PROTOTYPE DEBRIEFING PHYSICAL EDUCATION COMPETENCY-BASED LEARNING MULTI-ASPECT COLLABORATIVE, AND SYNTHESIS OF EXCELLENCE LEARNING RESOURCES.

ABSTRAK/ RINGKASAN EKSEKUTIF

Agus
Kristiyanto,
dkk.,
2010.
PROTOTIPE
PEMBEKALAN
KOMPETENSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BERBASIS
MULTIASPEK, KOLABORATIF, DAN SINTESIS KEUNGGULAN
SUMBER BELAJAR. Penelitian Hibah Kompetensi (Hikom), Universitas
Sebelas Maret Surakarta, 2010.

Penelitian bertujuan untuk :(1) Penajaman aspek pragmatis model
pembekalan kompetensi calon guru pendidikan jasmani, khususnya
dalam pengembangan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan (2) Perbaikan bentuk dan arah kebijakan institusional
terkait dengan cara-cara pembekalan kompetensi mengajar pendidikan
jasmani yang berorientasi aspek kekinian; (3) Pengembangan substansi
Matakuliah Pengajaran Mikro atau Microteaching pendidikan jasmani
yang lebih aktual dan komprehensif, (4) Peningkatan pengakuan iklim

kepakaran dari peers dan (5) Pemetaan jejaring institusi mitra terutama
pada tataran institusi pengguna atau stakeholder yang memiliki
keunggulan dalam inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.
Kegiatan penelitian merupakan kegiatan penelitian yang
menerapkan metode kombinasi
(combine method ) dari berbagai
pendekatan. Pendekatan yang digunakan meliputi: Studi Kepustakaan,
Survey Deskriptif, Focus Groups Disccusion (FGD), Riset Aksi, Indepth
Interview , Angket serta tahap-tahap tertentu dari sebuah penelitian
tentang Analisis Kebijakan, khususnya analisis kebijakan institusional
terkait dengan model pembekalan kompetensi pembelajaran pendidikan
jasmani di Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholder ) dengan pengajaran mikro (microteaching )
pendidikan jasmani dan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di Sekolah latihan. Terkait dengan pengajaran mikro pelaksanaan
penelitian dilaksanakan di kampus JPOK FKIP UNS, baik kampus
Manahan maupun kampus Ngoresan. Sedangkan pelaksanaan PPL
dilaksanakan di SMP RSBI Negeri 3 Sukoharjo dan SMK Negeri 1

Sukoharjo. Pemilihan tempat PPL dipilih berdasarkan kepentingan
praktis, karena secara kebetulan peneliti utama ditugaskan sebagai
pembimbing PPL di kedua Sekolah Latihan tersebut.
Proses
penyusunan
prototipe
pembekalan
kompetensi
pembelajaran pendidikan jasmani berbasis multiaspek, kolaboratif, dan
sintesis keunggulan sumber belajar pada tahun pertama (2010),

1

disamping menghasilkan cara dan metodik prosedural juga mengarah
pada telah disusunnya produk yang berupa buku ajar melalui workshop
yang dilakukan oleh kelompok dosen pembimbing PPL. Produk tersebut
berupa tiga buah draft buku substansi teknologi pembelajaran pendidikan
jasmani inovatif yang memenuhi syarat multiaspek, kolaboratif, dan
keunggulan sumber belajar. Melalui workshop juga telah diperoleh
rumusan kebijakan institusional yang berupa Standard Operating

Procedure (SOP) pengajaran mikro (micro teaching ) pendidikan jasmani
yang lebih berbasis pada
multiaspek, kolaboratif, dan keunggulan
sumber belajar.
Mengacu pada hasil penelitian yang telah diperoleh, maka
beberapa saran strategis dapat diajukan sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan lulusan yang handal, maka model pembekalan
kompetensi calon guru pendidikan jasmani secara ideal diterapkan
sepanjang proses pengajaran mikro dan saat pelaksanaan PPL di sekolah
mitra terpilih. Model pembekalan harus berisi azaz-azas pembekalan : (a)
kompetensi multi aspek, yakni menyangkut aspek pedagogis, kepribadian,
profesional, dan sosial (b) kolaboratif, yakni proses pembekalan harus
melibatkan pihak lain yang relevan dan kompeten, dan (c) sharing
keunggulan sumber belajar, yakni memanfaatkan keunggulan sumber
belajar yang ada di perguruan tinggi (kampus) dan keunggulan-keunggulan
yang mungkin ada di sekolah mitra PPL.
2. Spektrum Gaya Mengajar Mosston merupakan kata kunci untuk
mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Hal ini sekaligus dapat
menjadi solusi metodik pembelajaran praktis yang selama ini terkesan
monoton dan membosankan, karena sebagian besar guru menggunakan

cara klise, yakni cara-cara yang sama untuk mengajar pada setiap jenjang
pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA). Kemahiran memilih dan mengembangkan spektrum
Gaya Mengajar Mosston merupakan inovasi dari sisi metodik. Hal ini harus
secara terus menerus dibekalkan kepada para calon guru pendidikan
jasmani, sebagai kompetensi dasar yang wajib terkuasai.
3. Skenario pembekalan kompetensi mengajar pendidikan jasmani harus
diperkuat dengan kebijakan instistusional yang jelas pada tataran program
studi. Skenario yang bersifat makro yang telah diregulasikan oleh UP PPL
harus di-break down oleh program studi melalui penyusunan dan
penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sederhana, efektif
dan lebih menyasar pada kekhususan maupun keunikan atas kompetensi
yang dibekalkan.
4. Kemampuan dosen pembimbing dalam menyusun buku ajar tentang
Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani yang berbasis riset
(Research based Learning – RBL) perlu terus ditingkatkan melalui
workshop internal yang dibeayai pelaksanaannya melalui dana rutin

2


fakultas. Kesempatan mengembangkan ide segar para dosen pembimbing
dalam proses pembekalan kompetensi lulusan memang sudah seharusnya
selalu diakomodasi secara kelembagaan secara terus menerus, karena
inovasi itu sesuatu yang tiada henti.
5. Sekolah mitra bukan sekadar sekolah latihan bagi para praktikan untuk
mengisi hari—hari panjang selama PPL, tetapi harus dikonsepkan secara
formal sebagai mitra untuk “belajar dan membelajarkan” kompetensi
secara lengkap dan mendasar. Hal tersebut sangat terkait dengan proses
pembekalan kompetensi multi aspek, kolaboratif, dan sharing keunggulan
sumber belajar.

3