Belajar dari Humanisme Koestedjo.

-

---

Pikiran Rakyat
o Selasa
12

3

@

17

OJan

19

OPeb

456

20
OM"

0

8
23

7
22

21
OApr

.

Rabu

OMe;


..

Kamis
0 Jumat
9
10
11
24
25
26

0
12

c.2. JII!..~~) !\g~-(-)

JII~

Sabtu
o Minggu

13
14
15
27
28
29
30
S~fJ -()"Okl

( ") Nov

Be!ajar
Koestedjo
-- dan _ Hurnanisrne
"""
",,"

"

OIITER bukan pedagang. Rumah sakit bukan bisnis.

Rumah sakit itu sebuah tempat sosial, tempat bertemu sesarna manusia," kata Koestedjo (92) Iirih di hadapan wartawan seusai pemutaran film
dokumentasi dirinya, Rabu
(17/6), di Bale Rumawat Padjadjaran, Jln. Dipati Ukur,
Bandung.
Ucapan Koestedjo adalah
doktrin yang dia pegang seumur hidup. Agaknya, itujugalah yang membuat Guru Besar I1mu Bedah Fakultas Kedokteran Unpad tersebut
menjadi seorang dokter langka yang selalu mengedepankan sisi humanisme.
Sebagian sisi humanisme
Koestedjo terkuak dalam sekelumit cerita persahabatannya dengan sejumlah pasien
yang teIjaga hingga saat ini.
Bahkan, tidak sedikit hubungan yang tadinya kaku layaknya hubungan profesional
dokter-pasien, berubah men-

D

;;0;.

jadi hubungan bapak-anak
atau hubungan antarteman.
"Langka"-nya Koestedjojuga dibuktikan dengan dua kaIi pameran lukisan karya sendiri di tempat elite, Taman Ismail Marzuki (TIM)Jakarta.

Dalam ranah ilmu kedokteran, nama Koestedjolekat
dengan beragam pencapaian.
Dia adalah orang yang memperkenalkan pembiusan modem untuk pertama kalinya
di Bandung pada 1957.Dia
juga dokter yang pertama melakukan operasi paru-paru.
Hingga hari ini, Koestedjo
masih tercatat sebagai Direktur RS Khusus Bedah Halma-

hera Bandung.

,

Koestedjo mengaku prihatin
dengan pelayanan kesehatan
masyarakat dewasa ini. Pemerintah dinilainya gagal mengusahakan pelayanan kesehatan yang murah. Berobat mensyaratkan biaya tidak sedikit.
Perkembangan profesi dokter
tidak luput dari kritiknya. "Semlia telah menjadi bisnis. Sangat sulit menemukan dokter
yang mandiri," katanya.
**
-


_

"Ada banyak yang dapat kita pelajari dari Prof. Koestedjo, terutama integritasnya terhadap profesi. Nilai ini yang
ingin kami angkat dan kami
tularkan, terutama kepada para calon dokter," kata Ganjar.
Produser Luthfi Adam memandang Koestedjo sebagai
sosok humanis yang tidak terjebak pada.kerangkeng profesi. "Beliau orang yang percaya, kemajuan tidak bisa diserahkan kepada tangan mesin
yang dingin, tapi harus selalu
pada tangan manusia yang
punya empati," ucapnya.
Dekan Fakultas Kedokteran
(FK) Eri Surahman berharap,
prinsip humanisme dalam
dunia kedokteran, yang dipegang teguh Koestedjo, menjadi nilai yang dapat diwariskan
kepada generasi sekarang.
Film dokumenter ini rencananya akan dijadikan tontonan
wajib para mahasiswa baru di
Fakultas Kedokteran Unpad.
(Ag. Tri Joko Her Riadij"PR")***


AG. TRJ JOKO HER RIADlrPR"

PROF.dr. R. Koestedjo(kanan) berbagipengalaman di hadapan wartawan seusai pemutaran film dokumenter tentang
dirinya, Selasa (16/6), di Bale Rumawat Padjadjaran Kampus
Unpad Jln. Dipati Ukur Bandung.*
~~~

~

Klipin')

-

Humas

~.......-..

Unpad


"_ _

FILM dokumenter Koestedjo digarap dua belas mahasiswa Unpad, yang tergabung dalam Documentary
Community (Doc.com), dalam waktu tidak kurang dati
lima bulan. Inisiatif tema datang langsung dari Rektor
Ganjar Kumia yang duduk
dalam jabatan produser eksekutif.

..............

~

;.11I::I-

2009

~