Penerapan PSAK No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada PT. Asuransi Dharma Bangsa

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENERAPAN PSAK NO. 28 TENTANG AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT.

ASURANSI DHARMA BANGSA

OLEH :

NAMA : SITI RALIA NASUTION

NIM : 040522074

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara

MEDAN 2010


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, dalam menjalani kehidupan khususnya pada saat penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. M. Utama Nasution MM, Ak selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen pembanding/penguji I

dan Bapak Drs. Rustam M.Si, Ak selaku dosen pembanding/penguji II atas saran-sarannya.

5. Bapak Sondang P. Hutagalung dan Bapak Alex serta karyawan PT. Asuransi Dharma Bangsa yang telah banyak membantu penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.


(3)

6. Buat kedua orangtua penulis, Ayahanda Ali Ando Nasution dan Ibunda Nurhalimah Siregar yang selalu menjadi penyemangat sejati dalam hidup saya serta selalu mandampingi saya dalam keadaan apapun. Ketiga adik-adik saya Ahmad Hendry Nasution, Muslim Nasution, dan M. Ali Irsan Nasution untuk hari-hari yang telah kita lalui bersama dengan penuh kasih sayang.

7. Untuk sahabat- sahabat penulis di kampus Anggi, Margareth, Mira, Tina, Diana, Laura, Dani serta untuk semua teman-teman saya, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk kebersamaan selama ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.

Sebagai hamba Allah yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna. Oleh karena itu penulis sangat menghargai segala saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menyumbangkan pengetahuan dan menambah wawasan bagi semua pembaca, khususnya dalam bidang ilmu akuntansi.

Medan, Penulis,

Siti Ralia Nasution NIM: 040522074


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 28 tentang pengakuan pendapatan pada PT Asuransi Dharma Bangsa serta melihat kesesuaian antara teori pengakuan pendapatan sesuai dengan PSAK No. 28 dengan penerapan yang terjadi pada PT Asuransi Dharma Bangsa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian berupa wawancara mengenai pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui penelusuran catatan dari dokumen resmi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha dan laporan-laporan yang dikeluarkan perusahaan. Penelitian pada PT Asuransi Dharma Bangsa menunjukkan fakta bahwa penerapan PSAK No. 28 terhadap pengakuan pendapatan perusahaan telah diterapkan dengan tepat.

Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan metode persentase penyelesaian untuk pengakuan pendapatan perusahaan. PT Asuransi Dharma Bangsa melakukan kegiatan asuransi yang akan selesai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dari masing-masing jenis asuransi yang berlaku.


(5)

ABSTRACT

This research aims to find out how the adoption of Statement of Financial Accounting Standards No. 28 concerning the recognition of income at PT Asuransi Dharma Bangsa and see the match between the theory of revenue recognition in accordance with Statement of Financial Accounting Standards No. 28 with the application of that happened at PT Asuransi Dharma Bangsa. This study uses descriptive and comparative. The data consists of primary data and secondary data. Primary data are data obtained directly from the object of research in the form of an interview regarding revenue recognition adopted by the company. while secondary data is data obtained through the search records of the company's official documents such as a brief company history, organizational structure, business activities and reports issued by the company. Research in PT Asuransi Dharma Bangsa points to the fact that the adoption of Statement of Financial Accounting Standards No. 28 of the company's revenue recognition has been applied correctly. This is indicated by the use of percentage of completion method for revenue recognition of the company. PT Asuransi Dharma Bangsa conduct of insurance activities to be completed within a certain period in accordance with the

provisions of each applicable type of insurance.

Keywords: Statement of Financial Accounting Standards No. 28, Revenue Recognition, Insurance and Reports.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28... 5

B. Pengertian Asuransi... 7

C. Pengertian Pendapatan... 8

D. Sumber-sumber dan Jenis Pendapatan... 14

E. Pengakuan Pendapatan... 15

BAB III METODE PENELITIAN... 22


(7)

B. Jenis dan Sumber Data………. 22

C. Metode Pengumpulan Data……….. 22

D. Teknik Analisa Data………. 23

BAB IV HASIL PENELITIAN………. 24

A. Data Penelitian... 24

1. Gambaran Umum Perusahaan………. 24

2. Sumber dan Jenis Pendapatan……… 29

3. Pengakuan Pendapatan……….. 38

B. Analisis Hasil Penelitian……….. 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 46

A. Kesimpulan... 46

B. Saran... 46

DAFTAR PUSTAKA... 48


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 28 tentang pengakuan pendapatan pada PT Asuransi Dharma Bangsa serta melihat kesesuaian antara teori pengakuan pendapatan sesuai dengan PSAK No. 28 dengan penerapan yang terjadi pada PT Asuransi Dharma Bangsa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian berupa wawancara mengenai pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui penelusuran catatan dari dokumen resmi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha dan laporan-laporan yang dikeluarkan perusahaan. Penelitian pada PT Asuransi Dharma Bangsa menunjukkan fakta bahwa penerapan PSAK No. 28 terhadap pengakuan pendapatan perusahaan telah diterapkan dengan tepat.

Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan metode persentase penyelesaian untuk pengakuan pendapatan perusahaan. PT Asuransi Dharma Bangsa melakukan kegiatan asuransi yang akan selesai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dari masing-masing jenis asuransi yang berlaku.


(9)

ABSTRACT

This research aims to find out how the adoption of Statement of Financial Accounting Standards No. 28 concerning the recognition of income at PT Asuransi Dharma Bangsa and see the match between the theory of revenue recognition in accordance with Statement of Financial Accounting Standards No. 28 with the application of that happened at PT Asuransi Dharma Bangsa. This study uses descriptive and comparative. The data consists of primary data and secondary data. Primary data are data obtained directly from the object of research in the form of an interview regarding revenue recognition adopted by the company. while secondary data is data obtained through the search records of the company's official documents such as a brief company history, organizational structure, business activities and reports issued by the company. Research in PT Asuransi Dharma Bangsa points to the fact that the adoption of Statement of Financial Accounting Standards No. 28 of the company's revenue recognition has been applied correctly. This is indicated by the use of percentage of completion method for revenue recognition of the company. PT Asuransi Dharma Bangsa conduct of insurance activities to be completed within a certain period in accordance with the

provisions of each applicable type of insurance.

Keywords: Statement of Financial Accounting Standards No. 28, Revenue Recognition, Insurance and Reports.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu perusahan didirikan adalah untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu, diantara tujuan tersebut adalah memperolah laba yang merupakan tujuan utama bagi suatu perusahaan. Disamping itu juga dikenal organisasi nirlaba dimana organisasi ini tujuan utamanya bukan mencari laba tetapi memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui jasa yang disediakan. Untuk menghadapi persaingan yang ketat setiap perusahaan harus berusaha dengan sebaik mungkin mencari peluang dan meraih kesempatan yang ada untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Permasalahan yang utama dalam akuntansi pendapatan yaitu menentukan saat pengakuan pendapatan dalam siklus operasi perusahaan. Apabila pendapatan diakui tidak pada saat yang tepat maka informasi laba yang disajikan didalam laporan keuangan akan dinyatakan terlalu besar atau terlalu kecil, sehingga laporan keuangan ini tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi selama periode tersebut. Dengan demikian laporan keuangan tersebut akan mengakibatkan pemakaian laporan keuangan yang salah memprediksi pendapatan perusahaan.

Sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang perusahaan yang disajikan melalui pengumpulan laba dan komponen-komponennya. Laba merupakan tujuan utama dari perusahaan, karena pada hakekatnya laba adalah


(11)

tambahan pendapatan yang merupakan harta benda atau uang yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan terutama didalam melaksanakan kegiatannya, jika tidak kelangsungan hidup perusahaan akan terancam.

Dalam akuntansi terdapat aturan-aturan dalam memperlakukan pendapatan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) khususnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 telah mengatur tentang akuntansi terhadap pendapatan dan biaya yang dapat membantu perusahaan untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan dan bagaimana perlakuannya agar pendapatan yang disajikan dalam laporan keuangan adalah benar-benar pendapatan yang sebenarnya, sehingga daftar laba rugi tidak menyesatkan bagi pemakainya. Untuk itu perlu diterapkannya PSAK No. 28 yang merupakan pedoman bagi perusahaan asuransi dalam penyusunan laporan keuangan nantinya.

PT Asuransi Dharma Bangsa Medan merupakan salah satu anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang bernaung dibawah Dana Pensiunan Bank Mandiri Satu yang bergerak dalam bidang asuransi umum, dimana jasa yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Untuk mengetahui sejauh mana penerapan Standar Akuntansi Keuangan tentang pengakuan pendapatan, maka penulis berkeinginan membahasnya lebih lanjut di dalam karya ilmiah dengan judul “Penerapan PSAK No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi Kerugian Terhadap Pengakuan Pendapatan pada PT Asuransi Dharma Bangsa.”


(12)

B. Perumusan Masalah

Pada umumnya setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan didalam menjalankan kegiatan usahanya, dan masalah yang dihadapi oleh setiap perusahaan itu berbeda satu dengan yang lainnya.

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi perusahaan, maka dalam hal ini perlu diadakan riset terlebih dahulu pada perusahaan yang bersangkutan. Demikian juga halnya dengan PT Asuransi Dharma Bangsa, pokok masalah yang akan dibahas adalah “Apakah pengakuan pendapatan yang diterapkan perusahaan sudah sesuai dengan PSAK No. 28?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 28 tentang pengakuan pendapatan pada PT Asuransi Dharma Bangsa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat dijadikan masukan ataupun bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai penerapan PSAK No. 28 tentang pengakuan pendapatan yang lebih baik dan yang lebih tepat.

2. Menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penerapan PSAK No. 28.

3. Sebagai bahan referensi ilmiah dan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama.


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya di Indonesia agar laporan keuangan lebih berguna, dapat dimengerti dan diperbandingkan serta tidak menyesatkan bagi pemakainya. Sehubungan dengan itu didalam SAK Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memuat pernyataan mengenai hal-hal yang diatur di SAK.

Dalam dunia usaha dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi, peran akuntansi sebagai sistem informasi keuangan menjadi semakin penting sebagai alat bantu bagi orang yang berkecimpung dan terlibat didalamnya agar mereka bersikap arif dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi keuangan merupakan salah satu cabang ilmu dan praktek akuntansi yang berhubungan dengan permasalahan laporan keuangan perusahaan kepada berbagai pihak pengambilan keputusan diluar manajemen perusahaan. Dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan harus berlandaskan pada Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku atau prinsip akuntansi yang diterima secara umum.

Prinsip Akuntansi Indonesia memuat konsep dasar prinsip, metode dan teknik akuntansi yang merupakan norma umum dalam praktek penyusunan laporan keuangan khususnya yang ditujukan kepada pihak luar yaitu akuntansi


(14)

keuangan. Prinsip akuntansi yang diterima umum adalah istilah yang digunakan secara luas pada konsep atau pedoman dan praktek terinci dalam akuntansi.

Menurut Harahap (1993 : 69) :

Prinsip akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang ada disusun dan disyahkan oleh lembaga resmi pada saat tertentu, prinsip ini merupakan konsensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomis kewajiban, modal, hasil, biaya, dan perubahannya. Dalam prinsip ini dijelaskan apa yang dicatatnya dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang disajikan.

PSAK No. 28 memiliki tujuan utama yaitu untuk mengatur perlakuan akuntansi dalam transaksi yang berkaitan secara khusus dengan industri asuransi kerugian. Oleh karena itu sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak kontruksi, tanggal saat aktivitas mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas itu diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Oleh karena itu persoalan utama dalam akuntansi asuransi adalah alokasi pendapatan premi yang diterima. PSAK No. 28 menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan laporan keuangan untuk menentukan kapan pendapatan dan beban dalam daftar rugi laba. PSAK No. 28 juga menyediakan pedoman pelaksanaan penerapan kriteria tersebut. Pernyataan yang terdapat dalam PSAK No. 28 ini harus diterapkan pada akuntansi asuransi kerugian didalam laporan keuangan asuransi.


(15)

B. Pengertian Asuransi

Dalam perkembangan dunia usaha yang terjadi selama ini tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesatnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, bahkan untuk hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka-reka semata.

Resiko dimasa yang akan datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Pengertian usaha asuransi menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1992 tentang usaha asuransi yang dikutip oleh Kasmir (2002 : 276) adalah sebagai berikut :

”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.


(16)

PSAK No. 28 (2002 : 01) menyebutkan bahwa :

Usaha asuransi kerugian memiliki karakteristik khusus yang membuat akuntansi industri atau transaksi asuransi menjadi relatif rumit. Pendapatan diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama, belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, dimana disebutkan syarat-syarat, hak-hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi resiko maka pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.

C. Pengertian Pendapatan

Pendapatan umumnya merupakan aliran masuk aktiva yang diterima perusahaan dari aktivitas usahanya dimana setiap perusahaan berbeda dalam memberikan sebutan seperti penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa tergantung jenis usaha yang dilakukannya. Aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan tersebut berupa kegiatan penjualan hasil produksi, pemberian jasa dan persetujuan dengan pihak lain untuk menggunakan sumber daya perusahaan dengan imbalan bunga, sewa, royalti, honorarium dan lainnya.

Pengertian tentang pendapatan yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 06) Pendapatan


(17)

adalah ”arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.

Definisi tersebut menyatakan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas dan karena itu harus mengeluarkan pendapatan. Dalam hubungan keagenan, arus bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang ditagih atas nama prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan karena bukan merupakan pendapatan hanya komisi yang diterima.

Sedangkan menurut Baridwan (1997 : 10) mengemukakan bahwa :”Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu”.

Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas dan karena itu harus dikeluarkan dari pendapatan. Begitupun dalam keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang ditagih atas nama prinsipal tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan dan karena itu bukan merupakan pendapatan . Sedangkan Hendriksen (1993 : 164)


(18)

mengemukakan bahwa :”konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu”.

Konsep pendapatan melalui pendekatan yang menekankan pada dasar terciptanya suatu pendapatan yaitu dimulai dengan proses menghasilkan barang atau jasa dikenal sebagai proses produksi selama suatu masa tertentu, kemudian hasil produksi tersebut didistribusikan kepada masyarakat yang memerlukan melalui penjualan barang atau jasa dan akhirnya timbullah pendapatan bagi perusahaan. Jadi pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, penghasilan bunga, dan lain-lain.

Didalam kepustakaan akuntansi ditemukan beberapa pendekatan terhadap pendapatan, namun pada dasarnya konsep pendapatan didekati dari dua sudut pandang yaitu :

a. Pandangan yang memusatkan perhatian pada arus masuk aktiva yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan.

b. Pandangan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dan transfer barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lainnya. Berdasarkan pendekatan ini dasar timbulnya pendapatan diawali dengan adanya proses penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama masa waktu tertentu, kemudian barang dan jasa yang diciptakan tersebut akan keluar dari perusahaan.


(19)

Konsep pendapatan sebenarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. Konsep pendapatan seringkali didekati melalui pengaruhnya terhadap equity pemilik.

Konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelad dalam kepustakaan akuntansi karena pendapatan biasanya dikaitkan dengan prosedur akuntansi tertentu, jenis perubahan nilai tertentu dan kaidah implisit atau yang diasumsikan untuk menetapkan kapan pendapatan dikaitkan dengan pengukuran dan saat pencatatan dalam konteks tata buku berpasangan.

Dalam kepustakaan akuntansi dikemukakan dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang berfokus pada arus masuk aktiva kedalam perusahaan sebagai hasil kegiatan operasi perusahaan. Konsep ini menekankan bahwa pendapatan akan mengakibatkan aktiva atau penurunan kewajiban sebagai hasil dari aktivitas yang dilakukan perusahaan.

Aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan tersebut berupa kegiatan penjualan hasil produksi, pemberian jasa dan persetujuan dengan pihak lain untuk menggunakan sumber daya perusahaan dengan imbalan bunga, sewa, royalti, honorarium dan lainnya.

Menurut Hendriksen (1993 : 163) ada dua pendekatan yang membahas konsep hal ini, yaitu : Satu diantaranya berfokus pada arus masuk aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan dan yang lainnya berfokus pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyalurannya kepada konsumen dan produsen lainnya.


(20)

Pada dasarnya, pendapatan ini mempunyai definisi yang bermacam-macam. Menurut Harahap (1993 : 39) pendapatan dibedakan dalam dua pandangan yang berbeda :

a. Secara luas, pendapatan dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Termasuk pendapatan adalah seluruh perubahan net asset yang timbul dari kegiatan produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi.

b. Secara sempit, pendapatan berasal dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.

Pendekatan pendapatan yang menekankan pada terciptanya pendapatan merupakan konsep pendapatan. Konsep pendapatan tersebut adalah penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pendekatan pendapatan yang menekankan pada aktiva bagi perusahaan melihat sumber atau asal dari pendapatan itu sendiri.

Konsep pendapatan yang lain berfokus pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya. Konsep ini menekankan bahwa timbulnya pendapatan dimulai dengan penciptaan barang atau jasa melalui proses produksi selama jangka waktu tertentu dan selanjutnya mendistribusukan hasil produksi tersebut pada konsumen lainnya.

Menurut Harahap (1993 : 39) mendefinisikan sebagai berikut :

Revenue berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali surat berharga) , hak deviden dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyesuaian modal.


(21)

Konsep pendapatan yang lain berfokus pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya. Konsep ini menekankan bahwa timbulnya pendapatan dimulai dengan penciptaan barang atau jasa melalui proses produksi selama jangka waktu tertentu dan selanjutnya mendistribusikan hasil produksi tersebut kepada konsumen lainnya.

Pandangan umum menyatakan bahwa terciptanya pendapatan apabila terjadi penyerahan barang atau jasa kepada langganan atau klien. Nilai tukar produk atau jasa perusahaan merupakan ukuran terbaik bagi pendapatan. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Pendapatan ini menunjukkan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan tagihan uang yang aktivanya akan diterima dari transaksi pendapatan.

Kegiatan perusahaan dalam penciptaaan pendapatan dimulai dengan memproses sumber daya yang berupa tenaga kerja, bahan baku, modal dan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Aktivitas selanjutnya adalah melaksanakan penjualan atas barang hasil produksi tersebut kepada konsumen atau perusahaan lain yang akan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Suatu penjualan barang selalu dibedakan antara penjualan kotor dan penjualan bersih. Jumlah yang dibebankan kepada pelanggan sesuai dengan harga penjualan disebut dengan penjualan kotor. Sedangkan bila penjualan kotor dikurangi dengan rabat penjualan yang diberikan kepada pelanggan atau barang-barang yang dikembalikan oleh sebab sesuatu hal maka selisih dari penjualan kotor dan pengurangan atas penjualan tersebut disebut dengan penjualan bersih.


(22)

D. Sumber-sumber dan Jenis Pendapatan

Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpangan. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan diperoleh dari penjualan produk selesai sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan usaha dari penyerahan jasa kepada pihak lain.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 01) menyebutkan bahwa dalam akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Penjualan Barang b. Penjualan jasa, dan

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan biaya, royalti dan deviden.

Adapun sumber pendapatan berbeda-beda bagi perusahaan sesuai dengan jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Secara umum pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

a. Pendapatan operasi perusahaan, yaitu pendapatan yang diterima perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha operasi pokok sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa yang diberikan

b. Pendapatan diluar operasi perusahaan, yaitu pendapatan yang diterima perusahaan yang tidak berhubungan langsung dengan usaha atau operasi


(23)

pokok perusahaan, biasanya jumlah pendapatan diluar operasi relatif kecil. Pendapatan diluar operasi dibagi dua kelompok :

1. Pendapatan dari kegiatan normal, yaitu pendapatan dari kegiatan yang cukup sering dilakukan seperti pendapatan deviden, bunga dan sewa. 2. Pendapatan diluar kegiatan normal, yaitu pendapatan karena penjualan

atau pertukaran aktiva yang bukan barang dagangan yang dikenal dengan istilah gain, dimana gain ini merupakan arus masuk dari aset.

E. Pengakuan Pendapatan

Laporan laba rugi yang disajikan dalam suatu perusahaan darimana sumber penghasilan diperoleh, serta jenis-jenis biaya yang menjadi pengurang penghasilan, dan laba diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi, biasanya jangka periode tersebut adalah satu tahun. Jadi laporan laba rugi berguna untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai dalam perusahaan, dan juga mengetahui berapa pendapatan, biaya dan laba bersih yang diraih dalam satu periode akuntansi.

Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Hal ini disebabkan karena sifat dan lamanya proses perolehan pendapatan berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Secara umum pendapatan harus dapat dicatat apabila memenuhi dua kondisi yaitu proses laba telah selesai dan telah terjadi suatu pertukaran.

Kriteria tersebut telah mengarahkan kepada pengakuan pendapatan yang konvensional pada satu titik tertentu dalam proses perolehan laba yaitu saat


(24)

barang atau jasa dijual atau diserahkan. Untuk barang yang diakui pada saat penjualan biasanya ditaksir dalam arti saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari jasa-jasa diakui pada saat jasa telah dilaksanakan dan dapat ditagih dan pendapatan yang diperoleh karena pemberian ijin kepada pihak lain, untuk menggunakan sumber daya perusahaan diakui saat sumber daya dipergunakan.

Pendapatan diakui melalui tahapan siklus operasi (yaitu saat penerimaan pesanan, produksi, penjualan dan penagihan). Sulitnya mengalokasikan pendapatan dan laba pada berbagai tahapan siklus operasi para akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih suatu peristiwa yang krisis dalam siklus tersebut untuk pengakuan dan penentuan waktu pendapatan. Peristiwa yang krisis dipilih untuk menunjukkan kapan perubahan tertentu dalam aktiva dan utang bisa diperhitungkan secara tepat.

Dalam perusahaan dagang sering terjadi adanya perbedaan saat persetujuan untuk menjual barang dengan saat dilakukannya penyerahan barang. Pada keadaan ini perusahaan harus menetapkan kebijakan mengenai saat pengakuan dan pencatatan barang dalam pembukuan. Sama halnya pada perusahaan kontraktor, khususnya untuk kontrak-kontrak jangka panjang dimana sering terjadi pada saat tutup buku pekerjaan belum selesai sehingga perusahaan harus manaksir berapa pendapatan yang dapat dilaporkan untuk laporan keuangan dalam periode akuntansi.

Pada dasarnya tujuan pengakuan pendapatan adalah agar prestasi perusahaan diperlihatkan sehingga laporan keuangan perusahaan dapat mencerminkan apa


(25)

yang sebenarnya atau mendekati kebenaran dan tidak menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan tersebut. Realisasi adalah suatu perubahan dalam aktiva atau utang telah cukup pasti dan objektif sehingga dapat diberikan pengakuan atas perkiraan-perkiraan itu. Pengakuan ini bisa didasarkan pada transaksi pertukaran antar pihak-pihak yang independent atau atas dasar pelaksanaan kontrak yang dianggap benar-benar pasti.

Adanya tafsiran-tafsiran yang berbeda tentang prinsip realisasi dan yang digunakan untuk pengakuan perubahan aktiva dan utang ini, maka pengandalan prinsip realisasi bisa menyesatkan. Umumnya pendapatan diakui atas dasar aktual atau dasar peristiwa kritis. Dasar akrual untuk pengakuan pendapatan bisa mengisyaratkan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada penjualan barang atau pada penagihan penjualan.

Menurut Baridwan (1997 : 10) menyatakan bahwa ”Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penyerahan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima”.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan yang belum diterima merupakan pendapatan yang masih harus diterima dan jika pendapatan tersebut telah terealisasi, maka telah dapat dikatakan bahwa pendapatan tersebut merupakan pendapatan yang sebenarnya terjadi dalam suatu periode akuntansi. Ada dua sistem pelaporan dan beban dalam akuntansi yaitu :

1). Dasar kas, yaitu pelaporan pendapatan dan beban yang didasarkan pada jumlah kas yang diterima dan yang dikeluarkan pada saat terjadinya, tanpa


(26)

memperhatikan untuk periode kapan pendapatan dan beban itu harus diterima dan dikeluarkan.

2). Dasar akrual, yaitu pelaporan pendapatan dan beban yang didasarkan pada kapan terjadinya (periode) pendapatan atau beban itu benar-benar terjadi.

Menurut pendapatan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan umumnya diakui dengan memperhatikan situasi-situasi sebagai berikut :

1). Pendapatan sewa, bunga dan komisi diakui pada saat diperoleh jika terdapat persetujuan atau kontrak sebelumnya yang merinci kenaikan bertahap dalam klaim terhadap pelanggan.

2). Seseorang atau sebuah perusahaan yang memberikan jasa profesional atau yang serupa mungkin lebih baik menggunakan dasar akrual untuk pengakuan pendapatan, kalau sifat dari klaim terhadap pelanggan merupakan fungsi dari proporsi jasa yang diberikan.

3). Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui atas dasar kemajuan (pelaksanaan) konstruksi atau presentase penyelesaian.

4). Pendapatan atas kontrak menurut biaya ditambah honorarium tetap lebih baik diakui atas dasar akrual.

Menurut Smith and Skousen (1992 : 311) menyatakan bahwa : ”Suatu perusahaan akan mengakui pendapatan dan biaya sesuai dengan kemajuan penyelesaian dan tidak memisahkan pengakuan unsur-unsur ini sampai kontrak selesai”.

Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi masalah pendapatan khususnya pendapatan premi telah diatur dalam PSAK No. 28 yaitu premi yang


(27)

diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi kontruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode resiko.

Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut :

(a) Apabila jumlah premi dapat diestimasikan secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.

(b) Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasikan secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka sampai jumlah diestimasikan secara layak.

Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diterima oleh perusahaan. Perusahaan asuransi dapat memperoleh ganti rugi atau klaim sehubungan dengan kontrak asuransi yang ditutupnya dengan melakukan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau reasuradur. Selanjutnya reasuradur dapat mengadakan kontrak reasuransi dengan reasuradur lain yang dikenal sebagai proses retrosesi. Perlakuan akuntansi terhadap transaksi reasuransi tertanggung


(28)

pada apakah suatu kontrak reasuransi tersebut merupakan reasuransi prospektif atau retroaktif.

Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama sisa periode kontrak yang jumlahnya proporsional dengan proteksi yang diberikan. Jika bagian premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya dapat diestimasikan secara layak, maka jumlah premi reasuransi yang diakui selama periode kontrak adalah sebesar estimasi premi yang akan dibayar tersebut.

Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar jumlah kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari. Apakah kewajiban yang dicatat melebihi jumlah yang dibayar, maka piutang reasuransi harus dinaikkan untuk mencerminkan perbedaan tersebut dan menimbulkan keuntungan ditangguhkan. Keuntungan ditangguhkan diamortisasikan selama estimasi sisa periode penyelesaian.

Apabila pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif melebihi jumlah kewajiban yang dicatat, perusahaan asuransi harus menaikkan kewajiban yang bersangkutan atau mengurangi piutang reasuransi, atau keduanya pada saat kontrak reasuransi dilakukan dimana perbedaan tersebut dibebankan pada laporan laba rugi.

Perubahan dalam estimasi jumlah kewajiban sehubungan dengan kontrak reasuransi yang mendasari diakui dalam laporan laba rugi pada periode perubahan. Piutang reasuransi harus mencerminkan perubahan yang berhubungan


(29)

dengan jumlah klaim yang dapat diperoleh dari reasuradur dan keuntungannya ditangguhkan dan amortisasikan. Apabila kontrak reasuransi mencakup baik reasuransi prospektif maupun reasuransi retroaktif, maka transaksi reasuransi tersebut dipertanggungjawabkan secara terpisah.


(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam mewujudkan suatu karya ilmiah diperlukan data-data atau keterangan yang konkrit, baik data yang berbentuk angka-angka maupun penjelasan-penjelasan yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang dihadapi.

A. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Asuransi Dharma Bangsa yang berkedudukan di Jl. Ahmad Yani No. 12-14 Medan.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan oleh penulis adalah data kualitatif yaitu data sekunder : merupakan data yang diperoleh melalui penelusuran catatan dari dokumen resmi perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, kegiatan usaha dan laporan-laporan yang dikeluarkan perusahaan. C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilengkapi data-data yang sesuai dan berkaitan dengan pembahasan yang dilakukan. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan.

2. Teknik Kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari literature-literature yang ada


(31)

hubungannya dengan masalah pokok karya ilmiah ini yang dijadikan sebagai pegangan atau perbandingan atas hasil penelitian.

3. Teknik Pengamatan Langsung, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat data yang diperoleh dari perusahaan.

D. Teknik Analisa Data

Setelah data diperoleh maka data tersebut diolah dengan menggunakan teknik-teknik analisis agar diperoleh pemecahan masalah. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif, yakni metode penganalisaan data yang mengumpulkan semua data, peristiwa dan perbuatan dari objek yang diteliti kemudian mengklasifikasikannya untuk diolah dan ditafsirkan sehingga dapat menjelaskan permasalahan yang dihadapi.


(32)

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Asuransi Dharma Bangsa adalah salah satu anak perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) yang bernaung dibawah Dana Pensiun Bank Mandiri Satu yang bergerak dibidang asuransi umum. Sebelum bergabung dalam naungan Dana Pensiun Bank Mandiri Satu, PT. Asuransi Dharma Bangsa merupakan salah satu anak perusahaan PT. Bank Bumi Daya (Persero) yang kepemilikannya melalui Dana Pensiun PT. Bank Bumi Daya (Persero) dan Tunjangan Hari Tua qq PT. Estika Jasatama sejak tanggal 30 April 1976.

PT. Asuransi Dharma Bangsa didirikan berdasarkan berdasarkan Akte Notaris Sle Kwan Djoe tanggal 28 Juli 1961 No. 109 yang telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan anggaran dasar dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang RI No. I tahun 1995 tentang perseroan terbatas yaitu dengan Akte Nomor : 54 tanggal 17 Desember 1997 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor C2-421.HT.01.04 tahun 1998 tanggal 23 Maret 1998. Perubahan terakhir dalam rangka penambahan modal dengan Akte Notaris Taufik Hidayat, SH Nomor : 5 tanggal 23 Januari 2003 dan saat


(33)

ini sedang dalam proses menperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

PT. Asuransi Dharma Bangsa sesuai fungsinya sebagai perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang asuransi umum memberikan jasa dalam penangguhan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Dalam usahanya tersebut, PT. Asuransi Dharma Bangsa selalu berupaya meningkatkan pelayanan dankepuasan yang terbaik bagi tertanggungnya serta senantiasa berupaya memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah qq Departemen Keuangan yang berhubungan dengan bidang usaha asuransi.

PT. Asuransi Dharma Bangsa walaupun merupakan salah satu anak perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) qq Dana Pensiun Bank Mandiri Satu, dalam menjalankan usahanya tidak selalu menggantungkan diri kepada PT. Bank Mandiri (Persero) tetapi tetap berusaha sebagaimana lazimnya suatu perusahaan yang bergerak secara professional dalam mendapatkan bisnisnya.

b. Struktur Organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh struktur organisasi perusahaan yang bersangkutan. Organisasi berarti meliputi pembagian-pembagian dan pengelompokan tugas-tugas pada bagian yang telah ditentukan untuk menjalankan tugasnya, sehingga terjadi pendelegasian dan responsibility kepada bawahan sesuai dengan keahlian mereka


(34)

masing-masing. Hal ini perlu disusun suatu struktur organisasi untuk memudahkan pembagian kerja ataupun pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dalam suatu unit aktivitas dalam organisasi tertentu guna merealisasikan rencana yang dibuat sebelumnya, mengkoordinasi dan menentukan hubungan dari pada tugas-tugas yang sudah dirinci untuk mempermudah pencapaian tujuan.

Secara umum bagian-bagian dalam struktur organisasi PT. Asuransi Dharma Bangsa Medan adalah sebagai berikut :

PIMPINAN CABANG

WAKIL PIMPINAN

BAG. KEUANGAN/

KASIR

BAG. UNDERWRIT

ING

BAG. PEMASARAN

& KLAIM BAG.

PEMBUKUAN & UMUM


(35)

Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang

Pimpinan cabang mempunyai tugas pokok sebagai berikut : - Bertanggung jawab atas kelancaran bisnis di kantor cabang

- Bertanggung jawab atas tercapainya target yang ditetapkan untuk kantor cabang

- Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan-pekerjaan di kantor cabang

- Menjalankan hubungan baik dengan para nasabah, yang dapat dilakukan dengan mengadakan kunjungan dinas ke Bank Mandiri, PTPN II, PTPN III, PTPN IV maupun ke nasabah-nasabah lainnya b. Wakil Pimpinan Cabang

Wakil pimpinan cabang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : - Membuat akseptasi ke kantor pusat apabila terdapat penutupan

asuransi yang jumlahnya melebihi treaty

- Membuat laporan mingguan ke kantor pusat tentang proses pencapaian target di kantor cabang

- Verifikasi terhadap pois-polis yang diterbitkan oleh kantor cabang - Membuat surat tagihan premi terhadap polis-polis yang telah jatuh

tempo pembayarannya c. Kabag Pemasaran dan Klaim


(36)

- Melakukan kunjungan kepada nasabah untuk menata keikutsertaan parusahaan pada penutupan-penutupan asuransi

- Membuat surat daftar perpanjangan polis ke bank sebulan sebelum jatuh tempo

- Melakukan penagihan outstanding premi yang telah dibuat pada pejabat yang terkait

- Melakukan survey resiko dan klaim serta penyelesaian klaim d. Kabag Pembukuan dan Umum

Adapun tugas dari kabag pembukuan dan umum adalah :

- Menyusun laporan keuangan kantor cabang yang kemudian disampaikan ke kantor pusat setiap bulannya

- Menyelesaikan setiap pembayaran pajak yang terjadi di kantor cabang

- Meregister dan memfile surat masuk dan surat keluar

- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembukuan di kantor cabang

e. Kabag Keuangan dan Kasir

Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah :

- Membuat voucher mutasi kas, mutasi bank dan rekonsiliasi bank - Membuat laporan bulanan mengenai daftar rekening produksi

pembayaran dan outstanding premi


(37)

- Bertanggungjawab terhadap penyelesaian daftar premi facultative segera dibayar

- Melakukan transaksi pembayaran yang menyangkut pengeluaran kas dan bank

f. Kabag Underwriting Tugasnya meliputi :

- Membuat dan menerbitkan polis asuransi

- Bertanggungjawab terhadap penghitungan setiap tarif premi yang harus dibayar

- Menentukan resiko pertanggungan apakah bisa discover atau tidak

2. Sumber dan Jenis Pendapatan

Pada umumnya setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi penghasilan utamanya adalah berasal dari peserta asuransi atau calon nasabah yang masuk menjadi peserta dari salah satu jenis asuransi yang ada. Dari peserta atau calon nasabah tersebut yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Dharma Bangsa adalah polis asuransi. Polis asuransi dijual kepada masyarakat, dimana apabila terjadi suatu musibah atau kecelakaan maka akan akan diclaim kepada perusahaan sesuai dengan pertanggungan yang diikutsertakan pada perusahaan. Lebih jelasnya asuransi ini disebut asuransi kerugian, dimana dialihkannya resiko atas barang atau harta pihak tertanggung kepada pihak penanggung, misalnya asuransi kebakaran, kendaraan, kecelakaan diri dan lainnya.


(38)

PT. Asuransi Dharma Bangsa memahami dan memaklumi bahwa dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu berupaya agar dapat memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan norma-norma bisnis asuransi serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku, diantaranya yaitu:

- Pelayanan yang cepat - Premi yang kompetitif

- Penyelesai klaim yang wajar dan cepat

Sumber pendapatan utama perusahaan adalah dari peserta asuransi yang tersedia. Adapun jenis-jenis asuransi yang menjadi sumber pendapatan beserta premi dan besarnya pertanggungan dapat diuraikan secara singkat seperti penjelasan dibawah ini.

Sumber pendapatan yang terdapat di dalam perusahaan Asuransi Dharma Bangsa Cabang Medan yaitu dari penjualan polis antara lain:

a. Asuransi Kebakaran

b. Asuransi Kendaraan Bermotor c. Asuransi Pengangkutan d. Asuransi Pengiriman Barang e. Asuransi Bencana Alam

a. Asuransi Kebakaran

Asuransi kebakaran merupakan asuransi benda yang tidak bergerak seperti bangunan rumah, took, gudang, pabrik berikut mesin-mesin yang berada dilokasi pabrik. Penentuan tariff premi didasari buk tarif asuransi kebakaran


(39)

yang dikeluarkan oleh Dewan Asuransi Indonesia dan disyahkan oleh Dirjen Moneter Departemen Keuangan RI dan berdasarkan per mill (0/00). Nilai pertanggungan asransi kebakaran harus sesuai dengan nilai pasar dan bilamana terjadi kebakaran atas obyek yang dipertanggungkan, maka piak perusahaan asuransi wajib membayar sesuai kondisi yang terbakar pada saat terjadinya kebakaran. Presentasi pembayaran klaim bisa saja 100% dan bisa pula sebagian tergantung hasil penilaian di lapangan.

b. Asuransi Kendaraan Bermotor

Asuransi kendaraan bermotor merupakan asuransi benda yang bergerak seperti mobil, sepeda motor, dan kendaraan jenis lainnya. Penentuan tarif premi ditentukan berdasarkan presentase dan dibuat oleh beberapa perusahaan asuransi yang dapat menutup asuransi kendaraan bermotor. Pembayaran premi yang dilakukan tertanggung (nasabah kepada penanggung / perusahaan asuransi) berbeda dengan tarif asuransi kebakaran. Nilai penutupan asuransi harus sesuai dengan nilai yang sehat (harga pasaran / pembelian) pada saat diasuransikan. Penutupan asuransi kendaraan bermotor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Segala risiko

Yang dimaksud dengan segala risiko adalah bilamana terjadi kecelakaan atas kendaraan yang diasuransikan, pihak perusahaan asuransi wajib membayar kerusakan yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya dan dipotong risiko sendiri yang telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi.


(40)

2. Total risiko

Yang dimaksud total risiko adalah bilamana terjadi kecelakaan atas kendaraan yang diasuransikan kepada pihak perusahaan asuransi, pihak asuransi dapat membayar kerusakan diatas 75% dari nilai kendaraan yangdiasuransikan dan jika masih dibawah 75% maka perusahaan asuransi tidak membayar klaim atas kendaraan bermotor tersebut.

c. Asuransi Pengangkutan

Dalam asuransi pengangkutan ini yang menjadi obyek pertanggungannya adalah barang yang diangkut baik denganmobil, truck, kapal maupun pesawat udara. Tarif premi asuransi pengangkutan ditentukan berdasarkan barang yang akan diangkut dan dihitung dengan presentase dan dapat pula dihitung dengan per mill sesuai kesepakatan antara perusahaan re-asuransi. Bilamana terjadi kerugian/kecelakaan dalam pengangkutan, pihak asuransi wajib membayar sesuai dengan kerugian yang didasarkan pihak tertanggung dan tidak boleh melebihi nilai yang diasuransikan.

d. Asuransi Pengiriman Uang

Yang dimaksud dengan asuransi pengiriman uang adalah jumlah uang yang dikirim dari satu bank ke bank lain yang mengambil uang tersebut. Tarif premi ditentukan berdasarkan per mill. Bilamana dalam perjalanan terjadi perampokan / penodongan yang mengakibatkan uang tersebut diambil, maka pihak asuransi wajib membayar kerugian sejumlah uang yang diasuransikan. Pembayaran asuransi pengiriman uang ini pada umumnya


(41)

dilakukan oleh bank dan sangat jarang sekali dilakukan oleh pihak perusahaan lain atau individu.

e. Asuransi Bencana Alam

Dalam asuransi bencana alam ini sifatnya tidak dapat diprediksi oleh manusia seperti gempa bumi, tanah longsor dan banjir. Obyek yang dipertanggungkan bisa saja bangunan, barang, kendaraan bermotor dan lain sebagainya. Tarif premi ditentukan berdasarkan presentase atau per mill sesuai kondisi alam setempat. Bilamana terjadi kerugian akibat bencana alam tersebut pihak asuransi wajib membayar sesuai kondisi kerusakan atau kehilangan yang diderita tertanggung dan tidak melebihi jumlah yang diasuransikan.

Penagihan piutang yang dilakukan oleh petugas penagih melibatkan beberapa bagian:

1. Seksi inkaso / penagihan

Berdasarkan surat bukti kwitansi yang diterima melalui bond kwitansi dari seksi inkaso, maka pihak petugas penagih melakukan penagihan terhadap nasabah atau pemegang polis dengan cara memberikan kwitansi yang telah jatuh tempo untuk pembayaran. Berdasarkan kwitansi tadi, lalu petugas penagih menyetorkan atas pembayaran yang telah diterima oleh pihak penagih kepada seksi inkaso dengan slip setoran, dan bukti setor diterima oleh penagih dari kasir setelah uang disetor ke kas perusahaan.


(42)

Adapun cara didalam penagihan yang dilakukan petugas penagih terhadap seseorang pemegang polis adalah sebagai berikut:

a. Jemput ke alamat tagih, yaitu petugas penagih langsung terjun mendatangi pemegang polis tersebut dengan menunjukkan kwitansi yang ada.

b. Sistem transfer bank, yaitu pemegang polis menyetor uang premi dapat langsung menyetorkannya di bank dengan menunjuk nomor rekening perusahaan yang ada.

2. Seksi keuangan

Berdasarkan penerimaan bukti setoran dari pihak seksi inkaso atas dasar slip setoran tersebut, maka seksi keuangan memberikan tiga rangkap bukti setoran tersebut dimana lembar satu untuk penyetoran, lembar dua diberi ke cabang sebagai dokumen dan lembar ketiga diberi pada kasir. Adanya penerimaan yang diterima dari seksi inkaso tersebut maka seksi keuangan menyimpan uang kas perusahaan ke bank dengan simpanan nomor rekening bank perusahaan, sehingga lebih mudah dan aman dalam penyimpanan kas perusahaan dan mempermudah pengambilan dana apabila sewaktu-waktu diperlukan. Seksi keuangan setiap harinya atas memorial-memorial yang ada didalam pertanggungjawaban kas atau pertanggungjawaban bank melakukan pencatatan didalam buku harian atas penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dalam sehari-hari. Laporan bulanan pencatatannya dilakukan dengan berdasarkan pertanggungjawaban kas


(43)

dan pertanggungjawaban bank yang akan disusun pencatatannnya kedalam buku besar, neraca dan laporan laba rugi.

Pembukuan buku besar dapat disusun didasarkan atas memorial-memorial atau transaksi-transaksi yang terjadi dalam sehari-hari. Buku besar ini dapat disusun untuk memperoleh informasi pada saat dibutuhkan dan agar dapat menyusun laporan keuangan tepat pada waktunya. Neraca merupakan daftar yang menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu. Neraca dapat disusun setiap akhir bulan, neraca yang disusun pada hakikatnya merupakan perwujudan dari persamaan akuntansi yaitu aktiva harus sama dengan kewajiban ditambah modal. Laporan laba rugi menunjukkan kinerja yang diperoleh oleh perusahaan yang menggambarkan posisi pendapatan dan biaya yang terjadi selama periode tertentu.

Secara umum setiap perusahaan tidak terlepas dari adanya penerimaan dan pengeluaran, dengan demikian penerimaan dan pengeluaran kas ini dapat terjadi sehari-hari dengan menjalankan suatu aktivitas dalam perusahaan. Adapun sumber-sumber penerimaan kas pada perusahaan Asuransi Dharma Bangsa adalah berasal dari :

1. Premi pertanggungan melalui bank

Yaitu suatu premi asuransi atas pertanggungan yang ditutup melalui bank dalam sistem penerimaannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:


(44)

a. Sistem penerimaan pemindahbukuan dari bank, yaitu merupakan sistem pemindahbukuan yang dilaksanakan oleh bank setelah dapat diterima kwitansi lalu pemindahbukuan rekening perusahaan dengan membuat nota kredit. Bukti bon kwitansi yang diterima oleh pihak penagih. Seksi inkaso membuat pertanggungjawaban untuk menyerahkan ke kas perusahaan. Berdasarkan nota kredit tadi yang dibuat oleh Bank untuk diberikan ke perusahaan maka seksi keuangan/pembukuan membuat bukti adanya setoran/kas debet (tanda penerimaan) kas perusahaan. Dengan adanya bukti sahnya setoran yang dibuat akan ditandatangani oleh kasir.

b. Sistem dengan disetor langsung oleh pemegang polis, yaitu merupakan sistem penyetoran langsung ke kantor dan bank. Pemegang polis dapat menyetorkannya langsung ke perusahaan maupun bank, dimana dengan sistem ini polis dapat ditagih oleh penagih ke alamat pemegang polis dan bisa juga pemegang menyetorkannya langsung.

2. Penutupan asuransi non bank Sumber-sumber ini berasal dari : - Instansi-insatnsi / perusahaan - Pegawai pemerintah dan swasta - Pedagang

- Perusahaan lainnya yang berbentuk badan hukum

Sistem penerimaannya dalam penagihannya dapat dilakukan dengan cara : a. Penagih, yaitu sistem penagihan yang dilakukan oleh pihak petugas


(45)

pihak penagih membuat bukti slip setoran yang dipertanggungjawabkan kepada seksi inkaso berdasarkan bon kwitansi yang diterima oleh pihak seksi penagih.

b. Penyetoran langsung ke bank dengan menunjukkan rekening koran bank asuransi, yaitu lebih umumnya tertanggung dapat melakukan dengan penyetoran langsung pihak pemegang polis dengan menunjuk rekening koran pihak asuransi yang ada di Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sehingga penerimaan yang diperoleh dari tertanggung dapat diterima dengan aman dan mudah. Dengan adanya menunjuk rekening inilah penyetoran melalui rekening koran di Bank, maka penerima kas dari bendaharawan dapat diterima dengan aman. Karena jumlah penyetoran ini dapat dikatakan jumlah yang cukup material. Dalam penerimaan ini pihak bank tiap bulan dapat memberitahukan jumlah rekening koran kepada perusahaan tersebut, sehingga dapat diketahui adanya penyetoran bendaharawan.

3. Bunga Giro

Bunga giro ini berasal dari sumber-sumber premi asuransi seperti dari melalui bank, nasabah non bank, pengusaha, pegawai pemerintah, pegawai swasta, pedagang serta perusahaan-perusahaan lainnya yang berbentuk badan hukum 4. Bunga Deposito

Sumber penerimaan bunga deposito ini berasal dari penanaman deposito perusahaan pada bank, yang diterima setiap bulan sesuai dengan suku bunga yang tertulis dalam sertifikat deposito tersebut.


(46)

3.Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang digunakan untuk jasa asuransi dapat dilakukan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.

PT Asuransi Dharma Bangsa melakukan kegiatan asuransi yang akan selesai dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing jenis asuransi yang berlaku. PT Asuransi Dharma Bangsa mengakui pendapatan dari penyelesaian asuransi secara berkala. Pada akhir tahun yang didasarkan pada berapa besar premi asuransi yang diterima dari nasabah pertahun atau menurut jangka waktu tertentu yang harus dibayar dimuka oleh pihak tertanggung atau melalui pihak yang bertindak mewakili tertanggung. Pertanggungan ini hanya berlaku apabila premi telah dilunasi dimuka dan untuk waktu yang tercantum dalam nota/resi pembayaran atau kwitansi.

Hal diatas dilakukan agar dalam perhitungan laba rugi perusahaan dapat mencerminkan hasil operasi secara layak dan wajar sehingga prestasi berkala perusahaan diperlihatkan kepada pihak-pihak yang dicapai ditentukan berdasarkan hasil yang dicapai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dibandingkan dengan keluhan peserta asuransi sesuai jenis asuransinya, maka pendapatan utama tersebut akan diakui sebagai pendapatan untuk tahun yang bersangkutan.

B. Analisis Hasil Penelitian

Pendapatan merupakan proses arus masuk yang diterima selama melaksanakan kegiatan penciptaan barang atau jasa selama periode tertentu,


(47)

sehingga kegiatan perusahaan dalam penciptaan dimulai dengan memproses sumber daya yang berupa tenaga kerja, bahan baku modal dan sebagainya yang digunakan dalam rangka kegiatan perusahaan tersebut. PT Asuransi Dharma Bangsa bergerak dalam bidang jasa asuransi dimana sumber pendapatannya berasal dari hasil banyaknya polis asuransi yang terjual dari berbagai jenis asuransi yang diikuti atau dipilih peserta asuransi. Peserta asuransi ini dapat berasal dari pemerintah, swasta maupun masyarakat umum.

Pendapatan ini bersumber dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima berupa pembayaran polis asuransi yang sesuai dengan premi dan nilai pertanggungan masing-masing asuransi dan dapat diterima untuk perusahaan itu sendiri, sementara jumlah asuransi yang diterima disetor ke bank dan yang bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak akan menaikkan equitas harus dikeluarkan dari pendapatan.

Jika laporan keuangan yang disajikan kurang informatif, hal ini akan mengakibatkan kekurangan bagi perusahaan dan para peserta asuransi dan pada akhirnya kepercayaan kepada perusahaan akan berkurang dan bahkan akan hilang. Untuk menghindari hal itu maka sebaiknya perusahaan harus menyajikan laporan keuangan dan disesuaikan dengan sistem akuntansi yang berlaku dan secara wajar atas pendapatan yang diterimanya.

Metode pengakuan pendapatan yang digunakan pada PT Asuransi Dharma Bangsa adalah metode persentase penyelesaian. Sesuai dengan kemajuan perusahaan dalam menyelesaikan pertanggungan yang terjadi dan tidak menangguhkan unsur-unsur lain terhadap premi yang telah dilunasi dimuka dalam


(48)

jangka waktu yang telah tercantum didalam nota pembayaran. Jumlah pendapatan yang akan diakui didasarkan pada ukuran tertentu dari kemajuan penyelesaian pekerjaan.

Pengukuran ini menuntut taksiran mengenai biaya-biaya yang masih akan dikeluarkan. Apabila perusahaan atas biaya-biaya dikemudian hari merupakan hal yang biasa dan penyelesaian-penyelesaian yang diperlukan dibuat pada tahun dimana taksiran itu direvisi. Dengan demikian pendapatan dan biaya belum dapat diakui sebelumnya. Realisasi biaya dapat diakui setelah periode penyelesaian pertanggungan tersebut telah selesai. Jika perusahaan memprediksikan adanya kerugian atas hal pertanggungan belum selesai, jumlah seluruh kerugian belum dapat diakui.

Contoh transaksi :

1. Premi diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak . Contoh :

Kontrak asuransi suatu kendaraan dimulai 1 April 1997 dengan jumlah premi Rp 1.200.000,00.

Jurnal

Piutang premi………1.200.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi………...1.200.000,00

Kas………1.200.000,00 Penerimaan uang premi


(49)

Kenaikan atas premi yang belum merupakan pendapatan… 300.000,00 Pencataan atas premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan………...300.000,00

2. Jika periode polis (kontrak) berbeda secara signifikan dengan periode risiko maka pendapatan diakui selama periode risiko.

Contoh :

Didalam polis konstruksi jalan tol “Lancar” dinyatakan berikut ini “effective period of insurance October 01, 1995 to October 01 , 1998 Plus 12 Months maintenance period”. Total premium Rp 240.000.000,00 dengan pembayaran sekaligus. Untuk pengakuan pendapatan atas premi ini adalah 4 tahun.

Jurnal

Piutang premi ………240.000.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi ………...240.000.000,00

Kas ………240.000.000,00 Penerimaan uang premi

Piutang premi ……….240.000.000,00

Kenaikan atas premi yang belum merupakan pendapatan....225.000.000,00 Pencatatan premi yang belum merupakan pendapatan


(50)

Apabila diterbitan nota untuk setiap tahun risiko (jadi ada 4 nota) Jurnal

1 October 1995

Piutang premi ………60.000.000,00

Pendapatan premi………..60.000.000,00

Kas ………240.000.000,00 Penerimaan uang sekaligus

Piutang premi……….. 60.000.000,00 Uang muka premi………180.000.000,00

Kenaikan atas premi yang belum merupakan pendapatan….45.000.000,00 Pencatatan premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan Pendapatan………...45.000.000,00 1 October 1996

Piutang premi ………60.000.000,00

Pendapatan premi ……….60.000.000,00 Uang muka premi………...60.000.000,00

Piutang premi ………...60.000.000,00

3. Jumlah premi dapat diestimasi secara layak Contoh:

Penutupan risiko Cash In Transit, periode penutupan adalah 1 Agustus 1994 sampai dengan 31 Juli 1995.


(51)

Persyaratan polis adalah :

Limit estimate annual carrying Rp. 1.200.000.000,00. Limit anyone carrying Rp. 10.000.000,00

Maximal carrying in each mont 10 kali

Laporan realisasi dilakukan setiap akhir bulan, pada akhir periode dihitung premi sebenarnya, maka bisa terjadi tambahan atau pengembalian premi (additional or return premium) .

Premi total satu tahun dengan estimasi adalah Rp. 1.200.000,00 sedangkan berdasarkan laporan realisasi maka premi sebenarnya adalah Rp. 1.300.000,00 Jurnal

Piutang premi ………1.200.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi………1.200.000,00

Kas ………1.200.000,00 Penerimaan uang premi

Piutang premi………..1.200.000,00

Kenaikan atas premi yang belum merupakan pendapatan ….700.000,00 Pencatatan premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan ………...700.000,00

Piutang premi/kas ………100.000,00 Pencatatan premi yang sebenarnya


(52)

4. Jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak Contoh:

Penutupan kontruksi atrium “Atorri” menurut kontraktor nilai proyek yang di pertanggungkan Rp. 500.000.000.000,00. Taksiran tingkat penyelesaian fisik adalah :

Tahun I 30% Tahun II 80% Tahun III 100%

Karena perhitungan premi sementara sulit diestimasi secara layak karena perbedaan penyelesaian fisik dengan penyelesaian ekonomis (harga pertanggungan didasari atas nilai ekonomis) maka premi yang di terima di catat sebagai uang muka premi sampai akhir periode. Apabila dapat diestimasi secara layak misalnya: dapat diperoleh laporan biaya penyelesaian bangunan tersebut , maka di lakukan pencatatan pendapatan periode yang bersangkutan.

Jurnal

Piutang premi ………...100.000.000,00 Penerbitan polis dan nota (sementara)

Uang muka premi………..100.000.000,00

Pada akhir tahun I diterima laporan biaya penyelesaian bangunan yaitu sudah mencapai Rp. 180.000.000,00 maka premi tahun I sebenarnya adalah Rp. 36.000.000,00 dan pendapatan tahun I adalah Rp. 36.000.000,00


(53)

Uang muka premi………..36.000.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi………36.000.000,00 Untuk tahun II & III dihitung dulu premi sebenarnya lalu di lakukan pencatatan pendapatan premi dan ada kemungkinan tambahan atau pengembalian premi pada akhir periode kontrak .


(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sumber pendapatan perusahaan adalah polis asuransi, yang mana premi asuransi dapat diperoleh dengan premi pertanggungan melalui bank dan non bank.

2. Perusahaan mengakui pendapatan dari penyelesaian asuransi sudah tepat, karena sumber penerimaan yang didasarkan atas besarnya premi yang diterima harus diterima dari pihak tertanggung di awal berdasarkan nota / resi pembayaran atau kwitansi yang telah dilunasi.

B. SARAN

Saran yang dapat diambil penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan laporan keuangan yang berpedoman kepada PSAK No. 28, dimana hal ini diperlukan untuk mengetahui nilai pendapatan aktivitas perusahaan secara wajar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atas pendapatan yang diterima.

2. Perusahaan hendaknya terus lebih giat dalam memantau pelaksanaan pembayaran pertanggungan kepada pihak tertanggung, khususnya dalam


(55)

realisasi dilapangan untuk ganti rugi atau pembayaran atas kerugian atau kecelakaan yang terjadi pada pihak tertanggung.

3. Hendaknya pihak perusahaan harus menghindari pekerjaan yang dilakukan secara tumpang tindih, hal ini dilakukan agar menghindari terjadinya penyelewengan.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Belkaoi, Ahmed. 1993. Teori Akuntansi, Terjemahan Herman Wibowo dan Marianus Sinaga, Jilid I, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Penerbit PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Smith, J.M and Skousen, K.F. 1992. Akuntansi Intermediate Volume

Komprehenship, Penterjemah Alfonsus Sirait, Jilid 2, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudarman dan Suratman. 1990. Pengantar Akuntansi I, Andi Offset, Yogyakarta. Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfa Beta, Bandung.


(1)

Persyaratan polis adalah :

Limit estimate annual carrying Rp. 1.200.000.000,00. Limit anyone carrying Rp. 10.000.000,00

Maximal carrying in each mont 10 kali

Laporan realisasi dilakukan setiap akhir bulan, pada akhir periode dihitung premi sebenarnya, maka bisa terjadi tambahan atau pengembalian premi (additional or return premium) .

Premi total satu tahun dengan estimasi adalah Rp. 1.200.000,00 sedangkan berdasarkan laporan realisasi maka premi sebenarnya adalah Rp. 1.300.000,00

Jurnal

Piutang premi ………1.200.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi………1.200.000,00

Kas ………1.200.000,00 Penerimaan uang premi

Piutang premi………..1.200.000,00

Kenaikan atas premi yang belum merupakan pendapatan ….700.000,00 Pencatatan premi yang belum merupakan pendapatan

Premi yang belum merupakan pendapatan ………...700.000,00

Piutang premi/kas ………100.000,00 Pencatatan premi yang sebenarnya


(2)

4. Jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak Contoh:

Penutupan kontruksi atrium “Atorri” menurut kontraktor nilai proyek yang di pertanggungkan Rp. 500.000.000.000,00. Taksiran tingkat penyelesaian fisik adalah :

Tahun I 30% Tahun II 80% Tahun III 100%

Karena perhitungan premi sementara sulit diestimasi secara layak karena perbedaan penyelesaian fisik dengan penyelesaian ekonomis (harga pertanggungan didasari atas nilai ekonomis) maka premi yang di terima di catat sebagai uang muka premi sampai akhir periode. Apabila dapat diestimasi secara layak misalnya: dapat diperoleh laporan biaya penyelesaian bangunan tersebut , maka di lakukan pencatatan pendapatan periode yang bersangkutan.

Jurnal

Piutang premi ………...100.000.000,00 Penerbitan polis dan nota (sementara)

Uang muka premi………..100.000.000,00

Pada akhir tahun I diterima laporan biaya penyelesaian bangunan yaitu sudah mencapai Rp. 180.000.000,00 maka premi tahun I sebenarnya adalah Rp. 36.000.000,00 dan pendapatan tahun I adalah Rp. 36.000.000,00


(3)

Uang muka premi………..36.000.000,00 Penerbitan polis dan nota

Pendapatan premi………36.000.000,00 Untuk tahun II & III dihitung dulu premi sebenarnya lalu di lakukan pencatatan pendapatan premi dan ada kemungkinan tambahan atau pengembalian premi pada akhir periode kontrak .


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sumber pendapatan perusahaan adalah polis asuransi, yang mana premi asuransi dapat diperoleh dengan premi pertanggungan melalui bank dan non bank.

2. Perusahaan mengakui pendapatan dari penyelesaian asuransi sudah tepat, karena sumber penerimaan yang didasarkan atas besarnya premi yang diterima harus diterima dari pihak tertanggung di awal berdasarkan nota / resi pembayaran atau kwitansi yang telah dilunasi.

B. SARAN

Saran yang dapat diambil penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan laporan keuangan yang berpedoman kepada PSAK No. 28, dimana hal ini diperlukan untuk mengetahui nilai pendapatan aktivitas perusahaan secara wajar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atas pendapatan yang diterima.

2. Perusahaan hendaknya terus lebih giat dalam memantau pelaksanaan pembayaran pertanggungan kepada pihak tertanggung, khususnya dalam


(5)

realisasi dilapangan untuk ganti rugi atau pembayaran atas kerugian atau kecelakaan yang terjadi pada pihak tertanggung.

3. Hendaknya pihak perusahaan harus menghindari pekerjaan yang dilakukan secara tumpang tindih, hal ini dilakukan agar menghindari terjadinya penyelewengan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Belkaoi, Ahmed. 1993. Teori Akuntansi, Terjemahan Herman Wibowo dan Marianus Sinaga, Jilid I, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Penerbit PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Smith, J.M and Skousen, K.F. 1992. Akuntansi Intermediate Volume

Komprehenship, Penterjemah Alfonsus Sirait, Jilid 2, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudarman dan Suratman. 1990. Pengantar Akuntansi I, Andi Offset, Yogyakarta. Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfa Beta, Bandung.