PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI 064955 MEDAN T.A 2012/2013.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DI KELAS III SD NEGERI 064955
T.A 2012/2013

Oleh:
Intan Pasaribu
NIM 071744127063
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013

ABSTRAK
Intan Pasaribu, NIM : 071744127063, " Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri
064955 Medan T.A 2012/2013.

Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 064955 bertujuan untuk
mengaplikasikan model pembelajaran Jerold E.Kemp pada pembelajaran
matematika materi pokok operasi hitung dan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas IV SD Semester Genap SDN. 064955 Tahun Ajaran 2011/2012.
Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV SD Semester Genap SDN.
105287 Tembung Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 34 orang siswa.
Sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling atau sampel
bertujuan. Penentuan sampel ini berdasarkan hasil penelitian awal terhadap kelas
yang akan diteliti dan hasil rujukan dari kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan
sebanyak dua siklus dengan 4 tahapan. Siklus I dilakukan sebanyak 2 kali
pertemuan dan siklus II dengan 2 kali pertemuan. Alat pengumpul data adalah
angket observasi motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata nilai angket awal sebesar
2,02 dengan kategori kurang termotivasi. Kesulitan-kesulitan siswa dianalisis
kemudian dilakukan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran yang telah
dirancang dengan model Jerold E.Kemp pada siklus I. Hasil yang diperoleh terjadi
peningkatan rata-rata nilai angket motivasi belajar menjadi 3,20 kategori penilaian

angket siswa secara rata-rata telah cukup termotivasi terhadap pembelajaran. Nilai
ini masih belum memenuhi nilai angket motivasi yang diharapkan sehingga
dilakukan refleksi sebagai pedoman untuk siklus II. Setelah direfleksi ternyata
didapatkan permasalahan bahwa siswa belum memperhatikan pembelajaran dan
nilai kepuasaan siswa terhadap pembelajaran juga masih kurang. Permasalahan
yang diperoleh pada siklus I coba diatasi dengan memfokuskan pembelajaran
untuk meningkatkan kedua aspek ini. Hasil yang diperoleh pada siklus II, nilai
rata-rata angket siswa juga meningkat menjadi 4,21 dengan tingkat kategori
motivasi siswa pada kategori termotivasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Operasi Hitung di kelas IV SD
Semester Genap SDN. 064955 Tembung Tahun Ajaran 2012/2012.

DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi

i

Daftar Lampiran


ii

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

5

1.3 Batasan Masalah

5

1.4 Rumusan Masalah


5

1.5 Tujuan Penelitian

5

1.6 Manfaat Penelitian

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7

2.1 Kerangka Teoritis

7

2.2 Pengertian Belajar


7

2.3 Hasil Belajar

8

2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

11

2.5 Kegiatan Pembelajaran Dalam Kooperatif Tipe TGT

12

2.6 Interaksi Pembelajaran

18

2.7 Materi


22

2.7.1 Perkalian

22

2.7.2 Pembagian

23

2.5 Kerangka Konseptual

24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

25

3.1 Lokasi Penelitian


25

3.2 Subjek dan objek penelitian

25

3.2.1 Subjek Penelitian

25

3.2.2 Objek Penelitian

25

3.3 Jenis Penelitian

25

3.4 Alat Pengumpul Data


25

3.5 Prosedur Penelitian

29

3.6 Tehnik analisis data

29

3.6.1 Tingkat Penguasaan Siswa

30

3.6.2 Menghitung Ketuntasan Belajar

31

3.6.3 Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Khusus


32

3.6.4 Menganalisis Hasil Observasi

33

3.6.5 Menganalisis Angket Interaksi Pembelajaran Siswa

33

DAFTAR PUSTAKA

34

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Pertandingan TGT

21


Tabel 2.6 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

24

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

45

Lampiran 2 Lembar Aktivitas Siswa

54

Lampiran 3 Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa

57


Lampiran 4 Tes Hasil Belajar

75

Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar

77

Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

81

Lampiran 7 Lembar Validitas Soal

83

Lampiran 8 Teknik Penskoran Tes

85

Lampiran 9 Lembar Angket Interaksi Pembelajaran

86

Lampiran 10 Lembar Observasi

88

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat telah
menentukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang
dilakukan di sekolah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual.
Salah satu wadah yang dapat menciptakan sumber daya manusia yang
bermutu tinggi adalah pendidikan matematika. Matematika merupakan salah satu
mata pelajaran di sekolah yang sangat berguna dan banyak memberikan bantuan
dalam berbagai keahlian.
Dalam prakteknya di sekolah, siswa hanya menghapal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan
nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Walaupun demikian
ada siswa mampu memiliki tingkat hapalan yang baik terhadap materi yang
diterimanya, namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti
secara mendalam pengetahuan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Masykur
dan Fathani (2007:54):
“jika rumus-rumus matematika yang digunakan itu tidak disertai dengan
pemahaman yang cukup dan mendalam tentang hakekat dan konsep matematika
maka matematika hanya akan menjadi hapalan saja. Padahal, menghapal
merupakan proses yang mekanistik, kendati diakui bahwa dalam belajar
matematika juga perlu menghapal (dalam persentasi kecil), namun yang lebih
penting, menghapal dalam belajar matematika harus dilandasi dengan pemahaman
konsep yang matang terlebih dahulu, tidak ada satupun konsep dalam matematika
yang wajib dihapal tanpa dipahami konsepnya terlebih dahulu.”
Matematika

bersifat abstrak dan hanya tersusun dari simbol-simbol.

Tugas guru adalah memberi makna terhadap simbol-simbol tersebut sehingga
siswa dapat belajar lebih bermakna. Terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD),
hendaknya matematika diajarkan dengan pembelajaran yang terkait dengan dunia
1

nyata. Pembelajaran yang terkait dengan dunia nyata memudahkan siswa
menyenangi matematika, hingga pada jenjang abstraknya nanti pada kelas
menengah, keabstrakan itu memiliki dasar pijakan yang kuat untuk dipahami.
Dalam mempelajari matematika siswa membutuhkan latihan dan
ketekunan serta keuletan yang tinggi. Banyak anggapan bahwa matematika
merupakan pelajaran yang sulit sehingga mereka tidak menyukai pelajaran ini
yang menyebabkan pelajaran matematika tidak disukai bahkan dibenci. Suyono
(dalam Dian Armanto,2001:2) mengatakan bahwa:
Hasil penelitian beberapa pakar pendidikan matematika menunjukkan
bahwa guru tidak mampu menggunakan berbagai variasi model
pembelajaran, enggan merubah metode belajar yang dianggap benar dan
tidak efektif tidak memperhatikan perlunya pengembangan pola pikir kritis
dan inovatif dalam belajar matematika.
Hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri 064955 berdasarkan
pengamatan kelas

khususnya kelas III peneliti menemukan beberapa fakta.

Diberikan soal untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang materi perkalian
dan pembagian bilangan, antara lain:
1. Tentukan hasil perkalian dari 13 x 9 =…
2. Tentukan hasil pembagian dari 364 : 26 =…
Pada contoh nomor satu siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan
benar. Untuk menyelesaikan soal 13 x 9, terlebih dahulu siswa mengalikan 9
dengan 3 yang hasilnya adalah 27 dan pada langkah ini siswa benar. Kemudian
siswa mengalikan 9 dengan 1 dan hasilnya adalah 9 pada langkah ini juga siswa
masih benar. Kemudian siswa menjumlahkan masing-masing hasil perkalian yaitu
27 dengan 9 yang hasilnya harus 36 tetapi siswa menjawab hasil penjumlahannya
adalah 6, disinilah letak kesalahan siswa. Dapat dilihat untuk menyelesaikan soal
perkalian ini siswa paham langkah-langkah perkalian bersusun kebawah tetapi
siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal sehingga jawaban yang diberikan
salah.

Gambar 1: contoh operasi perkalian
yang dikerjakan siswa.

Pada contoh nomor dua hasil pembagian 364 dengan 26 yang dikerjakan siswa
adalah 16 sisa 8, padahal hasil pembagian 364 dengan 26 adalah pembagian
yang habis dibagi yang hasilnya adalah 14. Letak kesalahan siswa terdapat pada
pengurangan 364 dengan 26 yang hasil seharusnya adalah 104, tetapi siswa
menjawab hasil pengurangan tersebut menjadi 164. Dikarenakan hasil
pengurangan yang salah ini maka hasil pembagian yang dikerjakan siswa menjadi
16 sisa 8. Padahal jawaban yang benar adalah 14. Pada soal kedua ini siswa juga
kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga jawaban yang diberikan menjadi
salah.

Gambar 1: contoh operasi perkalian
yang dikerjakan siswa.

Sehingga dari 40 siswa yang diberi tes terdapat 75% siswa belum bisa
menyelesaikan operasi hitung perkalian dan pembagian secara benar, sehingga
hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan observasi tersebut disimpulkan siswa
belum mampu mengungkapkan kendala dan kesulitan yang dialami dan
menyelesaikan permasalahan perkalian dan pembagian bilangan, sehingga hasil
belajar siswa masih rendah khususnya kelas III SD Negeri 064955 Medan.
Keseluruhan penjabaran di atas melahirkan gagasan dalam upaya
mengatasi permasalahan dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) untuk
mengaktifkan dan memotivasi siswa saat proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Metode pembelajaran TGT
mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan sebagai wakil dalam
kelompok. Adanya permainan dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam
belajar matematika, serta dapat mengarahkan siswa dalam suasana kerjasama
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Belajar sambil bermain tidaklah
selalu berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Penyajian materi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya mampu
memberi kontribusi pada peningkatan motivasi siswa untuk belajar dan
bermotivasi.
Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Berdasarakan penelitian
yang dilakukan oleh Slavin (Rusman, 2000:205) dinyatakan bahwa: (1)
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
toleransi, dan menghargai pendapat orang lain. (2) Pembelajaran kooperatif dapat
memenuhi kebutuhan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan pengalaman. Pembelajaran kooperatif juga memberi efek
terhadap sikap penerimaan perbedaan antar individu baik ras, keragaman, budaya,
gender, dan sosial ekonomi. Selain itu yang terpenting pembelajaran kooperatif
mengajarkan keterampilan berkerja sama dalam kelompok.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah
satu diantaranya adalah model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments
(TGT).

Menurut

Saco

(http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-

pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-silahkan-download/) bahwa:
“Dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok
mereka).”
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas III SD Negeri 064955
Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka ada beberapa masalah yang
diidentifikasi antaranya:
1. Metode yang digunakan pada mata pelajaran matematika masih kurang
efektif.
2. Prestasi siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
3. Rendahnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Siswa masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal perkalian
dan pembagian.

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan identifikasi masalah dan keterbatasan aktifitas
siswa dalam belajar maka masalah penelitian dibatasi pada penerapan
pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 064955 Medan.

1.4. Rumusan Masalah
1. Kesulitan – kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam memahami pokok
bahasan operasi hitung perkalian dan pembagian di kelas III SD Negeri
064955 Medan?
2. Apakah penerapan pembelajaran tipe Teams Games Tournaments dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada sub pokok bahasan perkalian dan
pembagian di kelas III SD Negeri 064955 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu
penelitian dapat lebih terarah. Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 064955 Medan pada sub pokok bahasan
perkalian dan pembagian bilangan dan strategi pembelajaran yang diterapkan
dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament
(TGT).

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun dari manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan metode
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.
2. Bagi siswa
Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih mengembangkan pola
pikirnya dalam belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dan dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi pihak sekolah
Bahan masukan bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

65

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari bab IV dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada
pokok bahasan pekalian dan pembagian bilangan di kelas III SD Negeri
064955 Medan berkuang, dapat dilihat dari perbandingan nilai tes hasil
belajar siswa I dengan nilai tes hasil belajar siswa II.
2. Dengan menerapkan Pendekatan Kooperatif Tipe TGT pada materi perkalian
dan pembagian bilangan di Kelas III SD Negeri 064955 Medan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa masing-masing nilai rata-rata tes hasil
belajar setiap siklus adalah siklus I: 67,74 siklus II: 70,12. Peningkatan dari
siklus I ke siklus II sebesar 2,38%.
3. Melalui pembelajaran matematika denganpendekatan kooperatif tipe TGT
pada materi perkalian dan pembagian bilangan tercapainya ketuntasan belajar
secara klasikal. Berdasarkan hasil penelitian, setelah diberikan tindakan pada
siklus I diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 66,67%,
sedangkan pada tes hasil belajar II diperoleh ketuntasan belajar secara
klasikal sebesar 90,47% datau meningkat sebesar 23,80% dari siklus I.
sehingga pendekatan kooperatif tipe TGT pada materi perkalian dan
pembagian bilangan dapat tuntas hasil belajar di Kelas III SD Negeri 064955
Medan.

65

66

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Disarankan kepada guru mata pelajaran matematika untuk menggunakan
pendekatan kooperatif tipe TGT dalamupaya membangkitkan semangat
belajar siswa.
2. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu topik yang akan
diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan
keberhasilan siswa dalam memahami materi baru yang akan diajarkan.
3. Didalam pembelajaran guru harus berorientasi pada tujuan pembelajaran dan
bukan mengejar terselesaikannya materi. Guru harus mempertimbangkan
kebermaknaan pembelajaran bagi siswa.
4. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan
pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara
langsung kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka
disarankan kepada guru yang akan melaksanakan pendekatan kooperatif tipe
TGT diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk
berani berbicara ataupun bertanya dan tidak takut pada gurunya.
5. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan model
pembelajaran

yang

sama

dengan

penelitian

ini,

disarankan

untuk

mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik dan dapat memodifikasi
metode ini dengan materi atau penggunaan media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Penerbit : Bumi
Aksara, Jakarta
Aris., (2009), Penerapan Metode Turnamen Belajar Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bontotiro Kecamatan
Bontotiro Kabupaten Bulukumba,
http://arisgeografi03.blogspot.com/2009/02/skripsi-tgt.html
Armanto, D., Aspek Perubahan Pendidikan Dasar Matematika Melalui
Pendidikan Matematika Realistik (PMR), Makalah Disampaikan pada
Seminar Nasional RME, 5 November 2001.
Arsyad, A.,(2006), Media Pengajaran, Penerbit : Raja Grasindo Persada, Jakarta
Girsang, N.,(2008), Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi dan
Emosional Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Kelas X
Sekecamatan Tiga Lingga Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Isjoni, (2007), Cooperative Learning, Penerbit : Alfabeta, Bandung
Lie, A., (2007), Cooperative Learning, Penerbit : Grasindo, Jakarta
Mead, G.H., (2007), Teori Interaksi, http://google.co.id.
Nurhadi., (2004), Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Penerbit : Grasindo,
Jakarta
Nurkencana, W, (1986), Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Pakpahan,K., (2007), Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar
Lingkaran Melalui Pembelajaran Tipe TGT di VII SMP Swasta TD
Pardede Foundation, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan

Rachmat., (2007), Bagaiman Melaksanakan PTK Metode Team Games
Tournament, http://gurupkn.wordpress.coom
Saco., (2008), Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT,
http://suhadinet.wordpress.com/2008/06/14/model-pembelajaran-kooperatiftipe-tgt-silakan-download/
Sadirman, A.M., (2003), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit: Raja
Grasindo Persada, Jakarta
Setyono,A., (2005), Mathemagics, Jakarta: Pt. Buana Printing
Slameto,(2003), Belajar Dan Fakto-faktor yang mempengaruhi, Jakarta: PT
Bineka Aksara
Slavin, R.,(1995), Cooperative Learning Research and Practise, Second Edition
Nassachusetts, Allyn Baon Publisher
Surtosubroto,B., (1997), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit: Rineka
Cipta, Jakarta
Syah, M., (2006), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Tarigan, R., (1999), Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments
(TGT), Pelangi Pendidikan, IKIP
Usman, U., (2002), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya
Zatnika., (2003), Penguasaan Materi Siswa,
http://www.medianindo.co.id/berita.asp/id

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X PADA MATERI VEKTOR DI SMA N 1 KUTA COT GLIE.

0 18 1

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI FISIKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 4 16

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON

1 22 97

PENGARUH KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR PKn SDN 34 PONTIANAK

0 8 10

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SD NEGERI CIKIJING III KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI ANIMALIA SISWA KELAS X MAN PULANG PISAU

0 0 109

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU DESTINASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20152016

0 0 13

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI KOMBINASI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN COURSE REVIEW HORAY

0 1 17