FUNGSI MASJID RAYA AL-MASHUN SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN ASING KE KOTA MEDAN.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala kasih
dan karunia -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Fungsi Masjid Raya Al – Mashun sebagai Daya Tarik Wisatawab Asing Ke
Kota Medan”. Dan tidak lupa penulis sampaikan sholawat dan beriringkan salam
keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari
alam kegelapan ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah. Penulis menyadari bahwa di dalam
skripsi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun
dalam hal penyajian data, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis sendiri. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan
kririk dan saran serta sumbangan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari banyak kendala dan tantangan dalam penulisan skripsi
ini, tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat
diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :


Bapak Prof. Ibnu Hajar, M. Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta para stafnya.




Bapak Drs. Restu, selaku Dekan FIS beserta stafnya.



Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah.



Bapak Drs. Ponirin M, Si Selaku Dosem Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan masukan

dan saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.


Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Sejarah



Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, MS sebagai Dosen Pembimbing Akademik
dan sekaligus Dosen penguji yang banyak memberi masukan dan saran
kepada penulis.



Bapak Yushar Tanjung, M.Si selaku Dosen penguji yang banyak memberi
masukan dan saran kepada penulis.



Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah beserta stafnya.



Yang sangat saya sayangi dan saya cintai Ayahanda Saya Surya Abdi dan

Ibunda Saya Yusmaida, yang telah mendoakan, memberikan dukungan baik
moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.



Kepala BALITBANG Beserta Staf



Kantor Camat Medan Kota Beserta staf



Yang saya sayangi dan saya cintai Kakak saya Fauziah Hafni, Abang saya
Deni Zulhaira, adik saya Windi Nadira, yang telah memberikan dukungan
dan semangat serta do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.



Yang spesial Ajarul Aswadh beserta keluarga yang selalu memberi

dukungan do’a, tenaga, dan semangat kepada penulis untuk cepat
menyelesaikan skripsi ini.



Seluruh teman mahasiswa Jurusan Pendidkan Sejarah Stambuk 2008, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.



Sahabat – sahabat saya yang saya sanyangi :

Lia Andryani, Eka

Purnamasari, Nurhayati, Nur Evianti, Retno Pratini, yang menjadi sahabat
berjuang mengerjakan skripsi ini dan selalu mengisi hari-hari penulis dengan
begitu indah selama menjalani kuliah.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan – kekurangan

dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala keterbukaan maka penulis
menerima kritik dan saran bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini.

Medan

Agustus 2012

Penulis,

Winda Hairunisa

DAFTAR ISI

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI…………………………………………………………

i


DAFTAR TABEL……………………………………………………

iv

BAB I PENDAHULUAN

BAB II

A. Latar Belakang Masalah ........................................................

1

B. Identifikasai Masalah .............................................................

4

C. Pembatasan Masalah ..............................................................

5


D. Rumusan Masalah ..................................................................

5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................

6

F. Manfaat Penelitian .................................................................

6

KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual .............................................................

7

1.1 Pengertian Masjid ...........................................................

7


B. Kerangka Teori ......................................................................

11

2.1 Pengertian Fungsi ...........................................................

11

2.2 Pengertian Wisatawan ....................................................

12

2.3 Pengertian Bangunan Bersejarah ....................................

15

C. Kerangka Berfikir ..................................................................

22


BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ............................................................

24

B. Lokasi Penelitian....................................................................

24

C. Sumber Data ..........................................................................

25

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data .....................................

26

E. Teknik Analisa Data ..............................................................


27

BAB IV PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota………… ...........

28

1.1 Sejarah Kota Medan…………………………… ...........

28

1.2 Aspek Geografis kecamatan Medan Kota…….. ............

32

1.3 Aspek Demografi Kecamatan Medan Kota…….. ..........

33

1.4 Aspek Pendidikan Dan Agama………………. ..............


35

2. Sejarah Masjid Raya Al-Mashun..…………………… ........

37

3. Arsitektur Masjid Raya Al-Mashun………................. .........

39

1.2 Arsitektur Eropa..............................................................

41

1.2.1 Anakk Tangga .....................................................

41

1.2.2 Teras Masjid........................................................

42

1.2.3 Pilar .....................................................................

43

1.2.4 Kubah ..................................................................

44

1.3 Arsitektur Timur Tengah ...............................................

45

1.3.1 Pintu Gerbang Utama ..........................................

45

1.3.2 Menara Masjid ....................................................

46

1.3.3 Mihrab dan Mimbar ............................................

46

1.4 Arsitektur Melayu…………………………… ...............

47

3.3.1 Pintu Serambi.........................................................

47

3.3.2 Jendela Masjid .......................................................

48

4. Warisan Budaya .......................................................................

48

1.5 Bubur Pedas Masjid Raya Medan Tak Lekang Dimakan
Zaman......................................................................................

48

1.6 Minat Masyarakat Meningkat .........................................

50

1.7 Cara Membuat Bubur Pedas ...........................................

51

1.7.1 Bumbu Bubur Pedas Bagian I ...............................

51

1.7.2 Cara Mengolah bumbu Bubur Pedas Bagian I ......

52

1.7.3 Bumbu Bubur Pedas Bagian II ..............................

52

1.7.4 Cara Mengolah Bumbu Bubur Pedas Bagian II ....

52

1.7.5 Bumbu Bubur Pedas Bagian III ............................

53

1.7.6 Cara Mengolah Bumbu Bubur Pedas Bagian III ...

53

1.7.7 Cara Mengolah Semua Bumbu Bubur Pedas Bagian

BAB V

I-II..........................................................................

53

1.7.8 Bahan Campuran Bubur Pedas ..............................

54

1.7.9 Cara Membuat Bubur Pedas ..................................

54

1.7.10 Bahan Membuat Anyang ....................................

55

1.7.11 Cara Menghidangkan ..........................................

56

5. Daya Tarik Masjid raya Al-Mashun………………………..

58

6. Fungsi Masjid Raya Al-Mashun……………………………

59

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................

61

A. Kesimpulan………………………………………. ...............

61

B. Saran ……………………………………………… .............

62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN SURAT - SURAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masjid Raya Al-Mashun didirikan pada tahun 1906, dan selesai pada tahun
1909.Secara keseluruhan biaya pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan
Maamun Al-Rasyid Perkasa Alamsjah IX yang menjadi Sultan ketika itu. Menurut
keterangan Raja Muda, Ketua Takmir Masjid Raya Al-Mashun, pembangunan
menghabiskan dana sebesar satu juta gulden Belanda. Masjid Raya Al-Mashun ini
menjadi kebanggaan bagi masyarakat Islam di Medan ketika itu karena masjid ini
sangat megah di zamannya.Islam di wilayah Nusantara ini masih dijajah bangsa
asing. Hingga kini, Masjid Al-Mashun tetap menjadi kebanggaan terutama di kota
Medan.
Al-Mashun yang berarti ‘dipelihara’, sesuai namanya hingga kini masih
terpelihara dan terawat dengan baik.Tidak heran, karena masjid ini di masa silam
merupakan Masjid Negara pada masa jayanya Kesultanan Melayu Deli, yang pada
saat ini masuk dalam wilayah Provinsi Sumatra Utara.Tidak jauh dari Masjid Raya
Al-Mashun, kita dapat menyaksikan Istana Maimoon, tempat kediaman Sultan
Deli.Sudah satu abad lebih Mesjid Raya Al Maksun berdiri kokoh di tengah-tengah
kota Medan.
Kini Masjid Raya Al-Mashun diketuai oleh Tengku Hamdi Osman Deli Khan
atau lebih dikenal dengan julukan Raja Muda. Beliau adalah adik kandung Sultan

Azmi Perkasa Alamsyah XII yang menjadi penguasa Istana Maimoon pada saat ini.
Menurut Ketua Umum MUI Medan, K.H. Abd. Aziz Usman yang ikut memberikan
penjelasan, dengan berdirinya Masjid Raya Al-Mashun maka terbentuklah sebuah
pemukiman baru yang sekarang dikenal dengan nama Kota Maksum, yang letaknya
persis di sebelah Masjid Raya Al-Mashun. Berdasarkan catatan sejarah, Kota
Maksum tempo dulu merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Deli.
Sejak dibangun sampai saat ini, Masjid Raya Al Mashun belum pernah
direnovasi atau dipugar. Menurut salah seorang pengelola masjid, Pemerintah Daerah
Sumatra Utara pernah merencanakan renovasi bagian-bagian Masjid Raya AlMashun yang telah rusak dimakan usia dan perluasan agar dapat menampung jamaah
lebih banyak. Namun karena ditentang oleh banyak kalangan yang khawatir nilainilai seni dari gaya arsitektur asli bangunan ini hilang, akhirnya pemerintah daerah
hanya menambah sarana penunjang Masjid, seperti penambahan tempat wudhu
wanita (1980), tanpa mengotak-atik bangunan utamanya. Itulah sebabnya, bangunan
masjid tua ini masih tetap utuh seperti bentuk aslinya ketika dibangun lebih dari
seabad silam.
Sekarang ini, keberadaan Masjid Raya Al-Mashun Medan sepenuhnya
ditanggung oleh Pemerintah Kodya Medan.Secara khusus, Masjid Raya Al-Mashun
tidak pernah mengalami perubahan karena Masjid ini terrnasuk situs bersejarah yang
dilindungi undang-undang. Kini, selain menjadi pusat ibadah kaum muslimin kota
Medan, Masjid Raya Al-Mashun ini juga menjadi obyek wisata yang selalu ramai
dikunjungi turis domestik (lokal) maupun turis mancanegara.

Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Masjid Raya AlMashun Medan selama Ramadan 1430 Hijriah. Biasanya hanya tiga atau lima
wisman yang datang setiap hari, tetapi selama Ramadan meningkat hingga puluhan
orang asing setiap hari.Wisman yang datang itu berasal dari Amerika, Australia,
Belanda, Kanada, Italia, Inggris, Malaysia, Brunei Darussalam, Uzbekistan, Jerman,
Spanyol dan Slovenia. Dari data pengurus Masjid Raya, tercatat tanggal 22 Agustus
2009 hingga kini jumlah wisman yang datang berjumlah mencapai 50 orang dan akan
terus bertambah saat menjelang Lebaran nanti.
Wisatawan asing itu umumnya melihat bentuk bangunan atau arsitek Masjid
Raya yang dibangun pada tahun 1906 itu, kemudian mereka juga berziarah ke makam
Sultan Deli dan yang paling menarik dari Masjid raya Al-Mashun ini adanya Alqur’an terbesar yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara mengunjungi Masjid
Raya Al-Mashun tersebut. Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini memang
bukan sekadar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan
tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama
hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini.
Masjid ini dirancang seluas 18.000 meter persegi yang dapat menampung sekitar
1.500 orang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad
ke-18.
Masjid Raya adalah peninggalan dari Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa
Alam, penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924. Mereka
senang melihat banyaknya masyarakat yang berkunjung ke masjid ini, karena hal

serupa tidak ada di negaranya, karena itu Masjid Raya masuk dalam agenda
kunjungan wisata internasional.Setiap pada bulan Ramadan, suasana di Masjid
menjadi jauh lebih semarak dibanding hari-hari biasa.Kegiatan ibadah tidak hanya
berlangsung siang hari, melainkan juga malam hari hingga menjelang waktu
sahur.Waktu siang diisi dengan kegiatan muzakarah, diskusi tentang hukum sya'ri
Islam, ceramah Ramadan, dan berbagai kegiatan pengkajian Islam lainnya.Sehingga
semakin banyak juga wisatawan mancanegara mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun
tersebut.
Berdasarkan dari hasil uraian di atas, ada persoalan yang menarik menjadi
perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian di Kota Medan dengan judul
penelitian “Fungsi Masjid Raya Al-Mashun Sebagai Daya Tarik Wisatawan
Asing Ke Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dikemukakan di latar belakang, maka dapat
diidentifikasikan masalah dalam penelitian sebagai berikut :
1. Sejarah berdirinya Masjid raya al-Mashun ke kota Medan.
2. Ciri Khas Masjid Raya al-Mashun ke kota Medan.
3. Daya tarik Masjid Raya al-Mashun terhadap Wisatawan asing ke kota Medan.
4. Fungsi Masjid Raya Al-Mashun bagi wisatawan asing ke kota Medan.
5. Arsitektur Masjid Raya A-Mashun ke kota Medan.

6. Alasan Wisatawan asing ke kota Medan mengunjungi Masjid Raya AlMashun ke kota Medan.
7. Alasan Masjid Raya Al-Mashun dikatakan sebagai objek wisata.
8. Warisan kebudayaan yang ada pada di Masjid Raya Al-Mashun

C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya masalah yang harus diteliti, maka perlu kiranya membatasi
permaslahan penelitian ini, yaitu : Peranan Masjid Raya Al-Mashun Sebagai Daya
Tarik Wisatawan asing ke Kota Medan.

D. Perumusan Masalah
Untuk lebih mendekatkan pada tujuan Penulis dan mempermudah
pembahasan, maka dirumuskan masalahnya. Oleh karena itu yang menjadi fokus
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan.
2. Bagaimana arsitektur Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan.
3. Mengapa Masjid Raya Al-Mashun dapat menjadi daya tarik wisatawan Asing
ke kota Medan.
4. Bagaimana warisan budaya yang ada pada di Masjid Raya Al-Mashun
5. Apa Fungsi Masjid Raya Al – Mashun di Kota Medan

E. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penelitian ini adalah ;
1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya Masjid Raya Al-Mashun di kota Medan.
2. Untuk mengetahui arsitektur Masjid Raya A-Mashun di kota Medan.
3. Untuk mengetahui alasan Masjid Raya Al-Mashun sebagai daya tarik
wisatawan Asing ke kota Medan.
4. Untuk mengetahui warisan budaya yang ada pada di Masjid Raya Al-Mashun
5. Untuk mengetahui fungsi Masjid Raya Al –Mashun di Kota Medan

F. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan peneliti tentang peran Masjid
Raya al-Mashun sebagai daya tarik wisatawan asing ke kota Medan.
2. Untuk memperkenalkan Masjid Raya Al-Mashun kepada wisatawan
Asing ke kota Medan.
3. Memberikan inspirasi dan sebagai bahan bandingan yang ingin meneliti
masalah yang berkaitan dengan topik yang sama.
4. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam
pembentukan karya ilmiah.

1

BAB V
KASIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
sdiperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.

Masjid Raya Al – Mashun Medan merupakan salah satu bangunan
bersejarah peninggalan Sultan Deli dan masih dipergunakan
masyarakat muslim untuk sholat setiap hari. Masjid raya Al – Mashun
yang berjarak 200 Meter dari Istana Maimoen dibangun pada tahun
1906 oleh Sultan Ma’moen Al-Rasjid Perkasa Alamsyah dan
dipergunakan pertama kali pada tanggal 19 September 1909.

2.

Selain menjadi pusat ibadah kaum muslimin kota Medan, Masjid Raya
Al-Mashun ini juga menjadi obyek wisata yang selalu ramai
dikunjungi turis domestik (lokal) maupun turis mancanegara.

3. Hingga kini, Masjid Al-Mashun tetap menjadi kebanggaan terutama di
kota Medan.Secara khusus, Masjid Raya Al-Mashun tidak pernah
mengalami perubahan karena Masjid ini terrnasuk situs bersejarah
yang dilindungi undang-undang.
4. Masjid Raya Al – Mashun mempu yai beberapa fungsi yang penting
terhadap perkembangan Islam di kota Medan. Adapun fungsi Raya Al
– Mashun terhaddap Perkembangan Islam pada masa pemerintahan
Sultan Al-Ma’moen Al-Rasyid Pekasa Alamsyah yaitu :

61

2

a. Masjid sebagai saran peribadatan
b. Masjid sebagai pembinaan masyarakat
c. Masjid sebagai sarana pembinaan social dan budaya.

B. Saran
Berkaitan dengan tema dan topik penelitian, maka penulis mengemukakan
beberapa saran, yaitu :
1. Masyarakat Kota Medan khususnya maupun masyarakat lain pada
umumnya, hemdaknya mengetahui sejarah dan fungsi MAsjid Raya Al
– Mashun
2. Disarankan agar pengelolaan dan perawatan Masjid Raya Al – Mashun
harus terprogram lebih baik lagi. Hal ini bertujuan untuk melindungi
dan menjaga situs bersejarah di Kota Medan
3. Disarankan kepada seluruh masyarakat Kota Medan, untuk turut
berperan serta dalam upaya menjaga kelestarian MAsjid Raya Al –
Mashun
4. Disarankan kepada yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
Masjid Raya Al – Mashun, agar kiranya melarang pengemis duduk di
depan pintu masuk masjid.

DAFTAR PUSTAKA

1. Meuraxa, Dada, 1975. Sejarah Hari Jadinya Kota Medan 1 Juli 1590.
Medan : “Sasterawan” Samping Kiri Dalam Stasiun Bus Teladan.
2. Sinar, Tengku Lukman. 2005. Sejarah MEDAN Tempoe Doloe. Medan :
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Seni Budaya Melayu.
3. Sjamsudin, Helius, 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
4. Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan :
Bima Media Perintis.
5. Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
6. Gazalba, Sidi. 1983. Masjid, Pusat Ibadat dan Kebudayaan. Jakarta : Pustaka
Antara
7. Soekmono,

R.

1981.Pengantar

Sejarah

Kebudayaan

Indonesia

3.

Yogyakarta: Kanisius
8. Kartodirdjo, Sartono, dkk. 1976. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta:
Departemen Pendidikan ddan Kebudayaan.
9. Harian analisa, senin 8 Agustus 2011
10. Abdullah, Supriyanto. 2003. Peran dan fungsi Masjid. Yogyakarta: Cahaya
Hikmah
11. Alwi, Hasan.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.