01 17 April 2017

BOGOR, 17 APRIL 2017
PENGAJAR : BAPAK SUTIDJO (DOSEN UPIYAI JKT & PENULIS BUKU TUL PLN
SELURUH WILAYAH INDONESIA)

Kunci sukses bekerja di PLN :
1. BEKERJA ADALAH IBADAH
2. TIADA HARI TANPA BELAJAR.
Materi hari ini :
DASAR-DASAR
PEDOMAN
PELANGGAN (PPT)

PROSES

PELAYANAN

KEBIJAKAN UMUM DAN PROSES KERJA KEUANGAN PT
PLN (Persero) (PPT)
SALURAN TRANSMISI
SUTET


: Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi

SUTT

: Saluran Udara Tegangan Tinggi

SKTT

: Saluran Kabel Tegangan Tinggi

SUTT

(500 KV)
(150 KV)
(150 KV)

(70 KV)

3 KELOMPOK BESAR DI PLN : TEGANGAN TINGGI, MENENGAH, RENDAH
(PELANGGAN).

Pelanggan dibatasi dengan pembagian dayanya masing-masing.
Pemakai : Konsumen (Bisnis, Industri, Rumah Tinggal, Pemerintahan, Kegiatan
Sosial).
Untuk menurunkan dari tegangan tinggi ke menengah dan dari menengah ke
rendah menggunakan travo.
Pelanggan PLN berada di tegangan rendah, menengah dan tinggi. Batasannya
yaitu :




Daya 30 MW keatas atau 30 jt watt, masuk kelompok tegangan tinggi, ex :
PT. Semen Cibinong dan pabrik besar lainnya, Pulau Gadung Steel.
Pelanggan tegangan menengah dengan daya antara dibawah 30 MW (30.000
KVA) sampai dengan batas 200 KVA.
Pelanggan rendah berada pada daya dibawah 200 KVA (450 VA – 197 KVA).

Seluruh data pelanggan (database) disimpan dan dimonitoring oleh sistem TUL
(Tata Usaha Langganan).


Tujuan sistem TUL :
 Pintu gerbang pelayanan pelanggan.
 Mata rantai kegiatan administrasi. Dari calon pelanggan datang ke pln sampai
dengan pelanggan membayar tagihan listrik.
 Sumber pembukuan/akuntansi.
tagihan.

Dasar/

sumber

diperoleh

dari

transaksi

 Merubah kWh menjadi rupiah (proses menciptakan pendapatan kWh bagi
perusahaan). Kilo watt hour (untuk mengetahui setrum/ daya listrik tsb bisa
berapa lama digunakan), diukur melalui satuan jam. Kwh x tarif listrik =

tagihan listrik pelanggan. Tarif listrik ditentukan pemerintah.
Piutang PLN yaitu penjualan/ pemakaian kwh yang dipakai oleh pelanggan x tarif
listrik pemerintah. Debetnya piutang kreditnya kwh (setrum).
Biaya HPP 1 kwh u/ 450 va Rp. 2.500,- dijual kepada masyarakat Rp. 600,-.
Selisihnya dikembalikan pemerintah melalui dana subsidi.
Utang pln yaitu listrik prabayar (token listrik) kepada pelanggan.
Fungsi Tul :


FUNGSI 1. PELAYANAN LANGGANAN (FPL), mengelola dari calon pelangggan
s.d. jadi pelanggan.



FUNGSI 2. PEMBACAAN METER (FPM), dari vendor (outsourching) yg datang
ke tempat pelanggan setiap bulan untuk mengetahui jumlah pemakaian
listrik dengan menggunakan aplikasi catat meter dengan dibantu kamera
untuk memfoto jumlah kwh yang digunakan pelanggan.




FUNGSI 3. PEMBUATAN REKENING (FPR), tidak dibuat fisiknya karena sudah
menggunakan sistem komputerisasi, rekening dikelompokkan atau direkap
sesuai dengan jenis tarif listrik dan area masing-masing dan pembuatan
rekeningnya dilakukan terpusat. Rekening tersebut kembali di rinci sesuai
dengan besaran daya dikelompok itu, ex : rumah tangga kecil, sedang dan
besar. Industri kecil, menengah, besar. Kantor kecil (puskesmas), kantor
besar (walikota). Pada saat membuat rekening bisa terlihat berapa
pemakaian kwh yg terjual dan berapa nilai rupiahnya untuk besaran daya
kelompok masing-masing. Dari keseluruhan rekap tsb dapat diketahui
penjualan tenaga listrik. Dalam sistem TUL rekapitulasi untuk masing-masing
jenis tarif dibuat dalam formulir TUL 309 (Ikhtisar penjualan tenaga listrik)
informasi berupa jumlah kwh dan jumlah rupiah pendapatan penjualan
tenaga listrik (Rekap pertama sesuai dengan tarif listrik masing-masing).
Rekap kedua menjelaskan rekapitulasi rekening listrik per kode perkiraan
atau per kode golongan, rekap kedua dominan digunakan oleh bidang
akuntansi. Rekap pertama dan kedua harus sama jumlahnya. Piutang listrik
dikelompokkan oleh bidang akuntansi sesuai dengan kelompok (golongan)
masing-masing.


Kode Golongan atau perkiraan yaitu :
kode perkiraan ABRI, golongan pemerintah, golongan Pemda, Golongan
BUMN, Golongan Umum.


FUNGSI 4. PEMBUKUAN PELANGGAN, pencatatan keluar masuknya piutang
rekening listrik per kode akun masing-masing. Pembayaran konsumen yang
sudah lunas terakumulasi ke rekening listrik pelanggan masing-masing.
Jurnalnya piutang listrik pada penjualan tenaga listrik (pendapatan). Formulir
ikhtisar piutang pelanggan (TUL 404), berisi berapa piutang pelanggan per
masing-masing kode akun. Formulir selanjutnya Ikhtisar piutang ragu-ragu/
piutang yang diragukan pembayarannya (TUL 406), berisi berapa piutang
pelanggan yang belum terbayar lebih dari satu tahun.



FUNGSI
5.
PENAGIHAN
PELANGGAN

(FPN),
penagihan
sekarang
menggunakan sistem online, masalahnya batas pembayaran tagihan rek
listrik bulan berjalan maksimal pada tgl 20 setiap bulan. Apabila pembayaran
dilakukan di atas tanggal 20 dikenakan denda keterlambatan. Finalty
keterlambatan pembayaran bisa berupa dikenakan denda keterlambatan
sesuai tarif masing-masing atau dilakukan pemutusan sementara. Apabila
pelanggan 3 bulan berturut-turut tidak melalukan pembayaran maka
dilakukan pemutusan rampung (TUL 603). Tagihan selama 3 bulan inilah
yang dijadikan sebagai saldo piutang ragu-ragu (Piutang yang diragukan
pembayarannya). Jurnal piutang ragu-ragu pada piutang listrik. Jurnal pada
saat pembayaran tunggakan oleh pelanggan : kas/bank pada piutang raguragu. Mekanismenya TUL melaporkan kepada akuntansi mengenai tagihan
pelanggan yang tertunggak, baru akuntansi melakukan jurnal pemindahan
dari piutang usaha ke piutang ragu-ragu. Setelah pelanggan melakukan
pembayaran, pelanggan akan diperlakukan sebagai pelanggan baru.
Mekanisme pengusulan penghapusan piutang ragu-ragu, tergantung
kewenangan masing-masing terkait jumlah piutang berdasarkan persetujuan
rayon ke area ke wilayah/ distribusi ke pusat dan perlu persetujuan direksi
dan dewan komisaris dan perlu disurvey kelapangan apakah listrik sudah

benar-benar diputus atau malah listrik masih menyala dengan nama
pelanggan yang baru tapi pada lokasi yang sama, karena semakin besar
penghapusan piutang semakin besar biaya yang ditanggung oleh PLN.



FUNGSI 6. PENGAWASAN KREDIT (FPK)

FUNGSI 1. PELAYANAN PELANGGAN
Kemajuan teknologi membantu PLN dalam menyelesaikan pekerjaannya. call
center tidak bisa memproses permohonan perubahan tarif yang diajukan
pelanggan, menyelesaikan masalah pembayaran tagihan susulan.
Pelayanan dalam Proses :
Contoh ada perusahaan yang awalnya tarif listrik industri, mengalami
kebangkrutan mengajukan perubahan tarif listrik menjadi rumah tangga tidak
bisa diajukan melalui call center, tpi harus di survey langsung kelapangan. Dari
keseluruhan pelayanan yang perlu disiasati adalah perubahan tarif listrik.
Perlunya diskriminasi harga untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan
PLN, ex : tarif listrik mall lebih mahal daripada tarif listrik rumah tangga.


Perubahan nama pelanggan : balik nama, ganti nama pelanggan. Rumah an.
Shelly dijual ke Pak Sutidjo maka disebut balik nama (pemindahan hak). Ganti
nama pelanggan yaitu perubahan nama sang pemilik rumah atau perubahan
nama akta kelahiran atas putusan pengadilan negeri setempat tapi tetap rumah
yang sama (tidak dijual).
Penyambungan sementara : bapak Sutidjo ingin menyelesaikan proyek gedung
dan perlu tambahan daya listrik dan perlu sambungan sementara selama 1
bulan. Tidak ada batasan waktu dari PLN untuk penyambungan sementara tapi
ditentukan pelanggan, minimal 3 hari karena tarif listrik lebih tinggi dan
keuntungan yang akan diperoleh lebih banyak.
Pembayaran tagihan susulan : tagihan yang berkaitan dengan pelanggaranpelanggaran yang dilakukan. Ex : pencurian listrik.
Tugas utama karyawan PLN yaitu khususnya pelayanan pelanggan harus siap
dimarahi oleh pelanggan.
Pemutusan sementara dan pemasangan kembali : ex : pembongkaran rumah
dan pada saat selesai pembangunan minta disambung kembali.
Pembongkaran tenaga listrik dan pengaduan lainnya : ex ; sebuah pemukiman
digusur berdasarkan surat resmi dari pemda (pengaduan lainnya) sehingga
listriknya harus dibongkar dengan catatan harus melunasi tunggakan yang ada
sehingga tidak masuk kepiutang ragu-ragu. Contohnya : pembongkaran kalijodo.
Tarif Denda ditentukan pemerintah daerah masing-masing dan diakui sebagai

pendapatan lain-lain.
PLN berhak melakukan pemutusan sementara 7 hari setelah batas waktu
pembayaran berakhir, sejak tanggal 21 – 27. Di atas tanggal 27 PLN sudah
melanggar peraturan direksi. Apabila dilakukan pemutusan di atas 7 hari asalkan
Pihak Direksi tidak masalah, maka tetap bisa dilakukan pemutusan sementara.