PENDAHULUAN Analisis Penggunaan Kalimat Perintah Guru Dalam Proses Kegiatan Belajar-Mengajar Di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bertutur mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan.
Pengembangan kemampuan dalam bertutur berupa kombinasi tertentu dari
panca indera yang menyampaikan suatu pesan terhadap lawan tutur. Penutur
dalam penyampaian pesan sesuai dengan konteks situasi ketika bertutur.
Tuturan membentuk suatu budaya yang secara tidak langsung terbiasa dan
terlatih bertutur dengan lawan tutur sesuai dengan konteks situasi tutur di
mana, kapan, dan dengan siapa berbicara. Konteks situasi ini berhubungan
secara langsung dan mempengaruhi penerimaan pesan terhadap lawan tutur.
Suwito (dalam Markhamah, dkk., 2010:3) mengemukakan bahwa
“Bertutur sebaik-baiknya dilakukan dengan suara yang cukup keras, saling
menatap pandangan terhadap lawan tutur, dan berusaha saling mendekatkan
diri. Pendapat tersebut memperjelas bahwa bertutur menggunakan konteks
situasi tutur dalam berbahasa. Penutur dalam berbahasa menggunakan tuturan
secara jelas, runtut dan mudah dipahami. Bertutur dalam konteks situasi ini
dikatakan mempunyai suatu identitas bertutur sendiri dan bahasa mengikuti
keadaan itu.
Tuturan secara sederhana dinyatakan dalam bahasa berupa kalimatkalimat. Setiap kalimat perintah bermacam-macam wujud dan klasifikasinya.
Suatu kalimat yang berhubungan dengan memerintah dikatakan sebagai
1
2
kalimat perintah. Wujud dan kasifikasi kalimat perintah guna mengetahui
maksud penutur ketika memerintah lawan tuturnya. Kalimat perintah terdapat
sarana penghalus dan jenis-jenisnya. Sarana penghalus dan jenis kalimat
perintah membedakan penggunaan wujud kalimat perintah dan klasifikasinya.
Pada penelitian ini guru sebagai subjeknya. Penggunaan kalimat
perintah guru terjadi ketika proses kegiatan belajar-mengajar. Penelitian ini
memfokuskan pada penggunaan kalimat perintah guru pada jenjang SD yang
diambil dari kelas bawah. Cara penggunaan kalimat perintah guru SD berbeda
dengan cara penggunaan pada jenjang SMP, SMA/SMK maupun Perguruan
Tinggi.
Salah satu peranan guru sebagai motivator siswanya. Perlakuan guru
terhadap siswa SD yakni memberi dorongan dengan menggunakan kalimat
perintah dalam mengaktifkan siswanya, serta memberi pembelajaran
mengenai penggunaan kalimat perintah yang baik. Berbeda dengan guru SMP
ataupun SMA, guru SD merupakan guru kelas. Guru SD sebagai pemeran
utama sekaligus penentu suasana belajar-mengajar di kelas.
Anak-anak yang melakukan kegiatan fisik, seperti menggambar,
menulis, olahraga disebut aktif. Orang yang menyelesaikan suatu juga aktif.
Aktif artinya, baik itu giat secara lahiriah atau giat dalam arti batinnya atau
rukhaniyahnya. Kekurangan keaktifan berarti kurang intensifnya
(mendalamnya) siswa mengalami interaksi belajar-mengajar itu. Aktifnya
siswa bukan berarti pasifnya guru, keduanya aktif dan bekerjasama menggarap
materi (bahan) tertentu. Bersama-sama mengolah bahan (Sadulloh, dkk.,
2007:121).
Berdasarkan
kurang
aktifnya
siswa,
guru
berperan
dalam
mengaktifkan siswa dengan melakukan suatu perintah. Tuturan guru dalam
menggunakan kalimat perintah di SD berupa kallimat perintah secara
3
sederhana yang dipahami oleh siswa. Siswa SD mempunyai karakter berbeda
dengan siswa SMP, SMA/SMK maupun Perguruan Tinggi. Siswa SD
memiliki wawasan dan sikap percaya diri yang rendah dibanding dengan
siswa tingkatan yang tinggi. Anak-anak usia SD mempunyai kemampuan yang
berbeda dari siswa satuan pendidikan lainnya. Siswa ketika proses kegiatan
belajar-mengajar kurang aktif membuatnya merasa tidak mendapatkan
dorongan dari pihak guru dan malas melakukan kegiatan. Interaksi antara guru
dan siswa bersama-sama membangun suasana belajar-mengajar di kelas
menjadi baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Penggunaan Kalimat Perintah Guru dalam Proses
Kegiatan Belajar-Mengajar di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara”.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian ini dibatasi pada wujud kalimat
perintah dan klasifikasi kalimat perintah yang digunakan guru dalam proses
kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
C. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian
Berdasarkan latarbelakang terdapat dua rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajarmengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara?
4
2. Bagaimana klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajarmengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar
penelitian terarah dan ada batasan-batasan tentang objek yang diteliti. Adapun
tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mampu mengetahui wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan
belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
2. Mampu mendeskripsikan klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses
kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
E. Manfaat Penelitian atau Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis,
manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini digunakan sebagai pembinaan bahasa Indonesia
kepada masyarakat Indonesia dan memudahkan anggota masyarakat
dalam membina, menjalin relasi, komunikasi, dan interaksi dengan
sesamanya.
b. Memahami wujud kalimat perintah dan klasifikasinya yang digunakan
sebagai perencanaan, pembinaan dan pengembangan bahasa dalam
penggunaan kalimat perintah.
5
c. Sebagai salah satu referensi bagi pengajaran bahasa Indonesia para
siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta kepada
mahasiswa di Perguruan Tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, pelaksanaan proses pembelajaran tentang wujud penggunaan
kalimat perintah dan klasifikasinya dalam bahasa Indonesia efektif dan
sebagai bahan informasi meningkatkan kegiatan mengajar guru dalam
proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten
Jepara.
b. Bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa belajar menggunakan kalimat
perintah yang baik dalam bahasa Indonesia.
c. Bagi calon peneliti, sebagai latihan menulis dalam membuat karya
ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan
urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang penelitian,
pembatasan masalah, perumusan masalah atau fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian atau kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori, yang terdiri atas kajian teori, kajian penelitian
yang relevan dan kerangka pemikiran. Kajian bertujuan menguatkan teori
6
tentang
masalah
yang
dihadapi, serta membentuk pola pikir melalui
kerangka pemikiran.
Bab III Metode Penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis dan strategi penelitian,
subjek dan objek peneltian, sumber data, teknik dan instrumen pengumpulan
data, keabsahan data, teknik analisis data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang berisi mengenai deskripsi objek
penelitian yaitu SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara dan laporan hasil
analisis berikut pembahasannya.
Bab V Penutup, bagian ini merupakan bagian akhir yang berisi
simpulan dan saran.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bertutur mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan.
Pengembangan kemampuan dalam bertutur berupa kombinasi tertentu dari
panca indera yang menyampaikan suatu pesan terhadap lawan tutur. Penutur
dalam penyampaian pesan sesuai dengan konteks situasi ketika bertutur.
Tuturan membentuk suatu budaya yang secara tidak langsung terbiasa dan
terlatih bertutur dengan lawan tutur sesuai dengan konteks situasi tutur di
mana, kapan, dan dengan siapa berbicara. Konteks situasi ini berhubungan
secara langsung dan mempengaruhi penerimaan pesan terhadap lawan tutur.
Suwito (dalam Markhamah, dkk., 2010:3) mengemukakan bahwa
“Bertutur sebaik-baiknya dilakukan dengan suara yang cukup keras, saling
menatap pandangan terhadap lawan tutur, dan berusaha saling mendekatkan
diri. Pendapat tersebut memperjelas bahwa bertutur menggunakan konteks
situasi tutur dalam berbahasa. Penutur dalam berbahasa menggunakan tuturan
secara jelas, runtut dan mudah dipahami. Bertutur dalam konteks situasi ini
dikatakan mempunyai suatu identitas bertutur sendiri dan bahasa mengikuti
keadaan itu.
Tuturan secara sederhana dinyatakan dalam bahasa berupa kalimatkalimat. Setiap kalimat perintah bermacam-macam wujud dan klasifikasinya.
Suatu kalimat yang berhubungan dengan memerintah dikatakan sebagai
1
2
kalimat perintah. Wujud dan kasifikasi kalimat perintah guna mengetahui
maksud penutur ketika memerintah lawan tuturnya. Kalimat perintah terdapat
sarana penghalus dan jenis-jenisnya. Sarana penghalus dan jenis kalimat
perintah membedakan penggunaan wujud kalimat perintah dan klasifikasinya.
Pada penelitian ini guru sebagai subjeknya. Penggunaan kalimat
perintah guru terjadi ketika proses kegiatan belajar-mengajar. Penelitian ini
memfokuskan pada penggunaan kalimat perintah guru pada jenjang SD yang
diambil dari kelas bawah. Cara penggunaan kalimat perintah guru SD berbeda
dengan cara penggunaan pada jenjang SMP, SMA/SMK maupun Perguruan
Tinggi.
Salah satu peranan guru sebagai motivator siswanya. Perlakuan guru
terhadap siswa SD yakni memberi dorongan dengan menggunakan kalimat
perintah dalam mengaktifkan siswanya, serta memberi pembelajaran
mengenai penggunaan kalimat perintah yang baik. Berbeda dengan guru SMP
ataupun SMA, guru SD merupakan guru kelas. Guru SD sebagai pemeran
utama sekaligus penentu suasana belajar-mengajar di kelas.
Anak-anak yang melakukan kegiatan fisik, seperti menggambar,
menulis, olahraga disebut aktif. Orang yang menyelesaikan suatu juga aktif.
Aktif artinya, baik itu giat secara lahiriah atau giat dalam arti batinnya atau
rukhaniyahnya. Kekurangan keaktifan berarti kurang intensifnya
(mendalamnya) siswa mengalami interaksi belajar-mengajar itu. Aktifnya
siswa bukan berarti pasifnya guru, keduanya aktif dan bekerjasama menggarap
materi (bahan) tertentu. Bersama-sama mengolah bahan (Sadulloh, dkk.,
2007:121).
Berdasarkan
kurang
aktifnya
siswa,
guru
berperan
dalam
mengaktifkan siswa dengan melakukan suatu perintah. Tuturan guru dalam
menggunakan kalimat perintah di SD berupa kallimat perintah secara
3
sederhana yang dipahami oleh siswa. Siswa SD mempunyai karakter berbeda
dengan siswa SMP, SMA/SMK maupun Perguruan Tinggi. Siswa SD
memiliki wawasan dan sikap percaya diri yang rendah dibanding dengan
siswa tingkatan yang tinggi. Anak-anak usia SD mempunyai kemampuan yang
berbeda dari siswa satuan pendidikan lainnya. Siswa ketika proses kegiatan
belajar-mengajar kurang aktif membuatnya merasa tidak mendapatkan
dorongan dari pihak guru dan malas melakukan kegiatan. Interaksi antara guru
dan siswa bersama-sama membangun suasana belajar-mengajar di kelas
menjadi baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Penggunaan Kalimat Perintah Guru dalam Proses
Kegiatan Belajar-Mengajar di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara”.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian ini dibatasi pada wujud kalimat
perintah dan klasifikasi kalimat perintah yang digunakan guru dalam proses
kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
C. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian
Berdasarkan latarbelakang terdapat dua rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajarmengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara?
4
2. Bagaimana klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajarmengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar
penelitian terarah dan ada batasan-batasan tentang objek yang diteliti. Adapun
tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mampu mengetahui wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan
belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
2. Mampu mendeskripsikan klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses
kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara.
E. Manfaat Penelitian atau Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis,
manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini digunakan sebagai pembinaan bahasa Indonesia
kepada masyarakat Indonesia dan memudahkan anggota masyarakat
dalam membina, menjalin relasi, komunikasi, dan interaksi dengan
sesamanya.
b. Memahami wujud kalimat perintah dan klasifikasinya yang digunakan
sebagai perencanaan, pembinaan dan pengembangan bahasa dalam
penggunaan kalimat perintah.
5
c. Sebagai salah satu referensi bagi pengajaran bahasa Indonesia para
siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta kepada
mahasiswa di Perguruan Tinggi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, pelaksanaan proses pembelajaran tentang wujud penggunaan
kalimat perintah dan klasifikasinya dalam bahasa Indonesia efektif dan
sebagai bahan informasi meningkatkan kegiatan mengajar guru dalam
proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten
Jepara.
b. Bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa belajar menggunakan kalimat
perintah yang baik dalam bahasa Indonesia.
c. Bagi calon peneliti, sebagai latihan menulis dalam membuat karya
ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan
urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang penelitian,
pembatasan masalah, perumusan masalah atau fokus penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian atau kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II Landasan Teori, yang terdiri atas kajian teori, kajian penelitian
yang relevan dan kerangka pemikiran. Kajian bertujuan menguatkan teori
6
tentang
masalah
yang
dihadapi, serta membentuk pola pikir melalui
kerangka pemikiran.
Bab III Metode Penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis dan strategi penelitian,
subjek dan objek peneltian, sumber data, teknik dan instrumen pengumpulan
data, keabsahan data, teknik analisis data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang berisi mengenai deskripsi objek
penelitian yaitu SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara dan laporan hasil
analisis berikut pembahasannya.
Bab V Penutup, bagian ini merupakan bagian akhir yang berisi
simpulan dan saran.