Analisis Karakter Setiap Individu Dan Pe

ABSTRAC
Every individual must have the character and nature of different. That human beings, we are
created by the mind. No human mind is capable of using reason well, some are not, the result,
the nature of man so different - different, there is a miserly, there is a generous, nobody likes
to help, no one likes to do evil, there is selfishness, there is a hard head and others - others.
Likewise with our characters, that have no character Sanguine, Choleric, melancholic, and
plegmatis. Most people who have a talkfest Sanguine character. People love to have ruled
Choleric character. People who have a high level of intelligence has a melancholy character.
Meanwhile, people who have the character plegmatis very closed and reserved. In the world
of work was influential characteristics. In the world of work any individual characteristics
also affected, as any in the world of work also need people who have a certain character and
nature in order to support a company for the better. Therefore, every individual needs the
motivation to support their work.
Keywords : character, motivation, plegmatis, Sanguine, work.

ABSTRAK
Setiap individu pasti memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda. Itulah manusia, kita diciptakan
dengan akal pikiran. Ada manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya dengan baik, ada juga
yang tidak, hasilnya, sifat orang jadi beda - beda, ada yang kikir, ada yang dermawan, ada yang suka
menolong, ada yang suka berbuat jahat, ada yang egois, ada yang keras kepala dan lain - lain. Begitu
juga dengan karakter kita, ada yang mempunyai karakter sanguin, kolerik, melankolis, dan plegmatis.

Kebanyakan orang yang banyak omong mempunyai karakter sanguin. Orang yang suka memerintah
mempunyai karakter kolerik. Orang yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi memiliki karakter
melankolis. Sedangkan orang yang memiliki karakter plegmatis sangat tertutup dan pendiam. Dalam
dunia kerja pun karakteristik berpengaruh. Dalam dunia kerja pun karakteristik setiap individu ikut
berpengaruh, karena setiap dalam dunia kerja pun membutuhkan orang yang mempunyai karakter
dan sifat tertentu agar dapat mendukung suatu perusahan menjadi lebih baik. Oleh karena itu setiap
individu perlu motivasi untuk mendukung pekerjaannya.

Kata kunci: karakter, motivasi, plegmatis, sanguin, kerja.

Page 1

I.

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang
berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat dididik. Berbagai pandangan
tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia
sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan akan

lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan
sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan
menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat.
Manusia merupakan kesatuan Psikofisis dan Psikosomatis yang terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna
pertumbuhan dibedakan dari makna Perkembangan, sedangkan pertumbu-han
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik
atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan
kualitatif mengenai aspek atau aspek sosial. Setiap individu memiliki ciri dan
sifat atau karakteristik bawaan (heredi-tas) dan karakteristik yang diperoleh dari
pengaruh lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor
bilogis cenderung lebih bersifat tetap, se-dangkan faktor karakteristik yang
berkaitan dengan sosial Psikologis lebih kepada faktor lingkungan.
Sehingga pada setiap individu mampu memahami Perbedaan Individual antara
satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan
pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui ciri
khusus, agar dapat mengetahui Perkembangan dan Karakteristik setiap individu
dengan tepat sebagai seorang guru.
Dalam dunia kerja pun karakteristik setiap individu ikut berpengaruh, karena
setiap dalam dunia kerja pun membutuhkan orang yang mempunyai karakter dan

sifat tertentu agar dapat mendukung suatu perusahan menjadi lebih baik. Oleh
karena itu setiap individu perlu motivasi untuk mendukung pekerjaannya.

Page 2

II.

ANALISIS DAN METODE
Penelitian Penelitian yang dilakukan ini berupa penelitian lapangan dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yakni berupa penelitian yang prosedurnya
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.Populasi penelitian ini
adalah Masyarakat sekitar.
. Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik.
Bila pendekatan menggunakan alat statistik berarti analisis data dilakukan
menurut dasar-dasar statistik.
Jenis data dari penelitian ini adalah Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh
dari tinjauan kepustakaan melalui literatur, jurnal-jurnal, dan situs internet yang
dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan kualitas layanan dan
kepuasan pelanggan yang sesuai dengan masalah penelitian.


III.

PELAKSANAAN

III. 1. Karakter dasar manusia
1.1

Sanguinis Yang Populer
Spiritual, Spontan, Kreatif
Tipe Sanguin adalah tipe yang paling terbuka diantara semua tipe perangai. Bahkan tipe
ini dapat disebut super terbuka. Orang Sanguin adalah orang yang suka berbicara
mudah menyesuaikan diri ramah hangat dan penuh humor dan responsive. Tipe Sanguin
tidak tahan melihat orang asing didepan mereka tanpa memberi tanggapan kepadanya.
Orang Sanguin adalah orang yang suka bergaul dan spontan. Mereka jarang kwatir akan
masa depan dan masa lalu, mereka menikmati lebih banyak kegembiraan dari hari-hari
yang dilaluinya dibandingkan dengan tipe-tipe lainnya.

Orang Sanguin biasanya bukan pemikir berat , mereka menafsirkan kejadian –kejadian
yang ada dengan cepat. Kadang-kadang mereka mendapat kesulitan karena jarang

mengantisipasi dari pilihan itu atau tindakan mereka. Perasaan mereka mempunyai
peranan yang sangat dominan didalam segala sesuatu, sehingga mereka cenderung
membuat keputusan-keputusan yang bersifat emosional. Belajar dari pengalaman,

Page 3

keputusan-keputusan yang bersifat emosional hampir selalu merupakan keputusankeputusan yang buruk.
Sanguin adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang
tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain. Tapi kelemahannya adalah dia
cenderung impulsive, yaitu orang yang bertindak sesuai emosi atau keinginannya.

1.2

Melankolis Yang Sempurna
Emosional, Sensitif, Teliti
Tipe yang paling berbakat dari semua tipe adalah tipe Melankolik sekalipun mereka tipe
paling akhir yang menghargai bakat mereka sendiri. Tipe Melankolik mempunyai sifat
dasar yang tertutup. Mereka sering mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi dan
bersifat estetis yang mendalam sehingga mereka lebih menghargai seni dibandingkan
dengan perangai yang lainnya.


Tipe Melankolik cenderung suka murung dan mudah putus. Orang Melankolik dilahirkan
sebagai orang pefeksionis, sering meremehkan diri mereka sendiri untuk tidak tidak
melakukan dengan lebih baik walaupun pada kenyataannya produktivitas mereka lebih
daripada kebanyakan perangai lainnya. Mereka adalah orang yang mau mengorbankan
diri sendiri, serius, dan takut akan kegagalan. Mereka mempunyai sifat dasar yang teliti,
hidup dengan tantangan atau visi untuk menginvestasikan hidup mereka, tetapi jarang
dapat menghasilkan sendiri.
Tipe melankolik adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang
paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan
hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa
cukup banyak seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang
melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang
mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung.

1.3 Koleris Yang Kuat
Rasional, Cerdas, Cekatan
Tipe kolerik adalah juga tipe terbuka tetapi biasanya tingkat keterbukaannya lebih
rendah daripada tipe Sanguin yang super terbuka. Orang Kolerik adalah juga orang yang
aktif, semangat pekerja keras, ambisius, motivator bagi orang lain. Karena sifatnya yang

berkemauan keras mandiri dan berpendidikan keras, orang kolerik cenderung keras
kepala.

Kompromi merupakan hal yang sangat sulit bagi mereka kecuali kompromi itu
bermanfaat bagi tujuan yang mereka miliki. Mereka mempunyai tujuan untuk segala
sesuatu dari kesehatan jasmani sampai tingkah laku anak. Mereka adalah tipe yang suka
mengambil alih , yang suka memerintah orang-orang lain disekeliling mereka, tidak
peduli apakah ornag itu menyukainya atau tidak. Orang Kolerik tidak pernah untuk
mencoba untuk tidak menguasai suatu situasi dan mereka hidup penuh dengan

Page 4

pertentangan. Bagian dari sifat dasar mereka yang belum berkembang adalah emosi
mereka. Mendapatkan persetujuan dari mereka hampir merupakan hal yang tidak
mungkin.
Mencapai tujuan mereka adalah ambisi bagi orang Kolerik, dan beberapa orang Kolerik
mendapatkan
reputasi
mereka
dengan

memperalat
orang
lain.
Seseorang yang kolerik adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada pekerjaan
dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi.
Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung
jawab dengan tugas yang diembannya.
Kelemahan orang yang berciri kolerik adalah kurangnya kemampuan untuk bisa
merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang
lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain.

1.4 Phlegmatis yang damai
Materialistis, Tenang, Stabil
Tipe Plegmatik merupakan orang yang tertutup yang sangat diam, tidak menuntut kalem
dan lambat. Mereka tidak pernah menjadi gelisah membuat malu diri mereka sendiri
dengan meminta maaf untuk segala sesuatu yang telah mereka katakana. Mereka jarang
mengeluarkan ide-ide atau perasaan jika mereka tidak yakin mereka tidak akan melukai
atau menyakiti orang lain.

Orang plegmatik merupakan orang yang sangat baik dengan sifat yang bahagia dan

menyenangkan. Banyak yang dari mereka sangat lucu karena mereka mempunyai daya
humor. Mereka dilahirkan dengan bakat diplomat dan pembawa damai, mereka dicintai
oleh anak-anak. Orang-orang Plegmatik merupakan teman yang menyenangkan dan
tidak menakutkan, dua dari kelemahan mereka yang utama adalah rasa takut dan egois,
walaupun mereka menunjukkan sikap ini dengan sangat diplomatis sehingga bahkan
beberapa teman baik mereka tidak mengenal mereka.
Tipe plegmatik adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak
beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu
tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya
dengan cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap
dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orang
plegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka
mengambil jalan pintas yang paling mudah dan gampang.

Setelah melihat definisi karakteristik dasar diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter
yang rentan mempunyai sifat keras kepala yaitu Koleris-Melankolis,

Page 5

III. 2. Hubungan Koleris-Melankolis

Mereka yang mempunyai kombinasi koleris-melankolis adalah orang yang teliti, cermat,
analitis, cepat dan berani. Tipe ini mampu melakukan analisis secara mendalam (sifat
melankolis) namun sangat cepat (sifat koleris) sehingga hasil pekerjaannya jauh lebih
produktif daripada tipe melankolis murni, lebih cermat serta lebih memperhatikan detail
dibandingkan dengan tipe koleris murni. Sifat melankolis yang terlalu kritis, perfeksionis
dan lambat dalam bertindak diimbangi dengan optimisme dan sifat praktis seorang
koleris. Dengan demikian, orang dengan tipe ini mampu bertindak cepat dan hati-hati
serta luar biasa produktif.
Sifat pragmatis dari koleris yang tidak terlalu mempedulikan cara mencapai tujuan akan
disempurnakan oleh sifat melankolis yang menghargai kualitas hasil pekerjaan dan
kebenaran cara mencapainya.
Seseorang yang mempunyai tipe koleris-melankolis biasanya optimis mencapai tujuan,
keras kepala, dan mudah marah. Kemampuan seorang koleris yang dapat mengambil
keputusan secara cepat dan selalu berpikir bahwa dia selalu benar seperti halnya
seorang melankolis murni akan menyebabkan orang ini cenderung otoriter, sombong,
dan tidak merasa membutuhkan orang lain. Inilah kelemahan tipe koleris-melankolis ini.

III.3.Melankolis-Koleris
Tipe melankolis-koleris tergambar pada pemimpin yang menyelesaikan banyak pekerjaan
dengan kualitas di atas rata-rata. Namun, ada perbedaan dorongan untuk menyelesaikan

pekerjaan antara tipe ini dan tipe koleris-melankolis — di mana sifat koleris paling
dominan dan melankolis adalah dominan kedua. Tipe koleris-melankolis terdorong
menyelesaikan pekerjaan karena tantangan, kesempatan, dan tujuan yang ingin diraih,
sedangkan tipe melankolis-koleris terdorong karena “keharusan” atau tugas dan
kewajiban menyelesaikan pekerjaan.
Sisi melankolis yang ideal dan berorientasi pada kebenaran menyebabkan orang tipe ini
sangat baik bekerja pada bidang organisasi sosial dan kemanusiaan, sedangkan tipe
koleris-melankolis lebih cocok di bidang bisnis yang profit-oriented karena “sikutmenyikut” dalam bisnis akan dilakukannya dengan senang hati. Sifatnya yang pragmatis
dari sisi koleris lebih dominan dan dia berhasrat menang dan menjadi nomor satu di
mana saja berada.
Tipe kombinasi melankolis-koleris juga punya bekal mengorganisasi dengan baik seperti
halnya tipe melankolis dominan lainnya. Kelemahan lainnya adalah dari sisi melankolis
suka menyalahkan diri sendiri dan orang lain serta tidak fleksibel saat berhubungan
dengan orang lain. Jika sudah demikian, sisi negatif kolerisnya akan lebih menguatkan
sisi melankolisnya, yaitu dengan cara memperketat kontrol terhadap orang yang

Page 6

dipimpinnya dan, jika perlu, menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya dapat
menghalangi tujuan. Tipe melankolis-koleris juga lebih tertutup daripada tipe kolerismelankolis. Si Melankolis-Koleris ini juga sangat task-oriented (berorientasi pada tugas).
Hasratnya untuk bekerja secara sempurna.

III.4. PERBANDINGAN URUTAN MOTIVASI KERJA
ANTARA STAF PROVINSI DAN STAF KABUPATEN

Belum banyak memberikan informasi memang, tetapi patut diduga bahwa atasan menjadi faktor
kunci dalam memberikan motivasi kerja yang tinggi bagi staf. Semoga saja mereka milih atasan
sebagai urutan pertama karena mereka memiliki atasan yang bijaksana dan bukan karena mereka

Page 7

sedang mendambakannya. Demikian juga halnya dengan sarana dan prasarana. Hal lain yang
dicermati adalah pembagian dan pendelegasian tugas pada provinsi kurang menjadi prioritas
apabila dibandingkan dengan yang milik staf kabupaten. Kalau boleh saya mengira-ira, staf
provinsi sepertinya lebih mendapatkan pembagian tugas yang jelas dari saudaranya yang ada di
kabupaten/kota. Dan yang jelas, para staf golongan I dan II itu tidak begitu butuh pekerjaan
menarik dan butuh mikir. mungkin yang praktis-praktis dan rutin lebih mereka perlukan.
Sedangkan hasil urutan motivasi kerja menurut para staf golongan I dan II pada Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, diuraikan sebagai berikut.
1. Alasan Yang Bijaksana
Ada 10 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel atasan yang bijaksana merupakan faktor
yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Atasan yang bijaksana diharapkan
mampu menjadi panutan bagi para staf. Disamping itu, atasan yang bijak diharapkan dapat
menghasilkan keputusan yang bijaksana, melihat segala hal dari semua sisi, tidak hanya seihak
saja. Sedangkan apabila staf memiliki atasan yang pendendam, pilih kasih dan suka mengucilkan
bawahan akan membuat para staf memiliki rasa ketakutan yang berlebihan sehingga tidak dapat
bekerja dengan baik.
2. Sarana dan Prasarana kantor Yang Memadai
Ada 3 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel sarana dan prasarana kantor merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Sarana prasarana yang
memadai dapat membantu memperlancar tugas pekerjaan sehingga pekerjaan menjadi lebih
nyaman dan menyenangkan. Hal itu otomatis akan menambah semangat dalam bekerja.
3.

Hubungan

emosional

antar

Karyawan

Yg

Harmonis

Ada 8 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel hubungan antar karyawan yang harmonis
merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Alasannya,
hubungan kerja yang harmonis akan memberikan kesenangan dalam bekerja, sehingga kerja dapat
lebih rileks tanpa terbebani dan tanpa ada rasa keterpaksaan.
4. Unit Kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
Ada 2 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel unit kerja yang sesuai latar belakang
pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Hal
ini disebabkan jika kita bekerja di tempat yang sesuai akan lebih mengerti apa yang akan
dikerjakan, rencana pa yang harus kita persiapkan dan otomatis hasil pekerjaan juga lebih baik.
5. Nilai-Nilai luhur yang dikembangkan di unit kerja
Ada 4 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel pengembangan nilai-nilai luhur merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Pengembangan nilai-nilai

Page 8

luhur ini diharapkan dapat menciptakan niat yang tulus dalam bekerja sehingga bekerja dapat lebih
bersemangat.
6. Pembagian dan Pendelegasian Tugas Yang Jelas
Ada 1 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel pembagian dan pendelegasian tugas yang
jelas merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan
pembagian dan pendelegasian tugas yang jelas maka staf akan lebih bertanggungjawab terhadap
pekerjaan yang diberikan oleh atasan.
7.

Pemberian

wewenang

dan

tanggung

jawab

untuk

menyelesaikan

pekerjaan

Ada 3 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel pemberian wewenang dan tanggung jawab
merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Pemberian
wewenang dan tanggung jawab, dapat dijadikan dasar bagi staf untuk bekerja sesuai prosedur
sekaligus dapat mengembangkan aktualisasi diri.
8. Kesempatan untuk aktualisasi diri
Ada 1 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel aktualisasi diri merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Aktualisasi diri menurut peserta dapat
menjadikan kerja yang lebih bersemangat karena hasil kerja merupakan bukti karya nyata dari
kemampuan seorang staf.
9. Kesempatan belajar
ada 2 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel kesempatan belajar merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Menurut peserta, kesempatan belajar baik
melalui pendidikan formal maupun diklat akan menambah pengetahuan yang dimiliki oleh staf.
10.

Pekerjaan

yang

menarik

dan

menantang

kemampuan

intelegensia

Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa variabel pekerjaan menarik dan menantang
merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja..
11. Honor atau Insentif Yang Cukup
Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa honor atau insentif yang cukup merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja.
12.

Penghargaan

Penuh

untuk

Pekerjaan

Yang

Dilaksanakan

dg

Baik

Ada 1 orang peserta yang menyatakan bahwa variabel penghargaan penuh merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja. Menurut peserta, dengan adanya
penghargaan terhadap pekerjaan yang kita laksanakan dengan baik maka akan timbul semangat
untuk mengerjakan pekerjaan lain dengan lebih baik.

Page 9

13.

Adanya

Peluang

untuk

dipromosikan

oleh

pimpinan

Tak ada satu pun peserta yang menyatakan bahwa variabel peluang promosi dari atasan merupakan
faktor yang paling berpengaruh dalam meningkatkan motivasi kerja.

III.5. CARA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
ketekunan dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu itu sendiri (motivasi internal) maupun dari luar individu (motivasi eksternal).
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan tentang pengertian dan hakikat motivasi, serta
kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi seseorang
untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/organisasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki seseorang akan banyak menentukan kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk dalam faktor internal adalah (a)
persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhan; (e)
keinginan; (f) kepuasan kerja; dan (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal
yang mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain: (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok
kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada
umumnya; dan (e) sistem imbalan yang berlaku serta cara penerapannya.
Motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang atau motif mempunyai dua unsur, yaitu berupa
daya dorong untuk berbuat dan sasaran atau tujuan yang akan diarahkan oleh perbuatan itu. Dua
unsur inilah yang membuat seseorang mau melakukan kegiatan dan sekaligus mencapai apa yang
dikehendaki melalui kegiatan tersebut. Dan kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, karena
bila salah satu unsur tidak ada maka tidak akan timbul suatu kegiatan.
Sumber dari motivasi kerja diantaranya adalah adanya kesempatan untuk berkembang, jenis
pekerjaan yang dilakukan, serta adanya perasaan bangga menjadi bagian dari organisasi dimana
seseorang tersebut bekerja. Di samping itu, motivasi kerja juga dipengaruhi oleh perasaan aman
dalam bekerja, gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan
atas prestasi kerja, serta perlakuan yang adil dari pimpinan.
Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan tugas seorang pimpinan untuk membuat
karyawan melakukan apa yang harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan
berbagai cara, diantaranya:
(1)
Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri orang agar bersedia
melakukan sesuatu dengan efektif. Orang diinspirasi melalui kepribadian pimpinan,
keteladanannya, dan pekerjaan yang dilakukannya secara sadar atau tidak sadar.

Page
10

(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa saja yang harus
dilakukan melalui pujian, persetujuan dan bantuan.
(3) Mendesak, yaitu membuat orang merasa harus melakukan apa yang harus dilakukan
dengan sesuatu cara, termasuk paksaan, kekerasan dan ancaman jika perlu. Namun, motivasi
jenis ini sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman dan bersifat negatif karena karyawan
bekerja disebabkan adanya paksaan tanpa ada motif dari dirinya sendiri.

III.6. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pimpinan dalam
menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja
karyawan, diantaranya:
(1) Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan
sesuatu pekerjaan dengan baik;
(2) Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur;
(3) Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang
mempengaruhi pekerjaan mereka;
(4) Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat
menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh
jawaban;
(5) Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka;
(6) Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum;
(7) Terus menerus memelihara hubungan dengan karyawan yang dbawahi;
(8) Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan
baik;
(9) Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih terdorong
untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya;
(10) Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kinerja mereka;
(11) Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik;
(12) Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan pimpinan harus
memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi
kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru;
(13) Membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan akan merasa betah
di dalamnya;

Page
11

(14) Gajilah karyawan secara bersaing berdasarkan apa yang mereka kerjakan;
(15) Menawarkan “pembagian keuntungan” (profit sharing) kepada karyawan.

IV. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakter manusia terbukti berpengaruh terhadap motivasi kerja.
2. Setiap individu pasti membutuhkan motivasi untuk kerja.
3. Karakter setiap individu berbeda-beda, kebanyakan karakteristik orang
indonesia yaitu plegmatis dan sanguin.

B. Saran
1. Karakteristik setiap individu di Indonesia sebaiknya di perbaiki, agar
lebih termotivasi untuk bekerja, dan mengurangi pengangguran.
2. Dengan cara memberi penyuluhan kepada sebagian masyarakat agar
masyakat lebih tahu bagaimana supaya mempunyai karakteristik yang
memenuhi syarat untuk kerja.
3. Pemerintah juga harus turut andil dalam penyuluhan ini, karena akan
berdampak positif pada negara.

Page
12

V. Daftar Pustaka
Renny
Oktavian,
2011,
Karakteristik
dan
Perbedaan
Individu,
http://rennioctavyan.blogspot.com/ , (Diakses Tanggal : 30/11/2012, Pukul : 10.00 am/pm)
Widyaiswara,
2008,
Perbandingan
Urutan
Motivasi
Kerja,
http://angelia.blogstudent.mb.ipb.ac.id/, (Diakses Tanggal : 29/11/2012, Pukul : 07.00
am/pm)
Angelia, 2004, Cara Meningkatkan Motivasi Kerja, http://angelia.blogstudent.mb.ipb.ac.id/,
(Diakses Tanggal : 29/11/2012, Pukul : 08.00 am/pm)
Gratisbaca, 2012, Karakter Manusia, http://www.gratisbaca.com/, (Diakses Tanggal :
27/11/2012, Pukul : 07.30 am/pm)
Teach
Geograf,
2012,
Karakteristik
dan
Perbedaan
Individu,
http://teachgeograf.blogspot.com/. (Diakses Tanggal : 27/11/2012, Pukul : 08.00 am/pm)
Valeri, 2012, Karakter Dasar, http://konsultasi.blog.com/, (Diakses Tanggal : 27/11/2012,
Pukul : 08.00 am/pm)

Page
13

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Dominating Set Dan Total Dominating Set Dari Graf-Graf Khusus

5 80 24

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3