Analisis Semiotika Pada Ornamen Masjid Raya AL-Mashun Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Peninggalan kesenian Islam tersebar luas sekali, meluas dari Timur sampai Barat.
Semua peninggalan seni bangunan Islam bukanlah benda-benda mati yang membisu saja
tetapi bercerita kepada siapa saja yang datang melihat dan mengunjunginya. Salah satu
peninggalan bangunan Islam yang sampai sekarang terus berkembang adalah masjid.
Seiring dengan berkembangnya seni bangunan masjid maka Rasulullah S.A.W telah
meletakkan pokok keharusan yang ada di dalam bangunan masjid, seperti adanya mihrab
yang menjurus ke kiblat, tempat imam waktu shalat, ruangan luas untuk makmum, tempat
wudhu, mimbar, tempat adzan dan sebagainya. Dasar keharusan tersebut sudah tentu akan
terdapat diseluruh Masjid di dunia. Hal yang menjadi perbedaannya dapat dilihat pada bentuk
kubah, lengkung atau arcade, tiang dan kapitelnya, menara adzan, ragam hias dan lainnya.
(Israr, 1978: 45-48)
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim dan sudah tentu
banyak terdapat tempat beribadah yaitu masjid dan banyak juga masjid yang sudah berumur
ratusan tahun, bernilai sejarah bahkan memiliki ciri-ciri kekunaan yang merupakan
kesinambungan dengan masa-masa sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia. Dalam
perjalanan sejarahnya bentuk-bentuk masjid di Indonesia beraneka ragam, ada yang
bercirikan pengaruh lokal setempat dan pengaruh asing. (Anom, 1999:1)

Adanya pengaruh lokal maupun asing membuat bentuk bangunan masjid menjadi
sangatlah unik dan benilai seni yang tinggi. Akan tetapi pengaruh tersebut tidaklah merubah
fungsi dasar dari bangunan masjid karena dalam buku Masjid Kuno Indonesia karya Anom
disebutkan secara etimologis masjid berasal dari bahasa arab yaitu sajada yang artinya
tempat sujud. Kemudian kata

‫سج‬/sajada/ mendapatkan awalan –

/ma-/ sehingga

terbentuklah kata masjid. (Susanta, 2007: 8)
Terdapat beberapa Masjid kuno di Sumatera Utara yang merupakan peninggalan
kerajaan antara lain Masjid Jamik Ismailiyah di Deli Serdang, Masjid Assyakirin di Deli
Serdang, Masjid Bandar Khalifah di Deli Serdang, Masjid al-Osmani di Labuhan Deli,

Universitas Sumatera Utara

Masjid Azizi di Langkat dan Masjid Raya Al-Mashun di Medan. Masjid Raya Al-Mashun
yang terletak di Kelurahan Masjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, kira-kira 3 km dari
bandara Polonia, dan 28 km dari pelabuhan Belawan. Sebelah barat dibatasi dengan jalan

Mahkamah, disebelah utara dibatasi dengan jalan Masjid, di selatan terdapat pemukiman
yang dibatasi oleh jalan Sipiso-piso, serta di sebelah timur terdapat jalan Sisingarahaja.
(Dept. Pendidikan dan Kebudayaan, 1999: 37).
Masjid Raya Al-Mashun dibangun pada masa pemerintahan Sultan Deli IX, Sultan
Makmun Al Rasyid. Pembangunan masjid dimulai pada 21 Agustus 1906 dan dibuka pada 10
September 1909. (Sumalyo, 2006: 485). Bangunan masjid ini terdapat ornamen-ornamen
yang menghiasi sisi luar dan dalam. Di sisi luar gedung terdapat lima buah kubah berwarna
hitam di atasnya menjadikan arsitektur masjid menjadi semakin terlihat artistik. Setiap kubah
terdapat sebuah ornamen penghias yang menjadi simbol Islam, yaitu bulan sabit. Salehudin,
http://www.wisatamelayu.com/id/tour/397-Masjid-Raya-Al-Mashun/navgeo

diakses

5

Agustus 2009).
Pengertian ornamen menurut Danna Marjono dan Drs. Suyatno, dalam bukunya
Pendidikan Seni Rupa. Ornamen pada hakekatnya murupakan hiasan-hiasan yang terdapat
pada suatu tempat disesuaikan dengan keserasian situasi dan kondisi. Oranamen artinya
hiasan yang diatur dengan baik dalam bidang maupun luar bidang tertentu guna mencapai

suatu tujuan keindahan. (Supriyadi, Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, No.7,
Juni 2008: 106)
Mengutip Aziz (http://sen1budaya.blogspot.com/2012/10/blog-post.html, diakses
Oktober 2012), penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu.
Demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptanya selalu terkait dengan
fungsi atau kegunaan tertentu. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut :
a) Sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya
untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk (benda) atau bangunan.
b) Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya seni ornamen yang dibuat selain
mempunya fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di
dalamnya, menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Contoh
ragam hias pada motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif
burung phonik sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika, lamak dan
sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Ornamen yang terdapat di Masjid Raya Al-Mashun yang akan peneliti kaji di dalam
proposal ini adalah ornamen yang sebagai ragam hias simbolis yang memiliki makna
simbolis tertentu. Kajian tentang makna tanda adalah semiotika. Kata semiotika berasal dari

bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika
adalh cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda adan segala sesuatu yang
berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlalu bagi penggunaan
tanda. (Zoest, 1993: 1)
Berkaitan judul penelitian dengan jurusan Sastra Arab Fakultas IlmuBudaya
Universitas Sumatera Utara adalah masjid merupakan peninggalan umat islam dan peradaban
islam. Semakin berkembangnya bentuk bangunan maka peneliti tertarik untuk mempelajari
dan meneliti sisi-sisi yang ada di dalam masjid yang dipengaruhi oleh kebudayaan setempat.
Kajian ini merupakan kajian baru yang berupa eksplaratif.
1.2. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini dapat terfokus sehingga mencapai tujuannya, masalah yang akan
diteliti dirumuskan menjadi sebagai berikut
1. Apa saja bentuk ornamen yang tedapat di Masjid Raya Al-Mashun
2. Bagaimana tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun, Medan.

1.3. Tujuan Penelitian
Secara Khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Mengetahui bentuk ornamen yang terdapat di Masjid Raya Al-Mashun, Medan
2. Mengetahui tanda-tanda semiotik pada ornamen yang terdapat di Masjid Raya AlMashun, Medan.


1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan pemahaman keilmuan di bidang semiotik pada ornamen
Masjid Raya Al-Mashun, Medan.
2. Menambah pembendaharaan karya ilmiah di Fakultas Ilmu Budaya pada umumnya dan
program studi bahasa arab pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara