HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (Vo2max) Dengan Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia.

(1)

HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

ASRI SEFTIKA DEWI J 120 120 058

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016


(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

ASRI SEFTIKA DEWI

J 120 120 058

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA

OLEH

ASRI SEFTIKA DEWI J 120 120 058

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 23 Juli 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1.Sugiono, S.Fis., H.H (Kes) (……..……..) (Ketua Dewan Penguji)

2.Isnaini Herawati, S.Fis., M.Sc (………) (Anggota I Dewan Penguji)

3.Wijianto M.OR (……….)

(Anggota II Dewan Penguji Dekan,

Dr.Suwaji.,M.Kes NIK. 195311231983031002


(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Juli 2016 Penulis

ASRI SEFTIKA DEWI J 120 120 058


(5)

1

HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA

ABSTRAK

lanjut usia sangat erat hubungannya dengan perubahan fisik dan biologis yang terjadi. Perubahan fisik dan bilogis pada lansia ditandai dengan terjadinya kemunduran bilogis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem gastrointestinal, sistem integument, sistem neurologis, sistem endokrin dan sistem sensori. Sesuai dengan penjelasan diatas sistem kardiovaskuler menjadi salah satu dari perubahan yang terjadi. Penurunan kapasitas kardiovaskuler akan menyebabkan menurunnya VO2max hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan sistem tubuh yang lain. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hidup pada lansia. Tujuan: Mengetahui hubungan antara volume oksigen maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup pada lansia. Metode Penelitian: Jenis penelitian observa sional dengan desain analytic cross sectional study bertujuan untuk mengetahui hubungan antara volume oksigen maksimum dengan kualitas hidup pada lansia, dengan besar sampel 82 orang. Teknik analisis data menggunakan uji univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan uji bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian: Hubungan antara volume oksigen maksimum dengan kualitas hidup pada lanjut usia, didapatkan hasil (p=0,206), sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara 2 variabel tersebut Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara volume oksigen maksimum dengan kualitas hidup pada lanjut usia.

Kata kunci: VO2max, Kualitas Hidup, Lanjut Usia

ABSTRACT

: elderly is closely related to the physical and biological changes that occur. Physical and biological changes in the elderly is chara cterized by the occurrence of biological deterioration seen as symptoms of physical setbacks, including the cardiovascula r system, the respiratory system, the musculoskeletal system, gastrointestinal system, integument system, neurological system, endocrine system and sistem sensory. In accordance with the explanation of the cardiovascular system became one of the changes that occur. Cardiova scular capacity reduction will lead to decreased VO2max it will affect the development of other body systems. Thus indirectly affect the quality of life on elderly. Objective: To determine the relationship between the maximum volume of oxygen (VO2max) with the quality of life on elderly. Methods: observational study design with cross sectional analytic study aims to determine the relationship between the maximum volume of oxygen with the quality of life on elderly, with a sample size of 82 people. Data were analyzed using univa riate with frequency distribution table and bivariate test using chi-square test. Results: The relationship between the maximum volume of oxygen to the quality of life of the elderly. the results obtained (p = 0.206), so nothing a significant


(6)

2

relationship between the two variables Conclusions: There wa s no relationship between the maximum volume of oxygen to the quality of life on elderly.

Keywords: VO2max, Quality of Life, Elderly.

1. PENDAHULUAN

Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Indonesia tergolong Negara aging structured population, karena jumlah penduduk kelompok lansia di Indonesia tahun 2010 yaitu 7,6% dan pada tahun 2015 diprediksikan akan mengalami peningkatan sekitar 8,5%.Dengan meningkatnya jumlah populasi pada lansia, maka presentasi peningkatan kesehatan lansia juga harus ditingkatkan. Sehingga melalui kementrian Republik Indonesia membentuk suatu wadah pelayanan kesehatan yang diberi nama posyandu. Posyandu berfungsi sebagai upaya promotif dan preventif yang bermanfaat untuk mengurangi permasalahan pada proses menua.

Menurut Constantindes dalam Nugroho (2008), proses menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. semakin bertambah usia seseorang maka semakin berkurang juga kemampuannya untuk melakukan kegiatan. Hal tersebut karena pada lansia mengalami perubahan fisik dan biologis. Menurut padila (2013) menua ditandai dengan terjadinya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain adalah sistem kardiovaskuler sistem pernafasa, sistem musckuloskeletal, sistem ga strointestinal, sistem integument, sistem neurologis, sistem endokrin, sistem sensori.

Salah satu perubahan fisik dan biologis pada lansia adalah sistem kardiovaskuer, salah satu tolak ukur yang paling sering digunakan untuk mengetahui sistem kardiovakuler adalah Volume Okigen Maksimum (VO2max).


(7)

3

Penurunan terkait dalam VO2max pada lansia sekitar 10% per dekade, sedangkan 5% per dekade pada lansia yang aktif (Oliveiraet al, 2008). Penurunan Volume oksigen maximum (VO2max) tersebut mampu mempengaruhi kesehatan fisik pada lansia. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya penurunan pada kesehatan fisik lansia adalah dengan mengukur kualitas hidup lansia tersebut. Menurut WHO (World Health Organisation), kualitas hidup yaitu anggapan individu tentang posisi mereka dalam kehidupan, yang dapat dilihat dari segi budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal serta hubunganya dengan tujuan, harapan, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian individu (Nofitri, 2009).

Lansia yang mengalami perubahan fisik dan biologi salah satunya adalah penurunan kapasitas kardiovaskuler, hal tersebut mampu menimbulkan terjadinya penurunan kesehatan fisik pada lansia. Sehingga permasalahan tersebut dapat dijadikan penelitian, untuk mengetahui pengaruh variabel, maka peneliti mengangkat judul tentang “Hubungan Volume Oksigen Maksimum Dengan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia.

2. TINJAUAN PUSTAKA a. Lansia

Menurut Constantindes dalam Nugroho (2008), proses menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Lanjut usia diklasifikasikan berdasarkan umur yaitu pra lansia (45-59 tahun), lansia muda (60-69 tahun), lansia menengah atau madya (70-79 tahun), dan lansia tua (80 tahun ke atas), (BPS, 2013).

Menurut Padila (2013) menua ditandai dengan terjadinya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain :


(8)

4

Sistem kardiovaskuler, Sistem pernafasan, Sistem musculoskeletal, Sistem gastrointestinal, Sistem genetourinari, Sistem integument, Sistem neurologi (system nervorum), Sistem endokrin (system hormone), Sistem sensori.

b. Volume Oksigen Maximum (VO2maks)

VO2max merupakan jumlah maksimum oksigen dalam mili liter, yang dapat dipergunakan dalam satu menit per kilogram berat badan. Seseorang yang mempunyai kebugaran baik mempunyai nilai VO2max yang lebih tinggi sehingga mampu melakukan aktifitas lebih kuat dari pada seseorang yang tidak dalam kondisi baik (Levina, 2007). Semakin baik daya tahan kardiorespirasi seseorang maka semakin tinggi nilainya (Trisnowiyato, 2012). Faktor yang mempengaruhi volume oksigen maksimum yaitu : jenis kelamin, umur, latihan/olahraga, genetic.

c. Kualitas hidup

Menurut WHO (World Health Organisation), kualitas hidup yaitu anggapan individu tentang posisi mereka dalam kehidupan, yang dapat dilihat dari segi budaya dan sistem nilai dimana individu tinggal serta hubunganya dengan tujuan, harapan, dan hal-hal lain yang menjadi perhatian individu (Nofitri, 2009). Pusat promosi kesehatan di University of Toronto (2009) dalam Smith, A (2005) mendefinisikan kualitas hidup sebagai “sejauh mana seseorang menikmati semua hal penting dalam hidupnya”. Menurut Nofitri (2009) adapun faktor yang mempengaruhi kualitas hidup yaitu gender atau jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, hubungan dengan orang lain.


(9)

5 3. METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain analytic cross Sectional Study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tertentu dan penyakit atau masalah kesehatan (Lapau, 2015).

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian kali ini populasi yang diteliti adalah lansia yang berusia 60-79 tahun berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang ada di posyandu lansia ngoro, posyandu lansia luweng, dan posyandu lansia gesingan, desa luweng wilayah kerja puskesmas gatak dengan jumlah populasi 147 orang. 2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sampel dipilih dari populasi berdasakan pertimbangan kriteria. Total sampel yang didapat yaitu 82 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap ini dilakukan analisa bivariate. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2max) dengan Kualitas Hidup. Hasil uji hubungan antara volume oksigen maximum (VO2max) dengan kualitas hidup menggunakan uji statistik chi square diperoleh hasil sebagai berikut


(10)

6

Tabel 4.5

Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (VO2max) dengan Kualitas Hidup

Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil penghitungan data hubungan antara volume oksigen maximum (VO2max) dengan kualitas hidup. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara konsumsi oksigen maksimal (VO2max) dan kualitas hidup dengan nilai P value (0.206). di bawah ini akan dibahas tentang hubungan dan hasil dari uji data yang telah dilakukan.

Kualitas hidup dimensi yang pertama yaitu dimensi fisik. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup pada lansia dengan nilai value (0.014). Hal ini sesuai dengan pendapat Bouchard (2011) bahwa tingginya kualitas sistem kardiovaskuler dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler dan hipertensi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup aspek fisik dan menghindarkan seseorang dari keterbatasan fisik. Hal ini ditegaskan pula oleh Bjarne (2012) dan Ezmaelizadeh (2012) yang menjelaskan bahwa komponen kebugaran jasmani dan dianggap sebagai pendapat penting kesehatan sepanjang hidup dan dihubungkan dengan penurunan faktor resiko penyakit kronis dan kematian.

Kualitas hidup dimensi yang kedua yaitu dimensi kesejahteraan psikologi. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi kesejahteraan psikologi pada lansia dengan nilai value (0.129). hal tersebut sesuai dengan penelitian

VO2max Kualitas Hidup Total P-value

Rendah Sedang tinggi

Poor 0 27 7 34

0.206

good 0 32 18 48


(11)

7

yang dilakukan oleh Tolmunen (2006)yang mendapatkan hasil bahwa rendahnya volume oksigen maksimum (VO2max) menyebabkan peningkatan resiko terjadinya gejala depresi. Konsumsi oksigen maksimum (VO2max) mengukur kinerja jantung, paru-paru dan struktur terkait dalam mendistribusikan O2 secara efektif. Kurangnya VO2max menyebabkan terganggunya distribusi tersebut yang pada akhirnya akan menyebabkan seseorang akan cepat merasa lelah setelah melakukan suatu pekerjaan dan hal ini lebih erak kaitannya dengan aspek fisik di bandingkan dengan kesejahteraan psikologi .

Kualitas hidup dimensi yang ketiga yaitu dimensi hubungan sosial. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial dengan nilai value (0.480). Dimensi hubungan social mencakup relasi personal. Relasi personal merupakan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan social yaitu menggabarkan adanya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Sedangkan aktivitas seksual merupakan gabaran kegiatan seksual yang dilakukan individu (Sekarwiri, 2008). Dari penjaran pengertian kualitas hidup dimensi hubungan social dapat disimpulkan bahwa Vo2max tidak berperan dalam kualitas hidup dimensi hubungan social sehingga uji yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Kualitas hidup dimensi yang keempat yaitu dimensi lingkungan. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial dengan nilai value (0.363). Kualitas hidup dimensi lingkungan yaitu mecakup sumber financial, freedom, physical safety, perawatan kesehatan, dan social ca re, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesepatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan, lingkungan fisik serta transpotasi (Sekarwiri,2008). Dari penjaran pengertian kualitas hidup dimensi hubungan lingkungan dapat disimpulkan bahwa


(12)

8

Vo2max tidak berperan dalam kualitas hidup dimenisi lingkungan sehingga uji yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah analisis data dan pembahasan dilakukan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Volume Okigen Maksimum (VO2max) paling banyak berkategori baik. 2. Terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas

hidup dimensi fisik pada lansia dengan nilai value 0.014

3. Tidak terdapat hubungan antara Kosumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas hidup dimensi kesejahteran psikologi (0.129), dimensi hubungn sosial (0.480), dimensi lingkungan (0.363)

4. Secara keseluruhan tidak terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia (0.206).

A. SARAN

1. Peneliti lain

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan acuan bagi peneliti yang lain dengan obyek yang sama. Tetapi bagi peneliti yang lain sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lain agar hasilnya lebih akurat dan dapat diketahui faktor-faktor mana saja yang berhubungan. Untuk pengukuran Six Minute Wallking Test bagi peneliti lain sebaiknya menggunakan prosedur yang sesuai, apabila ruangan di lokasi tidak memadai, silahkan mencari lokasi yang sekiranya sesuai degan prosedur Six Minute Wallking Test.

2. Lanjut Usia

Lansia sebaiknya melakukan olahraga setiap hari supaya kesehatan dan kebugaran jantungnya mampu terjaga dengan baik, sehingga kualitas hidup lansia juga akan semakin baik.


(13)

9 3. Tenaga Kesehatan

Dengan hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan memberikan konseling kepada lansia untuk tetap aktif menjalankan masa tuanya sehingga mampu mandiri tanpa bantuan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bjarne M. 2012. Estimating VO2 peak from a Non-exercise prediction Model: The HUNT Study. Jebsen Center of Exercise in Medicine Norwegia

Bouchard D.R, McGuire K. 2011. Cardiorespiratory Fitness,Obesity, and Functional Limitation in Older Adults. Journal of Aging and Physical Activity, 19: 336-346

Esmaelilzadeh,S., Kalantari. 2013. Cardiorespiratory Social Science and Medicine. 56, 589–602

Lapau B. 2015. Metode Penelitian Kesehatan: Medote Ilmiah Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan pustaka Obor Indonesia

Levine B.D. 2007. VO2max: What Do We Know, and What Do We Still Need to Know. J. Physiol

Nofitri 2009. Gambaran Kualitas Hidup. Jakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Nugroho W.2008. Kepera watan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

Padila. 2013. Buku Ajar Kepera watan Gerontik. Yogyakarta: PT Nuha Medika. Sekarwiri E., 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community.


(14)

10

Tolmunen,T. 2006. Low Maximal Oxygen Uptake is associated with Elevated Depressive Symptoms in Middle Age . European Juornal of Epidemiology.21:701-706.

Trisnowiyanto, Bambang. 2012. Instrumen Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika


(1)

5 3. METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain analytic cross Sectional Study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor tertentu dan penyakit atau masalah kesehatan (Lapau, 2015).

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian kali ini populasi yang diteliti adalah lansia yang berusia 60-79 tahun berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang ada di posyandu lansia ngoro, posyandu lansia luweng, dan posyandu lansia gesingan, desa luweng wilayah kerja puskesmas gatak dengan jumlah populasi 147 orang. 2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sampel dipilih dari populasi berdasakan pertimbangan kriteria. Total sampel yang didapat yaitu 82 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap ini dilakukan analisa bivariate. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2max) dengan Kualitas Hidup. Hasil uji hubungan antara volume oksigen maximum (VO2max) dengan kualitas hidup menggunakan uji statistik chi square diperoleh hasil sebagai berikut


(2)

6

Tabel 4.5

Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (VO2max) dengan Kualitas Hidup

Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil penghitungan data hubungan antara volume oksigen maximum (VO2max) dengan kualitas hidup. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara konsumsi oksigen maksimal (VO2max) dan kualitas hidup dengan nilai P value (0.206). di bawah ini akan dibahas tentang hubungan dan hasil dari uji data yang telah dilakukan.

Kualitas hidup dimensi yang pertama yaitu dimensi fisik. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup pada lansia dengan nilai value (0.014). Hal ini sesuai dengan pendapat Bouchard (2011) bahwa tingginya kualitas sistem kardiovaskuler dapat mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler dan hipertensi yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup aspek fisik dan menghindarkan seseorang dari keterbatasan fisik. Hal ini ditegaskan pula oleh Bjarne (2012) dan Ezmaelizadeh (2012) yang menjelaskan bahwa komponen kebugaran jasmani dan dianggap sebagai pendapat penting kesehatan sepanjang hidup dan dihubungkan dengan penurunan faktor resiko penyakit kronis dan kematian.

Kualitas hidup dimensi yang kedua yaitu dimensi kesejahteraan psikologi. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi kesejahteraan psikologi pada lansia dengan nilai value (0.129). hal tersebut sesuai dengan penelitian

VO2max Kualitas Hidup Total P-value

Rendah Sedang tinggi

Poor 0 27 7 34

0.206

good 0 32 18 48


(3)

7

yang dilakukan oleh Tolmunen (2006)yang mendapatkan hasil bahwa rendahnya volume oksigen maksimum (VO2max) menyebabkan peningkatan resiko terjadinya gejala depresi. Konsumsi oksigen maksimum (VO2max) mengukur kinerja jantung, paru-paru dan struktur terkait dalam mendistribusikan O2 secara efektif. Kurangnya VO2max menyebabkan terganggunya distribusi tersebut yang pada akhirnya akan menyebabkan seseorang akan cepat merasa lelah setelah melakukan suatu pekerjaan dan hal ini lebih erak kaitannya dengan aspek fisik di bandingkan dengan kesejahteraan psikologi .

Kualitas hidup dimensi yang ketiga yaitu dimensi hubungan sosial. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial dengan nilai value (0.480). Dimensi hubungan social mencakup relasi personal. Relasi personal merupakan hubungan individu dengan orang lain. Dukungan social yaitu menggabarkan adanya bantuan yang didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Sedangkan aktivitas seksual merupakan gabaran kegiatan seksual yang dilakukan individu (Sekarwiri, 2008). Dari penjaran pengertian kualitas hidup dimensi hubungan social dapat disimpulkan bahwa Vo2max tidak berperan dalam kualitas hidup dimensi hubungan social sehingga uji yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan.

Kualitas hidup dimensi yang keempat yaitu dimensi lingkungan. Dari hasil uji data perdimensi kualitas hidup didapatkan hasil yang tidak signifikan antara Volume Oksigen Maksimum (VO2max) dengan kualitas hidup dimensi hubungan sosial dengan nilai value (0.363). Kualitas hidup dimensi lingkungan yaitu mecakup sumber financial, freedom, physical safety, perawatan kesehatan, dan social ca re, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru dan keterampilan, partisipasi dan kesepatan untuk melakukan rekreasi atau kegiatan yang menyenangkan, lingkungan fisik serta transpotasi (Sekarwiri,2008). Dari penjaran pengertian kualitas hidup dimensi hubungan lingkungan dapat disimpulkan bahwa


(4)

8

Vo2max tidak berperan dalam kualitas hidup dimenisi lingkungan sehingga uji yang dilakukan tidak terdapat hubungan yang signifikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah analisis data dan pembahasan dilakukan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Volume Okigen Maksimum (VO2max) paling banyak berkategori baik. 2. Terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas

hidup dimensi fisik pada lansia dengan nilai value 0.014

3. Tidak terdapat hubungan antara Kosumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas hidup dimensi kesejahteran psikologi (0.129), dimensi hubungn sosial (0.480), dimensi lingkungan (0.363)

4. Secara keseluruhan tidak terdapat hubungan antara Konsumsi Oksigen Maksimum dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia (0.206).

A. SARAN

1. Peneliti lain

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan acuan bagi peneliti yang lain dengan obyek yang sama. Tetapi bagi peneliti yang lain sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lain agar hasilnya lebih akurat dan dapat diketahui faktor-faktor mana saja yang berhubungan. Untuk pengukuran Six Minute Wallking Test bagi peneliti lain sebaiknya menggunakan prosedur yang sesuai, apabila ruangan di lokasi tidak memadai, silahkan mencari lokasi yang sekiranya sesuai degan prosedur Six Minute Wallking Test.

2. Lanjut Usia

Lansia sebaiknya melakukan olahraga setiap hari supaya kesehatan dan kebugaran jantungnya mampu terjaga dengan baik, sehingga kualitas hidup lansia juga akan semakin baik.


(5)

9 3. Tenaga Kesehatan

Dengan hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan memberikan konseling kepada lansia untuk tetap aktif menjalankan masa tuanya sehingga mampu mandiri tanpa bantuan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Bjarne M. 2012. Estimating VO2 peak from a Non-exercise prediction Model: The HUNT Study. Jebsen Center of Exercise in Medicine Norwegia

Bouchard D.R, McGuire K. 2011. Cardiorespiratory Fitness,Obesity, and Functional Limitation in Older Adults. Journal of Aging and Physical Activity, 19: 336-346

Esmaelilzadeh,S., Kalantari. 2013. Cardiorespiratory Social Science and Medicine. 56, 589–602

Lapau B. 2015. Metode Penelitian Kesehatan: Medote Ilmiah Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan pustaka Obor Indonesia

Levine B.D. 2007. VO2max: What Do We Know, and What Do We Still Need to Know. J. Physiol

Nofitri 2009. Gambaran Kualitas Hidup. Jakarta: Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Nugroho W.2008. Kepera watan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

Padila. 2013. Buku Ajar Kepera watan Gerontik. Yogyakarta: PT Nuha Medika. Sekarwiri E., 2008. Hubungan Antara Kualitas Hidup dan Sense of Community.


(6)

10

Tolmunen,T. 2006. Low Maximal Oxygen Uptake is associated with Elevated Depressive Symptoms in Middle Age . European Juornal of Epidemiology.21:701-706.

Trisnowiyanto, Bambang. 2012. Instrumen Pemeriksaan Fisioterapi dan Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA

0 9 2

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PANTI Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA VOLUME OKSIGEN MAXIMUM (VO2max) DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (Vo2max) Dengan Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia.

0 1 16

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara Volume Oksigen Maximum (Vo2max) Dengan Kualitas Hidup Pada Lanjut Usia.

0 1 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PANTI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PANTI Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN PENURUNAN AKTIVITAS FISIK DENGAN SATURASI OKSIGEN PADA LANJUT USIA Hubungan penurunan aktivitas fisik dengan Saturasi oksigen pada lanjut usia Di posyandu makamhaji.

1 3 9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA GEDONGAN, Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI DESA GEDONGAN, Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Desa Gedongan, Kabupaten Sukoharjo.

8 26 11

Hubungan antara tingkat paparan pada perokok pasif dengan volume oksigen maksimal (vo2max) pada remaja usia 19-24 tahun 1. HALAMAN AWAL

0 0 11