KONSTRUKSI REALITAS KAUM PEREMPUAN DALAM FILM WANITA TETAP WANITA “ANALISIS SEMIOTIKA”.

KONSTRUKSI REALITAS KAUM PEREMPUAN
DALAM FILM WANITA TETAP WANITA
“ANALISIS SEMIOTIKA”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

oleh

IRMAWATI NASUTION
NIM 2103210012

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin atas segala nikmat, kesempatan serta kekuatan yang
telah diberikan Allah SWT, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul
“Konstruksi Realitas Kaum Perempuan pada film Wanita Tetap Wanita ’Analisis
Semiotika’ ”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sastra.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami
kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak, kendalakendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Muhammad Surip, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia.
6. Drs. T.R,Pangaribuan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
7. Mara Untung Ritonga, S.S.,M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Dr.Wisman. Hadi, S.Pd.,M.Hum., selaku Dosen Pengarah.
9. Drs. Azhar Umar, M.Pd., selaku Dosen Pengarah.
10. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
11. Bapak/Ibu Pegawai di lokasi penelitian Digital Library Universitas Negeri Medan
12. Ayah saya, Jusian Nasution Juga Ibu saya Reni Aruan yang tidak pernah lelah

berdoa dan memberikan bantuan baik dari segi materil maupun moril serta motivasi
selama ini, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skrpisi ini. Adik-adik saya,

Indah, Novi, Liza, Uli, dan Tia, serta Kakak saya Martin Rizal yang selalu
memberi dukungan kepada saya.
13. Keluarga besar saya, keluarga besar Aruan yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi bagi saya selama ini. Khususnya Tante-tante saya Rumondang Aruan,
Romauli Aruan, dan Mesrawati Saragih.SE. Paman saya Ir. Rudy Tandyo, Robert
Aruan, dan Riduan Aruan, dan lainnya yang tidak saya sebutkan satu persatu.
14. Teman-teman Nondik 2010, Sartika Sari, Try Annisa Lestari, dan teman terdekat
Puspo Arie Kuncoro yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada
saya.
15. Semua orang yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembacanya.

Medan, Mei 2014
Penulis,

Irmawati Nasution


ABSTRAK

Irmawati Nasution. Nim. 2103210012. Konstruksi Realitas Kaum pada film
Wanita Tetap Wanita “Analisis Semiotika”. Skripsi Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan,
2014.
Perbedaan gender sering menjadi masalah yang sering terjadi di negara kita.
Hal yang demikian telah banyak dilihat pada karya-karya sutradara film di
indonesia. Namun ada hal yang unik pada salah satu film yang menggambarkan
realitas kamum perempuan, judulnya Wanita Tetap Wanita. Film Wanita Tetap
Wanita menceritakan kisah perempuan dengan status sosial berbeda dan berbagai
masalah yang mereka hadapi. Penelitian yang menggunakan metode penelitian
kualitatif ini bertujuan untuk menemukan apa saja makna terkait dalam
pengkonstruksian realitas kaum perempuan pada film Wanita Tetap Wanita, serta
mendefinisikan konstruksi realitas kaum perempuan dalam film Wanita Tetap
Wanita. Data-data yang diperoleh adalah data berupa kalimat-kalimat yang
terdapat pada dialog dan gambar pada sequence film, kemudian dianalisis dengan
menggunakan model semiotika Roland Barthes dengan tiga tahap analisis yaitu
deskripsi makna denotatif, identifikasi sistem hubungan tanda dan makna

konotatif, serta análisis mitos.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna yang terdapat dalam film
Wanita Tetap Wanita terkait dalam mengkonstruksikan realitas kaum perempuan
meliputi makna denotatif, konotatif, dan mitos. Terdapat dua konsep yang
berbeda dalam film Wanita Tetap Wanita yaitu konsep feminisme dan non
feminisme. Dengan mengkonstruksikan realitas kaum perempuan yang
mengalami ketidakadilan gender, film ini lebih menyiratkan mitos-mitos yang
berkembang dalam aliran feminisme, sehingga dapat disimpulkan bahwa film ini
cenderung berideologi feminis.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Tanda Rolland Barthes...................................................................

48

Gambar 2. Kerangka Konsep ..................................................................................

49


Gambar 3. Tabel Waktu Penelitian .........................................................................

53

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya,
juga sebagai alat komunikator yang efektif. “Film dengan kemampuan daya
visualnya yang didukung audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan
dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan.”(Canagara, 2012:150). Film
memiliki dampak negatif dan positif. Beberapa dampak positifnya adalah dapat
menghibur, mendidik, melibatkan perasaan, merangsang pemikiran. Namun,
dikawatirkan dapat menjerumuskan orang ke hal-hal yang negatif serta
meruntuhkan nilai-nilai moral dan tatanan hidup yang ada di tengah masyarakat.
Film juga dapat dikatakan sebagai bagian hidup manusia yang menggambarkan
kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Potret-potret nyata yang mengisahkan
realitas kehidupan masyarakat atau realitas sosial telah terhampar dengan jelas
untuk disaksikan kapan saja dan di mana saja.

Peneliti berfokus mengambil realitas kaum perempuan sebagai bahan
kajian di film omnibus “Wanita tetap Wanita”, yang diluncurkan pada tahun 2013
oleh Rafii Ahmad dan Irwansyah. Latar belakang pemilihan topik ini adalah dari
beberapa fakta sosial kehidupan perempuan. Komnas Perempuan (Komisi
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan) mencatat selama tahun 19982010, terdapat 93.960 kasus kekerasan seksual dari total 400.939 kasus kekerasan
yang dilaporkan

(www.komnasperempuan.com). Pada tahun 2010 indonesia

pernah menempati posisi teratas sebagai negara asal korban perdagangan manusia

(trafficking). Hingga Juni 2011, sedikitnya tercatat ada 3.909 korban perdagangan
manusia dan sebagian besar korbannya kaum perempuan.
Fenomena-fenomena tersebut membuat pembicaraan tentang perempuan
selalu menjadi hal yang menarik dan juga patut untuk diangkat dan diteliti. Kaum
perempuan seakan-akan identik dengan kelemahan dan ketertindasan. Tidak heran
ketika pada umumnya siapa saja yang bermaksud memotret kehidupan sosial
kaum perempuan tidak pernah lepas dari sisi-sisi yang mencerminkan kelemahan
dan ketertindasan. Perbedaan gender juga menjadi masalah yang sering terjadi di
negara kita. Perempuan hanya memiliki peran domistik, perempuan makhluk yang

lemah, dan perempuan hanya sebagai bunga atau pemanis. “Paham tentang wanita
sebagai orang lemah lembut, permata, bunga, dan sebaliknya pria sebagai orang
yang cerdas, selalu mewarnai karya sastra” (Endraswara, 2013:143). Gambaran
yang demikian telah banyak dilihat pada karya-karya sutradara film di indonesia.
Namun ada hal yang unik pada salah satu film yang menggambarkan realitas
kamum perempuan , judulnya wanita tetap wanita. Ada lima gambaran realita
kaum perempuan yang disutradarai oleh sutradara berbeda dalam film ini, yaitu
Irwansyah, Teuku Wisnu, Reza Rahadian, Dan Didi Riyadi.

Film omnibus Wanita Tetap Wanita menceritakan kisah perempuan
dengan status sosial berbeda dan berbagai masalah yang mereka hadapi. Selama
98 menit, penonton diajak merasakan semangat mengejar impian, ikut terharu saat
air mata jatuh, juga bahagia bersama mereka , diantaranya menyuguhkan benang
merah toko cupcake milik shana. Toko kue milik shana rupanya menyajikan
cupcake paling enak di kota sehingga menjadi tempat pilihan anak-anak muda
untuk nongkrong. Sambil menulis, adith biasa ditemani cupcake capuccino buatan
shana. Belakangan, adith mengganti tempat favoritnya menjadi di luar untuk

menunggu kekasihnya rangga (marcell domits). Cupcake buatan shana juga
menjadi kesukaan Lola. Vanya kerap membelikan beberapa cupcake untuk sang

adik. Ketika lola berulang tahun, Vanya merayakannya di toko kue Shana. Kinan
pun sempat merasakan cupcake yang disebut Iko "cupcake terenak" saat mereka
berkencan usai penerbangan kinan.

Namun di satu sisi penulis merasakan adanya gambaran perempuan yang
masih rendah. Realita itu dituangkan secara halus. Inilah suatu alasan penulis
untuk meneliti film omnibus “wanita tetap wanita”. Film merupakan bidang
kajian yang sarat akan tanda-tanda yang sulit untuk ditafsirkan. Semiotika pun
digunakan untuk menganalisa media dan untuk mengetahui bahwa film
merupakan fenomena. “Keberadaan simbol menjadi penting dalam menjelaskan
fenomena komunikasi ” (Surip, 2011: 10). Gambar film yang muncul silih
berganti menunjukkan pergerakan yang ikonis bagi realitas yang dipresentasikan.
Makna dikonstruksi oleh sistem representasi dan diproduksi melalui sistem bahasa
yang fenomenanya bukan hanya melalui ungkapan – ungkapan verbal tapi juga
visual.

Untuk menafsirkan bagaimana realitas perempuan dikonstruksikan pada
film “wanita tetap wanita”, penulis menggunakan analisis

semiotika dengan


tujuan untuk mengeksplorasi makna sosial dan bahasa yang dituangkan dalam
film tersebut, baik yang berwujud verbal maupun nonverbal. “Semiotik atau
semiologi adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda yang sifatnya universal,
yang inklusif mempelajari lambang yang berupa bahasa” (suwandi, 2008: 23).
Konsep semiotik diperkenalkan oleh Ferdinand De Saussure melalui dikotomi
sistem tanda: signified dan signifier atau signifie dan significant yang bersifat

atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang
bersifat asosiasi atau in absentia antara „yang ditandai‟ (signified) dan „yang
menandai‟ (signifier).
Menurut Ferdinan De Saussure (dalam sobour 2006:87), semiotika
adalah persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan oleh katakata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial. Artinya, tanda
membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar merefleksikan realitas yang ada.
Untuk mendefenisikan konstruksi dan mengungkap makna dari realitas yang
ditampakkan, penulis menggunakan pendekatan analisis semiotika dengan
pertimbangan analisis semiotik (film) lebih memungkinkan bagi upaya pencarian
ideologi dalam teks dan gambar film dan menitikberatkan pada “pesan
tersembunyi” dari film. Interpretasi atas film tersebut akan merujuk pada dua
proses pemaknaan yaitu pemaknaan secara denotatif dan pemaknaan secara

konotatif. Makna denotatif pada film adalah makna apa adanya pada film tersebut,
yakni makna lahir melalui petanda atau interpretan sebagai proses transformasi
pengetahuan, dan tujuan film itu dimuat. Sementara itu makna secara konotasi
dari film adalah sebuah makna yang tidak terlihat. Makna-makna yang hadir
adalah makna secara implisit atau sebuah makna tersembunyi dari apa yang
tampak secara nyata dalam film tersebut. Selain itu paradigma dan sintagmatik
juga dapat digunakan untuk mencari makna yang terdapat dlam film.

Paradigmatik, merupakan sekumpulan tanda yang dari dalamnya dipilih
satu untuk digunakan. Dalam semiotik, paradigmatik digunakan untuk mencari
oposisi-oposisi (simbol-simbol) yang ditemukan dalam teks (tanda) yang bisa
membantu memberi makna. Sintagmatik, merupakan pesan yang dibangun dari

paduan tanda-tanda yang dipilih. Sintagma digunakan untuk menginterpretasikan
teks (tanda) berdasarkan urutan kejadian/ peristiwa yang memberikan makna atau
bagaimana urutan peristiwa atau kejadian menggeneralisasi makna.

Semiotika dalam studi ini tidak hanya terbatas dalam kerangka teori,
namun juga sebagai alat analisis, misalnya dengan menggunakan model semiotika
charles sanders pierce , dan rolland barthes. Pierce menerapkan 3 konsep : sign

(tanda), object (objek) dan interpretan (interpretant). Menurut pierce, tanda adalah
sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan
merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu
sendiri. Sedangkan objek adalah sesuatu yang menjadi referensi dari tanda.
Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang
objek yang dirujuk sebuah tanda. Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index
(indeks), dan symbol (simbol). Ikon , tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik
yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang
merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Sedangkan objek
adalah sesuatu yang menjadi referensi dari tanda. Sementara interpretan adalah
tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Semiotika dalam penelitian ini sendiri menggunakan pendekatan melalui
gagasan signifikasi dua tahap Roland Barthes (two order of signification). “ahli
semiotika Perancis, Roland Barthes (1915-1980) menggambarkan menggunakan
kekuatan penggunaan semiotika untuk membongkar struktur makna yang
tersembunyi dalam tontonan, pertunjukan sehari-hari, dan konsep-konsep
umum.(danesi,2010:12). Semiotika mengasumsikan pesan medium tersusun atas
seperangkat tanda untuk menghasilkan makna tertentu. Makna tersebut bukanlah

innate meaning (makna bawaan alamiah), melainkan makna yang dihasilkan oleh
sistem perbedaan atau hubungan tanda-tanda. Barthes menjelaskan signifikasi
tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah
tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu
makna paling nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan barthes
untukmenunjukkan signifikasi tahap dua. Hal ini menggambarkan interaksi yang
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau esensi dari pembaca serta nilainilai kebudayaannya.

Penelitian ini juga mengunakan perspektif konstruksi sebagaimana yang
kita ketahui bahwa realitas oleh media tak bisa dilepaskan dari unsur unsur second
hand reality dan film sebagai bagian dari media massa memainkan peran untuk
mengkomunikasikan segala bentuk narasi yang dimainkan.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Konstruksi Realitas Kaum Perempuan
Dalam Film Wanita Tetap Wanita (Analisis Semiotika) . ”
1.2 Identifikasi Masalah
1.

Makna konotasi dan denotasi dalam film Wanita Tetap Wanita.

2.

Makna mitos dalam film Wanita Tetap Wanita.

3.

Gambaran realitas kaum perempuan dalam film Wanita Tetap
Wanita.

4.

Konstruksi realitas sosial dalam film Wanita Tetap Wanita

5.

Ketidakadilan gender yang terdapat dalam film Wanita Tetap
Wanita.

6.

Nilai moral yang terdapat dalam film Wanita Tetap Wanita.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan penulis, bnyak
masalah-masalah yang dapat dikaji dalam film Wanita Tetap Wanita. Oleh
sebab itu penulis lebih memfokuskan penelitiannya untuk mencari konstruksi
realitas kaum perempuan saja dalam film Wanita Tetap Wanita melalui analisis
semiotika. Untuk melakukan analisis yang terarah dan menghindari analisis
yang terlalu luas pada penelitian ini, penulis menganalisis tanda dialog yang
disampaikan per tokoh utama saja dalam pencarian konstruksi realitas kaum
perempuan. Analisis gambar pada sequence digunakan hanya sekilas saja, yaitu
sebagai tanda pendukung dari konteks dialog-dialog tersebut.

1.4 Rumusan Masalah
1.

Apa saja makna yang terdapat dalam film Wanita Wetap Wanita
terkait dengan pengkonstruksikan realitas kaum perempuan ?

2.

Bagaimana realitas kaum perempuan dikonstruksikan dalam film
Wanita Tetap Wanita?

1.5 Tujuan Penelitian
1.

Untuk mengetahui apa saja makna yang terdapat dalam film Wanita
Tetap Wanita terkait pengkonstruksian realitas kaum perempuan.

2.

Untuk

mendefenisikan bagaimana

realitas

dikonstruksikan dalam film Wanita Tetap Wanita.

kaum

perempuan

1.6 Manfaat Penelitian
1.

Manfaat teoretis

Hasil pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
rangka pengembangan ilmu kebahasaan khususnya di bidang kajian semiotika.
Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan rujukan bagi
mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
2.

Manfaat praktis

Pembahasan ini diharapkan akan mampu menjelaskan kepada pembaca
bahwa film dapat dikaji dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah semiotika.
Kemudian pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana wanita tetap
wanita sebagai salah satu karya sastra yang mengonstruksikan realitas kaum
perempuan, sehingga dapat menggugah kesadaran kritis masyarakat khususnya
kaum perempuan untuk mencari penyebab sekaligus solusi masalah-masalah
sosial yang kerap mereka alami.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Bertolak dari rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Makna- makna yang terdapat dalam film Wanita Tetap Wanita
terkait dalam pengkonstruksian realitas kaum perempuan meliputi
makna denotasi, konotasi, dan Mitos.
a. Makna Denotasi
Makna denotasi yang terdapat pada film Wanita Tetap Wanita
adalah diawali dengan seorang wanita yang bernama Shana gagal
menikah, dan berusaha bangkit dan tegar. Adith, seorang penulis
hebat yang berprinsip melajang seumur hidup diberikan tantangan
untuk menulis karya tentang cinta. Nurma menyentuh tangan Andi
sambil mengutarakan isi hatinya. Kinan seorang pramugari yang
menjadi tulang punggung keluarga diberikan tawaran untuk
menemani pilot senior makan malam demi mendapatkan pekerjaan
bagus. Dan Vanya seorang model di dunia malam dipaksa untuk
melayani sang designer.
b. Makna Konotasi
Tidak semua dialog dalam film Wanita Tetap Wanita

terdapat

makna konotasi, namun meskipun demikian, terdapat makna
tersembunyi dibalik gambar, seperti gambar perempuan menyentuh
tangan lelaki. Makna konotasi yang terdapat pada dialog film

tersebut adalah kata patah, makan, benar, layani, murahan, coblos,
ekspresi tertatawa Vanya.
c. Makna Mitos
Film Wanita Tetap Wanita menghadirkan dua konsep pemikiran
yang berbeda yaitu feminisme dan non feminisme non feminisme
yang terdapat pada film ini meliputi subordinasi, streotipe, dan
Violance.

2. Realitas kaum perempuan dalam film Wanita Tetap Wanita
ditampilkan melalui konflik-konflik berupa problematika beberapa
tokoh wanita yang berperan sebagai wanita- wanita yang
memperjuangkan kebahagiaan. Seperti Shana yang berusa bangkit
dari masa lalunya yang menyedihkan, Kinan yang berusaha
membahagiakan ibunya, Nurma memperjuangkan cinta lamanya,
Adith yang berusaha menjadi penulis sukses, dan Vanya yang
berjuang hingga bekerja di dunia malam demi memberikan
pengobatan pada adiknya yang autis.

Konfllik-konflik tersebut

adalah representasi dari realitas kaum perempuan di Indonesia.
Kaum perempuan dikonstruksikan dalam ketidak adilan gender
dalam film ini , yaitu :
a. Kaum perempuan mengalami diskriminasi akibat konstruksi gender
yang membagi ciri-ciri dan sifat feminitas pada perempuan, dan
maskulinitas pada laki-laki.
b. Kaum perempuan mengalami subordinasi, perempuan ditempatkan
pada posisi dibawah lelaki,

c. Begitu juga dalam dunia pergaulan bebas, perempuan yang akan
menanggung beban paling berat, seperti pelecehan sexsual,
perusakan nama baik, ataupun kekerasan fisik.
Dengan mengkonstruksikan realitas tersebut, film ini lebih
menyiratkan mitos-mitos yang berkembang dalam aliran feminisme.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa film ini cenderung berideologi
feminis.

5.2 Saran

1. Pembuat film dalam melakukan penggambaran tentang perempuan
sebaiknya mengerti dengan baik perbedaan antara hal yang disebut
kodrat pada perempuan dan hal yang merupakan hasil konstruksi gender
tentang

perempuan.

Misalnya

dalam

penggambaran

mentalitas

perempuan yang sangat emosional dalam film ini yang seolah-olah
sebagai sesuatu yang alami atau bersifat kodrati. Hal ini tentu sangatlah
berbias gender dan dapat memicu dan memperkuat stereotip perempuan
sebagai makhluk yang lemah dalam masyarakat.
2. Analisis semiotika adalah sebuah analisis yang tepat untuk meneliti
kedalaman sebuah film. Oleh karena itu, penelitian seperti ini sepatutnya
lebih dikembangkan kepada mahasiswa agar dapat memaknai maknamakna yang terdapat dalam sebuah film. Dengan adanya kesinambungan
pada penelitian dengan analisis semiotika, diharapkan mampu memberi
masukan terhadap perkembangan perfilman Indonesia.
3. Harapan peneliti dengan adanya tambahan matakuliah seperti semiotika,
perkuliahan diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
menganalisis dan mengungkap gejala atau fenomena yang terkait dengan
dunia Bahasa dan Sastra, sehingga dapat merangsang dan menimbulkan
keragaman serta daya tarik dalam melakukan penelitian untuk penulisan
skripsi ataupun tugas akhirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2006.Posedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Putra .
Atar, M, Semi. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa .
Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: Teori, Metode, Dan Penerapannya Pada
Wacana Media. Jakarta: Kencana.
Barthes,

Roland.

2007.

Membedah

Mitos-Mitos

Budaya

Massa.

Yogyakarta:Jalasutra.
Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Yogyakarta: Buku Baik.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Canagara,Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:
Jalasutra.
Endraswara,Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Caps.
Gordon,W,Terence.2002.Sausure Untuk Pemula.Yogyakarta: Kanisius
Mahsun,M.S. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA
Nogroho, Riant. 2008. Gender Dan Strategi Pengarusutamaannya Di Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya
Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Santosa,Puji.1993.Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Sastra.Bandung: Angkasa.

Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.
Bandung: Alfa Beta .
Surip, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi: Pendekatan Dalam Teori Komunikasi.
Medan: Unimed.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media
Perkasa.
Tanjung, Bahdin, Nur. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi,
Dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah. Jakarta:
Prenada Media.
Vihma, Susan & Vakeva, Seppo. 1990. Semiotika Visual Dan Semantika Produk.
Terjemahan Oleh Ikramullah Mahhyuddin. 2009.Yogyakarta & Bandung:
Jalasutra.
Wirartha, Made, I. 2006. Pedoman Penelusuran Usulan Penelitian, Skripsi, Dan
Tesis. Yogyakarta : Andi.
Zoest, Van Aart.1996. Serba Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
(Analisissemiotikafilm).[Pdf].(Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123
456789/ 091/Skripsi.Pdf?Sequence= 1, Diakses Pada Tgl 10 Agustus 2013.
Hazliansyah.Wanita Tetap Wanita.Http://Filmindonesia.Or.Id/Movie/Title/Lf-W01713669841_Wanita-Tetap-Wanita#.Uliieqwrh94.

Diakses

Tanggal

19

September 2013.
Irzanti,Susanto.Metodesemiotika.Http://Staff.Ui.Ac.Id/System/Files/Users/Irzanti.Su
tanto/Publication/Metodesemiotika.Pdf. Diakses Pada Tgl 22 Januari 2014.
Http://Nasional.Kompas.Com/Read/2013/06/05/16244162/2011.Kekerasan.Pada.Per
empuan.Semakin.Parah

Mutmainah, Andi. Konstruksi Realitas Perempuan Pada Film 7 Hati, 7 Wanita, 7
Cinta.
(Analisissemiotikafilm).[Pdf].(Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123
456789/2091/Skripsi.Pdf?Sequence=1, Diakses Pada Tgl 10 Agustus 2013.
Sanjaya,Eko,Tamba.Http://Ekosanjayatamba.Wordpress.Com/2010/03/08/Metode.
Penelitian-Triangulasi.Diakses Tanggal.23-01-2014.
Suyatno,Suyono.(http://www.SuaraPenyairFeminis.com/2011/07-html/),

diakses

tanggal 10-03-2014
GenderangGenderP,(http://suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2010/09/08/1231
37/Langgam-Media-Mitos-Perempuan,diakses tanggal 01-04-2014
Al-Maqasari-Ardi,Psikologi.(http://www.psychologymania.com/2011/03/psikolgi
perempuan-dan-perbedaan-html),05-04-2014.
(http://perbedaangender.blogspot.com/2010/09//perbedaan-gender-html),10-04-2014.

Dokumen yang terkait

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM WANITA TETAP WANITA Representasi Perempuan Dalam Film Wanita Tetap Wanita (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wanita).

2 7 13

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM WANITA TETAP WANITA (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wanita) Representasi Perempuan Dalam Film Wanita Tetap Wanita (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wani

0 4 14

PENDAHULUAN Representasi Perempuan Dalam Film Wanita Tetap Wanita (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wanita).

0 4 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB II

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB V

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park) T1 362009008 BAB VI

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park)

0 1 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konstruksi Realitas Sosial Tenaga Kerja Wanita (Studi Analisis Semiotika Film dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park)

0 0 52