SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA Sejarah Sekolah Menengah Pertama Al-Islam 1 Surakarta (Studi Filosofis Sejarah Berdiri).

(1)

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

AL-ISLAM 1 SURAKARTA

(Studi Filosofis Sejarah Berdiri)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

(Tarbiyah)

Disusun oleh:

Retno Wulan Fitri Mei Asari

G 000 090 026

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013


(2)

2


(3)

(4)

2

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA (Studi Filosofis Sejarah Berdiri)

Retno Wulan Fitri Mei Asari, G000090026, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tahun 2013.

ABSTRAK

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani-rohani menurut hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut Islam, yang berarti menitik beratkan kepada bimbingan jasmani-rohani berdasarkan ajaran Islam dalam membentuk akhlak mulia. Dalam definisi ini tercermin unsur bimbingan jasmani-rohani, berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam dan terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.

Permasalahan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui latar belakang didirikannya SMP Al- Islam 1 Surakarta dari segi filosofis. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang didirikannya SMP Al- Islam 1 Surakarta dari segi filosofis. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, dengan menggunakan pendekatan filosofis, tokoh dan historis. Sumber data adalah sumber data primer dan skunder. Dengan demikian, metode pengumpulan datanya melalui dokumentasi, wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu setelah data yang diperlukan telah terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan, selanjutnya dianalisa dan diinterpretasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan subyek penelitian saat dilakukan penelitian, sehingga dapat diambil kesimpulan yang sistematis dan logis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMP Al-Islam 1 Surakarta berdiri pada 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atau rintisan KH. Imam Ghozali. Sebagai modal pertama didirikannya sebuah Madrasah bertingkat Ibtidaiyah (petang) dan Tsanawiyah (pagi).Sejarah berdirinya SMP Al-Islam 1 Surakarta, berawal dari sebuah Yayasan Perguruan Al-Islam, kemunculan yayasan tersebut dikarenakan terdapat dua golongan di dalam ummat Islam, yaitu golongan tradisonalis dan golongan modernis. Yayasan Al-Islam bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, pendidikan dianggap media yang paling strategis dalam memberikan pencerahan kepada ummat, dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.Al-Islam memuat semua konsep kehidupan yang menuntut diikuti secara menyeluruh (kaffah) agar menjadi muslim yang sempurna. Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunah yang menuntut penguasaan ilmu umatnya agar terhindar dari syirik, bid’ah dan taklid. Jama’ah Al-Islamiah memiliki makna bahwa umat Islam dituntut mewujudkan diinul Islam menjadi amal sholeh yang pelaksanaannya dituntunkan untuk saling bekerja sama, saling memahami antara satu dengan yang lain, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan sehingga tercipta kondisi umata wahidatan (kesatuan umat) yang kokoh sebagai kekuatan yang dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.


(5)

3 PENDAHULUAN

Pendidikan menurut Abdullah Idi (2011: 87) adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa berlagsung secara terus menerus.

Dilihat dari segi tujuan Islam diturunkan tidak lain adalah untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam. Tujuan tersebut mengandung implikasi bahwa Islam sebagai agama wahyu mengandung petunjuk dan peraturan yang bersifat menyeluruh, meliputi kehidupan duniawi dan ukhrowi, lahiriah dan batiniah, jasmaniah dan rohaniah (M. Arifin, 2008: 6).

Dari definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam diartikan bimbingan jasmani-rohani menurut hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut Islam, yang berarti menitik beratkan kepada bimbingan jasmani-rohani berdasarkan ajaran Islam dalam membentuk akhlak mulia. Dalam

definisi ini tercermin unsur bimbingan jasmani-rohani, berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam dan terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.

Landasan dasar pendidikan Islam adalah suatu dasar, landasan yang menjadi sumber dibangun dan dikembangkannya pendidikan Islam baik secara filosofis, maupun teoritis dan empiris dalam dunia pendidikan Islam. Landasan dasar ini bersumber dari ajaran pokok Islam yakni al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber utama dan pemikiran baik dalam bentuk Ijma’, Qiyas dan kemaslahatan lainnya serta sejarah Islam dan realitas kehidupan manusia yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai bidang kehidupan baik sosial, ekonomi, politik maupun budaya sebagai pelengkap yang juga sangat penting. Semuanya senantiasa dipertimbangkan berdasarkan nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pemikiran mengenai landasan yang menjadi sumber dasar pendidikan Islam adalah al-Qur’an, as-Sunnah, pemikiran Islam, sejarah Islam dan


(6)

4 realitas kehidupan (Abdul Rahman Abdullah, 2002: 67-68).

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, terdiri dari guru (pendidik) dan murid-murid (anak didik). Diantara mereka terjadi adanya hubungan, baik antara guru dengan murid-murid maupun antara murid dengan murid. Para guru sebagai pendidik, dengan wibawanya membawa murid sebagai anak didik ke arah kedewasaan. Menggunakan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan adalah cara yang paling baik dan efektif dengan pembentukan pribadi dan dengan cara ini pula maka hilanglah jurang pemisah antar guru dan murid (Abdullah Idi, 2011: 91).

Pada pendidikan menengah sekolah difungsikan untuk melanjutkan proses pengarahan, pembimbingan dan pembinaan potensi dasar anak tersebut di atas menuju pembentukan kepribadian Islam sesuai dengan ststus anak yang telah menginjak akil baligh. Dengan keadaan demikian, anak juga dipandang telah mampu ditingkatkan penguasaan lebih lanjut dari dasar-dasar tsaqofah Islam, khusunya

bahasa Arab dan ilmu kehidupan (iptek dan ketrampilan). Sekolah menengah juga berfungsi sebagai pembentuk kedewasaan siswa baik secara fisik, emosional, intelektual dan spiritual, sehingga mereka memiliki kematangan dalam berfikir dan bertindak untuk berkembang menjadi pemuda yang memiliki identitas Islam yang jelas agar kelak bisa menjadi ahli ibadah, ahli dalam menggali hukum-hukum Islam, ilmuwan (saintis) dan mujahidin

(pejuang) (M. Ismail Yusanto, 2004: 164-165).

Yayasan perguruan Al- Islam Surakarta adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah yang berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Honggowongso No. 94 Surakarta, yang didirikan di Surakarta pada tanggal 27 Ramadhan 1346 H, bertepatan dengan 21 Maret 1928 oleh KH. Imam Ghazali bin Hasan Ustadz, KH. Abdushomad, KH. Abdul Manaf dan KH. Khurmen Batu. Pada awalnya pendiriannya, Al- Islam bukan organisasi tetapi suatu gerakan yang bertujuan untuk menjembatani pertentangan umat Islam di Indonesia, khususnya


(7)

5 Surakarta, yakni kelompok modernis yang ingin melakukan pembaharuan pemikiran dan praktek keIslaman masyarakat dan kelompok tradisionalis yang ingin mempertahankan pola keberagamaan yang akomodatif terhadap budaya lokal.

(http://www.yayasanalislam.com./ind ex.php?pilih=hal&id=4 diakses tanggal 12 September 2012 pukul 16.00)

Dilandasi sikap kritis sebagai evaluasi yang kontruktif terhadap kondisi umat yang mengalami kesulitan menghindari cengkraman musuh sejak zaman penjajahan, zaman pergerakan nasional sampai zaman kemerdekaan, menyadarkan perlunya kembali kepada ajaran Al- Islam secara murni dan konsekuen (Panduan Program Sekolah, 2011: 12).

Gerakan Al-Islam muncul semata-mata untuk pengamalan Dinnul Islam secara kaffah

bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah serta penguasaan ilmu sebagai kekuatan untuk menjauhkan dari bid’ah, serta firqoh sebagai pendorong terbentuknya ukhuwah

umat yang kuat dalam satu jama’ah (Album Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun pelajaran 2010/2011: 3).

Seperti halnya pada SMP Al-Islam 1 Surakarta, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ini merupakan lembaga pendidikan sesuai dengan dasar-dasar Islam sebagai prinsip utama. Agar proses transformasi nilai-nilai Islam itu berjalan konsisten kearah tujuan pendidikan Islam, serta mampu mendewasakan generasi yang akan datang sehingga mampu menjalankan tugas kehidupan sebagai manusia. Setelah lembaga ini berdiri dan beroperasi selama bertahun-tahun sebagai lembaga pendidikan dengan sistem-sistem yang telah diterapkan, pastilah memiliki sejarah yang menarik dalam seluruh aktifias lembaga sebelum berdiri.

Dari uraian tersebut di atas, merupakan pijakan penulis skripsi dalam mengkaji sejarah berdiri yang mendasari pada komponen-komponen pokok pembangunan lembaga di SMP Al- Islam 1 Surakarta dengan judul “Sejarah Sekolah Menengah Pertama


(8)

Al-6 Islam 1 Surakarta ( Studi Filosofis Sejarah Berdiri)

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang Sejarah berdiri SMP Al-Islam 1 Surakarta dilihat dari segi filosofis

1. Pengertian Sejarah dan Studi Filosofis

Studi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

sejarah adalah silsilah, asal usul, keturunan, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau (KBBI, 2005: 794). Studi dapat diartikan dengan sebuah kajian, atau telaah ilmiah (KBBI, 2005: 795). Sedangkan filosofis berasal dari kata filsafat yang berarti kegiatan berfikir tentang suatu persoalan sampai keakar-akarnya. Studi filosofis adalah sebuah kajian menganalisa sejauh mungkin pemikiran yang diungkapkan sampai kepada landasan yang mendasari pemikiran

tersebut

(http://sophiascientia.word press.com/2010/02/14/defi nisi-obyek-studi-filsafat- ilmu-fungsi-dan-peranan-filsafat-ilmu/ (di akses tanggal 11 Desember 2012 pukul 10.00).

2. Profil SMP Al-Islam 1 Surakarta

SMP Al-Islam 1 Surakarta memiliki status sekolah terakreditasi A. Berdiri pada tanggal 21 Maret 1928 (27 Romadhon 1346 H) atas rintisan Imam Ghozali dibantu KH. Abdul Manaf. Sekolah ini mulai beroperasi pada tahun 1958. SMP Al-Islam 1 Surakarta terdiri tiga gedung yaitu gedung Begalon yang berada di jalan Moh. Yamin no. 125 Surakarta, jalan Ponconoko no. 37 dan gedung Nirbitan baru yang juga berada di jalan


(9)

7 Ponconoko terletak di depan masjid Al-Huda. Luas tanah yang dimiliki adalah 4415 m2 dan luas bangunan 3319 m2. 3. Sejarah Pergerakan

Al-Islam

Munculnya Al-Islam dilandasi sikap kritis sebagai evaluasi yang konstruktif terhadap kondisi umat yang mengalami kesulitan menghadapai cengkraman musuh sejak zaman penjajahan, zaman pergerakan nasional

sampai zaman

kemerdekaan,

menyadarkan perlunya kembali kepada ajaran Al-Islam secara murni dan konsekuen.

Munculnya golongan kepartaian serta bentuk perlawanan yang bersifat kedaerahan sejak zaman penjajahan

menggambarkan kurang terbinanya kehidupan jama’ah dalam tubuh umat

Islam, karena tidak menggambarkan

kerjasama dan ukhuwah umat serta kebersamaan dalam Islam. Gerakan Al-Islam muncul semata-mata untuk pengamalan diinul Islam secara kaffah

bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah serta penguasaan ilmu sebagai kekuatan untuk menjauhkan bid’ah, firqoh serta sebagai pendorong terbentuknya ukhuwah umat yang kuat dalam satu jama’ah. Cita-cita suci tersebut disosialisir melalui pengajian dan pendidikan formal serta menggunakan sekolah dan masjid sebagai media syiar.

Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, karena data yang diambil dari lapangan. Penelitian


(10)

8 kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis, pendekatan tokoh dan pendekatan historis. Pendekatan filosofis adalah suatu pendekatan yang berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik obyek formanya. Pendekatan tokoh adalah suatu pendekatan yang mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai

dengan tokoh yang

mengemukakannya. Pendekatan historis adalah suatu pendekatan untuk menjelaskan latar belakang timbulnya suatu pemikiran. ( Abuddin Nata, 2004: 263)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh informasi, yang dapat diperoleh dari seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berupa sumber data primer dan skunder (Sugiyono, 2007: 62).

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber data skunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83).

Untuk memperoleh data yang diharapkan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:


(11)

9 a. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Moleong, 2007: 216) b. Metoode Interview/

Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik (Sugiyono, 2008: 334)

c. Metode Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, 2004: 158)

4. Metode Analisis Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah proses dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2009: 334).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian dilakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian yang sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang disajikan pada tahap yang kedua dengan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Munculnya Gerakan Al-Islam

Yayasan Al-Islam

merupakan gerakan keagamaan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. Dipilihnya pendidikan sebagai salah satu upaya untuk merealisasikan cita-cita tersebut karena pendidikan dianggap media yang paling strategis dalam memberikan


(12)

10 pencerahan kepada umat, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi jangka panjang. Sehingga bermunculan sekolah-sekolah dan masjid sebagai wadah kegiatan, yang dalam perkembagannya mampu menembus organisasi yang telah ada dan bermunculan bahkan mampu mengantarkan terjalinnya hubungan yang harmonis yang diwujudkan dalam bentuk konfrensi antar muktamar

Banyak alumni Madrasah Al-Islam yang diterima oleh berbagai organisasi dan mampu membawa visi-misi Al-Islam di dalamnya. Namun disisi lain terjadi kevakuman dalam proses regenerasi akhirnya muncul pandangan bahwa dalam mengembangkan ide Al-islam cukup melalui wadah-wadah perjuangan yang sudah ada, tidak perlu ada wadah baru. Kondisi ini berjalan cukup lama dan akhirnya sempat dikhawatirkan sebagai induk wadah yang telah menghasilkan kader umat yang telah diterima berbagai pihak malah hancur sehingga

perjuangan Al-Islam tinggal wacana sejarah saja.

Munculnya gerakan untuk menghindari wadah perjuangan yang ada tanpa mengurangi kesempatan dan hak para warganya dalam ambil bagian diberbagai organisasi perjuangan yang ada karena semua demi kemaslahatan umat. Adapun tokoh yang mempelopori dibalik semua itu adalah KH. Imam Ghozali. KH. Imam Ghozali bin Hasan Ustad (Ghazali) lahir pada tanggal 19 Dzulhijjah 1316 H, kurang lebih sekitar tahun 1895 di desa Turen, kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo.

2. Rintisan Lembaga SMP Al-Islam 1 Surakarta

Madrasah perintis berdiri pada tanggal 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atau rintisan KH. Imam Ghozali dibantu oleh KH. Abdusshomad dan KH. Abdu Manaf. Sebagai modal pertama didirikannya sebuah Madrasah bertingkat Ibtidaiyah (petang) dan Tsanawiyah (pagi) yang diberi nama “Madrasah Diinul Islam”. Pada awalnya pendiriannya, Al-


(13)

11 Islam bukan organisasi tetapi suatu gerakan yang bertujuan untuk menjembatani pertentangan umat Islam di Indonesia, khususnya Surakarta, yakni kelompok modernis yang ingin melakukan pembaharuan pemikiran dan praktek keIslaman masyarakat dan kelompok tradisionalis yang ingin

mempertahankan pola

keberagamaan yang akomodatif terhadap budaya lokal. Adapun bentuk kongkrit dari menjembatani tersebut dengan melalui dakwah kepada ummat Islam agar setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan al-Qur’an maupun sunnah Rasul. Contohnya Islam membolehkan membaca QS. Yasin tetapi melarang “yasinan”,

Islam mengajarkan untuk membaca tahlil tetapi melarang untuk “tahlilan”, Islam membolehkan melakukan tabur bunga dimakam jika bunganya berasal dari tanamannya sendiri, bukan dari hasil yang membeli karena dapat memubadzirkan harta, dll.

Perkembangan SMP Al-Islam 1 Surakarta sejak berdiri hingga saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Diantaranya dengan memiliki tiga gedung, jumlah siswa yang semakin meningkat, program-programnya yang cepat terealisasi, sekolah yang memiliki program RSBI dan bahkan kedepannya akan mengembangkan Program Akselerasi, serta kepercayaan dari masyarakat bahwa SMP Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang menjadi idaman.

KESIMPULAN

SMP Al-Islam 1 Surakarta berdiri pada 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atau rintisan KH. Imam Ghozali. Sebagai modal pertama didirikannya sebuah Madrasah bertingkat Ibtidaiyah (petang) dan Tsanawiyah (pagi).Sejarah berdirinya SMP Al-Islam 1 Surakarta, berawal dari sebuah Yayasan Perguruan Al-Islam, kemunculan yayasan tersebut dikarenakan terdapat dua golongan di dalam ummat Islam, yaitu golongan tradisonalis dan golongan modernis.


(14)

12 Yayasan Al-Islam bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, pendidikan dianggap media yang paling strategis dalam memberikan pencerahan kepada ummat, dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.Al-Islam memuat semua konsep kehidupan yang menuntut diikuti secara menyeluruh (kaffah) agar menjadi muslim yang sempurna. Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunah yang menuntut penguasaan ilmu umatnya agar terhindar dari syirik, bid’ah dan taklid. Jama’ah Al-Islamiah memiliki makna bahwa umat Islam dituntut mewujudkan diinul Islam menjadi amal sholeh yang pelaksanaannya dituntunkan untuk saling bekerja sama, saling memahami antara satu dengan yang lain, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan sehingga tercipta kondisi umata wahidatan (kesatuan umat) yang kokoh sebagai kekuatan yang dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Abudin Nata. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Perss Abdullah Rahman. 2002. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jogjakarta: UII Press

Album Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun pelajaran 2010/2012

Iqbal Hasan. 2002. Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

M. Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner.

Jakarta: Bumi Aksara

Muhammad Ismail Yusanto. 2004.

Menggagas Pendidikan Islam. Bogor: Al azhar Press

Sugiono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alvabeta

http://www.yayasanalislam.com./ind ex.php?pilih=hal&id=4

(diakses tanggal 12 September 2012 jam 16.00)


(1)

7 Ponconoko terletak di depan masjid Al-Huda. Luas tanah yang dimiliki adalah 4415 m2 dan luas bangunan 3319 m2. 3. Sejarah Pergerakan

Al-Islam

Munculnya Al-Islam dilandasi sikap kritis sebagai evaluasi yang konstruktif terhadap kondisi umat yang mengalami kesulitan menghadapai cengkraman musuh sejak zaman penjajahan, zaman pergerakan nasional

sampai zaman

kemerdekaan,

menyadarkan perlunya kembali kepada ajaran Al-Islam secara murni dan konsekuen.

Munculnya golongan kepartaian serta bentuk perlawanan yang bersifat kedaerahan sejak zaman penjajahan

menggambarkan kurang terbinanya kehidupan jama’ah dalam tubuh umat

Islam, karena tidak menggambarkan

kerjasama dan ukhuwah umat serta kebersamaan dalam Islam. Gerakan Al-Islam muncul semata-mata untuk pengamalan diinul

Islam secara kaffah

bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah serta penguasaan ilmu sebagai kekuatan untuk menjauhkan bid’ah, firqoh serta sebagai pendorong terbentuknya ukhuwah umat yang kuat dalam satu jama’ah. Cita-cita suci tersebut disosialisir melalui pengajian dan pendidikan formal serta menggunakan sekolah dan masjid sebagai media syiar.

Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dikategorikan pada jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif, karena data yang diambil dari lapangan. Penelitian


(2)

8 kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan filosofis, pendekatan tokoh dan pendekatan historis. Pendekatan filosofis adalah suatu pendekatan yang berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada dibalik obyek formanya. Pendekatan tokoh adalah suatu pendekatan yang mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai

dengan tokoh yang

mengemukakannya. Pendekatan historis adalah suatu pendekatan untuk menjelaskan latar belakang timbulnya suatu pemikiran. ( Abuddin Nata, 2004: 263)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh informasi, yang dapat diperoleh dari seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh keterangan. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan berupa sumber data primer dan skunder (Sugiyono, 2007: 62).

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber data skunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. 3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83).

Untuk memperoleh data yang diharapkan dalam penelitian ini maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:


(3)

9 a. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Moleong, 2007: 216) b. Metoode Interview/

Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik (Sugiyono, 2008: 334)

c. Metode Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Margono, 2004: 158)

4. Metode Analisis Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah proses dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2009: 334).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian dilakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian yang sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang disajikan pada tahap yang kedua dengan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Munculnya Gerakan Al-Islam

Yayasan Al-Islam

merupakan gerakan keagamaan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan. Dipilihnya pendidikan sebagai salah satu upaya untuk merealisasikan cita-cita tersebut karena pendidikan dianggap media yang paling strategis dalam memberikan


(4)

10 pencerahan kepada umat, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi jangka panjang. Sehingga bermunculan sekolah-sekolah dan masjid sebagai wadah kegiatan, yang dalam perkembagannya mampu menembus organisasi yang telah ada dan bermunculan bahkan mampu mengantarkan terjalinnya hubungan yang harmonis yang diwujudkan dalam bentuk konfrensi antar muktamar

Banyak alumni Madrasah Al-Islam yang diterima oleh berbagai organisasi dan mampu membawa visi-misi Al-Islam di dalamnya. Namun disisi lain terjadi kevakuman dalam proses regenerasi akhirnya muncul pandangan bahwa dalam mengembangkan ide Al-islam cukup melalui wadah-wadah perjuangan yang sudah ada, tidak perlu ada wadah baru. Kondisi ini berjalan cukup lama dan akhirnya sempat dikhawatirkan sebagai induk wadah yang telah menghasilkan kader umat yang telah diterima berbagai pihak malah hancur sehingga

perjuangan Al-Islam tinggal wacana sejarah saja.

Munculnya gerakan untuk menghindari wadah perjuangan yang ada tanpa mengurangi kesempatan dan hak para warganya dalam ambil bagian diberbagai organisasi perjuangan yang ada karena semua demi kemaslahatan umat. Adapun tokoh yang mempelopori dibalik semua itu adalah KH. Imam Ghozali. KH. Imam Ghozali bin Hasan Ustad (Ghazali) lahir pada tanggal 19 Dzulhijjah 1316 H, kurang lebih sekitar tahun 1895 di desa Turen, kecamatan Weru, kabupaten Sukoharjo.

2. Rintisan Lembaga SMP Al-Islam 1 Surakarta

Madrasah perintis berdiri pada tanggal 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atau rintisan KH. Imam Ghozali dibantu oleh KH. Abdusshomad dan KH. Abdu Manaf. Sebagai modal pertama didirikannya sebuah Madrasah bertingkat Ibtidaiyah (petang) dan Tsanawiyah (pagi) yang diberi nama “Madrasah Diinul Islam”. Pada awalnya pendiriannya, Al-


(5)

11 Islam bukan organisasi tetapi suatu gerakan yang bertujuan untuk menjembatani pertentangan umat Islam di Indonesia, khususnya Surakarta, yakni kelompok modernis yang ingin melakukan pembaharuan pemikiran dan praktek keIslaman masyarakat dan kelompok tradisionalis yang ingin

mempertahankan pola

keberagamaan yang akomodatif terhadap budaya lokal. Adapun bentuk kongkrit dari menjembatani tersebut dengan melalui dakwah kepada ummat Islam agar setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan al-Qur’an maupun sunnah Rasul. Contohnya Islam membolehkan membaca QS. Yasin tetapi melarang “yasinan”,

Islam mengajarkan untuk membaca tahlil tetapi melarang untuk “tahlilan”, Islam membolehkan melakukan tabur bunga dimakam jika bunganya berasal dari tanamannya sendiri, bukan dari hasil yang membeli karena dapat memubadzirkan harta, dll.

Perkembangan SMP Al-Islam 1 Surakarta sejak berdiri hingga saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Diantaranya dengan memiliki tiga gedung, jumlah siswa yang semakin meningkat, program-programnya yang cepat terealisasi, sekolah yang memiliki program RSBI dan bahkan kedepannya akan mengembangkan Program Akselerasi, serta kepercayaan dari masyarakat bahwa SMP Al-Islam 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang menjadi idaman.

KESIMPULAN

SMP Al-Islam 1 Surakarta berdiri pada 27 Romadhon 1346 (21 Maret 1928) atau rintisan KH. Imam Ghozali. Sebagai modal pertama didirikannya sebuah Madrasah bertingkat Ibtidaiyah (petang) dan Tsanawiyah (pagi).Sejarah berdirinya SMP Al-Islam 1 Surakarta, berawal dari sebuah Yayasan Perguruan Al-Islam, kemunculan yayasan tersebut dikarenakan terdapat dua golongan di dalam ummat Islam, yaitu golongan tradisonalis dan golongan modernis.


(6)

12 Yayasan Al-Islam bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, pendidikan dianggap media yang paling strategis dalam memberikan pencerahan kepada ummat, dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.Al-Islam memuat semua konsep kehidupan yang menuntut diikuti secara menyeluruh (kaffah) agar menjadi muslim yang sempurna. Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunah yang menuntut penguasaan ilmu umatnya agar terhindar dari syirik, bid’ah dan taklid. Jama’ah Al-Islamiah memiliki makna bahwa umat Islam dituntut mewujudkan diinul Islam menjadi amal sholeh yang pelaksanaannya dituntunkan untuk saling bekerja sama, saling memahami antara satu dengan yang lain, menghindarkan diri dari konflik dan permusuhan sehingga tercipta kondisi umata wahidatan (kesatuan umat) yang kokoh sebagai kekuatan yang dapat menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Abudin Nata. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Perss Abdullah Rahman. 2002. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam. Jogjakarta: UII Press

Album Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun pelajaran 2010/2012

Iqbal Hasan. 2002. Pokok Materi, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

M. Arifin. 2008. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan

Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner.

Jakarta: Bumi Aksara

Muhammad Ismail Yusanto. 2004.

Menggagas Pendidikan

Islam. Bogor: Al azhar Press

Sugiono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alvabeta

http://www.yayasanalislam.com./ind ex.php?pilih=hal&id=4

(diakses tanggal 12 September 2012 jam 16.00)


Dokumen yang terkait

IMPLIKASI KEBIJAKAN SEKOLAH GRATIS TERHADAP EKSISTENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA ISLAM DI SURAKARTA Implikasi Kebijakan Sekolah Gratis Terhadap Eksistensi Sekolah Menengah Pertama Swasta Islam Di Surakarta Tahun 2010-2014.

0 4 13

IMPLIKASI KEBIJAKAN SEKOLAH GRATIS TERHADAP EKSISTENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA ISLAM DI SURAKARTA Implikasi Kebijakan Sekolah Gratis Terhadap Eksistensi Sekolah Menengah Pertama Swasta Islam Di Surakarta Tahun 2010-2014.

0 2 17

SEJARAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AL-ISLAM 1 SURAKARTA Sejarah Sekolah Menengah Pertama Al-Islam 1 Surakarta (Studi Filosofis Sejarah Berdiri).

0 3 17

BAB 1 PENDAHULUAN Sejarah Sekolah Menengah Pertama Al-Islam 1 Surakarta (Studi Filosofis Sejarah Berdiri).

1 4 19

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING SEKOLAH MENENGAH ATAS AL ISLAM 1 SURAKARTA Manajemen Pembelajaran Berbasis E-Learning Sekolah Menengah Atas Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 3 23

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus pada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Jumantono).

0 0 15

STUDI FILOSOFIS TENTANG SEJARAH SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU Studi Filosofis Tentang Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Falaah Simo Boyolali.

0 2 12

PENDAHULUAN Studi Filosofis Tentang Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Falaah Simo Boyolali.

0 2 15

PENDIDIKAN ISLAM Studi Filosofis Tentang Sejarah Berdiri Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Falaah Simo Boyolali.

0 2 26

Sekolah Menengah Pertama Islam SMPI DARU

0 1 4