J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 1992
TENTANG
DANA PENSIUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seut uhnya dan pembangunan
seluruh
masyarakat
Indonesia berdasarkan
Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945;
b. bahwa sej alan dengan hakekat pembangunan nasional t ersebut ,
diperlukan penghimpunan dan pengelolaan dana guna memelihara

kesinambungan penghasilan pada hari t ua dalam rangka
mewuj udkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia;
c. bahwa Dana Pensiun merupakan sarana penghimpun dana guna
meningkat kan kesej aht eraan pesert anya sert a meningkat kan
peransert a masyarakat dalam melest arikan pembangunan nasional
yang meningkat dan berkelanj ut an;
d. bahwa adanya Dana Pensiun dapat pula meningkat kan mot ivasi dan
ket enangan kerj a unt uk peningkat an produkt ivit as;
e. bahwa unt uk memberikan daya guna dan hasil guna yang opt imal
dalam penyelenggaraan Dana Pcnsiun sesuai dengan f ungsinya,
maka dipandang perlu unt uk mengat ur penyelenggaraannya dalam
suat u Undang-undang;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Mengingat


2

-

: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3263) sebagaimana t elah diubah dengan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 t ent ang Perubahan At as
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan
(Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3459);
Dengan perset uj uan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:

Menet apkan : UNDANG-UNDANG TENTANG DANA PENSIUN.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1.

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola
menj alankan program yang menj anj ikan manf aat pensiun;

dan

2.

Dana Pensiun Pemberi Kerj a adalah Dana Pensiun yang dibent uk
oleh orang at au badan yang mempekerj akan karyawan, selaku
pendiri, unt uk menyelenggarakan Program Pensiun Manf aat Past i
at au Program Pensiun Iuran Past i, bagi kepent ingan sebagian
at au scluruh karyawannya sebagai pesert a,
dan yang
menimbulkan kewaj iban t erhadap pemberi kerj a;

3.


Dana Pensiun Berdasarkan Keunt ungan adalah Dana Pensiun

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

Pemberi Kerj a yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran
Past i, dengan iuran hanya dari pemberi kerj a yang didasarkan
pada rumus yang dikait kan dengan keunt ungan pemberi kerj a;
4.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah Dana Pensiun yang
dibent uk oleh bank at au perusahaan asuransi j iwa unt uk
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Past i bagi perorangan,

baik karyawan maupun pekerj a mandiri yang t erpisah dari Dana
Pensiun pemberi kerj a bagi karyawan bank at au perusahaan
asuransi j iwa yang bersangkut an;

5.

Perat uran Dana Pensiun adalah perat uran yang berisi ket ent uan
yang menj adi dasar penyelenggaraan program pensiun;

6.

Program Pensiun adalah set iap program yang mengupayakan
manf aat pensiun bagi pesert a;

7.

Program Pensiun Manf aat Past i adalah program pensiun yang
manf aat nya dit et apkan dalam perat uran Dana Pensiun at au
program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun
Iuran Past i;


8.

Program Pensiun Iuran Past i adalah program pensiun yang
iurannya dit et apkan dalam perat uran Dana Pensiun dan seluruh
iuran sert a hasil pengembangannya dibukukan pada rekening
masing-masing pesert a sebagai manf aat pensiun;

9.

Manf aat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan
kepada pesert a pada saat dan dengan cara yang dit et apkan
dalam perat uran Dana Pensiun;

10.

Manf aat Pensiun Normal adalah manf aat pensiun bagi pesert a,
yang mulai dibayarkan pada saat pesert a pensiun set elah
mencapai usia pensiun normal at au sesudahnya;


11.

Manf aat Pensiun Dipercepat adalah manf aat pensiun bagi pesert a
yang dibayarkan bila pesert a pensiun pada usia t ert ent u sebelum
usia pensiun normal;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

12.

Manf aat Pensiun Cacat adalah manf aat pensiun bagi pesert a,
yang dibayarkan bila pesert a menj adi cacat ;


13.

Pensiun Dit unda adalah hak at as manf aat pensiun bagi pesert a
yang berhent i bekerj a sebelum mencapai usia pensiun normal,
yang dit unda pembayarannya sampai pada saat pesert a pensiun
sesuai dengan perat uran Dana Pensiun;

14.

Pesert a adalah set iap
perat uran Dana Pensiun;

15.

Pemberi Kerj a adalah pendiri
mempekerj akan karyawan;

16.

Pendiri adalah:


orang

yang
at au

memenuhi
mit ra

persyarat an
pendiri

yang

a. orang at au badan yang membent uk Dana Pensiun Pemberi
Kerj a;
b. bank at au pcrusahaan asuransi j iwa yang membent uk Dana
Pensiun Lembaga Keuangan;
17.


Mit ra Pendiri adalah pemberi kerj a yang ikut sert a dalam suat u
Dana Pensiun Pemberi Kerj a Pendiri, unt uk kepent ingan sebagian
at au seluruh karyawannya;

18.

Pengurus adalah pengurus Dana Pensiun; 19. Dewan Pengawas
adalah dewan pengawas Dana Pensiun; 20. Pekerj a Mandiri
adalah pekerj a at as usaha sendiri, bukan karyawan dari orang
at au badan;

21.

Penerima Tit ipan adalah bank yang menyelenggarakan j asa
penit ipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang t ent ang
Perbankan;

22.

Buku Daf t ar Umum adalah buku yang berisikan daf t ar pengesahan

at as perat uran Dana Pensiun sert a perubahan-perubahannya dan
set iap saat dapat dilihat oleh umum;

23.

Cacat adalah cacat t ot al dan t et ap yang menyebabkan seseorang
t idak mampu lagi melakukan pekerj aan yang memberikan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan pendidikan,
keahlian, ket rampilan, dan pengalamannya;
24.

Ment eri adalah Ment eri Keuangan Republik Indonesia.
BAB II
JENIS DAN STATUS HUKUM DANA PENSIUN
Pasal 2

Jenis Dana Pensiun adalah:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerj a;
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Pasal 3
Dana Pensiun memiliki st at us sebagai badan hukum dengan syarat dan
t at a cara yang diat ur dalam Undang-undang ini.
Pasal 4
Set iap pihak yang dengan at au t anpa iuran, mengelola dan
menj alankan program yang menj anj ikan sej umlah uang yang
pembayarannya dikait kan dengan pencapaian usia t ert ent u, waj ib
t erlebih dahulu memperoleh pengesahan Ment eri berdasarkan
Undang-undang ini, kecuali apabila program yang menj anj ikan
dimaksud didasarkan pada Undang-undang t ersendiri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

BAB III
DANA PENSIUN PEMBERI KERJA
Bagian Pert ama
Pembent ukan dan Tat a Cara Pengesahan
Pasal 5
(1) Pembent ukan Dana Pensiun Pemberi kerj a didasarkan pada:
a. pernyat aan t ert ulis pendiri yang menyat akan keput usannya
unt uk mendirikan Dana Pensiun dan memberlakukan perat uran
Dana Pensiun;
b. perat uran Dana Pensiun yang dit et apkan oleh pendiri;
c. penunj ukan pengurus, dewan pengawas, dan penerima t it ipan.
(2) Dalam hal Dana Pensiun dibent uk unt uk menyelenggarakan
program pensiun bagi karyawan lebih dari 1 (sat u) pemberi kerj a,
maka pembent ukannya didasarkan pada:
a. pernyat aan t ert ulis pendiri yang menyat akan keput usannya
unt uk mendirikan Dana Pensiun, memberlakukan perat uran
Dana Pensiun
dan
menegaskan
perset uj uannya at as
keikut sert aan karyawan mit ra pendiri;
b. pernyat aan
t ert ulis mit ra
pendiri
yang menyat akan
kesediaannya unt uk t unduk pada perat uran Dana Pensiun yang
dit et apkan pendiri, bagi kepent ingan karyawan mit ra pendiri
yang memenuhi persyarat an unt uk menj adi pesert a, sert a
pemberian kuasa penuh kepada pendiri unt uk melaksanakan
perat uran Dana Pensiun;
c. perat uran Dana Pensiun yang dit et apkan oleh Pendiri;
d. penunj ukan pengurus, dewan pengawas dan penerima t it ipan.
(3) Ket ent uan mengenai hal-hal yang waj ib dimuat dalam perat uran

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
sert a t at a cara perubahannya diat ur lebih lanj ut dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 6
(1) Pendiri mengaj ukan permohonan pengesahan
kepada Ment eri dengan melampirkan:

Dana Pensiun

a. perat uran Dana Pensiun;
b. pernyat aan t ert ulis pendiri dan mit ra pendiri bila ada;
c. keput usan pendiri t ent ang penunj ukan
pengawas, dan penerima t it ipan;

pengurus,

dewan

d. arahan invest asi;
e. laporan akt uaris, apabila Dana Pensiun menyclenggarakan
Program Pensiun Manf aat Past i;
e. surat perj anj ian ant ara pengurus dengan penerima t it ipan.
(2) Dalam j angka wakt u paling lama 3 (t iga) bulan t erhit ung sej ak
dit erimanya permohonan pengesahan Dana Pensiun secara
lengkap dan memenuhi ket ent uan Undang-undang ini dan
perat uran pelaksanaannya, maka perat uran Dana Pensiun
t ersebut waj ib disahkan dengan keput usan Ment eri dan dicat at
dalam buku daf t ar umum yang disediakan unt uk it u, dan dalam
hal permohonan dit olak, pemberit ahuan penolakan harus disert ai
alasan penolakannya.
(3) Ket ent uan mengenai pengaj uan permohonan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) selanj ut nya diat ur dengan Perat uran
Pemerint ah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

Pasal
(1)

-

7

Dana Pensiun memiliki st at us sebagai badan hukum dan dapat
memulai kegiat annya sebagai suat u Dana Pensiun sej ak t anggal
pengesahan Ment eri.

(2) Pengurus waj ib mengumumkan pembent ukan Dana Pensiun
dengan menempat kan keput usan Ment eri t ent ang pengesahan
at as perat uran Dana Pensiun pada Berit a Negara Republik
Indonesia.
Pasal 8
(1) Pemberi kerj a yang belum mendirikan Dana Pensiun bagi seluruh
karyawannya dapat menj adi mit ra pendiri Dana Pensiun yang
t elah berdiri dengan memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2).
(2)

Dana Pensiun yang t elah berdiri dapat menggabungkan diri
dengan Dana Pensiun lain, at au memisahkan diri menj adi dua
at au lebih Dana Pensiun.

(3) Ket ent uan mengenai penggabungan dan pemisahan Dana Pensiun
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diat ur lebih lanj ut dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 9
Perubahan at as perat uran Dana Pensiun t idak boleh mengurangi
manf aat pensiun yang menj adi hak pesert a yang diperoleh selama
kepesert aannya sampai pada saat pengesahan Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Bagian Kedua
Kepengurusan Dana Pensiun
Pasal 10
(1) Pengurus dit unj uk oleh dan bert anggung j awab kepada pendiri.
(2) Ment eri menet apkan ket ent uan dan persyarat an bagi orang at au
badan usaha, yang dapat dit unj uk sebagai pengurus.
(3) Pengurus bert anggung j awab at as pelaksanaan perat uran Dana
Pensiun, pengelolaan Dana Pensiun, sert a melakukan t indakan
hukum unt uk dan at as nama Dana Pensiun, dan mewakili Dana
Pensiun di dalam dan di luar pengadilan.
(4) Tugas, kewaj iban dan t anggung j awab pengurus scrt a t at a cara
penunj ukan dan perubahan pengurus diat ur lebih lanj ut dengan
Perat uran Pemerint ah.
Pasal 11
Unt uk melakukan t indakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
ket ent uan dalam perat uran Dana Pensiun, pengelolaan Dana Pensiun,
pengelolaan invest asi dan menj amin keamanan kekayaan Dana
Pensiun, pengurus dapat mengadakan perj anj ian dengan pihak ket iga.
Pasal 12
(1) Keanggot aan dewan pengawas t erdiri dari wakil-wakil pemberi
kerj a dan pesert a dengan j umlah yang sama.
(2) Anggot a dewan pengawas diangkat olch pendiri.
(3) Anggot a dewan
pengurus.

pengawas t idak

dapat

merangkap

sebagai

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Pasal 13
(1) Tugas dan wewenang dewan pengawas adalah:
melakukan pengawasan at as pengelolaan Dana Pensiun oleh
pengurus;
menyampaikan laporan t ahunan secara t ert ulis at as hasil
pengawasannya kepada pendiri, dan salinannya diumumkan agar
pesert a menget ahuinya.
(2) Tugas, kewaj iban dan t anggung j awab dewan pengawas, sert a
t at a cara penunj ukan dan perubahan dewan pengawas diat ur
lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 14
Laporan keuangan Dana Pensiun set iap t ahun harus diaudit oleh
akunt an publik yang dit unj uk oleh dewan pengawas.
Bagian Ket iga
Iuran Dana Pensiun
Pasal
(1)

15

Iuran Dana Pensiun Pemberi Kerj a berupa:
a. iuran pemberi kerj a dan pesert a; at au
b. iuran pemberi kerj a.

(2) Seluruh iuran pemberi kerj a dan pesert a sert a set iap hasil
invest asi yang diperoleh harus diset or kepada Dana Pensiun.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

Pasal

-

16

(1) Iuran pemberi kerj a harus dibayarkan dengan angsuran
set idak-t idaknya sekali sebulan kecuali bagi suat u Dana Pensiun
Berdasarkan Keunt ungan yang waj ib diset or selambat -lambat nya
120 (serat us dua puluh) hari sej ak berakhirnya t ahun buku
pemberi kerj a.
(2)

Apabila berdasarkan laporan akt uaris yang disampaikan kepada
Ment eri t ernyat a Dana Pensiun memiliki kekayaan melebihi
kewaj ibannya, maka kelebihan yang melampaui bat as t ert ent u
yang dit et apkan oleh Ment eri, harus digunakan sebagai iuran
pemberi kerj a.

(3) Dalam hal pendiri Dana Pensiun t idak mampu memenuhi
kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) unt uk j angka
wakt u 3 (t iga) bulan bert urut -t urut maka pengurus waj ib
memberit ahukan hal t ersebut kepada Ment eri.
(4) Dalam hal mit ra pendiri t idak mampu memenuhi kewaj iban
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam j angka wakt u 3
(t iga) bulan bert urut -t urut at au mit ra pendiri bubar, pengurus
waj ib memberit ahukan hal t ersebut kepada pendiri yang
selanj ut nya akan melakukan perubahan t erhadap perat uran Dana
Pensiun dengan menct apkan:
a. penangguhan kepesert aan karyawan dari mit ra pendiri; at au
b. mengakhiri-kepesert aan karyawan mit ra pendiri set elah
pemisahan kekayaan Dana Pensiun ant ara pescrt a dari mit ra
pendiri dengan pescrt a lainnya berdasarkan ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

Pasal

-

17

(1) Dalam hal perat uran Dana Pensiun menet apkan adanya iuran
pesert a maka pemberi kerj a merupakan waj ib pungut iuran
pesert a yang dipungut set iap bulan.
(2) Pemberi kerj a waj ib menyet or scluruh iuran pesert a yang
dipungut nya sert a iurannya sendiri kepada Dana Pensiun
selambat -lambat nya t anggal 15 bulan berikut nya.
(3) Iuran pesert a dan iuran pemberi kerj a yang belum diset or set elah
melewat i dua set engah bulan sej ak j at uh t emponya, dinyat akan:
a. sebagai hut ang pemberi kerj a yang dapat segera dit agih, dan
dikenakan bunga yang layak yang dihit ung sej ak hari pert ama
dari bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
b. sebagai piut ang Dana Pensiun yang memiliki hak ut ama dalam
pelaksanaan eksekusi keput usan pengadilan, apabila pemberi
kerj a dilikuidasi.
(4)

Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3), diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.
Pasal 18

(1)

Besarnya iuran pesert a Dana Pensiun yang menyelenggarakan
Program Pensiun Manf aat Past i t idak boleh melebihi j umlah yang
dit et apkan oleh Ment eri.

(2) Besarnya manf aat pensiun yang dit et apkan dalam perat uran Dana
Pensiun, demikian pula iuran dan kekayaan yang diperlukan bagi
pembiayaan program pensiun, t idak boleh melampaui j umlah
yang dit et apkan oleh Ment eri.
(3) Pengat uran mengenai iuran pemberi kerj a dalam Dana Pensiun
Berdasarkan Keunt ungan dit et apkan oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Bagian Keempat
Hak Pesert a
Pasal

19

Set iap karyawan yang t ermasuk golongan karyawan yang memenuhi
syarat kepesert aan dalam Dana Pensiun yang didirikan oleh pemberi
kerj a, berhak menj adi pesert a apabila t elah berusia set idak-t idaknya
18 (delapan belas) t ahun at au t elah kawin, dan t elah memiliki, masa
kerj a sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun, pada pendiri at au mit ra
pendiri.
Pasal 20
(1) Hak t erhadap set iap manf aat pensiun yang dibayarkan oleh Dana
Pensiun t idak dapat digunakan sebagai j aminan pinj aman, dan
t idak dapat dialihkan maupun disit a.
(2) Semua t ransaksi yang mengakibat kan penyerahan, pembebanan,
pengikat an, pembayaran manf aat pensiun sebelum j at uh t empo
at au menj aminkan manf aat pensiun yang diperoleh dari Dana
Pensiun dinyat akan bat al bcrdasarkan Undang-undang ini.
(3) Suat u pembayaran manf aat pensiun yang dilakukan oleh pengurus
dengan it ikad baik,
membebaskan Dana Pcnsiun dari
t anggungj awabnya.
Pasal 21
(1) Pesert a yang memenuhi persyarat an berhak at as Manf aat Pensiun
Normal, at au Manf aat Pensiun Cacat , at au Manf aat Pensiun
Dipercepat , at au Pensiun Dit unda, yang besarnya dihit ung
berdasarkan rumus yang dit et apkan dalam perat uran Dana
Pensiun.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

(2) Perat uran Dana Pensiun waj ib memuat ket ent uan mengenai
besarnya hak at as manf aat pensiun bagi j anda/ duda at au anak
yang belum dewasa dari pesert a.
(3)

Dalam Dana Pensiun yang menyclenggarakan Program Pensiun
Iuran Past i, perat uran Dana Pensiun waj ib memuat hak pesert a
unt uk menent ukan pilihan bent uk anuit as.
Pasal

(1)

22

Dalam hal Dana Pensiun menyclenggarakan Program Pensiun
Manf aat Past i, besarnya hak at as manf aat pensiun scbagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) harus memenuhi ket ent uan
sebagai berikut :
a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manf aat pensiun yang
dibayarkan kcpada j anda/ duda yang sah sekurang-kurangnya
60% (enam puluh perserat us) dari manf aat pensiun yang t elah
dibayarkan kepada pensiunan;
b. dalam hal pesert a meninggal dunia dalam j angka wakt u 10
(sepuluh) t ahun sebelum dicapainya usia pensiun normal,
manf aat pensiun yang dibayarkan kepada j anda/ duda yang sah
sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perserat us) dari yang
seharusnya dibayarkan kepada pesert a apabila pesert a pensiun
sesaat sebelum meninggal dunia,
c. dalam hal pesert a meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh)
t ahun sebelumnya dicapainya usia pensiun normal, manf aat
pensiun yang dibayarkan kepada j anda/ duda yang sah
sekurang-kurangnya 60% (enam puluh perserat us) dari nilai
pensiun dit unda yang seharusnya menj adi haknya apabila ia
berhent i bekerj a.

(2) Dalam hal t idak ada j anda/ duda yang sah at au j anda/ duda
meninggal dunia, manf aat pensiun sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dibayarkan kepada anak yang belum dewasa dari

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

pesert a.
(3) Pembayaran manf aat pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) huruf c dapat dilakukan secara sekaligus.
Pasal

23

(1) Dalam hal Dana Pensiun menyclenggarakan Program Pensiun
Iuran Past i, besarnya hak at as manf aat pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) harus memenuhi ket ent uan
sebagai berikut :
a. dalam hal pensiunan meninggal dunia, manf aat pensiun yang
dibayarkan kcpada j anda/ duda yang sah t idak boleh kurang dari
haknya berdasarkan pilihan bent uk anuit as sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3);
b. dalam hal pesert a meninggal dunia sebelum dimulainya
pembayaran pensiun, maka manf aat pensiun yang dibayarkan
kepada j anda/ duda yang sah adalah scbesar 100% (scrat us
pcrscrat us) dari j umlah yang seharusnya menj adi hak pcscrt a
apabila ia berhent i bekerj a.
(2) Dalam hal t idak ada j anda/ duda yang sah at au j anda/ duda
meninggal dunia, manf aat pensiun sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dibayarkan kepada anak yang belum dewasa dari
pesert a.
(3) Dalam hal pesert a meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) t ahun
sebelum dicapainya usia pensiun normal, pembayaran manf aat
pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dapat
dilakukan sccara sekaligus.
(4) Dalam hal peserla t idak menent ukan pilihan bent uk anuit as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3), maka pcscrt a
dianggap memilih bent uk anuit as yang memberikan pembayaran
kepada j anda/ duda yang sama besarnya dcngan pembayaran

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

kepada pensiunan yang bersangkut an.
Pasal 24
(1) Pesert a yang berhent i bekerj a dan memiliki masa kepesert aan
kurang dari 3 (t iga) t ahun, sekurang-kurangnya berhak menerima
secara sekaligus himpunan iurannya sendiri, dit ambah bunga yang
layak.
(2) Pesert a yang mengikut i Program Pensiun Manf aat Past i apabila
berhent i
bekerj a
set elah
memiliki
masa
kepesert aan
sekurang-kurangnya 3 (t iga) t ahun dan belum mencapai usia
pensiun dipercepat , berhak menerima Pensiun Dit unda yang
besarnya sama dengan j umlah yang dihit ung berdasarkan rumus
pensiun bagi kepesert aannya sampai pada saat pemberhent ian.
(3) Pesert a Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Past i apabila berhent i bekerj a set elah memiliki masa
kepesert aan sekurang-kurangnya 3 (t iga) t ahun dan belum
mencapai usia pensiun dipercepat , berhak at as j umlah iurannya
sendiri dan iuran pemberi kerj a besert a hasil pengembangannya
yang harus dipergunakan unt uk memperoleh pensiun dit unda.
Pasal 25
(1) Manf aat pensiun dari suat u Dana Pensiun t idak dapat dibayarkan
kepada pesert a sebelum dicapainya usia pensiun dipercepat ,
kecuali bagi pembayaran, pensiunan j anda/ duda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan Pasal 23 ayat (3) dan bagi
pengembalian iuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(1).
(2) Manf aat pensiun bagi pesert a at au bagi j anda/ duda harus dalam
bent uk angsuran t et ap, at au meningkat guna mengimbangi
kenaikan harga, yang pembayarannya dilakukan sekali sebulan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

unt uk seumur hidup.
(3) Dalam hal besarnya manf aat pensiun bulanan lebih kecil dari
suat u j umlah t ert ent u yang dit et apkan dari wakt u ke wakt u oleh
Ment eri maka nilai yang sama dapat dibayarkan secara sekaligus.
(4) Tanpa mengurangi ket ent uan scbagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dan ayat (2), perat uran Dana Pensiun dapat memungkinkan
pilihan bagi pesert a pada saat pensiun at au pada saat
pemberhent ian dan bagi j anda/ duda at au anak pada saat pesert a
meninggal dunia, unt uk menerima sampai sebanyak-banyaknya
20% (dua puluh perserat us) dari manf aat pensiun secara
sekaligus.
Pasal 26
(1) Seorang pesert a t idak dapat mengundurkan diri at au menunt ut
haknya dari Dana Pensiun apabila ia masih memenuhi syarat
kepesert aan.
(2) Dalam hal pesert a berhent i bekerj a lebih dari 10 (sepuluh) t ahun
sebelum dicapainya usia pensiun normal, maka berdasarkan
pilihan pesert a, hak at as pensiun dit unda dapat t et ap dibayarkan
oleh Dana Pensiun yang bersangkut an, at au dapat dialihkan
kepada Dana Pensiun Pemberi Kerj a lainnya, at au kepada Dana
Pensiun
Lembaga
Keuangan,
dengan
ket ent uan
yang
bersangkut an masih hidup dalam wakt u 30 (t iga puluh) hari
set elah ia berhent i bekerj a.
Pasal 27
(1) Pesert a yang pensiun pada usia pensiun normal at au set elahnya,
berhak at as manf aat pensiun yang dihit ung berdasarkan rumus
pensiun yang berlaku bagi kepesert aannya sampai saat pensiun.
(2) Usia pensiun normal waj ib dit et apkan dalam perat uran Dana

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

Pensiun dan t idak boleh melebihi usia yang dit et apkan olch
Ment eri yang membidangi masalah ket enagakerj aan.
(3) Seorang pesert a yang pensiun sebelum mencapai usia pensiun
normal berhak mengaj ukan pembayaran Manf aat Pensiun
Dipercepat dengan ket ent uan:
a. berusia sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) t ahun sebelum usia
pensiun normal; at au
b. dalam
keadaan
Undang-undang ini.
(4)

cacat

sebagaimana

dimaksud

dalam

Nilai Manf aat Pensiun Dipercepat sekurang-kurangnya harus sama
dengan nilai sekarang dari Pensiun Dit unda.

(5) Dalam perat uran Dana Pensiun dapat dit et apkan bat as usia
maksimum pesert a waj ib pensiun dalam hal pesert a t et ap
bekerj a set elah dicapainya usia pensiun normal, dengan
ket ent uan bahwa bat as usia maksimum dimaksud sesuai dengan
usia yang dit et apkan oleh Ment eri yang membidangi masalah
ket enagakerj aan.
Pasal 28
Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23,
Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 ayat (1) dan ayat (4), diat ur
lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.
Bagian Kelima
Kekayaan Dana Pensiun dan Pengelolaannva
Pasal 29
Kekayaan Dana Pensiun dihimpun dari:
a. iuran pemberi kerj a;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

b. iuran pesert a;
c. hasil invest asi;
d. pengalihan dari Dana Pensiun lain.
Pasal 30
(1) Pengelolaan kekayaan Dana Pensiun harus dilakukan pengurus
sesuai dengan:
a. arahan invest asi yang digariskan oleh pendiri; dan
b. ket ent uan t ent ang invest asi yang dit et apkan oleh Ment eri.
(2) Dalam hal Dana Pensiun menyelenggarakan Program Pensiun
Iuran Past i, arahan invest asi dit et apkan oleh pendiri bersama
dewan pengawas.
(3) Arahan invest asi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
(2) dapat diubah, dan perubahan dimaksud waj ib disampaikan ke
pada Ment eri selambat -lambat nya 30 (t iga puluh) hari sej ak
t anggal dit et apkannya perubahan.
(4) Dengan perset uj uan pendiri dan dewan pengawas, pengelolaan
kekayaan Dana Pensiun dapat dialihkan oleh pengurus kepada
lembaga keuangan yang memenuhi ket ent uan Ment eri.
(5) Kekayaan Dana Pensiun yang disimpan pada penerima t it ipan
hanya dapat dit arik at au dialihkan at as perint ah pengurus.
(6)

Tanggung j awab pembayaran manf aat pensiun kepada pesert a
at au pihak yang berhak at as manf aat pensiun dapat dialihkan
pengurus dengan membeli anuit as seumur hidup dari perusahaan
asuransi j iwa, yang selanj ut nya bert anggung j awab unt uk
melakukan pembayaran dimaksud.

(7) Pengurus dari Dana Pensiun yang 'menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Past i waj ib mengalihkan t anggung j awab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) kepada perusahaan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

asuransi j iwa yang dipilih oleh pesert a at au pihak yang berhak
at as manf aat pensiun.
Pasal 31
(1) Dana Pensiun t idak diperkenankan melakukan pembayaran
apapun, kecuali pembayaran yang dit et apkan dalam perat uran
Dana Pensiun.
(2) Dana Pensiun t idak diperkenankan meminj am at au mengagunkan
kekayaannya sebagai j aminan at as suat u pinj aman.
(3) Tidak sat u bagianpun dari kekayaan Dana Pensiun dapat
dipinj amkan at au diinvest asikan, baik secara langsung maupun
t idak langsung, pada surat berharga yang dit erbit kan oleh, at au
pada t anah dan bangunan yang dimiliki at au yang dipergunakan
oleh orang at au badan yang t ersebut di bawah ini:
a. pengurus, pendiri, mit ra pendiri at au penerima t it ipan;
b. badan usaha yang lebih dari 25% (dua puluh lima perserat us)
sahamnya dimiliki oleh orang at au badan yang t erdiri dari
pendiri, mit ra pendiri, pengurus, penerima t it ipan, at au
serikat kerj a yang anggot anya adalah pesert a Dana Pensiun
yang bersangkut an;
c. pej abat at au direkt ur dari badan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, sert a keluarganya sampai deraj at kedua
menurut garis lurus maupun garis ke samping, t ermasuk
menant u dan ipar.
Pasal 32
(1) Tanpa mengurangi berlakunya ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 ayat (3), penyewaan t anah, bangunan at au hart a
t et ap lainnya milik Dana Pensiun kepada pihak-pihak

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3), hanya dapat
dilakukan sepanj ang hal t ersebut melalui t ransaksi yang
didasarkan pada harga pasar yang berlaku.
(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) t idak
berlaku bagi invest asi Dana Pensiun dalam bent uk surat berharga
yang diperdagangkan di Pasar Modal di Indonesia, dengan
memenuhi ket ent uan t ent ang invest asi yang dit et apkan oleh
Ment eri.
(3) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)
berlaku pula bagi kekayaan Dana Pensiun Pemberi Kerj a yang
dikelola oleh suat u lembaga keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (4).
(4) Tanpa mengurangi ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
31 ayat (3), suat u Dana Pensiun Berdasarkan Keunt ungan dapat
menginvest asikan
sebanyak-banyaknya
50% (lima
puluh
perserat us) dari kekayaannya dalam bent uk saham biasa pada
perusahaan pendiri at au mit ra pendiri.
Bagian Keenam
Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun
Pasal 33
(1) Pembubaran Dana Pensiun dapat
permint aan pendiri kepada Ment eri.

dilakukan

berdasarkan

(2) Dana Pcnsiun dapat dibubarkan apabila Ment eri berpcndapat
bahwa Dana Pensiun t idak dapat memenuhi kewaj ibannya kepada
pesert a, pensiunan dan pihak lain yang berhak, at au dalam hal
t erhent inya iuran dinilai dapat membahayakan keadaan keuangan
Dana Pensiun dimaksud.
(3)

Apabila pendiri Dana Pcnsiun bubar, maka Dana Pensiun bubar.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

Pasal 34
(1) Pembubaran Dana Pcnsiun dit et apkan dengan Kcput usan Ment eri.
yang sekaligus menunj uk likuidat or, unt uk melaksanakan
t indakant indakan yang diperlukan dalam j angka wakt u yang
dit et apkan oleh Ment eri.
(2) Pengurus Dana Pensiun dapat dit unj uk sebagai likuidat or.
(3) Biaya yang t imbul dalam rangka pembubaran Dana Pensiun
dibebankan pada Dana Pensiun.
Pasal 35
(1) Likuidat or mempunyai t ugas dan wewenang sebagai berikut :
a. melakukan segala pcrbuat an hukum unt uk dan at as nama Dana
Pensiun sert a mewakilinya di dalam dan di luar Pengadilan;
b. melakukan pencat at an at as segala kekayaan dan kewaj iban
Dana Pensiun;
c. menent ukan dan mcmberit ahukan kepada set iap pesert a,
pensiunan dan ahli waris yang berhak, mengenai besarnya hak
yang dapat dit erima dari Dana Pcnsiun.
(2) Likuidat or menyampaikan rencana kerj a dan mengusulkan t at a
cara penyelesaian likuidasi kepada Ment eri dan melaksanakan
proses penyelesaian set elah mendapat pcrset uj uan Mcnt eri.
Pasal

36

(1) Sebelum proses likuidasi selesai, pemberi kerj a t et ap
bert anggung j awab at as iuran yang t erhut ang sampai pada saat
Dana Pensiun dibubarkan sesuai dengan ket ent uan t ent ang
pendanaan dan solvabilit as yang dit et apkan olch Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

(2) Pengembalian kekayaan Dana Pensiun kepada pemberi kerj a,
dilarang.
(3) Set iap kelebihan kekayaan at as kewaj iban pada saat pembubaran
harus dipergunakan unt uk meningkat kan manf aat pensiun bagi
pesert a sampai maksimum yang dit et apkan Ment eri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2).
(4) Dalam hal masih t erdapat kelebihan dana sesudah peningkat an
manf aat sampai bat as maksimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) maka sisa dana t ersebut harus dibagikan kepada pesert a,
pensiunan dan pihak yang berhak at as manf aat pensiun.
Pasal

37

(1) Dalam pembagian kekayaan Dana Pensiun yang dilikuidasi, hak
pesert a dan hak pensiunan at au ahli warisnya merupakan hak
ut ama.
(2) Pengat uran
lebih
lanj ut
t ent ang
pembagian
kekayaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan
Pcrat uran Pemerint ah.
Pasal

38

Likuidat or waj ib melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian likuidasi
kepada Ment eri dalam j angka wakt u sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (1).
Pasal 39
(1) Likuidat or waj ib mengumumkan hasil penyclesaian likuidasi yang
t elah diset uj ui Ment eri dalam Berit a Negara Republik Indonesia.
(2) St at us badan hukum Dana Pensiun berakhir t erhit ung sej ak
t anggal pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

BAB IV
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN
Pasal 40
(1) Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Past i.
(2) Bank dan perusahaan asuransi j iwa dapat bert indak sebagai
pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan dengan memenuhi
ket ent uan yang dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
(3) Unt uk dapat mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan, bank
at au perusahaan asuransi j iwa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) waj ib mengaj ukan permohonan pengesahan kepada Ment eri,
dengan melampirkan perat uran Dana Pensiun.
Pasal 41
(1) Ket ent uan mengenai hal-hal yang waj ib dimuat dalam perat uran
Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3)
diat ur lebih lanj ut dengan Perat uran Pemerint ah.
(2) Set iap perubahan at as perat uran
mendapat kan pengesahan dari Ment eri.

Dana

Pensiun

waj ib

Pasal 42
(1) Kepesert aan dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan t erbuka
bagi perorangan baik karyawan maupun pekerj a mandiri.
(2) Pesert a berhak at as iurannya, t ermasuk di dalamnya iuran
pemberi kerj a at as nama pesert a, apabila ada, dit ambah dengan
hasil pengembangannya, t erhit ung sej ak t anggal kepesert aannya
yang dibukukan at as nama pesert a pada Dana Pensiun Lembaga
Keuangan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

(3) Dalam hal pesert a meninggal dunia, maka hak pesert a menj adi
hak ahli warisnya.
Pasal 43
Pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan bert indak sebagai pengurus
Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan bert anggungj awab at as
pengelolaan invest asi Dana Pensiun Lembaga Keuangan dengan
memenuhi ket ent uan t ent ang invest asi yang dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 44
(1) Dalam hal bank at au perusahaan asuransi j iwa pendiri Dana
Pensiun Lembaga Keuangan bubar, maka Dana Pensiun Lembaga
Keuangan bubar, dan Ment eri menunj uk likuidat or unt uk
melakukan penyelesaian.
(2) Likuidat or bank at au perusahaan asuransi j iwa pendiri Dana
Pensiun Lembaga Keuangan yang bubar dapat dit unj uk sebagai
likuidat or Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Pasal 45
Kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan harus dikecualikan dari
set iap t unt ut an hukum at as kekayaan bank at au perusahaan asuransi
j iwa pendiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Pasal 46
Ket ent uan-ket ent uan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Bab
III
Undang-undang ini berlaku pula bagi Dana Pensiun Lembaga Keuangan,
kecuali Pasal 5, Pasal 6 ayat (1), Pasal 8 ayat (1), Pasal 10 ayat (1),
Pasal 12 ayat (1), Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18 ayat (1) dan
ayat (3), Pasal 19, Pasal 22, Pasal 24, Pasal 27 ayat (2), Pasal 29, Pasal

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

30 ayat (1) huruf a, ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), Pasal 32
ayat (3) dan ayat (4), sert a Pasal 36 ayat (1) dan ayat (2).
Pasal 47
(1) Tanpa mengurangi maksud ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 26, Dana Pensiun
Lembaga Keuangan dapat memungkinkan penarikan suat u j umlah
dana t ert ent u oleh pesert a set iap saat dengan ket ent uan bahwa
j umlah dana yang dit arik t idak melebihi j umlah iuran pesert a
Dana Pensiun sebelum dilakukan penarikan.
(2) Jumlah dana yang dit arik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
t idak t ermasuk hasil pengembangannya dan dana yang dialihkan
dari Dana Pensiun lainnya.
Pasal 48
Ket ent uan lebih lanj ut t ent ang Dana Pensiun Lembaga Keuangan
dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.
BAB V
PEMBERIAN FASILITAS PERPAJAKAN
Pasal 49
(1) Dana Pensiun Pemberi Kerj a dan Dana Pensiun Lembaga
Keuangan yang dibent uk berdasarkan Undang-undang ini
merupakan subyek paj ak sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan.
(2) Iuran yang dit erima diperoleh Dana Pensiun Pemberi Kerj a dan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan berdasarkan Undang-undang ini
sert a penghasilan Dana Pensiun dari modal yang dit anamkan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

dalam bidang-bidang t ert ent u berdasarkan Keput usan Ment eri
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan bukan merupakan obyek
paj ak dan berlangsung t erus sampai proses likuidasi selesai
dilaksanakan dalam hal Dana Pensiun dibubarkan.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 50
(1) Pembinaan dan pengawasan at as Dana Pensiun Pemberi Kerj a
dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dilakukan oleh Ment eri.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) meliput i pengelolaan kekayaan Dana Pensiun dan
penyelenggaraan program pensiun, baik dalam segi keuangan
maupun t eknis operasional.
(3) Ket ent uan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 51
(1) Dana Pensiun waj ib dikelola dengan memperhat ikan kepent ingan
pesert a sert a pihak lain yang berhak at as manf aat pensiun
sebagaimana dit et apkan dalam perat uran Dana Pensiun.
(2) Dana Pensiun waj ib diselenggarakan sesuai dengan perat uran
Dana Pensiun dan waj ib memenuhi ket ent uan-ket ent uan dalam
Undang-undang ini maupun perat uran-perat uran pelaksanaannya.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

-

Pasal 52
(1) Set iap Dana Pensiun waj ib menyampaikan laporan berkala
mengenai kegiat annya kepada Ment eri yang t erdiri dari:
a. laporan keuangan yang t elah diaudit oleh akunt an publik;
b. laporan t eknis yang disusun oleh pengurus at au oleh Pengurus
dan akt uaris sesuai ket ent uan yang dit et apkan oleh Ment eri.
(2) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 Ment eri melakukan pemeriksaan
langsung t erhadap Dana Pensiun.
(3) Set iap pendiri, mit ra pendiri, pengurus, dan penerima t it ipan
waj ib
memperlihat kan
buku,
cat at an,
dokumen
sert a
memberikan ket erangan yang diperlukan dalam rangka
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
(4)

Dalam rangka pemeriksaan langsung sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) Ment eri dapat menunj uk akunt an publik dan/ at au
akt uaris.
Pasal 53

(1) Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Manf aat
Past i waj ib memiliki laporan akt uaris yang harus disampaikan
kepada Ment eri sekurang-kurangnya 3 (t iga) t ahun sekali at au
apabila dilakukan perubahan t erhadap perat uran Dana Pensiun.
(2)

Laporan akt uaris sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan Pasal
6 ayat (1) huruf e harus menyat akan:
a. besarnya iuran yang diperlukan unt uk membiayai program
pensiun;
b. cukup t idaknya kekayaan yang dimiliki Dana Pensiun unt uk
pembayaran manf aat pensiun; dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

c. besarnya angsuran
iuran
t ambahan
unt uk
menut upi
kekurangan pendanaan, yang perlu dibayarkan selama j angka
wakt u yang diperkenankan dalam ket ent uan t ent ang
pendanaan dan solvabilit as yang dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 54
(1) Set iap Dana Pensiun waj ib mengumumkan neraca dan
perhit ungan hasil usaha kepada pesert a menurut bent uk, susunan
dan wakt u yang dit et apkan oleh Ment eri.
(2)

Pengurus waj ib menyampaikan ket erangan kepada set iap pesert a
mengenai hal-hal yang t imbul dalam rangka kepesert aannya
dalam bent uk dan wakt u yang dit et apkan oleh Ment eri.

(3) Pengurus waj ib menyampaikan ket erangan kepada pesert a
mengenai set iap perubahan yang t erj adi pada perat uran Dana
Pensiun.
(4) Pengurus waj ib merahasiakan ket erangan
menyangkut masing-masing pesert a.

pribadi

yang

Pasal 55
(1) Penyimpangan t erhadap ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2), dan ayat (3), Pasal 31 ayat (1), Pasal 51, Pasal
52 ayat (1) dan ayat (3), dan Pasal 54 sert a perat uran-perat uran
pelaksanaannya, Ment eri dapat mengenakan sanksi administ rat if
bagi Dana Pensiun at au pendiri.
(2) Ket ent uan mengenai sanksi administ rat if sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur lebih lanj ut oleh Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 56
(1) Barangsiapa dengan sengaj a, dengan at au t anpa iuran, mengelola
dan menj alankan program yang menj anj ikan sej umlah uang yang
pembayarannya dikait kan dengan pencapaian usia t ert ent u, at au
menj alankan
kegiat an
Dana Pensiun,
t anpa mendapat
pengesahan Ment eri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal
6, dan Pasal 40, diancam dengan pidana penj ara paling lama 5
(lima) t ahun dan denda paling banyak Rp 5. 000. 000. 000, - (lima
milyar rupiah).
(2) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) t idak berlaku
bagi penyelenggaraan Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua
Pegawai Negeri Sipil, dan Anggot a Angkat an Bersenj at a Republik
Indonesia, yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara
berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 57
Barangsiapa dengan sengaj a melanggar ket ent uan Pasal 31 ayat (2)
dan ayat (3), diancam dengan pidana penj ara paling lama 5 (lima)
t ahun dan denda paling banyak Rp 5. 000. 000. 000, - (lima milyar
rupiah).
Pasal 58
Barangsiapa dengan sengaj a menyebabkan pembayaran suat u j umlah
uang Dana Pensiun yang menyimpang dari perat uran Dana Pensiun
at au ikut sert a dalam t ransaksi-t ransaksi yang melibat kan kekayaan
Dana Pensiun yang bert ent angan dengan ket ent uan Undang-undang ini
at au perat uran pelaksanaannya, diancam dengan pidana penj ara

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

paling lama 5 (lima) t ahun dan
5. 000. 000. 000, - (lima milyar rupiah).

denda

paling

banyak

Rp

Pasal 59
Barangsiapa dengan sengaj a:
a. membuat at au menyebabkan adanya suat u laporan palsu dalam
buku cat at an at au dalam laporan, maupun dalam dokumen at au
laporan kegiat an usaha, at au laporan t ransaksi Dana Pensiun;
b. menghilangkan at au t idak memasukkan at au menyebabkan
dihapuskannya suat u laporan dalam buku cat at an at au dalam
laporan, dokumen at au laporan kegiat an usaha, at au laporan
t ransaksi Dana Pensiun;
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus at au
menghilangkan adanya suat u pencat at an dalam pembukuan at au
dalam laporan, maupun dalam dokumen at au laporan kegiat an
usaha, laporan t ransaksi at au merusak cat at an pembukuan Dana
Pensiun t ersebut , diancam dengan pidana penj ara paling lama 6
(enam) t ahun dan denda paling banyak Rp 6. 000. 000. 000, -(enam
milyar rupiah).
Pasal 60
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Pasal 57, Pasal
58, dan Pasal 59 adalah kej ahat an.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 61
(1) Pada saat berlakunya Undang-undang ini semua dana pensiun

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

yang t elah mendapat kan perset uj uan dari Ment eri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 t ent ang Paj ak Penghasilan, dinyat akan t elah
mendapat kan pengesahan berdasarkan Undang-undang ini.
(2) Dana Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) waj ib
menyesuaikan diri dengan ket ent uan Undang-undang ini,
selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 1 (sat u) t ahun sej ak
mulai berlakunya Undang-undang ini.
(3) Tanpa mengurangi ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), invest asi yang dilakukan oleh dana pensiun yang t elah ada
sebelum dit et apkannya Undang-undang ini waj ib disesuaikan
dengan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
ini dalam j angka wakt u 5 (lima) t ahun scj ak mulai berlakunya
Undang-undang ini.
(4)

Tanpa mengurangi ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2), dana pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang
menyelenggarakan
program
pensiun
yang
menj anj ikan
pembayaran uang secara sekaligus, t et ap dapat melanj ut kan
program t ersebut sampai selesainya seluruh kewaj iban kepada
karyawan yang t elah menj adi pesert a pada saat mulai berlakunya
Undang-undang ini.

(5) Set iap orang at au badan usaha yang menyelenggarakan Dana
Pensiun dengan nama apapun baik dengan at au t anpa iuran, yang
belum mendapat perset uj uan Ment eri diwaj ibkan mengaj ukan
permohonan
pengesahan
kepada
Ment eri
berdasarkan
Undang-undang ini, selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 1
(sat u) t ahun sej ak mulai berlakunya Undang-undang ini.
(6) Ment eri dapat memperkenankan pembayaran secara angsuran
kekurangan kekayaan at as kewaj iban yang disebabkan oleh masa
kerj a sebelum, diberlakukannya Undang-undang ini, dalam
j angka wakt u yang lebih lama daripada yang dit et apkan dalam
ket ent uan t ent ang pendanaan dan solvabilit as.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

(7) Dana Pensiun karyawan yang t elah ada dalam bent uk apapun,
hanya dapat menamakan diri sebagai Dana Pensiun bila
penyelenggaraannya didasarkan pada Undang-undang ini.
(8) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam, ayat (7) t idak berlaku
bagi penyelenggaraan Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua
Pegawai Negeri Sipil dan Anggot a Angkat an Bersenj at a Republik
Indonesia yang dikelola Badan Usaha Milik Negara.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 62
Dengan berlakunya Undang-undang ini, Arbeidersf ondsen Ordonnant ie
(St aat sblad Tahun 1926 Nomor 377) dinyat akan t idak dapat lagi
dipergunakan sebagai dasar pembent ukan Dana Pensiun.
Pasal 63
Undang-undang ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
Disahkan di Jakart a
pada t anggal 20 April 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 20 April 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

35

-

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 1992
TENTANG
DANA PENSIUN
UMUM
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada
hakekat nya merupakan pembangunan manusia Indonesia seut uhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, maka upaya unt uk mewuj udkan
kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
kewaj iban konst it usional yang harus dilakukan secara berencana,
bert ahap dan berkesinambungan.
Sej alan dengan it u upaya memelihara kesinambungan penghasilan
pada hari t ua perlu mendapat perhat ian dan penanganan yang lebih
berdayaguna dan berhasilguna. Dalam hubungan ini di masyarakat
t elah berkembang suat u bent uk t abungan masyarakat yang semakin
banyak dikenal oleh para karyawan, yait u dana pensiun. Bent uk
t abungan ini mempunyai ciri sebagai t abungan j angka panj ang, unt uk
dinikmat i hasilnya set elah karyawan yang bersangkut an pensiun.
Penyelenggaraannya dilakukan dalam suat u program, yait u program
pensiun, yang mengupayakan manf aat pensiun bagi pesert anya melalui
suat u sist em pemupukan dana yang lazim disebut sist em pendanaan.
Sist em pendanaan suat u program pensiun memungkinkan t erbent uknya
akumulasi dana, yang dibut uhkan unt uk memelihara. kesinambungan
penghasilan pesert a program pada hari t ua. Keyakinan akan adanya
kesinambungan penghasilan menimbulkan ket ent eraman kerj a,
sehingga akan meningkat kan mot ivasi kerj a karyawan yang merupakan
iklim yang kondusif bagi peningkat an produkt ivit as. Dalam dimensi

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

36

-

yang lebih luas, akumulasi dana yang t erhimpun dari penyelenggaraan
program pensiun merupakan salah sat u sumber dana yang diperlukan
unt uk memelihara dan meningkat kan pembangunan nasional yang
berlandaskan kemampuan sendiri. Hal ini sej alan dengan salah sat u
arah dan kebij aksanaan pembangunan j angka panj ang, yakni
peningkat an dan pengembangan sumber-sumber dana pembangunan
yang berasal dari dalam negeri secara opt imal, baik dari Pemerint ah
maupun dari masyarakat .
Mengingat manf aat nya yang besar, baik bagi pesert a maupun bagi
masyarakat luas dan bagi pembangunan nasional, maka upaya
penyelenggaraan program pensiun selama ini t elah didukung oleh
Pemerint ah. Dukungan t ersebut dinyat akan dalam perat uran
perundang-undangan di bidang perpaj akan, yait u dengan pemberian
f asilit as penundaan paj ak (penghasilan) sebagaimana t ert uang dalam
Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 t ent ang
Paj ak Penghasilan.
Dewasa ini program pensiun dengan pemupukan dana diselenggarakan
oleh pemberi kerj a berdasarkan Arbeidersf ondsen Ordonnant ie
(St aat sblad Tahun 1926 Nomor 377) yang merupakan perat uran
pelaksanaan dari Pasal 1601 s bagian kedua Kit ab Undang-undang
Hukum Perdat a. Ket ent uan t ersebut memungkinkan pembent ukan
dana bersama ant ara pemberi kerj a dan karyawan, namun t idak
memadai sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan program pensiun.
Hal ini disebabkan t idak adanya ket ent uan yang mengat ur hal-hal
mendasar dalam rangka pemenuhan hak dan kewaj iban para pihak
dalam
penyelenggaraan
program
pensiun,
sert a
mengenai
pengelolaan, kepengurusan, pengawasan, dan sebagainya. Di samping
it u, kelembagaan yayasan yang dalam prakt ek dipergunakan sebagai
wadah unt uk menyelenggarakan program pensiun, mengandung pula
berbagai kelemahan.
Di sisi lain, cukup banyak anggot a masyarakat yang berst at us pekerj a

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

37

-

mandiri, yang t idak menj adi karyawan dari orang at au badan lain.
Terhadap mereka ini perlu pula diberikan kesempat an yang sama
unt uk mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakt i, sekaligus
kesempat an unt uk t urut menggunakan f asilit as penundaan paj ak
penghasilan.
Dengan demikian kehadiran Undang-undang t ent ang Dana Pensiun
sebagai landasan hukum bagi penyel enggaraan program pensiun sangat
dibut uhkan. Undang-undang t ent ang Dana Pensiun diharapkan
membawa pert umbuhan Dana Pensiun di Indonesia secara lebih pesat ,
t ert ib dan sehat , sehingga membawa manf aat nyat a bagi peningkat an
kesej aht eraan seluruh masyarakat .
Undang-undang t ent ang Dana Pensiun yang merupakan landasan
hukum pembent ukan Dana Pensiun dan penyelenggaraan program
pensiun mengandung asas-asas pokok sebagai berikut :
1. Asas ket erpisahan kekayaan Dana Pensiun dari kekayaan badan
hukum pendirinya. Asas ini didukung oleh adanya badan hukum
t ersendiri bagi Dana Pensiun, dan diurus sert a dikelola berdasarkan
ket ent uan Undang-undang. Berdasarkan asas ini kekayaan Dana
Pensiun yang t erut ama bersumber dari iuran, t erlindungi dari
hal-hal yang t idak diinginkan yang dapat t erj adi pada pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam sist em pendanaan. Dengan asas ini
penyelenggaraan program pensiun, baik bagi karyawan maupun bagi
pekerj a mandiri, haruslah dilakukan dengan pemupukan dana yang
dikelola secara t erpisah dari kekayaan pendiri, sehingga cukup
unt uk memenuhi pembayaran hak pesert a. Dengan demikian
berdasarkan Undang-undang ini pembent ukan cadangan dalam
perusahaan guna membiayai pembayaran manf aat pensiun
karyawan t idak diperkenankan.
3. Asas pembinaan dan pengawasan. Sesuai dengan t uj uannya, harus

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

38

-

dihindarkan
penggunaan
kekayaan
Dana
Pensiun
dari
kepent ingan-kepent ingan
yang
dapat
mengakibat kan
t idak
t ercapainya maksud ut ama dari pemupukan dana, yait u unt uk
memenuhi pembayaran hak pesert a. Dalam pelaksanaannya,
pembinaan dan pengawasan meliput i ant ara lain sist em pe