Jabar Rawan Bencana Geologi.

Pikiran Rakyat
o Sen;n
17

1

2
18

o Jan

3
19

0

Peb

0

~


5

20

0

0

Se/asa

0

Mar

6

7
22


Apr

0

21

0

Rabu
8
23

Me;

9

0

.


Kamis
10

24

Jun

0

25

Jul

Jumat
11

0

o Sabtu o Mlnggu
12


13

14

26

27

28

Ags'

o Sep

OOkt

15
29


o Nov

16
30

31

.Des

abar Rawan

,J

--- -

-.

~--

~encana Geologi.

-

I

Pemerintah
...

-

~

Harus
BANDUNG,

'

Provinsi.
-

Tegas Dalam

~:::

~ ---

~

'-

-

dan Kab./Kota
--

Tata Guna Lahan

(PR).-

Pemerintah provinsi maupun kab./kota di Jabar, diminta tegas dalam hal tata guna lahan. Hal itu, untuk meminimalisasi dampak bencana
alamo
Ketua Pusat Vulkanologidan

Mitigasi Beneana Geologi Badan Geologi Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, menjelaskan,
Jabar merupakan daerah yang
rawan bencana geologi, seperti gempa bumi, letusan gunung
api, dan longsor. Berdasarkan
klasifikasi, longsor dan banjir
bandang merupakan bencana
yang palingseringterjadi di Jabar. Selain itu, Jabar juga harus mewaspadai gempa bumi
daratan dan laut.
"Hampir 50 persen daerah
di Jabar rawan longsor. Selain
itu, juga ada gempa bumi dan
banjir," ujarnya saat diskusi
"Hidup dengan Beneana" di
Aula Pikiran Rakyat, Jln. Asia
Mrika, Bandung,Kamis(3/12).
Acara tersebut dihadiri sejumlah pakar/pemerhati lingkungan, antara lain Sobirin Supardiono, ChayAsdak,T. Bachtiar.
Selain itu, dihadiri pula unsur
Kepolisian, TNI, LSM,Wanadri, BMKG,dan ormas.
Surono menambahkan, catatan pusat vulkanologi menunjukkan, kejadian gerakan

tanah paling sering terjadi di
Jabar, Jateng, dan Jatim. Sebab, daerah tersebut pada
umumnya .merupakan daerah
vulkanik yang identik dengan
tanah subur.
Demikian pula, populasi
pendudukjuga semakin padat.
Babkan, pertumbuhan penduduk mengarah ke daerah lereng sedang-terjal. Akibatnya,
terjadi perubahan tata guna lahan. Perubahan tersebut memieu hilangnya ketahanan lereng sdlingga rentan longsor.
"Akibatperubahan tata guna
lahan tersebut, terjadi penggemburan tanah. Aktivitaspertanian menyebabkan lahan
menjadi lolos air tinggi. Kemudian, pembebanan sudut lereng s~g-terjal oleh permu-

t:
M?P~RATOR

~~.

Ridlo Eisy (kedua kiri) membuka acara diskusi tentang "Hidup den;:~ ;;~~


fa~a
dzKantor Pi~ra? Raky~t.Jln.
~i~Afrika
No. 77Kota
Bandung,
KamisS.Si.,
(3/12).HCldirsejum~), Sobznn
Supardiono,
Dr. Surono,
Susiyanti,
ChayAsdak sera narasum?~r,AczlBzmbo
.
ta pemer~zngkungan
dari
peberapa instansi terkait.*
'
kiman ~enyebabkan stabilitas aup aengan beneana, tetapi
,
~....
lereng terganggusehinggamu- tentu dengan eara bagaimana I

dah terjadi longsor,"ujarnya.
beneana tidak merugikan maApalagi, menurut dia dari syarakat.
tahun 2003, Jabar selal~ meHal itu, kata Aeil, tidak hanempati peringkattertinggida- nya .menjadi t~nggung jawab
lam kasus jumlah gerakan ta- ?tontas pemermtah. Namun,
nar di Indonesia. Tahun 2008, Juga perlu ditumbuhkan kesakasus gerakan tanah di Jabar daran masyarakat terhadap
meneapai 76 kali dari 139 ka- permasalahan tersebut. "Bagaisus di Indonesia dan 70 kasus mana masyarakat menyadari
dari 131kasus tahun 2009.
dan memilikikesadaran untuk
Lebihjeli
memaha~i, ~en~enal, dan
Hal senada dikatakan anggo- me.ng~~tiSlpaSl
ketika bencana
ta Kelompok Riset Cekungan telJadi, ucapnya.AeilmenamBandung (KRCB)T. Baehtiar. bahkan, salal,1satu cara adalah
la berharap, pemerintah lebih membentuk kelompok keeil
jeli membuat ketentuan penm- yang menyosialisasikan dan
tukan suatu daerah. "Jangan ~emberikan pengetahuan cara
melalui pendekatan kawasan hldup dengan bencana.
karena belum tentu semua kaSementara itu, Sobirin mewasan tersebut eoeok. Justru
nuturkan, upaya yang dilakuyang harus dilakukan adalah kan adalah kembali menghipendekatan kemiringan,"kata- dupkan k~adaran masyarakat
nya.
mengenal alam dan lingkungPenggagasdiskusi, Adl Bim- an. Ia berharap, hasil diskusi
bo menuturkan, pada dasar- tersebut menjadi rekomendasi
nya manusia tidak bisa memin- agar pemerintah menuntaskan
dah}