UU No 13 dan PSAK 24

UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2003:
KETENAGAKERJAAN
DAN
PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA

03/11/14

UU NO.13 TAHUN 2003
PEMUTUSAN
HUBUNGAN
KERJA

PENGUPAHAN

HUBUNGAN
KERJA

UU NO.13 TAHUN 2003

03/11/14


UU NO.13 TAHUN 2003
Siapa sajakah yang merupakan subjek UU
No.13 Tahun 2003?


Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 1,
pengusaha adalah perorangan, persekutuan
baik fa maupun CV, badan hukum yang berdiri
sendiri seperti, yayasan, koperasi, PT dan
organisasi nirlaba, baik LSM maupun
organisasi yang dibentuk pemerintah,



Badan Usaha Milik Negara.

03/11/14

JENIS IMBALAN KERJA
VERSI UU. NO. 13 TAHUN 2003


• Imbalan Kerja Jangka Pendek (IKJP)
terdiri dari:
– gaji
– Uang lembur,
– bonus,
– Cuti tahunan,
– THR dan tunjangan lainnya

• Imbalan Pasca Kerja (IPK) terdiri dari:
03/11/14

– Uang Pesangon (UP),
– Uang Penghargaan Masa Kerja (PMK),
– Uang Penggantian Hak (UPH).

UU NO.13 TAHUN 2003
PROGRAM IMBALAN PASCA KERJA SECARA UMUM
DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA JENIS, YAITU PROGRAM
IMBALAN PASTI DAN IURAN PASTI

DENGAN BERLAKUNYA UU NO.13 TAHUN 2003, MAKA
IMBALAN PASCA KERJA YANG TERDIRI DARI PESANGON,
PENGHARGAAN MASA KERJA, DAN UANG PENGGANTIAN
HAK MENJADI BERSIFAT PASTI ATAU DEFINED BENEFIT.
HAL INI SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM PASAL 167

03/11/14

UU NO.13 TAHUN 2003
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN IMBALAN PASCA KERJA:
JENIS MANFAAT

BESARAN

•Pensiun (psl 167)
•Pekerja meninggal dunia (psl 166)
•Pekerja mengundurkan diri (psl 162)
Diberhentikan karena:
•Pekerja melakukan kesalahan (psl 158)
•Pekerja melakukan tindak pidana sehingga

ditahan oleh yang berwajib (psl 160)
•Pekerja melakukan pelanggaran PKB (psl 161)
•Perubahan status akibat merger & akuisisi (psl 163)
•Perusahaan tutup karena rugi secara terus
menerus (psl 164 ayat 1)**
•Perusahaan melakukan efisiensi (psl 164 ayat 3)
•Perusahaan pailit (psl 165)
•Sakit berkepanjangan (psl 172)

2 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK+ UPH
UPH

*diatur berdasarkan PKB,
** kerugian dibuktikan dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir yang diaudit oleh
akuntan publik

P =Pesangon
UPH: Uang Penggantian Hak


03/11/14

UP* + UPH
1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 2 PMK + UPH
PMK=
kerja.

Penghargaan

masa

UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat
2 adalah sebagai berikut:


03/11/14

MASA KERJA
(DALAM TAHUN)

BESAR PESANGON X UPAH

MK < 1
1  MK < 2
2  MK < 3
3  MK < 4
4  MK < 5
5  MK < 6
6  MK < 7
7  MK < 8
8  MK

1
2

3
4
5
6
7
8
9

UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana
diatur dalam pasal 156 ayat 3 adalah sebagai berikut:

03/11/14

MASA KERJA
(DALAM TAHUN)

PENGHARGAAN MASA
KERJA X UPAH


MK < 3
3  MK < 6
6  MK < 9
9  MK < 12
12  MK < 15
15  MK < 18
18  MK < 21
21  MK < 24
24  MK

1
2
3
4
5
6
7
8
10


PSAK NO. 24: IMBALAN KERJA





Tujuan PSAK:
mengatur akuntansi
imbalan kerja.

dan

pengungkapan

Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk
mengakui:
a. liabilitas, jika pekerja telah memberikan
jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja
yang akan dibayarkan dimasa depan
b. Beban, jika entitas menikmati manfaat

ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang
03/11/14
diberikan
oleh
pekerja
yang
berhak

AKUNTANSI IKJP
Berdasarkan PSAK No.24 (revisi 2010) par. 8,
imbalan kerja jangka pendek (IKJP) terdiri dari:






Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,
Cuti berimbalan jangka pendek,
Hutang bagi laba atau bagi bonus,

Imbalan non-moneter,
Tunjangan hari raya (tidak diatur).

03/11/14

AKUNTANSI IKJP
Pengakuan dan pengukuran imbalan
kerja jangka pendek:
• Imbalan kerja jangka pendek diakui
dengan
jumlah
tidak
didiskonto
(undiscounted basis),
• Diakui sebagai beban operasi pada
tahun berjalan.
03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA
KERJA TANPA PENDANAAN
IMBALAN KERJA
JANGKA PENDEK

UNDISCOUNTED

PSAK NO.24
(REVISI 2010)

EFEKTIF
BERLAKU
1 JANUARI 2012
03/11/14

IMBALAN KERJA
JANGKA
PANJANG

DISCOUNTED

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
IMBALAN PASCA KERJA
SEPERTI PESANGON,
PMK, UPH, JHT,
JAMSOSTEK, DLL
IMBALAN KERJA
JANGKA PANJANG

IMBALAN JANGKA PANJANG
LAINNYA SEPERTI CUTI
BERIMBALAN JANGKA
PANJANG

03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
KEWAJIBAN IMBALAN
PASCA KERJA UU NO.13
TAHUN 2003

BERDASARKAN PSAK NO.24 IMBALAN PASCA
KERJA IMBALAN PASTI HARUS DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROJECTED UNIT CREDIT
03/11/14

P
AD C RO
AL RE JE
A D C
M H IT T E
DI E SA M D
PE TO T E UN
RK DE U- TH IT
S
EN Y AT OD
AN AN UN
YA
K G
AN

PROFESI AKTUARIS DAN AKUNTAN
PUBLIK

MELAKUKAN
PERHITUNGAN
BERDASARKAN
STANDAR KERJA YANG
DIKELUARKAN OLEH
PERSATUAN AKTUARIS
INDONESIA

AKTUARIS
INDEPENDEN

03/11/14

AKTUARIS HARUS
MELAKUKAN
PERHITUNGAN SECARA
OBJEKTIF DAN NETRAL,
SEHINGGA DAPAT
DITERIMA DALAM
LAPORAN KEUANGAN

Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik


Aktuaris adalah profesi atau ahli yang
bertugas melakukan penaksiran terhadap
tingkat kematian, cacat dini, resiko ansuransi
dan hal-hal lain yang terkait dengan manusia.
• Ahli ini mempelajari ilmu aktuaria yang
merupakan cabang ilmu matematika.
• Aktuaris ditugaskan oleh perusahaan sebagai
ahli untuk melakukan estimasi atas berapa
besar imbalan pasca kerja yang harus diakui
pada laporan keuangan.
• Aktuaris haruslah bersifat independen dalam
melakukan
tugasnya
tanpa
memihak
manajemen ataupun pekerja.
• Output dari pekerjaan aktuaris adalah laporan
03/11/14
yang berisi tentang perhitungan kewajiban

Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
• Kewajiban imbalan pasca kerja adalah
suatu estimasi akuntansi sehingga
perhitungan estimasi atas kewajiban
imbalan pasca kerja adalah tanggung
jawab manajemen.
• Peranan aktuaris hanyalah sebagai ahli
yang membantu manajemen dalam
melakukan estimasi.
• Manajemen tetap bertanggung jawab
03/11/14
atas estimasi yang dihasilkan seperti

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
PSAK NO.24 (REVISI 2010) PAR.51:

AKTUARIA
ASUMSI
DEMOGRAFI
03/11/14

AN
PK
RA
TE
AN
AN A
G
K
DI
I
N
A
C
AR
DE
UN
PU
G
TU
G
K
EN SI A
M

ASUMSI

UM
AS

ASUMSI
KEUANGAN

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
MORTALITAS
TURN OVER
DEMOGRAFI

CACAT
KLAIM
KESEHATAN

BUNGA DISKONTO

KEUANGAN

KENAIKAN
GAJI
HASIL AKTIVA
PROGRAM

LAIN-LAIN
03/11/14

L
A
B
A
D
A
N
R
U
G
I
A
K
T
U
A
R
I
A

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Contoh:
Pada tahun pelaporan 31 Desember 2003 Tuan
Tata Salta SE Ak. bekerja pada Bank “BRI” dengan
gaji sebesar Rp 10.000.000 per bulan sebagai
Kepala Analis Kredit. Umur pada tanggal
pelaporan adalah 30 tahun dan mulai bekerja
pada saat umur 25 tahun dan akan pensiun pada
usia 55. Tingkat kenaikan gaji diasumsikan 8% per
tahun dengan tingkat suku bunga diskonto 10%
per tahun, berapakah imbalan pasca kerja yang
akan dibayar oleh Bank “BRI” dan berapakah
03/11/14
kewajiban yang diakui untuk tahun-tahun yang

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jawab:
Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08) (55-30)
= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800
(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp 1.232.726.400
(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp 684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp 287.636.160
(d) IPK pada masa yang akan datang = (a) + (b) + (c)
= Rp 2.205.210.560

03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita hitung satuan
unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:
(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,
(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402*
= Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (29 – 25)
= Rp 22.802.012
(h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P : Peluang

03/11/14

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 1 Januari 2003
Biaya jasa kini
Beban bunga
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2003

03/11/14

Rp

22.802.012
5.700.503
2.850.252

Rp

31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan
22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun sebelumnya (g)
(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
8.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan ((f) + (h))

03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
BAGAIMANA SEANDAI NYA ASUMSI
AKTUARIA BERUBAH PADA TAHUN
BERIKUTNYA

?

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 94:
Perusahaan harus mengakui sebagian keuntungan dan kerugian aktuaria sebagai penghasilan
atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada
akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari nilai kini
imbalan pasti pada tanggal tersebut.

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 95:
Bagian yang diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria adalah selisih antara koridor pada
paragraf 94 dengan perbedaan angka sebagai akibat perubahan asumsi aktuaria dibagi dengan
sisa masa kerja karyawan yang bersangkutan.

03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada asumsi aktuaria
yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto menurun menjadi 5% pada tahun
berikutnya, maka hitungan untuk tahun 2004 akan menjadi:
(e) Satuan unit manfaat adalah,
(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402*
= Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 – 25)
= Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P
: Peluang

03/11/14

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
per 1 Januari 2004
Biaya jasa kini
Beban bunga
Rugi aktuaria (selisih)
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004

Rp

31.352.767
19.151.961
5.745.588
64.407.038

Rp 120.657.354

Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi nilai koridor
10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja sebesar Rp 12.065.735 (10% x
Rp 120.657.354).
Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp 64.407.038-Rp
12.065.735 )/25.
Rugi aktuaria yang tidak diakui adalah sebesar Rp 62.313.386 (Rp 64.407.038 –
Rp 2.093.652).
03/11/14

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004 adalah:
(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria
2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria
Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:
(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
24.897.549
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
24.897.549
Mencatat Penambahan beban imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan
((f.)+(h.)).

03/11/14

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
APA YANG PERLU DIUNGKAPKAN
PADA LAPORAN KEUANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

?

PSAK NO.24
(REVISI 2004)
PAR. 126

Kebijakan akuntansi dalam mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria,
Keuntungan atau kerugian aktuaria yang tidak diakui,
Nilai kini jumlah kewajiban imbalan pasca kerja,
Jumlah kewajiban yang diakui pada neraca,
Mutasi kewajiban selama tahun berjalan,
Jumlah biaya yang diakui pada laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut:
- Biaya jasa kini,
- Biaya bunga,
- Keuntungan atau kerugian aktuaria,
- Biaya jasa lalu,
- Pengaruh PHK atas keuangan perusahaan.
Asumsi-asumsi aktuaria yang dipakai, seperti tingkat bunga diskonto, kenaikan
gaji dan asumsi-asumsi yang lain.

03/11/14

Tata Salta

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Pada tahun 2003, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan Undang-Undang
No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku efektif sejak 25 Maret 2003. Kewajiban
ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban imbalan pasca kerja per 31 Desember 2003 dengan
menggunakan metode projected unit credit. Imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan dicerminkan
pada laporan laba rugi dan neraca. Rincian kewajiban imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut:
2004
Nilai kini kewajiban imbalan
pasca kerja per 1 Januari Rp
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Rugi aktuaria yang tidak
diakui
Nilai kini kewajiban imbalan
pasca kerja per 31 Desember

03/11/14

2003

95.759.805

Rp
22.802.012
19.151.961
5.700.503
5.745.588
2.850.252
(

Rp

62.313.386)

58.343.968

-

Rp

31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2004
Saldo kewajiban per 1 Januari
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Rugi aktuaria
Saldo kewajiban per 31 Desember

03/11/14

2003

Rp

31.352.767
19.151.961
5.745.588
2.850.252
2.093.652
Rp

58.343.968

Rp
22.802.012
5.700.503
Rp

31.352.767

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:
2004

2003

Biaya jasa kini
Biaya bunga
Rugi aktuaria yang diakui

Rp
19.151.961 Rp
5.745.588
2.093.652

Beban imbalan pasca kerja

Rp

Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:
Diskonto
Kenaikan gaji
Probabilita yang berasal dari tingkat
turnover pegawai

03/11/14

26.991.201

5%

5.700.503
2.850.252
Rp

8.550.755

10%
8%
0,8402

8%
0,8402

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Bagaimana seandainya jika Tuan Deni
mengalami sakit berkepanjangan pada
awal Januari tahun 2005

?

Tuan Dian akan memperoleh sebesar:
Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH
= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*)
x 3) + 15% x 216.000.000 
= Rp 248.400.000
*Gaji awal pada tahun 20x5

03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
(Dr)Rugi akibat PHK
(Cr)Kas

58.343.968
190.056.032
248.400.000

Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja kepada Tuan Dian
dan kerugian akibat pemutusan hubungan kerja
Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada laporan laba rugi
sebagai bagian dari beban dan pendapatan lain-lain.
03/11/14

AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jurnal pencatatan yang dibutuhkan bila kita menghitung PPh
pasal 21 atas uang pesangon adalah :
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK
190.056.032
(Cr)Kas
215.050.000
(Cr) Hutang PPh pasal 21 (final)
33.350.000
Mencatat pembayaran IPK kepada Tuan Dian dan kerugian
akibat pemutusan hubungan kerja
Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada laporan laba rugi
sebagai bagian dari beban dan pendapatan lain-lain.
03/11/14

Terima kasih
• Diambil dari berbagai sumber
• Disampaikan oleh:
Tri Purwano
KAP Tri Purwanto
0856-148-5729
tri.tepe@gmail.com

03/11/14