INTEGRITAS KPU KABUPATEN HALMAHERA SELAT

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

INTEGRITAS KPU
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN
TERHADAP PELAKSANAAN PILKADA TAHUN 2015
M. Zen A. Karim 1
Marno Wance2
Jusan Thaib3

Abstract

This research was conducted in South Halmahera Regency at the General
Election Commission office. The results of research revealed that: First, the
process of electing the Regent and vice Regent 2015 held by the General
Election Commission of South Halmahera Regency had not been in
accordance with the expectations. It was found thatthe organizers of the
General Election Commision of South Halmahera Regency were not fully
capable yet in performing their duties, authorities and obligations correctly
based on the applicable procedures. Second, the organizers of the General
Election Commision of South Halmahera Regency were also lack of specific
regulatory role on integrity as well as transparency and credibility as

benchmarks in improving the quality of official apparatus. Third, the lack of
open access to information of elections to the public was also an issue to find
out in this research. When open access to information is needed to ensure that
all activities and decisions in the institution are conducted in a transparent and
accountable manner, they still did not apply it. Therefore, this research
suggests that: Firstly, in selecting and recruiting the official apparatus of
General Election Commission of South Halmahera, General Election
Commission of North Maluku should be more detail in tracking the candidates’
record and background. Secondly, it is necessary to socialize and increase the
understanding to the apparatus of General Election Commission of South
Halmahera Regency about their duty, authority and obligation.
Keywords: Integrity, General Election Commission of South Halmahera
....................Regency, Regional General Election.

1

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UMMU, Ternate
Ibid
3
Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik FISIP UMMU, Ternate

2

56

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

Provinsi
Maluku
Utara
untuk
mengeluarkan surat rekomendasi
Nomor
263/Bawaslu-MU/2015.
Adapun isi rekomendasi tersebut
terdapat tiga poin penting antara lain
:Pertama, memerintahkan kepada
KPU Provinsi Maluku Utara untuk
membatalkan Surat Keputusan KPU
Halmahera
Selatan

tentang
rekapitulasi
hasil
penghitungan
perolehan suara khususnya di
Kecamatan
Bacan.
Kedua,
melaksanakan
rekapitulasi
penghtungan perolehan suara ulang
secara
berjenjang.
Ketiga,
melaksanakan
rekapitulasi
penghitungan
perolehan
suara
sesuai

dengan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(Laporan Bawaslu Provinsi Maluku
Utara tahun 2015).
Sebenarnya, secara prosedur
sudah sangat jelas mekanisme/tata
cara penghitungan perolehan suara
hasil
pemilihan
Kepala
Daerah/Wakil
Kepala
Daerah
sebagaimana
diatur
dalam
peraturan KPU. Namun, Pada
proesnya
tidak

sepenuhnya
dilakukan aparatur KPU Kabupaten
Halmahera Selatan pada saat pleno
rekapitulasi perolehan suara hasil
pemilihan ditingkat KPU Kabupaten.
Mestinya,
KPU
Kabupaten
Halmahera
Selatan
dalam
melaksanakan rekapitulasi suara
harus sesuai dengan salinan Berita
Acara sebagaimana tertuang dalam
“Model DA1 dan Model C1-KWK
serta C2 Plano”, yang diterima dari
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)
di wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan. Adapun hasil rekapitulasi
penghitungan perolehan suara hasil

pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan

PENDAHULUAN

S

ejalan

dengan

pelaksanaan pemilihan Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan tahun 2015 pada tanggal 16

desember
2015
KPU
(KPU)
melaksanakan
rekapitulasi
penghitungan perolehan suara dan
berahir pada tanggal 18 desember
tahun 2015. KPU menetapkan Surat
Keputusan (SK) KPU Kabupaten
Halamahera Selatan Nomor: 34/
KPTS/KPU-HS/029. 436327/2015.
tentang
penetapan
rekapitulasi
hasil penghitungan perolehan suara
hasil pemilihan Bupati/Wakil Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan

dengan ini menetapkan, pasangan
calon nomor urut 1 (Satu) Hi. Amin
AhmadS.Ip. M.M/Jaya Lamusu SP.
Memperoleh suara sebanyak :
43.017 suara, dengan hasil tersebut
diatas menempatak pasangan calon
dengan perolehan suara terbanyak
dalam Pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan tahun 2015. (Opini Malut
Post. 22 Desember. 2015). Namun,
Surat Keputusan (SK) dinilai cacat
hukum. Hal ini
memunculkan
banyak dugaan, seperti pada proses
dan tahapan yang ditempuh oleh
KPU Kabupaten Halmahera Selatan

menuai banyak
pelenggaran
seperti, manipulasi angka perolehan
suara
dan
praktek
intimidasi
terhadap
sebagian
peserta
pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halamhera
Selatan
tahun 2015 (Pasangan Calon),
berdasarkan proses tersebut diatas.
Atas
dasar

prosesnya
yang
bermuatan
pelanggaran
itulah
menjadi
dasar
bagi
Bawaslu
57

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan
dan kejujuran. Maka integritas fokus
pada
tingkat
pencapaian
organisasi/kelembagaan KPU harus

menempatkan nilai-nilai integritas
sebagai
dasar
kelembagaan
disamping
nilai
mandiri
dan
profesional.

tahun 2015 dengan presentase
suara masing-masing pasangan
calon sebagai berikut : Pasangan
Calon Nomor urut 1 (Satu) Hi. Amin
/Jaya Lamusu memperoleh 40.891
(Empat Puluh Ribu Delapan Ratus
Sembilan Puluh Satu) Suara.
Pasangan Calon Nomor urut 2
(Dua) Ponsen Sarfa ST/Saggaf Hi.
Taha memperoleh 23.295 (Dua
Puluh Tiga Ribu Dua Ratus
Sembilan Puluh Lima) Suara.
Pasangan Calon Nomor urut 3
(Tiga) Rusihan Djafar SPd/Drs.
Paulus
Benny
Parengkuan
memperoleh 10.378 (Sepuluh Ribu
Tiga Ratus Tujuh Puluh Delapan)
Suara. Pasangan Calon Nomor urut
4 (Empat) Bahrain Kasuba/Iswan
Hasjim ST. memperoleh 43.144
(Empat Puluh Tiga Ribu Seratus
Empat Puluh Empat) Suara. (Data
Form C1dan C2 Plano Panwaslu
Halmahera Selatan tahun 2015).
Namun,
data
panwaslu
Kabupaten
Halmahera
Selatan
tersebut berbeda dengan data hasil
pleno rekapitulasi suara oleh KPU
Kabupaten
Halmahera
Selatan
sehingga menimbulkan problem
yang mendasar pada saat pleno
rekapitulasi
ditingkat
KPU
Kabupaten Halmahera Selatan.
Karenanya, menarik untuk digali
lebih lanjut mengenai apakah
aparatur
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan menjalankan
tugas, wewenang dan, kewajiban
sebagai
penyelengga
teknis
pemilihan umum sudah memenuhi
prinsip
integritas
sebagaimana
mestinya dalam sistem demokrasi
lokal. Secara sederhana Integritas
diartikan sebagai sebuah mutu,sifat
atau keadaan yang memnunjukan
kesatuan yang utuh sehingga

Jenis Penelitian
Jenis
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
penelitian Deskriptif kualitatif yaitu
ada beberapa definisi mengenai
pendekatan ini, Bogdan dan Taylor (
dalam Moeleong: 2011: 4 )
menjelaskan bahwa metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang
dapat di amati. di mana metode
yang di gunakan menekankan pada
proses penelusuran data/informasi
hingga di rasakan telah cukup di
gunakan untuk membuat suatu
interpretasi
Jenis Data
1. Data Primer
Sumber data primer yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber
data yang di peroleh secara
langsung
dengan
metode
wawancara dari responden yaitu
KPU, Panwaslu dan Panwascam
Kabupaten Halmahera selatan dan
KPU dan Bawaslu Provinsi Maluku
Utara
Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini ada tiga
metode analisis data yang menjadi
acuan dalam penulisan berdasarkan
pada pendapat Hubermas dalam
58

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

tata cara yang diatur bersama yang
mengacu
pada
peraturan
perundang-undangan. Seperti, tata
cara yang disepakati bersama tidak
sepenuhnya ditempuh oleh aparatur
KPU
Kabupaten
Halmahera
Selatan.
Untuk mengetahui hal tersebut
maka,
peneliti
mengajukan
beberapa
pertanyaan
kepada
Komisioner
KPU
Kabupaten
Halmahera
Selatan
sekarang
nonaktif. (Bapak Faris Hi. Madan
S.Pd. M.Pd) berkaitan dengan tata
cara
dan
mekanisme
dalam
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara sudah efektif dilasanakan.
Beliau mengatakan :
‘’prosedur/tata cara adalah salah
satu mekanisme dan rangkaian
dalam
tahapan
rekapitulasi
enghitungan perolehan suara hasil
pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan
tahun 2015 yang dijadikan dasar
hukum pada rapat pleno rekapitulasi
penghitungan perolehan suara hasil
pemilihan yang disepakati bersama
oleh KPU, Panitia Pengawas
Pemilihan
Umum
Kabupaten
Halmahera Selatan, dan saksi
masing-masing perserta pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
(pasangan
calon). Adapun tata cara pleno itu
seperti, mekanisme rekapitulasi
penghitungan perolehan suara hasil
pemilihan sebagaimana dibacakan
oleh masing-masing ketua Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) secara
berurutan di wilayah kerja masingmasing dan selanjutnya akan
disahkan oleh KPU, apabila dalam
proses telah terjadi problem seperti,
perbedaan angka perolehan suara.
Maka, keberatan yang diajukan oleh
masing-masing saksi pasangan

Mukhtar (2013: 135) bahwa analisis
data deskripti kualitatif mencakup
reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Sehingga
analisis
data
adalah
mengelompokan, membuat sesuai
urutan,
memanipulasi
serta
menyingkat data sehinggah mudah
untuk di baca. Hal ini berkaitan
dengan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk
menentukan bagian dan hubungan
antar bagian .
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Itegritas
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan Terhadap
Pelaksanaan Pilkada Tahun
2015.
Apabila tata cara pada proses
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara sudah ditempuh oleh aparatur
KPU, Panitia Pengawas Pemilihan
Umum
Kabupaten
Halmahera
Selatan serta saksi masing-masing
peserta pemilihan umum (Pasangan
Calon) sesuai dengan tata cara
yang disepakati bersama. Maka,
proses dan rangkaian rapat pleno
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara
akan
dilanjutkan
pada
penandatanganan “Berita Acara
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara’’,
oleh
KPU,
Panitia
Pengawas
Pemilihan
Umum
Kabupaten Halmahera Selatan serta
saksi peserta pemilihan umum
(Pasangan Calon), maka rangkaian
pada proses ini dianggap sah dan
memiliki kekuatan hukum tetap.
Pada tahapan rekapitulasi
penghitungan
perolehan
suara
ditingkat
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan rangkaian serta
proses pada tahapan ini berjalan
tidak sesuai dengan mekanisme dan
59

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

calon
dan
panitia
pengawas
pemilihan umum harus diproses
seketika apabila terjadi probelm
tersebut, baru kemudian secara
administrasi selanjutnya diserahkan
kepada
pihak
yang
merasa
keberatan agar mengisi formulir
keberatan dan akan diproses
sebagai bukti secara administrasi.
(Wawancara tanggal 21 Desember
2016).
Namun, terdapat alur yang
tidak ditempuh oleh aparatur KPU
seperti, keberatan saksi peserta
pemilu (Pasangan Calon) pada saat
rekapitulasi dilaksanakan, telah
terjadi perbedaan angka perolehan
suara namun tidak dilakukan
penyandingan data terlebih dahulu
oleh
sebagian
aparatur
KPU
Kabupaten Halmahera Selatan.
Secara jelasapabila, terjadi prosedur
yang kurang jelas kaitan dengan
selisih hasil penghitungan perolehan
suara oleh peserta rapat pleno
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara. Maka, wajib hukumnya
pimpinan rapat pleno yakni aparatur
KPU Kabupaten Halmahera Selatan
harus mengakomodir keberatan
saksi peserta pemilihan umum yang
mengajukan
keberatan
terkait
dengan selisih hasil perolehan suara
sebelum melakukuan pengesahan
hasil
repaitulasi
penghitungan
perolehan suara ..
a. Kejelasan
Untuk
mengetahui
pada
prosesnya apakah benar tidak
terjadi perbedan angka perolehan
suara ditingkat Panitia Pemilihan
Kecamatan Bacan dan masingmasing saksi pasangan calon
maka,
peneliti
melakukan
wawancara
dan
mengajukan
beberapa pertanyaan kepada ketua

Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kecamatan
Bacan
(
Bapak
Sudirman Adam S.Sos) yang
mengatakan :
“Rekapitulasi
penghitungan
perolehan suara pada tingkat
Panitia Pemilihan Kecamatan Bacan
sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku,
dan tidak ada problem/perbedaan
angka perolehan suara yang beratri
baik
dari
Panitia
Pemilihan
Kecamatan,
Panitia
Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan Bacan
serta saksi masing-masing peserta
pemilihan umum (pasangan calon).
Secara
prosedur
berkaitan
dokumen/data-data
angka
perolehan suara itu sudah cukup
jelas sebagaimana, tertuang dalam
Berita Acara Model C1 dan Model
DA1-KWK yang dimiliki masingmasing peserta rapat pleno. Baik
Panitia
Pemilihan
Kecamatan,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kecamatan Bacan serta saksi
masing-masing peserta pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
khusunya
Kecamatan
Bacan.
Berkaitan
dengan perubahan angka perolehan
suara di PPK Kecamatan Bacan itu
terjadi pada tahapan selanjutnya
yakni, KPU Kabupaten Halmahera
Selatan. Proses perubahan tersebut
diketahui pada
rapat pleno
rekapitulasi penghitungan perolehan
suara pada tingkat KPU Kabupaten,
dan itu bukan lagi menjadi
kewenagan
penyelenggara
pemilihan umum ditingkat bawah
dalam hal ini Panitia Pemilihan
Kecamatan khusunya Kecamatan
Bacan. (Wawancara tanggal 23
Desember 2016).

60

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan Bacan
sebagimana diatas telah diketahui
ternyata, rekapitulasi penghitungan
perolehan suara pada Panitia
Pemilihan Kecamatan Bacan sudah
sesuai dengan perosdur dan
peraturan
perundang-undangan
yang berlaku. Tetapi problem
tersebut terjadi pada rekapitulasi
penghitungan
perolehan
suara
ditingkat
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan dimana terdapat
perubahan angka perolehan suara
khususnya pada Panitia Pemilihan
Kecamatan
Bacan.
Adapun
presentase perolehan suara hasil
pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten Halamahera Selatan
tahun 2015 pada Panitia Pemilihan
Kecamatan Bacan berdasarkan data
Form C1 dan DA1 KWK PPK
Kecamatan Bacan.
Tabel 1 Perolehan
Kecamatan Bacan

Suara

di

No.
Urut
Paslon
1

2

3

4

Nama
Jumlah
pasangan
Perolehan Batas Waktu
Calon
Suara
H.
Amin
Ahmad/Jaya 3.392
Suara Sah
Lamusu
H. Ponsen
Sarfa, S.T/ 2.222
Suara Sah
Saggaf
Suara
Taha
Rusihan
Djafar S.P/ 825
Suara Sah
Paulus
Suara
Benny
Bahrain
Kasuba/Isw
3.409
Suara Sah
an
Hasjim
Suara
S.TR
9.840
Jumlah
Total Suara
Suara
Sumber: KPU Provinsi Malut, 2016

61

Dengan demikian berdasarkan data
hasil penghitungan perolehan suara
PPK Kecamatan Bacan pada
pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halamhera
Selatan
tahun 2015 yang ditetapkan melelui
rapat pleno terbuka rekapitulasi
penghitungan
perolehan
suara
sebagaimana dimenangkan oleh
pasangan calon Nomor urut 4
(Empat) Bahrain Kasuba/Iswan
Hasjim ST. Dengan perolehan suara
sebanyak 3401 (Tiga Ribu Empat
Ratus Satu). Namun, pada tahapan
selanjutnya yakni KPU Kabupaten
telah terjadi perubahan angka
perolehan suara yang signifikan
sehingga suara tebanyak diperoleh
dari pasangan calon Nomor urut 1
(Satu) Hi Amin Ahmad SIP/Jaya
Lamusu SP. Dengan presentase
suara menjadi 5518 (Lima Ribu
Lima Ratus Delapan Belas).
b. Prinsip Rahasia
Sebagai
lembaga
teknis
penyelenggaraan pemilihan umum,
sebagai suatu keharusan yang
penting untuk diperhatikan dalam
setiap keputusan demi menjaga sifat
kerahasian secara kelembagaan.
Namun, hal ini tidak diabaikan oleh
aparatur
KPU
Kabupaten
Halamahera
Selatan
dalam
menjalankan tugas, wewenang dan,
kewajiban sebagai penyelenggara
teknis pemilihan umum. Artinya,
kebutuhan akan asas rahasia ini
tidak
diimplementasikan
pada
koridornya
oleh
aparatur
penyelenggaran pemilihan umum
khususnya
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan. Padahal secara
prosedur bahwa sebagian besar
tugas, wewenang dan, kewajiban
berada
pada
lembaga
penyelenggaran teknis yakni Komisi

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

Berdasarkan hasil wawncara
Pemiliha Umum secara kualitas dan
diatas
ditemukan
berbagai
kuantitas.
pelenggaran
pemilihan
umum.
Untuk mengetahui secara
seperti, pelanggaran adminisntrasi,
pasti asas rahasia sebagai prinsip
Pidana,
dan
kode
etik
dasar
kekembagaan
penyelenggara pemilihan umum
penyelenggaraan pemilihan umum
yang dilanggar oleh aparatur KPU
yang harus diimplementasikan pada
Kabupaten Halmahera Selatan,
tataran prakteknya. Maka, peneliti
melakukan
wawancara
dengan
Tabel 2 Hasil Perolehan Suara
Komisioner
Bawaslu
Provinsi
Pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Maluku Utara (Bapak Asis Marsaoly
Kabupaten
Halmahera
Selatan
S.Ip) yang mengatakan:
Tahun 2015.
“Secara
jelas,
aparatur
No.
Nama
Jumlah
penyelenggara
pemilihan
pasangan Perolehan Batas Waktu
umum harus tetap berpegang Urut
Calon
Suara
teguh dan patuh terhadap Paslan
H.
Amin
asas-asas pemilihan umum
Ahmad
/ 40.891
yang langsung, umum, bebas, 1
Suara Sah
Jaya
Suara
rahsia serta jujur dan adil,
Lamusu
sebagai satu kesatuan dan
H. Ponsen
prinsip bagi setiap aparatur
Sarfa, S.T/ 23.295
Suara Sah
penyelenggara
pemilihan 2
Saggaf
Suara
umum demi agar terciptanya
Taha
pemilihan umum yang benarRusihan
Djafar S.P/ 10.378
benar demokratis. Bukan, 3
Suara Sah
Paulus
Suara
pemilihan umum yang secara
Benny
prosedural pada prosesnya
Bahrain
berbagai
asas
Kasuba/Isw
43.144
penyelenggaraan
pemilihan 4
Suara Sah
an
Hasjim
Suara
umum yang dilanggar oleh
S.TR
aparatur
KPU
Kabupaten
117.708
Total Suara
Jumlah
Halmahera Selatan seperti,
Suara
Sah
asas rahasia yang menjadi
Sumber: Bawaslu Provinsi Maluku
salah satu prinsip penting
Utara, 2015
demi menjaga keutuhan suara
c. Prinsip Independen
masyarakat. Hal ini menurut
Untuk mengetahui prinsip
Bawaslu bahwa asas rahasia
independen sudah sepenuhnya
menjadi terlanggar seperti
dijalankan oleh aparatur KPU dalam
terjadi
perubahan
angkamelaksanakan proses pemilihan
angka perolehan suara yang
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
sudah
tidak
menunjukan
Halmahera Selatan tahun 2015.
prinsip kerahasiaan pemilihan
Maka
peneliti
melakukuan
umum. (Wawancara tanggal
wawancara dengan Ketua Komisi
04 Januari 2017).
Pemilihan Provinsi Maluku Utara
(Bapak
Sahrani
Somadayo)

62

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

sebagai informan tambahan yang
mengatakan :
“ Tugas, wewenang, dan
kewajiban
penyelenggara
pemilihan umum yang sudah
diatur sedemikian jelas dalam
peraturan
perundangundangan pemilihan umum,
yang harus dijunjung tinggi
dan dipatuhi bagi setiap
aparatur
penyelenggara
pemilihan umum. berkaitan
dengan independensi aparatur
KPU
pada
pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten Halmahera Selatan
tahun 2015, pada proses serta
tahapan-tahapan
dan
keputusan-keputusan
yang
dikeluarakan
tidak sesuai
dengan
prosedur
dan
mekanisme yang berujung
pada Surat Keputusan yang
sarat dengan kecurangan dan
manipulasi perolehan suara
oleh aparatur KPU Kabupaten
Halmahera
Selatan.
(Wawancara
tanggal
14
Januari 2017).

Tabel 3 Hasil keputusan Mahkamah
Konstitusi
Perolehan
Suara
Pemilihan
Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan
Tahun 2015
No.
Urut
Paslan
1

2

3

4

Nama
Jumlah
Batas
pasangan
Perolehan
Waktu
Calon
Suara
H.
Amin
42.566
Ahmad/Jaya
Suara Sah
Suara
Lamusu
H.
Ponsen
23.000
Sarfa,
S.T/
Suara Sah
Suara
Saggaf Taha
Rusihan
10.291
Djafar
S.P/
Suara Sah
Suara
Paulus Benny
Bahrain
Kasuba/
42.609Su
Suara Sah
Iswan
ara
Hasjim S.TR
118.465
Total
Jumlah
Suara
Suara Sah
Sumber: Bawaslu Provinsi Maluku
Utara,2016

KESIMPULAN
1. Proses pemilihan dari sekian
tahapan
sudah bisa disebut
berjalan efektif.
Tetapi perlu
dibenahi
khusunya
pada
tahapan rekapitulasi suara hasil
pemilihan
yang
masih
menimbulkan rasa ketidak adilan
dari sebagaian pasangan calon
pasangan calon.
2. Aparatur
KPU
Kabupaten
Halmahera
Selatan
belum
mampu
menghadirkan
pemilihan Bupati/Wakil Bupati
Kabupaten Halmahera Selatan
tahun 2015 yang demokratis dan
berkeadilan berdasarkan pada
pilihan rakyat.
3. Sarana dan prasarana di
lembaga
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan belum cukup

Pada
prosesnya
berjalan
sedemikian rumit melalui berbagai
proses
hingga
berakhir
di
Mahkamah
Konstitusi
sebagai
lembaga yang berhak mengadili
perkara perselisihan hasil pemilihan
umum.
(PHPU).
Lebih
jelas
berkaitan dengan perolehan suara
sah hasil pemilihan Bupati/Wakil
Bupati
Kabupaten
Halmahera
Selatan tahun 2015 melalui Amar
Putusan
Mahkamah
Konstitusi
Nomor
1/PHP.BUP/XIV/2016.
Dengan presentase suara masingmasing pasangan calon sebagai
berikut :
63

KAWASA Volume VII Nomor 4 Oktober 2017

Sugiyono, Metodologi Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif. R&D.
Bandung.2008.
A.
Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945.
PKPU Nomor 11 Tahun 2015
Tentang tata cara Pleno
rekapitulasi suara.
Undang-Undang No 15 Tahun 2011
Tentang
Penyelenggara
Pemilihan Umum.
Undang-Undang No 08 Tahun 2015
Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, Walikota.

dan memadai seperti, kurangnya
staf
yang
mendistibusikan
logistik dan mengendalikan arus
balik logistik pemilihan umum
serta
besaran
jumlah/luas
wilayah yang menjadi kendala
utama
dalam
memastikan
keabsahan dokumen pemilihan
umum.
SARAN
1. Kedepannya dalam merekrut
aparatur yang memiliki nilai-nilai
integritas
yang
mumpuni
khusunya
KPU
Kabupaten
Halmahera Selatan. Melihat
secara serius rekam jejak dan
lebih menekankan pentingnya
nilai-nilai kejujuran bagi para
calon aparatur KPU terlebih di
Kabupaten Halmahera Selatan
kedepanya. Penting sosialisasi
dan bimbingan teknis (Bimtek)
berkaitan
dengan
tugas,
wewenang,
dan
kewajiban
aparatur KPU khusunya di
Kabupaten Halmahera Selatan.
4. KPU Kabupaten Halmahera
Selatan sebaiknya menambah
pegawai dibidang pengawalan
logistik dan arus balik logistik,
demi mempermudah proses
tersebut.

B.

Jurnal, Internet dan LainLain
Sophian Yahya Selajar, SH.M.HUM.
Jurnal Konstitusi PKK Fakultas
Hukum Universitas Khariun.
Money Politics dan Perilaku
Politik Lokal Dalam Pemilihan
Kepala Daerah. 1 November
2010.
Pemilukada Dalam UUD 1945”
Seputar
Indonesia,
11.
Februari.
Peran MK Menjaga Demokrasi
Lokal”, Seputar Indonesia, 18
Maret 2010.
Sanusi,
S,pt.
MM.
Integritas
Penyelenggara Pemilu, Devisi
Teknis/Komisioner
KPU
Lombok
Tengah
Periode
2014-2015.
(
(lom’’ ikpp’’news, Agus Prabowo:
ikpp KPU, Mengawal Pemilu
Yang Berintegritas. Kompas.
September, 08. 2016). (Opini
Malut Post 22 Desember
2015).

DAFTAR PUSTAKA
Janedjri
M.
Gaffar.
Cetakan
Pertama,
Demokrasi
Konstitusional,
Praktek
Ketatanegaraan
Indonesia
Setelah
Perubahan
UUD
1945.
Jakarta:
2012.
Konstitusi Press.
Jimly
Asshiddiqie,
Penguatan
Sistem Pemerintahan dan
Peradilan.
Jakarta
Sinar
Grafika, 2015.
64