HYALINE MEMBRANE DISEASE – RESPIRATORY DISTRESS SYDROME (RDS) | Karya Tulis Ilmiah

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 1:32:57 2017 / +0000 GMT

HYALINE MEMBRANE DISEASE ? RESPIRATORY DISTRESS SYDROME
(RDS)
I.
DEFINISIDikenal juga sebagai respiratory distress sydrom yang idiopatik, hyaline membrane disease merupakan keaadaan
akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi
dibawah 32 yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Kira-kira 60% bayi yang lahir sebelum gestasi 29 minggu mengalami
RDS.Bangunan paru janin dan produksi surfactan penting untuk fungsi respirasi normal. Bangunan paru dari produksi surfaktan
bervariasi pada masing-masing bayi. Bayi prematur lahir sebelum produksi surfactan memadai. Surfactan, suatu senyawa lipoprotein
yang mengisi alveoli, mencegah alveolar colaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada
defisiensi surfactan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana
akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosis respiratory. Reduksi pada
ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia
jaringan dan acidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif. RDS merupakan
penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi prematur, biasanya setelah 3 ? 5 hari. Prognosanya buruk jika support ventilasi
lama diperlukan, kematian bisa terjadi setelah 3 hari penanganan.II.
ETIOLOGY DAN FAKTOR PRESIPITASIPrematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactanBayi prematur yang lahir dengan operasi caesarPenurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau
prematur.III. PENGKAJIANRiwayat maternalMenderita penyakit seperti diabetes mellitusKondisi seperti
perdarahan placentaTipe dan lamanya persalinanStress fetal atau intrapartusStatus infant saat lahirPrematur,

umur kehamilanApgar score, apakah terjadi aspiksiaBayi prematur yang lahir melalui operasi caesarCardiovaskularBradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia beratMurmur sistolikDenyut jantung dalam batas
normalIntegumen Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferalPitting edema pada tangan dan kaki MottlingNeurologisImmobilitas, kelemahan, flaciditasPenurunan suhu tubuhPulmonaryTakipnea (pernafasan
lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 ? 100 x )Nafas gruntingNasal flaringRetraksi intercostal, suprasternal,
atau substernalCyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan persentase desaturasi hemoglobinPenurunan suara nafas, crakles, episode apneaIV. STATUS BEHAVIORALLethargyV.
STUDY DIAGNOSTIKSeri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma dengan overdistensi duktus alveolarBronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.Data laboratoriumProfil paru, untuk menentukan maturitas paru,
dengan bahan cairan amnion (untuk janin yang mempunyai predisposisi RDS)Ø Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio2 : 1 atau lebih
mengindikasikan maturitas paruØ Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 mingguØ Tingkat phosphatydylinositolAnalisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60 mmHg, saturasi oksigen 92% - 94%, pH 7,31 ? 7,45Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel alveolar yang rusakVI. DIAGNOSA
KEPERAWATANKolaboratif problem : Insufisiensi respiratory berhubungan dengan penurunan volume dan komplians paru,
perfusi paru dan vintilasi alveolarTujuan 1 : Tanda dan gejala disstres pernafasan, deviasi dari fungsi dan resiko infant terhadap RDS
dapat teridentifikasi Intervensi Rasional 1.
Kaji infant yang beresiko mengalami RDS yaitu :Riwayat ibu dengan
daibetes mellitus atau perdarahan placentaPrematuritas bayiHipoksia janinKelahiran melalui operasi caesar
Pengkajian diperlukan untuk menentukan intervensi secepatnya bila bayi menunjukkan adanya tanda disstres nafas dan terutama
untuk memperbaiki prognosa 2.
Kaji perubahan status pernafasan termasuk :Takipnea (pernafasan diatas 60 x per
menit, mungkin 80 ? 100 x)Nafas gruntingNasal flaringRetraksi intercostal, suprasternal atau substernal
dengan penggunaan otot bantu nafasCyanosis Episode apnea, penurunan suara nafas dan adanya crakles Perubahan
tersebut mengindikasikan RDS telah terjadi, panggil dokter untuk tindakan secepatnyaPernafasan bayi meningkat karena
peningkatan kebutuhan oksigenSuara ini merupakan suara keran penutupan glotis untuk menghentikan ekhalasi udara
dengan menekan pita suaraMerupakan keadaan untuk menurunkan resistensi dari respirasi dengan membuka lebar jalan

nafasRetraksi mengindikasikan ekspansi paru yang tidak adekuat selama inspirasiCyanosis terjadi sebagai tanda
lanjut dengan PO2 dibawah 40 mmHgEpisode apneu dan penurunan suara nafas menandakan distress nafas semakin berat
3.
Kaji tanda yang terkait dengan RDSPallor dan pitting edema pada tangan dan kaki selama 24 jamKelemahan ototDenyut jantung dibawah 100 x per menit pada stadium lanjutNilai AGD dengan PO2 dibawah 40
mmHg, pco2 diatas 65 mmHg, dan pH dibawah 7,15 Tanda-tanda tersebut terjadi pada RDSTanda ini terjadi karena
vasokontriksi perifer dan penurunan permeabilitas vaskulerTanda ini terjadi karena ekshaution yang disebabkan
kehilangan energi selama kesulitan nafasBradikardia terjadi karena hipoksemia beratTanda ini mengindikasikan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/2 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 1:32:57 2017 / +0000 GMT

acidosis respiratory dan acidosis metabolik jika bayi hipoksik 4.
Monitor PO2 trancutan atau nilai pulse oksimetri secara
kontinyu setiap jam Nilai PO2 traskutan dan pulse oksimetri non invasif menunjukkan prosentase oksigen saat inspirasi udara.
Tujuan 2. Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi pulmonal Intervensi Rasional 1.
Berikan kehangatan dan oksigen

sesuai dengan sbbOksigen yang dihangatkan 31,7C ? 33,9CHumidifikasi 40% - 60%Beri CPAP positifBeri PEEP positif Untuk mencegah terjadinya hipotermia dan memenuhi kebutuhan oksigen tubuh 2.
Berikan
pancuronium bromide (Pavulon) Obat ini berguna sebagai relaksan otot untuk mencegah injury karena pergerakan bayi saat
ventilasi 3.
Tempatkan bayi pada lingkungan dengan suhu normal serta monitor temperatur aksila setiap jam Lingkungan
dengan suhu netral akan menurunkan kebutuhan oksigen dan menurunkan produksi CO2. 4.
Monitor vital signs secara
kontinyu yaitu denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, serta auskultasi suara nafas Perubahan vital signs menandakan tingkat
keparahan atau penyembuhan 5.
Observasi perubahan warna kulit, pergerakan dan aktivitas Karena perubahan warna kulit,
pergerakan dan aktivitas mengindikasikan peningkatan metabolisme oksigen dan glukosa. Informasi yang penting lainnya adalah
perubahan kebutuhan cairan, kalori dan kebutuhan oksigen. 6.
Pertahankan energi pasien dengan melakukan prosedur
seefektif mungkin. Mencegah penurunan tingkat energi infant 7.
Monitor serial AGD seperti PaO2, PaCo2, HCO3 dan pH
setiap hari atau bila dibutuhkan Perubahan mengindikasikan terjadinya acidosis respiratorik atau metabolik Diagnosa
keperawatan : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menghisap, penurunan
motilitas usus.Tujuan : Mempertahankan dan mendukung intake nutrisi Intervensi Rasional 1.
Berikan infus D 10% W
sekitar 65 ? 80 ml/kg bb/ hari Untuk menggantikan kalori yang tidak didapat secara oral 2.

Pasang selang nasogastrik atau
orogastrik untuk dapat memasukkan makanan jika diindikasikan atau untuk mengevaluasi isi lambung Pilihan ini dilakukan jika
masukan sudah tidak mungkin dilakukan. 3.
Cek lokasi selang NGT dengan cara :Aspirasi isi lambungInjeksikan sejumlah udara dan auskultasi masuknya udara pada lambungLetakkan ujung selang di air, bila masuk lambung,
selang tidak akan memproduksi gelembung Untuk mencegah masuknya makanan ke saluran pernafasan 4.
Berikan
makanan sesuai dengan prosedur berikut :Elevasikan kepala bayi Berikan ASI atau susu formula dengan prinsip
gravitasi dengan ketinggian 6 ? 8 inchi dari kepala bayiBerikan makanan dengan suhu ruanganTengkurapkan bayi
setelah makan sekitar 1 jam Memberikan makanan tanpa menurunkan tingkat energi bayi 5.
Berikan TPN jika
diindikasikan TPN merupakan metode alternatif untuk mempertahankan nutrisi jika bowel sounds tidak ada dan infants berada
pada stadium akut. Diagnosa keperawatan : Resiko tinggi deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan sensible dan
insesibleTujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit Intervensi Rasional 1.
Pertahankan pemberian infus
Dex 10% W 60 ? 100 ml/kg bb/hari Penggantian cairan secara adekuat untuk mencegah ketidakseimbangan 2.
Tingkatkan
cairan infus 10 ml/kg/hari, tergantung dari urine output, penggunaan pemanas dan jumlah feedings Mempertahankan asupan
cairan sesuai kebutuhan pasien. Takipnea dan penggunaan pemanas tubuh akan meningkatkan kebutuhan cairan 3.
Pertahankan tetesan infus secara stabil, gunakan infusion pump Untuk mencegah kelebihan atau kekurangan cairan. Kelebihan
cairan dapat menjadi keadaan fatal. 4.

Monitor intake cairan dan output dengan cara :Timbang berat badan bayi setiap
8 jamTimbang popok bayi untuk menentukan urine outputTentukan jumlah BABMonitor jumlah asupan
cairan infus setiap hari Catatan intake dan output cairan penting untuk menentukan ketidak seimbangan cairan sebagai dasar
untuk penggantian cairan 5.
Lakukan pemeriksaan sodium dan potassium setiap 12 atau 24 jam Peningkatan tingkat sodium
dan potassium mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan potensial ketidakseimbangan elektrolit Diagnosa keperawatan : Koping
keluarga inefektif berhubungan dengan ansietas, perasaan bersalah, dan perpisahan dengan bayi sebagai akibat situasi krisisTujuan :
Meminimalkan kecemasan dan rasa bersalah, dan mendukung bounding antara orangtua dan infant Intervensi Rasional 1.
Kaji respon verbal dan non verbal orangtua terhadap kecemasan dan penggunaan koping mekanisme Hal ini akan membantu
mengidentifikasi dan membangun strategi koping yang efektif 2.
Bantu orangtua mengungkapkan perasaannya secara verbal
tentang kondisi sakit anaknya, perawatan yang lama pada unit intensive, prosedur dan pengobatan infant Membuat orangtua
bebas mengekpresikan perasaannya sehingga membantu menjalin rasa saling percaya, serta mengurangi tingkat kecemasan 3.
Berikan informasi yang akurat dan konsisten tentang kondisi perkembangan infant Informasi dapat mengurangi kecemasan
4.
Bila mungkin, anjurkan orangtua untuk mengunjungi dan ikut terlibat dalam perawatan anaknya Memfasilitasi proses
bounding 5.
Rujuk pasien pada perawat keluarga atau komunitas Rujukan untuk mempertahankan informasi yang adekuat,
serta membantu orangtua menghadapi keadaan sakit kronis pada anaknya. DAFTAR PUSTAKAMelson, A. Kathryn & Marie S.
Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition, Springhouse Corporation, Pennsylvania, 1994


Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/2 |