Studi Analisis Pemodelan Benda Uji Kubus dan Silinder Untuk Menentukan Kuat Tekan Beton Dengan Menggunakan Software Komputer.

(1)

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI KUBUS

DAN SILINDER UNTUK MENETUKAN KUAT

TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE KOMPUTER

HEBER SEMBIRING NRP. 0221023

Pembimbing : Anang Kristanto, ST., MT. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL BANDUNG

2006

ABSTRAK

Teknologi komputerisasi berkembang dengan pesat yang mempermudah dalam pengerjaan baik dalam bidang numerik dan non-numerik, salah satunya dalam bidang teknik sipil yang banyak muncul software–software yang mempermudah para praktisi Teknik sipil dalam suatu penganalisisan.

Pada penelitian ini digunakan software SAP2000, dengan benda uji berbentuk Kubus berukuran 15 cm x 15 cm dan Silinder berukuran diameter 15cm, tinggi 30 cm. Model pembebanan yang digunakan ada tiga jenis, yang pertama dengan beban terpusat di setiap titik nodal permukaan benda uji yang besarnya sama, kedua beban terpusat disetiap titik nodal permukaan benda uji dengan beban berdasarkan luas area, ketiga tegangan permukaan yang diberikan pada permukaan benda uji tersebut. Besar beban hancur didapat dari laboratorium dan di input kedalam software, pengujian ini dilakukan berulangkali hingga mendapat besar beban pada software harus sama dengan beban laboratorium. Jumlah benda uji yang dianalisis sebanyak enam buah, tiga benda uji kubus dan tiga benda uji silinder.

Hasil studi penelitian ini menunjukkan dari model pembebanan yang digunakan disarankan mengunakan model pembebanan yang kedua dan ketiga karena lebih mendekati kondisi lapangan dan hasilnya lebih mendekati hasil laboratorium.


(2)

DAFTAR ISI

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... i

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR NOTASI ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Tujuan penelitian ... 2

1.3 Pembatasan masalah ... 3

1.4 Metodologi ... 3

1.5 Sistematika penulisan ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Elemen Hingga ... 5

2.1.1 Konsep dasar Finite Element Method ... 5

2.1.2 Langkah–langkah dalam Finite Element Method ... 6

2.2 Program pada Metode Elemen Hingga ... 12


(3)

2.2.2 Sistem penomoran titik nodal ……….… 13

2.2.3 Konvergensi oleh pembagian yang lebih halus ... 14

2.2.4 Elemen dengan orde yang lebih tinggi ... 17

2.2.5 Perhitungan struktur yang sangat besar ... 17

2.2.6 Hubungan titik–titik nodal dan assembling ... 18

2.3 Solusi umum berbasis komputer ... 18

2.4 Sortware SAP2000 ... 20

2.4.1 Sistem sumbu koordinat (Global dan Lokal) ... 20

2.4.2 Solid elemen pada SAP2000 ... 22

2.5 Tegangan tiga dimensi …………...………..……… 24

BAB III. STUDI KASUS 3.1 Model benda uji ... 27

3.2 Pemodelan benda uji dengan SAP2000 ... 30

3.1.1 Langkah–langkah memodelkan benda uji ... 31

3.3 Proses menentukan beban hancur ... 40

3.3.1 Model Kubus ... 42

3.3.2 Model Silinder ... 54

BAB IV. ANALISIS DATA 4.1 Pengaruh model pembebanan... 68

4.1.1 Benda uji Kubus ... 68

4.1.2 Benda uji Silinder ... 71


(4)

4.3 Pengaruh jumlah mesh ... 74

4.4 Korelasi hasil laboratorium dengan model software ... 81

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Benda uji Kubus I ... 45

Tabel 3.2 Benda uji Kubus II ... 49

Tabel 3.3 Benda uji Kubus III ... 53

Tabel 3.4 Benda uji Silinder I ... 57

Tabel 3.5 Benda uji Silinder II ... 61

Tabel 3.6 Benda uji Silinder III ... 66

Tabel 4.1 Hasil pembebanan Benda uji Kubus pada Laboratorium ... 68


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Poligon dalam lingkaran ... 7

Gambar 2.2 Poligon di luar lingkaran ... 8

Gambar 2.3 Konvergensi untuk pendekatan luas lingkaran ... 8

Gambar 2.4 Hasil pendekatan dari : a. Assemblage, b. Elemen yang berdampingan, c. Potongan sepanjang A-A ... 9

Gambar 2.5 Diskretisasi suatu struktur ... 13

Gambar 2.6 Sistem penomoran titik nodal ... 14

Gambar 2.7 Pembagian elemen ... 15

Gambar 2.8 Jenis pembagian elemen ... 16

Gambar 2.9 Perbandingan solusi eksak ... 16

Gambar 2.10 Pendekatan mencari Luas dibawah kurva ... 19

Gambar 2.11 Tahapan umum dalam pemodelan struktur ... 20

Gambar 2.12 Sistem sumbu dengan kaidah tangan kanan ... 21

Gambar 2.13 Rotasi positif dengan kaidah tangan kanan ... 22

Gambar 2.14 Gambar solid elemen, pertemuan join dan bidang permukaan pada SAP2000 ... 23

Gambar 2.15 Tegangan tiga dimensi berdasarkan sumbu lokal pada SAP2000 ... 24

Gambar 2.16 Komponen–komponen normal dan geser dari tegangan ... 24

Gambar 2.17 Status tegangan paling umum yang bekerja pada sebuah elemen ... 25


(7)

Gambar 3.2 Model pembebanan untuk silinder ... 29

Gambar 3.3 Tampilan awal SAP2000 ... 31

Gambar 3.4 New model ... 32

Gambar 3.5 Solids model ... 32

Gambar 3.6 model kubus ... 33

Gambar 3.7 Materials ... 33

Gambar 3.8 Define materials ... 34

Gambar 3.9 Materials data ... 34

Gambar 3.10 Load cases ... 35

Gambar 3.11 Define load ... 35

Gambar 3.12 Joint ... 36

Gambar 3.13 Restraints ... 36

Gambar 3.14 Joint loads ... 37

Gambar 3.15 Joint forces ... 37

Gambar 3.16 Hasil joint forces ... 37

Gambar 3.17 Solid loads ... 38

Gambar 3.18 Pressure load ... 38

Gambar 3.19 Hasil pressure load ... 38

Gambar 3.20 Analyze Run ... 39

Gambar 3.21 Set analyze cases to run ... 39

Gambar 3.22 Analysis complete ... 40

Gambar 3.23 Bagan metodologi pembebanan ... 41

Gambar 3.24 Model pembebanan pertama Mesh 2 x 2 x 2 untuk benda uji I ... 42


(8)

Gambar 3.25 Model pembebanan kedua Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji I ... 43 Gambar 3.26 Model pembebanan ketiga Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji I ... 44 Gambar 3.27 Model pembebanan pertama Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji II ... 46 Gambar 3.28 Model pembebanan kedua Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji II ... 47 Gambar 3.29 Model pembebanan ketiga Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji II ... 48 Gambar 3.30 Model pembebanan pertama Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji III ... 50 Gambar 3.31 Model pembebanan kedua Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji III ... 51 Gambar 3.32 Model pembebanan ketiga Mesh 2 x 2 x 2

untuk benda uji III ... 52 Gambar 3.33 Parameter benda uji I ... 54 Gambar 3.34 Model pembebanan pertama Mesh 15 x 1 x 1

untuk benda uji I ... 55 Gambar 3.35 Model pembebanan kedua Mesh 15 x 1 x 1

untuk benda uji I ... 56 Gambar 3.36 Model pembebanan ketiga Mesh 15 x 1 x 1

untuk benda uji I ... 56 Gambar 3.37 Parameter benda uji II ... 58


(9)

Gambar 3.38 Model pembebanan pertama Mesh 15 x 1 x 1

untuk benda uji II ... 59

Gambar 3.39 Model pembebanan kedua Mesh 15 x 1 x 1 untuk benda uji II ... 60

Gambar 3.40 Model pembebanan ketiga Mesh 15 x 1 x 1 untuk benda uji II ... 60

Gambar 3.41 Parameter benda uji III ... 62

Gambar 3.42 Model pembebanan pertama Mesh 15 x 1 x 1 untuk benda uji III ... 63

Gambar 3.43 Model pembebanan kedua Mesh 15 x 1 x 1 untuk benda uji III ... 64

Gambar 3.44 Model pembebanan ketiga Mesh 15 x 1 x 1 untuk benda uji III ... 65

Gambar 4.1 Benda uji Kubus model pembebanan pertama ……...…………. 69

Gambar 4.2 Benda uji Kubus model pembebanan kedua ………...…… 70

Gambar 4.3 Benda uji Kubus model pembebanan ketiga ………...…… 71

Gambar 4.4 Benda uji Silinder model pembebanan pertama ………...…….. 72

Gambar 4.5 Benda uji Silinder model pembebanan kedua …………...……. 73

Gambar 4.6 Benda uji Silinder model pembebanan ketiga ………...…. 74

Gambar 4.7 Benda uji kubus dengan model beban 1 ………...….. 75

Gambar 4.8 Benda uji kubus dengan model beban 2 ………... 75

Gambar 4.9 Benda uji kubus dengan model beban 3 ………...……. 76

Gambar 4.10 Benda uji Silinder dengan division anggular 15, model beban 1 ………....….… 76


(10)

Gambar 4.11 Benda uji Silinder dengan division anggular 15,

model beban 2 ………...… 77

Gambar 4.12 Benda uji Silinder dengan division anggular 15, model beban 3 ………...…… 77

Gambar 4.13 Benda uji Silinder dengan division anggular 20, model beban 1 ………...… 78

Gambar 4.14 Benda uji Silinder dengan division anggular 20, model beban 2 ………...… 78

Gambar 4.15 Benda uji Silinder dengan division anggular 20, model beban 3 ………...… 79

Gambar 4.16 Benda uji Silinder dengan division anggular 30, model beban 1 ………...… 79

Gambar 4.17 Benda uji Silinder dengan division anggular 30, model beban 2 ………...… 80

Gambar 4.18 Benda uji Silinder dengan division anggular 30, model beban 3 ………...… 80

Gambar 4.19 Mesh 2 x 2 x 2 ………... 82

Gambar 4.20 Mesh 3 x 3 x 3 ………...… 82

Gambar 4.21 Mesh 4 x 4 x 4 ……….…....…… 83

Gambar 4.22 Mesh 5 x 5 x 5 ………...… 83

Gambar 4.23 Mesh 10 x 10 x 10 ……….…..…… 84

Gambar 4.24 Mesh 15 x 15 x 15 ………....…... 84

Gambar 4.25 Mesh 20 x 20 x 20 ………....…... 85


(11)

Gambar 4.27 Mesh 15 x 1 x 1 ... 86

Gambar 4.28 Mesh 15 x 5 x 5 ... 86

Gambar 4.29 Mesh 15 x 10 x 10 ... 87

Gambar 4.30 Mesh 15 x 20 x 20 ... 87

Gambar 4.31 Mesh 20 x 1 x 1 ... 88

Gambar 4.32 Mesh 20 x 5 x 5 ... 88

Gambar 4.33 Mesh 20 x 10 x 10 ... 89

Gambar 4.34 Mesh 20 x 20 x 20 ... 89

Gambar 4.35 Mesh 30 x1 x 1 ... 90

Gambar 4.36 Mesh 30 x 5 x 5 ... 90

Gambar 4.37 Mesh 30 x 10 x 10 ... 91


(12)

DAFTAR NOTASI

L = Luas permukaan kubus/silinder (mm2)

σ = Tegangan hancur (N/mm2) Ptot = Besar beban (Kg)

n = Jumlah titik nodal permukaan s = Jumlah area permukaan


(13)

Lampiran 95


(14)

Lampiran 96

TABLE: Element Stresses - Solids Solid Joint OutputCase S33

Text Text Text Kgf/cm2

1 1 JA1 -191,18

1 2 JA1 -179,95

1 3 JA1 -179,95

1 4 JA1 -165,1

1 5 JA1 -192,25

1 6 JA1 -179,95

1 7 JA1 -179,95

1 8 JA1 -164,04

2 5 JA1 -418,17

2 6 JA1 -128,23

2 7 JA1 -128,23

2 8 JA1 -41,48

2 9 JA1 -409,22

2 10 JA1 -128,23

2 11 JA1 -128,23

2 12 JA1 -50,43

3 3 JA1 -179,95

3 4 JA1 -165,1

3 13 JA1 -191,18

3 14 JA1 -179,95

3 7 JA1 -179,95

3 8 JA1 -164,04

3 15 JA1 -192,25

3 16 JA1 -179,95

4 7 JA1 -128,23

4 8 JA1 -41,48

4 15 JA1 -418,17

4 16 JA1 -128,23

4 11 JA1 -128,23

4 12 JA1 -50,43

4 17 JA1 -409,22

4 18 JA1 -128,23

5 2 JA1 -179,95

5 19 JA1 -191,18

5 4 JA1 -165,1

5 20 JA1 -179,95

5 6 JA1 -179,95

5 21 JA1 -192,25

5 8 JA1 -164,04

5 22 JA1 -179,95

6 6 JA1 -128,23

6 21 JA1 -418,17

6 8 JA1 -41,48

6 22 JA1 -128,23


(15)

Lampiran 97

6 23 JA1 -409,22

6 12 JA1 -50,43

6 24 JA1 -128,23

7 4 JA1 -165,1

7 20 JA1 -179,95

7 14 JA1 -179,95

7 25 JA1 -191,18

7 8 JA1 -164,04

7 22 JA1 -179,95

7 16 JA1 -179,95

7 26 JA1 -192,25

8 8 JA1 -41,48

8 22 JA1 -128,23

8 16 JA1 -128,23

8 26 JA1 -418,17

8 12 JA1 -50,43

8 24 JA1 -128,23

8 18 JA1 -128,23

8 27 JA1 -409,22

TABLE: Element Stresses - Solids Solid Joint OutputCase S33

Text Text Text Kgf/cm2

1 1 JA2 -410,17

1 2 JA2 -387,68

1 3 JA2 -387,68

1 4 JA2 -364,56

1 5 JA2 -410,11

1 6 JA2 -387,68

1 7 JA2 -387,68

1 8 JA2 -364,61

2 5 JA2 -358,47

2 6 JA2 -387,72

2 7 JA2 -387,72

2 8 JA2 -416,1

2 9 JA2 -359,16

2 10 JA2 -387,72

2 11 JA2 -387,72

2 12 JA2 -415,41

3 3 JA2 -387,68

3 4 JA2 -364,56

3 13 JA2 -410,17

3 14 JA2 -387,68

3 7 JA2 -387,68

3 8 JA2 -364,61

3 15 JA2 -410,11

3 16 JA2 -387,68


(16)

Lampiran 98

4 15 JA2 -358,47

4 16 JA2 -387,72

4 11 JA2 -387,72

4 12 JA2 -415,41

4 17 JA2 -359,16

4 18 JA2 -387,72

5 2 JA2 -387,68

5 19 JA2 -410,17

5 4 JA2 -364,56

5 20 JA2 -387,68

5 6 JA2 -387,68

5 21 JA2 -410,11

5 8 JA2 -364,61

5 22 JA2 -387,68

6 6 JA2 -387,72

6 21 JA2 -358,47

6 8 JA2 -416,1

6 22 JA2 -387,72

6 10 JA2 -387,72

6 23 JA2 -359,16

6 12 JA2 -415,41

6 24 JA2 -387,72

7 4 JA2 -364,56

7 20 JA2 -387,68

7 14 JA2 -387,68

7 25 JA2 -410,17

7 8 JA2 -364,61

7 22 JA2 -387,68

7 16 JA2 -387,68

7 26 JA2 -410,11

8 8 JA2 -416,1

8 22 JA2 -387,72

8 16 JA2 -387,72

8 26 JA2 -358,47

8 12 JA2 -415,41

8 24 JA2 -387,72

8 18 JA2 -387,72

8 27 JA2 -359,16

TABLE: Element Stresses - Solids Solid Joint OutputCase S33

Text Text Text Kgf/cm2

1 1 JA3 -410,17

1 2 JA3 -387,68

1 3 JA3 -387,68

1 4 JA3 -364,56

1 5 JA3 -410,12

1 6 JA3 -387,68


(17)

Lampiran 99

1 8 JA3 -364,61

2 5 JA3 -358,48

2 6 JA3 -387,71

2 7 JA3 -387,71

2 8 JA3 -416,1

2 9 JA3 -359,17

2 10 JA3 -387,71

2 11 JA3 -387,71

2 12 JA3 -415,41

3 3 JA3 -387,68

3 4 JA3 -364,56

3 13 JA3 -410,17

3 14 JA3 -387,68

3 7 JA3 -387,68

3 8 JA3 -364,61

3 15 JA3 -410,12

3 16 JA3 -387,68

4 7 JA3 -387,71

4 8 JA3 -416,1

4 15 JA3 -358,48

4 16 JA3 -387,71

4 11 JA3 -387,71

4 12 JA3 -415,41

4 17 JA3 -359,17

4 18 JA3 -387,71

5 2 JA3 -387,68

5 19 JA3 -410,17

5 4 JA3 -364,56

5 20 JA3 -387,68

5 6 JA3 -387,68

5 21 JA3 -410,12

5 8 JA3 -364,61

5 22 JA3 -387,68

6 6 JA3 -387,71

6 21 JA3 -358,48

6 8 JA3 -416,1

6 22 JA3 -387,71

6 10 JA3 -387,71

6 23 JA3 -359,17

6 12 JA3 -415,41

6 24 JA3 -387,71

7 4 JA3 -364,56

7 20 JA3 -387,68

7 14 JA3 -387,68

7 25 JA3 -410,17

7 8 JA3 -364,61

7 22 JA3 -387,68

7 16 JA3 -387,68


(18)

Lampiran 100

8 22 JA3 -387,71

8 16 JA3 -387,71

8 26 JA3 -358,48

8 12 JA3 -415,41

8 24 JA3 -387,71

8 18 JA3 -387,71

8 27 JA3 -359,17


(19)

Lampiran 101

Tampak Samping silinder


(20)

Lampiran 102

Tampak depan Kubus


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat dalam dua dasawarsa terakhir ini, baik dalam perangkat keras komputer yang semakin canggih, yang mempercepat proses pengolahan data, tingkat ketelitian dan keakuratan komputer dalam menjawab problem–problem dalam bidang numerik maupun dalam bidang non-numerik. Hal ini menjadikan komputer sebagai alat bantu yang menakjubkan dalam menyelesaikan problem–problem tersebut dan menjadikan komputer hingga saat ini banyak diperlukan berbagai kalangan dalam menjawab kubutuhan di berbagai sektor, salah satunya dalam bidang Teknik Sipil.


(22)

2

Perkembangan software–software dalam bidang Teknik Sipil, untuk

mempermudah analisis perhitungan memberikan keuntungan bagi praktisi Teknik Sipil dalam mengerjakan perencanaan bangunan yang lebih baik. Pemahaman yang baik terhadap penggunaan software tersebut sangat diperlukan sehingga dapat mengurangi kesalahan input dan pemodelan yang dapat menyebabkan hasil desain yang tidak akurat.

Dengan perkembangan teknologi komputer tersebut, maka diperlukan penelitian/studi yang terus–menerus dalam menemukan model untuk mendapatkan keadaan hasil yang sesungguhnya atau model yang dapat mewakili keadaan sesungguhnya dan hasilnya dapat diimplementasikan dengan lebih baik dalam perencanaan. Kondisi tersebut memberikan pemahaman bahwa perlunya dibuat suatu studi permodelan dengan menggunakan software komputer yang sudah ada, serta membuktikan bahwa hasil pemodelan yang dibuat adalah benar dan mendekati hasil yang sesungguhnya.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Membuat berbagai tipe model benda uji kubus dan silinder dengan menggunakan software.

2. Menganalisis tegangan yang terjadi pada berbagai model kubus dan silinder yang dibuat.

3. Membandingkan besarnya tegangan yang terjadi dengan hasil uji beban laboratorium.


(23)

3

1.3. Pembatasan Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya pembatasan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Software yang digunakan adalah SAP2000

2. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm dan silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dan garis tengah 15 cm.

1.4. Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Studi penelitian dengan menggunakan software komputer di laboratorium komputer.

2. Studi pustaka.

1.5. Sistematika penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan tugas akhir yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.


(24)

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang Finite element method (FEM), dasar–dasar penggunaan Software pada Finite element method dan pemodelan solid element pada software SAP2000

BAB III. STUDI KASUS

Persiapan studi kasus berisi tentang pembuatan model benda uji kubus dan silinder dengan menggunakan software SAP2000.

BAB IV. ANALISIS DATA

Analisis ini berisi tentang perbandingan hasil analisis manual dengan hasil analisis dari software SAP2000, serta untuk mendapatkan besarnya tegangan dari hasil pengujian Laboratorium.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penulisan ini.


(25)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Jenis tumpuan sendi atau jepit tidak mempengaruhi dari hasil analisis

software.

2. Dari hasil analisis software, ketiga model pembebanan tersebut, model pembebanan kedua dan ketiga merupakan model pembebanan yang mendekati keadaan sesungguhnya, disarankan menggunakan model pembebanan ketiga karena pada software disediakan fasilitas untuk mempermudah perhitungan analisis yang dimasukkan ke software komputer.

3. Ukuran mesh semakin kecil berarti tegangannya semakin spesifik, nilai tegangannya semakin besar.


(26)

93

5.2 Saran

1. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya di amati hanya satu titik tertentu dan besar bebannya konstanta pada model benda uji untuk menganalisis karateristik tegangan yang terjadi, besaran tegangan yang lainnya juga diamati.

2. Penelitian ini sebaiknya di uji di Laboratorium terlebih dahulu dengan menggunakan STRAIN GAUGE untuk mendapatkan tegangan pada titik yang diamati dilaboratorium dan baru dimasukkan hasil software.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. Edward L. Wilson, (2002), Manual SAP2000 Version 9.03, CSI, Barkeley, california, USA.

2. Eric B. Becker, Graham F. Carey, J.Tinsley Oden, (1985) Elemen–

Elemen Hingga, terjemahan Srijatno Wirjosoedirdjo Ph.D., Penerbit

Erlangga, Bandung.

3. E. P. Popov. (1983), Mekanika Teknik, Versi Indonesia, Penerbit Erlangga, Bandung.

4. Istimawan Dipohusodo, (1999), Sruktur beton bertulang, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

5. Robert D.Cook, David S. Malkus, Michael E. Plesha, Robert J. Witt, (1995), Concepts and applications of finite element analysis, Fourth edition, USA.

6. Tri Mulyono, Ir., MT., (2005), Teknologi Beton, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta.

7. Winarni Hadipratomo, Ir., Paulus P. Raharjo, Ir., MSCE., (1996),

Penggenalan metode element hingga pada Teknik Sipil, Nova,

Bandung.

8. Wiryanto Dewobroto, (2004), Aplikasi rekayasa kontruksi dengan


(1)

2

Perkembangan software–software dalam bidang Teknik Sipil, untuk mempermudah analisis perhitungan memberikan keuntungan bagi praktisi Teknik Sipil dalam mengerjakan perencanaan bangunan yang lebih baik. Pemahaman yang baik terhadap penggunaan software tersebut sangat diperlukan sehingga dapat mengurangi kesalahan input dan pemodelan yang dapat menyebabkan hasil desain yang tidak akurat.

Dengan perkembangan teknologi komputer tersebut, maka diperlukan penelitian/studi yang terus–menerus dalam menemukan model untuk mendapatkan keadaan hasil yang sesungguhnya atau model yang dapat mewakili keadaan sesungguhnya dan hasilnya dapat diimplementasikan dengan lebih baik dalam perencanaan. Kondisi tersebut memberikan pemahaman bahwa perlunya dibuat suatu studi permodelan dengan menggunakan software komputer yang sudah ada, serta membuktikan bahwa hasil pemodelan yang dibuat adalah benar dan mendekati hasil yang sesungguhnya.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Membuat berbagai tipe model benda uji kubus dan silinder dengan menggunakan software.

2. Menganalisis tegangan yang terjadi pada berbagai model kubus dan silinder yang dibuat.

3. Membandingkan besarnya tegangan yang terjadi dengan hasil uji beban laboratorium.


(2)

1.3. Pembatasan Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan yang akan dikaji, maka perlu adanya pembatasan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Software yang digunakan adalah SAP2000

2. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm dan silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dan garis tengah 15 cm.

1.4. Metodologi

Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Studi penelitian dengan menggunakan software komputer di laboratorium komputer.

2. Studi pustaka.

1.5. Sistematika penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan tugas akhir yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.


(3)

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang Finite element method (FEM), dasar–dasar penggunaan Software pada Finite element method dan pemodelan solid element pada software SAP2000

BAB III. STUDI KASUS

Persiapan studi kasus berisi tentang pembuatan model benda uji kubus dan silinder dengan menggunakan software SAP2000.

BAB IV. ANALISIS DATA

Analisis ini berisi tentang perbandingan hasil analisis manual dengan hasil analisis dari software SAP2000, serta untuk mendapatkan besarnya tegangan dari hasil pengujian Laboratorium.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penulisan ini.


(4)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Jenis tumpuan sendi atau jepit tidak mempengaruhi dari hasil analisis software.

2. Dari hasil analisis software, ketiga model pembebanan tersebut, model pembebanan kedua dan ketiga merupakan model pembebanan yang mendekati keadaan sesungguhnya, disarankan menggunakan model pembebanan ketiga karena pada software disediakan fasilitas untuk mempermudah perhitungan analisis yang dimasukkan ke software komputer.

3. Ukuran mesh semakin kecil berarti tegangannya semakin spesifik, nilai tegangannya semakin besar.


(5)

93

5.2 Saran

1. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya di amati hanya satu titik tertentu dan besar bebannya konstanta pada model benda uji untuk menganalisis karateristik tegangan yang terjadi, besaran tegangan yang lainnya juga diamati.

2. Penelitian ini sebaiknya di uji di Laboratorium terlebih dahulu dengan menggunakan STRAIN GAUGE untuk mendapatkan tegangan pada titik yang diamati dilaboratorium dan baru dimasukkan hasil software.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Edward L. Wilson, (2002), Manual SAP2000 Version 9.03, CSI, Barkeley, california, USA.

2. Eric B. Becker, Graham F. Carey, J.Tinsley Oden, (1985) Elemen–

Elemen Hingga, terjemahan Srijatno Wirjosoedirdjo Ph.D., Penerbit

Erlangga, Bandung.

3. E. P. Popov. (1983), Mekanika Teknik, Versi Indonesia, Penerbit Erlangga, Bandung.

4. Istimawan Dipohusodo, (1999), Sruktur beton bertulang, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

5. Robert D.Cook, David S. Malkus, Michael E. Plesha, Robert J. Witt, (1995), Concepts and applications of finite element analysis, Fourth edition, USA.

6. Tri Mulyono, Ir., MT., (2005), Teknologi Beton, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta.

7. Winarni Hadipratomo, Ir., Paulus P. Raharjo, Ir., MSCE., (1996),

Penggenalan metode element hingga pada Teknik Sipil, Nova,

Bandung.

8. Wiryanto Dewobroto, (2004), Aplikasi rekayasa kontruksi dengan

SAP200, PT. Elex media komputindo, Jakarta.

Universitas Kristen Maranatha