat dan berinteraksi
dengan ambient media akan mendapatkan reallife experience akan pengalaman belajar mereka.
b. Booklet

Berguna sebagai media penyampai pesan secara
personal dan diedarkan kepada masyarakat di
fasilitas-fasilitas umum. Media booklet juga
cukup fleksibel dalam penempatan elemen visual
dan verbal, dan juga sangat memungkinkan
untuk menerapkan elemen interaktif di
dalamnya.
Kartu Pos
Dapat ditempatkan secara bebas sekaligus
memiliki kegunaan bagi individu yang
bersangkutan sehingga tidak sia-sia setelah
dibaca. Sebagai alat pos, kartu pos dapat
menyampaikan informasi pada penerimanya dan
juga dapat digunakan sebagai media yang
mempromosikan Indonesia di mata dunia
internasional.
Merchandise
Akan dibagikan kepada relawan untuk keperluan
kampanye di fasilitas-fasilitas umum seperti
kampus, pusat perbelanjaan, rumah makan, dan
fasilitas-fasilitas umum lainnya yang dikunjungi
orang banyak. Merchandise dianggap efektif
karena merupakan media penarik minat bagi
sasaran dan pengadaannya dapat mendukung
pelaksanaan kampanye.
Media Sosial
Dengan adanya kampanye edukasi ini, media
sosial dapat digunakan sebagai media interaktif
untuk berkampanye. Media sosial dapat
menjangkau sasaran secara sangat luas, juga
tanpa batasan biaya dan waktu. Media sosial
juga membuat sasaran terlibat secara langsung
untuk ikut mengkampanyekan kretek kepada
teman dunia maya mereka.

Penjaringan Ide
Tema pesan yang diangkat adalah pengenalan sejarah
rokok kretek dan kaitannya terhadap tradisi Indonesia.
Sarana umum merupakan tempat pengaplikasian ILM
ini untuk menjangkau lebih banyak sasaran yang
belum tahu mengenai rokok kretek dan dapat
diedukasi. Pesan dalam setiap rancangan terfokus
pada usaha mengedukasi masyarakat mengenai rokok
kretek. Dalam rancangan, terdapat sebuah pesan
tematis mengenai sejarah rokok kretek dan kaitannya
dengan tradisi bangsa Indonesia. Pesan ini bertujuan
untuk menghimbau masyarakat agar nantinya dapat
mencari tahu lebih lanjut fakta-fakta mengenai rokok
kretek dan akhirnya dapat mendorong finalisasi rokok
kretek sebagai salah satu aset budaya bangsa.
Bentuk pesan yang disampaikan dalam perancangan
kampanye ILM ini meliputi pesan verbal dan visual.
Keduanya saling mendukung satu sama lain untuk
memberi kejelasan dalam penyampaian pesan.
a. Pesan visual:
Pesan visual yang digunakan menggunakan
bahan-bahan baku rokok kretek yang disusun
dan dikombinasikan dengan beberapa ilustrasi

5

b.

penunjang yang dapat memperkuat kesan tradisi
yang ingin disampaikan.
Pesan verbal:
Pesan verbal terdiri dari headline sebagai
kalimat statement yang berisi fakta mengenai
rokok kretek, untuk menarik perhatian
masyarakat sebagai sasaran agar dapat langsung
berinteraksi dengan media yang ada. Dengan
cara ini diharapkan agar masyarakat dapat
mengerti dengan pesan edukatif yang ingin
disampaikan.

ILM yang akan dirancang berjenis ‘iklan berbisik’,
yaitu jenis iklan yang memberikan informasi
fenomena tertentu dengan intonasi lembut, lebih
bersifat perenungan dan penuntunan sasaran pada
proses berpikir. ILM ini akan tidak bersifat
mengintimidasi, dan menggunakan desain yang lebih
simpel (Wikipedia “Iklan Layanan Masyarakat” 1).
Penyajian pesan akan menggunakan pendekatan
emosional dengan logika positivisme, juga
penggunaan majas eufimisme yang dirasa akan lebih
formal dalam fungsi ILM ini yang bersifat
mengedukasi sasaran.

Gambar 2. Hasil Final Ambient Media

Aplikasi ILM Pada Media Perancangan
Citra visual yang ingin dicapai dalam perancangan
ialah kesan tradisional nostalgia yang timbul bagi para
sasaran. Perasaan nostalgia yang berarti perasaan
nyaman dan familier yang timbul diharapkan akan
memperkuat hubungan emosional antara sasaran dan
kretek sebagai obyek perancangan sehingga sasaran
dapat teredukasi sekaligus memiliki keinginan untuk
melestarikan kretek sebagai aset budaya Indonesia.
Layout menggunakan ilustrasi sederhana yang dapat
ikut mendukung kesan tradisional, ditambah dengan
beberapa foto pendukung. Ilustrasi yang digunakan
adalah elemen dekoratif natural dari bahan baku
rokok kretek. Di beberapa media, rancangan ditambah
dengan bahan baku rokok itu sendiri untuk memberi
kesan interaktif. Tone warna yang digunakan adalah
warna-warna natural sesuai dengan warna bahan baku
rokok kretek yang menjadi dasar elemen dekoratif
perancangan. Berikut adalah desain media-media
dalam ILM ini:
Gambar 3. Halaman Booklet yang Dibagikan
Kepada Sasaran Perancangan

6

yang memiliki stigma negatif. Maka dari itu, perlu
dirancang sebuah ILM yang dapat digunakan untuk
mengedukasi masyarakat secara umum mengenal
lebih jauh tradisi rokok kretek di Indonesia dan
akhirnya melestarikan pengetahuan mengenai tradisi
ini sebagai aset budaya Indonesia.
Untuk perancangan selanjutnya, perancangan dapat
dibuat dengan mengedepankan isu-isu yang terkait
dengan kretek seperti isu tenaga kerja wanita atau
petani tembakau sehingga dapat memperluas
cakrawala mengenai industri kretek Indonesia yang
sedang diperjuangkan LSM seperti Komunitas Kretek.
Perancangan ini juga dapat dikembangkan dengan
membuat berbagai media lain yang dapat menyoroti
secara lebih mendalam tradisi-tradisi Indonesia terkait
kretek yang telah dijabarkan dalam perancangan ini.

Daftar Pustaka
Gambar 4. Kartu Pos yang Ditempatkan Pada
Pusat Perbelanjaan Maupun Titik-Titik
Pariwisata

Gambar 5. Merchandise yang Dibagikan Pada
Relawan LSM Partner

Gambar 6. Media Sosial yang Digunakan Untuk
Berinteraksi Dengan Masyarakat

Kesimpulan
Rokok kretek yang sedang diperjuangkan untuk
menjadi salah satu warisan budaya dunia asli
Indonesia ini kurang populer dan bahkan tidak
mendapat dukungan yang signifikan dari masyarakat
Indonesia sendiri karena dilekatkan dengan merokok

“Frequently Asked Questions”. Ad Council. 2012. 18
Januari 2013.

Goodrum, Charles, Helen Dalrymple. Advertising in
America: the first 200 years. New York:
Harry N. Abrams, 1990.
Hanusz, Mark. Kretek: The Culture and Heritage of
Indonesia’s Clove Cigarettes. Singapore:
Equinox Publishing (Asia) Pte. Ltd, 2000.
Harimurti, Hartono. (2012). “Komunitas Kretek
Dorong Perokok Etis”. Suara Merdeka.
2012. 7 Oktober 2012.

Hidayat, Yuristiarso. (2011). “Rokok Kretek
Diharapkan Jadi Warisan Budaya Dunia”.
Bisnis Jatim. 2011. 17 Desember 2012.

Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan. Jakarta:
Pustaka Utama Graffiti, 1993.
“Kretek.”
Wikipedia.
5
April
2013.

“Kretek: Bukan (Sekadar) Rokok”. Komunitas Kretek
Indonesia. 2012. 15 Oktober 2012.

“Out-of-home advertising.” Wikipedia. 5 April 2013.

“Out-of-home advertising.” Outdoor Advertising
Association of America, Inc. 5 April 2013.


7

Priliawito, Eko. (2012). “Komunitas Kretek Sebar
Tanda "Boleh Merokok" ”. Viva News. 2012.
15 Oktober 2012.

“Rokok.”
Wikipedia.
5
April
2013.

Tanuatmajaya, Yan Agusta. “Perancangan Iklan
Layanan Masyarakat Tentang Resiko
Merokok Untuk Lingkungan Rumah Sakit”.
Tugas akhir : No. 00091259/DKV/208. Petra
Christian U., 2008.
“Tentang Kretek.” PT HM Sampoerna Tbk. 5 April
2013.