Riezka, Pewaralaba Pisang Ijo.

[(OMPAS
S~/J//J

/

1

,
\

2
18

17

3
19

_.--.--..SelJsa.-.
4


RaUl}
-..

5
20

6
21

22
"'._.n.

JDf)

7

-'Mal

~


8
23

.. ---_._----Kamis
()

.Ju/lJat

' '.-..-.-

9

10

24
. --.-----.--.lUll

0

11

25

.lul

.

26

~)

Ags

o

0 ---Wn'1gu

Sabtu

12


13

27

14

€)

15
29

16
30

31

Sep () Okt . Nav 0 Des

~ROFIL USAHA


Riezka~
PewaraZabaPisang Ijo
--

--.

--=----

Jasmine memang berarti melati. Dalam plese tan yang
dibuat perempuan Riezka Rahmatiana (23), kata
"jasmine" diubah menjadi "JustMine" untuk
mengang kat penganan tradisional pi sang ijo asli
Makassar ke masyarakat. Bahkan, pisang ijo ini
dijadikan peluang usaha warala~a.
Oleh STEFANUS OSA

M

irip semerbak keharuman bunga melati,
gadis kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada

26 Maret 1986 ini mengawali
usaha kecilnya pada saat duduk
di bangku kuliah sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran,
Bandung. Kini, kartu namanya
sudah tertulis Riezka Rahmatiana sebagai Presiden Direktur
"JustMine".
Semangat kewirausahaan, begitulah yang mengawali Riezka.
Awalnya, kata Riezka, adalah kesumpekan. Banting tulang
orangtuanya dalam mencukupi
kebutuban keluarga, termasuk
menyekolahkan anak-anak,
mendasari pikiran Riezka untuk
berupaya agar dia bisa berdiri di
atas kakinya sendiri.
Orang tua bekerja sejak pagi
hingga larut malam. Hasil banting tulang seharian dilakukan
untuk meraih gaji. Kemandirian
wirausaha itulah yang secara diam-diam tumbuh dalam diri Riezka.
"Saya tidak mau menyusahkan orangtua. Berbekal modal
awal Rp 13,5juta, tahun 2007

bisnis makanan pisang ijo yang
segar mulai menjadi pilihan untuk dipasarkan di Kota Bandung," kata Riezka.
Ketika mengambil keputusan

berwirausaha di sela-sela kuliahnya, anak pertama dari dua
bersaudara ini mengaku mendapat larangan keras dari orangtuanya. Mereka menganjurkan
dia agar mencari pekerjaan yang
aman.

"
Kitasemestinya tidak
bekerja mengejar
penghasilan, tetapi
biarlah uang
mendatangi kita.

Riezka pun menuturkan jatub dan bangunnya mencicipi
aneka pekerjaan di sela-sela kuliahnya. Mulai dari menjadi anggota jaringan pemasaran alias
multi level marketing (MLM),
penjual pulsa telepon seluler,

hingga menjajal bekerja di sebuah kafe. Dari sebagian menyisihkan penghasilan bekerjanya selama itulah, Riezka memulai usaha pisang ijo khas Makassar.
Tanggal16 Maret 2009 menjadi momentum peijaIanan wi-

K lip i n 9 Hum 0 sUn

pod

2 009

.....rausahanya. Riezka memang belum pernah ke Makassar, tetapi
ketekunannya mencari penganan tradisional dan kemauannya
untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah menjadi modal
dasarnya. Tanya-tanya resep
pun terus dilakukannya.
Pisang dipandang sebagai bahan baku yang relatif murah
dan selalu mudah diperoleh di
pasar. Hanya dengan dibalut
adonan tepung beras yang diberi
warna hijau, sajian khas ini bisa
mulai dipasarkan dengan nama

tren Pisang Ijo.
Dari sanalah kreativitas Riezka bermunculan. Dari sajian pisang ijo orisinal, Riezka mengembangkannya dengan aneka
rasa, seperti pisang ijo vanila,
stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram sedikit cairan tla yang gurih
akan menjadi bertambah segar
apabila ditambah pecahan es
batu. Apalagi, kreativitasnya dilakukan dengan menambahkan
serutan keju dan mesis coklat.

Penghasilan tak terbatas
Dorongan menjadi entrepreneur terjadi justru ketika Riezka
membaca buku berjudul Cashflow Quadrant bahwa tidak ada
karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas.
Benarkah hipotesis tersebut?
Riezka membuktikan lewat ketekunannya. "Kalau orang atau
setidaknya orangtua saya bekerja dari pagi hingga malam, untuk pada akhirnya mencari
penghasilan, saya justru sebaliknya. Kita semestinya tidak bekerja mengejar penghasilan,
tetapi biarlah uang mendatangi
kita," ujar Riezka yang akhirnya
mewaralabakan usahanya itu.

Dari usaha kecilnya ini, Ri-

"

----.

."",..
~

""-.'
I

.'
~',;-

I!:L

~~,

\a


finallsT

.,..
\

RiezkaRahmatiana
ezka membuka peluang berin'Vestasidengan sistem waralaba.
Alhasil, dari satu gerai, kini ada
10 pewaralaba pisang ijo yang
tersebar, terutama di kota Bandung, Jawa Barat.
Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah "Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami.
Kesuksesan mitra adalah kesuksesan kami." Pemilihan gerai
bukan sekadar melihat berkas
yang diajukan calon mitra, apalagi uang waralaba yang disiapkan mitra.
Melalui penelitian lokasi pa-

- --

--.;:;.:

sar, Riezka berani mengambil
acuan usahanya.
keputusan diterima atau tidakCepat atau lambat, Riezka
nya seorang mitra. Dia pun
yang murah senyum kini sudah
memprediksi, besarnya potensi , mulai menuai hasil. Enam karpasar terhadap produknya di 10- yawannya ikut bekeIja keras
kasi tertentu.
menunjang usaha waralabanya
"Sasarannya tetaplah mahadengan memproduksi sekitar
siswa. Karena itu, lingkungan
500 porsi setiap harinya.
kampus menjadi target lokasi,"
Soal keuntungan, pokoknya
kata Riezka.
sangat menggiurkan. Sebagai wiBersama sahabatnya, Erwin
rausaha muda yang berhasil maBurhanudin, Riezka membasuk sebagai finalis tingkat nasional Wirausaha Muda Mandiri
ngun sistem waralaba. Mereka
pun mengaku tidak ingin gega2008, Riezka hanya berharap,
bah memperoleh sebanyak-basetitik peIjalanan hidupnya bisa
nyaknya pewaralaba. Kapasitas
memberikan napas kehidupan
produksi tetap harns menjadi
masyarakat sekitarnya.