Nasib Tangkubanparahu?

[(OMPAS

o Senin o Selasa o Rabu
1
17
OJan

2
18

3
19

8Peb

4

5
20

OMar


6
21

7
7.2

OApr

OMei

.

C) Juma!
Kamis
- ---..-----8
9
10
11
24

23
25

@

OJun

OJul

o Sabtu o

Minggu

12
13
14
15
16
27
28

29
30
31

o Ags OSep

OOk!

ONov

ODes

N~sib Tangkubanparahu?
Oleh

DJOKO

SUBINARTO

M


enteri Kehutanan, berdasarkan surat bemomor

S.508jMenhut -IV/2007 tanggal7 Agustus 2007,
telah mengeluarkan izin kepada PT Graha Rani
Putra Persada untuk melakukan pembangunan di kawasan
hutan Tangkubanparahu. Rencananya, PT GRPP akan membangun antara lain cottage dan sejumlah fasilitas lain di lahan
seluas 250 hektar. Area seluas itu mencakup pemanfaatan
175 hektartaman wisata alam Tangkubanparahu dan 75 hektar hutan lindungTangkubanparahu.
Pemerintah Provinsi Jawa Ba- pedusunan sebagaitempat peristirat sendiri tidak pemah memberi rahatan bagi para pekerja perkeizin kepada PT GRPP untuk mela- bunan atau pekerja pertambangkukan pembangunan di kawasan an. Barn sekitar tahun 1880-anteritu. Pasalnya, menurut Surat Ke- jadi perubahan dalam pengertian
putusan Menteri Kehutanan No- cottage ini. Cottage, terutama di
mor 446/Kpts- 11/1996tentangTa- Amerika Utara, bukan lagisebatas
ta Cara Permohonan, Pemberian, rumah peristirahatan bagipara pedan Pencabutan Izin Pengusahaan kerja perkebunan dan pertamPariwisata Alam,izin barn bisa di- bangan, melainkan telah berubah
keluarkan pemerintah pusat sete- status menjadi rumah-rumah di
lah mendapat rekomendasi dari pedusunan sebagai tempat berlipemerintah daerah.
bur orang-orang kota, terutama
Sejumlah lembaga swadayama- pada akhir pekan dan musim pasyarakat dan aktivis lingkungan nas.
Dengan status seperti ini, cottamenilai, rencana pembangunan
cottage dan berbagai fasilitas lain ge menjadi bagian tidak terpisahdi kawasan hutan Tangkubanpara- kan dari geliat pertumbuhan dan
hu ini akan menimbulkan dampak perkembangan bisnis industri paekologis,bukan hanya bagi kawas- riwisata modem. Cottage pun sean hutan lindung Tangkubanpara- makin banyak dibangun di kawashu, melainkan juga bagi kawasan an-kawasan sekitar danau, pantai,

Lembang dan Bandung. Betu1kah pegunungan, dan hutan. Orangdemikian?
orang kota di Barat, setelah jenuh
bekerja di kota, berbondong-bonRumahkeell
dong menyerbu cottage bersama
Jika ditelusuri asal-usulnya, keluarga pada akhir pekan atau Iiakar kata cottageadalah cotagium. burmusim panas.
Kata ini berasal dari bahasa Latin
Selain menikmati suasana peabad pertengahan. The American dusunan, mereka juga melakukan
Heritage Dictionary of The En- aktivitas lain, seperti berenang,
glish Language memberikan deti- berlayar, hiking, memancing, bernisi cottagesebagai(1)a small,sin- buru, dan berbagai aktivitas alam
gle storied house, especialy in the lainnya. Maka,lazimnya,di sekitar
country; (2) ~small vacationhou- cottage senantiasa dibangun pula
se. Definisiyanghampir samajuga berbagai fasilitas wisata alam laindiberikan oleh kamus The Advan- nya untuk mendukung keberadaced Leamer's Dictionary of Cur- an cottage sekaligus untuk memirent English yang mendetinisikan kat minat wisatawan.
cottage sebagai a small house, esDari segi industri pariwisata,
peciallyin the country.
keberadaan cottage beserta fasiliDi Barat, awalnya cottage me- tas pendukung lain, tentu saja,
rujuk pada rumah-rumah kecil di akan_berda:nlak positif bagi per-

---

K lip j n 9 H V m Q sUn


p Qd

2009----

tumbuhan dan perkembangan bisnis pariwisata. Kendatipun sangat
menguntungkan secara bisnis, keberadaan cottage bisa membawa
dampak ekologis'yang merugikan
bagikawasan di sekitarnya.
Salah satu contoh kasus adalah
yang menimpa kawasan Taman
Nasional Rondeau di Kanada.
Sejak sejumlah cottagedan berbagaifasilitaslain berdiri, Taman Nasional Rondeau menanggung beban ekologis yang berat. Beban
ekologis itu antara lain ditimbulkan karena pertama, keberadaan
cottage mendorong meningkatnya penggunaan listrik, bahan bakar, air, dan meningkatnya produksi sampah. Akibatnya, terjadi
peningkatan polusi (udara, suara,
c;iliaya, dan tanah) di sekitar kawasan Taman Nasional Rondeau
yang membuat kelestarian lingkungan makin rusak.
Kedua, pembangunan cottage
diiringi dengan pembabatan sebagian rumput, perdu, dan pohon habitat asli,serta ditanamnya sejumlah rumput, perdu, dan pohon

yangbukan habitat asli TamanNasional Rondeau. Hasilnya, secara
berangsur terjadi perubahan komposisi tanaman yang mengarah

pada kerusakan ekosistem berupa
musnahnya sejumlah spesies turnbuhan dan hewan tertentu.
Ketiga, pembangunan cottage
menuntut dibukanya jalur-jalur
jalan bagi kendaraan bermotor.
Keberadaan jalan di sekitar cottage, selain meningkatkan polusi
suara dan udara, juga menjadi ancaroan khusus bagiberbagai satwa
di Taman Nasional Rondeau. Ratusan reptilia dan hewanchewan
lain terbunuh lantaran terlindas
kendaraan, terutama saat musim
liburan di mana cottage-cottage
itu ramai dikunjungi wisatawan
yangberlibur.
Keempat, pembangunan cottage yang diikuti dengan pembangunan fasilitas lain, seperti lahan
parkir, arena olahraga, dan rumah
makan, telah mengubah struktur
tanah dan pola resapan dan aliran

air hujan yang mengakibatkan
timbulnya erosi dan perubahan topografi alam, yang menjadikan
kualitas lingkungan di sekitar Taman Nasional Rondeau makin terdegradasi.
Perlu pertimbangan
Secara bisnis, rencana pembagunan cottage dan berbagai fasili-

tas lain di kawasan hutan Tangkubanparahu, sudah barang tentu,
akan berdampak positif bagijagat
industri pariwisata Jabar. Namun,
saya yakin, dampak ekologis dari
pembangunan cottage dan fasilitas lain di kawasan tersebut juga.
akan muncul, cepat atau lambat.
Perlu pertimbangan dan perhitungan yang benar-benar matang
dan saksama sebelum pembangunan cottagedan fasilitas-fasilitas wisata lain diwujudkan di kawasan GunungTangkubanparahu.
Apa yang meI;1impaTaman Nasional Rondeau kiranya bisa menjadi salah satu bahan pelajaran
berharga bagi para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan dalam soal rencana pembangunan di kawasan hutan Tangkubanparahu.
Menjaga lingkungan agar tetap
lestari jauh lebih penting ketimbang meraup keuntungan berlipat-lipat, tetapi merusak alam
yang akhirnya kelak mengundang
bencana ekologis berkepanjangan.

DJOKO SUBINARTO
Penulis Lepas; Alumnus
Universitas Padjadjaran
Bandung

- ---

-