Analisis unjuk kerja load balancing jaringan 3G/HSDPA menggunakan metode PCC pada PC Router Mikrotik.

(1)

vii

ABSTRAK

Sebagai usaha untuk memberikan alternatif sumber koneksi internet pada masyarakat yang akan membangun jaringan menengah kebawah, pada daerah yang belum terjangkau ISP (Internet Service Provider) seperti Speedy dan BizNet, yaitu melakukan laod balancing pada jaringan 3G/HSDPA. Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan optimal.

Tetapi laod balancing pada jaringan 3G/HSDPA jarang dilakukan sehinnga belum bisa dipastikan apakah dapat menggantikan ISP yang berbasis kabel dan nirkabel. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian terhadap unjuk kerja load balancing pada jaringan 3G/HSDPA dan kualitas layanan internet yang digunakan. Penelitian yang dilakukan menggunakan PC router Mikrotik dengan metode PCC (Per Connection Classifier).

Hasil akhir dari penelitian ini adalah bahwa unjuk kerja jaringan load balancing pada jaringan 3G/HSDPA memiliki kategori yang cukup bagus ditandai dengan pembagian koneksi pada dua buah jalur cukup seimbang, dan sistem yang dibangun telah dapat mengatasi jika salah satu jalur terjadi pemutusan koneksi. Untuk kualitas jaringan yang digunakan menurut standar Tiphon termasuk dalam kategori bagus.


(2)

viii

ABSTRACT

In an effort to provide an alternative source of internet connections in the community that will build a medium network, in areas not reached by the ISP (Internet Service Provider) as Speedy and Biznet, which do laod balancing on 3G/ HSDPA network. Load balancing is a technique to distribute the traffic load on the connection of two or more lines, so that traffic can run optimally.

But laod balancing on 3G / HSDPA network is rarely done so not yet certain whether it can replace the ISP-based wired and wireless. Thus the authors will conduct research on the performance of load balancing on 3G / HSDPA network and quality of internet services used. Research carried out using a PC router Mikrotik with PCC method (Per Connection Classifier).

The end result of this study is that the performance of the network load balancing on 3G/HSDPA networks have a pretty good category is characterized by the division of the two lanes connection is fairly balanced, and the system has been built can be overcome if one path disconnection occurs. For the quality of the network used by the standards included in the category Tiphon nice.


(3)

i

Analisis Unjuk Kerja Load Balancing Jaringan 3G/HSDPA

menggunakan metode PCC pada PC Router Mikrotik

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun oleh : Fabianus Andi Wijaya

095314061

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

Analysis of Network Performance 3G/HSDPA Using PCC Method

with PC Mikrotik Router

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

to Obtain

Sarjana Komputer

Degree

in Informatic Engineering Department

Created By :

Fabianus Andi Wijaya

095314061

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

"Hidup adalah perjuangan, dan tidak ada perjuangan yang

sia-sia"

Hasil perjuangan untuk menyelesaikan ini saya persembahkan kepada :

 Tanah Air tercinta

 Keluarga

 Sahabat

 Almamater


(8)

(9)

vii

ABSTRAK

Sebagai usaha untuk memberikan alternatif sumber koneksi internet pada masyarakat yang akan membangun jaringan menengah kebawah, pada daerah yang belum terjangkau ISP (Internet Service Provider) seperti Speedy dan BizNet, yaitu melakukan laod balancing pada jaringan 3G/HSDPA. Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan optimal.

Tetapi laod balancing pada jaringan 3G/HSDPA jarang dilakukan sehinnga belum bisa dipastikan apakah dapat menggantikan ISP yang berbasis kabel dan nirkabel. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian terhadap unjuk kerja load balancing pada jaringan 3G/HSDPA dan kualitas layanan internet yang digunakan. Penelitian yang dilakukan menggunakan PC router Mikrotik dengan metode PCC (Per Connection Classifier).

Hasil akhir dari penelitian ini adalah bahwa unjuk kerja jaringan load balancing pada jaringan 3G/HSDPA memiliki kategori yang cukup bagus ditandai dengan pembagian koneksi pada dua buah jalur cukup seimbang, dan sistem yang dibangun telah dapat mengatasi jika salah satu jalur terjadi pemutusan koneksi. Untuk kualitas jaringan yang digunakan menurut standar Tiphon termasuk dalam kategori bagus.


(10)

viii

ABSTRACT

In an effort to provide an alternative source of internet connections in the community that will build a medium network, in areas not reached by the ISP (Internet Service Provider) as Speedy and Biznet, which do laod balancing on 3G/ HSDPA network. Load balancing is a technique to distribute the traffic load on the connection of two or more lines, so that traffic can run optimally.

But laod balancing on 3G / HSDPA network is rarely done so not yet certain whether it can replace the ISP-based wired and wireless. Thus the authors will conduct research on the performance of load balancing on 3G / HSDPA network and quality of internet services used. Research carried out using a PC router Mikrotik with PCC method (Per Connection Classifier).

The end result of this study is that the performance of the network load balancing on 3G/HSDPA networks have a pretty good category is characterized by the division of the two lanes connection is fairly balanced, and the system has been built can be overcome if one path disconnection occurs. For the quality of the network used by the standards included in the category Tiphon nice.


(11)

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Unjuk Kerja Load Balancing Jaringan 3G/HSDPA menggunakan metode PCC pada PC Router Mikrotik”. Tugas akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut memberikan motivasi, semangat dan bantuan dalam bentuk apapun sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kesehatan, rezeki dan kesabaran selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak dan Ibu yang telah membesarkan dan mendidik saya hingga saat ini.

3. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

4. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.


(13)

xi

5. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom. dan Bapak Puspaningtyas S. Adi., S.T., M.T. selaku dosen penguji yang memberikan kritik dan saran terhadap tugas akhir ini.

6. Bapak Iwan Binanto, S.Si., M.Cs. selaku dosen pembimbing tugas akhir penulis yang selalu memberikan semangat, kritik dan saran selama penulis mengerjakan tugas akhir ini.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Staff sekretariat dan laboratorium komputer yang membantu dalam menyelesaikan tugas akhir.

9. Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2009 yang membantu dan memberi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini khususnya teman-teman dari konsentrasi jaringan.

10.Pihak-pihak lain yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu diperlukan saran dan kritik yang penulis harapkan dalam memperbaiki tugas akhir ini. Akhir kata, penulis berharap


(14)

xii

semoga tugas akhir ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak di masa yang akan datang. Terima Kasih.


(15)

xiii

DAFTAR ISI

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Tujuan ... 4

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metodologi Penyelesaian Masalah ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ... 9

2.1 QOS (Quality Of Service) ... 9

2.1.1. Packet Loss ... 10

2.1.2. Delay (Latency) ... 11

2.1.3. Jitter ... 11

2.1.4. Throughput ... 12

2.2 TCP/IP... 13

2.2.1 TCP ... 14

2.2.2 IP (Internet Protokol) ... 16

2.3 Router ... 17

2.4 NAT (Network address Translator) ... 18

2.4.1. Static NAT ... 19

2.4.2. Dinamic NAT ... 19

2.4.3. Masquradeing NAT ... 20

2.5 Firewall ... 20

2.5.1 Mikrotik sebgai firewall ... 22


(16)

xiv

2.7 Per Connection Classifier (PCC) ... 25

2.7.1. Cara PCC bekerja ... 26

2.8 Fail Over ... 29

2.9 Mikrotik ... 29

2.9.1. Fitur-fitur mikrotik : ... 31

2.10 PC Router ... 31

2.10.1. Kelebihan ... 31

2.10.2 Kekurangan ... 32

2.11 Monitoring jaringan ... 33

2.11.1. Axence NetTools... 33

2.11.2. IDM (Internet Download Manager) ... 34

2.11.3. Ping (Packet Internet Gopher) ... 35

2.11.4. Speedtest.net ... 36

2.12 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G) ... 36

2.12.1. Kelebihan 3G dari generasi-genersi sebelumnya : ... 37

2.13 HSPA (High Speed Packet Access) ... 38

2.14 ISP (Internet Service Provider) ... 40

2.14.1 (ISP) Internet Service Provider di Indonesia ... 40

BAB III ... 44

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ... 44

3.1.1 Spesifikasi Sistem ... 44

3.1.2 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 45

3.1.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat keras ... 46

3.2 Langkah-langkah Implementasi Sistem ... 48

3.3 Perancangan Instalasi MikrotikOS pada PC router ... 49

3.4 Perancangan Konfigurasi laod balancing ... 50

3.4.1. Konfigurasi Dasar : ... 50

3.4.2. Konfigurasi NAT ... 51


(17)

xv

3.4.4. Pengaturan Routing ... 52

3.4.5. Pembuatan Failover... 54

3.5 Perancangan sistem Uji ... 55

3.5.1. Perancangan pengujian sistem load balancing ... 56

3.5.2. Perancanagan pengujian failover ... 60

3.5.3. Perancangan Pengujian QOS jaringan ... 62

BAB IV ... 68

4.1 Implementasi Topologi Jaringan ... 68

4.2 Instalasi OS mikrotik pada PC router ... 70

4.3 Konfigurasi Load balancing ... 73

4.3.1 Konfigurasi Dasar ... 73

4.3.2 Konfigurasi NAT (Network Address Translation)... 79

4.3.3 Konfigurasi Mangle ... 79

4.3.4 Konfigurasi Routing ... 83

4.3.5 Konfigurasi Failover ... 83

4.4 Uji coba ... 85

4.4.1 Pengujian Browsing ... 85

4.4.2 Pengujian Downlaod ... 87

4.4.3 Monitoring hasil pengujian load balancing ... 90

4.4.4 Pengujian Failover ... 92

4.4.5 Pengujain QOS (Quality of Service) ... 107

BAB V ... 115

5.1 Kesimpulan ... 115

5.2 Saran ... 116


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori penilaian paket loss ... 10

Tabel 2.2 Kategori penilaian Latency ... 11

Tabel 2.3 Kategori penilaian paket Jitter ... 12

Tabel 2.4 Kategori penilaian paket Throughput ... 13

Tabel 3.1 Spesifikasi Software...46

Tabel 3.2 Spesifikasi Hardware ... 46

Tabel 3.3 Konfigurasi IP address... 48

Tabel 3.4 Perancangan konfigurasi NAT ... 51

Tabel 3.5 Perancangan routing tabel ... 53

Tabel 3.6 Perilaku sistem saat pemutusan koneksi ... 54

Tabel 3.7 Situs yang dipilih untuk melakukan ujicoba ... 58

Tabel 3.8 Urutan Situs yang Diakses ... 59

Tabel 3.9 Perancangan Pengujian Failover ... 62

Tabel 3.10 Pengujian Delay ... 63

Tabel 3.11 Hasil pengujian paket loss ... 64

Tabel 3.12 Pengujian Jitter ... 65

Tabel 3.13 Pengujian Throughput ... 66

Tabel 4.1 Data pembagian kecepatan trafik pada setiap modem...89

Tabel 4.2 Data Besar jumlah dan besar paket yang dilewatkan pada tiap interface ... 92

Tabel 4.3 Waktu yang dibutuhkan untuk perpindahan gateway ... 106

Tabel 4.4 Perilaku sistem saat pemutusan salah satu jalur koneksi ... 106

Tabel 4.5 Data pengujian Delay ... 108

Tabel 4.6 Data pengujian Packet Loss ... 110

Tabel 4.7 Data pengujian Jitter ... 111


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Arsitektur Load Balancing [1] ... 6

Gambar 2.1 Format Datagram TCP 16 Gambar 2.2 Format Datagram IP ... 17

Gambar 2.3 Standar Firewall ... 22

Gambar 2.4 Load balancing dengan dua ISP ... 25

Gambar 2.5 Ilustrasi operasi hashing ... 28

Gambar 2.6 Mikrotik RouterBoard 750 ... 31

Gambar 2.7 Hasil speedtest provider Tri ... 42

Gambar 2.8 Hasil speedtest provider Indosat ... 43

Gambar 3.1 Rancangan sistem load balancing dengan dua koneksi internet ...47

Gambar 3.2 Tahap pengaturan mangle ... 52

Gambar 3.3 Pengecekan lokasi web server ... 57

Gambar 4.1 Konfigurasi IP address...69

Gambar 4.2 Paket software Mikrotik ... 71

Gambar 4.3 Konfirmasi Installasi ... 71

Gambar 4.4 Proses Installasi Mikrotik ... 72

Gambar 4.5 Welcome screen Mikrotik... 73

Gambar 4.6 Pengecekan USB modem ... 74

Gambar 4.7 IP address pada masing-masing interface ... 75

Gambar 4.8 Konfigurasi Interface "modem1" ... 77

Gambar 4.9 Konfigurasi interface "modem2" ... 78

Gambar 4.10 Koneksi yang terjadi ketika PC1 melakukan browsing ... 86

Gambar 4.11 Besar paket yang dilewatkan pada masing-masing gateway ... 87

Gambar 4.12 Koneksi yang terjadi pada saat melakukan download ... 88

Gambar 4.13 Pengujian download ... 89

Gambar 4.14 Hasil speedtest setelah load balancing... 91


(20)

xviii

Gambar 4.16 Ping ke www.usd.ac.id ... 93

Gambar 4.17 "Modem2" sebagai gateway ping ... 93

Gambar 4.18 Pemutusan jalur koneksi pada interface modem2 ... 94

Gambar 4.19 Ping setelah pemutusan jalur koneksi pada modem2 ... 94

Gambar 4.20 Pemutusan jalur koneksi pada "modem1" ... 95

Gambar 4.21 Pemutusan jalur koneksi pada "modem2" ... 95

Gambar 4.22 Ping setelah pemutusan jalur koneksi pada "modem1" ... 96

Gambar 4.23 Proses downlaod sebelum pemutusan koneksi... 97

Gambar 4.24 Proses downlaod setelah pemutusan interface modem2 ... 98

Gambar 4.25 Proses downlaod setelah pemutusan interface "modem1" ... 99

Gambar 4.26 Interface sebelum pemutusan koneksi ... 100

Gambar 4.27 Video call sebelum pemutusan koneksi ... 101

Gambar 4.28 Gateway berpindah menjadi interface "modem1" ... 101

Gambar 4.29 Proses video call sesudah pemutusan koneksi ''modem2'' ... 102

Gambar 4.30 Gateway berpindah menjadi interface "modem2" ... 103

Gambar 4.31 Proses video call sesudah pemutusan koneksi ''modem1'' ... 103

Gambar 4.32 Hasil capturewireshark paket ICMP ... 105

Gambar 4.33 Hasil capturewireshark paket UDP... 105

Gambar 4.34 Hasil Pengujian Delay dengan Axence NetTools ... 108


(21)

1

BAB I

Pendahuan

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini Perkembangan teknologi sangat cepat dan maju, salah satunya perkembangan di bidang internet dan jaringan [1]. Pemanfaatan internet dan jaringanpun juga semakin berkembang, terbukti banyaknya tempat-tempat umum yang menyediakan layanan internet misalnya warnet dan Wifi-cafe yang berbasis RT/RW net. Itu di dukung oleh banyaknya penyedia ISP (Internet Service Provider)

di Indonesia yang bersaing untuk memberikan kualitas layanan internet yang baik, beberapa contoh ISP yang ada di Indonesia, antara lain adalah Telkom Speedy, Biznet, Asiakom.netdan lain sebagainya. Tetapi yang menjadi masalah belum semua wilayah di Indonesia terjangkau oleh kabel telepon atau layanan ISP tersebut, sehingga masyarakat yang ingin membuat jaringan internet berbasis RT/RW net memiliki kendala pada sumber koneksi.

Terkait dengan masalah tersebut, ada usaha lain yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan jaringan 3G/HSDPA sebagai sumber koneksi internet. Jaringan 3G/HSDPA yang ditawarkan provider-provider di Indonesia memiliki kecepatan hingga 7.2Mbps. Dalam perkembanganya provider-provider di Indonesia juga


(22)

semakin memperluas jaringan 3G/HSDPA hingga pulau terluar Indonesia [2]. Permasalahan yang muncul adalah koneksi dari beberapa operator penyedia layanan internet dibeberapa daerah yang kurang stabil akibat banyaknya pengguna [3].

Hal ini bisa diatasi dengan menggunakan lebih dari satu koneksi yaitu menggunakan teknik load balancing pada dua atau lebih jalur koneksi. Load balance

adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi [4]. Kemampuan

load balancing juga dimiliki oleh router Mikrotik yang berbasis perangkat lunak, Mikrotik memiliki beberapa metode untuk melakukan load balancing salah satunya metode PCC (Per Connection Classifier). Metode PCC bekerja dengan cara mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok [4].

Tetapi penggunaan jaringan 3G/HSDPA pada load balancing jarang dilakukan, sehingga belum bisa di pastikan apakah load balancing akan berjalan dengan seimbang dan kulitas layanan internet (Quality of service) pada jaringan yang digunakan dapat bersaing dengan ISP yang menggunakan media kabel telepon seperti

Speedy atau ISP yang menggunakan wireless seperti Citranet.

Maka dari itu, penulis akan melakukan analisis terhadap unjuk kerja load balancing pada jaringan 3G/HSDPA menggunakan metode PCC (Per Connection


(23)

Classifier) serta menganalisis apakah jaringan 3G/HSDPA dapat dijadikan sumber alternatif koneksi internet yang digunakan pada jaringan menengah kebawah seperi RT/RWnet.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka masalah yang dapat diangkat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengimplementasikan load balancing pada jaringan 3G/HSDPA dengan menggunakan metode PCC (Per Connection Classifier).

2. Bagaimana unjuk kerja load balancing pada jaringan 3G/HSDPA diukur dengan penyebaran beban koneksi pada masing-masing ISP

3. Bagaimana QOS (Quality of Service) pada jaringan yang digunakan pada sistem load balancing.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian dialakukan hanya pada satu tempat saja, dengan kondisi mendapatkan sinyal jaringan 3G yang bagus pada masing-masing provider.


(24)

2. Hanya mengimplementasikan load balancing dengan metode PCC.

3. Hanya melakukan laod balancing pada 2 (dua) buah sumber koneksi dengan menggunakan provider Tri dan Indosat.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan load balancing pada jaringan 3G/HSDPA pada PC router Mikrotik.

2. Untuk mengetahui unjuk kerja sistem load balancing yang dilakukan pada jaringan 3G/HSDPA.

3. Untuk mengetahui apakah load balancing pada jaringan 3G/HSDPA dapat digunakan sebagai alternatif sumber koneksi yang realible

(dapat dipercaya) untuk kebutuhan jaringan seperti RT/RW net diukur dengan kualitas layanan internet (QOS).

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari implementasi dan analisis load balancing ini antara lain adalah:

1. Memberikan kontribusi pemikiran tentang teknologi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.


(25)

2. Menjadi referensi atau literatur mengenai “Implementasi load balancing menggunakan routermikrotik”.

3. Membantu memberikan alternatif sumber koneksi internet untuk masyarakat yang tinggal didaerah yang belum terjangkau kabel telepon dan ISP.

1.5 Metodologi Penyelesaian Masalah

Metode penelitian yang akan digunakan guna menyelesaikan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan penelusuran dan pembelajaran terhadap berbagai macam literatur seperti buku, jurnal, tugas akhir, referensi-referensi baik melalui perpustakaan maupun internet dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian ini.

2. Analisis Kebutuhan

Menganalisis kebutuhan dengan cara seperti pengumpulan data, analisis data, serta analisis kebutuhan hardware dan software. Tahapan ini sangat penting untuk menunjang pada tahapan perancangan dan pembuatan.


(26)

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan dan analisis terhadap hal-hal yang bisa menunjang pembangunan sistem. Secara umum sistem yang dibangun akan terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Mempersiapkan kebutuhan sistem

2. Mengkonfigurasikan load balancing pada PC router mikrotik menggunakan metode PCC.

Secara umum digambarkan sengai berikut :

Gambar 1.1 Arsitektur Load Balancing [1]

3. Uji Coba

Pada tahap ini akan dilakukan pengujian sistem load balancing, untuk mengetahui sejauh mana sistem load balancing berjalan dengan baik.


(27)

Pada tahap ini setelah dilakuakn ujicoba, maka sistem laod balancing ini dapat dikatakan berhasil atau tidak berdasarkan parameter-parameter yang akan digunakan.

5. Dokumentasi

Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan tugas akhir untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dilakukan pada tugas akhir ini sebgai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan masalah, Tujuan Penulisan dan Metode penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Berisi landasan-landsan teori yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang perancangan sistem, yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengimplementasi dan menganalisis sistem yang akan dibuat.


(28)

Pada Bab ini berisikan tentang penerapan sistem yang terdiri dari pembentukan sistem dan analisa sistem yang telah dibangun.

BAB V : KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan hasil analisa dan masukan kepada pihak tempat penelitian.


(29)

9

BAB II

Landasan Teori

2.1 QOS (Quality Of Service)

Quality of Service adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS merupakan sebuah sistem arsitektur end to end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki oleh jaringan. Quality of Service suatu network merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi.

Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan

TCP/IP internet atau intranet [5].

Dari definisi diatas dapat disimpulkan QoS (Quality of Service) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik. Oleh karenanya buruk atau baiknya kualitas dan kemampuan suatu jaringan dapat kita ukur melalui unjuk kerja jaringan tersebut.

Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat mengukur dan melihat unjuk kerja dari suatu jaringan :


(30)

2.1.1. Packet Loss

Packet lost dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan signal dalam media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hadware jaringan. Beberapa network transport protokol seperti TCP menyediakan pengiriman paket yang dapat dipercaya. Dalam hal kerugian paket, penerima akan meminta retarnsmission atau pengiriman secara otomatis resends walaupun segmen telah tidak diakui. Walaupun TCP dapat memulihkan dari kerugian paket, retransmitting paket yang hilang menyebabkan throughput yang menyangkut koneksi dapat berkurang. Di dalam varian TCP, jika suatu paket dipancarkan hilang, akan jadi re-sent bersama dengan tiap-tiap paket yang telah dikirim setelah itu. Retransmission ini meyebabkan keseluruhan

throughput menyangkut koneksi untuk menurun jauh [6].

Paket loss = (�� � � � −�� � � )

�� � � � x 100 %

Tabel 2.1 Kategori penilaian paket loss

Kategori Degredasi Packet Loss Indeks

Sangat Bagus 0 % 4


(31)

Sedang 15 % 2

Jelek 25 % 1

Sumber : TIPHON [7]

2.1.2. Delay (Latency)

Waktu yang dibutuhkan untuk sebuah paket untuk mencapai tujuan, karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan. Delay dapat di cari dengan membagi antara panjang paket (L, packet length (bit/s)) dibagi dengan link bandwith (R,link bandwith

(bit/s)) [6]. Besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Tabel 2.2 Kategori penilaian Latency

Kategori Latensy Besar Delay Indeks

Sangat bagus < 150 ms 4

Bagus 150 - 300 ms 3

Sedang 300 - 450 ms 2

Jelek > 450 ms 1

Sumber : TIPHON [7]

2.1.3. Jitter

Jitter Perbedaan waktu kedatangan dari suatu paket ke penerima dengan waktu yang diharapkan. Jitter dapat menyebabkan sampling di sisi


(32)

penerima menjadi tidak tepat sasaran, sehingga informasi menjadi rusak, jitter dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut [6].

�� = Total variasi delay Total paket yang diterima

Total variasi delay diperoleh dari :

Total variasi delay = Delay - Rata-rata Delay

Tabel 2.3 Kategori penilaian paket Jitter Kategori Degradasi Peak Jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 - 75 ms 3

Sedang 76 - 125 ms 2

Jelek 126 - 225 ms 1

Sumber : TIPHON [7]

2.1.4. Throughput

Pada bagian ini akan dibahas tentang analisa throughput pada jaringan

3G/HSDPA. Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan


(33)

dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara

throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi [6].

Troughput dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut :

�ℎ �ℎ = � �ℎ � ��� � � � �

�� �� � � � �

Tabel 2.4 Kategori penilaian paket Throughput

Kategori Throughput Throughput Indeks

Sangat Bagus 75-100 % 4

Bagus 50-75 % 3

Sedang 25-50 % 2

Jelek 0- 25 % 1

Sumber : TIPHON [7]

2.2 TCP/IP

TCP/IP sebuah protocol yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh DARPA (defence Advanced Research Project Agency) yang mendanai riset dan pembuatan paket switching eksperimental yang diberi nama ARPANET. Protocol ini paling popular dan paling banyak digunakan saat ini, alasanya adalah :

a. TCP/IP menggunakan skema pengalamatan fleksibel yang dapat sekali diroute, bahkan untuk network yang paling besar.


(34)

c. Sejumlah besar utilitas dan tool dapat dipergunakan, sebagianya digabungkan dengan rangakian protocol dan sebagian ditambahkan dalam program untuk memonitoring dan mengatur TCP/IP.

d. TCP/IP merupakan protocol untik internet global. Sistem harus menjalankan TCP/IP untuk berhubunagn dengan internet.

e. Kebanyakan network tingkat interprise menjalankan TCP/IP, dan yang penting bahwa administrator network akrab dengan protokolnya.

Model TCP/IP mempunyai 4 lapisan (layer) yaitu lapisan akses jaringan (data link), lapisan antara jarinagan (network), lapisan host ke host (transport), dan lapisan proses/aplikasi (application). Lapisan ini bisa dikatakan lapisan yang didapatkan dari lapis standart protocol OSI, dimana rincian protocol-protokol yang ada dapa setiap lapisnya hamper sama. Jadi inti dari dari protocol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP [8].

2.2.1 TCP

TCP dikenal sebagi protocol connection oriented, artinya, protocol yang membutuhkan koneksi terlebih dahulu untuk menghantarkan pesan sampai terjadi proses petukaran antar program applikasi. TCP bertanggung jawab untuk mengirimkan aliran data ke tujuannya secara handal, berurutan dan terdokumentasi secara baik.


(35)

a. Semau paket mendapatkan tanda terima (acknoledgement) dari pengirim.

b. Paket yang hilang atau tidak diterima akan dikirim ulang. c. Paket yang atang diurutkan kembali (sequence).

d. TCP bekerja sama dengan Internet Protocol (IP) untuk mengirimkan data antar komputer melintasi jaringan atau internet. Jika IP menangani pengahantaran data, maka TCP berperan mengawasi atau menjaga track unit individu data (yang dikenal paket).

Dalam proses pengiriman data, Secara periodik TCP akan memotong tumpukan data tersebut dan menambahkan sebuah header ke masing-masing potongannya untuk membentuk segment. Kemudian tiap segment tersebut dilewatkan ke lapis IP untuk diproses menjadi datagram dengan menambahkan header IP. Format datagram TCP dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


(36)

Gambar 2.1 Format Datagram TCP

2.2.2 IP (Internet Protokol)

Internet Protokol disingkat IP adalah protocol lapisan jaringan (network layer dalam OSI Refence model) atau protokol lapisan internetwork yang digunakan oleh protocol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan computer berbasis TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data actual yang dikirim memlalui jaringan dari satu titik ke titik lainya.

Metode yang digunakan adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protocol ini juga tidak menjamin penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang lebih tinggi lapisan transport dalam OSI Reference


(37)

Model atau lapisan antar host dalam DARPA Refernece Model yakni protokol Transmission Control Protocol (TCP).

Format datagram IP digunakan Untuk keperluan perutean didalam Internet, IP memecah pesan yang diterimanya dari lapis Host-Host menjadi potongan-potongan dengan ukuran tertentu. Pada setiap potongan pesan, kemudian IP menambahkan header sehingga membentuk datagram IP.

Format datagram IP dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Format Datagram IP 2.3 Router

Router merupakan perangkat keras jaringan yang memiliki peranan penting dalam mengatur lalulintas jaringan. Router bertugas untuk menangani proses pengiriman data dari jaringan ke jaringan lain. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Proses routing dilakukan hop by hop.


(38)

Table routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari

interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing tabel hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing tabel.

Fungsi router antara lain :

a. membaca alamat logika / source and destination ip address untuk menentukan routing dari suatu jaringan ke jaringan lain

b. Menyimpan routing tabel untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN

2.4 NAT (Network address Translator)

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 (IPv4). Dengan panjang alamat 4 byte berarti terdapat 232 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. [9]

Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu pengguna dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user


(39)

melakukan koneksi ke internet. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat dibagi ke beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan.

Network address translator terdiri dari berbagai jenis, yaitu:

2.4.1. Static NAT

NAT Tipe Statis menggunakan table routing yang tetap, atau alokasi translasi alamat ip ditetapkan sesuai dengan alamat asal ke alamat tujuan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran data dalam suatu alamat ip bila translasi alamat ipnya belum didaftarkan dalam table nat, Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside). Alamat lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara Statik. NAT secara statis akan melakukan request atau pengambilan dan pengiriman paket data sesuai denganaturan yang telah ditabelkan dalam sebuah NAT.

2.4.2. Dinamic NAT

Dynamic Network Address Translation dimaksudkan untuk suatu keadaan dimana anda mempunyai IP address terdaftar yang lebih sedikit dari jumlah IP address un-registered. Dynamic NAT menterjemahkan setiap komputer dengan IP tak terdaftar kepada salah satu IP address terdaftar untuk konek ke internet. Hal ini agak menyulitkan para penyusup untuk menembus


(40)

komputer didalam jaringan anda karena IP address terdaftar yang diasosiasikan ke komputer selalu berubah secara dinamis, tidak seperti pada NAT statis yang dipetakan sama. Kekurangan utama dari dynamis NAT ini adalah bahwa jika jumlah IP address terdaftar sudah terpakai semuanya, maka untuk komputer yang berusaha konek ke Internet tidak lagi bisa karena IP

address terdaftar sudah terpakai semuanya.

2.4.3. Masquradeing NAT

Masquerading NAT ini menterjemahkan semua IP address tak terdaftar pada jaringan anda dipetakan kepada satu IP address terdaftar. Agar banyak

client bisa mengakses Internet secara bersamaan, router NAT menggunakan nomor port untuk bisa membedakan antara paket-paket yang dihasilkan oleh atau ditujukan komputer-komputer yang berbeda. Solusi Masquerading ini memberikan keamanan paling bagus dari jenis-jenis NAT sebelumnya, kenapa? Karena asosiasi antara client dengan IP tak terdaftar dengan kombinasi IP address terdaftar dan nomor port didalam router NAT hanya berlangsung sesaat terjadi satu kesempatan koneksi saja, setelah itu dilepas.

2.5 Firewall

Firewall adalah sistem yang digunakan untuk menjalankan kontrol akses keamanan pada jarinagn internal terhadap jaringan untrusted seperti internet. Umumnya, sebuah firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal dan jaringan lainnya.


(41)

Firewall umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar.

Fungsi-fungsi umum firewall adalah sebagai berikut:

a. Packet Filtering : memeriksa header dari paket TCP/IP ( tergantung arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP IP ) dan memutuskan apakah data ini memiliki akses ke jaringan.

b. Network Address Translation ( NAT ) : biasanya sebuah jaringan memiliki sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri. Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.

c. Application Proxy : firewall bisa mendeteksi protocol aplikasi tertentu yang lebih spesifik.


(42)

Gambar 2.3 Standar Firewall

2.5.1 Mikrotik sebgai firewall

Selain digunakan sebagi gateway, mikrotik juga berfungsi sebagai

firewall bagi komputer lain dan memberikan prioritas bagi komputer lain agar bisa mengakses data Internet maupun data lokal.

Dalam fitur firewall terdapat beberapa direktori, yaitu :

a. Mangle, untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai identitas paket tersebut

b. Address-list, untuk mendefinisikan IP address ke dalam group tertentu c. Filter, untuk menyaring paket yang msuk atau melewati router. Router

akan meneruskanya jika paket diizinkan lewat, dan sebaliknya. Didalam direktori filter terdapat perintah chain, yang akan digunakan dalam lab ini adalah chain input dan forward.


(43)

Ada beberapa chain yang telah ditetapkan pada RouterOS Mikrotik :

a. Input, digunakan untuk memproses paket memasuki router melalui salah satu interface dengan alamat IP tujuan yang merupakan salah satu alamat router.

b. Forward, digunakan untuk proses paket data yang melewati router. c. Output, digunakan untuk proses paket data yang berasal dari router dan

meninggalkan melalui salah satu interface.

d. NAT, untuk memetakan suatu IP address ke IP address lain

e. Export, untuk membakup semua konfigurasi di dalam direktori firewall

f. Connection, untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif, seperti IP address asal dan tujuan beserta port yang digunakan, jenis protokol yang dipakai.

g. Service-port, untuk mengaktifkan dan mengubah nomor port aplikasi

2.6 Load Balancing

Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload

pada salah satu jalur koneksi [4].

Dengan mempunyai banyak link maka optimalisasi utilisasi sumber daya,

throughput, atau respone time akan semakin baik karena mempunyai lebih dari satu link yang bisa saling membackup pada saat network down dan menjadi cepat pada


(44)

saat network normal jika memerlukan realibilitas tinggi yang memerlukan 100 % koneksi uptime dan yang menginginkan koneksi upstream yang berbeda dan dibuat saling membackup [10].

Pada dasarnya, Net Balancer mendistribusikan permintaan yang berasal dari LAN dengan menggunakan metode tertentu ke beberapa gateway internet. Dengan kata lain, jika pada suatu titik waktu tertentu hanya ada satu pengguna LAN maka hanya membuat satu koneksi TCP (misalnya ia hanya menjalankan satu‐download dari Web), lalu lintas‐nya akan mengalir dari satu gateway, sehingga tidak akan mendapat manfaat dari Load Balancing ini.

Sebaliknya, jika LAN penuh sesak dengan pengguna, maka setiap permintaan dari LAN menuju WAN pada waktu yang sama, secara keseluruhan, hubungan mereka akan memiliki akses ke bandwidth yang lebih tinggi, sama dengan jumlah dari bandwidth akses tunggal.

Dapat disimpulkan bahwa satu sambungan ini tidak pernah memiliki lebih banyak bandwidth daripada apa yang ditawarkan oleh satu link, sedangkan beberapa koneksi simultan, akan rata‐rata, semuanya memiliki akses ke bandwidth yang lebih besar, yang akan meregangkan pada jumlah bandwidth internet semua link yang seimbang.


(45)

Gambar 2.4 Load balancing dengan dua ISP

Ada berbagai metode load balancing, antara lain static route dengan address list, Equal CostMulti Path (ECMP), Nth dan Per Connection Classifier (PCC). Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan maupun kelebihan tersendiri, namun lebih dari hal itu, yang paling terpenting dalam menentukan metode load balancing apa yang akan digunakan adalah harus terlebih dahulu mengerti karakteristik dari jaringan yang akan diimplementasikan. Dalam hal ini penelitian yang akan digunakan menggunakan metode Per Connection Classifier (PCC) Berikut ini adalah sedikit pengertian dari metode Per Connection Classifier (PCC).

2.7 Per Connection Classifier (PCC)

Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju ke gateway koneksi tertentu. PCC mengelompokan trafik koneksi yang melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan bedasarkan src-address, dst-address, src-port dan atau dst-port.


(46)

Mikrotik akan mengingat-ingat jalur gateway yang telah dilewati diawal trafik koneksi, sehingga pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim.

2.7.1. Cara PCC bekerja

PCC bekerja dengan cara mengmbil beberapa field dari IP header dan TCP atau UDP header, kemudian dengan bantuan algoritma hashing akan menghasilkan sebuah output. Output tersebut didapat dengan cara melakukan penjumlahan dari beberapa field IP header, kemudian di bagi oleh penyebut yang telah ditentukan, dan sisanya jika dibandingan dengan remainder tertentu, jika sama, maka paket akan di capture. Kita dapat memilih source-address, destination-source-address, src-port, dst-port dalam operasi ini [11].

Source-address dan destination-address dapat diambil dari IP paket

header dan src-port dan dst-port diambil dari TCP atau UDP paket header. Salah satu metode hash yang dapat digunakan adalah Modulo. modulo merupakan sebuah operasi bilangan yang menghasilkan sisa pembagian dari suatu bilangan terhadap bilangan lainnya. Misalkan dua bilangan a dan b, a modulo b (disingkat a mod b) adalah bilangan bulat sisa pembagian a oleh b. Misalnya, "1 mod 3", "4 mod 3", dan "7 mod 3" memiliki hasil 1, karena ketiga bilangan tersebut memiliki sisa 1 jika dibagi oleh 3, sedangkan "9 mod


(47)

3" sama dengan 0. Penerapan operasi modulus dalam teori bilangan tergolong aritmatika modulo.

Fungsi hashing dipakai karena mempunyai salah satu sifat yang deterministik. Maksudnnya adalah jika kita memasukkan input yang bertuliskan "hello" dan mengghasilkan output "1", dan pernyataan itu bersifat mutlak, sehingga jika kita menginputkan "hello" kedua kalinya akan menghasilkan output "1". Dari penjelasan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :


(48)

Hashing = 192+168+2+1+1234+173+194+39+179+8080= 10261 mod 3= 1

1234

8080

192.168.2.1 173.194.39.179


(49)

Pada operasi modulo diatas, 10261 merupakan hasil penjumlahan dari source-address + port- address + destination-address + destination-port dan 3 merupakan pembagi yang dapat kita tentukan dari banyaknya ISP yang akan kita gunakan. Output 1 ini akan di jadikan remainder, misalnya ketika remainder 1 maka akan dilewatkan pada gateway 1 dst.

2.8 Fail Over

Penerapan load balancing sangat rentan terhadap putusnya salah satu jalur koneksi internet, apalagi dapa penelitian ini, koneksi yang digunakan adalah jaringan 3G, biasanya terputusnya jalur internet ini terjadi secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Jika hal ini terjadi, sistem load balancing tidak akan berjalan dengan baik, karena beberapa client akan mengalami connectionless. untuk menangani hal ini teknik fail over merupakan solusi yang tepat. Fail over adalah kemampuan untuk beralih secara otomatis ke gateway lainya. Gateway yang masih aktif akan mengambil alih tugas dari gateway yang mengalami putus koneksi.

2.9 Mikrotik

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Mikrotik awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini MikroTikls


(50)

memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia. MikroTik sekarang menyediakan hardware dan software untuk konektivitas internet di sebagian besar negara di seluruh dunia. Produk hardware unggulan Mikrotik berupa Router, Switch, Antena, dan perangkat pendukung lainnya. Sedangkan produk Software unggulan Mikrotik adalah MikroTik RouterOS.

Mikrotik RouterOS merupakan sistem operasi jaringan (networkoperating system) yang banyak digunakan oleh Internet Service Provider untuk keperluan firewall atau router yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk jaringan kabel maupun jaringan wireless [12].

Seperti penjelasan di atas, mikrotik merupakan router yang handal, yang mampu memberikan kelebihan pada sistem jaringan kita, karena dengan menggunakan mikrotik maka jaringan kita akan lebih stabil. Belakangan ini banyak usaha warnet yang menggunakan mikrotik sebagai routernya, dan hasilnya mereka merasa puas dengan apa yang diberikan mikrotik.

Mikrotik RouterOS hadir dalam berbagai level. Tiap level memiliki kemampuannya masing-masing, mulai dari level 3, hingga level 6. Secara singkat, level 3 digunakan untuk router berinterface ethernet, level 4 untuk wireless client atau serial interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak mempunyai limitasi apapun.

Untuk aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user) dan level 6 (unlimited user).


(51)

2.9.1. Fitur-fitur mikrotik :

a. Firewall dan NAT b. Routing

c. Static routing

d. Data Rate Management e. Hotspot

f. Point-to-Point tunneling protocols g. Simple tunnels h. IPsec

i. Web proxy

j. Caching DNS client

k. DHCP

l. Universal Client m. VRRP

n. UPnP o. NTP

p. Monitoring/Accounting q. SNMP

r. M3P s. MNDP t. Tools


(52)

Gambar 2.6 Mikrotik RouterBoard 750

2.10 PC Router

Dari pengertian Router yang sudah disampikan di atas dapat dikatakan bahwa PC Router adalah perangkat pengatur lalu lintas data antar segmen jaringan yang berbeda dengan memanfaatkan Personal Computer sebagai device atau alatnya. Dengan perkataan lain PC Router adalah PC yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi layaknya sebuah router yang mengatur lalu lintas data. Dengan penggunaan PC sebagai router jaringan, maka kita dapat memanfaatkan PC yang tidak perlu spesifikasi yang tinggi sebagai router sehingga kita dapat menekan biaya, dibandingkan dengan pembelian dedicated router yang digunakan sebagai router, selain harganya relatif mahal, juga maintenance terhadap jenis router ini cukup sulit.

2.10.1. Kelebihan


(53)

b. Mudah dalam penyetingan dan konfigurasi router. c. Mudah dalam penambahan fitur baru.

d. Multifungsi artinya dapat berfungsi sebagai sebagai router atau PC. e. Maintenance atau perawatan router lebih mudah seperti merawat PC

biasa.

f. Hemat biaya karena tidak perlu membeli dedicated router.

g. Dapat diinstal sistem operasi yang memang khusus didesain untuk router.

2.10.2 Kekurangan

a. Pilihan koneksinya terbatas tergantung jumlah network card dan slot PCI yang tersedia.

b. Kestabilan kerja tidak sebaik dedicated router.

c. Bila device komputer mengalami masalah maka router dalam jaringan tidak akan berfungsi.

d. Ada harga ada kinerja, berbeda dengan dedicated router yang mahal semisal Cisco yang neniliki kestabilan kerja yang tinngi.

e. Dengan peran ganda yang diemban router, maka kinerja PC router akan menjadi berat.


(54)

2.11 Monitoring jaringan

Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisis apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan kapasitas atau perbaikan. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Untuk melakukan monitoring, telah tersebar luas di internet jaringan yang menyediakan tools secara gratis. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan tes ping.

2.11.1. Axence NetTools

Axence NetTools Merupakan salah satu program Network Analyzer

yang dipakai untuk mengukur atau menganalisa kualitas dan masalah pada suatu jaringan. Axence NetTools cukup populer karena memiliki fitur yang lengkap yaitu trace, lookup, port scanner, network scanner, dan SNMP

browser.

Menurut www.axencesoftware.com/en/nettools selaku pengembang dari software ini, NetTools telah dipercaya oleh beberapa perusahaan besar seperti Nestle, Puma dan Siemens [15].


(55)

a. NetWatch b. WinTools c. Local Info

d. Netstat ( part of Local Info ) e. Ping

f. Trace g. Lookup h. Bandwidth i. Netcheck

j. TCP/IP workshop k. Scan Host

2.11.2.IDM (Internet Download Manager)

IDM adalah salah satu tool downloader yang paling populer saat ini, Perangkat buatan New York, Amerika ini menempati posisi teratas dalam memaksimalkan kecepatan mengunduh data. IDM di klaim bisa meningkatkan kecepatan downlaod hingga 500%.

Cara kerja IDM :

IDM akan membagi sebuah berkas saat proses mengunduh berlangsung hingga menjadi enam belas bagian. Selanjutnya IDM akan membagi kecepatan yang sama besar per bagiannya. Namun jika salah satu bagian-bagian tersebut mengalami hambatan dalam proses unduh maka


(56)

kecepatan pada bagian lain akan digunakan untuk membantu bagian yang bermasalah.

2.11.3.Ping (Packet Internet Gopher)

Ping (Packet Internet Gopher) adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa Induktivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon darinya.

Utilitas ping akan menunjukkan hasil yang positif jika dua buah komputer saling terhubung di dalam sebuah jaringan. Hasil berupa statistik keadaan koneksi kemudian ditampilkan di bagian akhir. Kualitas koneksi dapat dilihat dari besarnya waktu pergi-pulang (roundtrip) dan besarnya jumlah paket yang hilang (packet loss). Semakin kecil kedua angka tersebut, semakin bagus kualitas koneksinya.

Contoh Ping pada Windows terhadap www.google.com :

C:\>ping www.google.com

Pinging www. google.com [64.233.183.103] with 32 bytes of data:


(57)

Reply from 64.233.183.103: bytes=32 time=22ms TTL=245 Reply from 64.233.183.103: bytes=32 time=25ms TTL=246 Reply from 64.233.183.103: bytes=32 time=22ms TTL=246 Ping statistics for 64.233.183.103:

Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds:

Minimum = 22ms, Maximum = 25ms, Average = 23ms 2.11.4. Speedtest.net

Speedtest.net meruapakan salah satu website tools yang digunakan untuk melihat seberapa cepat koneksi internet pada host/computer/server kita. Untuk menggunakan fitur speedtest tersebut melalui web browser atau dengan mode GUI dibutuhkan plugin flash palyer agar dapat menampilkan download

dan upload speed koneksi kita.

2.12 Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G)

Sistem komunikasi nirkabel generasi ketiga dikembangkan dari sistem-sistem yang ada di generasi kedua, yang sudah matang teknologinya. 3G (third-generation technology) merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk diaplikasikan pada jaringan telepon selular. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ke-tiga.

ITU (Intenational Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation) sebagai teknologi yang Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam, 384 kbps pada kecepatan berjalan Kaki dan 2


(58)

Mbps untuk user diam. ITU (Intenational Telecomunication Union) juga memberlakukan tiga standar sistem yang digunakan oleh 3G yaitu Wideband-CDMA (WCDMA), CDMA2000 (CDMA2000 1X EV-DO & CDMA2000 1X EV-DV) dan (TD-SCDMA) dan menggunakan Frekuensi 1920-1980 MHz untuk penerimaan (downlink) dan 2110-2170 MHz untuk Frekuensi pengiriman (uplink).

Tujuan diciptakannya jaringan komunikasi generasi ketiga ini adalah menyediakan seperangkat standar tunggal yang dapat memenuhi aplikasi-aplikasi nirkabel dan menyediakan akses yang sifatnya universal di seluruh dunia. Di dalam sistem komunikasi generasi ketiga ini, perbedaan antara telepon nirkabel dan telepon seluler akan hilang, dan komunikator personal yang bersifat universal atau perangkat genggam personal akan mampu melakukan akses ke berbagai layanan komunikasi yang mencakup suara, data dan gambar. [13]

2.12.1. Kelebihan 3G dari generasi-genersi sebelumnya :

a. Kualitas suara yang lebih bagus. b. Keamanan yang terjamin.

c. Kecepatan data mencapai 2Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access.

d. Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet bersamaan dengan melalukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda.


(59)

e. Infrastruktur bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan fixed users.

f. Roaming nasional dan internasional.

g. Bisa menangani packet and circuit switched service termasuk internet (IP) dan video conferencing. Juga high data rate communication services dan asymmetric data transmission.

h. Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum bandwidth yang terbatas.

i. Support untuk multiple cell layer.

j. Co-existanceandinterconnection dengan satellite-based services.

k. Mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas layanan dan waktu.

2.13 HSPA (High Speed Packet Access)

High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP

Release 5 dan merupakan teknologi generasi 3,5 (3,5G). Teknologi yang juga merupakan pengembangan dari WCDMA ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan


(60)

layanan streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink

daripada uplink, atau dengan kata lain user lebih banyak men-download

daripada meng-upload. Karena adanya perbedaan kemapuan (downlink dan

uplink) tersebut HSPA di bagi menjadi 2 standar, yaitu :

a. HSDPA (High Speed Downlink Packet Access)

Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan transfer downlink-nya (dari jaringan ke handset), dimana HSDPA dapat mencapai kecepatan downlink 7.2 Mbps dan secara teori dapat ditinggkatkan sampai kecepatan 14.4 Mbps dengan maksimum uplink 384 kbps. HSDPA selain dapat digunakan oleh handphone tetapi dapat pula digunakan oleh PC untuk mengakses data dengan kecepatan tinggi.

b. HSUPA (High Speed Uplink Packet Access)

Merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan transfer uplink-nya (dari handset ke jaringan), dimana HSUPA dapat mencapai kecepatan uplink secara teori sampai kecepatan 5.76 Mbps, tetapi HSUPA ini tidak implentasikan (dikomersialkan) dan handset-nya tidak dibuat.


(61)

2.14 ISP (Internet Service Provider)

Internet service provider disingkat ISP adalah perusahaan atau badan yang menyediakan jasa sambungan Internet dan jasa lainnya yang berhubungan. Kebanyakan perusahaan telepon merupakan penyedia jasa Internet. Mereka menyediakan jasa seperti hubungan ke Internet, pendaftaran nama domain, dan hosting.

ISP mempunyai jaringan baik secara domestik maupun internasional sehingga pelanggan atau pengguna dari sambungan yang disediakan oleh ISP dapat terhubung ke jaringan Internet global. Jaringan di sini berupa media transmisi yang dapat mengalirkan data yang dapat berupa kabel, radio, maupun VSAT.

2.14.1 ISP (Internet Service Provider) di Indonesia

ISP di Indonesia masih dikuasai beberapa perusahaan besar, terutama yang memiliki jaringan yang luas. Beberapa perusahaan pada bisnis ISP adalah Telkom, Indosat Mega Media (IM2), Excelcomindo, Broadband Multimedia dan lain-lain.

Telkom dengan beberapa produknya antara lain Telkomnet Instant (Dial Up), Speedy (ADSL), Astinet (Dedicated), Telkom Hotspot (wireless) dan Telkomnet Flexy (CDMA). merupakan perushaan terbesar ISP, dengan jaringan yang paling luas serta jumlah pelanggan yang terbesar.

Perusahaan besar lainnya adalah indosat Multi Media (IM2), dengan beberapa produknya , yaitu Indosatnet (Dial Up), Internet Instan (Melalui I


(62)

Phone), IM2 (Pay TV), IM2 Indosatnet (dedicated), IM2 Hotspot (wireless) dan Indosatnet Mobile (StarOne), Indosat Broadband 3,5G. Berikut adalah bebrapa contoh Perusahaan ISP yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia:

a. Tri

Kartu 3 (Tri; dari bahasa Inggris untuk angka tiga: "Three") adalah nama merek yang digunakan untuk sembilan jaringan telekomunikasi seluler di Eropa, Asia, dan Australia. Jaringan ini hadir di Australia, Austria, Britania Raya, Denmark, Hong Kong, Indonesia, Irlandia, Italia, dan Swedia.

Jaringan Tri dioperasikan PT. Hutchison Charoen Pokphand Telecom (HCPT), yang 60% sahamnya dimiliki Hutchison Whampoa dan sisanya oleh Charoen Pokphand. Meskipun lisensi 3G telah diperoleh pada tahun 2004 saat perusahaan tersebut masih bernama Cyber Access Communication, layanan 3G baru mulai diluncurkan pada 29 Maret 2007 dengan wilayah jangkauan Jakarta pada awalnya. Pada tanggal 8 September 2008, Tri mempromosikan SMS gratis ke semua operator, semua orang. Pada tahun 2009 Tri menjadi salah satu sponsor tur Asia Manchester United, dan akhirnya djadikan salah satu sponsor resmi Manchester United.


(63)

Gambar 2.7 Hasil speedtest provider Tri b. Indosat

Indosat (PT Indosat Tbk.) adalah salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan merek jual Matrix, Mentari dan IM3. Perusahaan ini juga menyediakan layanan multimedia, internet, dan komunikasi data (MIDI= Multimedia, Internet & Data Communication Services).

Akhir-akhir ini Indosat telah melakukan modernisasi jaringan 3G UMTS 900 MHz yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi para pelanggannya, khususnya layanan data. BTS terbaru yang digunakan Indosat telah mengadopsi teknologi DC-HSPA+ (dual-carrier high speed packet access). Selain mampu menyediakan kecepatan hingga 42 Mbps, BTS ini juga mampu memberikan penghematan di sektor biaya operasional dan lahan yang dibutuhkan.


(64)

Indosat sendiri kini diketahui memiliki sekitar 29.000 BTS di berbagai penjuru Indonesia. Hingga akhir tahun 2013, Indosat melayani 59,6 juta pelanggan yang menjadikannya sebagai salah satu operator selular berbasis GSM terbesar di Tanah Air.


(65)

44

BAB III

Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

3.1.1 Spesifikasi Sistem

Sistem yang akan dibangun bertujuan melakukan analisis terhadap unjuk kerja load balancing dengan menggunakan metode PCC dan mengukur QOS (Quality of service) pada jaringan 3G/HSDPA yang digunakan. Penerapan load balancing dilakukan dengan menggunakan dua koneksi jaringan 3G/HSDPA. Provider yang akan digunakan yaitu Tri (3) dan Indosat, penelitian dilakukan hanya pada satu tempat saja, dengan kondisi provider

mendapatkan sinyal yang bagus.

Sistem Load balancing akan dipadukan dengan sistem failover untuk menangani jika terjadi pemutusan salah satu jalur koneksi yang sewaktu-waktu bisa terjadi, mengingat jaringan nirkabel lebih rentan terhadap interferensi dibandingkan jaringan kabel. Dalam tahap pengukuran, Penulis menggunakan parameter dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Dionysius [14]. Parameter pengukuran keberhasilan load balancing yang digunakan adalah :


(66)

a. Perbandingan jumlah beban trafik pada masing-masing ISP

b. Perilaku sistem jika terjadi pemutusan koneksi pada salah satu ISP

Maka dari itu dalam penelitian ini akan menggunakan parameter tersebut. Karena jaringan yang digunakan dalam penelitian merupakan jaringan selluler, yang jarang digunakan sebagai menyediakan layanan internet pada jaringan menengah ke bawah. Maka perlu dilakukan analisa terhadap kualitas jaringan tersebut sehingga dapat diketahui apakah jaringan yang digunakan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber koneksi pada jaringan menengah kebawah. Penulis menggunakan parameter QOS (Quality of Service) dalam pengukuran kualitas jaringan internet yang digunakan.

3.1.2 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak

Analisis perangkat lunak bertujuan untuk memilih secera tepat perangkat lunak apa saja yang digunakan untuk melakukan konfigurasi load balancing agar dapat beroperasi dengan benar dan efisien. Perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan konfigurasi load balancing akan di tampilkan pada tabel 3.1.


(67)

Tabel 3.1 Spesifikasi Software

No. Software Keterangan

1. MikrotikOS router versi 5.2 Sebagai sistem operasi mikrotik 2. Microsoft Windows XP SP2 Sebagai sistem operasi untun client

3. Mikrotik winbox v.2.2.16 Utility untuk melakukan remote GUI ke Router Mikrotik

3.1.3 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat keras

Kebutuhan hardware yang digunakan untuk merancang konfigurasi

load balancing adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Spesifikasi Hardware

No. Perangakat Jumlah Spesifikaisi Unit

1. PC router 1 - CPU: Intel(R) Core(TM) 2 duo CPU

E8400@3.00GHz

-

DVDroom

- Memory: 1GB RAM - Hardisk: 8GB - 4 slot USB

- 1 Ethernet card (NIC)

2. PC Client 3 - CPU: Intel(R) Intel(R) Core(TM) i3 CPU


(68)

Rancangan hardware dapat digambarkan seperti tampak pada gambar dibawah ini :

PC client2 PC Client3

modem1

modem2 PC router

Internet

` PC client1

switch

Gambar 3.1 Rancangan sistem load balancing dengan dua koneksi internet

- Memory: 2 GB RAM - Hardisk: 80GB - 1 Ethernet card (NIC)

3. Modem USB GSM

2 - PROLiNK PHS101 HSDPA modem - Huawei E220 USB modem

4. Switch-hub 1 - EPRO ES-008

5. ISP 2

2

- SIM Card Tri dengan paket data 3Gb

- SIM Card Indosat dengan paket data


(69)

Untuk pengesetan nomor IP pada masing-masing PC client yang digunakan dapat digambarkan pada tabel 3.3 dibawah ini :

Tabel 3.3 Konfigurasi IP address

No. Nama PC Ethernet Port USB IP address

1. PC router Eth1 Port 1

Port 2 Port 3

192.168.2.2/24

2. PC client1 Eth1 - 192.168.2.1/24

3. PC client2 Eth1 - 192.168.2.3/24

4. PC client3 Eth1 - 192.168.2.4/24

3.2 Langkah-langkah Implementasi Sistem


(70)

Instalasi MikrotikOS pada PC router

Start

Konfigurasi load balancing pada PC router

Ujicoba

Analisis

Selasai

Diagram 3.1 Diagram alir langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk mengimplementasikan sistem

3.3 Perancangan Instalasi MikrotikOS pada PC router

Instalasi mikrotikOS dilakukan pada PC dengan spesifikasi yang telah di jelaskan pada Tabel 3.2. Penulis menggunakan MikrotikOS versi 5.2 yang telah di

burn pada sebuah CD-RW. Pada penginstallan ini, hardsik yang digunakan harus diformat terlebih dahulu dan hanya memiliki satu partisi.


(71)

Penggunaan PC sebagai router mempunyai kemampuan yang sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan routerboard yang dimiliki Mikrotik, karena memiliki Kemampuan processing dengan speed yang lebih tinggi. PC router juga memiliki beberapa keuntungan yaitu bisa men-support fitur-fitur terbaru dari mikrotik, installasi yang mudah serta dapat menghemat biaya.

3.4 Perancangan Konfigurasi laod balancing

Konfigurasi pada implementasi sistem meliputi beberapa tahap yaitu :

3.4.1. Konfigurasi Dasar :

Konfigurasi load balancing memerlukan beberapa tahap, yang pertama adalah melakukan konfigurasi dasar :

Yang pertama melakukan konfigurasi interface yang akan digunakan modem USB untuk men-dial internet lewat router mikrotik. Interface ini merupakan PPP (point to point protocol), PPP bekerja dengan cara memeriksa apakan kondisi line atau saluran telepon tersedia atau tidak, juga melakukan autotenfikasi password yang digunakan. Dan setelah melalui semua pemeriksaan awal, kemudian menetapkan koneksi dengan ISP dan melakukan permintaan alamat IP.

Selanjutnya melakukan konfigurasi IP address pada masing-masing


(72)

3.4.2. Konfigurasi NAT

Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS, selanjutnya harus menambahkan konfigurasi NAT (network address translation). NAT berguna agar client dapat terhubung dengan internet. NAT akan mengubah alamat sumber paket yaitu alamat client yang memiliki IP address private agar dapat dikenali oleh internet yaitu dengan cara mentranslasikanya menjadi IP address public. Pengaturan NAT ini menggunakan metode Masquerading NAT. Karena provider yang digunakan hanya memberikan satu IP public, jadi semua IP address dari client akan dipetakan kepada satu IP public.

Tabel 3.4 Perancangan konfigurasi NAT

3.4.3. Konfigurasi mangle

Mangle berguna untuk untuk melakukan penandaan suatu paket, penandaan yang dilakukan sesuai kondisi dan syarat yang kita inginkan, setelah itu hasil dari penandaan akan digunakan untuk kebutuhan tertentu berdasarkan action yang di pilih.

Chain Out.Interface Action

scrnat Modem1 Masquerade


(73)

Proses penandaan ini berdasar pada hasil stateful packet inspection, yaitu src-IP, dst-IP, src-port dan dst-port. Dari parameter tersebut kemudian dapat dilakukan connection-mark dan routing-mark, yang kemudian dapat digunakan untuk pengolahan paket yang spesifik. Selain itu terdapat chain

yang merupakan tahapan dari proses pengolahan data, sehingga penandaan dapat dilakukan dengan lebih spesifik sesuai dengan chain yang ada. Pada proses mangle ini terdapat metode PCC dimana penandaan connection

dilakukan dengan menggunakan hasil hashing.

Input Mangle

Mark-connection

Mangle Mark-routing

Policy based

routing Output

Failover

Gambar 3.2 Tahap pengaturan mangle

3.4.4. Pengaturan Routing

Selanjutnya akan menetapkan route, berdasarkan routing mark yang sudah dibuat pada konfigurasi mangle, routing-mark yang pertama akan menggunakan gateway "modem1" dan routing-mark yang kedua akan mengunakan gateway "modem2". Berikut perancang routing table yang akan dibuat :


(74)

Tabel 3.5 Perancangan routing tabel

Dst-address gateway Routing-mark

0.0.0.0/0 Modem1 Jalur1

0.0.0.0/0 Modem2 Jalur2

Start

Pc client menjalin koneksi ke Internet

Sistem PCC melakukan hashing

Hasil Hashing ?

Mark connection

“modem1-conn”

Mark connection

“Modem2-conn”

Mark route “jalur1”

Mark route “jalur2”

Penyimpanan entri pada chace End 1 0 Modem 1 Sebagai gateway Modem2 Sebgai gateway


(75)

Keterangan :

- 1 & 0 = Merupakan hasil algoritma hashing, yang akan

digunakan sebagai pengingat dimanakah paket akan di tandai koneksi dan routingnya.

3.4.5. Pembuatan Failover

Failover berguna untuk menangani jika terjadi pemutusan koneksi pada salah satu jalur/ISP. Diharapkan sistem akan melakukan perpindahan

gateway secara otomatis ke jalur yang masih tersedia atau aktif.

Fitur yang digunakana adalah memanfaatkan proses pemeriksaan

gateway dengan mengirimkan ICMP echo request kepada sebuah alamat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kegagalan sebuah jalur. Dengan cara ini maka kegagalan jalur yang disebabkan oleh gagalnya sebuah hop dalam proses transaksi data juga dapat terdeteksi. Dibawah ini merupakan tabel perilaku sistem yang akan dibuat jika terjadi pemutusan salah satu koneksi.

Tabel 3.6 Perilaku sistem saat pemutusan koneksi Status

Perilaku Sistem

ISP1 ISP2

Hidup Hidup Mengarahkan gateway ke ISP1 dan ISP2 Mati Hidup Semua koneksi diarahkan ke gateway ISP2


(76)

Hidup Mati Semua koneksi diarahkan ke gateway ISP1

Mati Mati -

Start

Gateway modem1 ? Mark-route=jalur1 à

Gateway=modem1 Mark-route=jalur2 à

Gateway=modem2

Gateway modem2 ? no

Modem1 sebagai

gateway Modem1 aktif ?

yes

yes Modem2 aktif ?

yes Modem2 sebagai gateway yes no no End

Diagram 3.3 Diagram alir algoritma failover

3.5 Perancangan sistem Uji

Pada tahap ini penulis membuat perancangan dalam melakukan pengujian terhadap unjuk kerja sistem load balancing menggunakan metode PCC serta


(1)

Tabel penyebaran beban koneksi Pengujian Browsing

Conn. Scr. Address Scr.Port Dst.Address Dst.Port Jumlah Sisa bagi

mark-connection domain name Modem1 Modem2

1 192 168 2 1 52905 202 94 83 16 443 54106 0 

usd.ac.id

2 192 168 2 1 52906 202 94 83 16 443 54107 1 

3 192 168 2 1 52907 202 94 83 16 443 54108 0 

4 192 168 2 1 52908 202 94 83 16 443 54109 1 

5 192 168 2 1 52909 202 94 83 16 443 54110 0 

6 192 168 2 1 52910 202 94 83 16 443 54111 1 

7 192 168 2 1 52911 202 94 83 16 443 54112 0 

8 192 168 2 1 52912 202 94 83 16 443 54113 1 

9 192 168 2 1 52913 202 94 83 16 443 54114 0 

10 192 168 2 1 53533 119 82 227 76 80 54480 0 

instiperjogja

11 192 168 2 1 53534 119 82 227 76 80 54481 1 

12 192 168 2 1 53535 119 82 227 76 80 54482 0 

13 192 168 2 1 53536 119 82 227 76 80 54483 1 

14 192 168 2 1 53537 119 82 227 76 80 54484 0 

15 192 168 2 1 53538 119 82 227 76 80 54485 1 

18 192 168 2 1 52946 203 130 238 86 80 54046 0 

upnyk.ac.id

19 192 168 2 1 52947 203 130 238 86 80 54047 1 

20 192 168 2 1 52948 203 130 238 86 80 54048 0 

21 192 168 2 1 52949 203 130 238 86 80 54049 1 


(2)

23 192 168 2 1 52951 203 130 238 86 80 54051 1 

24 192 168 2 1 52931 203 190 40 54 80 53861 1 

respati

25 192 168 2 1 52932 203 190 40 54 80 53862 0 

26 192 168 2 1 52933 203 190 40 54 80 53863 1 

27 192 168 2 1 52934 203 190 40 54 80 53864 0 

28 192 168 2 1 52935 203 190 40 54 80 53865 1 

29 192 168 2 1 52936 203 190 40 54 80 53866 0 

30 192 168 2 1 52937 203 190 40 54 80 53867 1 

31 192 168 2 1 52938 203 190 40 54 80 53868 0 

32 192 168 2 1 52939 203 190 40 54 80 53869 1 

33 192 168 2 1 52940 203 190 40 54 80 53870 0 

34 192 168 2 1 52974 103 251 180 11 80 53962 0 

umy

35 192 168 2 1 52977 103 251 180 11 80 53965 1 

36 192 168 2 1 52978 103 251 180 11 80 53966 0 

37 192 168 2 1 52979 103 251 180 11 80 53967 1 

38 192 168 2 1 53015 103 251 180 11 80 54003 1 

39 192 168 2 1 53016 103 251 180 11 80 54004 0 

40 192 168 2 1 53017 103 251 180 11 80 54005 1 

41 192 168 2 1 53018 103 251 180 11 80 54006 0 

42 192 168 2 3 53079 202 94 83 16 443 54282 0 

usd.ac.id

43 192 168 2 3 53080 202 94 83 16 443 54283 1 

44 192 168 2 3 53085 202 94 83 16 443 54288 0 

45 192 168 2 3 53086 202 94 83 16 443 54289 1 

46 192 168 2 3 53087 202 94 83 16 443 54290 0 


(3)

48 192 168 2 3 53090 202 94 83 16 443 54293 1 

49 192 168 2 3 53097 203 130 238 86 80 54199 1 

upnyk.ac.id

50 192 168 2 3 53098 203 130 238 86 80 54200 0 

51 192 168 2 3 53099 203 130 238 86 80 54201 1 

52 192 168 2 3 53100 203 130 238 86 80 54202 0 

53 192 168 2 3 53101 203 130 238 86 80 54203 1 

54 192 168 2 3 53102 203 130 238 86 80 54204 0 

55 192 168 2 3 53112 119 82 227 76 80 54061 1 

instiperjogja

56 192 168 2 3 53113 119 82 227 76 80 54062 0 

57 192 168 2 3 53114 119 82 227 76 80 54063 1 

58 192 168 2 3 53115 119 82 227 76 80 54064 0 

59 192 168 2 3 53116 119 82 227 76 80 54065 1 

60 192 168 2 3 53117 119 82 227 76 80 54066 0 

61 192 168 2 3 53135 203 190 40 54 80 54067 1 

respati.ac.id

62 192 168 2 3 53148 203 190 40 54 80 54080 0 

63 192 168 2 3 53149 203 190 40 54 80 54081 1 

64 192 168 2 3 53150 203 190 40 54 80 54082 0 

65 192 168 2 3 53151 203 190 40 54 80 54083 1 

66 192 168 2 3 53152 203 190 40 54 80 54084 0 

67 192 168 2 3 53154 103 251 180 11 80 54144 0 

umy.ac.id

68 192 168 2 3 53155 103 251 180 11 80 54145 1 

69 192 168 2 3 53156 103 251 180 11 80 54146 0 

70 192 168 2 3 53157 103 251 180 11 80 54147 1 


(4)

72 192 168 2 4 53220 202 94 83 16 443 54424 0 

usd.ac.id

73 192 168 2 4 53221 202 94 83 16 443 54425 1 

74 192 168 2 4 53222 202 94 83 16 443 54426 0 

75 192 168 2 4 53223 202 94 83 16 443 54427 1 

76 192 168 2 4 53224 202 94 83 16 443 54428 0 

77 192 168 2 4 53225 202 94 83 16 443 54429 1 

78 192 168 2 4 53226 202 94 83 16 443 54430 0 

79 192 168 2 4 53227 203 130 238 86 80 54330 0 

upnyk.ac.id

80 192 168 2 4 53228 203 130 238 86 80 54331 1 

81 192 168 2 4 53229 203 130 238 86 80 54332 0 

82 192 168 2 4 53230 203 130 238 86 80 54333 1 

83 192 168 2 4 53231 203 130 238 86 80 54334 0 

84 192 168 2 4 53232 203 130 238 86 80 54335 1 

85 192 168 2 4 53234 119 82 227 76 80 54184 0 

instiperjogja

86 192 168 2 4 53236 119 82 227 76 80 54186 0 

87 192 168 2 4 53237 119 82 227 76 80 54187 1 

88 192 168 2 4 53238 119 82 227 76 80 54188 0 

89 192 168 2 4 53239 119 82 227 76 80 54189 1 

90 192 168 2 4 53240 119 82 227 76 80 54190 0 

91 192 168 2 4 53257 203 190 40 54 80 54190 0 

repati.ac.id

92 192 168 2 4 53258 203 190 40 54 80 54191 1 

93 192 168 2 4 53259 203 190 40 54 80 54192 0 

94 192 168 2 4 53260 203 190 40 54 80 54193 1 

95 192 168 2 4 53261 203 190 40 54 80 54194 0 

96 192 168 2 4 53262 203 190 40 54 80 54195 1 


(5)

98 192 168 2 4 53265 203 190 40 54 80 54198 0 

99 192 168 2 4 53266 203 190 40 54 80 54199 1 

100 192 168 2 4 53267 103 251 180 11 80 54258 0 

umy.ac.id

101 192 168 2 4 53268 103 251 180 11 80 54259 1 

102 192 168 2 4 53269 103 251 180 11 80 54260 0 

103 192 168 2 4 53270 103 251 180 11 80 54261 1 

104 192 168 2 4 53271 103 251 180 11 80 54262 0 

105 192 168 2 4 53272 103 251 180 11 80 54263 1 

106 192 168 2 4 53273 103 251 180 11 80 54264 0 

107 192 168 2 4 53274 103 251 180 11 80 54265 1 


(6)

Tabel penyebaran beban koneksi Pengujian Download

Conn. Scr. Address Scr.Port Dst.Address Dst.Port Jumlah Sisa

bagi

mark-connection Modem1 Modem2

1 192 168 2 3 54022 173 194 49 47 80 54930 0

2 192 168 2 3 54030 173 194 49 47 80 54938 0

3 192 168 2 3 54034 173 194 49 47 80 54942 0 

4 192 168 2 3 54036 173 194 49 47 80 54944 0 

5 192 168 2 3 54038 173 194 49 47 80 54946 0

6 192 168 2 3 54039 173 194 49 47 80 54947 1 

7 192 168 2 3 54043 173 194 49 47 80 54951 1 

8 192 168 2 3 54044 173 194 49 47 80 54952 0 

9 192 168 2 3 54045 173 194 49 47 80 54953 1 

10 192 168 2 3 54046 173 194 49 47 80 54954 0

11 192 168 2 3 54047 173 194 49 47 80 54955 1 

12 192 168 2 3 54048 173 194 49 47 80 54956 0 

13 192 168 2 3 54049 173 194 49 47 80 54957 1 

14 192 168 2 3 54051 173 194 49 47 80 54959 1 

15 192 168 2 3 54052 173 194 49 47 80 54960 0 

16 192 168 2 3 54053 173 194 49 47 80 54961 1 

17 192 168 2 3 54054 173 194 49 47 80 54962 0

18 192 168 2 3 54055 173 194 49 47 80 54963 1 

19 192 168 2 3 54056 173 194 49 47 80 54964 0 

20 192 168 2 3 54057 173 194 49 47 80 54965 1 