IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PCC (PER CONNECTION CLASSIFIER) PADA IPv4.

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING
MENGGUNAKAN METODE PCC (PER CONNECTION
CLASSIFIER) PADA IPv4

SKRIPSI

Oleh:

ILZA ROSIDA
0834010262

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING

MENGGUNAKAN METODE PCC (PER CONNECTION
CLASSIFIER) PADA IPv4

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

ILZA ROSIDA
0834010262

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN
METODE PCC (PER CONNECTION CLASSIFIER) PADA IPv4
Disusun oleh :

ILZA ROSIDA
0834010262
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang VI Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing

Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom
NPT. 38705 1113411

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr . Ir . Ni Ketut Sar i, M.T
NPT. 19650731 199203 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN
METODE PCC (PER CONNECTION CLASSIFIER) PADA IPv4
Disusun Oleh :

ILZA ROSIDA
0834010262
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 15 Juni 2012
Pembimbing :


Tim Penguji :
1.

Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom
NPT. 38705 1113411

I Gede Susr ama, MD, ST, M.Kom
NPT. 3 7006 06 0211 1
2.

RR Ani Dijah Raharjoe, ST, M.Cs
NIP. 197305122005012003
3.

Ir Kindriar i Nur ma Wahyusi, MT
NIP. 196002281988032001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur


Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE PCC
(PER CONNECTION CLASSIFIER) PADA IPV4
DOSEN PEMBIMBING
: HUDAN STUDIAWAN, S.Kom, M.Kom
PENYUSUN
: ILZA ROSIDA
ABSTRAK

Kebutuhan komunikasi saat ini sangat penting seiring dengan kemajuan dan
perkembangan teknologi komunikasi data yang semakin canggih. Untuk
memenuhi kebutuhan akan teknologi komunikasi data maka sudah semestinya
harus bijak dalam memilih ISP. Menggunakan dua ISP atau lebih dapat dijadikan
solusi untuk memenuhi kebutuhan internet. Load balancing merupakan salah satu
teknik routing yang dapat memanfaatkan beberapa ISP untuk dapat digunakan

secara bersamaan. Akan tetapi, ada berbagai metode pula yang dapat digunakan,
salah satunya adalah metode PCC.
Per Connection Clasifier (PCC) merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan pada load balancing, dengan PCC dapat digunakan untuk
mengelompokan trafik koneksi yang melalui router menjadi beberapa kelompok.
Sehingga router akan mengingat jalur gateway yang dilewati diawal trafik
koneksi dan pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi
awalnya akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama juga.
Dari hasil implementasi dapat diketahui bahwa load balancing menggunakan
metode PCC mendapatkan hasil optimal jika menggunakan bandwidth fix dari
ISP, akan tetapi jika menggunakan bandwidth share maka yang didapatkan dari
sisi client tidak optimal sesuai dengan yang diharapkan. Pada uji coba
menggunakan bandwidth share dari ISP Astinet dengan internet speed 6 Mbps,
sedangkan untuk ISP Lintas Arta mendapatkan internet speed 1 Mbps.

Kata kunci : Load balancing, PCC, routing, gateway.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan penulis
mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana Komputer di Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JATIM dengan
judul “IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE
PCC (PER CONNECTION CLASIFIER) PADA IPv4”. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah
sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Kedua orang tua saya, ibu yang banyak memberikan do’a, kasih sayang, cinta,
kesabaran sejak kami dalam kandungan serta bimbingan, dan semangat
sampai saya menjadi sekarang ini, terima kasih banyak untuk semuanya dan

terima kasih karena selalu menjadi orang tua dan teman yang baik buat saya.
Kepada Bapak yang selalu men-support saya agar selalu bersemangat dan
meraih cita-cita..
2. Prof.Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur
4. Ibu Dr.Ir. Ni Ketut Sari, MT Selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika. FTI,
UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Hudan Studiawan, S.Kom, M.Kom selaku pembimbing, yang telah
sabar dan arif dalam membimbing dan memberikan nasehat kepada saya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

6. Bapak Ir. Mu’tasim Billah, MS yang telah memberikan

semangat dan


motivasi.
7. Terima kasih buat adik – adikku yang paling aku sayangi terima kasih selalu
memberi support. Terima kasih

juga buat keluarga besarku yang selalu

memberi dukungan serta do’a buat aku.
8. Terima kasih untuk Herdy Satriaputra yang selalu memberiku motivasi, semangat dan
kasih sayang kepadaku selama ini.

9. Terima kasih buat temanseperjuanganku Arif Zaidani, Resty Nindiarti dan semua
teman-teman Teknik Informatika 2008.

10. Terima kasih untuk keluarga besar “SIMADA V 2012” khusus nya Dusun Semeng,
kak Ardi, Heru, Agung, Bimbi dll terima kasih untuk support serta do’anya, masa
indah saat SIMADA V di Semeng tak akan pernah terlupakan.

11. Serta orang-orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namanya.
Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua

kebaikan dan bantuan tersebut.

Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, sekian dan terima
kasih.

Surabaya, 05 Juni 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………….…

i


KATA PENGANTAR ……………………………………………...…

ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………..……

iv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………..……

vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………

ix

BAB I:

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ………………………………………..

1

1.2

Perumusan Masalah ………………………………….

2

1.3.

Batasan Masalah ……………………………………...

2

1.4

Tujuan ……………….………………………..……......

3

1.5

Manfaat ……………….……………………………….

3

1.6

Metode Penelitian …....………………………………… 4

1.7

Sistematika Penulisan .......……………………………... 5

BAB II:
2.1

TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori ………..…………………………….………

7

2.1.1

Nirkabel……….………………………….……...

7

2.1.2

Jaringan Nirkabel……….……………………….

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

BAB III:

2.1.3

Load Balancing……………………….……….

9

2.1.4

PCC……………………………………………..

11

2.1.5

IPv4…………………………………………….

12

2.1.6

Mikrotik………………………………………...

14

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1

Perancangan Sistem…………………..……………….

15

3.2

Komponen Hardware dan Software ……………………

15

3.3

BAB IV:

3.2.1

Perencanaan Topologi Jaringan Load Balancing ... 17

3.2.2

Diagram Alir Sistem Load Balancing………. …

19

3.2.3

Diagram Alir Sistem PCC…………………….....

22

Perancangan Sistem dan Konfigurasi PCC….…………..

24

3.3.1

Perancangan Interface pada Router……………..

24

3.3.2

Perancangan Konfigurasi pada Router…….. …… 25

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Implementasi Load Balancing PCC .………….…..……

26

4.2

Konfigurasi Mikrotik ……….……………….…………

27

4.2.1

Konfigurasi Interface Mikrotik …….…………..

27

4.2.2

Konfigurasi Load Balancing PCC

4.3

pada Mikrotik……... ………….…..……………

30

Konfigurasi Komputer Client ……………...…………….

42

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

4.4

BAB V:
5.1

Hasil Implementasi Load Balancing…………………....

UJI COBA
Uji coba Load Balancing menggunakan metode
PCC…………………………………………………….
5.1.1

5.1.2

53

Uji Coba Load Balancing saat koneksi Lintas
Arta Mati…………………………………….....

55

Uji Coba Load Balancing PCC ……………...…………

56

5.2.1

Uji Coba Load Balancing PCC saat Request
Web…………..………………………………….

5.2.2

57

Uji Coba Load Balancing PCC saat
Download…. ……………………………………

BAB VI

52

Uji Coba Load Balancing saat Koneksi Astinet
Mati……………………….…………………….

5.1.4

51

Uji coba Koneksi ISP Lintas Arta melalui
komputer Client……………………..…….........

5.1.3

50

Uji coba Koneksi ISP Astinet melalui
Komputer Client ……………………...….……

5.2

46

59

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ……………………………………………

64

5.2

Saran …………………………………………….…….

65

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kebutuhan komunikasi saat ini sangat penting seiring dengan kemajuan
dan perkembangan teknologi komunikasi data yang semakin canggih. Teknologi
komunikasi data yang berkembang dari waktu ke waktu sangat pesat. Oleh sebab
itu, diperlukan perancangan yang tepat dan handal dalam membangun kualitas
jaringan yang baik. Dalam lalu lintas suatu jaringan, server mempunyai peran
yang sangat penting. Salah satu solusi praktis dan tepat yang dapat diterapkan
untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan melakukan pendistribusian
beban kerja (load balancing).

Selama ini masih banyak orang yang beranggapan salah tentang load
balancer, bahwa dengan menggunakan load balance dua jalur koneksi, maka
besar bandwidth yang akan didapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth
sebelum menggunakan load balance atau dalam kata lain akumulasi dari kedua
bandwidth tersebut. Load balancing adalah sebuah konsep yang gunanya untuk
menyeimbangkan beban atau muatan pada infrastuktur jaringan. Dalam sistem
load balancing, proses pembagian bebannya memiliki metode dan algoritma
tersendiri. PCC (Per Connection Classifier) merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan pada load balancing, dengan PCC dapat digunakan untuk
mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi
beberapa kelompok. (Mikrotik, 2012).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

Dengan munculnya berbagai metode yang digunakan pada load balancing
yang salah satunya adalah metode PCC. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini
akan di jelaskan tentang load balancing menggunakan metode PCC pada IPv4.
Diharapkan metode PCC ini dapat dijadikan solusi lain dalam penerapan
penggunaan metode pada load balancing.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:
Bagaimana cara merancang sebuah jaringan komputer nirkabel dengan

1.

memanfaatkan efisiensi bandwidth dan tidak ada pembebanan koneksi
pada salah satu provider.
Bagaimana cara menggabungkan dua koneksi dari provider yang

2.

berbeda ke dalam satu jaringan yang utuh, menggunakan metode PCC
pada IPv4.
Bagaimana cara memeratakan beban ISP (Internet Service Provider)

3.

kepada suatu ISP yang lain dengan load balancing pada metode PCC.

1.3

Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan batasan

masalah sebagai berikut:
1.

Pengerjaan dilakukan hanya pada lingkungan jaringan komputer
nirkabel/WAN (Wide Area Network).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

2.

Hanya mengimplementasikan load balancing dengan metode PCC.

3.

Mengimplementasikan

load

balancing

dengan

metode

PCC

menggunakan IPv4.
4.

Hanya mengimplementasikan load balancing dengan metode PCC
menggunakan 2 ISP.

5.

1.4

Implementasi dilakukan di Gedung PUSKOM UPN “Veteran” JATIM.

Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam permasalahan di atas adalah

sebagai berikut:
1.

Merancang jaringan yang stabil dan efisien dengan menerapkan sistem
penggabungan koneksi dengan load balancing.

2.

Menyediakan layanan internet yang nyaman, stabil, cepat dan memiliki
kemananan yang lebih baik.

3.

Mengetahui dan memahami load balancing pada metode PCC.

4.

Memahami implementasi berjalannya load balancing pada metode PCC
dalam sebuah jaringan.

1.5

Manfaat
Adapun manfaat dari implementasi load balancing ini antara lain adalah:
1. Mampu memeratakan beban ISP dengan membaginya dengan ISP yang
lainya dalam penggunaan internet dalam jaringan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

2. Dengan menggunakan PCC, penyebaran beban jaringan menjadi lebih
teratur dan juga stabil.

1.6

Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.

Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan penelusuran dan pembelajaran terhadap
berbagai macam literatur seperti buku, jurnal, tugas akhir, referensireferensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan lain
sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini.

2.

Analisis Kebutuhan
Menganalisis kebutuhan dengan cara seperti pengumpulan data, analisis
data, serta analisis kebutuhan hardware dan software. Tahapan ini
sangat penting untuk menunjang pada tahapan perancangan dan
pembuatan.

3.

Perancangan dan Pembuatan
Pada tahap ini dilakukan pengerjaan konfigurasi, mulai dari
perancangan sampai pembuatan konfigurasi load balancing dengan
metode PCC pada Mikrotik dan juga konfigurasi IPv4 pada sisi user.

4.

Uji Coba
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian load balancing dengan
Mikrotik pada jaringan komputer, untuk mendapatkan hasil sesuai yang
diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

5.

Dokumentasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan tugas akhir untuk dijadikan
sebagai dokumentasi hasil penelitian.

1.7

Sistematika Penulisan
Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan akan disajikan dalam

beberapa bab dengan sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan
sistematika penulisan yang digunakan dalam laporan tugas
akhir ini.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori-teori dan penjelasan yang
berkaitan dengan permasalahan dan penyelesaian masalah
dari laporan tugas akhir.

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN
Pada bab ini berisi tentang analisa dan perancangan sistem,
konfigurasi load balancing pada Mikrotik dengan metode
PCC dan konfigurasi IPv4 pada sisi user.

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN UJ I COBA
Pada bab ini berisi tentang implementasi konfigurasi load
balancing dengan metode PCC menggunakan Mikrotik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

serta hasil uji coba load balancing yang telah dilakukan
user.
BAB V

PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil
dari keseluruhan isi laporan tugas akir, dan saran yang
diharapkan

dapat

bermanfaat

untuk

pengembangan

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini dipaparkan tentang sumber-sumber literatur
yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teor i
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada
beberapa dasar teori yang akan dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1

Nirkabel
Nirkabel adalah suatu komunikasi antar dua titik atau lebih dimana

gelombang elektromagnetik (bukan melewati kabel) membawa signal sebagian
atau seluruh bagian dari jalur komunikasi (Andi Mikro, 2011).
Beberapa contoh peralatan nirkabel adalah :
1. Telepon selular dan radio panggil (pager).
2. Global Positioning System (GPS).
3. Remote Control
4. Satellite Television

2.1.2

J aringan Nirkabel
Jaringan nirkabel merupakan sebuah LAN dimana transmisi data

(pengiriman maupun penerimaan data) dilakukan melalui teknologi frekuensi
radio lewat udara, menyediakan sebagian besar keunggulan dan keuntungan
dari

teknologi lama

LAN namun tidak dibatasi media kabel. Muncul dan

berkembangnya sistem jaringan nirkabel dipicu oleh kebutuhan akan biaya

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

pengeluaran yang lebih rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk
mendukung aplikasi jaringan bergerak dalam efisiensi proses, akurasi dan biaya
pengeluaran yang rendah dalam hitungan bisnis. Solusi jaringan nirkabel dapat
jauh lebih ekonomis daripada instalasi kabel atau menyewa peralatan
komunikasi berupa kabel seperti layanan T1 atau dial up. Beberapa perusahaan
bahkan menghabiskan uang

dalam

jumlah

yang

sangat

besar

untuk

penyambungan fisik antar dua fasilitas atau gedung yang saling berdekatan (Dian
Ardiansyah, 2003).
Secara garis besar, jaringan nirkabel dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Jaringan Adhoc
Jaringan adhoc adalah komunikai antara dua device atau lebih yang dilakukan
secara langsung, tanpa adanya device tambahan seperti access point. Jaringan
adhoc juga dikenal dengan jaringan peer-to-peer. Pada jaringan adhoc, setiap
client bisa mengakses resource dari client lain, bukan ke server pusat.

Gambar 2.1 Jaringan Ad – Hoc

2. Jaringan Infrastruktur
Jaringan Infrastruktur adalah komunikasi antara dua device atau lebih yang
dilakukan dengan bantuan device tambahan seperti access point. Dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

adanya access point, maka wilayah akses bisa menjadi semakin luas. Pada
jaringan Infrastructure, setiap client bisa mengakses resource dari server pusat.

Gambar 2.2 Jaringan Infrastruktur

2.1.3

Load Balancing
Load balancing merupakan suatu teknik pendistribusian beban trafik pada

dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan secara
optimal,

memaksimalkan

throughput,

memperkecil

waktu

tanggap

dan

menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Load balancing bukanlah
menambah besar bandwidth yang kita peroleh, akan tetapi hanya bertugas
membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara
seimbang (Onno W purbo, 2008).
Banyak cara dan pilihan untuk mendapatkan jaringan yang dilengkapi
dengan sistem load balancing. Cara kerja dan prosesnya pun berbeda-beda satu
dengan yang lainnya. Namun, cara yang paling umum dan banyak digunakan
adalah dengan mengandalkan konsep Virtual server atau Virtual IP. Dalam sistem
load balancing, proses pembagian bebannya memiliki teknik dan algoritma
tersendiri. Pada perangkat load balancing yang kompleks biasanya disediakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

bermacam-macam algoritma pembagian beban ini. Sebenarnya ada satu cara
mudah untuk mencapainya dengan menggunakan yang namanya balance.
Beberapa keuntungan dari penerapan load balancing antara lain:
1. Scalability
Ketika beban sistem meningkat, kita dapat melakukan perubahan terhadap
sistem agar dapat mengatasi beban sesuai dengan kebutuhan.
2. High Availability
Load balancer secara terus-menerus melakukan pemantauan terhadap server.
Jika terdapat server yang mati, maka load balancer akan menghentikan
request ke server tersebut dan mengalihkannya ke server yang lain.
3. Manageability
Mudah ditata meskipun secara fisik sistem sangat besar.
4. Security
Untuk semua trafik yang melewati load balancer, aturan keamanan dapat
diimplementasikan dengan mudah. Dengan private network digunakan untuk
server, alamat IP nya tidak akan diakses secara langsung dari luar sistem.
Pada tugas akhir ini akan dibahas penerapan load balancing dengan
metode PCC. Untuk membuat load balancing menggunakan metode PCC kita
membutuhkan 2 buah koneksi internet atau lebih dan sebuah Mikrotik yang
bertindak sebagai pengatur load balancing dan juga sebuah komputer atau laptop
bertindak sebagai tester load balancing berjalan atau tidak nya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Gambar 2.3 Skenario Topologi

2.1.4 PCC

Selama ini masih banyak orang yang beranggapan salah tentang load
balancer, bahwa dengan menggunakan load balance dua jalur koneksi, maka
besar bandwidth yang akan didapatkan menjadi dua kali lipat dari bandwidth
sebelum menggunakan load balance atau dalam kata lain akumulasi dari kedua
bandwidth tersebut. Hal ini perlu diperjelas terlebih dahulu, bahwa load balance
tidak akan menambah besar bandwidth yang diperoleh, tetapi hanya bertugas
untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara
seimbang.

Dengan PCC kita bisa mengelompokan trafik koneksi yang melalui router
menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan srcaddress, dst-address, src-port dan atau dst-port. Router akan mengingat jalur
gateway yang dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket
selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada
jalur gateway yang sama juga. PCC matcher akan memungkinkan untuk membagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

lalulintas ke aliran yang sama dengan kemampuan untuk menyimpan paket-paket
dengan pilihan yang spesifik dalam satu aliran tertentu.

Kelebihan dari PCC ini menjawab banyaknya keluhan sering putusnya
koneksi pada teknik load balancing lainnya sebelum adanya PCC karena
perpindahan gateway.(Mikrotik, 2012).

2.1.5

IPv4
Dalam dunia komunikasi data komputer, protokol mengatur bagaimana

sebuah komputer berkomunikasi dengan komputer lain. Dalam jaringan komputer
terdapat berbagai macam protokol yang dapat digunakan tetapi agar dua buah
komputer dapat berkomunikasi, keduanya perlu menggunakan protokol yang
sama. Protokol berfungsi mirip dengan bahasa dan agar dapat berkomunikasi
harus berbicara dan mengerti bahasa yang sama (Aulia K. Arif & Onno W. Purbo,
2011).
IP (Internet Protocol) adalah protokol yang mengatur komunikasi data
komputer di internet.

Komputer-komputer yang

terhubung ke

internet

berkomunikasi dengan protokol ini. Pada saat ini protokol jaringan yang
digunakan adalah IPv4, dimana kelemahan utamanya untuk saat ini adalah jumlah
alokasi alamat yang sedikit yaitu sejumlah 232 (= 3,4x1038). Oleh karena itu saat ini
juga telah dikembangkn standar baru yaitu Internet Protocol version 6 (IPv6)
yang mampu mengakomodasi pengalamatan hingga sejumlah 2128 (=3,14x1038)
host.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Dalam jaringan komputer, pengalamatan IP merupakan hal yang sangat
penting karena pengalamatan ini merupakan pengidentifikasian suatu komputer
pada jaringan sehingga memiliki identitas yang unik. Dengan adanya IP address
dapat diketahui sumber ataupun tujuan dari pengiriman paket. IPv4 menggunakan
notasi biner yang memiliki panjang 32 bit.
Pada dasarnya, arsitektur IPv4 menganut konsep classful addressing, yaitu
pembagian ruang alokasi alamat ke dalam 5 kelas (50% A, 25% B, 12.5% C,
6.25% D, dan 6.25% E). Bila direpresentasikan dengan notasi desimal, pembagian
kelas ini dapat dilihat dari byte/oktet pertama seperti pada table 2.1.
Tabel 2.1 Pembagian kelas IP

Kelas IP

Byte Per tama

A

0 – 127

B

128 – 191

C

192 – 223

D

224 – 247

E

248 – 255

Dari kelima kelas diatas, jenis alamat yang sering dipakai adalah alamat
kelas A, B dan C, sedangkan alamat kelas D biasanya digunakan untuk keperluan
multicasting dan kelas E untuk keperluan experimental. Pada IPv4 dikenal juga
istilah subnet mask yaitu angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan
network ID dan host ID.
J enis-jenis Alamat IPv4
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1.

Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah
antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat
unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

2.

Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast
digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.

3.

Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda.
Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

2.1.6

Mikr otik
MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang

dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang
handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan
wireless. Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia
perangkat lunak sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan, kontrol,
dan fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem routing dengan
menggunakan komputer standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini
mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari RADIUS modem pool, hingga
backbone circuit dengan DS3. MikroTik RouterOS™ merupakan salah satu
produk perangkat lunak yang dikeluarkan oleh MikroTik yang berkantor pusat di
Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully
dan Arnis Riekstins pada tahun 1995 (Onno w purbo, 2008).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Per encanaan Sistem
Perancangan ini bertujuan untuk memberi gambaran sistem load
balancing PCC dengan menggunakan diagram alir beserta pengaturan sistem,
device dan routing yang diatur sesuai dengan kebutuhan. Dengan perancangan
ini diharapkan sistem dapat lebih mudah dibaca, untuk itu perlu persiapan
software dan hardware yang akan digunakan dalam perancangan sistem ini.

3.2. Komponen hardware dan software
Pada perancangan implementasi ini software dan hardware yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan 1 buah router.
Mikrotik tipe RB751U-2HND, dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Architecture:

MIPS-BE

2. CPU:

AR7241 400MHz

3. Main Storage/NAND:

64MB

4. RAM:

32MB

5. LAN:

Ports5

6. Wireless Standarts:

802.11 b/g/n

7. Wireless Tx Power:

30dbm

8. Integrated Antenna:

Yes
15

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

9. Antenna Gain:

2 x 2,5dBi

10. USB:

1

11. Power Jack:

8-30V

12. Dimentions:

113x138x29mm

13. Operating System:

RouterOS

14. Temperature Range:

-20C .. +50C

15. RouterOS License:

Level 4

2. Kabel UTP (Unshielded twisted-pair)
Merupakan kabel jaringan komputer. Penggunaannya maksimal 100 meter
dan jika lebih harus dipasang repeater (penguat sinyal data). Pengurutan
warna kabel UTP dibedakan menjadi dua macam, yaitu model straight dan
crossover. Model straight digunakan untuk hubungan PC ke Hub dan
model crossover digunakan untuk menghubungkan PC ke PC. Untuk
menghubungkan switch ke router di sini menggunakan kabel UTP tipe
crossover sebanyak 2 buah.
3. Switch
Merupakan suatu perangkat jaringan yang menyaring dan melewatkan
paket yang ada di sebuah LAN dan pada implementasi ini digunakan 1
buah switch. Switch pada implementasi tugas akhir ini digunakan untuk
memisahkan 2 ISP yang telah menjadi satu. Dengan spesifikasi: Switch
TP-LINK 5 port.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4. WinBox
Merupakan sebuah utility yang digunakan untuk melakukan akses secara
remote ke mikrotik dalam mode GUI. Pada implementasi ini WinBox
digunakan untuk setting load balancing PCC pada mikrotik. WinBox
dapat berjalan pada sistem operasi windows, linux dan MAC. Aplikasi ini
dapat di unduh pada IP default mikrotik di 192.168.88.1 ketika membuka
browser, kemudian pilih menu download untuk mengunduh WinBox.
Untuk pengguna linux WinBox memerlukan Wine yang berfungsi sebagai
mesin virtual windows agar WinBox dapat berjalan di linux,
5. USB Flashdisk 4GB
USB flashdisk merupakan alat data memori flash tipe NAND yang
memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. USB flashdisk di sini di
gunakan sebagai media penyimpanan web proxy cache mikrotik. Karena
media penyimpanan mikrotik yang terbatas sekitar 64 MB, maka
dibutuhkan media penyimpanan atau storage tambahan.

3.2.1.

Per encanaan Topologi J aringan Load Balancing
Agar penerapan proses load balancing ini dapat berjalan serta mudah

untuk dipahami, oleh karena itu diperlukan adanya gambaran topologi yang
jelas mengenai perancangan topologi jaringan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Gambar 3.1 Rancangan topologi jaringan

Gambar 3.1 merupakan rancangan topologi jaringan, dari rancangan tersebut
diharapkan alur proses dari load balancing PCC secara infrastruktur dapat
tergambar dengan jelas. Ether 1 merupakan IP dari Astinet dan ether 2 merupakan
IP dari Lintas Arta. Agar user dapat terkoneksi dengan internet maka user
menggunakan gateway wireless 10.10.10.1 dan range IP yang dapat digunakan
oleh user mulai dari 10.10.10.2 sampai 10.10.10.254.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

3.2.2.

Diagram Alir Sistem Load Balancing

Secara umum sistem load balancing ini dapat dijelaskan melalui gambar diagram
alir berikut:

Gambar 3.2 Diagram alir sistem load balancing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Gambar 3.2 menjelaskan tentang konfigurasi sistem load balancing
menggunakan PCC meliputi:
1. Pada langkah pertama di awali dengan setting interface yang meliputi add
ether 1, add ether 2 dan add wlan, dapat dilihat pada Gambar 3.3 setting
interface. Ethernet 1 ini adalah interface ISP Astinet, Ethernet 2 adalah
interface ISP Lintas Arta dan wlan adalah wireless yang berfungsi sebagai
penghantar koneksi client yang ingin terhubung dengan internet. Seperti
pada Gambar 3.3 di bawah ini:

Gambar 3.3 Setting interface

2. Selanjutnya, pada tahapan ini terdapat percabangan penentuan DNS, jika
percabangan menuju perintah “Y” maka akan dilanjutkan ke setting
mangle. Jika “N” maka akan dilanjutkan ke setting route terlebih dahulu.
3. Setelah itu adalah setting route, setting route digunakan untuk meneruskan
trafik yang tidak terhubung, sehingga dapat dilakukan dengan cek
gateway.
4. Langkah selanjutnya adalah cek gateway. Cek gateway ini digunakan jika
salah satu gateway putus maka akan dibelokkan ke gateway lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

5. Setting interface wireless digunakan sebagai pengaturan agar PC dapat
terhubung dengan wireless yang kemudian dilanjutkan dengan setting
firewall NAT. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.4 di bawah ini:

Gambar 3.4 Setting interface wireless

6. Setting firewall NAT berguna agar PC dapat terhubung dengan internet.
7. Kemudian dilakukan tes koneksi apakah PC terkoneksi dengan internet
atau tidak, jika “Y” maka dilanjutkan ke web proxy, jika tidak maka akan
kembali ke setting interface.
8. Webproxy ini digunakan sebagai media tambahan untuk penyimpan cache.
9. Setting mangle digunakan untuk menandai paket sebagai identitas paket
tersebut, setting mangle ini digunakan untuk menandai trafik.
10. Setting routing backup digunakan untuk membackup routing yang sudah
ada sebelumnya jadi apabila sebuah gateway terputus, maka semua
koneksi akan melewati gateway yang masih terhubung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

3.2.3.

Diagram alir sistem PCC

Secara khusus sistem load balancing PCC ini dapat dijelaskan melalui gambar
diagram alir pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Diagram alir sistem PCC

Gambar 3.5 menjelaskan tentang konfigurasi sistem PCC yang meliputi:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

1. Proses koneksi, digunakan untuk menghubungkan ke koneksi yang ada,
yaitu koneksi dari Astinet dan Lintas Arta.
2. Kemudian user melakukan request web yang diinginkan
3. Route digunakan agar router meneruskan semua trafik yang tidak
terhubung padanya ke gateway yang terhubung.
4. Setelah melalui route kemudian dilakukan pengecekan pada gateway 1,
apakah gateway 1 sedang sibuk atau tidak, jika gateway 1 tidak sibuk
maka trafik akan diarahkan menuju gateway 1. Jika user melakukan req
web baru maka dari route akan dilakukan cek gateway terhadap gateway 1
terlebih dahulu, jika diketahui gateway 1 sedang melayani trafik maka
akan di alihkan menuju gateway 2.
5. Pada gateway 2 akan dilakukan pengecekan gateway kembali, jika tidak
sibuk atau “N” maka akan di lanjutkan ke pengelompokan trafik, jika “Y”
maka kembali ke route dan kembali dilakukan cek gateway.
6. Pengelompokan trafik ini digunakan untuk mengingat jalur gateway yang
dilewati di awal trafik koneksi.
7. Routing backup berguna untuk membackup routing yang telah dibuat
sebelumnya. Cek gateway terhubung berguna apabila sebuah gateway
terputus maka semua koneksi akan melewati gateway yang masih
terhubung.
8. Terakhir adalah meneruskan koneksi ke user.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

3.3. Per ancangan Sistem dan Konfigurasi PCC
Agar implementasi load balancing PCC ini dapat berjalan dan dipahami
dengan baik, maka diperlukan adanya suatu gambaran tentang perancangan
dan proses yang jelas. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan pada
setiap komponen sebelum melakukan konfigurasi:
1. Menghubungkan switch dengan router menggunakan kabel UTP tipe
crossover.
2. Memastikan apakah semua interface yang terhubung pada router telah
terdeteksi dan berjalan dengan baik.
3. Memberi nama pada setiap interface yang telah terhubung pada router.
Pengaturan di atas dibuat bertujuan agar router yang akan menjalankan
metode PCC haruslah memiliki identitas pada dirinya. Syarat untuk
menjalankan PCC adalah sudah terkonfigurasi pada router. Jika pengaturan
pada router telah selesai dilakukan maka proses selanjutnya adalah melakukan
perancangan sistem interface pada router.

3.3.1. Per ancangan Interface pada Router
Pada Tabel 3.1 ini akan dijelaskan tentang interface yang terhubung oleh
router.
Tabel 3.1 Tabel perancangan sistem interface

ISP 1 (Astinet)
IP Addres
Subnet mask

ISP 2 (Lintas Arta)

222.124.28.182/27 123.321.254.132/29
255.255.255.224

255.255.255.248

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Wlan
10.10.10.1
255.255.255.0

25

Default gateway
Bandwdith

222.124.28.161

123.321.254.129

6 Mbps

1 Mbps

Pada implementasi load balancing PCC ini menggunakan default gateway dari
ISP 1 yaitu (Astinet) 222.124.28.161.

3.3.2. Per ancangan Konfigurasi pada Router
Dalam perancangan ini akan dilakukan konfigurasi terhadap semua
interface yang terhubung oleh router, yaitu ISP 1, ISP 2, dan Wlan. Router ini
memiliki 3 network interface yaitu ether1, ether2, wlan1. Selanjutnya
pemberian alamat IP dari ke-3 interface tersebut, pemberian alamat IP ini
bertujuan untuk mempermudah pemahaman penulis dan pembaca. Berikut
adalah pemberian alamat IP pada masing-masing interface:
add
address=222.124.28.182/27 interface=ether1
add address=123.321.254.132/29 interface=ether2
add address=10.10.10.1/24 interface=wlan1

Gambar 3.6 Pemberian alamat IP ketiga interface pada router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Implementasi Load Balancing PCC
Dengan memafaatkan 2 jalur ISP yang berbeda, pada proses implementasi

ini akan dijelaskan beberapa tahapan konfigurasi load balancing dengan
menggunakan metode PCC yang sebelumnya sudah disinggung pada Bab III.

ASTINET

LINTAS ARTA

Ether1
222.124.28.182

Ether 2
123.321.254.132

Wlan
10.10.10.1

Client
Range IP 10.10.10.2 - 254

Gambar 4.1 Infrastruktur implementasi load balancing PCC.

Pada Gambar 4.1 dapat di lihat ada satu buah router, satu buah switch yang
digunakan sebagai pemisah kabel dari dua ISP yang telah tersambung jadi satu
dan satu buah router yang digunakan untuk konfigurasi PCC sekaligus untuk

26
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

mengarahkan paket-paket yang datang dari internet menuju ke jaringan lokal dan
dapat diterima atau diteruskan pada client yang berada pada jaringan wireless.

4.2.

Konfigurasi Mikrotik
Agar router dapat menjalankan fungsi load balancing PCC, maka ada

beberapa konfigurasi yang harus dilakukan. Pertama adalah konfigurasi interface
pada tiap ethernet dan yang kedua adalah konfigurasi router, agar router dapat
menjalankan fungsinya sebagai penghubung antara jaringan global dengan lokal.
Konfigurasi yang harus dilakukan selanjutnya adalah konfigurasi load balancing
PCC pada router.

4.2.1. Konfigurasi Interface pada Mikr otik
Pada tahapan ini konfigurasi dilakukan dengan memberikan alamat IP
address dan pengalamatan interface yang telah terhubung pada router.
Konfigurasinya adalalah sebagai berikut:
/ip
add
add
add

address
address=222.124.28.182/27 interface=ether1
address=123.321.254.132/29 interface=ether2
address=10.10.10.1/24 interface=wlan1

Hasil konfigurasi interface pada router. Dengan menggunakan perintah:
/ip address print

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

Maka akan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.2 Pemberian alamat IP ketiga interface pada router

Gambar 4.2 merupakan hasil dari pemberian alamat IP pada interface router
mikrotik yang sesuai dengan Gambar 4.1 tentang implementasi load balancing
PCC, pada implementasi ini terdapat dua buah ISP berbeda yang terhubung
dahulu dengan switch yang kemudian baru terhubung dengan mikrotik. Fungsi
dari switch adalah membagi kembali jalur ISP menjadi 2 jalur yang sebelumnya
dari 2 ISP yang ada terhubung dalam 1 kabel. Pada ether1 switch terhubung
dengan 2 ISP yang terdapat dalam 1 kabel, pada ether2 switch terhubung denga
ether1 pada router, sedangkan ether3 switch terhubung dengan ether2 pada router.
Pada router terdapat tiga buah interface yaitu ether1, ether2 dan wlan1, dimana
ether1 terhubung dengan koneksi Astinet, ether2 terhubung dengan koneksi Lintas
Arta dan wlan sebagai penghantar koneksi client yang ingin terhubung dengan
internet.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

Gambar 4.3 Ping IP address koneksi Astinet

Dari Gambar 4.3 di atas dilakukan uji coba setelah konfigurasi interface pada
router dan menunjukkan hasil ping dari koneksi Astinet menunjukkan bahwa ISP
terkoneksi.

Gambar 4.4 Ping IP address koneksi Lintas Arta

Dari Gambar 4.4 di atas dilakukan uji coba setelah konfigurasi interface pada
router dan menunjukkan hasil ping dari koneksi Lintas Arta menunjukkan bahwa
ISP terkoneksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

Gambar 4.5 Ping IP address koneksi wlan

Dari Gambar 4.5 di atas dilakukan uji coba setelah konfigurasi interface pada
router dan menunjukkan hasil ping dari wireless menunjukkan bahwa terkoneksi
dan siap untuk digunakan.
Dari uji coba awal untuk interface dari ISP dan wireless menunjukan bahwa
konfigurasi awal telah siap untuk digunakan.

4.2.2. Konfigurasi Load Balancing PCC pada Mikrotik
Pada konfigurasi load balancing PCC langkah awal yang harus dilakukan
adalah konfigurasi IP DNS dan route pada mikrotik. Konfigurasi dilakukan
dengan memberikan perintah pada mikrotik melalui terminal dan dapat juga
melalui setting manual pada mikrotik. Berikut adalah hasil dari konfigurasi IP
DNS dan route:

Gambar 4.6 IP DNS print dari router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Pada setting DNS “primary-dns” merupakan DNS dari Astinet dan sebagai
DNS utama, “secondary-dns” merupakan DNS dari Lintas Arta dan sebagai
DNS kedua.
Setelah konfigurasi IP dan DNS selanjutnya harus memasangkan default
route ke masing-masing IP gateway ISP agar route meneruskan trafik yang tidak
terhubung pada gateway tersebut. Oleh karena itu digunakan fitur check-gateway
yang berfungsi untuk mengecek jika salah satu gateway putus, maka koneksi akan
dibelokkan ke gateway lainnya yang masih on. Berikut adalah hasil dari
konfigurasi IP route dan fitur check gateway:
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=222.124.28.161 distance=1 checkgateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=123.231.254.129 distance=2 checkgateway=ping

Konfogurasi diatas menunjukkan agar router meneruskan semua trafik yang tidak
terhubung pada router ke gateway tersebut, sehingga konfigurasi di atas
merupakan hasil dari konfigurasi load balancing, yang mana dengan
membelokkan trafik pada saat salah satu koneksi isp sedang sibuk atau pun mati
maka koneksi dapat berpindah ke gateway lain.

Gambar 4.7 IP route print dari router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

dstaddress=0.0.0.0/0

merupakan IP network atau IP host yang akan

dituju, mengarahkan paket ke network address yang tidak ada dalam routing
table, 222.124.28.161 yaitu gateway dari ISP Astinet dan 123.231.254.129 Lintas
Arta. Selain itu IP route digunakan juga untuk melihat routing table.
Selanjutnya adalah konfigurasi untuk pengaturan acces point . Agar pc
client dapat terhubung dengan wireless, maka dengan menggunakan perintah
/interface wireless print maka dapat diketahui settingan interface
pada wireless telah dibuat.

Gambar 4.8 Interface wireless print

Perintah mode=ap-bridge merupakan mode yang digunakan adalah acces
point bridge pada mikrotik untuk access point, band=2.4ghz-b/g merupakan
frekuensi operasi dari acces point dan ssid=mikrotik merupakan nama dari
wireless yang akan di terima oleh client ketika client mengaktifkan wireless yang
dimiliki. Dan berikan secutiy profile agar sebelum menggunakan acces point,
client diminta memasukan password untuk masuk ke dalam jaringan.
Setelah konfigurasi interface wireless, langkah selanjutnya adalah
konfigurasi IP firewall nat. Network Address Translation atau yang lebih biasa
disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

33

komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya
penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas,
kebutuhan akan keamanan (security) dan kemudahan serta fleksibilitas dalam
administrasi jaringan.
Dengan NAT, gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu
alamat IP tersebut dapat dishare dengan beberapa komputer yang lain dan dapat
digunakan untuk melakukan koneksi ke internet secara bersamaan. Langkah ini
berguna agar pc dapat terkoneksi dengan internet, selain itu juga merubah IP
privat client ke IP public yaitu ether1 dan ether2.

Gambar 4.9 IP firewall nat print

out-interface=ether1

merupakan ether yang langsung terhubung

langsung ke internet atau ke public. Dari Gambar 4.9 di atas juga mengalihkan
port ke port 8080 yang merupakan port dari USB, yang port tujuan awalnya 80
yang merupakan port acces point. Untuk lebih jelasnya mengenai web proxy akan
dijelaskan di bawah ini.
Pada implementasi load balancing PCC ini juga menggunakan web proxy
internal, Salah satu fungsi web proxy adalah untuk menyimpan cache. Sebagai
contoh apabila sebuah LAN menggunakan proxy untuk berhubungan dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

34

internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika user mengakses sebuah trafik
web maka mengambil request tersebut pada proxy server. Sedangkan jika data
belum terdapat di proxy server maka proxy mengambilkan langsung dari web
server. Selanjutnya request tersebut disimpan di cache proxy. Jadi jika ada client
yang melakukan request ke trafik yang sama, maka akan diambilkan dari cache
tersebut. Ini akan membuat akses ke internet lebih cepat. Oleh karena itu
digunakan storage tambahan berupa usb flasdisk yang dipasangkan pada slot usb
yang terdapat pada mikrotik.
/sto
re disk format-drive usb1

Perintah di atas berfungsi untuk fomat USB, agar USB dapat terdeteksi sebagai
media penyimpanan tambahan.
/stor
e
add disk=usb1 name=chace-usb type=web-proxy
active cache-usb
Perintah di atas berfungsi untuk mengaktifkan USB sebagai media penyimpanan
cache web proxy.
/ip
roxy
p
set cache-on disk=yes enabled=yes max-cachesize=200000KIB port=8080

Perintah di atas berfungsi sebagai media penyimpanan dengan kapasitas 2GB dan
membelokkan trafik ke port 8080.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

35

/ip
irewall
f
nat
add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 ininterface=wlan1 action=redirect to port=8080
Berfungsi untuk mengarahkan web proxy dari dst-port 80 yang berasal dari
wireless, kemudian diarahkan ke port 8080.

Gambar 4.10 Storage print

Untuk setting PCC itu sendiri meliputi, setting mangle, DNS dan web proxy,
penjelasan lebih dalam akan dijelaskan sebagai berikut.
Arti kata dari mangle itu sendiri adalah sebagai penanda paket dengan suatu tanda
khusus sebagai identitas paket tersebut. Jadi setting mangle pada PCC ini
digunakan untuk mengelompokkan trafik koneksi yang melalui router menjadi
beberapa kelompok. Pada proses mangle ini tidak terjadi perubahan apa pun pada
paket atau data yang akan kita kirimkan, akan tapi pada proses ini paket hanya di
berikan tanda. Pengelompokan pada PPC berdasarkan src-address, src-port, dstaddress dan dst-port. Sehingga router akan mengingat jalur gateway yang dilewati
di awal trafik koneksi, sewaktu user tersebut browsing pada saat pertama kali.
Sehingga pada pake