HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Matematika.

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada
Program Studi Sains Psikologi
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Psikologi

Oleh:
MUH EKHSAN RIFAI
S. 300 120 009

MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i


HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA

NASKAH PUBLIKASI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Magister Sains Psikologi
Kekhususan Psikologi Pendidikan

Oleh:
MUH EKHSAN RIFAI
S. 300 120 009

MAGISTER SAINS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii

iii

1


HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KECEMASAN MATEMATIKA
Muh Ekhsan Rifai/NIM S.300120009
Magister Sains Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT. The aim of the study is to determine the relationship between
confidence and family support with math anxiety. The hypothesis tested is, there is
a relationship between confidence and parents’ support with math anxiety. Kind
of research used is quantitative correlation with data collection technique using a
scale. Sampling technique used is cluster random sampling. The research location
is in the city of Sukoharjo. The data is collected by three scales, namely
confidence, parents’ support and math anxiety. Based on the analysis of the data
using multiple regression analysis on confidence, there is a significant
relationship between confidence and family support to math anxiety is 60,3%. The
result of the research is also obtained a correlation between the value of the
confidence with math anxiety (rxly) of -0,758 with the effective contribution of 54,
27%. The value of the correlation between family support with math anxiety (r x2y)
is -0,250 with the effective contribution of 6,03%. The result showed that there is
a significant relationship between confidence and family support with math
anxiety. The result of relationship between confidence and family support is

negative to math anxiety. The implication of the research in education is, math
anxiety can be reduced by increasing confidence and family support.

Keywords: confidence, family support, math anxiety

berkualitas.

PENDAHULUAN
Pendidikan

mempunyai

peran yang penting bagi peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Suatu
bangsa akan tertinggal dari bangsa
lain apabila pendidikan rakyatnya
rendah

dan


tidak

berkualitas.

Sebaliknya, suatu negara dan bangsa
akan menjadi maju apabila rakyatnya
memiliki pendidikan yang tinggi dan

manusia

Tanpa

sumber

daya

yang berkualitas,

suatu


bangsa akan tertinggal dari bangsa
lain dalam percaturan dan persaingan
kehidupan

global

yang

makin

kompetitif. Kualitas sumber daya
manusia
diketahui

salah

satunya

berdasarkan


dapat
kualitas

pendidikan suatu bangsa. Maju dan
mundurnya suatu bangsa juga dapat

2

diketahui

berdasarkan

kualitas

diperoleh generasi yang berkualitas

pendidikan.
Salah
kemajuan


dengan yang diharapkan maka akan

satu

suatu

wujud
negara

dari

di masa yang akan datang. Namun,

adalah

usaha tidak selalu sama dengan yang

dengan adanya kemajuan di bidang

diharapkan.


teknologi. Kemajuan teknologi akan

tersebut muncul, baik dari dalam diri

ada ketika kemajuan dalam bidang

peserta

science juga mengalami kemajuan,

lingkungan sekitar atau bahkan dari

termasuk

ilmu

matematika itu sendiri karena sudah

matematika. Matematika merupakan


tidak dapat disangkal lagi bahwa

salah satu disiplin ilmu yang sangat

matematika bukan ilmu yang mudah

berkembang pesat dalam mening-

untuk dipelajari. Bila hambatan-

katkan kemajuan suatu negara.

hambatan

di

dalamnya

Pengembangan

tidak

lepas

matematika

matematika

dari

bagaimana

diajarkan

lembaga

pendidikan. Pendidikan matematika

Terkadang


didik

hambatan

maupun

tersebut

ditanggulangi

tidak

maka

dari

segera

hambatan-

hambatan tersebut dapat menimbulkan

kecemasan

pada

bidang

matematika.

di sekolah merupakan fondasi kuat

Russel (2010) menyatakan

dalam pengembangan matematika di

bahwa kecemasan matematika tidak

suatu negara, termasuk Indonesia.

jauh

Usaha Indonesia dalam pengembang-

panggung (stagefright), atau dapat

an sains dan matematika terlihat dari

digambarkan ketika seorang artis

pemberian

merasa

mata

pelajaran

berbeda

takut

dengan

untuk

demam

menghadapi

matematika sejak dini. Nawangsari

banyak orang. Sedangkan kecemasan

(2001)

pemfokusan

matematika muncul ketika kurang

disebabkan

percaya diri dalam menyelesaikan

pelajaran

berpendapat
matematika

matematika merupakan dasar untuk

masalah-masalah

mengembangkan

Seringkali kecemasan matematika

mutlak

diperlukan

terampil

dan

ilmu

sehingga

tenaga
pandai

yang

muncul

karena

matematika.

pikiran-pikiran

dalam

negatif siswa atau pengalaman yang

matematika. Bila perkembangan ilmu

memalukan ketika belajar matema-

matematika dapat berjalan sesuai

tika ataupun juga karena guru yang

3

mengajar

di

tahun

sebelumnya.

Berdasarkan

hasil

peng-

Kecemasan matematika ini dapat

ukuran juga menunjukkan bahwa

menjadi hambatan bagi seseorang

sebanyak 88 % siswa mengalami

untuk bisa memahami matematika.

kecemasan ketika menghadapi mata

Hasil studi pendahuluan pada

pelajaran matematika. Adapun 12 %

tanggal 16 Desember 2013 di SMA

siswa tidak mengalami kecemasan

XX Sukoharjo

ketika menghadapi mata pelajaran

yang dilakukan

dengan meminta siswa kelas XI IPS

matematika.

mengisi angket tentang jenis mata

Tabel 2. Persentase Kecemasan
Ketika Menghadapi Mata Pelajaran
Matematika Menurut Siswa Kelas XI
IPS SMA XX Sukoharjo.

pelajaran

yang

paling

sulit

menunjukkan bahwa sebanyak 34 %
siswa

menganggap

sebagai

matematika

pelajaran

yang

Kondisi Siswa

sulit.

Cemas
88 %

Persentase

Matematika

memiliki

Tidak Cemas
12 %

persentase

dibandingkan

Sebagian besar anak meng-

dengan mata pelajaran yang lain.

anggap matematika sebagai mata

Urutan pelajaran dari pelajaran yang

pelajaran yang sulit. Selain itu,

paling

beberapa anak minder dan tidak

paling

besar

sulit

jika

adalah

matematika,

bahasa Inggris, sejarah, pendidikan

percaya

kewarganegaraan, bahasa Indonesia,

pelajaran matematika. Jika mereka

pendidikan agama, penjasorkes, seni

diminta maju untuk mengerjakan

budaya, dan TIK. Persentase mata

soal di papan tulis, mereka dengan

pelajaran yang sulit menurut siswa

cepat mengatakan tidak bisa sebelum

kelas XI IPS SMA XX Sukoharjo

mencobanya atau bahkan meminta

tersaji pada Tabel 1.1.

agar teman lain saja yang menger-

Tabel 1. Persentase Mata Pelajaran
yang Sulit Menurut Siswa Kelas XI
IPS SMA XX Sukoharjo.

dalam

mengikuti

jakan. Berdasarkan hal-hal inilah,
penulis menduga bahwa kepercayaan
diri siswa terhadap mata pelajaran
matematika rendah. Kepercayaan diri

Kode Jenis Mata Pelajaran (dalam %)

Persentase

diri

1

2

3

4

5

6

7

8

9

34

5

5

11

21

13

3

3

5

Keterangan: 1: Matematika, 2: Bahasa Indonesia, 3: Pendidikan
Agama, 4: Pendidikan Kewarganegaraan, 5: Bahasa Inggris, 6:
Sejarah, 7: Seni Budaya, 8: TIK, dan 9: Penjasorkes.

yang

rendah

tersebut

dapat

menyebabkan terjadinya ketakutan
pada matematika.

4

pelajaran

ada pada konflik yang terjadi pada

matematika pada akhirnya memicu

dirinya. Dukungan tersebut berupa

terjadinya kecemasan. Hal ini juga

dorongan, motivasi, empati, ataupun

dirasakan oleh siswa-siswi di SMA

bantuan

XX

individu yang lainnya merasa lebih

Ketakutan

pada

Sukoharjo.

Terlebih

lagi,

yang

membuat

matematika merupakan salah satu

tenang

mata Ujian Nasional (UN). Harapan

didapatkan dari keluarga yang terdiri

untuk lulus dalam mata pelajaran

dari suami, orang tua, ataupun

tersebut datang bukan hanya dari

keluarga dekat lainnya. Dukungan

siswa saja, tetapi juga dari guru

keluarga dapat mendatangkan rasa

maupun orang tua. Keinginan untuk

senang, rasa aman, rasa puas, rasa

mewujudkan

nyaman dan membuat orang yang

seringkali

harapan

tersebut

menambah

beban

dan

dapat

bersangkutan

aman.

Dukungan

merasa

mendapat

kecemasan pada siswa, di mana

dukungan

mereka

mempengaruhi kesejahteraan jiwa

merasa

tertekan

dengan

emosional

yang

akan

banyaknya latihan-latihan dan tugas-

manusia.

Dukungan

tugas yang diberikan oleh guru,

berkaitan

dengan

tambahan-tambahan

keseimbangan mental dan kepuasan

pelajaran

di

sekolah maupun di rumah. Siswa
yang

mengalami

matematika

kecemasan

menunjukkan

sikap

merasa tidak ada artinya belajar
matematika, kebingungan, gugup,
gelisah, khawatir, serta mengalami
fisiologis

(Nawangsari,

2001).

LANDASAN TEORI
Zbornik (2001) mendefinisikan kecemasan matematika sebagai
gejala spesifik yang tersusun dari
komponen kecemasan terhadap tes
meliputi

kekhawatiran

merupakan
Dukungan keluarga sangat

bermanfaat

dalam

pembentukan

psikologis.

enggan belajar, merasa rendah diri,

gangguan

keluarga

pengendalian

seseorang

terhadap

kecemasan

dan

dapat

tingkat
pula

mengurangi tekanan-tekanan yang

aspek

(worry)

kognitif

dari

kecemasan, dan aspek emosional
(emotionality) serta sebuah aspek
unik

yaitu

berhubungan

kecemasan
dengan

yang

bilangan.

Kecemasan pada tes matematika

5

menunjuk pada kecemasan akan

ketegangan,

ketakutan

dan

antisipasi, mengambil, dan menerima

kehawatiran

kepercayaan

diri

hasil tes.

yang

rendah,

cara

pandang

Math anxiety sering diartikan

negatif terhadap pembelajaran

sebagai perasaan cemas terhadap

matematika, merasa terancam,

matematika. Kecemasan matematika

gagal untuk meraih potensi,

(math anxiety) didefinisikan sebagai

sertaterjadi reduksi dalam daya

perasaan ketegangan dan kecemasan

ingat.

yang mengganggu terkait manipulasi
angka

dan

matematika

2. Gejala secara fisik, meliputi

pemecahan

masalah

tangan

berkeringat,

jantung

dalam

berbagai

berdebar, muak, serta kesulitan
dalam bernapas.

kehidupan sehari-hari maupun situasi

Haber dan Runyon (dalam

akademik. Kecemasan matematika
dan

Suryani, 2007) bahwa jika seseorang

kehilangan akan kepercayaan diri

mengalami perasaan gelisah, gugup,

(Tobias. S, 1993). Menurut Wood

atau tegang dalam menghadapi suatu

(2012),

matematika

situasi yang tidak pasti, berarti orang

adalah fenomena yang relatif sering

tersebut mengalami kecemasan, yaitu

berhubungan

dengan

prestasi

ketakutan yang tidak menyenangkan,

matematika.

Adapun

menurut

atau suatu pertanda sesuatu yang

Ashcraft

(2009)

kecemasan

buruk akan terjadi. Harber dan

dapat

menyebabkan

lupa

kecemasan

matematika adalah reaksi negatif

Runyon

seseorang

dimensi kecemasan, yaitu:

terhadap

situasi

yang

melibatkan angka, matematika, dan

1.

empat

Dimensi kognitif, yaitu perasaan
tidak

perhitungan matematika.

mengemukakan

menyenangkan

yang

matematika

muncul dalam pikiran seseorang

dapat diketahui berdasarkan gejala

sehingga ia mengalami rasa risau

yang

dan khawatir. Kekhawatiran ini

Kecemasan

terjadi.

Gejala

kecemasan

matematika menurut Cavanagh &

dapat

Sparrow (2011) adalah:

tingkat khawatir yang ringan, lalu

1. Gejala
meliputi

secara

psikologis,

perasaan

dari

terbentang

mulai

dari

panik, cemas, dan merasa akan
terjadi malapetaka. Saat individu

6

Menurut

mengalami kondisi ini ia tidak

2.

kepercayaan diri diartikan sebagai

keputusan,

suatu keyakinan seseorang untuk

dan

mengalami

kesulitan untuk tidur.

mampu berperilaku sesuai dengan

Dimensi motorik, yaitu perasaan

yang diharapkan dan diinginkan.

tidak

Apabila seseorang tidak memiliki

menyenangkan

yang

muncul dalam bentuk tingkah

kepercayaan

laku,

masalah

seperti

meremas
menggigit

jari,
bibir,

diri

akan

maka

banyak

timbul

karena

kepercayaan diri merupakan aspek

menjentikkan kuku, dan gugup.

kepribadian dari seseorang yang

Dimensi somatik, yaitu perasaan

berfungsi

tidak

yang

mengaktualisasikan

fisik

dimilikinya. Kepercayaan diri adalah

muncul

4.

(2006),

dapat berkonsentrasi, mengambil

menggeliat,

3.

Alsa

menyenangkan
dalam

reaksi

penting
potensi

yang

biologis, seperti mulut terasa

satu

kering,

terbentuk melalui interaksi individu

kesulitan

bernapas,

aspek

untuk

kepribadian

berdebar, tangan dan kaki dingin,

dengan lingkungannya.

pusing seperti hendak pingsan,

Menurut

yang

George

banyak keringat, tekanan darah

Cristian,

naik, otot tegang terutama kepala,

sendiri adalah kemampuan berpikir

leher, bahu, dan dada, serta sulit

rasional

mencerna makanan.

keyakinan-keyakinan,

Dimensi afektif yaitu perasaan

proses

tidak

mengandung unsur keharusan yang

menyenangkan

yang

kepercayaan

dan

(rational

pada

belief)

berpikir

berupa

ide-ide
yang

dan
tidak

muncul dalam bentuk emosi,

menuntut

perasaan tegang karena luapan

menghambat proses perkembangan

emosi yang berlebihan seperti

dan ketika menghadapi problem atau

dihadapkan pada suatu teror.

persoalan mampu berpikir, menilai,

Luapan

menimbang,

emosi

ini

biasanya

individu

diri

sehingga

menganalisa,

memu-

atau

tuskan, dan melakukan. Rasa percaya

kekhawatiran bahwa ia dekat

diri (self-confidence) adalah dimensi

dengan

evaluatif yang menyeluruh dari diri.

berupa

kegelisahan

bahaya

padahal

sebenarnya tidak terjadi apa-apa.

Rasa percaya

diri

juga

disebut

7

sebagai harga diri atau gambaran diri

pemuasan

(Santrock, 2003).

dikemudian hari dan mampu

Kepercayaan diri terdiri atas
beberapa aspek. Menurut Lauster
(2002),

aspek-aspek kepercayaan

kebutuhannya

menghadapi

segala

sesuatu

dengan tenang.
7. Mandiri, adalah sikap positif

diri meliputi:

seseorang untuk tidak bergantung

1. Optimis, merupakan sikap positif

pada orang lain.

seseorang yang selalu berpan-

8. Mudah

menyesuaikan

diri,

dangan baik dalam menghadapi

merupakan sikap positif yang

segala hal tentang diri, harapan

dimiliki

dan kemampuan.

untukmelakukan interaksi dengan

oleh

seseorang

kemampuan

lingkungan sekitarnya sehingga

sendiri, merupakan sikap positif

merasa sesuai dan cocok dengan

seseorang yang mengerti dengan

lingkungan tersebut.

2. Keyakinan

pada

sungguh-sungguh akan apa yang

Dukungan keluarga diartikan
sebagai bantuan yang diberikan oleh

dilakukannya.
3. Toleransi, adalah sikap meng-

anggota keluarga yang lain sehingga

hargai, menenggang, tidak mau

akan memberikan kenyamanan fisik

capur tangan serta membiarkan

dan psikologis pada orang yang

tindakan, sikap dan pendapat

dihadapkan

orang lain.

(Taylor, 2006). Aspek dukungan

4. Ambisi normal, adalah suatu

pada

situasi

stres

keluarga menurut Sarafino (2004),

keadaan seseorang yang memiliki

Hensarling (2009) adalah:

keinginan untuk mencapai segala

1. Aspek empathethic (emosional)
Aspek

sesuatu yang dicita-citakan.
5. Tanggung

jawab,

kesediaan

merupakan

seseorang

untuk

dukungan

ini

melibatkan ekspresi, rasa empati
dan

perhatian

terhadap

menanggung segala sesuatu yang

seseorang sehingga membuatnya

telah menjadi konsekuensinya.

merasa lebih baik, memperoleh

keadaan

kembali keyakinannya, merasa

seseorang yang merasa tidak

dimiliki dan dicintai pada saat

takut dan khawatir mengenai

stres. Komunikasi dan interaksi

6. Rasa

aman,

adalah

8

antara

anggota

keluarga

keluarga dalam bentuk nyata

untuk

memahami

terhadap ketergantungan anggota

diperlukan

keluarga.

situasi anggota keluarga.
2. Aspek

encouragement

(peng-

4. Aspek participative (partisipasi)

hargaan)

Dukungan

Aspek ini terjadi melalui

pemberian

ini

saran

berupa

percakapan

ekspresi berupa sambutan yang

atau

positif dengan orang-orang di

bagaimana seseorang melakukan

sekitarnya,

sesuatu,

dorongan

atau

umpan

balik

tentang

misalnya

ketika

pernyataan setuju terhadap ide-

seseorang mengalami kesulitan

ide

individu.

dalam pengambilan keputusan,

yang

positif

dia akan menerima saran dan

lain

seperti

umpan balik tentang ide-ide dari

pernyataan bahwa orang lain

keluarganya. Menurut Peterson

mungkin tidak dapat bertindak

&

lebih

partisipasi

atau

perasaan

Perbandingan
dengan

orang

baik.

membuat

Dukungan

seseorang

berharga,

ini

Bredow

(2009),
ini

aspek

terdiri

dari

merasa

pemberian nasihat, pengarahan,

dan

atau keterangan yang diperlukan

kompeten

oleh individu yang bersangkutan

dihargai.
3. Aspek facilitative (instrumental)
Aspek facilitative (instru-

serta untuk mengatasi masalahmasalah pribadinya.

mental) merupakan dukungan

Berdasarkan beberapa teori

yang bersifat nyata, di mana

yang telah diuraikan, maka hipotesis

dukungan ini berupa bantuan

dalam penelitian ini adalah Ada

langsung,

hubungan

kepercayaan

memberikan/meminjamkan

dukungan

keluarga

dengan

uang. Dukungan ini dapat juga

kecemasan

matematika.

Adapun

berupa

bantuan

mengerjakan

hipotesis minornya adalah:

tugas

tertentu

pada

1. Ada

mengalami

contoh

stres.

seseorang

Aspek

saat
ini

memperlihatkan dukungan dari

hubungan

kepercayaan

diri

diri

dan

negatif
dengan

kecemasan matematika. Artinya,

9

makin tinggi kepercayaan diri,

dengan mengambil semua elemen

maka

yang ada dalam wilayah penelitian

kecemasan

matematika

(Sabar, 2007).

makin rendah.

Metode pengumpulan data

2. Ada hubungan negatif dukungan
keluarga

dengan

matematika.

kecemasan

Artinya,

makin

dalam penelitian ini adalah menggunakan

kuesioner,

sedangkan

tinggi dukungan keluarga, maka

instrumen

kecemasan

penelitian ini dengan menggunakan

matematika

makin

penelitian

dalam

skala.

rendah.

Skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala kecemasan

METODE PENELITIAN
dalam

matematika, skala kepercayaan diri,

penelitian ini adalah kepercayaan diri

dan skala dukungan keluarga yang

dan dukungan keluarga. Adapun

akan dibuat sendiri oleh peneliti.

variabel

Skala kecemasan matematika dibuat

Variabel

bebas

tergantungnya

adalah

berdasarkan aspek kognitif dan aspek

kecemasan matematika.
seluruh

emosional (Zbornik, 2001). Skala

subyek penelitian (Arikunto, 2010).

kepercayaan diri dibuat berdasarkan

Populasi pada penelitian ini adalah

aspek

peserta didik kelas XI IPS di SMA

kemampuan sendiri, toleransi, ambisi

XX Sukoharjo yang terbagi dalam 5

normal, tanggung jawab, rasa aman,

kelas.

mandiri, dan mudah menyesuaikan

Populasi

adalah

Sampel dalam penelitian ini

optimis,

keyakinan

pada

diri (Lauster, 2002). Adapun skala

berjumlah 132 siswa yang terkumpul

dukungan

dalam 4 kelas XI IPS Sekolah

berdasarkan aspek emosional, aspek

Menengah

penghargaan,

Atas

di

SMA

XX

keluarga

aspek

diperoleh

instrumental,

Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014.

dan aspek partisipasi (Hensarling,

Sampel dipilih secara acak.

2009).

Teknik pengambilan sampel

Analisis

data

dilakukan

dalam penelitian ini menggunakan

dengan bantuan program komputer

teknik studi populasi, yaitu teknik

Statistical

pengambilan sampel yang dilakukan

Science (SPSS) Versi 17.0.

Packages

for

Social

10

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS Versi 17.0 dapat
dirangkum pada Tabel 3.
Tabel 3.Rangkuman Hasil Analisis Data.
Analisis
Hasil
Anareg

Sumbangan
efektif

Variabel
Nilai
Kecemasan
Koefisien R=0,776
matematika
(p=0.000;p

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Matematika.

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Matematika.

0 1 10

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA MENGHADAPI Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Osca.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Osca.

0 3 14

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MAHASISWA MENGHADAPI Hubungan Kepercayaan Diri Dan Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Mahasiswa Menghadapi Ujian Osca.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 1 19

PENDAHULUAN Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 6 10

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR Naskah Publikasi Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dan Kepercayaan Diri Dengan Kemandirian Belajar.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Terhadap Dunia Kerja.

0 2 16