Analisis Atribut Produk Pisang Ijo Justmine
THE ANALYSIS OF PRODUCT PISANG IJO JUSTMINE
(Study of Case At Cafe Pisang Ijo Justmine in Metro Indah Mall Bandung)
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
Nama : Ginar Kartika Nulandari NIM : 21408008
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(2)
iv ABSTRAK
Ginar Kartika Nulandari / 21408008 / Analisis Atribut Produk Pisang ijo Justmine(Studi Kasus Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall Bandung) / Dibawah Bimbingan Rizki Zulfikar, SE.,M.Si.
Atribut produk sangat penting baik bagi konsumen sebagai dasar dalam melakukan pembeliannya dan bagi perusahaan agar bisa dan tetap menjaga kelangsungan hidup perusahaannya,dikarenakan tanpa adanya atribut produk tidak akan terjadi pembelian maupun penjualan karena konsumen akan melirik atribut yang melekat pada setiap produknya sebelum membeli tapi tidak semua atribut akan dilirik oleh konsumen,maka setiap perusahaan harus bisa memilahmilih atribuy mana yang harus tetap di jaga dan di perbaiki.
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis tanggapan responden terhadap atribut produk pisang ijo justmine pada Cafe Pisang Ijo Justmine di Metro Indah Mall Bandung yang meliputi Merek, Rasa, Kemasan, Ukuran dan atribut produk yang memiliki kinerja yang mendominasi untuk dijadikan dasar konsumen dalam melakukan pembelian.
Penulis menggunakan metode analisis deskriftif dalam penelitian ini dan model pendekatan Fishben ,objek penelitian pelaksanaan atribut produk pisang ijo justmine pada Cafe Pisang Ijo Justmine di Metro Indah Mall Bandung. Adapun teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan studi kepustakaan (Liblary Research) studi lapangan (Field Research).
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat menganalisa bahwa atribut produk pisang ijo justmine pada Cafe Pisang Ijo Justmine di Metro Indah Mall Bandung berada pada kategori cukup baik dimana nilai total tanggapan respondennya berjumlah 3349 (67%) .
(3)
v ABSTRACT
Ginar Kartika Nulandari / 21408008 / The Analysis Of Product Pisang Ijo Justmine (Study of Case At Cafe Pisang Ijo Justmine in Metro Indah Mall Bandung) / under guidance Rizki Zulfikar, SE.,M.Si.
product attributes Increasingly widespread in the field of culinary business is because currently the culinary field are loved by people. Development must consider the attributes of their products because it is the basis of product attributes do consumers in buying. of the authors conducted a study of Pisang Ijo Justmine Bandung.
The author's intent to do research is to analyze the responses of respondents to the product attributes at Cafe Pisang Ijo Justmine in Metro Indah Mall Bandung which includes the brand, taste, packaging, size and product attributes that have a dominating performance to base the consumer in making a purchase.
The author uses descriptive analytical method in this study and model Fishben approach, the implementation of the research object attributes banana products ijo Ijo justmine at Pisang Ijo Justmine in Metro Indah Mall Bandung.The data collection techniques is to do a literature study (Libelary Research) field studies (Field Research).
Based on research that has been the author, the writer can analyze that the product attributes justmine green bananas at Pisang Ijo Justmine in Metro Indah Mall Bandung is in a category quite well where the value of total responses totaled 3349 respondents (67%).
(4)
vi
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul :
“ANALISIS ATRIBUT PRODUK PISANG IJO JUSTMINE (Studi Kasus Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall Bandung) ”
Adapun tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan studi Diploma III dilingkungan Jurusan Manajemen Pemasaran di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak yang telah membantu, sebagai wujud terima kasih, rasa hormat, dan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya kepada :
1. Allah SWT., yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
2. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Prof. Hj.Dr.Umi Narimawati, Dra. SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(5)
vii
Manajemen Pemasaran, terima kasih banyak atas bimbingan yang telah di berikan kepada penulis.
6. Ibu Dra. Tutty S. Martadiredja, M.Si (alm), selaku Dosen wali kelas MP-1 Angkatan 2006/2007.
7. Ibu Isniar Budiarti, SE.,M.Si,selaku Dosen Wali kelas MP-1 Angkatan 2006/2007 saat ini.
8. Alm. Papah Dan Ibu serta kakak, terima kasih atas do’a dan dukungan moril maupun materil.
9. Teman-teman seperjuangan MP-1 2008 Nela, Putri, Rika, Lanny, Dilla, Ayu, Trieyani, Myle, Dwi, Tedy, Airlangga, Yovie, Sigit, Sandy, Mulyani, Marlina, Sheny, Okta, Wilma.
10. Sahabat dan seseorang yang selalu membantu dan mendoakan saya pada saat menyusun Tugas Akhir ini Rezka Pramaditha, Mila Laeni, Intan Safira, Dorip Turra, Annisa Bella Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.
Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya karena yang benar datangnya dari Allah SWT., dan yang salah berasal dari diri penulis sendiri sebagai manusia yang memiliki
(6)
viii bagi kita semua, khususnya penulis.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011
(7)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan sebelum produk dikeluarkan ke pasaran. Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Menurut kutipan Mustafid, Aan Gunawan (2008:125) dalam jurnalnya yang berjudul “PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KRIPIK PISANG ”KENALI” PADA PD ASA WIRA PERKASA DI BANDAR LAMPUNG ’’ , mengemukakan bahwa alasan penting lainnya untuk perusahaan mengetahui atribut produk yang mendominasi untuk dijadikan dasar konsumen dalam melakukan pembelian adalah setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus mampu menghasilkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, karena dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen inilah maka perusahaan dapat
(8)
merencanakan pembuatan produk yang berkualitas serta dapat merancang artribut produk seperti merek,kemasan, rasa, ukuran dan yang lainnya.
Dalam perkembangannya saat ini kebutuhan makanan dengan berbagai bentuk dan rasa telah dijadikan sebagai sarana usaha untuk mencari penghasilan. Oleh karena itu, berbagai jenis bentuk dan rasa makanan telah banyak ditawarkan oleh para pelaku ekonomi yang bergerak dalam industri makanan dan minuman. Salah satu hal yang diminati oleh para konsumen dewasa ini yaitu bidang kuliner. Inovasi terhadap makanan sangat dibutuhkan pada zaman sekarang ini dimana terdapat bukti nyata bahwa kebutuhan masyarakat akan makanan yang memiliki inovasi baru ini semakin meningkat.
Disisi lain keinginan konsumen dan sangat cepat berubah , karena adanya faktor-faktor penyebab antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertumbuhan ekonomi, perkembangan kebudayaan , dan kebijakan pemerintah.
Sejak tahun 2008 lalu , Cv Ezka Giga Pratama yang bergerak di bidang industri makanan yaitu, pisang ijo yang dikenal dengan pisang ijo justmine telah menggunakan sistem franchise ( waralaba ) dalam mengoperasikan penjualannya . Dengan membuat system booth dalam bentuk gerobak kecil, booth dalam bentuk dan booth dalam bentuk cafe Pisang ijo Justmine yang saat ini terus berusaha untuk meningkatkan penjualannya dengan melakukan berbagai variasi rasa, harga, kemasan,dan ukuran atau porsi yang disesuaikan dengan keinginan konsumen.
(9)
Cv.Ezka Giga Pratama mencoba ikut ambil bagian dalam bisnis makanan ini. Menu utama dari outlet ini adalah Pisang Ijo.Pisang Ijo merupakan makanan khas Makasar dengan komposisi Pisang dan saus yang lezat. Saat ini Pisang ijo merupakan makanan yang digandrungi bahkan di Indonesia diminati sebagai makanan yang menarik, unik, dan lezat. Harga yang terjangkau semua kalangan RP.6000/ bungkus ditambah lagi dengan kemasan serta kekhasannya rasanya mengingatkan konsumen akan suasana makanan khas makasar.
Dapat dilihat bahwa bidang industri makanan ini sangat berhubungan sekali dengan bidang kuliner, dengan demikian Cv Ezka Giga Pratama perlu melakukan pengembangan maupun mempertahankan atribut dari produknya dengan tujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidup perusahannya.Tentunya Cv.Ezka Giga Pratama yang merupakan Cv yang bernaung dalam proses pembuatan Pisang Ijo Justmine ini memiliki pesaing-pesaing yang tak kalah hebat, diantaranya di jelaskan pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Data Pesaing Produk Pisang Ijo Justmine
Produk Es Pisang Ijo Aladin Es Pisang Ijo Sayogi
(10)
Pisang Ijo Aladin merupakan perusahaan yang merintis terlebih dahulu penjualan dibidang Pisang Ijo. Pisang Ijo Aladin juga mengusung sistem penjualan franchise, hanya saja sistem franchise pada perusahaan mereka lebih sederhana karena hanya menyediakan booth atau gerobak kecil dalam penjualannya. Hal itu hampir sama dengan Es Pisang Ijo Sayogi, yang baru berdiri tahun 2010 juga mengusung sistem franchise seiring hanya sistem penjualan mereka masih belum berkembang. Hanya seiring berjalannya waktu Pisang Ijo Justmine pun dapat bersaing lebih baik dengan pesaingnya tersebut.
Sedangkan berikut merupakan data penjualan Pisang Ijo Justmine selama 6 Bulan terakhir pada tahun 2010 yang akan disajikan dalam tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Data Penjualan Produk Pisang Ijo Justmine
Bulan Pisang Ijo Justmine
Juli 2010 1300
Agustus 2010 1200
September 2010 1700
Oktober 2010 1900
November 2010 2100
Desember 2010 2500
(11)
Dilihat dari data penjualan diatas, maka dapat dikatakan penjualan dari Pisang Ijo Justmine Stabil bahkan bisa di katakan meningkat walaupun pada bulan agustus terjadi penurunan , Di Bulan Juli mengalami penjualan sebanyak 1300 buah tetapi terjadi penurunan pada bulan agustus 1200 buah dan selalu terjadi peningkatan lagi di bulan bulan berikutnya diantaranya bulan september,oktober,november,dan desember sebanyak 1700,1900,2100,dan 2500.
Pengertian atribut produk menurut Mustafid dan Aan Gunawan (2008;123) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ketika melakukan pembelian. Dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang memproduksi pisang ijo akan memiliki komponen atribut yang sama ,hanya didalam atribut itu yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Maka penulis melakukan wawancara dengan 3 orang yang berkaitan langsung dengan masing masing perusahaan yang memproduksi pisang ijo, sepert pisang ijo aladin dan sayogi.
Dari hasil survey wawancara yang dilakukan penulis dengan owner Cv.Ezka Giga Pratama, meningkatnya penjualan pisang ijo justmine juga di karenakan perusahaan sejauh ini selalu berusaha menjaga dan mempertahankan kinerja dari atribut produk Pisang Ijo Justmine baik dari merek yang selalu diperkenalkan melalui beberapa cara agar konsumen mengetahui produk tersebut, kemasannya yang dibuat semenarik serta seaman mungkin , rasa yang disesuaikan dengan cita rasa konsumen dan juga ukuran yang di sesuaikan dengan kebutuhan konsumen itu sendiri.
(12)
Sedangkan untuk wawancara selanjutnya dengan pengelola dari pisang ijo aladin dan sayogi mengatakan bahwa hampir semua pedagag pisang ijo memilki atribut yang sama, tetapi yang membedakan pun ada karena setiap perusahaan berlomba untuk menjadi yang terbaik bagi konsumen,harga dari kedua nya lebih murah dari pisang ijo justmine,varian rasa ,seperti di pisang ijo aladin terdapat rasa nangka tidak terdapat pada pesaing-pesaingnya,kemasan hampir sama hanya pisang sayogi yang berbeda menggunakan plastik dan ukuran pun hampir sama.
Dari wawancara tersebut dapat kita lihat,bahwa satu perusahaan dengan perusahaan lainnya tentunya memilki pembeda walau secara garis besar atribut yang melekat pada setiap produk nya sama,hal ini mebuat perusahaan Pisang Ijo Justmine harus memilki cara yang lebih dibandingkan pesaingnnya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis diperoleh bahwa berdasarkan atribut produk, 30% menyatakan konsumen sudah mengenal merek Pisang ijo Justmine karena sejauh ini sudah terdapat banyak Booth Booth dari Pisang Ijo Justmine di sekitar lingkungan masyarakat baik dari segmen kelas menengah kebawah sampai kelas menengah keatas, Berdasarkan Rasa 40% menyatakan rasa Pisang Ijo Justimine enak dan bervariasi. Berdasarkan kemasan 15% menyatakan konsumen kurang setuju dengan kemasan dari Pisang Ijo Justmine. Namun berdasarkan Ukuran atau Porsi 15% menyatakan ukuran atau porsi cukup sesuai dengan kebutuhan konsumen.
(13)
Kosumen akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari atau dianggap paling penting (Philip Kotler, 2002:231), karena perusahaan yakin atribut produk merupakan suatu dasar seseorang konsumen melakukan pembelian dari sebuah produk , maka perusahaan merasa perlu mengetahui atribut mana yang sekiranya mendominasi di benak konsumen apabila konsumen melakukan pembelian. Baik Itu dari merek , rasa , kemasan, maupun ukuran yang sekiranya mendominasi agar perusahaan bisa menjaga serta memperbaiki atribut yang sangat mendominasi tersebut sehingga hal tersebut bisa membuat perusahaan semakin maju lagi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan
judul “ ANALISIS ATRIBUT PRODUK PISANG IJO JUSTMINE (Studi Kasus
Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall Di Kota Bandung)”. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Perusahaan selalu berusaha melakukan dan menjaga kinerja dari atribut produknya, dikarenakan atribut produk selalu dijadikan dasar konsumen dalam melakukan pembelian , dan sejauh ini perusahaan belum menemukan atribut produk mana yang mendominasi untuk dijadikan dasar konsumen dalam melakukan sebuah pembelian.
(14)
1.2.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Tanggapan Konsumen Terhadap Atribut Produk Pisang Ijo Justmine.
2. Atribut Produk mana yang paling mendominasi untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian Pisang Ijo Justmine dilihat dari Model Pendekatan Fishben.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai atribut produk pada Pisang Ijo Justmine.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Atribut Produk Pisang Ijo Justmine.
2. Untuk mengetahui atribut produk yang paling dominan untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian pisang ijo justmine.
(15)
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Perusahan
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahan terutama sebagai informasi untuk menentukan atribut produk apa saja yang harus ditingkatkan.
2. Bagi Pihak Lain
Sebagai sumber informasi dan menjadi bacaan yang dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan atribut produk .
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Ilmu Manajemen
Bagi pengembangan ilmu manajemen semoga hasil penelitian ini penulis dapat memberikan bahan masukan pengetahuan khususnya mengenai atribut produk.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi peneliti lain untuk mengetahui variabel – variabel mana yang belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah menyeleksi atribut mana yang kurang baik untuk perusahaan.
(16)
Sebagai tambahan pengalaman untuk mengembangkan wawasan serta pemahaman dan perbandingan antara teori-teori yang diperoleh dalam perkuliahan dan praktek yang sebenarnya, khususnya dalam ilmu pemasaran mengenai atribut produk.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Kantor Pusat CV. Ezka Giga Pratama yang beralamat di Ruko MIM Blok C-6 Jalan Soekarno-Hatta Bandung yang merupakan kantor pusat dari Pisang Ijo Justmine.
1.5.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2011 , adapun jadwal penelitian terlihat seperti pada tabel di bawah ini.
(17)
Tabel 1.3 Waktu Penelitian Keterangan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Usulan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
(18)
12 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pemasaran Dan Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran
Aktifitas Pemasaran sering diartikan sebagai aktifitas menawarkan produk dan menjual poduk, tetapi bila telah diamati makna pemasaran bukan hanya sekedar menawarkan dan menjual produk, melainkan aktifitas yang mengevaluasi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan-perkembangan seiring berjalannya waktu, masyarakat pun ikut berkembang baik perkembangan dalam pendidikan, teknologi, dan gaya hidup msayarakat pun ikut berkembang.
Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh A.B Susanto (2000;19) pengertian dari pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut :
“ Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses merencanakan dan menjalankan serangkaian konsep mengenai harga, promosi dan konsep distribusi terhadap suatu ide-ide barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu, organisasi, dan masyarakat.
(19)
2.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus bisa menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengontrol aktivitas pemasarannya. Hal ini dilakukan dengan menjalankan pemasaran.
Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh A.B Susanto (2000:19) pengertian dari manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.”
2.1.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat diatur sedemikian rupa , sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Variabel- variabel tersebut terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi. Agar perusahaan dapat menghadapi persaingan, maka perusahaan harus berusaha meningkatkan penjualan dengan cara mengkombinasikan variabel-variabel dalam bauran pemasaran seperti produk dengan harga, distribusi dengan promosi, produk dengan promosi dan lain-lain.
Menurut Philip Kotler (2002;18) definisi dari bauran pemasaran adalah : “Marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.”
(20)
Adapun unsur-unsur bauran pemasaran sebagai berikut : 1. Produk (Product)
Pengertian produk menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001:346) adalah : “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendaptkan perhatian , dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang , tempat , organisasi, dan ide.”
2. Harga (Price)
Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001;349) yang dimaksud harga adalah :
“Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa , atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.”
Harga yang ditawarkan kepada konsumen harus sesuai dengan pandangan konsumen atas nilai dan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut. Harga mempunyai peranan penting bagi perusahaan, karena harga mempunyai pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya. 3. Tempat (Place)
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001:153) definisi tempat atau saluran distribusi adalah :
(21)
“ Saluran distribusi merupakan seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa , untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.”
Saluran distribusi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya saluran distribusi produk dari produsen akan sampai ke konsumen. Maka, perusahaan harus menentukan strategi dalam pemilihan jumlah dan bentuk saluran distribusi yang tepat.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program pemasaran, karena dengan adanya kegiatan promosi perusahaan bisa memberi informasi kepada konsumen tentang keberadaan dan manfaat produk perusahaan.
Pengertian promosi menurut Boyd, Walker, Larreche (2001;159) adalah : “Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk menerima produk,konsep,dan gagasan.
Dari uraian diatas dapat dilihat keempat variabel bauran pemasaran saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain, dan tidak dapat dipisahkan melainkan setiap variabel saling melengkapi satu sama lain.
2.1.1.3.1 Produk
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk
(22)
yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.
2.1.1.3.1.1 Pengertian Produk
Beberapa ahli pemasaran mengemukakan pendapat tentang pengertian dari produk.
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2001;346):
“Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendaptkan perhatian , dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang , tempat , organisasi, dan ide.”
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.
Produk dapat bersifat nyata (tangible) maupun tidak nyata (intangible) yang dibuat dengan berbagai atribut yang menarik perhatian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen memperoleh kepuasan melalui pembelian, kepemilikan, dan konsumsi.
(23)
2.1.1.3.1.2 Tingkatan Produk
Menurut philip kotler dan armstrong (2001;348-349) bahwa perencanaan produk perlu memikirkan produk dalam tiga tingkatan , yaitu :
1. Produk Inti
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen ketika membeli produk atau jasa.
2. Produk Aktual
Tingkatan kualitas, fitur, rancangan, nama , merek, kemasan, dan ciri-ciri produk lainnya dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti.
3. Produk Tambahan
Pelayanan dan manfaat tambahan yang diperoleh konsumen yang dibangun, disekeliling produk init dan produk aktual.
Dari hal diatas dapat dinyatakan bahwa suatu produk lebih dari sekedar kumpulan dari sifat-sifat berwujud. Konsumen cenderung melihat produk sebagai kumpulan manfaat kompleks yang memuaskan kebutuhan mereka. Hal inilah yang membuat perusahaan-perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan. Hal inilah yang membedakan penawaran diantara perusahaan- perusahaan itu.
(24)
2.1.1.3.1.3 Klasifikasi Produk
Menurut Fandy Tjiptono (2000:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam.
b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer.
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan barang industri (industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis.
(25)
Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
a. Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.
b. Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.
c. Specially Goods
Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.
(26)
d. Unsought Goods
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2000 : 99-100 ).
2.1.1.4 Atribut Produk
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus memiliki ciri tertentu yang membedakan dari perusahaan lain. Ciri atau unsur tersebut adalah atribut produk. 2.1.1.4.1 Pengertian Atribut Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2006:225) menyatakan bahwa:
“Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.”
Menurut Bilson Simamora (2001:167), mengemukakan bahwa :
“Atribut produk adalah segala hal yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri.”
Pengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2002;103) adalah : “Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengembilan keputusan pembelian.”
Buchari Alma (2004:139) mengemukakan bahwa:
“Atribut Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya warna, harga, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.
(27)
Pengertian atribut produk menurut Mustafid dan Aan Gunawan dalam jurnalnya (2008;123) adalah :
“Atribut produk adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ketika melakukan pembelian.”
Manfaat ini didikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut produk seperti mutu, sifat, dan rancangan. Keputusan mengenai atribut produk ini sangat penting dalam mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk.
2.1.1.4.2 Komponen Atribut Produk
Kotler dan Amstrong (2006:225) mengelompokkan atribut produk menjadi tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design). Fandy Tjiptono (2005 :103) menambahkan unsur tambahan yaitu harga,pelayanan. Sedangkan dari hasil penelitian yang dibuat oleh Mustafid dan Aan Gunawan di dalam Jurnal nya yang berjudul “PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KRIPIK PISANG ”KENALI” PADA PD ASA WIRA PERKASA DI BANDAR LAMPUNG’’ komponen dari atribut produk,yaitu Rasa, Kemasan, Merek, dan Ukuran.
2.1.1.4.2.1 Kualitas/Mutu produk (product quality)
Kualitas/mutu produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian yang utama dari perusahaan, mengingat kualitas/mutu suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan pelanggan sehingga menciptakan ketergantungan dari pelanggan akan suatu produk. Dalam pengembangan suatu produk, produsen harus menentukan tingkat kualitas/mutu yang akan mendukung posisi di dalam pasar sasaran. Menurut C.M Lingga Purnama (2003:118) dalam bukunya
(28)
Strategic Marketing Plan, “Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah perbaikan atau peningkatan mutu”. Mutu/kualitas produk menunjukkan sebuah produk menjalankan fungsinya. Menurut Kotler (2006:225) kualitas produk adalah “The ability of a product to perform it’s functions”, artinya kualitas produk adalah kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya.
Kualitas yang sangat baik akan membangun kepercayan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen. Bagi sebagian perusahaan, meningkatkan kualitas/mutu berarti menggunakan pengendalian kualitas/mutu yang lebih baik untuk mengurangi cacat yang akan mengecewakan konsumen. Banyak perusahaan yang menjadikan kualitas/ mutu sebagai senjata stratejik yang ampuh dimana kualitas/mutu stratejik menyangkut usaha memperoleh keunggulan lebih dari pesaing yang menawarkan produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara konsisten.
2.1.1.4.2.2 Fitur produk (product features)
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu perusahaan dengan produk-produk pesaing. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2006:226) bahwa “Feature are competitive tool for differentiating the company’s product from competitor’s prduct”, yang artinya fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan-perusahaan pesaing. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang sifatnya unik, khas, dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Karakteristik yang melekat dalam suatu produk
(29)
merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus. 2.1.1.4.2.3 Desain produk (product design)
Cara lain untuk menambah kekhasan suatu produk adalah melalui desain produk. Beberapa perusahaan mempunyai reputasi yang sangat baik karena desain produknya yang benar-benar bagus. Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan faktor penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing.
Menurut Kotler (2005:332) berpendapat bahwa “Desain atau rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan fungsi produk dari segi kebutuhan pelanggan”. Gaya (style) adalah cara ekspresi yang bersifat dasar dan unik, yang muncul dalam bidang usaha manusia (Koler, 2006:356). Dengan kata lain, gaya menggambarkan penampilan dan perasaan produk itu bagi pembeli.
Beberapa perusahaan kini benar-benar menyadari akan arti pentingnya desain. Karena dengan desain yang baik dapat menarik perhatian, menekan biaya produksi, dan memberikan keunggulan kompetitif yang kuat pada produk di dalam pasar sasaran. Selain itu juga desain harus memiliki gaya tarik tersendiri, mode yang bisa bertahan cukup lama dan tidak hanya sekedar keisengan (fad) semata.
(30)
Menurut Kotler,( 2000 : 339 ) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa.
2.1.1.4.2.5 Pelayanan
Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin lama makin canggih dan rumit, ketidakpuasan konsumen makin meningkat dan semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk itu sendiri.
2.1.1.4.2.6 Merek
Menurut Buchari Alma (2004:147):
“Merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya”.
American Marketing Association sebagaimana dikutip oleh Buchari Alma(2004:147), merumuskan bahwa :
“ A brand is a name, term, sign, symbol or design, or a combination of these, intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors.”
Kotler (2000:04) mendefinisikan merek:
“Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasinya yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang dan jasa yang membedakan suatu produk dengan produk saingan.”
(31)
Merek yang baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu atau kualitas. Kotler (2003: 148 ) menyatakan ada 6 arti merek, yaitu :
1. Attributes, ada sesuatu atribut yang melekat pada suatu merek, misalnya barang mahal, mutu bagus, tahan lama, tidak luntur, dan sebagainya.
2. Benefit. Kata attributes diartikan sebagai functional dan emotional benefit. Istilah tahan lama dapat dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini, dapat diartikan sebagai emotional benefit.
3. Value. Barang mahal memiliki nilai tinggi bagi pengguna, karena dapat menaikkan gengsi/prestise. Kenyamanan, dan keselamatan.
4. Culture, ini merupakan masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli barang kualitas tinggi
5. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu.
6. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas sosial tertentu.
2.1.1.4.2.7 Kemasan
Menurut Buchari Alma (2004:161) bahwa konsumen selalu memiliki pertimbangan tertentu dalam membeli barang, dan daya tarik pertamanya adalah terfokus pada bentuk, keindahan atau performance dari pembungkusnya atau kemasan (package).
Kemasan merupakan bagian formal dari produk, yang meliputi packaging, features, brand name, styling, dan dengan quality. Ciri-ciri dari kemasan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap konsumen, karena konsumen akan mencari kesesuaian antara bentuk, materi pembungkus, warna desain pembungkus, dan
(32)
sebagainya dengan seleranya. Konsumen akan memperoleh manfaat fungsional dan emosional dari kemasan tersebut.
Menurut Berkowitz et.al, yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2002:161). Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual Manfaat Komunikasi Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk, dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang optimal dan sebagainya).
1. Manfaat Fungsional. Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlindungan, dan penyimpanan.
2. Manfaat Perseptual. Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen.Kemungkinan besar suatu produk akan dikenali untuk pertama kali oleh konsumen atau pembeli melalui kemasannya.
Menurut Buchari Alma (2004:168) ada tujuh arti kemasan/pembungkus bagi pembeli antara lain:
1. Dengan adanya pembungkus barang-barang akan tetap bersih dan praktis untuk dibawa ke rumah, tahan lama, dan mudah disimpan.
2. Dengan pembungkus berarti timbangan didalamnya benar.
3. Pembungkus menunjukkan kualitas barang dan kadang-kadang menerangkan isi yang dibungkus.
(33)
4. Dengan adanya pembungkus, pembeli dapat membeli dengan jumlah yang cukup (diperlukan).
5. Sering pembungkus yang isinya telah habis terpakai masih dapat digunakan untuk menyimpan barang lain
6. Pembungkus yang memberi informasi akan memberi dorongan pada pembeli untuk membaca terlebih dahulu dan sambil berfikir untuk membelinya. 7. Pembungkus dapat menimbulkan harga diri bagi yang membawanya.
Menurut Buchari Alma (2004:160), disamping menguntungkan konsumen maka bagi produsen pembungkus juga bertujuan untuk:
1. Melindungi barang-barang yang dibungkusnya sewaktu barang-barang tersebut bergerak melalui proses marketing.
2. Memudahkan bagi para pedagang eceran untuk membagi-bagi atau memisahkan barang tersebut.
3. Untuk mempertinggi nilai isinya dengan daya tarik yang ditimbulkan oleh pembungkus, sehingga menimbulkan ciri-ciri khas produk tersebut.
4. Untuk identifikasi, mudah dikenal, karena adanya label/merek yang tertera pada pembungkus.
5. Pembungkus dapat digunakan sebagai alat komunikasi karena membawa berita atau catatan mengenai produk tersebut.
6. Pembungkus sebagai salesman diam, seperti supermarket.
Disini para pembeli tidak dilayani oleh salesman tetapi pembeli cukup mengetahui dan memilih barangnya sendiri dengan membaca label pada pembungkus.
(34)
Menurut Fandy Tjiptono (2002:106) tujuan dari penggunaan kemasan antara lain:
1. Sebagai pelindung diri (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.
2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain.
4. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.
5. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah.
6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani. 7. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi pemakaian, dan kualitas. 8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.
Buchari Alma (2004:162) mengemukakan bahwa fungsi dari pembungkus/kemasan tidak hanya sebagai pembungkus tetapi lebih luas dari itu, yang memiliki sayarat-syarat sebagai berikut:
1. Sebagai tempat, syarat ini telah lama diketahui sehingga bukan merupakan persoalan lagi.
2. Seperti yang telah dikemukakan maka setiap perusahaan hendaknya dapat membuat pembungkus/kemasan yang menarik. Dengan pembungkus yang
(35)
menarik dapat diharapkan orang akan tertarik untuk mencobanya sehingga akhirnya dapat diharapkan jadi langganan.
3. Dapat dilindungi, seperti juga telah dijelaskan kualitas suatu barang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan, oleh karena itu perlu pembungkus/kemasan yang dapat melindungi, baik pada waktu masih di gudang, dalam pengangkutan, maupun dalam pengedaran dipasaran. Bilamana pembungkus/kemasan mampu melindungi barang-barang tersebut maka kualitas barang-barang tersebut akan lebih terjamin sehingga kelancaran penjualan dapat ditingkatkan.
4. Praktis, apabila perusahaan mampu membuat pembungkus yang praktis maka dengan sendirinya konsumen lebih puas. Praktis disini adalah mudah dibawa, mudah dibuka dan ditutup kembali, ringan, dan sebagainya.
5. Menimbulkan harga diri, biasanya pembungkus yang menarik secara otomatis akan dapat menimbulkan harga diri.
6. Ketepatan ukuran, dimana ukuran pembungkus harus pula diperhatikan sebab hal ini sangat erat hubungannya dengan harga.
7. Pengangkutan, dalam membuat pembungkus harus pula diperhatikan pengaruhnya terhadap ongkos pengangkutan.
2.1.1.4.2.8 Rasa
Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, keju dan yang lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa yang terdapat pada produk tersebut.
(36)
2.1.1.4.2.9 Ukuran
Ukuran suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli jumlah kebutuhan konsumen. Ini berati kebutuhan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya berbeda – beda, sehingga perlu menyediakan produk dengan berbagai macam ukuran. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.
Ukuran juga merupakan kapasitas yang terdapat pada suatu produk yang dapat dilihat dari jenis ukuran ,bobot, porsi pada ukuran produk tersebut.
Berdasarkan keterangan komponen atribut produk di atas, penulis lebih memilih pembahasan dari Mustafid dan Aan Gunawan . Karena penjelasan dari komponen yang dikemukakan oleh Mustafid dan Aan Gunawan lebih mendekati ke fenomena yang terjadi di perusahaan.
(37)
2.1.1.5 Pentingnya Atribut Produk
Atribut produk memberikan keunikan tersendiri pada produk sehingga membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. Pemasar dapat memberikan penekanan pada keunggulan atribut produk melalui promosi yang dilakukan agar dapat mengarahkan konsumen pada saat konsumen melakukan pencarian suatu jenis produk, mengevaluasikan pengambilan keputusan dalam suatu pembelian konsumen.
Atribut sangat berbeda dalam hal kepentingannya bagi para konsumen. Menurut Mowen dan Minor (2001:315) pentingnya atribut (Attributte importance), didefinisikan sebagai “penilaian umum seseorang terhadap signifikansi atribut atas produk atau jasa jenis tertentu”.Pendekatan ini menggunakan perspektif pemrosesan informasi, yang berargumentasi bahwa pentingnya atribut secara langsung dipengaruhi oleh perhatian konsumen terhadap atribut spesifik. Jadi semakin besar perhatian yang diarahkan pada atribut, semakin penting atribut itu.
Menurut Mowen dan Minor (2001: 316) Empat unsur yang menentukan perhatian konsumen yang diarahkan pada sebuah atribut adalah: 1. Karakteristik penerima pesan.
2. Karakteristik pesan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang tanggapan penerima. 4. Karakteristik produk.
5. Karakteristik penerima pesan 6. Faktor-faktor peluang tanggapan.
(38)
2.1.2 Model Pendekatan
Model pendekatan yang digunakan oelh peneliti , yaitu Model Fishbein . Dimana suatu atribut produk tentunya melekat pada suatu sikap ataupun tanggapan dari konsumen dari mengetahui tanggapan dari sikap konsumen kepada sebuah atribut maka dapat diketahui pula atribut mana yang paling memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan atribut lainnya hal ini yang membuat penulis merasa bahwa model ini sesuai dengan masalah pada penelitian ini.
Model Fishbein pada prinsipnya akan menghitung Ao (Attitude toward the object), yaitu Sikap seseorang terhadap sebuah objek, yang dikenali lewat atribut-atribut yang melekat pada obyek tersebut. Dengan mengenali sebuah obyek melalui cara melihat, meraba, mencoba dan menggunakan obyek itu untuk sekian waktu lamanya, maka seorang konsumen akan mempunyai sikap tertentu terhadap obyek dipakai atau digunakannya tersebut. Biasanya sebelum konsumen mengkonsumsi sebuah obyek tentunya ia memiliki suatu harapan-harapan terhadap obyek tersebut. Sehingga setelah melihat, mencoba dan menggunakannya, konsumen tersebut dapat menilai apakah obyek yang bersangkutan telah sesuai dengan harapannya. Dari pemaparan di atas, terlihat bahwa ada dua komponen penting pada pengukuran sikap Fishbein, yaitu adanya
(39)
2.1.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
N0 Nama
penulis Tahun Judul Persamaan Perbedaan
1 Mustafid, Aan Gunawan
2008 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Pisang “Kenali” Pada PD Asa Wira Perkasa Di Bandar Lampung 1.Judulnya Atribut Produk. 2.Penelitian pada sebuah makanan.
1. Penelitian tersebut pada sebuah PD Asa Wira Perkasa Di Bandar Lampung , sedangkan penelitian yang dilakukan penulis pada Cafe.
2 Handri Dian Wahyudi
2005 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
1.Ada variabel penelitian yang sama yaitu Atribut Produk.
1.Penelitian tersebut pada sebuah Universitas, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis pada Cafe.
3 Erna
Ferrinadewi
2005 Atribut Produk Yang Dipertimbangka n Dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya Pada Kepuasan Konsumen Di Surabaya
1. Ada variabel penelitian yang sama yaitu Atribut Produk .
1. Penelitian tersebut pada kosmetik, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis pada Cafe.
(40)
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan tentu memiliki berbagai macam strategi untuk menjual produk yang dihasilkan agar sampai dan diminati oleh konsumen. Baik perusahaan kecil ataupun besar semuanya berorientasi pada kebutuhan, keinginan, dan kepuasan yang akan diberikan kepada konsumen. Untuk dapat mengetahui dan memahami perilaku konsumen maka perlu bagi perusahaan untuk mengadakan penelitian, dengan tujuan untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, harapan, serta bagaimana cara memberikan kepuasan kepada konsumen yang akhirnya konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui alat yang tedapat pada bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi saluran distribusi, dan strategi promosi ditambah dengan strategi people, strategi prasarana fisik, dan strategi proses.
Pengertian atribut produk menurut Mustafid dan Aan Gunawan (2008;123) adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ketika melakukan pembelian.
Tentunya atribut produk sangatlah penting Atribut produk memberikan keunikan tersendiri pada produk sehingga membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. Pemasar dapat memberikan penekanan pada keunggulan atribut produk melalui promosi yang dilakukan agar dapat mengendalikan/mengarahkan konsumen pada saat konsumen melakukan pencarian suatu jenis produk, mengevaluasikan pengambilan keputusan dalam suatu pembelian konsumen.
(41)
Seperti halnya menurut Mustafid dan Aan Gunawan , mengemukakan bahwa komponen dari atribut produk, yaitu :
1. Merek adalah cap ialah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang/jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya”.
2. Rasa merupakan tanggapan konsumen terhadap ciri khas yang ada didalam suatu produk seperti rasa manis, asin, cokelat, keju dan yang lainnya, yang dipengaruhi oleh faktor kualitas, keanekaragaman, selera dan inovasi rasa yang terdapat pada produk tersebut.
3. Kemasan adalah bagian formal dari produk, yang meliputi packaging, features, brand name, styling, dan dengan quality.
4. Ukuran adalah suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli jumlah kebutuhan konsumen.
Semua alat ini harus benar-benar dimengerti oleh perusahaan bagaimana cara menyusun dan mengelolanya, sehingga akan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. Apabila perusahaan dapat mengelola atribut produk tersebut dengan baik maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk merebut peluang bisnis yang ada dibandingkan dengan perusahaan yang tidak begitu memperhatikan atribut yang ada pada produk, karena kualitas produk merupakan pilihan pertama bagi konsumen yang benar-benar memahami arti pentingnya sebuah produk.
Dari kerangka pemikiran diatas dapat dibuat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:
(42)
Atribut Produk
1. Merek 2. Rasa 3. Kemasan 4. Ukuran
Mustafid, Aan Gunawan (2008:132)
Gambar 2.1
(43)
37 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian itu dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Atribut Produk Pisang Ijo Justmine (Studi Kasus Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall Di Kota Bandung)”. Sedangkan objek penelitian ini adalah mengenai Atribut Produk Pisang Ijo Justmine Pada Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall Di Kota Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu metode yang dilakukan untuk meneliti dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi, untuk menyusun usulan penelitian ini penulis membutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahan, agar data yang diperoleh cukup lengkap untuk membahas permasalahan yang ada.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan cara menggambarkan dan membahas keadaan serta kegiatan perusahaan, berdasarkan data dan informasi yang didapat dan dikumpulkan.
(44)
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian. Penelitian digunakan sebagai alat untuk mencari penyebab dari ketidaktahuan. Penelitian yang baik harus memenuhi syarat–syarat penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan penelitian terhadap metode ilmiah atau scientific method
yang memiliki pengertian penggunaan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam memprediksikan kejadian yang belum diketahui.
Menurut Sugiyono (2008:13) proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Sumber Masalah
Rumusan Masalah
Metode penelitian
Menyusun instrument penelitian
(45)
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Peneliti melakukan survei awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai sumber masalah sebagai dasar penelitian. Fenomena dalam penelitian ini adalah belum ditemukannya atribut produk yang mendominasi untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam melakukan pembelian.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah dalam penelitian ini meliputi :
- Bagaimana tanggapan responden mengenai Atribut produk pisang ijo justmine pada Pada Cafe Pisang Ijo Justmine Di Metro Indah Mall.
- Apa atribut produk yang paling mendominasi untuk dijadikan dasar dalam konsumen dalam melakukan pembelian.
3. Metode Penelitian
Peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah,
(46)
tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis kualitatif.
4. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner dan data dari perusahaan terkait. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai: Analisis Atribut Produk yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi oleh konsumen cafe Pisang Ijo Justmine . 5. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
(47)
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terikat dalam penelitian , sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar Menurut Sugiono , 2008 : 58.
Variabel, indikator, ukuran, skala, pengukuran dan sumber yang digunakan baik untuk Variabel X dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
(48)
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber
Atribut Produk
Atribut produk adalah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen ketika melakukan pembelian. Mustafid,Aan Gunawan (2008;123) Merek - Kemudahan mengingat merek
- Pembeda dari produk pesaing
- Kesetiaan konsumen terhadap merek a. Tingkat kemudahan untuk mengingat / mengenali suatu merek b. Tingkat perbedaan merek dengan pesaing
c.Tingkat kesetiaan akan merek
Ordinal Cafe Pisang Ijo Justmine
Rasa
- Memilih aroma dan rasa
- Selera konsumen
a. Tingkat kekhasan atau ciri khas yang ada didalam suatu produk
b. Tingkat
kesesuaian rasa dengan selera konsumen
Ordinal
Cafe Pisang Ijo Justmine
(49)
- Keanekaragaman dari rasa
c. Tingkat variasi rasa yang ada didalam produk
Kemasan
- Terfokus pada bentuk , keindahan atau performance dari
pembungkusnya atau kemasan (package).
- Manfaat dari pembungkus tersebut
a. Tingkat kesesuaian antara bentuk , materi
pembungkus , warna desain pembungkus, dan sebagainya dengan seleranya
b.Tingkat manfaat yang didapatkan oleh konsumen
Ordinal Cafe Pisang Ijo Justmine
Ukuran
- Kapasitas yang terdapat pada suatu produk yang dapat dilihat dari jenis ukuran , bobot , takaran / porsi pada ukuran produk tersebut.
a. Tingkat takaran atau porsi dari produk tersebut.
Ordinal Cafe Pisang Ijo Justmine
(50)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengelompokkan ke dalam dua golongan yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner (Sugiyono, 2009:308).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumentasi (Sugiyono, 2009:308).
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
3.2.3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2003 : 57)
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang berkunjung ke Cafe Pisang Ijo Justmine Bandung yang melakukan transaksi pembelian, yang dijadikan sasaran untuk memperoleh data. Dari hasil penelitian ternyata populasi pengunjung pada Toko Pisang Ijo Justmine Bandung adalah sekitar kurang Lebih 25 pengunjung perhari pengunjung perhari dan penulis mengambil 750 pengunjung sebagai populasi dalam satu bulan hal ini dikarenakan
(51)
laporan keuangan di Cafe Pisang Ijo Justmine Bandung dilakukan dalam satu bulan.
3.2.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2003:73), sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jenis yang akan digunakan adalah probability dengan teknik random sampling, yaitu teknik dimana sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian dari populasi mempunyai teknik yang sama untuk dipilih sebagai sample dengan kata lain populasi dianggap homogen. Penulis mengambil anggota sampel dalam penulisan penelitian ini dengan menggunakan rumus:
= 1 +
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
= 1 +
= 750 1 + 750( 10%)
= 750 1 + 750( 0.1)
(52)
n = 88,235 dibulatkan menjadi 100 orang
Dari penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 750 pengunjung selama satu bulan dengan tingkat kesalahan 10% (0,01) dari perhitungan didapat hasil 100 orang untuk mengadakan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada para responden.
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel Random Sampling. Menurut Sugiyono (2009:120), cara pengambilan sampel dengan teknik ini ialah “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.
3.2.4.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Studi Lapangan ( Field Research )
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer yang akurat, merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dengan menggunakan usaha–usaha khusus, diantaranya dengan terjun langsung ke perusahaan melalui:
(53)
a. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung pada bagian kegiatan yang dihadapi melalui pengamatan dan pencatatan sehingga diperoleh data.
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini..
c. Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh sejumlah responden. Untuk mendapatkan data yang diperoleh bagi pencapaian sasaran penelitian ini maka digunakan pengukuran melalui sejumlah rseponden.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku (literature) dan pemilihan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Cara yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang menjadi landasan teori guna mendukung data yang diperoleh selama penelitian:
a. Studi Dokumentasi
Yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada di perusahaan yang berkenan dengan masalah yang diteliti, seperti dokumen mengenai sejarah perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan sebagainya yang menunjang penelitian.
(54)
b. Studi Literatur
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku, makalah dan tugas akhir untuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori dan konsep yang sedang dibahas, yaitu tentang ekuitas merek.
3.2.5 Metode Analisis
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pengelolaan data. Setelah data terkumpul melalui kuesioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan tabulasi, yaitu memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Scoring dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu 5, 4, 3, 2, 1. 3.2.5.1 Analisis Deskriptif / Kualitatif
Analisis Deskriptif / kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian. Untuk maksud mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian terutama untuk melihat gambaran secara umum penelitian responden atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat pengkategorian Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Sesuai dengan pernyataan dari Rendi Panuju (2000;45) menyatakan bahwa “untuk menentukan kategori tertinggi, sedang dan rendah terlebih dahulu harus
(55)
menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya” sebagai berikut:
1. Nilai indeks minimum adalah nilai skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
2. Nilai indeks maksimum adalah nilai skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.
3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.
4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.
Penentuan kategori dalam ukuran persentase dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
Skor minimum dalam persentase = 100%
= 100
= 20 %
Skor maksimum dalam persentase = 100%
= 100%
= 100 %
Interval dalam persentase = skor maksimum - skor minimum
(56)
= 80 %
Panjang interval dalam persentase =
= %
= 16 %
Sehingga pengkategorian skor jawaban responden untuk masing-masing item penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengkategorian Skor Jawaban
Interval Tingkat Intensitas Kriteria
20 % - < 36 %
36 % - < 52 %
52 % - < 68 %
68 % - < 84 %
84 % - < 100 %
Sangat tidak Baik
Tidak Baik
Cukup Baik
Baik
(57)
3.2.5.2 Analisis Fishben
Untuk menilai/melihat tanggapan konsumen penulis menggunakan model pendekatan analisis Fishben. Dimana dalam pengerjaan menggunakan model Fishben harus menentukan :
1. Salient Belief
Setiap produk mempunyai banyak atribut, namun akan lebih baik jika kepada konsumen (responden) ditanya tentang atribut yang relevan atau penting saja, yang disebut Salient Belief. Dalam kasus ini ditentukan atribut adalah Merek, Rasa, Kemasan, Ukuran .
2. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Belief
Setelah atribut ditentukan , konsumen akan ditanya bagaimana keyakianan (belief) dia terhadap atribut tersebut. Isi pertanyaan tentu tidak baku, hanya diusahakan mengukur keyakinan seseorang terhadap atribut obyek.
Contoh :
Merek Pisang Ijo Justmine sudah dikenal oleh konsumen : 1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju 3 = Cukup 4 = Setuju
(58)
3. Membuat Pertanyaan untuk Mengukur Evaluation
Sama dengan pengukuran belief, konsumen akan ditanya bagaimana evaluasi dia terhadap atribut yang telah diukur beliefnya, apakah penting atau tidak
Contoh :
Kemasan Pisang Ijo Justmine memiliki keamanan bagi konsumen : 1 = Sangat Tidak Penting
2 = Tidak Penting 2 = Cukup
3 = Penting
5 = Sangat Penting
4. Mengukur Sikap terhadap Produk
Pengukuran Sikap dilakukan dengan mengukur keseluruhan atribut (multiatribut), dengan rumus :
Ao = Σ (bi x ei)
Dimana :
Ao = Sikap terhadap Pisang Ijo Justmine
bi = Keyakinan konsumen terhadap atribut I dari Pisang Ijo Justmine , sebelum ia membeli atau mengkonsumsinya
ei = evaluasi konsumen terhadap atribut I dari Pisang Ijo Justmine secara umum tanpa dikaitkan dengan merk tertentu
(59)
Konsumen dikatakan mempunyai sikap yang positif terhadap produk adalah jika nilai A0 = positif (+), begitu juga sebaliknya jika nilai A0 = negatif (-)
(60)
54 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Berawal dari ide alumnus mahasiswa UNPAD jurusan ilmu komunikasi yang bernama Riezka Rahmatiana (25) yang saat ini menjabat sebagai CEO Justmine Pisang Ijo ini pada tanggal 16 Maret 2009 menjadi momentum perjalanan wirausahanya. Berbekal modal awal Rp 13,5 juta, tahun 2007 bisnis makanan pisang ijo yang segar mulai menjadi pilihan untuk dipasarkan di Kota Bandung. Sebagai wirausaha muda yang berhasil masuk sebagai finalis tingkat nasional Wirausaha Muda Mandiri 2008 Riezka memang belum pernah ke Makassar, tetapi ketekunannya mencari penganan tradisional dan kemauannya untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah menjadi modal dasarnya.
Tanya-tanya resep pun terus dilakukannya. Pisang dipandang sebagai bahan baku yang relatif murah dan selalu mudah diperoleh di pasar. Hanya dengan dibalut adonan tepung beras yang diberi warna hijau, sajian khas ini bisa mulai dipasarkan dengan nama tren Pisang Ijo. Dari sanalah kreativitas Riezka bermunculan. Dari sajian pisang ijo orisinal, Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo vanila, stroberi, coklat,durian, dan bahkan sekarang mengeluarkan rasa baru yaitu rasa blueberry. Semangkok pisang ijo yang disiram sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila ditambah
(61)
pecahan es batu. Apalagi, kreativitasnya dilakukan dengan menambahkan serutan keju dan mesis coklat.
Justmine Pisang Ijo merupakan sebuah Brand Image (merek) lokal yang berasal dari kota Bandung yang menyajikan makanan siap saji (Fast Food) berupa Pisang Ijo dengan berbagai rasa diantaranya adalah Rasa Vla Vanilla, Vla Coklat, Vla Strawberry, Vla Durian ,Vla Blueberry dan Rasa aslinya yaitu Original Makasar. Justmine Pisang Ijo pertama kali berdiri dan beroperasi pada tanggal 16 Maret 2009 di Outlet pertamanya yang berlokasi di Geger Kalong Hilir Dibawah Naungan Perusahaan Ezka Giga Pratama.Respon baik para konsumen (pelanggan) kemudian ditanggapi dengan dibukanya outlet kedua yang berlokasi di Jl. Jalaprang dan outlet ketiga yang berlokasi di MTC Soekarno Hatta Kantor pusat Cv. Ezka Giga Pratama beralamatkan di Metro Indah Mall Blok C-6.
Dengan adanya respon positif dari para konsumen dan terjalin kerjasama yang baik dengan pelanggan maka Justmine Pisang Ijo memberi kesempatan kepada para konsumen untuk bekerja sama dengan membuat bisnis franchise
Pisang Ijo Justmine. Sampai saat ini Justmine pisang ijo sudah memiliki 86 Cabang yang tersebar di Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Tanggerang, Medan, Bandar Lampung, Surabaya, Manado, Purbalingga, Banjarnegara, Purwokerto, Purwakarta, dan lain-lain. Penghargaan yang pernah dicapai oleh Pisang Ijo Justmine merupakan finalis wirausaha muda Mandiri 2008.
(62)
Product dari Pisang Ijo Justmine , diantaranya :
Sumber : Cv.Ezka Giga Pratama
Gambar 4.1
Product Pisang Ijo Justmine
Adapun Visi dan Misi dari Pisang Ijo Justmine dalam menunjang kemajuan usaha bisnisnya :
VISI
“ Menjadi perusahaan makanan berbahan baku pisang dengan kualitas pelayanan terbaik dengan skala Internasional ”
MISI
1. Menciptakan makanan dengan bahan baku pisang
2. Menciptakan kualitas pelayanan secara berkesinambungan 3. Menciptakan suasana makan pisang yang easy going
4. Menciptakan trade center pasar melalui pisang untuk lebih dikenal baik dalam skala nasional dan internasional
(63)
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi yang dirancang dengan memperhatikan akibat dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tersebut secara bersamaan. Struktur organisasi di gambarkan pada peta atau skema organisasi yang memberikan gambaran mengenai keseluruhan kegiatan serta proses yang terjadi dalan suatu organisasi. Ada empat komponen yang merupakan kerangka dalam memberikan definisi dari struktur organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi.
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan yans resmi dalam pelaporan ini, banyaknya tingkatan hirarki serta besarnya rentang kendali dari semua pimpinan di seluruh kegiatan dalam organisasi
3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu – individu menjadi sesuatu yang utuh.
4. Struktur organisasi menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan pengintegrasian seluruh kegiatan organisasi memberikan keterangan mengenai posisi yang ditempati oleh seorang individu dalam organisasi, tugas dan tangung jawab individu serta hubungan pelaporan yang harus ditaatinya.hubungan dalam organisasi harus dapat menciptakan komunukasi dan koordinasi yang sesuai dengan kegiatan organisasi.
(64)
5. Hubungan tersebut akan memberikan kesempatan pada bagian-bagian organisasi untuk saling berkomunikasi dan megkoordinasi kegiatan agar tujuan organisasi dapat tercapai.
6. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan,melaksanakan,dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yan telah di tetapkan. Struktur organisasi ini merupakan gambaran jalur komunikasi antara tiap-tiap bagian dengan bagian yang lain. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antara bagian sehinggan efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat di hindari serta menujang aktifitas operasional perusahaan.
Sumber : Cv.Ezka Giga Pratama
Gambar 4.2
Struktur Organisasi CV. Ezka Giga Pratama Chief Executive Officer
( CEO )
Chief Marketing Officer ( CMO )
Chief Operation Officer ( COO )
HRD Manager Finance Manager Quality Assurance Manager
Daily Service Manager Marketing
(65)
4.1.2 Job Description / Deskripsi Jabatan
A. Chief Executive Officer ( CEO ) Ikhtisar Jabatan
Bertanggung jawab penuh atas jalannya perusahaan. Uraian Tugas
1. Mengoptimalkan peningkatan perusahaan atas keuntungan .
2. Mengangkat dan memastikan bahwa tanggung jawab perusahaan telah dilaksanakan.
3. Menjaga kepatuhan yang diatur oleh Group, hukum dan kewajiban peraturan lainnya serta menjaga hubungan baik dengan pihak yang berwenang lainnya. 4. Memastikan manajemen risiko berjalan dengan baik.
5. Mengatur sumber daya manusia di dalam perusahaan.
B. Chief Marketing Officer ( CMO ) Ikhtisar Jabatan
Bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran. Uraian Tugas
1. Membuat budget marketing annually.
2. Membuat strategi pemasaran untuk setiap unit usaha Pisang Ijo Justmine. 3. Membuat analisa terhadap pesaing.
4. Menganalisa pencapaian terhadap branding yang sudah di lempar ke Pasar. 5. Review atas budget dan pencapaiannya
(66)
C. Chief Operation Officer ( COO ) Ikhtisar Jabatan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan. Uraian Tugas
1. Melakukan pengawasan dengan mengadakan pemeriksaan serta penilaian seluruh kegiatan perusahaan.
2. Meninjau langsung kegiatan operasional yang berhubungan dengan perusahaan. D. HRD Manager
Ikhtisar Jabatan
Merekrut, mengawasi, melakukan training, dan semua hal yang berhubungan dengan karyawan.
Uraian Tugas
1. Melakukan perekrutan karyawan 2. Melakukan training karyawan
3. Melakukan penilaian harian karyawan 4. Housing karyawan
5. Mengurus masalah pemecatan 6. Pemberian reward
7. Grade karyawan 8. Improvement karyawan 9. IT handling
(67)
E. Finance Manager Ikhtisar Jabatan
Mengatur, menyusun, dan semua hal yang berkaitan dengan pembiayaan maupun dengan keuangan.
Uraian Tugas
1. Menyusun laporan keuangan dari marketing.
2. Menyusun laporan keuangan dari franchise fee.
3. Menyusun laporan keuangan dari hasil penjualan bahan baku dan distribusinya.
4. Mengalokasikan keuangan untuk keperluan promosi dan stok bahan baku serta kelengkapan sarana Pisang Ijo.
5. Membuat grafik bulanan laporan keuangan
F. Quality Assurance Manager Ikhtisar Jabatan
Mengaudit, mengontrol hal-hal yang berhubungan dengan proses operasional Uraian Tugas
1. Mengaudit system management pusat setiap satu minggu sekali 2. Mengaudit system master franchise ( setahun dua kali )
3. Mengaudit outlet pusat ( dua minggu sekali ) 4. Menjaring pendapat pelanggan
5. Melakukan standarisasi rasa dan kualitas produk 6. Mengontrol bahan baku harian
(68)
G. Daily Service Manager Ikhtisar Jabatan
Mendistribusi, menyediakan hal yang berhubungan dengan franchise Uraian Jabatan
1. Melayani penjualan harian dari franchise
2. Menyediakan stok gudang 3. Mendistribusikan bahan baku 4. Mempersiapkan stok outlet mandiri
5. Mempersiapkan sarana bisnis pisang ijo justmine
4.1.3 Aktivitas Perusahaan
Aktivitas dari Cv.Ezka Giga Pratama adalah mengembangkan bisnis yang sudah ada yaitu melalui sistem waralaba ( franchise) dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan. Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah ”Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami. Kesuksesan mitra adalah kesuksesan kami.” Pemilihan gerai bukan sekadar melihat berkas yang diajukan calon mitra, apalagi uang waralaba yang disiapkan mitra. Melalui penelitian lokasi pasar, owner berani mengambil keputusan diterima atau tidaknya seorang mitra. Dia pun memprediksi, besarnya potensi pasar terhadap produknya di lokasi tertentu.
Justmine Pisang Ijo pertama kali berdiri dan beroperasi pada tanggal 16 Maret 2008 di Outlet pertamanya yang berlokasi di Geger Kalong Hilir Dibawah
(69)
Naungan Perusahaan Ezka Giga Pratama. Saat ini sudah memiliki 86 Cabang yang tersebar di Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Tanggerang, Medan, Bandar Lampung,Surabaya,Manado, Purbalingga, Banjarnegara, Purwokerto, Purwakarta, dll.
Dengan menjadi pemegang hak franchise gerai Justmine Pisang Ijo anda tidak hanya ikut melestarikan dan memperkenalkan Makanan Tradisional Indonesia tapi juga jelas akan mengantungi profit keuntungan yang cukup lumayan. Dengan hanya modal 10 Juta rupiah saja anda sudah dapat memiliki hak usaha & Paket usaha dari Justmine. Usaha ini sangat cocok bagi pengusaha muda, ibu rumah tangga, karyawan yang ingin berwirausaha, pensiunan, profesional atau siapapun anda, dapat menjadi pemilik gerai Justmine Pisang Ijo kapan pun anda mau dan dimanapun anda berada.
Sumber : Cv.Ezka Giga Pratama
Gambar 4.3
(1)
101
Dimana :
• Ao = Sikap terhadap Pisang Ijo Justmine
• bi = Keyakinan konsumen terhadap atribut I dari Pisang Ijo Justmine , sebelum ia membeli atau mengkonsumsinya
• ei = evaluasi konsumen terhadap atribut I dari Pisang Ijo Justmine secara umum tanpa dikaitkan dengan merk tertentu
• tanda Σ = penjumlahan dari sejumlah atribut I yang dalam hal ini ada 4 atribut Maka hasil yang didapat :
Seperti telah dihitung di atas, didapat rata-rata Ao (sikap konsumen) secara keseluruhan adalah 42,24. Konsumen dikatakan mempunyai sikap yang positif terhadap produk adalah jika nilai A0 = positif (+). Angka tersebut tidak bisa diartikan secara tepat, kecuali bila angka Sikap tersebut dibandingkan dengan angka Sikap untuk merk lain. Hanya di sini ditekankan pengukuran sikap konsumen dilakukan secara overall (keseluruhan) terhadap semua atribut. Bisa saja konsumen mungkin tidak suka terhadap atribut tertentu, namun suka terhadap atribut yang lain , sehingga secara keseluruhan ia tetap membeli produk tersebut.
Ao = Σ (bi x ei)
Ao = [(3,35x3,46)+( 4,23x3,48)+(3,2x1,6)+(3,09x3,5)] Ao = (11,591 + 14,7204 + 5,12 + 10,815 )
(2)
102 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian dan menganalisis data, maka dapat disimpulkan bahwa : Tanggapan responden terhadap Atribut Produk Pisang Ijo Justmine yang terdiri dari Merek, Rasa, Kemasan, dan Ukuran dinilai Cukup Baik dengan skor 67%, dimana dalam hal atribut yang mendominasi yaitu rasa. Konsumen meyakinkan bahwa rasa merupakan hal terpenting atribut yang paling mendominasi setelah maupun sebelum kita melakukan pembelian.
Disusul oleh ukuran atau dapat dikatakan porsi dalam hal ini untuk melakukan keputusan pembelian. Evaluasi atau penilaian setelah konsumen melakukan kepercayaan maupun keyakinan terhadap Rasa maka konsumen menempatkan Ukuran atau porsi sebagai hal yang dianggap penting,dari hal tersebut maka akan menghasilkan sikap konsumen yang positif terhadap aribut produk Pisang Ijo Justmine.
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan survey di lapangan pada Cafe Pisang Ijo Justmine Bandung , dengan semakin ketatnya persaingan pada dunia bisnis kuliner saat ini, maka sebaiknya pihak Cafe Pisang Ijo Justmine Bandung benar-benar memperhatikan kekurangan tentang atribut dari produk yang mereka jual. Maka dari itu saran penulis yang akan dikemukakan sebagai berikut :
(3)
103
Cafe Pisang Ijo Justmine Bandung sebaiknya lebih memperhatikan lagi atribut dari produknya , yaitu Pisang Ijo , karena atribut merupakan hal yang utama dalam melakukan pembelian bagi konsumen.Baik dari Rasa yang merupakan atribut yang paling mendominasi harus tetap bisa dipertahankan dibuat lebih bervariasi lagi dan dibuat berbeda dengan produk lainnya, seperti pisang ijo rasa strawberry yang bisa dibuat dengan menambahkan potongan buah strawberry ,jadi tidak hanya identik dengan perasa maupun dengan vla nya saja begitu pula dengan rasa-rasa lainnya,ataupun membuat rasa yang belum ada seperti rasa nangka, mangga ,dan lainnya.
Sedangkan untuk atribut yang kurang baik seperti kemasan sebaiknya dibuat lebih menarik lagi agar konsumen lebih tertarik ,seperti menambahkan gambar,merek,logo,gambar pada cup nya yang merupakan bagian formal dari kemasan produk ini. Begitu pula dengan harga dan ukuran yang masing masingnya harus terus diperbaiki seperti melebarkan area promosi,dan memenuhi kebutuhan konsumen.
(4)
104
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2001. Dasar – Dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kelima. Intermedia. Jakarta.
Kotler, P. & Armstrong, G. 2001. Prinsip- Prinsip Pemnsaran: Edisi , Kcdelapun
Jilid 2. Terjemahan oleh Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Di Indonesia Analisis Perencanaan, Implementasi, Dan Pengendalian. Alih Bahasa A. B Susanto, Penerbit Salemba.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Alih Bahasa, Nebyamin Molan. Prenhallindo, Jakarta.
Santoso,Singgih dan Fandy Tjiptono.2002.Riset Pemasaran.PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.Jakarta.
Umar Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Swastha,Basu dan Irawan.2001.Manajemen Pemasaran Modern.Edisi Kedua Cetakan Kesembilan.Liberty.Yogyakarta.
Tjiptono,Fandy.2001.Manajemen Pemasaran Modern.Edisi Kedua.Cetakan Kelima.Andi Offset.Yogyakarta.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta
Swata, DH, Basu Dan Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Leberty. Yogyakarta.
Mustafid,Gunawan Aan. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Keripik Pisang “Kenali” Pada Pd Asa Wira Perkasa di Bandar Lampung. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 4, Nomor 2, Januari 2008 : 123-140
(5)
105
Wahyudi Dian Handri. Pengaruh Atribut Produk Terhadap Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Jurnal Eksekutif, Volume2,
Nomor 3,Desember 2005:165-170
Ferrinadewi Erna.Atribut Produk yang Dipertimbangkan Dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Surabaya.Jurnal Manajemen&Kewirausahaan,Volume 7, Nomor 2, September 2005: 139-151
http://www.google.co.id/http://karmila.staff.gunadarma.ac.id/RisetPerilaku
Konsumen.Pengolahan Statistik dengan Excel. Riset Perilaku Konsumen. MODEL SIKAP FISHBEIN
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Ginar Kartika Nulandari
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 27 Januari 1991
Alamat : Komp. Margahayu Raya Jl. Yupiter VII No. 53 B Golongan Darah : AB
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan
1995 - 1996 : TK Putera Bahagia Bandung
1996 - 2002 : SDN Margahayu Raya Blok i/II Bandung 2002 - 2005 : SMP Negeri 28 Bandung
2005 - 2008 : SMU Negeri 25 Bandung
2008 - Sekarang : Masih tercatat sebagai Mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia ( UNIKOM ) Bandung