IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE FAILOVER DENGAN ROUTING OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA MIKROTIK.

IMPLEMENTASI LOAD BALANCING
MENGGUNAKAN METODE FAILOVER DENGAN ROUTING
OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) PADA MIKROTIK
SKRIPSI

Oleh:

WIBOWO HADI SAPUTRO
0834010264

PROGRAM STUDY TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

: Implement asi Load Balancing menggunakan met ode failover dengan

rout ing OSPF pada M ikrot ik.
Pembimbing I : Dian Puspit a H.S.Kom.M .Kom
Pembimbing II : Abdulah Fadi, S.Kom
Penyusun
: Wibow o Hadi Saput ro

ABSTRAK
Pada era teknologi sekarang ini, arus informasi bergulir dengan sangat
deras. Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data menjadi dua hal yang
sangat penting.Teknologi jaringan sering digunakan untuk melakukan pengiriman
data dari satu komputer ke komputer lainnya. Dalam lalu-lintas suatu jaringan,
server mempunyai peran yang sangat penting, karena serverlah yang mengatur
besar kecilnya jalur tempat para client dalam mengakses server tersebut guna
mendapatkan informasi. Apabila sebuah server diakses oleh banyak client,
tentunya akan mempunyai beban yang sangat berat, sedangkan kemampuan
dari server tersebut terbatas belum juga kita membutuhkan Routing yang baik
agar pengiriman data informasi dapat terkirim dengan teratur . Untuk itulah dibuat
suatu solusi yang disebut “Load Balancing” untuk memeratakan beban server
kepada server yang lain.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah Routing protokol standar

terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut Spf (shortest path first)
atau Dijkstra. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi
link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam
proses pengiriman update informasi rute. Cara mengupdate itu secara Triggered
update, maksudnya tidak semua informasi yg ada di router akan dikirim
seluruhnya

ke

router-router

yang

lainya,

tetapi

hanya


informasi

yang

berubah/bertambah/berkurang saja yang akan di kirim ke semua router dalam 1
area, sehingga mengefektifkan dan mengefisienkan bandwidth yang ada.

Kata Kunci: Load Balancing Failover, routing OSPF, Mikrotik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan laporan
ini dapat diselesaikan.
Laporan


ini

disusun

untuk

Tugas

Akhir

saya,

dengan

judul

“IMPLEMENTASI LOAD BALANCING MENGGUNAKAN METODE
FAILOVER DENGAN ROUTING OSPF PADA MIKROTIK”
Ucapan terima kasih saya sampaikan juga ke berbagai pihak yang turut
membantu memperlancar penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua saya masing-masing, ibu yang banyak memberikan Doa,
Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran sejak kami dalam kandungan serta
bimbingan, dan semangat sampai saya menjadi sekarang ini, terima kasih
banyak untuk semuanya dan terima kasih karena selalu menjadi orang tua
dan teman yang baik buat saya. Kepada Ayah yang selalu men-support saya
agar selalu bersemangat dan meraih cita-cita.. terima kasih Ayah…
semangatmu akan membuahkan hasil untuk masa depan saya..
2. Prof.Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur
4. Ibu Dr.Ir. Ni Ketut Sari, MT Selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika. FTI,
UPN “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dian Puspita H.S.Kom.M.Kom dan Abdulah Fadil,S.Kom selaku
pembimbing, yang telah sabar dan arif dalam membimbing dan memberikan
nasehat kepada kami.
6. Bapak Abdulah Fadil,S.Kom yang selalu mendampingi saya serta banyak
membantu selama pengerjaan Tugas Akhir Ini ini. Mohon maaf bila ada
tindakan maupun perkataan kami yang kurang berkenan dihati bapak dan
terima kasih banyak atas saran, nasehat, dan ilmu yang diberikan kepada kami,

semoga bermanfaat dimasa yang akan datang. Amin…
7. Bapak Achmad Junaidi S.Kom dan Bapak Kafi Ramadhani Borut S.Kom yang
telah banyak membantu saya selama pengerjaan Tugas Akir ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

8. Buat Teman – teman libsink yang memberikan semangat dan hiburan,terutama
Sky octadiasyah saya ucapkan banyak terima kasih,,,
9. Buat Mz Aris, Faim, Juni, Iir dan my Best Prend Ucup terima kasih telah
membantu saya disini.. ur all the best
10. Buat teman-teman genk mandor dan kos”an terutama Mz Dian, Ali tanpa
bantuan kalian saya bukan apa-apa.
Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, sekian dan terima
kasih.

Surabaya, 21 Maret 2011

Penulis


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………

i

KATA PENGANTAR ………………………………………………

ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………

iv


DAFTAR GAMBAR …………………………………………………

viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………

Xii

BAB I:

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang …………………………………………..

1

1.2

Perumusan Masalah …….……………………………….


4

1.3.

Batasan Masalah ………………………………………...

4

1.4

Tujuan Tugas Akhir …………………………………......

4

1.5

Manfaat Tugas Akhir ……………………………………

4


1.6

Sistematika Penulisan …………………………………...

5

BAB II:
2.1

2.2

TINJAUAN PUSTAKA
Dasar Teori ……………………………………………...

7

2.1.1

Load Balancing………………………… ………


7

2.1.2

Load Balancing Failover ……………………..…

10

2.1.3

OSPF (Open Shortest Path First)……….. ………… 11

2.1.4

Jenis Media yang digunakan dalam OSPF……….

13

Protocol Hello OSPF ……………………………… ……. 15
2.2.1

Tahapan OSPF pada saat dijalankan …………….

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

16

2.3

BAB III:

2.2.2

Tipe-Tipe Router OSPF ………………………… 21

2.2.3

jenis-jenis area dalam OSPF ………………….

24

2.2.4

TIPE Paket OSPF ………………………….....

27

Pengertian Mikrotik Router Os ……………………….

33

2.3.1 Jenis – Jenis Mikrotik ……………………….

33

2.3.2 Fitur – Fitur Mikrotik …………………………

33

PERANCANGAN DAN METODE TUGAS AKHIR

3.1

Perancangan Sistem…………………..……………….

37

3.2

Hardware jaringan computer…………………………...

37

3.2.1Peralatan jaringan…………………………………

38

3.2.2 Perancangan proses load balancing failover ……

39

3.2.3 Perancangan topologi Jaringan load balancing….

41

3.2.4 Aktifitas diagram Perancangan topologi Jaringan
load balancing …………………………………..

40

3.2.5 Aktifitas diagram Perancangan topologi Jaringan
load balancing failover..…………………………
3.3

Perancangan sistem dan konfigurasi OSPF…………….
3.3.1

3.3.3

43

Aktifitas diagram Perancangan system
Dan konfigurasi OSPF……………………….

3.3.2

42

44

Tabel perancangan sistem interface
pada setiap Router.……………………….. …

46

Perancangan konfigurasi Router-router OSPF…

46

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

BAB IV:

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Implementasi Load Balancing Failover dan OSPF ……..

49

4.2

Konfigurasi Router Mikrotik ………………………….

50

4.2.1

Konfigurasi interface Router Mikrotik ……….

50

4.2.2

Konfigurasi Load Balancing Failover
pada router Mikrotik ………….……………….

54

4.3

Konfigurasi Komputer Client ………………………….

65

4.4

Hasil implementasi load balancing……………………..

69

4.5

Implementasi OSPF (Open Shortest Path First)………..

73

4.5.1

Konfigurasi dan OSPF routing pada
setiap router…………………………………….. . 73

BAB V:
5.1

UJI COBA
Uji coba Load balancing failover dan OSPF (Open
Shortest Path First) .…………………………………….
5.1.1

Uji coba Koneksi ISP Astinet melalui
Komputer Client ……………………….……..

5.1.2

82

Uji coba Koneksi ISP Lintas Arta melalui
komputer Client………………………….........

5.1.3

81

85

Uji coba Koneksi ISP Lintas Arta melalui
komputer Client ……. ………………………..

86

5.1.4

Ujicoba Load balancing saat koneksi Astinet mati

87

5.1.5

Ujicoba Load balancing Failover saat peralihan
Router dengan menggunakan perhitungan waktu 88

5.2

Uji oba OSPF (Open Shortest Path First)…………….
5.2.1

89

Hasil Uji coba konfigurasi
OSPF Pada R1…………………………………….. 89

5.2.2

Hasil Uji coba konfigurasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

OSPF pada R2 ……………………………………. 92
5.2.3

Hasil Uji coba konfigurasi
OSPF pada R3…………………………………….. 96

5.2.4

Hasil Uji coba konfigurasi
OSPF pada R4……………………………………

BAB VI

99

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan ……………………………………………

103

5.2

Saran ………………………………………………….

104

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..

105

LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada era teknologi sekarang ini, arus informasi bergulir dengan sangat

deras. Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data menjadi dua hal yang
sangat penting. Teknologi jaringan sering digunakan untuk melakukan pengiriman
data dari satu komputer ke komputer lainnya. Dalam lalu-lintas suatu jaringan,
server mempunyai peran yang sangat penting, karena serverlah yang mengatur
besar kecilnya jalur tempat para client dalam mengakses server tersebut guna
mendapatkan informasi. Apabila sebuah server diakses oleh banyak client,
tentunya akan mempunyai beban yang sangat berat, sedangkan kemampuan dari
server tersebut terbatas. Untuk itulah dibuat suatu solusi yang disebut “Load
Balancing” untuk memeratakan beban server kepada server yang lain
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang secara bahasa
bermakna jaringan yang saling berhubungan, disebut demikian karena internet
merupakan jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan
dengan bantuan jalur telekomunikasi. Perkembangan internet saat ini semakin
pesat serta banyak muncul beberapa tekhnologi untuk Menggunakan internet, kita
bisa menikmati berbagai macam fasilitas Jika ingin mencari informasi tentang
sesuatu, Google.com mungkin adalah kata pertama yang diketik dibrowser. Untuk
tersambung ke jaringan internet, pengguna harus

menggunakan layanan khusus

yang disebut ISP (Internet Service Provider). Media yang umum digunakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2
adalah melalui telepon (dikenal sebagai PPP, Point to Point Protocol). Pengguna
memanfaatkan komputer yang dilengkapi dengan modem (modulator and
demodulator) untuk melakukan dial-up ke server milik ISP. Begitu tersambung
ke server ISP,pengguna sudah bisa mengakses jaringan internet. Biasanya masalah
yang timbul dalam berinternet adalah seringkali koneksi internet tersendat bahkan
terputus, padahal kita sebagai pengguna menginginkan koneksi internet yang
lancar.Untuk menunjang keinginan koneksi yang tidak terputus, tentu kita harus
memiliki 3 provider. ISP 1 digunakan sebagai koneksi utama dan ISP 2, ISP 3
digunakan sebagai koneksi cadangan. Salah satu solusi yang dapat digunakan
untuk tetap menjaga kualitas koneksi internet adalah dengan menggunakan
metode Failover. Pengetahuan tentang Failover pada dasarnya adalah dimana
jika kondisi link pada suatu jaringan terputus, maka link akan diarahkan ke jalur
lain secara otomatis .
Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi
secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke
sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi. Manfaat yang didapat dalam
membangun jaringan komputer, yaitu sharing resources bertujuan agar seluruh
program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang
yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh
dari pemakai.

Untuk

menghubungkan

dua

jaringan

yang

lain,

kadang-kadang

memerlukan suatu rute yang panjang ataupun pendek. Tidak jarang pula satu
koneksi memiliki lebih dari satu rute untuk satu tujuan tertentu. Untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3
memudahkannya maka dari itulah digunakan dynamic routing karena router
tersebut memilki keunggulan dalam maintenance jaringan dengan skala yang luas
dibandingkan dengan statik routing. Ada beberapa Jenis protokol routing yang
memiliki sifat link-state ada dua macam, yaitu OSPF (Open shortest Path First)
dan IS-IS (intermediate system to intermediate system).

OSPF didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses
pengiriman update informasi rute. Setiap router yang menjalankan OSPF
menyimpan peta jaringan dan menghitung jarak terpendek ke semua tujuan di
jaringan berdasarkan peta tersebut dan dapat memilih jalur routing yang memiliki
nilai cost matrik yang paling kecil. Pemakaian router OSPF pada suatu jaringan
dapat membuat penggunaan bandwith menjadi lebih efisien, lebih cepat, serta
sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur. Hal ini membuat routing
protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network
berskala besar.Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut, maka pada riset
tugas akhir ini akan dilakukan pembuktian dalam pengukuran waktu uptime pada
jaringan yang menggunakan routing OSPF, apakah memang lebih cepat atau tidak
bila dibandingakan dengan jaringan tanpa menggunakan routing OSPF,dan juga
akan menggabungkan dengan loadbalancing yang menggunakan metode failover.
Sebelumnya judul tugas akhir ini sudah ada tetapi hanya membuat system
perancangan simulasi dan pembangunan topologi jaringan di UPN Jatim agar dapat
mendukung kinerja dari protokol OSPF (Open Shortest Path First) kemudian
ditambahkan dengan Load balancing menggunakan metode failover implementasi secara
real.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4
1.2

Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana cara mengimplementasikan Loadbalancing failover yang
menggunakan 3 jalur koneksi internet yang berbeda pada router
mikrotik.
2. Bagaimana cara menjalankan routing OSPF pada router jaringan
komputer yang menggunakan 4 mikrotik.
1.3

Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, maka penulis perlu
membatasinya.Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:
a. Pengerjaan dilakukan hanya pada lingkungan jaringan komputer LAN
b. Hanya mengimplementasikan Load balancing failover
c. Mengimplementasikan Routing OSPF dalam jaringan internal
d. Routing OSPF hanya menggunakan media Point-to-Multipoint
1.4

Tujuan Tugas Akhir

Adapun Tujuan Dari Pembuatan Tugas Akhir ini antara lain :
1. Mempelajari dan memahami load balancing dengan menggunakan
metode Failover
2. Mengetahui cara routing OSPF

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1.5

Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan hasil yang maksimal dari penggunaan 3 jalur (ISP)
koneksi internet yang ada.
b. Dengan mengunakan metode failover, jika router satu mati bisa
dialihkan ke Router yang lainya.
c. Karena OSPF menggunakan konsep hirarki routing maka penyebaran
informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana
ke mari dengan sembarangan.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir (TA) ini akan membantu mengarahkan
penulisan laporan agar tidak menyimpang dari batasan masalah yang dijadikan
sebagai acuan atau kerangka penulisan dalam mencapai tujuan penulisan laporan Tugas Akhir (TA) sesuai dengan apa yang diharapkan.
Laporan Tugas Akhir (TA) ini terbagi dalam VI bab yaitu:
BAB I:

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

BAB II:

TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang dasar ilmu, pengertian–pengertian dasar dan teori–teori
penunjang yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam
tugas akhir (TA) ini sebagai landasan bagi pemecahan yang diusulkan.
BAB III: METODE TUGAS AKHIR
Pada bab ini akan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai
Loadbalancing dengan metode failover pada jaringan Lan
BAB IV: IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan menjelaskan proses implementasi system dan beberapa
hasil konfigurasi-konfigurasi OSPF yang berjalan pada rouer mikrotik.
BAB V:

KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan yang di peroleh dari hasil pengana-lisaan data
dari bab-bab sebelumnya. Dimana berisi tentang saran-saran yang
diharapkan dapat bermanfaat dan dapat membangun serta mengembangkan isi laporan terebut sesuai dengan tujuan penulisan Laporan Tugas
Akhir (TA).
BAB VI: PENUTUP
Berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran lain yang berfungsi untuk
melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama laporan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Dasar Teor i

Berdasarkan

latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

ada

beberapa dasar teori yang akan kami sampaiakan sebagai berikut:
2.1.1

Load balancing
Proses load balancing sebenarnya merupakan proses pembagian beban yang

dapat diciptakan dengan berbagai cara dan metode. Proses ini tidak dapat
dilakukan oleh sebuah perangkat tertentu atau sebuah software khusus saja. Cukup
banyak cara dan pilihan untuk mendapatkan jaringan yang dilengkapi dengan
sistem load balancing. Cara kerja dan prosesnya pun berbeda-beda satu dengan
yang lainnya. Namun, cara yang paling umum dan banyak digunakan adalah
dengan mengandalkan konsep Virtual server atau Virtual IP.
Dalam sistem load balancing, proses pembagian bebannya memiliki teknik
dan algoritma tersendiri. Pada perangkat load balancing yang kompleks biasanya
disediakan bermacam-macam algoritma pembagian beban ini. Sebenarnya ada
satu cara mudah untuk mencapainya dengan menggunakan yang namanya
balance. Sebelumnya kita bahas dahulu sedikit mengenai konsep Clustering.
Secara prinsip, clustering mempunyai 2 buah pendekatan:
a. High Availability (Failover), adalah bila satu server gagal melayani service
tertentu, maka tugas server tersebut otomatis akan dilempar ke server lainnya.

7

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8
b. High throughput (Per formance), disini yang diinginkan adalah performance
yang tinggi yang dicapai dengan “membagi2″ tugas yang ada ke sekumpulan
server.
Tujuannya adalah untuk menyesuaikan pembagian beban dengan karakteristik
dari server-server yang ada di belakangnya. Pada kesempatan ini penulis hanya
akan membahas penerapan load balancing dengan metode failover.
Untuk membuat load balancing menggunakan metode fail over kita
membutuhkan 4 buah router atau mikrotik dimana tiga buah router bertindak
sebagai server dan satu router lagi bertindak sebagai pusat router. Terdapat tiga
buah router,router satu bertindak sebagai server 1,router dua bertindak sebagai
server 2 dan router tiga bertindak sebagai server 3 Ke ketiga server menggunakan
mikrotik sedangkan untuk client bebas boleh menggunakan sitem operasi yang
lain.

Gambar 2.1 Contoh Topologi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9
Secara Umum, algoritma algoritma pembagian beban yang banyak
digunakan saat ini adalah :
1. Round robin
Algoritma round robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan
paling banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini
membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server
yang lain hingga membentuk putaran.
2. Ratio

Ratio (rasio) merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing –
masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing.dari
parameter ratio ini,akan dilakaukan pembagian beban terhadap server –
server yang diberikan ratio. Server dengan ratio terbesar akan diberi beban
besar, begitu juga dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban.
3.Fastest

Algoritma

yang

satu

ini

melakukan

pembagian

beban

dengan

mengutamakan server – server yang memiliki respon paling cepat. Server
didalam jaringan yang memilki respon paling cepat merupakan server yang
akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
4. Least Connection
Algoritma Least Connection akan memberikan beban berdasarkan
banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10
pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya
akan masuk.
2.1.2

Load Balancing failover

Teknik atau metode ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan teknik load
balancing itu sendiri, teknik failover ini sering digunakan di perusahaanperusahaan besar yang memiliki fleksibilitas yang tinggi. teknik ini akan berfungsi
jika memiliki 2 link Internet atau lebih. beda seperti load balancing, teknik
failover ini hanya menjalankan satu link saja sebagai main link yang akan
digunakan untuk user.
Berikut adalah prinsip kerja teknik failover load balancing :
1. Jika main-link atau ISP 1 sedang down atau sedang melakukan maintenance
dadakan, router mikrotik akan menjalankan script dan memindahkan routing
aslinya. Yang asalnya routing ke ISP 1 di pindah otomatis ke ISP 2 dan routing ke
ISP 1 di disable sementara sampai ISP 1 normal kembali.
2. Jika backup-link atau ISP 2 sedang down seperti no. 2 dan ISP 1 sedang normal
maka routing akan dikembalikan ke main-link dan routing di ISP 2 di disable
sementara
3. Jika semua link mati maka semua mati juga... dan jika salah satu link sudah up
maka secara otomatis routing akan diPindah ke link ISP yang sedang UP.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11
2.1.3 OSPF (Open Shor test Path Fir st) :
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat
bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal
maksudnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk menggunakan,
mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak
administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user sudah tidak memiliki hak untuk
menggunakan dan mengaturnya,maka jaringan tersebut dapat dikategorikan
sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol
yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan
dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,
perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol
ini dapat diimplementasikan
OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing,
artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatantingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.
Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya
menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana kemari dengan
sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang
penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan
lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi.OSPF
merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja
demikian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12
Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state
yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses
pengiriman update informasi rute.Hal ini membuat routing protokol OSPF
menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar.
Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang
sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan
banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah
pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak
menggunakan routing protocol ini.
OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi
routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah
komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau
yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan
neighbour router atau router tetangga.Langkah pertama yang harus dilakukan
sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router.
Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router
tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan
istilah Hello protocol.Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router
OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam
jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket
kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet ada kondisi standar, Hello
packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast
multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13
berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello
packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk
menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua
router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan
juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello
protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung
dari jenis media di mana router OSPF berjalan.
2.1.4 J enis -jenis media yang digunakan OSPF
1.Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN
seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini,
OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router
neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan
terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan
Backup Designated Router (BDR).
2.Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router
lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari
teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF
tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu
router yang perlu dijadikan sebagai neighbour.Dalam proses pencarian neighbour
ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan
lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPF Routers 224.0.0.5.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

3.Point-to-Multipoint
Media

jenis

ini

adalah

media

yang

memiliki

satu

interface

yang

menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di
bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling
terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF
akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.Pada jaringan jenis
ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast.Tetapi yang
membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak
adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang
tidak meneruskan broadcast.
4.Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah
serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun
secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak
hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang
sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang
terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis
penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.OSPF melihat media jenis
ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini
tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya.Maka dari itu
untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15
yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan
mengenerateLSA untuk seluruh jaringan.Dalam media jenis ini yang menjadi DR
dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router
tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan
direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan
menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media
Point-to-Point.

2.2 Protocol Hello OSPF
Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router
tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan
istilah Hello protocol.Setiap router yang baru bergabung ke jaringan, pertama
sekali yang ia lakukan adalah mencari tahu siapa tetangganya. Hal ini
diperolehnya dengan mendengarkan pesan Hello.Setiap router yang aktif
dijaringan secara periodik akan melakukan multicast pesan Hello pada sebuah
jaringan multi akses (misalnya, sebuah LAN Ethemet atau LAN TokenRing)untuk members tahu kepada router-router yang lain bahwa ia sedang aktif. la
mengirimkan pesan Hello ke mitra-mitra nya yang dihubungkan oleh link-link
titik ke titik untuk memeriksa apakah tetangga tetangganya ini berada dalam
keadaan aktif Pesan Hello ini berisi daftar dari tetangga-tetangga yang Hello-nya
telah didengar oleh pengirim pesan tersebut.Cara ini Juga dapat dipergunakan oleh
setiap router yang telah mengirimkan pesan Hello ke jaringan untuk mengetahui
apakah pesannya telah didengar dengan baik oleh router lain.Pada jaringan multi
akses, pesan Hello ini juga digunakan untuk memilih sebuah designated router,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16
yang bertanggung jawab untuk memperbaharui informasi masing-masing
tetangganya dengan informasi topologi jaringan yang terbaru.
2.2.1

Tahapan OSPF pada saat dijalankan

1.Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang
terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri
dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router.
Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan
mengirimkan Hello packet. Namun apa yang akan terjadi jika semua router
menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan.
Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data
yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada
jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router
yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara
ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara,
disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan
istilah Backup Designated Router.Langkah berikutnya adalah proses pemilihan
DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2. Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR
dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan
tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh
DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17
kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “Shadow” dari DR. Artinya
BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router
DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR.
Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan Smooth.Router
dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung
menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi
BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak
dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam
jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah memilih DR dan BDR, maka router-router yang tergabung dalam OSPF
akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya.
Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah
selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data.
Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute
terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut
4. Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya
untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah
rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan.
Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah
Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya
sebuah rute. Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah
selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap
digunakan untuk forwarding data.
5. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga
me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang
sudah

tidak

valid,maka

router

harus

tahu

dan

tidak

boleh

lagi

menggunakannya.Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router
akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh
router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.Sampai di sini semua proses
OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi ruterute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan
dapat digunakan dengan baik pula.
6. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga
me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang
sudah

tidak

valid,maka

router

harus

tahu

dan

tidak

boleh

lagi

menggunakannya.Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router
akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh
router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.Sampai di sini semua proses
OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi ruterute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan
dapat digunakan dengan baik pula.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19
Tahapan Dalam Membentuk Adjacency
Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang tetangganya,
router akan mulai mengirimkan paket Hello ke seluruh interface jaringan untuk
memperkenalkan dirinya.Jika router yang baru ON ini menerima paket hello yang
menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat saling berhubungan
dua arah dengan router pengirim hello,Default nilai hello pada broadcast multiaccess adalah 10 detik dan 40 detik jika tidak ada respon akan mati, dan pada
NBMA hello 30 detik dan akan mati pada 120 detik jika tidak terdapat respon.
1. Down: router tidak dapat hello packet dari router manapun.
2. Attempt: router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon, hanya
ada pada tipe NT non broadcast multi-access (NBMA) dan tidak ada respon dari
router lain.
3. Init: router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk
hubungan yang bidirectional (2 way).
4 dua way: pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT
broadcastDR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR & BDR
akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja.
5. Exstart: terjadi pemilihan Master dan Slave, master adalah router yang memiliki
router id tertinggi.
6. Exchange: terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini
digambarkandari topologi DB router, proses dimulai oleh master.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20
7. Loading: router akan memeriksa DBD dari router lain dan apabila ada entry
yang tidak diketahui maka router akan mengira link state request (LSR) , LSR
akan dibales dengan link state state ACK dan link state reply, diakhir tahap ini
semua router yangdi adjacent memiliki topologi DB yang sama.
8. Full: masing-masing router sudah membentuk hubungan yang adjancent.
9.Pemilihan DR & BDR.Dalam jaringan multi akses router-router akan memilih
DR (designated router) dan BDR (Backup designated router) dan berusaha
adjencent dengan kedua router tersebut.Ø Pemilihan terhadap tipe network multi
access (broadcast & non broadcast)Ø Pemilihan dilakukan berdasarkan nilai ;
Ø Router Priority.
Ø Router ID.
Ø Router priority diset per interface nilainya 0-255.Ø Router (config-if)# IP OSPF
priority [0-255].
Ø Router mempunyai priority 0 tidak akan menjadi DR/BDR, statusnya
DROTHER, semakin besar priority semakin besar kemungkinan dipilih menjadi
BR (Priority paling tinggi) dan BDR (kedua paling tinggi / slave).
Ø Setting nya oleh administratornya, sesuai yang mana dulu routernya UP.
Ø By default nilai router priority untuk semua router adalah ;
Ø Apabila priority router sama maka yang digunakan untuk menentukan DR/BDR
adalahRouter ID.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21
Ø Pada tiap NT non broadcast (ex : Frame Relay) router yang menjadi DR adalah
router yang memiliki link ke semua router yang lain (mutipoint) Jika terjadi DR &
BDR mati makarouter-router akan mengadakan pemilihan untuk menggantikan
router yang mati tersebut. Proses floading adalah router dengan paket LSA harus
meneruskan paket ke semua jaringan,dan memasukkan informasi LSA dalam
databasenya , jika paket data yang diterima tidak baru maka akan di drop, disebut
floading karena seolah-olah membanjiri jaringan dengan LSA (link state
advertisement) Setiap kali BD linkstate router berubah, router kembali perlu
menghitung rute terbaik dan membentuk table routing terbaru, dengan biaya
terendah dan shortest path terpendek.

2.2.2

Tipe-Tipe Router OSPF

Seperti telah Anda ketahui, OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin
agar penyebaran informasi tetap teratur baik. Dengan adanya sistem area-area ini,
OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya. Tipetipe router inidikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF
yang terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah router dalam jaringan
OSPF juga sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan demikian, selain
menunjukkan lokasi di mana router tersebut berada, nama-nama tipe router ini
juga akan menunjukkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF
berdasarkan letaknya dan juga sekaligus fungsinya:
Ø Internal Router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22
Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada
dalam satuarea yang sama. Router-router dalam area yang sama akan menanggap
router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router
tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya
memberikan dan menerima informasi dari dan kedalam area tersebut. Tugas
internal router adalah me-maintain database topologi dan routing table yang
akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan
flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang
dianggapnya sebagai internal router.
Ø Backbone Router
Salah satu peraturan yang diterapkan dalam routing protokol OSPF adalah setiap
area yangada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang
dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan
penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang
sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini,disebarkan ke router-router lain yang
menjadi neighbour dari router tersebut.setelah dinamai dengan istilah backbone
router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada didalam jaringan
OSPF tersebut.
Ø Area Border Router (ABR)
Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong
dalam jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan.
Yang dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan
OSPF. Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23
ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi
di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi
ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga
informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah
menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran
informasi ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah
summarization dari setiap segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan
adanya summary update ini,maka proses pertukaran informasi routing ini tidak
terlalu memakan banyak resource processing dari router dan juga tidak memakan
banyak bandwidth hanya untuk update ini.
Ø Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak
administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan
policy yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan
istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di
dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya,
routing protocol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama
pada semua router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF,maka semuanya tentu
juga menggunakan OSPF.Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen
jaringan tidak memungkinkan untuk menggunakan OSPF sebagai routing
protokolnya. Misalkan kemampuan router yang tidak memadai, atau kekurangan
sumber daya manusia yang paham akan OSPF, dan banyak lagi.Oleh sebab itu,
untuk segmen ini digunakanlah routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24
lain seperti misalnya RIP. Karena menggunakan routing protocol lain, maka oleh
jaringan OSPF segmen jaringan ini dianggap sebagai AS lain.
Untuk melayani kepentingan ini, OSPF sudah menyiapkan satu tipe router yang
memiliki kemampuan ini. OSPF mengategorikan router yang menjalankan dua
routing protokol didalamnya, yaitu OSPF dengan routing protokol IGP lainnya
seperti misalnya RIP, IGRP,EIGRP, dan IS-IS, kemudian keduanya dapat saling
bertukar informasi routing, disebut sebagai Autonomous System Border Router
(ASBR).Router ASBR dapat diletakkan di mana saja dalam jaringan, namun yang
pasti router tersebut haruslah menjadi anggota dari Area 0-nya OSPF. Hal ini
dikarenakan data yang meninggalkan jaringan OSPF juga dianggap sebagai
meninggalkan sebuah area. Karena adanya peraturan OSPF yang mengharuskan
setiap area terkoneksi ke backbone area, maka ASBR harus diletakkan di dalam
backbone area.
(Sumber referensi:Reina.http://sinichireina.wordpress.com/2008/11/01/ospfrouting-protokol-untuk-jaringan-lokal/, 07 Febuari 2012, 23.25 WIB)

2.2.3 jenis-jenis ar ea dalam OSPF:
Setelah membagi-bagi jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-router
didalamnya menjadi beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area,
OSPF masih membagi lagi jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area
OSPF ini menunjukkandi mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik
area tersebut dalam jaringan.Berikut ini adalah jenis-jenis area dalam OSPF:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25
Ø Backbone Area
Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada
dalam jaringanOSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0.
Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti
akan ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR.
Ø Standar Area
Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan
konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam.
Semua router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang
sama karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar
informasi secara langsung. Dengan demikian, semua router yang ada dalam area
ini akan memiliki topology database yang sama, namun routing table-nya
mungkin saja berbeda.
Ø Stub Area
Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini memang
digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang
letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area
merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan
segmen lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan
5. Artinya adalah area jenis ini tidak menerima paket LSA yang berasal dari area
lain yang dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima paket LSA yang
berasal dari routing protokol lain yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan
5). Jadi dengan kata lain, router ini hanya menerima informasi dari router-router

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26
lain yang berada dalam satu area, tidak ada informasi routing baru di router.
Namun, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana area jenis ini
dapat berkomunikasi dengan dunia luar kalau tidak ada informasi routing yang
dapat diterimanya dari dunia luar. Jawabannya adalah dengan menggunakan
default route yang akan bertugas menerima dan meneruskan semua informasi
yang ingin keluar dari area tersebut. Dengan default route, maka seluruh traffic
tidak akan dibuang ke mana-mana kecuali ke segmen jaringan di mana IP default
route tersebut berada.
Ø Totally Stub Area
Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah bisa menangkap artinya bahwa
area jenis ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally
stub area tidak akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di
luar jaringan m