Penyakit Tropik Tugas 4 Kel 5 PTM Hipertensi

TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK
HIPERTENSI
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
Tugas ini disusun guna memenuhi nilai tugas mata kuliah Semester VI Penyakit Tropik
Dosen Pembimbing: dr. M. Sakundarno Adi, MSc
Disusun Oleh Kelompok 5 :

Hafidzoh Najwati
Evrilda Andani Putri
Rizka Inunggita
Hana Fitria Azizah
Nita Dwilestari
Arini
Khasanah Budi Rahayu

25010113120189
25010113120183
25010113140231
25010113120065
25010115183002
25010115183009

25010113130401

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
DAFTAR ISI
Halaman depan..................................................................................

i

i

Daftar Isi...........................................................................................

ii

Daftar Tabel.....................................................................................

iii


Daftar Gambar.................................................................................

iv

Pendahuluan
A

Latar Belakang.....................................................................

1

B

Rumusan Masalah................................................................

2

C


Tujuan..................................................................................

2

D

Manfaat................................................................................

3

Pembahasan
A Etiologi Hipertensi..............................................................

4

B Epidemiologi berdasarkan orang, tempat, waktu...........

6

C Faktor Risiko Hipertensi.....................................................


6

D Gejala dan Tanda serta Patofisiologis..............................

11

E Diagnosis, pencegahan dan pengendalian.......................

14

Daftar Pustaka.................................................................................

23

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah....................................................


12

Tabel 2. Pemeriksaaan penunjang yang dilakukan pada pasien hipertensi

18

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Patofisiologi Hipertensi.................................................

14

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tekanan darah adalah faktor yang sangat penting dalam sistem sirkulasi darah. Tekanan
darah tentunya diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam pembuluh arteri,
arteriola, kapiler, dan sistem vena, sehingga akan terbentuk aliran darah yang
menetap.Penurunan maupun peningkatan tekanann darah akan memperngaruhi homeostatis
dalam tubuh. Jika sirkulasi darah dalam tubuh tidak memadai,maka akan terjadi gangguan
pada sistem transprtasi oksigen, karbondioksidan, dan hasil metabolisme lainnya. Terdapat
dua jenis gangguan tekanan darah, yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah
rendah (hipotensi) .(1)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai
sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah
salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial,
dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.(2) Hipertensi merupakan suatu
gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup banyak mengganggu kesehatan
masyarakat. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.
Pasalnya, penyakit hipertensi tidak membunuh penderitanya secara langsung, namun
memicu terjadinya penyakit lain yang mematikan serta memberi gejala lebih lanjut pada
organ target, seperti stroke untuk otak serta PJK untuk pembuluh dan otot jantung. (3) Hingga
saat ini, penyakit hipertesi masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Penyakit

hipertensi sering kali ditemukan pada pelayanan kesehatan primer di berbagai daerah.
Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia masih tegolong tinggi yakni sebesar 25,8%
sesuai dengan Riskesdas 2013.(4) Hal tersebut juga dikemukakan oleh Boedhi-Darmojo,
bahwa angka prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia berkisar antara 0,65-28,6%. (3)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu hipertensi primer
dan hipertensi sekunder. Jumlah penderita hipertensi primer sebesar 90-95%, sedangkan
jumlah penderita hipertensi sekunder sebesar 5-10%.(1)

Penyakit tekanan darah tinggi
1

merupakan penyakit multifaktoral yakni penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti umur, jenis kelamin, obesitas, konsumsi alkohol, merokok, stress, dan lain
sebagainya.(5)
Tingginya prevalensi serta meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas penyakit
hipertensi di Indonesia disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat
mengenai konsep penyakit hipertensi itu sendiri. Oleh karena itu, pada makalah ini akan di
bahas mengenai konsep penyakit hipertensi meliputi, etiologi, epidemilogi, faktor risiko,
tanda dan gejala, patofisiologis, diagnosis, serta pencegahan dan pengendalian. Dengan
disusunnya makalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai konsep peyakit hipertensi, sehingga dapat meminimalisir angka
prevalensi serta morbiditas dan mortalitas dari penyakit hipertensi.

B. Rumusan
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit hipertensi?
2. Apa penyebab (etiologi) penyakit hipertensi?
3. Bagaimana epidemiologi penyakit hipertensi?
4. Apa saja faktor risiko penyakit hipertensi?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit hipertensi?
6. Bagaimana patofisiologis penyakit hipertensi?
7. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit hipertensi?
8. Bagaimana melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi yang tepat?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan konsep, faktor risko, serta pencegahan dan pengendalian penyakit
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan definisi penyakit hipertensi
b. Mendeskripsikan etiologi penyakit hipertensi
c. Medeskripsikan epidemiologi penyakit hipertensi berdasarkan konsep orang, tempat

d.
e.
f.
g.

dan waktu.
Mendeskripsikan faktor risiko penyakit hipertensi
Mendeskripsikan tanda dan gejala penyakit hipertensi
Mendeskripsikan patofisiologis penyakit hipertensi
Mendeskripsikan diagnosis penyakit hipertensi

h.

Mendeskripsikan pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi

D. Manfaat
2

a. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai konsep, faktor risko, serta pencegahan

dan pengendalian penyakit hipertensi.
b. Bagi IPTEK
1) Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu kesehatan
2) Sebagai bahan informasi dan literatur untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut
c. Bagi Institusi Terkait (FKM UNDIP)
Merupakan bahan masukan dan informasi untuk kepentingan pendidikan serta tambahan
kepustakaan dalam penelitian selanjutnya.
d. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi mengenai konsep, faktor risko, serta pencegahan dan
pengendalian penyakit hipertensi., sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk meminimalisir risiko penyakit hipertensi.

BAB II
PEMBAHASAN
A

Etiologi Hipertensi
Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti munculnya penyakit hipertensi. Namun
ada beberapa penyebab atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit hipertensi,
antara lain(6):

3

1. Usia
Angka insidensi penyakit hipertensi akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya angka insidensi penyakit hipertensi di usia muda pada laki-laki
cenderung lebih tinggi daripada wantia. Namun pada usia pertengahan dan lebih tua
(± 65 tahun), angka insidensi penyakit hipertensi pada wanita meningkat lebih
banyak daripada pria.
3. Ras
Hipertensi pada orang berkulit hitam dua kali lebih rendah dibandingkan hipertensi
pada orang berkulit putih. Akibat dari penyakit hipertensi umumnya lebih berat pada
ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien kulit hitan dengan diastole 115 mmHg
atau diatasnya lebih tinggi 3,3 kali daripada laki-laki kulit putih dan 5,6 kali lebih
tinggi daripada perempuan kulit putih.
4. Pola hidup
Pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, mengonsumsi
junkfood atau makanan siap saji diduga dapat menyebabkan penyakit hipertensi.
Pengetahuan masyarakat yang masih kurang dan tingkat pendapatan juga diduga
berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat sehingga menyebabkan meningkatkan
angka insidensi penyakit hipertensi.
Salin itu, etiologi penyakit hipertensi dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis hipertensi
yaitu :
1. Hipertensi Primer (Esensial)
Hingga saat ini belum diketahui hubungan penyebab hipertensi primer seperti
genetik, lingkungan dan kelainan metabolisme intraselular yang dapat meningkatkan
risiko penyakit hipertensi.(7) Namun ada beberapa penelitian yang menyebutkan
bahwa kejadian hipertensi primer berhubungan dengan obesitas, hiperkolesterolemia,

4

ateroskerosis, diet tinggi garam, diabetes, stress, riwayat keluarga, merokok, dan
kurang olahraga.(6)
2. Hipertensi Sekunder
Kejadian hipertensi sekunder berkaitan dengan adanya berbagai gangguan pada
organ tubuh. Penyakit parenkim dan penyakit renovaskular merupakan penyebab
paling umum kejadian penyakit hipertensi sekunder. (6) Berikut adalah beberapa
penyakit yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi sekunder :
a.

Gangguan pada ginjal, seperti glomerulonefhritis, pielonefritis, tumor,
diabetes, dan lainnya.

b.

Gangguan renovaskuler, seperti aterosklerosis, hyperplasia, emboli
kolesterol, transplantasi, dan yang lainnya.

c.

Gangguan adrenal, seperti sindrom cushing, aldosteronisme primer.

d.

Gangguan aorta, seperti koarktasio aorta, arteritis takayasu.

e.

Gangguan neoplasma, seperti tumor wilm, tumor yang mensekresi rennin.

f.

Kelaianan endokrin, seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme,
hiperparatiroidisme, hiperkalsemia, dan lain-lain.

g.

Gangguan saraf, seperti stress berat, psikosis, stroke, tekanan intrakranial
meningkat.

h.

Toksemia pada kehamilan, seperti preeklamsian, eklamsia, dan hipertensi
sementara yang sering di but dengan PIH

(Pregnancy-induced

hyperthension). Preeklamsia adalah suatu kondisi di mana hipertensi
kehamilan terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal. Sedang eklampsia ialah terjadinya
konvulsi atau koma pada pasien disertai dengan tanda dan gejala
preeklamsia.
B Epiedmiologi Berdasarkan Orang, Tempat, dan Waktu

5

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular. Epidemiologi dari penyakit
hipertensi berdasarkan orang, tempat dan waktu adalah sebagai berikut :
a.

Orang
Hipertensi paling banyak diderita oleh orang berumur sekitar 31-55tahun. Hal ini
dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Yang
mana penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur seseorang mencapai
paruh baya. Tekanan darah cenderung meningkat khususnya pada orang berusia
lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas.

b.

Tempat
Dilihat dari tempat terjadinya kasus hipertensi, penduduk yang tinggal di wilayah
pesisir lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan penduduk yang tinggal di
wilayah pegunungan. Penduduk yang berdomisil di daerah pesisir lebih rentan
terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau
berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih banyak

c.

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah.
Waktu
Hipertensi berdasarkan waktu berbeda pada setiap tahunnya. Studi morbiditas Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 2001 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
mengalami peningkatan dari 96 per 1000 penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per
1000 penduduk tahun 2001.(8)

C Faktor Risiko Hipertensi
Black dan Hawks (2005) menyatakan, ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi pada seseorang yaitu faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi
(tidak dapat diubah) dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi (dapat di ubah atau
dikendalikan). (9)
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain : riwayat keluarga dengan
hipertensi, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi
adalah nutrisi, stres, obesitas, dan zat berbahaya seperti asap rokok dan konsumsi alkohol
berlebih, serta aktivitas fisik.Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut

6

secara bersamasama (common underlying risk factor), dengan kata lain satu faktor risiko
saja belum cukup menyebabkan timbulnya hipertensi.(10)
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Riwayat keluarga
Hipertensi adalah penyakit poligenik dan multifaktorial.(9) Seseorang dengan
riwayat keluarga hipertensi, beberapa gennya akan berinteraksi satu sama lain
dengan lingkungan yang akan meningkatkan tekanan darah. Seseorang yang orang
tuanya menderita hipertensi akan mempunyai risiko lebih besar mengalami
hipertensi pada usia muda. Selain itu, predisposisi genetik berhubungan dengan
tingginya kadar sodium di intraseluler dan rendahnya kadar potasium
dibandingkan kadar sodium. Hal ini banyak terjadi pada ras kulit hitam. Menurut
Depkes (2006), faktor keturunan ini berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel.
b. Umur
Risiko kejadian hipertensi muncul sejak seseorang berumur 20 tahun pada lakilaki dan wanita, dan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia. JNC
(2003) menyatakan bahwa seseorang yang biasanya mempunyai tekanan darah
normal pun mempunyai risiko hipertensi sejak berusia 55 tahun.(11)
Pasien yang berumur di atas 60 tahun mempunyai tekanan darah di atas 140/90
mmHg. Isolated systolic hipertension biasanya terjadi pada umur di atas 50 tahun.
Konsep ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indrawati, Werdhawati,
& Yudi (2009), yang menunjukkan bahwa faktor umur mempunyai risiko paling
c.

tinggi terhadap kejadian hipertensi.
Jenis kelamin
Tingkat hipertensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita pada usia di bawah
55 tahun. Tingkat kejadian ini akan menjadi sebanding pada usia 55-74 tahun.
Akan tetapi, pada usia di atas 47 tahun, wanita lebih rentan mengalami hipertensi
daripada pria (9)
Menurut Miller dan Shintani (1993), hormon-hormon yang dihasilkan oleh
tubuh perempuan membantu perempuan dalam melawan penyakit jantung.(12)
Selain itu, menurut Maltin (1999) pekerjaan dan perilaku perempuan dianggap
lebih tidak berisiko dan berperilaku sehat dibandingkan dengan laki-laki. Akan

7

tetapi, risiko kejadian hipertensi akan lebih besar pada perempuan pada usia di
atas 75 tahun yang salah satunya disebabkan oelh faktor menopause.
d.

Etnis
Penelitian tentang hubungan antara etnis dengan kejadian hipertensi telah
dilakukan di Amerika. Hasilnya menunjukkan bahwa penduduk Amerika yang
berkulit hitam lebih berisiko mengalami peningkatan tekanan darah dibandingkan
penduduk berkulit putih.
Alasan tingginya prevalensi hipertensi pada ras kulit hitam belum diketahui secara
jelas, tetapi peningkatan ini dipengaruhi oleh kadar renin yang rendah, sensitivitas
terhadap vasopressin yang lebih tinggi, masukan garam yang lebih banyak, dan
stres lingkungan yang lebih tinggi.

2.

Faktor yang dapat dimodifikasi
a. Stress
Stress meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan keluaran jantung.
Selian itu, stress dapat menstimulasi sistem saraf simpatik. Stress yang tidak
dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbegai penyakit, salah satunya adalah
hipertensi.(13)
Dixon, Jonas, dan Karina (2000) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
seseorang yang depresi berisiko 1,78 kali menderita hipertensi dibandingkan yang
tidak mengalami depresi (14)Seseorang yang berada dalam kondisi stres tlah
terjadi proses fisiologis dimana sistem saraf simpatis teraktivasi yang selanjutnya
dapat menstimulus pengeluaran hormon adrenalin dan kortisol. (15) Respon
b.

fisiologis ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
Obesitas
Black dan Izzo (1999) menyatakan bahwa dari 60% pasien yang menderita
hipertensi 20% di antaranya mempunyai berat badan berlebih. Penurunan berat
badan sebesar 5% dapat menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan
sebesar 9,2 kg dapat menurunkan tekanan darah baik sistole dan diastole sebesar
6,3 dan 3,1 mmHg.(16) Peningkatan IMT berkaitan erat dengan peningkatan
tekanan darah baik pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian Sugiharto (2007)
juga diperoleh hasil bahwa orang dengan obesitas akan berisiko 4,02 kali
menderita hipertensi dibandingkan orang yang tidak obesitas.(14)

8

Ketika berat badan bertambah yang diperoleh kebanyakan adalah jaringan berlemak, jaringan ini mengandalkan oksigen dan nutrisi di dalam darah untuk
bertahan hidup. Semakin banyak darah yang melintasi arteri semakin bertambah
tekanan yang diterima oleh dinding dinding arteri tersebut. Hampir semua orang
yang kelebihan berat badan sebanyak 20% pada akhirnya akan menderita takanan
c.

darah tinggi. (17)
Nutrisi
Nutrisi berhubungan dengan kejadian hipertentensi karena konsumsi nutrien
tertentu dapat menstimulasi naiknya tekanan darah. Nutrien yang berdampak
nyata terhadap naiknya tekanan darah adalah mineral sodium. Konsumsi makanan
tinggi sodium mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian hipertensi.

d.

(18)
Konsumsi Makanan berlemak jenuh
Konsumsi makanan berlemak jenuh

dapat

mengakibatkan

terjadinya

atherosclerosis. (19) Kondisi ini berdampak pada naiknya tekanan darah
e.

seseorang.
Konsumsi zat berbahaya
Konsumsi zat yang berbahaya seperti rokok, alkohol berlebih, dan obat-obatan
terlarang secara terus menerus dapat membuat tekanan darah cenderung tinggi.
(20)
Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokonstriksi
perifer, yang akan meningkatkan tekanan darah arteri pada jangka waktu yang
pendek, selama dan setelah merokok.(9)
Faktor risiko terjadinya penyakit hipertensi yang lain yaitu konsumsi alkohol.
Alkohol termasuk substansi berbahaya yang jika dikonsumsi secara berlebihan
dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Black dan Izzo (1999) menyatakan
bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan angka kejadian hipertensi,
penurunan sensitivitas tubuh terhadap obat sntihipertensi, dan hipertensi yang sulit
disembuhkan. Telah dibuktikan dalam penelitian sebelumnya bahwa konsumsi
alkohol setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 1,21 mmHg
dan tekanan darah diastolik sebesar 0,55 mmHg untuk rata-rata satu kali minum
per hari.(16)

f.

Aktivitas fisik

9

Davis (2004) menyatakan bahwa aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan
risiko atherosclerosis yang merupakan salah satu penyebab hipertensi. Selain itu,
aktivitas fisik teratur dapat menurunkan tekanan sistolik sebesar 10 mmHg dan
diatolik sebesar 7,5 mmHg.
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang
tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih
keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa
darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga
meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah.
Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan
yang akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat.
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki efek
antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg pada
penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan
hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran
obesitas pada hipertensi.
D Tanda dan Gejala, serta Patofisiologis
a. Tanda dan Gejala
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala - gejalnya terlebih dahulu sebagai
peringatan bagi penderitanya. Meskipun gejala muncul, namun gejala tersebut seringkali
dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga penderita terlambat menyadari akan
datangnya penyakit.(21)
Gejala -gejala hipertensi bervariasi pada masing - masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lainnya. Gejala - gejala hipertensi diantaranya adalah :
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar - debar
c. Sulit bernafas setelah bekerja keras ataumengangkat beban berat
d. Mudah lelah
10

e. Penglihatan kabur
f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
h. Sering buang air kecil, terutama di malam hari
i. Telinga berdering (tinnitus)
j. Sakit kepala hebat (vertigo) (21)
k. Rasa berat di tengkuk
l. Mudah marah
m. Mata berkunang - kunang
n. Mudah Mengantuk
o. Mimisan (jarang) (22)

b. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tekanan darah seseorang dikatan normal
jika sistoliknya kurang dari 140 mmHg dan diastoliknya kurang dari 90 mmHg. Jika
sistolik diantara 140 - 160 mmHg dan diastolik diantara 90 - 95 mmHg disebut
borderline hypertension. Pada posisi ini seseorang harus waspada karena memiliki
kecenderungan kuat mengidap hipertensi. Jika seseorang memiliki sistolik lebih dari 160
mmHg dan diastolik lebih dari 95 mmHg maka jelas orang tersebut mengidap hipertensi.
Berikut klasifikasi tekanan darag pad orang dewasa usia >18 tahun.(23)
Tabel 1.1 Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi

Tekanan Sistolik

Tekanan Diastolik

(mmHg)

(mmHg)

Optimal