KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi Di SMP Negeri 2 Polanharjo.

KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI
DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Digunakan untuk memenuhi sebagaian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Geografi

Diajukan Oleh:
AMBAR SADIMAN
A610100005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI
DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO
Ambar Sadiman, A610100005, Jurusan Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014.
SMP Negeri 2 Polanharjo berada di daerah Kabupaten Klaten yang
berpotensi terjadi gempabumi tektonik dan vulkanik, yang perlu diketahui tingkat
kesiapsiagaan menghadapi bencana gempabumi. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi kesiapsiagaan bencana gempabumi di SMP Negeri 2 Polanharjo.
Penelitian ini menggunakan metode survey. Metode pengambilan data
menggunakan metode sensus bagi guru dan pengambilan sampel acak yang
dilakukan pada siswa. Sedang metode analisis yang digunakan deskriptif
kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner, wawancara dan
dokumentasi. Persyaratan uji analisis dilakukan dengan uji validitas dan uji
reliabilitas. Hasil penelitian SMP Negeri 2 Polanharjo termasuk dalam kategori
siap dengan perolehan nilai indeks 69,45. Komponen sekolah memperoleh indeks,
sekolah (lembaga) memperoleh nilai indeks 61,96 masuk kategori hampir siap,
indeks kesiapsiagaan guru 67,79 masuk kategori siap dan indeks kesiapsiagaan
siswa 80,81 masuk kategori sangat siap.
Kata kunci: Kesiapsiagaan, gempabumi, sekolah

Klaten masuk dalam peringkat 4

A. PENDAHULUAN

Bencana adalah suatu peristiwa
atau

rangkaian

kejadian

yang

dengan nilai 106. Sedangkan di
tingkat nasional, Kabupaten Klaten

mengakibatkan korban penderitaan

masuk

manusia,

(BNPB, 2011: 83).


kerugian

harta

benda

urutan 19 se-Indonesia

SMP

kerusakan lingkungan, sarana dan

Negeri

2

Polanharjo

prasarana serta dapat menimbulkan


berada di Kecamatan Polanharjo

gangguan terhadap tata kehidupan

Kabupaten

dan

Peta

penghidupan

masyarakat

Klaten. Berdasarkan

Kawasan

Rawan


Bencana

Secara

Gempabumi Provinsi Jawa Tengah

umum terdapat tiga faktor penyebab

tahun 2010 Skala 1:500.000, lokasi

terjadinya bencana yakni; (1) faktor

sekolah

alam

berpotensi

(Sudibyakto, 2011: 1).


(natural

disaster)

karena

masuk

kawasan

terlanda

yang

goncangan

fenomena alam dan tanpa ada

gempabumi dengan intensitas antara


campur tangan manusia, (2) faktor

V-VIII MMI. Pada kawasan ini

non-alam

disaster)

berpotensi retakan tanah, longsoran

perbuatan

pada tebing terjal dalam skala

yaitu

(non-natural

bukan


manusia,

akibat

dan

(3)

faktor

terbatas.

Oleh karena itu, sekolah

sosial/manusia (man-made disaster)

ini

yang


kesiapsiagaan menghadapi bencana

murni

akibat

perbuatan

manusia (Nurjanah dkk., 2011: 21).

seharusnya

gempabumi

untuk

memiliki

mengurangi


Salah satu bencana faktor alam

risiko, mengantisipasi, mengurangi

yang kerap terjadi di Indonesia

dampak negatif yang ditimbulkan

adalah ancaman bencana geologis

dan jatuhnya korban di lingkungan

semacam gempabumi dan bencana

sekolah.

akibat aktifitas gunungapi, karena

adalah


kondisi geologinya yang berdekatan

kesiapsiagaan bencana gempabumi

dengan

di SMP Negeri 2 Polanharjo.

penunjaman

(subduksi)

Tujuan penelitian ini
untuk

mengidentifikasi

lempeng Eurasia dengan lempeng
Indo-Autralia.

B. METODE PENELITIAN

Kabupaten Klaten adalah salah
satu

Kabupaten

yang

Jenis penelitian ini kuantitatif

rawan

dengan metode survei. Penelitian ini

bencana. Berdasarkan indeks rawan

dilaksanakan pada Desember 2013

bencana Jawa Tengah, Kabupaten
1

sampai Mei 2014 di SMP Negeri 2

Uji validitas dan reliabilitas

Polanharjo. Metode pengambilan

instrumen

data; metode sensus diperuntukkan

mengetahui

bagi guru sejumlah 39 guru dan

kelayakan

pengambilan sampel acak

digunakan dalam pengambilan data

yang

dilakukan pada siswa sebanyak 78
siswa. Penentuan ukuran sampel

digunakan

untuk

keabsahan

dan

instrumen

yang

penelitian.
Penelitian

ini

menggunakan

siswa menggunakan rumus dari

variabel

Taro Yamane atau Slovin sebagai

kesiapsiagaan meghadapi bencana

berikut.

gempabumi dengan 5 parameter
=

independ

yakni

sebagai berikut:
+1

1. Parameter pengetahuan dan

=

ukuran sampel

sikap

N

=

ukuran populasi

bencana.

d

=

nilai

(batas

merupakan faktor utama dan

ketelitian)

yang

menjadi kunci kesiapsiagaan.

diinginkan

(persen

kritis

2. Parameter

kebijakan

karena

kesiapsiagaan
mengantisipasi

sampel)

alam..

347
{347 x (0,1) } + 1

=

347
(347 X 0,01) + 1

=

Pengetahuan

kesalahan pengambilan

=

risiko

dan

panduan, berkaitan dengan

kelonggaran
ketidaktelitian

terhadap

,

= 77,62

untuk
bencana

3. Parameter rencana tanggap
darurat Rencana ini menjadi
bagian yang penting dalam
kesiapsiagaan,

terutama

berkaitan dengan evakuasi,
pertolongan

dan

Populasi siswa sejumlah 347

penyelamatan, agar korban

siswa, setelah dilakukan perhitungan

bencana dapat diminimalisir.

menggunakan rumus Slovin dengan

4. Parameter sistem peringatan

taraf kesalahan 10% didapatkan

bencana. Dengan peringatan

jumlah sampel sebesar 78 siswa,

bencana

hasil pembulatan dari 77,62.

dapat melakukan tindakan

ini,

masyarakat

yang tepat untuk mengurangi

korban jiwa, harta benda,

sumber daya (Jan Sopaheluwakan,

dan kerusakan lingkungan.

2006: 48).

5. Parameter mobilisasi sumber
daya. Sumber daya yang

Tabel. l Indeks Tingkat Kesiapsiagaan
Bencana

tersedia, baik sumber daya
No

Nilai indeks

Kategori

1

80 – 100

Sangat siap

2

65 – 79

Siap

dalam

3

55 – 64

Hampir siap

penelitian ini menggunakan teknik

4

40 – 54

Kurang siap

kuesioner,

5

< 40

Belum siap

manusia

(SDM),

maupun

pendanaan dan sarana



prasarana.
Pengumpulan

dokumentasi.
dipergunakan
tingkat

data

wawancara

dan

Kuesioner

yang

untuk

mengetahui

kesiapsiagaan

komunitas

sekolah terdiri dari 3 seri. Seri 1
digunakan

Sumber: Jan Sopaheluwakan (2006).

sebagai

panduan

Pengukuran tingkat kesiapsiagaan
diawali dengan membuat nilai indeks
tiap parameter dengan rumus berikut:

wawancara dengan kepala sekolah

Indeks =

untuk

100

mengidentifikasi

!
"

#

!

x

kesiapsiagaan bencana gempabumi

Setelah mendapatkan nilai indeks

sekolah sebagai lembaga, Seri 2

tiap parameter kemudian dilakukan

untuk

perhitungan

mendapatakan

data

indeks

gabungan

kesiapsiagaan guru dan seri 3 untuk

ditimbang, artinya masing – masing

memperoleh

parameter

siswa.

data

Pedoman

terstruktur

kesiapsiagaan

mempunyai bobot yang

wawancara

berbeda. Bobot masing – masing

menggunakan

parameter untuk indeks komunitas

framework kesiapsiagaan komunitas

sekolah sebagai berikut:

sekolah dari LIPI - UNESCO/ISDR

Indeks Sekolah (S1)

(2006), sedangkan kuesioner untuk

= 0,29*indeks PS + 0,41*indeks EP +

guru dan siswa menggunakan 4

0,12*indeks WS + 0,18*indeks RMC

parameter

Indeks Guru (S2)

kesiapsiagaan

yaitu

parameter pengetahuan dan sikap ,

= 0,71*indeks KA + 0,17*indeks EP +

rencana

0,05*indeks WS + 0,07*indeks RMC

untuk

keadaan

darurat,

sistim peringatan dini dan mobilisasi

Indeks Siswa (S3)

Penelitian ini menggunakan teknik

= 0,83*indeks KA + 0,08*indeks EP +

analisis data analisis deskriptif yaitu

0,04*indeks WS + 0,04*indeks RMC

analisis yang dilakukan dengan cara

Indeks Total Parameter Kesiapsiagaan

melakukan perhitungan sehingga setiap

Komunitas Sekolah (KS)

rumusan masalah dapat ditemukan

Tabel 2 Tabel Perhitungan Indeks
Total Parameter Kesiapsiagaan
Komunitas Sekolah
Indeks KA

=

(KS)

jawabannya

secara

kuantitatif

(Sugiyono, 2013: 232 ). Deskripsi data
berdasarkan data kuantitatif

yang

(30/50)*indeks KA(S2)

diperoleh dari instrumen penelitian

+ (20/50)*indeks KA

yang telah dihitung secara statistik.

(S3)
=

0,60*indeks KA (S2) +
0,40*indeks KA (S3)

Indeks PS

=

Indeks PS (S1)

=

(KS)

0,61*indeksEP(S1) +

Polanharjo termasuk dalam kategori

0,30*indeksEP(S2) +

siap. Berdasarkan hasil penghitungan

0,09*indeks EP(S3)
Indeks WS

=

(KS)

Indeks RMC

=

(KS)

indeks

kesiapsiagaan

0,29*indeksWS(S2) +

sekolah

dari

0,14*indeksWS(S3)

(2006) komunitas sekolah memperoleh

0,60*indeks RMC (S1)

nilai indeks 69,45 dari nilai maksimal

+ 0,30*indeksRMC(S2)

100.

0,57*indeksWS(S1) +

+ 0,14*indeks
RMC(S3)
Indeks KS
total

Hasil analisis data menunjukkan
tingkat kesiapsiagaan SMP Negeri 2

(KS)
Indeks EP

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

=

0,50*indeks KA (KS) +
0,10*indeks PS (KS) +

berikut:
1. Hasil

indeks

0,07*indeks WS (KS) +

diperoleh

Keterangan:
KA
= Pengetahuan dan Sikap.
PS
= Kebijakan dan Panduan.
EP
= Rencana Tanggap Darurat.
WS
= Sistem Peringatan Bencana.
RMC = Mobilisasi Sumber Daya.

kesiapsiagaan

komponen komunitas sekolah sebagai

sekolah

Sumber: Jan Sopaheluwakan (2006).

LIPI-UNESCO/ISDR

Nilai indeks

0,23*indeksEP(KS) +

0,10*indeks RMC (KS)

komunitas

dalam

kesiapsiagaan

sebagai
nilai

lembaga

61,96

kategori

hampir

masuk
siap.

Rincian indeks per parameter
sebagai

berikut;

Indeks

parameter kebijakan dan panduan
mendapat nilai 50, indeks rencana
tangggap darurat

75,

indeks

sistem peringatan bencana 75,

dan indeks parameter mobilisasi

menenangkan

sumber daya 71,43.

menjawab

Kesiapsiagaan

sekolah

ketiga

siswa
“ya”.

ketika

84,62%
Pernyataan

saat

menghadapi bencana gempabumi

berlangsung

dari aspek ketersediaan sarana

mendengar peringatan bencana

sekolah,

sekolah

menyediakan

tempat khusus untuk menyimpan
data penting. Terdapat bel dan
pengeras

suara

yang

dapat

digunakan sebagai alat peringatan
bencana,

menyediakan

dan

pelajaran

gempabumi,

Bapak/Ibu

Bapak/Ibu

akan

memandu siswa untuk berlindung
di bawah meja yang kokoh
56,41% menjawab “ya”.
Rincian indeks per parameter
sebagai

berikut;

Indeks

ruang

parameter pengetahuan dan sikap

UKS, menyimpan daftar telepon

mendapat nilai 84,49. Indeks

penting, dan ada media informasi

rencana tangggap darurat 50,80.

yang

Indeks sistem peringatan bencana

dapat

digunakan

untuk

menginformasikan tanda bahaya

76,92

bencana gempabumi.

mobilisasi sumber daya 88,46.

2. Kesiapsagaam guru SMP Negeri
2

Polanharjo

masuk

dalam

3. Hasil

dan

indeks

analisis

gabungan

parameter

data

indeks

kesiapsiagaan

siswa

kategori siap dengan perolehan

diperoleh nilai 80,81. Artinya

nilai indeks 67,79.

siswa termasuk dalam kategori

Jika suatu saat terjadi bencana

sangat siap menghadapi bencana

gempabumi di sekolah ini guru

gempabumi.

memiliki kesiapan yang baik, hal

kesiapsiagaan

ini tercermin pada 3 pernyataan di

menghadapi bencana gempabumi

parameter pengetahuan dan sikap.

dikarenakan

Pernyataan

pertama

jika

terjadi gempabumi di sekolah,
Anda berlindung di bawah meja
dengan kepala terlindung 56,41%
menjawab

“ya”.

Pernyataan

kedua ketika terjadi gempabumi
pada

saat

mengajar,

Bapak/Ibu

sedang

Bapak/Ibu

akan

Tingginya
siswa

siswa

dalam

memiliki

pengetahuan mengenai bencana
gempabumi

dengan

baik,

perolehan nilai indeks parameter
pengetahuan dan sikap siswa
memperoleh nilai indeks 84,49.
Parameter

rencana

tanggap

darurat siswa memperoleh nilai
indeks 50,80. Parameter sistem

peringatan bencana 76,92 dan
parameter

mobilisasi

sumber

daya 88,46.

Polanharjo memilliki kesiapsiagaan
baik,

Kesiapsiagaan

yang

dimiliki komponen sekolah akan
meminimalisir

dampak

negatif

gempabumi, baik kerugian materiil
maupun jatuhnya korban jiwa/luka
di lingkungan sekolah mengingat
lokasi sekolah ini masuk dalam
kawasan rawan bencana gempabumi
menengah yang berpotensi terjadi
gempabumi dengan skala V-VIII
MMI.

D.

Sekolah

hendaknya

kebijakan

kesiapsiagaan

terkait
bencana

gempabumi seperti pengadaan
rambu

evakuasi,

simulasi

dalam

tertentu,

dan

melakukan
kurun

waktu

menyediakan

panduan kesiapsiagaan bencana
gempabumi.

2. Bagi Guru, sebagai salah satu
sumber

informasi

diharapkan

dapat

siswa
melakukan

pengembangan diri yang dapat
meningkatkan

kesiapsiagaan

menghadapi bencana gempabumi.

KESIMPULAN
Kesiapsiagaan

3. Bagi Siswa diharapkan dapat
bencana

gempabumi di SMP Negeri 2
Polanharjo berada dalam kategori
siap dengan perolehan nilai indeks
69,45. Kesiapsiagaan komponen
komunitas sekolah sebagai berikut;
Sekolah

1. Bagi
membuat

Komunitas sekolah SMP Negeri 2

yang

E. Saran

(lembaga)

mempunyai

nilai indeks 61,96 masuk kategori
hampir siap. Guru mempunyai nilai
indeks 67,79 masuk kategori siap
dan siswa memperoleh nilai indeks
kesiapsiagaan 80,81 masuk kategori
sangat siap.

menyebarkan informasi mengenai
kesiapsiagaan
gempabumi

bencana
kepada

teman,

keluarga dan masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA
Edy Wibowo, Agung. 2012. Aplikasi SPSS dalam penelitian. Yogyakarta: Gava
Media
Nurjanah, Sugiharto, Dede Kuswanda, Siswanto,
Manajemen Bencana. Bandung: Alfabeta

Adikoesoemo.

2011.

Riduwan & Akdon. 2010. Rumus dan data dalam analisis statistika. Bandung:
Alfabeta
Sudibyakto. 2011. Manajemen Bencana di Indonesia ke Mana?. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sopaheulawan, Jan. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempabumi dan Tsunami. Jakarta: LIPIUNESCO/ISDR

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 WEDI Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten.

0 5 14

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMA NEGERI 1 WEDI Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi di SMA Negeri 1 Wedi Kabupaten Klaten.

0 4 16

KESIAPSIAGAAN ANGGOTA PECINTA ALAM DALAM MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA Kesiapsiagaan Anggota Pecinta Alam Dalam Mitigasi Bencana Gempabumi Di SMK Negeri 2 Surakarta.

0 4 15

KESIAPSIAGAAN ANGGOTA PECINTA ALAM DALAM MITIGASI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Anggota Pecinta Alam Dalam Mitigasi Bencana Gempabumi Di SMK Negeri 2 Surakarta.

0 6 15

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI Tingkat pengetahuan siswa kelas viii Terhadap kesiapsiagaan bencana gempabumi Di smp n 2 baki kabupaten sukoharjo.

1 4 18

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VIII TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI Tingkat pengetahuan siswa kelas viii Terhadap kesiapsiagaan bencana gempabumi Di smp n 2 baki kabupaten sukoharjo.

0 2 19

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 15

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 1 Prambanan Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi.

0 2 12

KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi Di SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 1 17

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Bencana Gempabumi Di SMP Negeri 2 Polanharjo.

0 2 6